You are on page 1of 12

PENELITIAN

EVALUASI

Irasaffaghira.blogspot.com
evaluasi merupakan proses untuk menentukan sampai
sejauhmana kemampuan yang dapat dicapai siswa dalam
Evaluasi proses pembelajaran. Kemudian dijelaskan pula bahwa
evaluasi dilakukan melalui pengukuran dan penilaian yang
merupakan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran
dan sistem pembelajaran secara keseluruhan
(Tayip Nafis)
Evaluation is the process of
delineating, obtaining, reporting,
and applying descriptive and
judgemental information about
some object’s merit, worth,
significance, and probity in order
to guide decisioan making, Evaluasi adalah suatu proses menyediakan informasi yang dapat
support accountability, dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan nilai dan jasa
disseminate effective practices, dari tujuan yang akan dicapai, desain implementasi, dan dampak
and increase understanding of untuk membantu membuat keputusan, membantu
the involved phenomena pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap
(Stufflebeam & Shinkfield ) fenomena
Model-model Evaluasi

Formatif Summatif
CIPP Evaluation Model, Goal Based Evaluation
Evaluation Model, (Michael
(Daniel Leroy Stufflebeam) Model, (Ralph W. Tyler)
Scriven)

System Analysis Evaluation


Model/Management
Countenance Evaluation Adversary Evaluation Evaluation Model,
Model, (Robert Stake) Model, (T. R Owen)
(Karl Luwig von
Bertalanffy)

Kirkpatrick’s Evaluation Discrepancy Evaluation


Model, Model,
(Donal L Kirkpatrick) (Malcolm M. Provus)
Model CIPP

Contect Input Process Product

Menilai hasil
Identifikasi & siapkan Menilai
Menyusun landasan, program
sumber daya implementasi/
tujuan & sasaran
Tentukan rencana & strategi pelaksanaan
program
yang tepat program
Implementasi program
Formatif Summatif Evaluation Model ❑ Evaluasi formatif dilakukan
pada waktu program masih
berjalan atau ketika
program masih dekat
dengan permulaan
kegiatan, sedangkan
evaluasi sumatif dilakukan
ketika program sudah
selesai atau berakhir

❑ Tujuan evaluasi formatif


adalah untuk mengetahui
sejauh mana program yang
dirancang dapat
berlangsung, sekaligus
mengidentifikasi hambatan

❑ evaluasi sumatif ditujukan


untuk mengukur
ketercapaian program
Goal Based
Evaluation Model

“…process of determining to what


extent the educational objective are
actually being realized”
(Brinkerhoff et al.,1983).

Evaluasi merupakan proses


menentukan sampai seberapa tinggi
tujuan pendidikan sesungguhnya
dapat dicapai
Countenance Evaluation Model ❑ Model Countenance mencoba
membandingkan apa yang terjadi dengan
apa yang ditargetkan atau diharapkan
Rationale Intens Observation
Standard Judgement terjadi atau melakukan perbandingan
antara satu program dengan program lain
(Stufflebeam, Madaus, & Kellaghan,
2000).
Antecedent
❑ Menurut model ini, evaluasi terdiri dari 3
tahap, yaitu: (1) anteseden
(antecedent/context), (2) transaksi
Transaction (transaction/process), dan (3) keluaran
(output-outcommes).

❑ Dalam setiap program yang


dievaluasi, evaluator harus mampu
Outcomes mengidentifikasi tiga hal, yaitu: (1)
anteseden yang diartikan sebagai
konteks, (2) transaksi yang diartikan
Judgement sebagai proses, dan (3) outcome yang
Description
diartikan sebagai hasil.
Adversary Evaluation Model ❑ Tujuan utama dari model evaluasi Adversari adalah
Pengambilan Keputusan mengenai
untuk mengurangi potensi bias dengan membentuk
keputusan program dua evaluator yang berbeda, yaitu evaluator yang pro
dan kontra.

