Professional Documents
Culture Documents
Pegadaian-Sendiarto Prasetiyo
Pegadaian-Sendiarto Prasetiyo
DISUSUN OLEH
DOSEN PENGAMPU
Dr. SITI HABIBAH, S.Ag, M.Hum
1
DAFTAR ISI
A. Pengertian Pegadaian................................................................................................... 5
1. Misi Utama Pegadaian ..................................................................................... 5
2. Sumber Dana................................................................................................... 5
3. Ciri-Ciri ............................................................................................................ 6
B. Sejarah Pegadaian ........................................................................................................ 6
C. Objek Gadai ................................................................................................................. 6
D. Para Pihak Gadai .......................................................................................................... 7
E. Sifat Dan Tujuan Gadai ................................................................................................. 8
F. Keuntungan Usaha Gadai ............................................................................................. 9
G. Barang Jaminan.......................................................................................................... 10
2
3. KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT Yang Maha Ilmu karena telah
memberikan petunjuk kepada penyusun dalam melakukan penyusunan makalah Lembaga Keuangan
Lainnya dengan sub tema Pegadaian. Shalawat senantiasa kami lantunkan
untuk beliau nabi Muhammad SAW yang telah membukakan pintu kegelapan menuju 3embag
terang benderang. Berkat perjuangannyalah, kami bisa belajar sampai detik ini.
Makalah Lembaga Keuangan Pegadaian ini berisi pembahasan tentang salah satu
lembaga keuangan non bank, yaitu pegadaian. Mulai dari pengertian, sejarah,
kegiatan usaha, proses pinjaman atas dasar hukum gadai, manfaat kami sajikan dalam makalah ini.
Apabila dalam penyusunan makalah ini ada kata-kata dan tata penulisan yang kurang tepat,
kami mohon pembaca memberikan saran agar kami bisa memperbaiki di kemudian hari.
Sendiarto Prasetiyo
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan lainnya yang sudah lama beroperasi di
Indonesia. Lembaga ini dimaksudkan untuk memberikan pinjaman-pinjaman kepada perseorangan.
Sejarah lembaga ini sudah cukup lama semenjak zaman kolonial. Ia sangat dibutuhkan oleh rakyat
kecil. Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar
berbagai keperluan. Masalahnya terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan
uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian maka mau tidak mau harus mengurangi untuk
pembelian berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat
penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari sumber dana yang
ada, sebagai contohnya di perusahaan pegadaian.
B. Rumusan Masalah
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pegadaian
Gadai atau yang disebut juga dengan pand, merupakan salah satu kebendaan yang termasuk
suatu lembaga jaminan yang di atur dalam buku ke II KUH Perdata. Menurut pasal 1150 KUH Perdata.
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berpiutang atau oleh seseorang lain atas namanya, dan
yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang lainnya, dengan pengeculian biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu
digadaikan. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah
masyarakat melunasi pinjamannya.
Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan
dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut kita sebut dengan nama usaha gadai.
Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang berharganya dan jumlah
uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan nilai harga barang yang dijaminkan. Semakin besar
nilainya maka semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula
sebaliknya. Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman maka akan dikenakan sewa modal (bunga
pinjaman) per bulan yang besarnya tergantung dari golongan nasabah, sedangkan besarnya sewa
modal dapat di sesuaikan dengan bunga pasar.
4
Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut dengan perusahaan pegadaian dan
secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia hanya di lakukan oleh perum pegadaian.Secara
umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak
tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai
dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Adapun misi utama dari perum pegadaian
adalah:
2. Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar lainnya.
Perusahaan pegadaian bertugas memberi kredit secara hukum gadai di mana masyarakat yang
membutuhkan dana pinjaman diwajibkan menyerahkan harta gerak pada kantor cabang pegadaian
disertai pemberian hak untuk melakukan penjualan lelang. Hasil lelang digunakan untuk melunasi
pokok pinjaman disertai bunga ditambah dengan biaya lelang. Sisanya dikembalikan kepada nasabah
pemilik barang semula. Ketentuan penyelenggaraan rumah gadai merupakan monopoli atau hanya
boleh dilakukan oleh negara.
