Professional Documents
Culture Documents
Konsep Uang Perspektif Ekonomi Islam
Konsep Uang Perspektif Ekonomi Islam
Oleh:
ULFA HIDAYATUNNIKMAH
NPM.13104654
(IAIN) METRO
Oleh:
ULFA HIDAYATUNNIKMAH
NPM. 13104654
(IAIN) METRO
ii
iii
iv
ABSTRAK
KONSEP UANG PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Oleh:
ULFA HIDAYATUNNIKMAH
v
vi
MOTTO
1
QS. At-Taubah (9): 34
vii
PERSEMBAHAN
tercurah kenapa Nabi agung Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan
Dengan penuh rasa cinta dan rasa syukur, Skripsi ini ku persembahkan
kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak M. Solihin dan Ibu Siti Romlah,
Kalian adalah guru pertama dalam hidupku, pelita hatimu yang telah
mengasihi dan menyayangiku sejak lahir hingga mengerti luasnya Ilmu di
dunia ini. Segala tirakat dan sucinya do’a yang selalu kalian bisikan di
sepertiga malam mu yang mengahtarku hingga detik ini.
2. Kakakku tersayang Nurul Novitasari, A.Md. kau adalah saudara terhebat,
pendengar yang baik dari segala keluh dan cerita ku. Terimkasih atas segala
petuah mu.
3. Semua guru-guruku yang telah memberikan ilmu tak terhitung. Terkhusus
guru inspiratorku Selvia Nuriasari, M.E.I., Nur Hidayati, MH., Imam
Mustofa, MSI, M. Ramadhan Habibi, Lc. MA. Bairussalim, M.Pd.I. Tamim
Fuadi Abdillah, S.Kom. terimaksih telah memberiku banyak makna, ilmu-
ilmu kalian begitu luar biasa.
4. Sahabat-sahabatku Reni Susilowati, Ranti Suci Lestari, Santiya Wati,
A.Md., Puji Rahmawati, S.E., Renny Mutya, Deni Larasati, Fitri Uswatun
Nisa, Nadia Melisentia, Khusnul Khotimah, Yuni Fitriani. Terimkasih telah
mengajarkanku arti persahabatan.
5. BPH KSEI Filantropi masa amanah 2016/2017 (Reni Susilowati, Risma
Septiana, Umi Lestari, Ajad Sudrajad, Dwi Nugroho, Elman Darmansyah,
Elvan Firmasyah), perjuangan kita akan selalu terkenang, goresan prestasi
viii
kita semoga terlanjutkan oleh generasi tangguh. tetaplah menjadi suadara
terbaikku.
6. Keluarga 40 hari ku kelompok KKN Negeri Jemanten, Marga Tiga,
Lampung Timur. Kebaikan dan jasa kalian tak terlupakan.
7. Keluarga besar KSEI Filantropi IAIN Metro, LDK Al-Ishlah IAIN Metro.
Terimakasih atas segala pengalaman.
8. Saudari-saudariku Asrama Akhwat DS, terus berfastabiqul khoirot ya.
9. Keluarga Ma’had Darussalam Metro.
10. Teman-teman seperjuangan khususnya Ekonomi Syariah 2013 kelas B.
Terimakasih telah mewarnai perjalananku dalam menempuh S1 ini, semua
kenangan tidak akan terlupakan.
11. Spesial untuk seseorang yang masih menjadi rahasia Illahi, yang akan
menjadi pendamping hidupku kelak. Sosok yang akan menemaniku hingga
akhir hayat, imam yang akan menuntunku menuju Ridho-Nya. Siapapun
engkau, aku yakin kaulah yang terbaik yang Allah kirimkan untuk
membimbingku.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ........................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................. 5
D. Sistematika Penelitian .......................................................... 6
E. Penelitian Relevan ................................................................ 9
F. Metode Penelitian ................................................................. 11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 76
B. Saran .................................................................................... 77
xi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
pendapatan juga diukur dengan satuan uang. Uang merupakan faktor yang
transaksinya, dunia Islam telah mengenal alat pertukaran dan pengukur nilai
tersebut berupa emas dan perak dalam berbagai ayat. Para fuqaha menafsirkan
emas dan perak tersebut sebagai dinar dan dirham. Sebelum manusia
sistem barter, yaitu barang ditukar dengan barang atau barang dengan jasa.2
memainkan peran yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat. Uang
sudah merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu
berarti sistem barter sudah lenyap, akan tetapi masih digunakan untuk tingkat
2
Rahmat Ilyas, ‘Konsep Uang dalam Prepektif Ekonomi Islam’, Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam, (Bangka Belitung: STAIN Syaikh Abdurrahman Sidik), Vol 4, No. 1/Juni
2017, h. 36.
2
pedesaan.
Nilai uang selalu berubah dan sifatnya tidak tetap. Proporsi pertukaran,
komoditi dengan uang tidak selalu tetap dan stabil, karena itulah kita
sering mendengar nilai mata uang suatu bangsa turun-naik, hal ini disebabkan
peran yang lebih efesien dibandingkan barter, uang juga dapat memfasilitasi
aliran barang dari satu pasar ke pasar lainnya, uang juga dapat menjadi media
bagi seseorang untuk mendapatkan suatu barang atau jasa yang ia butuhkan.
Pokok utama dari kegiatan keuangan adalah uang, karena uanglah yang
dijadikan inti dari kegiatan lembaga keuangan.3 Uang sudah digunakan untuk
hanya digunakan sebagai alat tukar, sekarang ini sudah berubah menjadi multi
fungsi.4
yang berupa uang, yang kemudian dapat mereka tukarkan dengan barang dan
jasa yang mereka pilih sendiri. Dalam hal ini masyarakat yang menerima
penghasilannya, baik berupa upah, gaji, sewa, bunga deviden dan segala
sesuatu dalam bentuk uang, akan dengan mudah membelanjakan uang tersebut
dan jasa dapat melakukan pertukaran barang dan jasa tersebut dengan mudah
membelanjakan uang tersebut untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
oleh sektor usaha dan produksi. Perubahan aliran uang inilah yang membuat
Ketika uang dianggap sebagai modal, maka uang akan menjadi barang
pribadi atau private goods, di mana orang dapat menyimpan, menimbun dan
demikian, peran dan fungsi uang dengan sendirinya beralih dari sebagai alat
5
Ahmad Mansur, ‘Konsep Uang dalam Prespektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional’, Al-Qanun, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel), Vol 12, No. 1/Juni 2017, h. 155-156
6
Ibid., h.155-156.
7
Ibid., h. 156-157.
4
lainnya.
yang bisa dijualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun
bukan. Satu fenomena penting dari karakteristik uang adalah bahwa uang tidak
Fadl, meskipun peranan uang sebagai alat tukar dapat dibenarkan. Barter
adalah sebuah metode penukaran yang tidak praktis dan umunya menunjukan
8
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Islam, Pustaka Al Kausar, Jakarta, 2001, h. 67
9
Santi Endriani, ‘Konsep Uang: Ekonomi Islam VS Ekonomi Konvensional’, Anterior
Jurnal, (Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah), Vol 15, No. 1/Juni 2017, h. 71.
