Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Tony Suharsono
Nursing Staff, Medical Faculty of Brawijaya University
Tujuan pembelajaran
a. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu
melakukan pemeriksaan fisik sistem pernafasan
b. Tujuan khusus
1. Mampu menunjukkan anatomi sebagai landmark daerah thorax dalam
melakukan pemeriksaan fisik system pernafasan
2. Mampu menjelaskan factor yang berpengaruh dan harus diperhatikan
dalam pemeriksaan fisik system pernafasan
3. Mampu menjelaskan pengkajian, perumusan diagnosa dan perencanaan
4. Mampu menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur
pemeriksaan fisik system pernafasan
5. Mampu menjelaskan dan melaksanakan urutan metode yang digunakan
dalam pemeriksaan pemeriksaan fisik system pernafasan
6. Mampu melakukan inspeksi thorax
7. Mampu melakukan palpasi thorax
8. Mampu melakukan perkusi thorax
9. Mampu melakukan auskultasi thorax
10. Mampu membedakan suara nafas normal dan suara nafas tambahan
11. Mampu melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik system
pernafasan
Pendahuluan
Sistem pernafasan bertanggung jawab untuk pertukaran gas di dalam
tubuh. Pemasukan oksigen dibutuhkan untuk proses metabolisme, dan
karbondioksida yang dihasilkan dari proses tersebut perlu dikeluarkan. Sebagai
tambahan dari pertukaran gas yang penting untuk homeostasis, system
pernafasan membantu mempertahankan cairan tubuh dan keseimbangan asam
basa dan membantu dalam bicara. Pengkajian system pernafasan yang
mendalam memberikan data yang berguna bagi status kesehatan klien secara
menyeluruh, tetapi system pernafasan juga juga bergantung fungsinya pada
system tubuh yang lain. Misalnya tulang rusuk dari system musculoskeletal
melindungi paru-paru dan otot-otot bantu pernafasan memungkinkan terjadinya
pergerakan dada yang sempurna.
Pada pengkajian system pernafasan perhatikan tahap perkembangan klien,
factor psikososial seperti keadaan cemas dan stress, faktor perawatan diri seperti
kebiasaan exercise dan nutrisi, dan factor lingkungan seperti adanya polusi.
Semua factor tersebut dapat mempengaruhi system pernafasan.
Anatomi dan fisiologi system pernafasan
Sistem pernafasan terdiri dari saluran nafas sebelah atas dan sebelah
bawah. Struktur dari saluran nafas sebelah atas mencakup rongga hidung, sinis
paranasal, faring, laring dan bagian proksimal trakea. Saluran pernafasan
sebelah bawah meliputi bagian distal trakea, bronkus dan paru-paru.
Sistem pernafasan memiliki beberapa fungsi, Fungsi utama system
pernafasan meliputi:
1. tempat pertukaran gas antara tubuh dan udara luar/etmosfer
2. menghangatkan, melembabkab, dan menyaring udara saat masuk
kedalam tubuh
3. membantu mempertahankan keseimbangan asam basa
4. membantu mempertahankan keseimbangan cairan
5. membantu berbicara
Dada posterior yang merupakan dagian kedua rongga dada dapat dibagi
pula menjadi lima garis vertical imajiner yaitu:
1. garis vertebra
2. garis scapula kanan
3. garis scapula kiri
4. garis axila posterior kanan
5. garis axila posterior kiri
Bagian ketiga dari rongga dada adalah bagian lateral. Pada bagian ini dapat
digambar tiga garis vertical yaitu: dua garis (aksila anterior dan aksila posterior)
yang telah diidentifikasi sebelumnya, dan garis yang ketiga yaitu garis diantara
aksila anterior dan aksila posterior yaitu garis midaksila.
Dengan mengidentifikasi landmark tersebut diatas diharapkan akan dapat
membantu pemeriksa untuk memberikan gambaran terhadap struktur
dibawahnya.
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d ketidakmampuan untuk batuk, suara
nafas menurun
2. Gangguan pertukaran gas b.d infeksi paru yang mungkin terjadi secara
bilateral, unilateral, trauma, kongesti
3. Pola nafas tidak efektif b.d ketidakmampuan untuk mencapai ventilasi
yang optimal
4. Ansietas b.d riwayat penyakit terdahulu seperti sesak nafas, kanker, atau
factor resiko tinggi kanker
Perencanaan
b. Persiapan alat
No Alat Kegunaan
1 Spekulum hidung atau lidi kapas Untuk inspeksi internal
2 Penlight/senter Menerangi dan melihat rongga dan
struktur bagian dalam
3 Spatel lidah Mengimobilisasi lidah,
memungkinkan pemeriksa untuk
melihat faring posterior
4 Stetoskop Melakukan auskultasi suara nafas
5 Swab antiseptic Membersihkan diafragma stetoskop
6 Sarung tangan, masker Proteksi diri pemeriksa
7 Jam tangan Menghitung frekuensi pernafasan
8 Selimut Menjaga privasi klien
9 Baju periksa
1. Inspeksi torak
a. Atur posisi klien
o Mulai pemeriksaan dengan klien pada posisi duduk dengan semua
pakaian dibuka sampai pinggang
Observasi bahwa jari tangan pemeriksa akan turun membentuk garis lurus.
