You are on page 1of 10

KERANGKA ACUAN PROGRAM

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TB PARU

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEGALGEDE
Kp. Kibodasrea RT. 004 RW. 001 Ds. Tegalgede Kec. Pakenjeng – Garut 44164
Tlp. (082316358310) website : www.puskesmastegalgede.com,
e-mail : puskesmastegalgede@gmail.com
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEGALGEDE
Kp. Kibodasrea RT. 004 RW. 001 Ds. Tegalgede Kec. Pakenjeng – Garut 44164
Tlp. (082316358310) website : www.puskesmastegalgede.com,
e-mail : puskesmastegalgede@gmail.com

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TB PARU


KERANGKA
No. Dokumen : …../KAP/PKM.TGD/I/2022
ACUAN
Revisi ke :
PROGRAM/KAP
Tanggal Terbit :

A. Pendahuluan

Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas


desentralisasi dalam kerangka otonomi dengan Kabupaten/kota sebagai titik
berat manajemen program, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya (dana,
tenaga, sarana dan prasarana). Pengendalian TB dilaksanakan dengan
menggunakan strategi DOTS sebagai kernangka dasar dan memperhatikan
srategi global untuk mengendalikan TB (Global Stop TB Strategy).

Pada tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun telah terjadi


583.000 kasus baru dengan kematian karena TB sekitar 140.000. secara kasar
diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru
TB BTA positif. Sedangkan berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab
kematian nomor tiga, setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernapasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan
penyakit infeksi.

Target program penanggulangan TB adalah tercapainya penemuan pasien


baru TB BTA positif paling sedikit 79% tahun 2019, jumlah kasus tuberkulosis
yng terdaftar 31 0rang,jumlah semua kasus yang diobati 54 orang tahun
2
2019,angka kesembuhan tahun 2019 31 orang ,jumlah angka pengobatan
lengkap semua kasus tuberkulosis 14 orang,angka keberhasilan pengobatan
semua kasus tuberkulosis 45 orang dan jumlah kematian selama pengobatan
tuberkulosis 3 orang.. Target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat
prevalensi dari kematian akibat TB. Menurut data kegiatan TB paru di UPTD
Puskesmas Tegalgede .Hal ini menandakan bahwa jumlah penderita TB
mengalami penurunan.

Penemuan dan pengobatan dalam rangka pengendalian TB dilaksanakan


oleh seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), meliputi: Puskesmas, Rumah Sakit
Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Umum, Klinik Pengobatan serta Dokter
Praktik Mandiri (DPM).

Pengobatan untuk TB tanpa penyulit dilaksankan di FKTP. Pengobatan


TB dengan tingkat kesulitan yang tidak dapat ditatalaksana di FKTP akan
dilakukan di FKTRL dengan mekanisme rujuk balik apabila faktor penyulit
telah dapat ditangani. Pengendalian TB dilaksankan melalui penanggalangan
kerjasama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non pemerintah, swasta
dan masyarakat dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB
(Gerdunas TB).

Peningkatan kemampuan laboraturium di berbagai tingkat pelayanan


ditujukan untuk peningkatan mutu dan akses layanan. Obat Anti Tuberkulosis
(OAT) untuk pengendalian TB diberikan secara cuma-cuma dan dikelola
denganmanajemen logistik yang efektif demi menjamin ketersediannya.

Oleh karena itu,sesuai dengan visi puskesmas megang sebagai pusat


pelayanan kesehatan yang bermutu optimal menuju kecamatan Lubuklinggau
Utara II Sehat Tahun 2020. Dan Misi puskesmas megang dalam menggerakkan
pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan,Meningkatkan
profesionalitas seluruh petugas secara berkesinambungan berorientasi pada
standar pelayanan kesehatan,meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu ,merata dan terjangkau.oleh karena itu untuk mengatasi pencegahan
3
dan penularan penyakit TB dilakukan kegiatan program TB di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Megang.

Petugas pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas megang


diharapkan bisa bersikap “PRIMA”Profesional,Ramah,Inovasi,Dan kerjasama
sesuai dengan Tata nilai yang ada dipuskesmas Megang.