10
Muamalat Institute, Perbankan Syariah Perspektif Praktisi, h. 13.
5
perannya sebagai suatu unit account dan sebagai suatu kumpulan nilai.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Islam.
Ekonomi Islam.
2. Manfaat Penelitian
Islam.
D. Sistematika Penelitian
Latar Belakang
pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti dan menjadi
acuan penulisan, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Adanya
tentang latar belakang munculnya masalah yang akan dijawab tujuan dan
Pertanyaan Penelitian
Penelitian Relevan
Bagian ini memuat uraian mengenai hasil penelitian sebelumnya, hal ini
Landasan Teori
Ekonomi Islam. Pada bagian ini dibahas mengenai pengertian uang, jenis-jenis
uang, fungsi uang, sifat dan karakter uang, kemudian dikhususkan kepada
konsep uang.
Metode Penelitian
Sumber Data
Bagian ini memaparkan jenis data dan sumber data, meliputi uraian
digunakan oleh peneliti. Dalam hal ini juga dijelaskan data-data yang akan
BAB ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh
data. Uraian ini teridiri atas pemaparan dan mengenai bagaimana konsep uang
konsep uang menurut ekonomi Islam. Bab ini memfokuskan analisis secara
Penutup
Berisi penutup Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi
implikasi dan saran untuk pembaca dalam memahami konsep uang, serta saran
E. Penelitian Relevan
penelitian lain serta untuk mengetahui tidak adanya kerancuan obyek penelitian
dan segala masalahnya yang sudah diteliti orang lain. Namun ada skripsi dari
jurusan Ekonomi Syariah yang hampir ada kemiripan dalam pembahasan dari
dalam Islam kebijakan moneter yang di gunakan harus sesuai dengan norma-
norma Islam dan harus berlandaskan pada Al-Qur’an dan sunnah serta tidak
yaitu mengatasi inflasi, menajaga stabilitas ekonomi dalam sebuah negara yang
11
Didik Kusno Aji Nugroho, Studi Komparatif Antara Konsep Kebijakan Moneter
Konvensional dan Kebijakan Moneter Menurut Islam, (Metro: Perpustakaan IAIN Metro, 2008)
10
cadangan minimum bank umum dan bank Islam dikenal dengan statutory
Dan Mata Uang Dinar Untuk Pembiayaan Perjalanan Ibadah Haji.12 Skripsi
ini menggambarkan bagaimana pengaruh dari fluktuasi mata uang rupiah dan
dinar untuk biaya perjalanan ibadah haji, bahwa biaya haji setiap tahunnya
haji berpatokan dengan dollar, apabila kurs rupiah melemah maka biaya haji
akan meningkat, begitu juga sebaliknya, jika rupiah menguat maka biaya
perjalanan haji akan menurun. Apabila menggunakan dinar maka akan turun
itu sendiri. Ketika Islam menetapkan bahwa jenis uang terkait pada emas dan
selain dari keduanya, maka dampaknya adalah apa yang terjadi sekarang yaitu
nilainya yang tidak bisa dijadikan patokan untuk mengukur nilai barang.
Ketika Islam hanya memperkenankan bahwa fungsi uang sebagai alat tukar,
12
Liharti Diniang Pertiwi, Studi Komperatif Mata Uang Rupiah Dan Mata Uang Dinar
Untuk Pembiayaan Perjalanan Ibadah Haji, (Metro: Perpustakaa IAIN Metro, 2013)
13
Yayah Riayah, Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Nilai Tukar Uang, (Metro:
Perpustakaa IAIN Metro, 2003)
11
maka yang terjadii adalah uang menjadi alat yang bisa dipermainkan nilainya,
sehingga cerminan uang sebagai ukuran yang adil telah kehilangan maknanya.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah uraian tentang konsep uang yang diperoleh dari
14
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (jakarta, Bumi Aksara, 1999) h.
28.
15
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014)., h. 76
12
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.16 Data
skunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah bentuk publikasi.17
Sedangkan data tersier adalah kumpulan dan kompilasi sumber primer dan
sumber sekunder.
kamus, internet dan artikel yang berkaitan dengan konsep uang menurut
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010)h. 172
17
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), h.102.
13
karya ilmiah adalah sumber data skunder antara lain mencangkup dokumen-
harian dan seterusnya. Sumber data ini dikelompokan menjadi tiga yaitu :
1. Bahan Primer, bahan primer adalah bahan-bahan yang didapat dari Al-
penjelasan terhadap bahan primer dan skunder antara lain : kamus dan
ensiklopedia.19
tertitik tolak pada pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai suatu
tujuan dalam ekonomi Islam. Dalam metode ini peneliti memahami teori
uang menurut Islam dari segi konsep dan tujuannya saja. Dengan
kegiatan ekonomi, tapi dalam hal ini peneliti lebih mengkhususkan dalam
20
Surharsimi Arikunto. Ibid., h. 149
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ekonomi Islam
pertama: produksi, dimana sebagian manusia berperan dalam hal ini untuk
21
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal wa Tamwil, (Bandung: Pustaka Setia,
2013) H. 2.
22
Ibid.
23
Kuat Ismanto, Manajemen Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.13.
16
menciptakan barang atau jasa, kedua: distribusi yakni penyaluran dari pihak
yang menciptakan barang atau jasa kepada pembeli, ketiga: konsumsi, inilah
akhir dari kegiatan ekonomi, dimana setiap manusia memerlukan barang dan
Dari sisi bahasa, kata “Islam” berasal dari kata “aslama, yusmilu,
islaman” yang berarti “tunduk dan patuh”. Jadi, seorang yang tunduk dan
patuh kepada kepala negara, bisa dikatakan “aslama li-rais ad daulah” inilah
perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan sarana untuk memiliki
diletakkan dalam neraca kesimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat,
jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan
kekuasaan. Ekonomi yang moderat menurut syariah Islam yaitu dengan tidak
dilakukan kaum sosialis, namun Islam mengakui hak invidu dan masyarakat,
24
Sri Nurhayati, wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat. 2015),
h. 12.
25
Zainuddin, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009)., h. 1.
26
Kuat Ismanto, Manajemen Syariah., h. 14.
17
Jumu’ah: 10).
27
Ibid., h.15
28
Ibid., h. 2.
18
Dasar utama dari sistem ekonomi syariah terletak pada aspek kerangka
dasarnya yang berlandaskan syariat, tetapi juga pada aspek tujuannya, yaitu
nahi mungkar yang berati mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang
dilarang, hal ini dapat dilihat dari 4 sudut pandang sebagi berikut:
29
Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarata: Graha Ilmu, 2007)., h. 3.
30
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul, h. 5.
31
Ibid, h. 6.
32
Ibid
19
b. Ekonomi Akhlak
Yang dimaksud ekonomi akhlak adalah antara ekonomu dan akhlaq haus
orang lain.
c. Ekonomi Kemanusiaan
d. Ekonomi Keseimbangan
33
Zainuddin, Hukum Ekonomi., h.3.
20
Dalam fikih Islam istilah uang bisa disebut dengan nuqud atau tsaman.