Pihak swasta dilarang untuk menyelenggarakan tujuan ketentuan ini adalah untuk memberantas
lintah darat, rentenir, atau praktik riba gelap yang memberatkan kehidupan masyarakat kecil. Selain
itu berdasarkan neraca pembukaan perusahaan umum pegadaian dan surat menteri keuangan RI.
No. 1015/KMK. 013/1991 tanggal 26 September 1991, modal awal perusahaan umum pegadaian
ditetapkan sebesar Rp205.000.000,00 sebagaimana tertuang dalam neraca pembukaan. Modal awal
yang disetor pemerintah adalah kumulatif laba bersih yang diperoleh perjan (perusahaan jawatan)
pegadaian.
Pegadaian sebagai lembaga non-bank tidak di perkenankan menghimpun dana secara langsung
dari masyarakat dalam bentuk simpanan seperti: giro, deposito, dan tabungan sebagaimana halnya
dengan sumber dana konvensional perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum
pegadaian memiliki sumber-sumber dana antara lain:
1. Modal sendiri: modal awal pegadaian senilai Rp205 miliar dan secara bertahap pemerintah
memberikan tambahan modal sebagai penyertaan modal pemerintah.
2. Pinjaman jangka pendek yang berasal dari perbankan.
3. Pinjaman jangka panjang dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
4. Penerbitan obligasi. Emisi obligasii sebesar Rp50 miliar pada 1993 dengan bunga 17,5%
untuk tahun pertama dan mengambang untuk tahun kedua sampai dengan tahun kelima.
Pada tahun 1994 dilakukan kembali emisi obligasi senilai Rp25 miliar dengan bunga 13%
pada bulan pertama.
5
Dan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
B. Sejarah Pegadaian
Usaha pegadaian di Indonesia dimulai pada zaman penjajahan belanda (VOC) di mana pada saat itu
tugas pegadaian adalah membantu masyarakat untuk meminjamkan uang dengan jaminan gadai.
Pada mulanya usaha ini dijalankan oleh pihak swasta, namun dalam perkembangan selanjutnya
usaha pegadaian ini diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian dijadikan perusahaan
negara, menurut undang-undang pemerintah Hindia Belanda pada waktu dengan status dinas
pegadaian. Dalam sejarah dunia usaha pegadaian pertama kali dilakukan di Italia. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya meluas ke wilayah-wilayah Eropa lainnya seperti Inggris, Perancis, dan
Belanda. Oleh orang-orang belanda lewat pihak VOC usaha pegadaian dibawa masuk ke Hindia
Belanda.
C. Objek Gadai
Obyek gadai adalah benda-benda apa saja yang dapat dijadikan jaminan hutang
dengandibebani hak gadai. Benda yang dapat digadaikan adalah semua benda bergerak yang
berwujudmaupun benda bergerak tidak berwujud.
6
2. Benda bergerak tidak berwujud contohnya surat-surat berharga seperti:
Saham dapat menjadi objek gadai, karena saham termasuk ke dalam kategori
bendabergerak, sehingga dengan sendirinya juga memberikan hak kebendaan yaitu hak
yangmemberikan kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap
setiaporang. Ketentuan saham sebagai benda bergerak dijelaskan dalam ketentuan tentang
sahamyang diatur dalam Pasal 60 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
PerseroanTerbatas yang berbunyi: “Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak
sebagaimanadimaksud dalam pasal 52 kepada pemiliknya.”
Pihak yang terlibat dalam perjanjian gadai terdiri dari pihak yang memberikan jaminan gadai
atau disebut juga dengan istilah Pemberi Gadai, dan pihak yang menerima jaminan gadai atau yang
disebut juga Pemegang gadai. Namun adakalanya jika diperjanjikan lain benda gadai dapat dipegang
oleh pihak ketiga, selain kreditur pemegang gadai yang disebut juga pihak ketiga pemegang gadai.
