Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
dari modul cetak yang berisi teks, gambar, animasi, dan video
1
Raviqa A.F Maisessa, Erviyenni. Hal. 196.
2
Muhamad Nazar, Haris Zulvianda, dan Latifah Hanum, ‘Pengembangan E-Module Kimia
SMA Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Kimia (JIMPK), 1.3, 9–16.
3
Wijayanto dan Muhammad Saifuddin Zuhri, ‘Pengembangan E-Modul Berbasis Flip
Book Maker Dengan Model Project Based Learning Untuk Mengembangkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika’, Jurnal Prosiding Mathematics and Sciences Forum, 2014, 265–
268.
17
18
1) Self instruction
4
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas and Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, Panduan Praktis Penyusunan E-Modul Pembelajaran, ed. by Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta, 2017).
19
dimengerti.
2) Self Contained
3) Stand Alone
4) Adaptive
5) User Friendly
bagi penggunanya.
yang digunakan.
berikut:5
Modul.
5
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, ed. by Pustaka Setia (Bandung, 2011).
21
2. Guided Inquiry
Guided inquiry merupakan model pembelajaran yang
6
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah……, hal.3.
7
Ibid, hal.3.
8
Carol C. Kuhlthau.hal 2
22
arahan dari guru. Melalui adanya keterlibatan aktif dari siswa akan
9
Wisnu Sunarto, Agung Dono Sambodo, dan Sri Wardani, ‘Keefetifan Metode Inkuiri
Terbimbing Berbantuan Media ChemGame Untuk Meningkatkan Kemampuan Interpersonal’,
Jurnal Chemistry in Education, 7.2 (2018), 23–26.
10
Suyono, Rosalina Eka Permatasari, dan Leny Yuanita, ‘Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sifat Koligatif Larutan’, Jurnal Pena Sains, 1.2
(2014), 12–14.
23
2) Siswa belajar dengan aktif dan mandiri dengan apa yang telah
proses pembelajaran.
pendapatnya.
tersebut meliputi:12
11
Kuhlthau dan Carol, Guided Inquiry: A Framework for Learning Through School
Libraries 21st School, ed. by CISSL (New Jersey, 2007).
12
Matezynski dan Rowley Lasley, ‘Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Belajar Kimia’, Jurnal Pendidikan Kimia
Indonesia, 1.1 (2002).
24
pertanyaan.
permasalahannya itu.
dari guru.
ada.
membuat buku yang bagus dan mudah dibaca. Hal tersebut dapat
4. Hidrolisis Garam
ionik dari reaksi asam dan basa yang merupakan elektrolit kuat
reaksi anion atau kation atau keduanya dari garam dengan air. pH
kation dari basa lemah (misalnya NH4+ , Fe2+, dan Al3+) dapat
Contoh:
b. Anion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl– dan NO3 –)
atau kation dari basa kuat (misalnya Na+ , K+ , dan Ca2+) tidak
Contoh:
senyawa garam dari anion asam lemah dan kation basa lemah,
sedangkan garam bersifat netral (dari anion asam kuat dan kation
13
Chang.
27
dari kation logam dan anion sisa asam. Kation garam berasal dari
garam.
a. Garam netral, terdiri dari asam kuat dan basa kuat (tidak
terhidrolisis)
(hidrolisis parsial)
c. Garam basa terbentuk dari asam lemah dan basa kuat (hidrolisis
parsial)
asam dan tetapan ionisasi basa (Ka dan Kb), terbentuk dari asam
Garam dari asam lemah dan basa kuat menghasilkan anion asam
lemah ketika dilarutkan dalam air. Garam yang berasal dari asam
Garam dari asam kuat dan basa lemah apabila dilarutkan dalam air
menghasilkan kation dari basa lemah. Garam dari asam kuat dan
dilarutkan dalam air dan kedua garam tersebut bereaksi dengan air.
bersifat basa.
Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak menimbulkan reaksi
terhidrolisis dari asam kuat dan basa lemah; basa kuat dan asam
lemah; asam lemah dan basa lemah; serta asam kuat dan basa kuat.
bersifat asam, basa, atau netral. Oleh karena itu, materi reaksi dan
B. Kerangka Berpikir
siswa bosan dan lebih tertarik jika materi kimia dikemas secara
HARAPAN FAKTA
a. Proses pembelajaran kimia a. Proses pembelajaran kimia yang
menuntut siswa belajar aktif dan monoton dan membosankan.
mandiri. b. Pembelajaran kimia dianggap
b. Model pembelajaran yang sulit dan tidak disukai siswa
inovatif. karena metode ceramah.
c. Ketersediaan bahan ajar yang c. Bahan ajar kimia yang digunakan
sesuai sehingga menemukan masih sebatas pada penggunaan
konsep sendiri dan terampil dalam bahan ajar cetak.
menggunakan teknologi. d. Bahan ajar cetak yang tersedia
d. Bahan ajar yang diharapkan yaitu sulit untuk dipahami dan kurang
bahan ajar yang sederhana, menarik.
mudah untuk dipahami siswa, dan e. Belum tersedianya E-modul
sistematis. berbasis guided inquiry
berbantuan flip pdf professional
pada materi hidrolisis garam.
MASALAH
Diperlukan
Proses pengembangan E-Modul ini menggunakan model penelitian pengembangan 4D oleh
Pengembangan
S. Thiagarajan, E-Modul
Dorothy S.Berbasis
Semmel,Guided InquiryI.Menggunakan
dan Melvyn Semmel yang Flip Pdfdari
terdiri Professional
empat tahap
Pada Materi
pengembangan,Hidrolisis
Uji validasi E-Modul Garam
yaitu dilakukanPada
define, design,Siswa Kelas
oleh 2develop, XI
validatordan SMA/MA
disseminate.
yang terdiri dariNamun, dalam
satu dosen penelitian
kimia dan
pengembangan ini hanya dilakukan
satu guru mata pelajaran kimia. hingga tahap develop.
Dilakukan dengan model pembelajaran
Dilakukan
31
C. Penelitian Terdahulu
E-Modul Berbasis Guided Inquiry Menggunakan Flip Pdf Professional Pada Materi
Hidrolisis Garam Pada Siswa Kelas XI SMA/MA
Diperoleh REVISI 2
Uji coba E-Modul menggunakan angket respon siswa. E-Modul ini diuji cobakan secara
terbatas pada beberapa siswa.
No. Identitas Orisinilitas Persamaan Perbedaan
Penelitian
Gambar 2.1 Skema dari Kerangka Berpikir
32
berbasis guided inquiry. Perbedaan selanjutnya terletak pada materi kimia yang
digunakan pada penelitian ini adalah materi hidrolisis garam, karena masih
37
Flip Pdf Professional yang menggunakan materi hidrolisis garam. Selain itu
untuk diteliti.