Secara umum, uang dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur
diterima oleh seluruh manusia yang bersifat umum, uang seperti timbangan
yang dipakai untuk menukar, segala bentuk barang akan ditukarkan dengan
uang sebagai media pertukarannya, uang ini berperan seperti timbangan yang
34
Ibid.,h. 4.
35
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah , (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 3.
36
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h.22.
37
M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah al mu’asiroh fii al fiqhi al islami, (Yordania:
Daru Annafais, 1995), h. 137.
21
Dari definisi dan teori tentang uang, secara umum uang dalam Islam
adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai barang dan jasa untuk
Oleh karena itu, motif memegang uang dalam Islam adalah untuk transaksi
bahwa dalam kpnsep ekonomi syariah, uang adalah sesuatu yang berdifat
flow concept dan merupakan public goods. Uang yang mengalir adalah public
goods. Oleh karena itu, dalam Islam diharamkan melakukan praktik riba dan
menimbun barang.40
diterima sebagai alat tukar. Artinya segala sesuatu yang tidak mempunyai
38
Ibid.,23.
39
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Makro Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), h. 96.
40
Ibid.
41
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 165.
22
untuk menjadikan kulit menjadi uang, maka aku akan memakruhkan emas
dan perak.42 Hal tersebut berarti bahwa uang adalah sesuatu yang disepakati
menunaikan kewajiban-kewajiban.43
Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara
umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat
pembayaran hutang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan
jasa. Dengan kata lain bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan
dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah
tertentu saja.44 Uang adalah satuan nilai yang dijadikan sebagai alat transaksi
dalam setiap pembayaran di masyarakat, dimana pada uang tersebut
tercantum nilai nominal, penerbit, serta ketentuan lainnya.45
Menurut Kasmir, mendefinisikan uang secara luas sebagai sesuatu yang
dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah
tertentu atau sebagai alat pembayaran utangn atau sebagai alat untuk
alat pembayaran yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran,
baik dala pembayaran utang maupun dalam pembelian barang dan jasa di
dapat ditukar dengan benda lain; dapat digunakan untuk menilai benda lain
42
M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah, h. 138.
43
Ibid., h. 99.
44
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2001), h. 13.
45
Irham Fahmi, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Bandung: Alfafabeta, 2014), h. 38.
23
atau sebagai alat hitung; dapat digunaka sebagai alat penyimpan kekayaan,
dan uang dapat juga digunakan untuk membayar utang di waktu yang akan
datang.
Uang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi hukum dan sisi fungsi. Secara
hukum uang adalah sesutu yang di rumuskan oleh undang-undang sebagai
uang. Jadi, segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan hukum
yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagai alat tukar.
Sementara secara fungsi, yang dapat dikatakan uang adalah segala sesuatu
yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai alat
tukar-menukar, penyimpanan nilai, satuan hitung, dan alat pembayaran
tertunda.46
dikaitkan dengan fungsi uang itu sendiri. Secara tradisional fungsi uang ada
media penyimpan nilai; (3) standar untuk pembayaran tunda (4) sebagai
46
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan teoritis,(Jakarta: Kencana Media Grup,
2009), h. 2-3.
47
Khoirul Umam, ‘Konsep Uang Islam: Antara Uang Komoditas atau Uang Fiat’ Islamic
Economics Journal, (Universitas Darussalam Gontor Ponorogo), h. Vol. 2, No. 1, Juli 2016, h. 94.
48
Nurul Huda, Ekonomi Makro,. h. 78.
24
lainnya. Valas atau al-sharf secara bebas diartikan sebagai mata uang yang
dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain,
seperti dollar Amerika, poundsterling Inggris, ringgit Malaysia dan
sebagainya.49
karena dapat menghambat jumlah uang yang beredar, dan harus selalu
diputar untuk usaha. Uang yang terus berputar akan menjaga stabilitas
ekonomi.50
membeli semua barang dan jasa yang ditawarkan. Fungsi uang sebagai alat
tukar menukar ini merupakan fungsi eksklusif uang, yaitu fungsi yang
tidak dapat dilakukan oleh barang-barang lain. Tanpa adanya uang sebagai
49
Tesis, Ja’far Nasution, Konsep pertukaran mata uang menurut teori taqiyuddin An-nabani
(1909-1977), Program pascasarjana Institut agama islam negeri Sumatera utara 2013, h. 50.
50
Andri Soemitra, Bank & Lembaga.,h. 9.
25
alat tukar menukar maka anggota masyarakat akan sulit untuk memperoleh
hitung yang menunjukan nilai dari barang dan jasa yang diperjualbelikan.
secara tunai maupun angsuran. Dengan adanya uang dapat secara mudah
dapat diketahui berapa besar nilai utang piutang yang harus diterima atau
dibayar sekarang atau di masa yang akan datang.53 Selain itu uang sebagai
Menurut pendapat Imam Malik & Hanafi: fulus/uang kertas fungsi dan
nialinya sama dg atsman (emas dan perak) sehingga wajib di zakati dan
tidak boleh digunakan transaksi yang mengandung riba nasiah. Sedangkan
pendapat kedua menurut Imam Syafi’i & Hambali: uang tidak sama dengan
atsman, sehingga tidak dikenakan zakat, kecuali dg sebab lain, misal atsman
terebut dipakai untuk perniagaan atau pertanaian maka harus dibayarkan
51
Rahmat Firdaus, Pengantar teori moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonimu
Konvensional dan Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 13.
52
Ibid., h. 10.
53
Ibid.
54
Rahmat Firdaus, Pengantar Teori, h. 14.
26
zakat nya. Menurut Imam Syafi’i dan Hambali yang wajib dizakati hanya
emas dan perak.55
Adapun pendapat yang paling rojih (kuat) adalah pendapat yg pertama
yakni pendapat Imam Malik dan Hanafi, karena untuk pendapat kedua
menukarkan barang dengan barang. Pelarangan atas riba fadl dalam Islam
adalah langkah menuju transisi ke suatu perekonomian uang dan juga suatu
upaya yang diarahkan untuk membuat tranaksi berter bersifat rasional dan
Ada beberapa jenis uang baik terbuat dari logam maupun kertas, adapun
media uang adalah emas atau perak atau kulit atau kayu atau batu atau besi,
selama manusia mengakui dan menyepakati sesuatu tersebut itu adalah uang
sebagai berikut:
1) Uang logam, yaitu uang yang dibuat dari logam, emas, perak, tembaga,
atau nikel dengan bentuk, kadar berat, dan ciri-ciri tertentu untuk
55
M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah, h. 150-151.
56
Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2009), h.141.
57
M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah, h. 138.
27
2) Uang kertas, yaitu uang yang dibuat dengan kertas khusus agar sulit
dipalsukan.
