Professional Documents
Culture Documents
c) Era Peralihan
Pada era ini, banyak hal yang harus diselesaikan karna timbulnya dualisme hukum
tanah di Indonesia yang menyebabkan banyaknya ketidaksinambungan dalam
negri, diantaranya yaitu :
Menertibkan dan Membentuk panitia rancangan UUPA
Menghormati hak-hak asing
Berusaha mengambil alih kepemilikan Belanda pada tahun 1959.
Membentuk Departemen Agraria
d) Era UUPA
Pada era UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria), dilakukan beberapa langkah
atau kegiatan untuk membentuk suatu hukum tanah yang lebih sistematis dan
teratur, diantaranya yaitu :
Membentuk lembaga yang menangani UUPA
Lahirnya Undang-Undang penjabaran tentang pasal-pasal inti Undang-
Undang Pokok Agraria (UUPA), yaitu penataan penguasaan dan batas
maksimum tanah pertanian; PP10/1961
Mendirikan akademi agraria dan akademi pendaftaran tanah
c. UUPA
Aturan :
Undang-Undang Pokok Agraria yang disahkan di Jakarta pada tanggal 24
September 1960.
Komponen Utama :
Kepemilikan Tana (Land Tenure)
Berkaitan dengan legislitas sebuah kepemilikan tanah, hak-hak atas
kepemilikan tanah. Setiap hak atas tanah tersebut, yang
mencerminkan status kepemilikan atas tanah, diwujudkan dalam
bentuk sertifikat. Penerbitan sertifikat dilakukan pemerintah
(Badan Pertanahan Nasional) melalui proses Pendaftaran Tanah.
Aspek Sosial
Administrasi pertanahan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
pemerataan distribusi sumber daya. Sumber daya ini meliputi tanah
itu sendiri, suatu fasilitas umum seperti utilitas, klinik dan sekolah-
sekolah, serta informasi mengenai tanah dan sumber dayanya.
Aspek Lingkungan
Administrasi pertanahan dapat digunakan untuk melindungi
sumberdaya yang langka dan rapuh. Misalnya dapat diadakan
pembatasan pemanfaatan daerah-daerah tertentu seperti daerah
penampungan air, zona-zona pesisir, suaka satwa liar, dsb.
Aspek Politis
Administrasi pertanahan dapat merupakan suatu cara untuk
melibatkan serta menghubungkan penduduk dengan pemerintah.
Misalnya pada sebuah kasus sengketa lahan.
Fungsi :
Fungsi Yuridis
Fungsi administrasi pertanahan dalam bidang yuridis, berkaitan
dengan penguatan jaminan penguasaan tanah melalui pendaftaran
tanah, yang meliputi pendaftaran bidang tanah, peralihan hak,
demarkasi, ajudikasi, dan lain-lain
Fungsi Regulasi
Fungsi administrasi pertanahan dalam bidang regulasi umumnya
berkaitan dengan pengaturan penggunaan tanah mencakup
pengembangan dan pembatasan penggunaan tanah.
Fungsi Fiskal
Fungsi administrasi pertanahan dalam bidang fiskal berkaitan
dengan peningkatan penarikan pajak bumi dan bangunan dan bea
perolehan atas hak tanah dan bangunan. Selain itu juga berkaitan
dengan penentuan nilai sebuah properti, yaitu penilaian nilai persil
tanah dan peningkatannya.
Manfaat
Adapun manfaat adanya terbentuknya sebuah sistem administrasi
pertanahan adalah, yaitu:
Memberikan jaminan atas kepastian hak,maksud semakin jelas
penentuan hak milik seseorang akan mempermudah untuk orang
tersebut mempertahankan haknya atas klaim dari orang lain.