B. Latar Belakang

Latar Belakang Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri


berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis
(Hiswani, 2004). Penularan melalui perantara ludah atau dahak penderita yang
mengandung basil tuberculosis paru (Depkes RI, 2005). World Health Organitation
(WHO) sejak tahun lalu (2010) hingga sekarang (maret 2011) Indonesia tercatat
430.000 penderita TBC dengan korban meninggal 61.000. Jumlah ini lebih kecil
dibandingkan kejadian tahun 2009 yang mencapai 528.063 penderita TBC dengan
91.369 orang meninggal. (WHO Tuberculosis Profile, 2012).

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) pada tahun 2011 Sukoharjo mencatat


1.319 kasus suspect tuberculosis (TBC). Sekitar 133 orang dinyatakan positif
terkena TBC dalam rentang empat bulan terakhir. Kecamatan Gatak menduduki
peringkat pertama kasus TBC tahun 2010. ` Salah satu strategi pengobatan yang
digunakan dalam penanggunalangan TB Paru adalah DOTS (Directly Observed
Treatmentshortcourse). DOTS adalah strategi yang komprehensif untuk digunakan
oleh petugas kesehatan primer di seluruh dunia untuk mendeteksi dan
menyembuhkan pasien TB Paru. Penanggulangan TB Paru dengan strategi DOTS
dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi dimana WHO 2 menargetkan
angka kesembuhan minimal 85% dari penderita TB Paru BTA positif yang
terdeteksi.

Prinsip DOTS adalah menentukan pelayanan pengobatan terhadap penderita


agar secara langsung dapat mengawasi keteraturan minum obat. Strategi ini
diawasi oleh petugas Puskesmas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan pihak

4
lain yang paham tentang program DOTS. (Dirjen P2M & PLP, 2005). Keberhasilan
pengobatan tuberculosis tergantung pada pengetahuan pasien dan dukungan dari
keluarga. Tidak ada upaya dari diri sendiri atau motivasi dari keluarga yang
kurang memberikan dukungan untuk berobat secara tuntas akan mempengaruhi
kepatuhan pasien untuk mengkonsumsi obat.

Apabila ini dibiarkan, dampak yang akan muncul jika penderita berhenti
minum obat adalah munculnya kuman tuberculosis yang resisten terhadap obat,
jika ini terus terjadi dan kuman tersebut terus menyebar pengendalian obat
tuberculosis akan semakin sulit dilaksanakan dan meningkatnya angka kematian
terus bertambah akibat penyakit tuberculosis (Indan Enjang, 2002). Berdasarkan
data Puskesmas Gatak yang didapat dari petugas kesehatan selaku penanggung
jawab penyakit TB, hampir di semua desa ditemukan suspect ataupun penderita
TB. Sampai bulan September 2011 sudah ditemukan sekitar 15 kasus TB positif
dan sekitar 50 kasus suspect TB ditemukan yang hampir merata disemua desa di
wilayah kerja Puskesmas Gatak.

Berdasarkan wawancara dan observasi pada 8 penderita TB di kecamatan


Gatak didapatkan data bahwa 4 dari penderita kurang patuh dalam 3 pengobatan
TB karena pasien tidak kembali ke puskesmas untuk berobat dan pemeriksaan
dahak ulang. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dari ke-4 penderita yang
menyatakan bahwa tidak kembali berobat karena sudah tidak batuk, menggangap
penyakitnya sudah tidak menular, obat yang akan dikonsumsi tidak boleh diambil
langsung, dan pasien tidak mau meninggalkan pekerjaannya untuk kembali ke
puskesmas. Selain itu sebagian penderita mengatakan petugas kesehatan kurang
ramah. Meskipun, petugas kesehatan telah memberi pendidikan kesehatan
tentang TB kepada penderita secara langsung tetapi masih ada penderita yang
tidak patuh. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
hubungan pengetahuan dan mutu pelayanan kesehatan terhadap kepatuhan
minum obat penderita TB Paru di Puskesmas Gatak.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
5
Meningkatkan cakupan temuan dan deteksi dini pasien TBC dalam
rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

