Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu :
Di susun oleh :
NIM : CKR0200087
TAHUN 2022
A. Masalah Utama
Gangguan Mood ( Bipolar)
B. Proses terjadinya Masalah
1. Pengertian
Menurut PPGDJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana perasaan
yang ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang- kurangnya dua episode)
dimana afek pasien dan tingkat aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri
dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau
hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi
dan aktivitas (depresi) (Maslim, 2013).
Gangguan bipolar menurut Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorders-
Text Revision edisi ke empat ialah gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit
satu episode manik, hipomanik atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya
riwayat episode depresi mayor (Amalina, 2011).
2. Penyebab
Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam gangguan bipolar yaitu faktor genetic,
faktor biokimia, faktor neurofisiologi, faktor psikodinamik, dan faktor lingkungan.
Para ahli berpendapat bahwa gangguan bipolar disebabkan oleh kombinasi faktor
biologis, psikologis, dan sosial.
a. Faktor predisposisi
1) Faktor genetik
Peneliti menunjukkan bahwa pada orang-orang dengan riwayat
keluarga penderita bipolar maka kemungkinan terkena bipolar akan
sedikit lebih besa dibandingkan masyarakat pada umumnya.
2) Teori agresi berbalik pada diri sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang
dialihkan pada diri sendiri.
3) Teori kehilangan
Menunjukkan adanya perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang
yang dicintai.
4) Teori kepribadian
Menggambarkan konsep diri yang negative dan harga diri yang rendah
mempengaruhi kepercayaan dan penilaian terhadap stressor.
5) Teori kognitif
Mengemukakan bahwa depresi adalah masalah kognitif yang didominasi
oleh penilaian negative terhadap diri sendiri, lingkungan, dan masa depan.
6) Model ketidakberdayaan yang dipelajari
Mengemukakan bahwa bukan trauma yang menghasilkan depresi,
melainkan keyakinan individu akan ketidakmampuannya mengontrol
kehidupannya.
7) Faktor biologi
Menggambarkan perubahan kimiawi di dalam tubuh yang terjadi pada
keadaan depresi, termasuk defisiensi dari katekolamin, tidak berfungsinya
endokrin dan hipersekresi cortisol.
b. Faktor presipitasi
- Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk
kehilangan cinta seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri, dl.
- Banyaknya peran dan konflik peran mempengaruhi berkembangnya
depresi terutama pada wanita.
- Kejadian penting dalam kehidupan, sering kali sebagai keadaan yang
mempengaruhi episode depresi dan mempunyai dampak pada
individu untuk menyelesaikan masalah.
- Sumber koping termasuk status sosial ekonomi, keluarga, hubungan
interpersonal dan organisasi kemasyarakatan
3. Manifestasi klinis
Gangguan bipolar dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda. Gejala
bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Ada empat jenis episode
suasana hati pada penderita bipolar, yakni mania, hipomania, depresi, dan episode
campuran.
a) Tanda dan gejala mania
- Gembira berlebihan, merasa sangat bersemangat
- Mudah tersinggung sehingga mudah marah
- Merasa dirinya sangat penting
- Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih disbanding orang lain
Penuh ide dan semangat baru
- Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
- Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengamya
- Nafsu seksual meningkat
- Menyusun rencana yang tidak masuk akal
- Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
- Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang
dibicarakan
- Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung
membahayakan
- Mudah melempar kritik terhadap orang lain Sulit tidur
b) Tanda dan gejala hipomania
Hipomania adalah gangguan yang lebih ringan dari mania. Orang-orang
dalam keadaan hipomania merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi
mereka mampu meneruskan kehidupan sehari-hari dan tidak pemah
kehilangan kontak dengan realitas. Tanda dan gejala dari tahap hipomania
adalah sebagai berikut:
Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya kreativitas
Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah
Penurunan kebutuhan untuk tidur
c) Tanda dan gejala depresi bipolar
- Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
- Sering menangis tanpa alasan yang jelas Kehilangan minat untuk
melakukan sesuatu
- Tidak mampu merasakan kegembiraan Mudah lelah. Tak bergairah,
tak bertenaga
- Sulit konsentrasi
- Merasa tak berguna dan putus asa Merasa bersalah dan berdosa
- Rendah diri dan kurang percaya diri
- Beranggapan masa depan suram dan pesimistis Berpikir untuk bunuh
diri
- Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
- Penurunan berat badan atau penambahan berat badan Sulit tidur,
bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
- Kehilangan gairah seksual
- Menghindari komunikasi dengan orang lain
d) Tanda dan gejala episode campuran Episode ini merupakan gangguan bipolar
campuran dari kedua fitur gejala
mania atau hipomania dan depresi. Tanda-tanda umum episode campuran
termasuk depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan,
insomnia, distractibility, dan layanan pikiran (flight of idea). Kombinasi
energi tinggi dan rendah membuat suasana hati penderita berisiko tinggi untuk
bunuh diri.
Tanda dan gejalanya yaitu sebagai berikut :
- Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada
orang- orang di sekitarnya
- Memiliki pandangan pribadi tentang kematian
- Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alcohol
- Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti tagihan listrik dan
Telepon
e) Akibat
Gangguan bipolar sering menimbulkan komplikasi berupa :
Masalah terkait kepada kecanduan alkohol
Masalah hukum
Masalah keuangan
Permasalahan hubungan sosial
Isolasi dan hidup menyendiri
Kinerja buruk di sekolah atau di tempat kerja
Sering bolos kerja
Bunuh diri
Gangguan kecemasan seperti gangguan stress pasca traumatic stress
disorder/ PTSD)
Fobia sosial
Gangguan hiperaktivitas pemusatan perhatian (attention deficit
hyperactivity fisorder/ ADHD)
f) Pathofisiologi
Neurotransmitter yang paling berpengaruh pada patofisiologi gangguan afektif
bipolar ini adalah norepinefrin, dopamine, serotonin, dan histamine (Ikawati,
2011).
a. Neropinefrin
Teori ini merujuk pada penurunan regulasi dan penurunan sensitivitas dari
reseptor Beta adrenergic dan dalam klinik hal ini dibuktikan oleh respon
pada penggunaan anti depresan yang cukup baik sehingga mendukung
adanya peran langsung dari sistem noradrenergic pada depresi.
b. Dopamine
Data memperkirakan bahwa aktivitas dopamine dapat mengurangi depresi
dan meningkat pada mania.
c. Serotonin
Teori ini didukung oleh respon pengobatan SSRJ dalam mengatasi
depresi. Rendahnya kadar serotonin dapat menjadi faktor resipitas depresi,
beberapapasien dengan dorongan bunuh diri memiliki konsentrasi
serotonin yang rendah dalam cairan cerebrospinalnya dan memiliki kadar
konsentrasi rendah uptake pada platelet.
C. Pohon Masalah
Koping maladaptif