2) Uang giral (simpanan di Bank), yaitu dan yang disimpan pada rekening
perintah bayar. Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan
uang yang tdak berwujud karena hanya berupa saldo tagihan di Bank.
c. Bedasarkan Nilainya
1) Uang bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)
sama dengan nilai nominalnya. Pada umumnya uang yang bernilai penuh
2) Uang tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai
d. Berdasarkan Penerbitnya
1) Uang kartal dapat berfungsi sebagai alat pemabayaran yang sah. Jenis
uang ini diterbitkan dan diedarkan oleh bank sentral. Di Indonesia, yang
2) Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang terbuat
b) Dijamin dengan UU
3) Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral berupa uang
4) Uang giral merupakan rekening giro pada bank yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran dengan perantara cek atau giro. Jenis uang ini
diterbitkan oleh bank umum atau bank komersial. Bank komersial dapat
adalah lebih dinamis dan angka transaksi yang terlibat di sana juga
masih lebih tinggi dari uang giral maka negara tersebut angka transaksi
29
apabila tidak digunakan sebagai uang. Uang komditas ini terbagi kepada:
seperti emas dan perak tidak akan mebabkan inflasi, sedangkan kenaikan
harga umumnya adalah dalam bentuk jumlah nominal uang (fulus) bukan
2) Representative money, yaitu uang yang dicetak tidak terbuat dari logam
yang di jamin 100% oleh logam mulia nilainya hampir sama dengan
b. Uang yang dijamin (fiduciary money), yaitu uang yang sudah tidak lagi
dikaitkan dengan logam mulia seperti emas dan perak, oleh karenanya jenis
58
Irham Fahmi, Bank & Lembaga., h. 47.
59
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Makro., 84-86
60
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga., h.5-6.
30
1) Token money, merupakan alat tukar yang terbuat dari tembaga (fulus) dan
2) Fiat money, merupakan alat tukar yang terbuat dari kertas dan tidak
c. Uang bank (deposit money) dalam bentuk cek atau giro. Para ekonomi Islam
tidak pernah menganggap uang bank sebagai sesuatu yang dapat dikatakan
Pada dasarnya uang yang digunakan dalam Islam adalah uang yang
terjaga.63
Allah ta’ala menciptakan dua logam mulia, emas dan perak, sebagai
ukuran nilai bagi semua akumulasi modal. Demikianlan penduduk dunia,
seringkali menganggapnya sebagai harta kekayaan dan hak milik. Dan bila,
dalam keadaan tertentu, barang-barang yang dicari itu tidak lain demi tujuan
yang secara puncak hanya untuk memperoleh emas dan perak. Semua barang
lain merupakan subyek bagi pergolakan pasar, kecuali emas dan perak.
Keduanya merupakan dasar dari keuntungan, kekayaan dan hak milik.64
61
Ibid.
62
Ibid.
63
Ibid.,h. 7.
64
Ibn Khaldun, Muqaddimah, Ahmadie Thoha, Muqaddimah, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2000), 449.
31
1. Diterima umum
2. Memiliki nilai tertentu dan stabil nilainya, tidak mengalami perubahan dari
waktu ke waktu
4. Mudah di bawa
adanya modal produsen tidak bisa menghasilkan suatu barang dan jasa. Modal
adalah sejumlah kekayaan yang bisa berupa assets ataupun intangible assets,
Modal dalam fiqih disebut ra’sul mal yang berarti uang dan barang.
65
Muhammad amin suma 227-228
66
Vinna Sri yuniarti 84
67
Qory Stevany Oki, “Pengertian modal dalam ekonomi Islam”, dalam
www.kompasiana.com diunduh pada 28 Januari 2018.
68
Ibid.
32
Artinya:“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-
apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-bintang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al-Imron ayat 14)69
dengan tujuan membanggakan diri dan berlaku sombong serta angkuh terhadap
orang-orang yang lemah dan fakir miskin adalah hal dan kelakukan yang
tercela. Namun jika tujuannya untuk menfakahkannya dalam usaha sosial dan
kebajikan atau untuk bersilaturahmi bagi kerabat maka hal dan kelakukan yang
Dalam ekonomi Islam, uang merupakan alat tukar dan alat satuan
hitung. Tetapi uang bukanlah komoditas yang dapat diperjual belikan layaknya
barang dan jasa ekonomi. Karena uang bukan merupakan komoditas, maka
uang tidak identik dengan modal dan tidak boleh dianggap sebagai modal.
69
QS. Al-Imron (3): 14
70
Anggota IKAPI, Terjemah singkat tafsir ibnu katsier 2, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005),
h. 26.
33
Sebagai alat tukar uang tidak boleh diendapkan. Uang harus terus mengalir,
ekonomi. Karena itu konsep uang dalam ekonomi Islam adalah flow concept
Modal tidak identik dengan uang, karena modal tidak hanya berupa
uang namun bisa berupa barang atau assets yang dapat dijadikan sebagai
sedangkan uang yang diterima dalam jangka waktu tertentu adalah stock
concept.
Uang dalam ekonomi Islam adalah sesuatu yang bersifat flow concept
bukan stock concept. Artinya uang itu harus mengalir, beredar di kalangan
membedakan antara money dan capital. Dalam Islam, uang adalah public
71
Ahmad mansur, Konsep Uang, h. 156.
34
atau dalam istilah ekonomi klasik dikatakan bahwa uang tidak memeberi
kegunaan langsung (direct utility function), hanya bila uang itu digunakan
untuk memberi barang, maka akan memberi kegunaan. Dalam teori ekonomi
72
QS. At-Taubah (9): 34-35
35
neo-klasik dikatakan bahwa kegunaan uang timbul dari daya belinya, jadi uang
Dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah uang, bukan capital, dalam
konsep ekonomi Islam uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan
merupakan private goods. Uang yang mengalir adalah public goods, sedangkan
(private good).74
73
Jalaludin, ‘Konsep Uang Menurut Imam Al-Ghozali ‘, Asy-Syari‘ah, (Ikatan Sarjana
Nahdhatul Ulama Jawa Barat) Vol. 16, No. 2, Agustus 2014, h. 175-176.
74
Juliana, ‘Uang Dalam Pandangan Islam’, Amwaluna, (Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan
Islam Universitas Pendidikan Indonesia), Vol. 1, No.2, Juli 2017, h. 225.
75
Ibid., h. 226.
76
Bustaman, Konsep Uang Dan Peranannya Dalam Sistem Perekonomian Islam ( Studi
Atas Pemikiran Muhammad Abdul Mannan), (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Uin Alauddin
Makassar 2016)., h. 59-60.
36
Sesuatu yang penting dari karateristik uang adalah bahwa uang tidak
dibutuhkan untk membeli barang yang lain sehingga kebutuhan manusia dapat
terpenuhi.77
masyarakat luas (public good). Uang bukan barang monopoli seseorang. Jadi
semua orang berhak memiliki uang yang berlaku di suatu negara. Sementara
modal adalah barang pribadi atau orang per orang. Jika uang sebagai flow
dapat menggunakannya tanpa ada hambatan dari orang lain. Oleh karena itu,
permintaan atas uang oleh masyarakat, untuk tingkat pendapatan tertentu uang
77
Masudul Alam Choundhury, ‘Money in Islam A Study in Islamic Political Economy’,
(New York: Routledge, 1997) h. 179.
78
Ibid..
37
nilai uang yang dimiliki saat ini lebih berharga dibandingkan nilai uang masa
yang akan datang. Uang yang dipegang saat ini lebih bernilai karena dapat
berinvestasi dan bisa mendapatkan bunga, atau nilai uang yang berubah
Nilai uang akan cenderung menurun karena dampak inflasi, maka perlu
fiskal), dan kebijakan moneter dalam mengatur jumlah uang yang beredar.