Dengar ❑ Kedua evaluator ini kemudian membuat kesepakatan


pendapat mengenai isu yang akan diselesaikan dengan
menyiapkan pangkalan data umum mengenai isu
tersebut.
Hasil evaluasi Hasil evaluasi
pro kontra
❑ Masing-masing evaluator lalu melakukan
pengumpulan data khusus, kemudian keduanya
melakukan diskusi mengenai data umum dan data
Melakukan evaluasi dari Melakukan evaluasi dari khusus, terutama hasil wawancara untuk mendukung
perspektif positif program perspektif negatif program
argumen masing-masing.

❑ Secara umum model evaluasi Adversari dilakukan


Kelompok Kelompok
evaluator pro evaluator kontra
melalui aktivitas sebagai berikut: (1) membentuk dua
atau lebih tim evaluator yang independen; (2)
melakukan evaluasi; (3) Merumuskan hasil evaluasi;
(4) melakukan dengar pendapat; (5) melakukan
Evaluator pengambilan keputusan mengenai program
System Analysis Evaluation Model/Management Evaluation Model
❑ Dalam Model Evaluasi Sistem
Analisis terdapat empat jenis
evaluasi yaitu: (1) evaluasi masukan
(input evaluation); (2) evaluasi
proses (process evaluation); (3)
evaluasi keluaran (output
evaluation); (4) evaluasi pengaruh
(impact evaluation).

❑ Model evaluasi ini memiliki


persamaan dengan model evaluasi
CIPP, hanya saja dalam model
evaluasi CIPP evaluasi akibat dan
evaluasi pengaruh menjadi satu
dalam bentuk evaluasi produk.
Dalam model evaluasi ini, setiap
jenis evaluasi dapat dilakukan
secara parsial, sedangkan dalam
model evaluasi CIPP keempat jenis
evaluasi merupakan kesatuan
kegiatan linier
Kirkpatrick’s Evaluation Model
❑ Model evaluasi Kirkpatrick memiliki empat level evaluasi dimana setiap level
LEVEL 4 - RESULT sangat penting dan mempengaruhi level berikutnya. Keempat level tersebut
adalah: (1) Level 1 – Reaction, evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat
kepuasan pelanggan ; (2) Level 2 – Learning, evaluasi dilakukan untuk
mengukur proses; (3) Level 3 – Behavior; evaluasi dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
LEVEL 3 - BEHAVIOR program pelatihan/diklat diimplementasikan dalam pekerjaan; (4) Level 4 –
Result, evaluasi dilakukan untuk mengukur hasil akhir yang terjadi setelah
proses/program dilaksanakan, berupa kenaikan produksi, pengingkatan
kualitas, penurunan biaya, penurunan tingkat kesalahan, kenaikan
keuntungan, dll.
LEVEL 2 - LEARNING
❑ beberapa kelebihan dari metode ini, yaitu: (1) lebih komprehensif, karena
mencakup hard skill dan soft skill; (2) obyek evaluasi tidak hanya hasil
program semata tapi juga mencakup process, output dan outcomes; (3)
mudah untuk diterapkan.
LEVEL 1 - REACTION

❑ beberapa keterbatasan diantaranya: (1) kurang memperhatikan input; (2)


sulit digunakan untuk mengukur impact, karena selain sulit tolak
ukurnyanya juga sudah diluar jangkauan.
Discrepancy Evaluation Model Tahapan Pelaksanaan DEM
(Provus, 1971)

Content

Stage
Proce
Input output
ss

S1 = stage 1 S = Standard T = Terminate Programm


S2 = stage 2 P = Performance R = Recycle Program 1 Design
Design Adequacy
S3 = stage 3 C = Comparison M = Modify or change
S4 = stage 4 D = Discrepancy (standar or performance) 2 Installation
S5 = stage 5 (between standard and Instalation Fidelity
performance) 3 Process
Process Adjustment
4 Product
Product Assessment
5 Program
Comparison Cost-Benefit Analysis

You might also like