Bila tidak lurus dapat menunjukkan adanya skoliosis
Fremitus adalah vibrasi yang dirasakan di luar dinding dada saat klien bicara.
Vibrasi paling besar dirasakan di daerah saluran napas yang berdiameter besar
(trakea), dan hampir tidak ada pada alveoli paru-paru
Perhatian: jangan melakukan perkusi diatas vertebral, scapula atau tulang rusuk,
akan terdengar suara datar bila perkusi diatas tulang. Pada klien yang sehat,
perkusi pada daerah paru akan menghasilkan suara resonan.
b. Auskultasi trakea
o dengan menggunakan tekanan yang tegas, letakkan diafragma
stetoskop sejalan dengan bernapasnya klien secara perlahan
dengan mulut terbuka.
o Mulailah pada garis vertebral C7 dan turun ke bawah sampai T3,
disini pemeriksa akan melakukan auskultasi trakea, dan suara yang
terdengar adalah bronchial
c. Auskultasi bronkus
o pindahkan stetoskop ke kiri dan kanan garis vertebra setinggi T3-
T5, disini tepat berada pada bronkus kiri dan kanan, dan suara
yang terdengar adalah bronkovesikuler.
d. Auskultasi paru-paru
o auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang
dilakukan dengan perkusi paru-paru.
o Mulai auskultasi pada bagian apeks paru kiri dan lanjutkan
seperti pola perkusi (Iihat gambar). Pemeriksa akan
mendengar suara vesikuler.
o Dengarkan pula suara-suara tambahan yang mendahului pada saat
siklus inspirasi dan ekspirasi. Bila mendengar adanya suara
tambahan, catat lokasi. kualitas, lama, dan waktu terjadinya selama
siklus pernapasan.
5. Palpasi torak anterior
d. Auskultasi paru-paru
o Dengarkan vesikuler, biasanya terdengar pada daerah parenkim
paru
o Sekarang dengarkan bunyi nafas tambahan, suara ini bisa
mendahului inspirasi atau ekspirasi dari siklus pernafasan
o Bila pemeriksa mendengar suara nafas tambahan, catat lokasi,
kualitas dan waktu terjadinya selama siklus pernafasan.
Evaluasi
1. Bandingkan temuan antara yang ditemukan pada klien dan temuan normal
yang diharapkan
2. Minta klien untuk menjelaskan factor resiko yang mendukung penyakit
paru.
Dokumentasi
1. Mencatat temuan pada pengkajian
2. Deskripsikan dengan jelas tiap temuan abnormal, mencakup lokasi
3. Mencatat intruksi yang diberikan pada klien
4. Mencatat pemahaman klien terhadap informasi yang diberikan
Penutup
Setelah menyelesaikan pengkajian system pernafasan klien, pastikan
bahwa klien merasa nyaman dan tidak ada efek samping dari prosedur yang
dilakukan. Bantulah klien untuk mengenakan pakaian dan kembalikan posisinya
menjadi lebih nyaman. Bila ada pertanyaan dari klien, jawablah dengan baik,
diskusikan hasil pemeriksaan dan berikan penyuluhan pada klien untuk
menurunkan factor resiko terjadinya penyakit dan meningkatkan kesehatan dan
perawatan diri.
Sebagai tambahan dari langkah-langkah pemeriksaan fisik sebelumnya,
perhatikan berbagai variasi perkembangan yang umum dan berbagai kelompok
klien yang berbeda, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang telah
didapatkan.
Referensi
o Robert prihardjo, 1995. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
o Patricia A Potter, 1996. Pengkajian Kesehatan, ed 3. Jakarta : EGC
o Vicky Vine Earnest, 1987. Clinical skill and Assessment Techniques in
Nursing Practice. USA: Scott, Foresman Company
o Janet Weber, 2000. Nurses’ handbook of Health Assessment.
Pennsylvania : JB Lippincott Company
o Elkin, Perry, Potter, 2000. Nursing Interventions & Clinical Skills 2 nd ed.
USA: Mosby.
o Talley, J Nicholas and O’Connor Simon, 1994. Pemeriksaan Klinis,
Pedoman Diagnostik Fisik. Jakarta: Binarupa Aksara.