Kritik atas Time Value of money adalah setiap investasi selalu mempunyai
kemungkinan untuk mendapat positive, negative, atau no return. Itu sebabnya
dalam teori finance, selalu dikenal risk-return relationship. Sedangkan,
Economic Value of Time faktor yang menentukan waktu adalah sebagaimana
seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien
(tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efektif dan efisien akan
mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang melaksanakan. Oleh
karena itu, siapa pun pelakunya tanpa memandang suku, agama, dan ras secara
sunnatullah, ia akan mendapatkan keuntungan di dunia.79
Berikut adalah beberapa pandangan para pakar ekonomi Islam
mengenai uang:
a. Ibnu Taymiah
ibarat darah dalam tubuh manusia, jika tekanannya terlalu tinggi atau terlalu
rendah akan membahyakan tubuh. Begitu pula dengan uang jika, terlalu
dengan nilai riil-nya saja (full bodied money) ini berarti bahwa pemerintah
kepercayaan orang akan stabilitas nilai uang dan akan mencegah orang
b. Al-Maqrizi
maqrizi menyatakan bahwa mata uang harus terbuat dari emas dan perak,
selain dari itu tidak layak disebut dengan mata uang. Dalam hal pencetkan
halnya Ibnu Taymiah. Nilai nominal adalah sama dengan nilai yang
mencapai tujuan ini, mata uang yang dipakai hanya terdiri dari emas dan
perak.
c. Ibnu Khaldun
uang bukan bentuk kekayaan yang nyata, namu hanya sebuah instrumen
memperoleh kekayaan.80
emas dan perak, tetapi emas dan perak menjadi standar nilai uang. Uang
atau perak, beliau juga menyarankan konstannya harga emas dan perak.
Harga-harga lain boleh berfluktuasi, tetapi tidak untuk harga emas dan
perak. Keadaan nilai uang yang tidak berubah, kenaikan harga atau
lebih banyak makanan dari yang diperlukan di suatu kota, harga makanan
menjadi murah. Demikian sebaliknya, jika makanan lebih sedikit dari yang
d. Al-Ghazali
dirham sebagai hakim dan penengah di antara harta benda lainnya sehingga
80
Cecep Maskanul Hakim, Belajar Mudah Ekonomi Islam, (Bekasi: Shuhuf Media Insani,
2011), h. 216.
40
harta benda tersebut dapat diukur nilainya dengan uang dinar dan dirham.81
galanya”. Keduanya ibarat cermin, uang tidak memiliki warna namun uang
bisa mencerminkan semua warna. Inilah yang dijelaskan oleh Imam Ghazali
bahwa emas dan perak hanyalah logam yang di dalam substansinya (zatnya
mengatakan bahwa salah satu wujud syukur kita kepada Allah adalah
dengan menggunakan segala yang diberikan Allah swt. kepada kita sesuai
contoh dengan nikmat uang atau dinar dan dirham masa itu. Dalam bahasa
81
Andi Mardiana, ‘Uang Dalam Ekonomi Islam’, Al-Buhuts, (Gorontalo: IAIN Gorontalo),
Vol. 10 Nomor 1, Juni 2014, h. 108.
82
Santi Endriani, ‘Konsep Uang : Ekonomi Islam Vs Ekonomi Konvensional’, Anterior
Jurnal, (Palangkaraya: Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya), , Vol. 15, No. 1, Desember 2015., h. 71.
83
Misbahul Munir, Implementasi Integrasi Al-Quran Dan Hadits : Analisis Tematik
Terhadap Konsep Uang Dalam Islam Laporan Penelitian, Penelitian Integrasi Sains Dan Islam
(PISI), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015., h.38.
41
telah kufur nikmat karena telah menggunakan uang tidak sesuai dengan
menyatakan fungsi uang selain sebagai alat pertukaran dan satuan hitung.
tersebut.
Dalam ekonomi Islam sendiri, fungsi uang yang diakui hanya sebagai
alat tukar (medium of exchange) dan kesatuan hitung (unit of account).
Uang itu sendiri tidak memberikan kegunaan/manfaat, akan tetapi fungsi
uanglah yang memberikan kegunaan. Uang menjadi berguna jika ditukar
dengan benda yang nyata atau jika digunakan untuk membeli jasa. Oleh
karena itu uang tidak bisa menjadi komoditi/barang yang dapat
diperdagangkan85
Seperti yang sudah diuraikan diatas bahwa uang diakui hanya sebagai
account tidak lebih dari ini. Artinya fungsi uang hanya sekedar sebagai
medium dari barang yang satu berubah menjadi barang yang lain, tidak
perlu adanya double coincidence needs. Jadi dalam konsep Islam, uang
didapatkan bukan dari uang itu sendiri, tetapi dari fungsi uang.
membeli seekor hewan kurban dengan harga satu dinar lalu ia menjualnya
dengan harga dua dinar, lalu ia membeli lagi hewan kuraban seharga satu
84
Ibid.
85
Ibid., h.44-47.
42
dinar lalu yang satu dinar lagi ia sedekahkan lalu Rasulullah SAW
ص ْب ٍر َح ْب َح َح َح ُم ْبف َح ُمن َح َح َح ِثي َح ُمو ٌ َح َح َح َح َح ُم َح َح ْب ُم َح ِث ْب ٍر ْبا َح ْب ِث ُم
َللاِث
سو َحل َح َح ِث ْب ِث ْب ِث ِث زَح ٍرم َحنَح َحر ُم َح ْب َح ْب ٍر ِث ْب َح ْب ِث ْبا َح ِث َح ِث ِث َح ْب
ض ِث ْب ً فَح َحهُم ِث ِث ْب َح ٍرر َح ْبشتَح ِث اَحهُم ُم ْب ث َح سلَح َح َح َح َللاُم َحلَح ْب ِثه َحو َح
لى َح
ص َح
َح
ً ض ِث َح ْب تَح َح َح ِث ِث َح ٍرر َحو َح َح َح ِث ِث َح َحر ْب ِث فَح َح َحج َحع َحف ْب تَح َح ى اَحهُم ُم ْب
سلَح َح فَحتَح َح
ص َح َح ِث ِثه َللاُم َحلَح ْب ِثه َحو َح
صلَحى َحِث ِث َح ٍرر َحو َحج َحا ِث ِث َح ٍرر ِثاَحى ا َح ِثي ِث َح
س َحل َح َحو َح َح َحاهُم َح ْبن ُم َح َحر َح َحاهُم ِثفي ِث َح َحر ِث ِثه َللاُم َحلَح ْب ِثه َحو َح
صلَحى َح
ا َح ِثي ِث َح
keberadaan uang, aktivitas zakat, infak, sedekah, wakaf, dan lain-lain dapat
tujuan, seperti halnya pekerjaan, hanya sebagai perantara untuk sesuatu lain
yang dituju”.87
harta, setiap manusia termotivasi untuk mencari harta selain demi menjaga
semua motivasi ini dibatasi dengan tiga syarat, yaitu harta dikumpulkannya
dengan cara yang halal, dipergunakan untuk hal-hal yang halal, dan dari harta
yang dimiliki nya harus dikeluarkan hak allah dan masyarakat diaman ia
tinggal.88
Menurut Ibn Taimiyah uang dalam Islam adalah alat tukar dan alat
pengukur nilai. Uang dimaksudkan sebagai alat pengukur dari nilai suatu
barang, melalui uang, nilai suatu barang akan diketahui dan mereka tidak
menggunakannya untuk diri sendiri atau dikonsumsi. Hal yang serupa juga
dikemukakan oleh muridnya, Ibn Qayyim bahwa uang dan keping uang tidak
dimaksudkan untuk benda itu sendiri, tetapi dimaksudkan untuk memperoleh
barang-barang (sebagai alat tukar).89
Menurut beliau uang juga berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan
86
Ibid., h. 15-16.