2. Tujuan Khusus
Mencegah penularan pada kontak keluarga penderita TB.
a. Meningkatkan kepatuhan minum obat.
b. Meningkatkan kesadaran dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Memberikan pelayanan pasien suspek TB.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Metode Pelaksanaan

● Wawancara

● Penyuluhan/KIE(komunikasi,Informasi,Edukasi)

● Kunjungan rumah

● Pemeriksaan BTA (+)

● Rujukan Faskes Lanjutan

2. Tahapan Kegiatan

● persiapan

● Pengumpulan data daftar tersangka TB/suspek tb

● Pengolahan data

● Penentuan jadwal kegiatan

● Proses kegiatan

● Evaluasi
6
● Penyusunan laporan

F. Sasaran
1. Masyarakat yang memiliki gejala tb paru
2. Pasien tb paru
3. Keluarga pasien tb paru
4. Masyarakat kontak erat dengan pasien tb paru

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


1. Jadwal Kegiatan Luar Gedung

Kegiatan B Keteranga
ulan n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1 Penemuan x x x x x x x x x x x x Sasaran
perkasus

Suspek
Orang terduga
TB paru
(Kontak TB)
2 Pelacakan x x x x x x x x x x x x Sasaran
perkasus

TB

mangkir
3 Penyuluhan x x x x x x Sasaran
penyakit Siswa

TB kesekolah sekolah

4 Penyuluhan x x x x Sasaran
masyarak
di posyandu at yang
lansia dan hadir ke
posbindu posyandu
7
lansia
dan
posbindu
5 Pelaksanaan x x x x x x Sasaran
Inovasi GESEK Siswa

ATM sekolah

( Gerakan
Sekolah Atasi
Tuberculosis di
Masyarakat )

2. Jadwal Kegiatan Dalam Gedung

Kegiatan Keteranga
Bulan n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1 Pengobatan Sesuai x x X x x x x x x X x x Sasaran
standar Perkasus
2 Pemeriksaan x x X x x x x x x x x x Sasaran

Suspek orang Perkasus

terduga TB
3 Pemeriksaan x x x x x x x x x x x x Sasaran
Follow up BTA Perkasus

pasien TB di
puskesmas
tegalgede
4 Edukasi penyakit x x x x x x x x x x x x Sasaran
TB terintegrasi Perkasus

dengan program
Gizi dan Kesling.

8
3 Pemeriksaan x x x x x x x x x x x x Sasar
Follow up an
BTA Perka
pasien TB sus
di
puskesmas
tegalgede
4 Edukasi x x x x x x x x x x x x Sasa
penyakit TB ran
terintegrasi perk
dengan asus
program Gizi
dan Kesling.

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan dan dientrikan ke dalam aplikasi sitb.
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Pelaporan kegiatan ini dilakukan setiap akhir kegiatan. Hasil laporan


kegiatan dievaluasi pada bulan berikutnya dengan membuat RTL
pencapaian program. Hasil RTL pencapaian program, kemudian dilaporkan
ke Penanggung jawab UKM ESENSIAL dan dilaporkan kembali oleh
Penanggung jawab UKM ESENSIAL kepada Kepala Puskesmas dan akan di
bahas pada rapat Lokmin Bulanan di Puskesmas Tegalgede.

Deteksi dini kasus Kunjungan Rumah


HIV/AIDS,TBC,Hepatitis,Malaria dan penyakit menular Deteksi Dini, Penemuan aktif
lainnya pada ibu hamil dan kelompok beresiko kasus terduga TB
Kunjungan Rumah untuk TB
Penemuan kasus PD31, Kasus kontak TB dan kasus Mangkir

1
mangkir, kasus kontak kusta serta orang dengan
gangguan jiwa serta penyakit lainnya
Investigasi Kontak
Penemuan kasus PD31, Kasus kontak TB dan kasus Serumah Program
mangkir, kasus kontak kusta serta orang dengan TB
gangguan jiwa serta penyakit lainnya
Kunjungan Rumah Pasien
Penemuan kasus PD31, Kasus kontak TB dan kasus dengan ODGJ
mangkir, kasus kontak kusta serta orang dengan
gangguan jiwa serta penyakit lainnya

You might also like