Selain pihak yang diterangkan di atas, dikenal pula adanya pihak ketiga Pemberi Gadai. Keberadaan
pihak ketiga Pemberi Gadai ini adalah dalam hal benda jaminan yang diserahkan kepada kreditur
adalah milik pihak ketiga dan diberikan oleh pihak ketiga tersebut.
Tanggung jawab pihak ketiga ini hanya sebatas sebesar benda gadai yang dia berikan,
sedangkan untuk selebihnya menjadi tanggungan debitur itu sendiri. Dengan kata lain pihak ketiga
pemberi gadai tidak mempunyai utang, karena dia bukanlah debitur sehingga kreditur tidak
mempunyai hak tagih terhadap pihak ketiga pemberi gadai tersebut. Akan tetapi pihak ketiga
pemberi gadai ini mempunyai tanggung jawab yuridis atas benda gadainya. Hak gadai diletakkan
dengan membawa benda gadai di bawah kekuasaan kreditur pemegang gadai atau di bawah
kekuasaan pihak ketiga pemegang gadai, asal disepakati oleh kreditur dan debitur.
Pihak ketiga ini mempunyai kedudukan hanya sebagai pemegang untuk kepentingan kreditur,
tetapi dengan kedudukan mandiri, maksudnya pihak ketiga pemegang gadai tersebut bukanlah kuasa
dari kreditur sehingga dia tidak tunduk kepada perintah kreditur, tetapi pihak ketiga pemegang gadai
tersebut berkewajiban untuk membantu agar maksud/tujuan dari perjanjian gadai yang telah ada
dapat terlaksana sesuai dengan apa yang telah disepakati dan baru menyerahkan benda gadai
tersebut untuk di eksekusi apabila debitur telah dinyatakan wanprestasi.
7
E. Sifat dan Tujuan Gadai
Sifat gadai
Dalam Pasal 1150 KUH Perdata tidak disebutkan sifat gadai, namun demikian sifat kebendaan
ini dapat diketahui dari Pasal 1152 ayat (3) KUH Perdata yang menyatakan bahwa: “Pemegang gadai
mempunyai hak revindikasi dari Pasal 1977 ayat (2) KUH Perdata apabila barang gadai hilang atau
dicuri”. Oleh karena hak gadai mengandung hak revindikasi, maka hak gadai merupakan hak
kebendaan sebab revindikasi merupakan ciri khas dari hak kebendaan.
Hak kebendaan dari hak gadai bukanlah hak untuk menikmati suatu benda seperti
eigendom, hak bezit, hak pakai dan sebagainya. Benda gadai memang harus diserahkan kepada
kreditor tetapi tidak untuk dinikmati, melainkan untuk menjamin piutangnya dengan mengambil,
penggantian dari benda tersebut guna membayar piutangnya.
Hak gadai hanya merupakan tambahan saja dari perjanjian pokoknya, yang berupa perjanjian
pinjam uang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa seseorang akan mempunyai hak gadai apabila ia
mempunyai piutang, dan tidak mungkin seseorang dapat mempunyai hak gadai tanpa mempunyai
piutang. Jadi hak gadai merupakan hak tambahan atau accesoir, yang ada dan tidaknya tergantung
dari ada dan tidaknya piutang yang merupakan perjanjian pokoknya.
Dengan demikian hak gadai akan hapus jika perjanjian pokoknya hapus. Beralihnya piutang
membawa serta beralihnya hak gadai, hak gadai berpindah kepada orang lain bersama-sama dengan
piutang yang dijamin dengan hak gadai tersebut, sehingga hak gadai tidak mempunyai kedudukan
yang berdiri sendiri melainkan accesoir terhadap perjanjian pokoknya.
Karena hak gadai tidak dapat dibagi-bagi, maka dengan dibayarnya sebagian hutang tidak
akan membebaskan sebagian dari benda gadai. Hak gadai tetap membebani benda gadai secara
keseluruhan. Dalam Pasal 1160 KUH Perdata disebutkan bahwa: “Tak dapatnya hak gadai dan bagi-
bagi dalam hal kreditor, atau debitur meninggal dunia dengan meninggalkan beberapa ahli waris.“
Ketentuan ini tidak merupakan ketentuan hukum memaksa, sehingga para pihak dapat
menentukan sebaliknya atau dengan perkataan lain sifat tidak dapat dibagi-bagi dalam gadai ini
dapat disimpangi apabila telah diperjanjikan lebih dahulu oleh para pihak.