87
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2005), h. 202.
88
Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Penerjemah: Khikmawati, Maqashid Syariah,
(Jakarta: Amzah, 2013), h., 167.
89
Ibid., h. 191.
90
Jalaludin, ‘Konsep Uang Menurut Imam Al-Ghozali, h., 173.
44
berlangsung selamanya. Dan benda yang tahan lama antara adalah bahan-
bahan logam. Maka dibutlah uang dari bahan emas, perak, dan tembaga”.92
91
Ibid., h. 174.
92
Ibid..
45
dengan konsep distribusi harta. Allah swt. telah memerintahkan kita agar
supaya harta di dunia ini tidak hanya berputar di kalangan orang-orang kaya
saja.95
yang berupa uang. Oleh karena itu, menimbun emas dan perak sebagai barang
hukumnya adalah haram, baik yang sudah dicetak maupun belum. Dan
dilarang oleh Allah SWT. Terdapat pula dalam sabda Rasullah SAW:
bisa dijadikan acuan dan referensi, serta merupakan kerangka bekerja dalam
a. Kekayaan (uang) merupakan nikmat dan amanah dari Allah dan tidak
b. Di dalam harta (uang) seseorang terdapat bagian bagi agama dan sosial.
uang sebagai harta yang merupakan amanah dari Allah SWT. Berikut
96
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Shahih Bukhari Muslim,Abu Firly Bassam Taqiy, Al-
Lu’lul Wal Marjanan Fiimaa Ittafaqa ‘Alaihi Asy-Syaikhani Al-Bukhari wa Muslim, (Yogyakarta:
Hikam Pustaka, 2013), h. 586.
97
QS. Al-Ma’arij (70): 24-25
47
dan menikmati kehidupan duniawi ini secara boros. Larangan ini cukup
4) Pengeluaran harta (uang) untuk Agama dan Sosial (ad-diniyah dan al-
ijtimâ‟iyah
umat. Karena kekayaan berfungsi sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Sehingga untuk memperoleh uang selalu dibatasi dengan nilai moral
yang merata.
98
Ibid., h. 36.
99
Ibid, h 36.
100
Ibid, h 38.
101
Ibid, h. 41.
48
Islam memiliki uang tidak hanya melihat dari aspek ekonomi, jumlah
atau banyak nya uang saja tetapi bagaimana uang tersebut bisa memiliki
semua motivasi ini dibatasi dengan tiga syarat, yaitu harta dikumpulkannya
dengan cara yang halal, dipergunakan untuk hal-hal yang halal, dan dari harta
yang dimiliki nya harus dikeluarkan hak allah dan masyarakat diaman ia
menghindari semua bahaya dan mudarat yang muncul dai tindak pemusatan
dengan kebutuhan, sehingga kekayaan orang kaya tidak bertambah, dan harta
mengeilinginya.
sosialis, dalam tradisi Islam, keadilan yang di maksud adalah “keadilan ilahi”.
Yakni keadilan yang tidak terpisah dari moralitas, didasarkan pada nilai-nilai
102
Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Penerjemah: Khikmawati, Maqashid Syariah, (Jakarta:
Amzah, 2013), h., 167.
49
103
Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) h. 49.
50
BAB III
A. Public Goods
sedangkan goods (gudz)105 memiliki arti barang, public goods berarti barang
konteks ini yang dimaksud dengan public goods adalah uang yang dianggap
is goods public). Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak
Ciri dari public goods adalah barang atau sesuatu tersebut dapat
digunakan oleh masyarakat umum tanpa menghalangi orang lain atau pihak
104
Andreas Halim, Kamus Lengkap 20 millyard, (Surabaya: Sulita Jaya)., h. 242.
105
Ibid., h. 358.
106
Nurlaili, ‘Uang dalam Prespektif Ekonomi ISlam’, Ekonomi dan Bisnis Islam,
(Lampung: IAIN Raden Intan), Vol 1, No. 1/Mei 2016, h. 86.
107
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2010), h.89.
51
lebih banyak oleh masyarakat yang lebih kaya, hal ini bukan karena simpanan
mereka di bank tetapi karena asset mereka, seperti rumah, mobil, saham dan
peluang yang lebih besar kepada orang tersebut untuk memperoleh lebih
banyak uang atau keuntungan. Jadi, semakin tinggi tingkat produksi, akan
untuk menggunakan public goods tersebut. Jadi, jika dan hanya jika private
keuntungan. 108
keuntungan yang sangat besar yang akan didapat, karena uang itu berputar
masyarakat untuk investasi yang digunakan pada sektor riil.109 Agar uang
tersebut dapat bersirkulasi dan digunakan oleh banyak kalangan, oleh karena
108
Ibid.
109
Ibid.
52
Public goods dalam konsep uang menurut Islam tercermin dalam sabda
ب
ا ٍر َح َّد َحنَح َحبْب ُم ِث بْب ُمن َح ِث ٍرْب َح َّد َحنَح َحبْب ُم ِث بْب ِثن َح َحر ِثا بْب ِثن َح ْبو َح
ب َح ْبن ُمم َح ِثا ٍر َح ْبن بْب ِثن َح َّد
ب ٍر ا ِث ب ِثن ُّي َح ْبن ا َحع َّدو ِثم َح ِث َح ْبو َحال ْب َح
َّد
ا َحر َح ُما لم ونَح ُم َح َحل َح َحل َحر ُم ْبو ُمل ِث َح َّدلى ُم َح َحل ِثاْب َحو َح َح ْبلم َح ْبلُمم ْب ِث ُم
نُم َح َحر َح ٌم َح َحل ِثى َح َح ِث ِث ِث ْب َحلم ِثا َحو ا َح ِثلأل َحو ا َّد ِثر َحو َحم ُما
ب َح ِث ٍر َح ْب ِثن ا َح َحا ْبل َح ِثر َح ُمو
ekonomi syariah, yakni bahwa hutan, air, dan segala isinya adalah milik
Allah dan tidak boleh dimiliki secara invidu112. Dengan demikian uang juga
tidak boleh dimiliki secara invidu, karena uang adalah milik masyarakat.113
110
Anita Rahmawaty. ‘Uang Dan Kebijakan Moneter Dalam Perspektif Ekonomi islam’,
Equilibrium. (Indonesia: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Vol. 1, No.2,
Desember 2013), h. 192.
111
Muhammad Bani Thohar Al-Muqoddasi Al-Qoisrooni, Hadis Maudhu dan do’if ,
Abdurrohman Bin Abdul Jabbar Al Fariiwaa’i, dari judul asli Al Hadits mauduu’ah wa ad
do’iifah, (Darus Salaf, 1416).
112
Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 89.
53
cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal
sudah memiliki banyak uang yang akan di gunakan kapanpun utk dirinya
sendiri sehingga ia tidak lagi perlu bersusah payah bekerja, orang tersebut
juga dan enggan bersedekah karena menganggap uang tersebut ia cari dengan
jeri payah nya sendiri dan ingin uang tersebut hanya untuk memenuhi
kebutuhannya snediri.
Menimbun uang juga dapat menimbulkan sikap rakus dan tamak yang
mana sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik
public goods, uang yang ketika mengalir adalah public goods, artinya Islam
umum.
Konsep public goods ini mulai dikenal dalam teori ekonomi pada tahun
1980-an. Baru setelah muncul ekonomi lingkungan, dalam Islam, konsep ini
ِث ِثفي ْبِثا َح ِثا َحو ا َح ِثلأل َحو ا َّد ِثر َح ْبا ُم ْب ِثل ُم ونَح ُم َح َح ُما ِثفى َح َح
Artinya: “Manusia mempunyai hak bersama dalam tiga hal; air, rumput dan
api” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah).
hal yang baru dalam ekonomi Islam, bahkan konsep ini sudah
gunakan oleh banyak pihak, hal-hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk
116
Mahmud Abu Saud, Garis Besar Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Syed Ahmad Ali,
dari judul asli Outlines of Islamic Economic, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 41.
117
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, h. 79.
55
akad seperti musyarakah yakni perkongsian dua pihak atau lebih diaman
kepada orang lain untuk modal usaha, apabila mendapat keuntungan maka
akan dibagi dua, yakni kepada pemilik modal dan orang yang menjalankan
usaha, ada pula qard atau pinjaman uang atau modal kepada pihak tertentu
Rasulullah SAW.
Rasulullah mencontohkan banyak cara untuk umat nya agar uang yang
dimiliki seseorang tidak tertimbun dengan tidak produktif, semua hal itu
adalah untuk kebaikan umat itu sendiri dan untuk umat lainnya, agar sama-
setiap akad yang dilaukannya, yang mana tujuan dari semua itu adalah untuk
kekayaan, sehingga gap antara orang kaya dan orang miskin dapat teratasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai konsep uang, di bawah ini terdapat
118
Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer,(Lampung: STAIN Jurai Siwo, 2014), h.
107.
119
Ibid., h. 144.
56
Uang Capital
Analogi:
Air yang masuk dan keluar dari kolam air adalah aliran (flow), sedangkan air
yang beada dalam kolan tresebut dalam jangka waktu tertantu adalah
persediaan (stock). Pendapatan (Income) adalah flow sedangkan kekayaan
(wealth) adalah stock.
digunakan, yakni bukan hanya untuk dikmati sendiri tapi juga harus memberi
120
Adiwarman Karim, Ekonomi Makro, h. 80.
57
hubungan hamba denga sesamanya, hal itu terdapat dalam surat An-Nisa’
ayat 36:
Praktek menimbun uang dalam Islam disebut dengan istilah kanz al-mal
dan dalam istilah ekonomi konvensional disebut dnegan money hoarding atau
121
Imam Mustofa, Fiqih Mua’amalah, h. 7.
58
dilarang oleh nas Al-Qur’an dan hadis. Berikut hadis yang melarang praktik
ihtikar:
122
Ahmad Dimyati, Teori keuangan, h. 80.
123
QS. At-Taubah (9): 34
59
orang lain yang wajib di keluarkan, baik mereka itu dari golongan pendeta
zakatnya dan tidak dikeluarkan segala hak yang wajib dikeluarkan. Ini berarti,
kita boleh mengumpulkan harta jika dari harta itu kita mengeluarkan hak-hak
yang wajib kita keluarkan.125 Dalam ayat tersebut digunakan istilah za-zahab
(emas) dan al-fiddah (perak). Istilah az-zahab dan al-fiddah pada ayat di atas
dipahami sebagai mata uang yang berlaku pada saat ayat tersebut diturunkan.
penimbunan uang.126
hakikat keadaan mereka. Selain itu juga menjelaskan bahwa harta-harta orang
Sangat jelas ancaman bagi orang yang menimbun yaitu akan mendapat
siksa yang pedih. Semua orang diperintah untuk menunaikan hak-hak nya
124
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqi, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), h. 1659.
125
Ibid.
126
Ibid., h. 83.
127
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqi, Tafsir Al-Qur’anul, h. 1660-1661.
60
dengan syarat tetap menunaikan hak-hak dari harta tersebut baik wajib seperti
Bagi pemilik uang yang tidak atau kurang mampu mengelola uangnya,
sunnah Nabi, antara lain melalui jual beli, dan akad-akad murabahah,
sebelumnya.
Cara-cara ini akan mendorong setiap orang yang memiliki banyak uang
kekayaan atas biaya orang lain dan memperkaya pribadi. Artinya jual-beli dan
128
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu Surabaya,
2000), h. 356.
61
mereka hanya akan berorientasi materi, faktor utama yang mendorong mereka
hidup ialah materi dan kapital serta berusaha memiliki sebanyak mungkin
manusia ini harus di salurkan secara nyata melalui cara-cara yang dibenarkan
beredar dalam masyarakat sebagai sarana dalam sebuah proses transaksi dan
129
Ahmad Ibrahim Abu Sin, Manajemen Syariah sebuah kajian historis dan Kontemporer ,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008)., h. 4.
130
Yusuf Qardhawy, Syaikh Muhammad Al-Ghazali yang Saya Kenal, (Jakarta: Robbani
Press: 1998)., h. 209.
131
Ibid.
132
Ibid.
62
bagi kegiatan produksi yang akan terus merugi akibat minimnya jumlah
barang yang terbeli, akibat rendahnya daya beli masyrakat karena tidak
memiliki uang sebab uang tertahan oleh pihak tertentu. Produsen yang
jumlah besar. Jika sudah demikian akibatnya sudah dapat diprediksi yaitu
Dampak buruk dari tindakan menimbun uang juga dapat dilihat dari
timbulnya inflasi. Dalam hal ini teori ekonomi menjelaskan bahwa antara
jumlah uang beredar dengan stok barang yang tersedia dalam masyarakat
Jika jumlah uang beredar melebihi jumlah stok barang yang tersedia,
maka akan terjadi inflasi. Sedangkan jika jumlah beredar lebih sedikit
beredar dengan jumlah stok barang yang ada dipasar selalu seimbang,
yang tertahan sama saja tidak ada, dalam arti tidak terhitung dalam peredaran,
perekonomian.
Pada saatnya uang yang ditabung akan kembali digunakan untuk melakukan
transaksi secara wajar. Sehingga tindakan ini tidak akan menghentikan roda
ekonomi.134
133
Ibid., h. 86
134
Ibid..