Hak gadai adalah hak yang didahulukan. Ini dapat diketahui dari ketentuan Pasal 1133 dan
1150 KUHPerdata. Karena piutang dengan hak gadai mempunyai hak untuk didahulukan daripada
piutang-piutang lainnya, maka kreditor pemegang gadai mempunyai hak mendahulu (droit de
preference). Benda yang menjadi obyek gadai adalah benda bergerak baik yang bertubuh maupun
tidak bertubuh.
8
e. Hak gadai
Adalah hak yang kuat dan mudah penyitaannya. Menurut Pasal 1134 ayat (2) KUH Perdata
dinyatakan bahwa: “Hak gadai dan hipotik lebih diutamakan daripada privilege, kecuali jika undang-
undang menentukan sebaliknya”. Dari bunyi pasal tersebut jelas bahwa hak gadai mempunyai
kedudukan yang kuat. Di samping itu kreditor pemegang gadai adalah termasuk kreditor separatis.
Selaku separatis, pemegang gadai tidak terpengaruh oleh adanya kepailitan si debitur.
Kemudian apabila si debitur wanprestasi, pemegang gadai dapat dengan mudah menjual
benda gadai tanpa memerlukan perantaraan hakim, asalkan penjualan benda gadai dilakukan di
muka umum dengan lelang dan menurut kebiasaan setempat dan harus memberitahukan secara
tertulis lebih dahulu akan maksud-maksud yang akan dilakukan oleh pemegang gadai apabila tidak
ditebus (Pasal 1155 ayat (2) KUH Perdata). Jadi di sini acara penyitaan lewat juru sita dengan
ketentuan-ketentuan menurut Hukum Acara Perdata tidak berlaku bagi gadai.
2. Tujuan gadai
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang
sedangmembutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau
tukangrentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman
uangdengan jaminan barang-barang berharga. Meminjam uang ke perum pegadaian bukan
sajakarena prosedurnya yang mudah dan cepat tapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan
jikadibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai dengan
salahsatu tujuan dari perum pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat
denganmoto “menyelesaikan masalah tanpa masalah”.
9
Jika seseorang membutuhkan dana ke perusahaan pegadaian maka akan begitu
mudahdilakukan, masyarakat cukup datang ke kantor pegadaian terdekat dengan membawa
pinjamanbarang tertentu, maka uang pinjaman pun dalam waktu singkat dapat terpenuhi. Jaminan
puncukup sederhana. Keuntungan lain di pegadaian adalah pihak pegadaian
tidakmempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak
belakangdengan pihak perbankan yang harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan
uangnya.Begitu pula dengan sanksi yang relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam
waktutertentu. Sanksi yang paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk
menutupikekurangan pinjaman yang telah diberikan.
G. Barang Jaminan
Bagi nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pinjaman dari perum pegadaian, maka halyang
paling penting diketahui adalah masalah barang yang dapat dijadikan jaminan. barang-barang
tersebut nantinya akan ditaksir nilainya, sehingga dapatlah diketahui berapa nilaitaksiran dari
barang yang digadaikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persendari nilai taksiran.
Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjamanyang akan diperoleh. Jenis-
jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikanjaminan oleh Perum Pegadaian
sebagai berikut :
Emas
Perak
Intan
Belian
Mutiara
Platina
Jam
Televisi
Radio
Radio tape
Video
Komputer
Kulkas
Tustel
Mesin tik
10
4. Mesin-mesin seperti:
Mesin jahit
Mesin kapal motor
11
III. PENUTUP
Kesimpulan
Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai
utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Perusahaan umum pegadaian
adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam kitab undang-undang hukum perdata
pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum
gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung
memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di
lapangan bahwa terdapat lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang dengan
melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya. Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin
sebuah dewan direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur.
12
IV. DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Latumersia, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
id.wikipedia/wiki/Pegadaian_(perusahaan)
13