64
memiliki uang di suatu negara135 Menurut Ibn Taimiyah: “Uang dalam Islam
adalah sebagai alat tukar dan alat ukur nilai. Melalui uang nilai suatu barang
akan diketahui, dan mereka tidak menggunakannya untuk diri sendiri atau
dikonsumsi. Hal serupa dikemukakan oleh muridnya (Ibn Qayyim), uang atau
keping uang tidak dimaksudkan untuk benda itu sendiri, tetapi dimaksudkan
lebih buruk lagi adalah orang yang melebur dinar dan dirham menjadi
perhiasan emas dan perak. Mereka ini dikatakannya sebagai orang yang tidak
bersyukur kepada sang pencipta Allah Swt, dan kedudukannya lebih rendah
dari orang yang menimbun uang. Menimbun uang berarti menarik uang
sama saja artinya dengan mengurangi jumlah penawaran uang yang dapat
135
Mochamad Fadlyliah, Implementasi Uang sebagai Flow Concept dan Public Goods
dalam Ekonomi Islam di Indonesia (Studi Atas Pemikiran Ekonomi Islam Adiwarman A Karim)”
Universitas Islam Bandung. h. 6-7
136
Bustaman, Konsep Uang Dan Peranannya Dalam Sistem Perekonomian Islam (Studi
Atas Pemikiran Muhammad Abdul Mannan)., h 74.
137
Ibid, h. 48-49.
65
yang menimbun uang adalah orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang
telah Allah berikan, orang yang menimbun uang berati orang tersebut telah
menarik uang dai peredaran yang artinya hal itu memperlambat perputaran
uang atau flow Concept yang akan dibahas pada sub selanjutnya, hal ini
terjadi.
B. Flow Concept
pengertian.140 Flow concept, konsep dalam KBBI adalah rancangan, ide atau
konsep mengalir, dalam hal ini adalah perputaran uang atau aliran uang.
Orang yang menimbun dan menahan uang dari peredaran adalah orang
aktifitas ekonomi.
Dalam ekonomi Islam sifat uang adalah itu mengalir dan berputar
dengan cepat tanpa ada hambatan.143 Semakin cepat perputaran uang akan
semakin baik. Seperti pada aliran air masuk dan aliran air keluar. Sewaktu air
mengalir, disebut dengan uang, sedangkan apabila air tersebut mengendap,
maka disebut dengan capital/modal. Wadah tempat mengendapnya ialah
private goods, sedangkan air adalah public goods. Uang seperti air apabila
dialirkan maka air (uang) tersebut akan bersih dan sehat bagi ekonomi.
Namun sebaliknya jika air itu dibiarkan menggenang dalam suatu tempat
(menimbun uang), maka air tersebut akan kotor.144
mengibaratkan uang sebagai sesuatu yang harus terus mengalir, jika uang
mengendap dan tertahan pada pihak tertentu maka akan tesendat pula uang
yang ada di masyarakat sebab jumlah uang menjadi sedikit. Berkaitan pula
adalah bebas, tetapi bukan berarti bebas kontrol atau berputar pada
sebagian kelompok”145
Dalam Islam, uang adalah flow concept sedangkan capital adalah stock
concept. Semakin cepat perputaran uang, maka semakin baik. Uang yang
berputar untuk produksi akan dapat menimbulkan kemakmuran ekonomi dan
kesehatan masyarakat. Sementara itu, jika uang ditahan (menimbun uang),
maka dapat menyebabkan macetnya roda perekonomian sehingga dapat
menimbulkan krisis ekonomi. Untuk itu, uang perlu digunakan untuk
143
Ibid.
144
Ibid., h.154.
145
Juhaya S. Praja, Ekonomi Syariah, h. 90.
67
investasi di sektor riil. Jika uang hanya disimpan, maka bukan saja tidak
mendapatkan return, tetapi juga dikenakan zakat.146
aktifitas produksi dan tingkat investasi dalam sektor riil di suatu masyarakat,
karena semakin banyak aktifitas produksi dan investasi sektor riil dalam
Dalam pembahsan kali ini penulis tidak lagi membahas mengenai stock
goods dan flow concept, mengingat stock concept dan private goods adalah
income yang diperoleh, itu artinya uang adalah flow concept, ia juga
Fisher ini hampir sama dengan konsep yang ada dalam ekonomi Islam, bahwa
uang adalah flow concept, dimana semakin cepat perputaran uang maka
semakin besar income yang akan diperoleh, perputaran uang identik dengan
146
Anita Rahmawaty, ‘Uang Dan Kebijakan Moneter Dalam Perspektif Ekonomi islam’,
Equilibrium, (Indonesia: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus), Vol. 1, No.2,
Desember 2013., h. 192.
147
Adiwarman A. Karim, Ekonomi makro Islami, h. 78.
68
aliran uang.149
kewajiban zakat bagi umat Islam. Oleh karena itu, uang harus berputar
perdagangan, investasi di sektor riil. Uang yang berputar untuk produksi akan
Konsep ini menujukkan hal yang sama dengan Islam bahwa uang
adalah flow concept. Fisher mengungkapkan hal yang sama dengan Islam
148
Imam Mustofa., Fiqih Mua’malah Kontemporer., h. 6.
149
Ahmad Dimyati, Teori Keuangan Islam, (yogyakarta: UII Pree, 2008)., h. 13.
150
Mochamad Fadlyliah h. 11.
151
Ibid, h. 13.
152
Iqbal, ‘Konsep Uang Dalam Islam’, Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq, (Bogor: Program
Studi Ekonomi Islam FAI-UIKA), Vol. 3 No. 2, September 2012, h. 306
69
Ketika uang itu diputar atau dialirkan dalam sector riel maka pada saat
itu uang menjadi public goods yang kemudian berhenti menjadi kepemilikan
seseorang (stock concept), yang pada akhirnya uang itu menjadi milik pribadi
(private goods).153
Dengan adanya uang maka dapat dilakukan proses jual beli hasil
tidak dibelanjakan berarti uang tersebut tidak beredar. Hal ini sama artinya
pasaran. Sedangkan proses jual beli tidak dapat dipisahkan dengan uang.154
mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Untuk itu uang perlu digunakan
untuk investasi di sektor riil. Jika uang disimpan tidak diinvestasikan kepada
sektor riil, maka tidak akan mendatangkan apa-apa. Penyimpanan uang yang
telah mencapai nishab dan haul-nya, menurut ajaran Islam, akan dikenai
zakat.155
س ِث ٍر َحنَحاُم ْب تَح َح ى ِثا َح ِثي َح ِث ِثه َحتَح َح ْب َح ْب ي ْب ِث َح َح َح َح ِثي َح ْب َح ِثا
َح ً فَح ِث َحع َح ِثا َح ْبا َح ُمل َح ْب ُم ِث َح ٍرل َح ِث ْب ٍر َح ى ِثفي َح ْب ِث ِثا
153
Ibid., h. 307.
154
Bustaman, Konsep Uang Dan Peranannya., h. 73.
155
Ibid, h. 75.
70
stock concept. Sebagai konsekwensi uang adalah flow concept, maka ia harus
diputar dalam usaha riil untuk menghasilkan sebuah return. Ini berbeda
dengan konsep uang sebagai stock concept, yang mana ia bisa bertambah
dengan sendirinya terlepas apakah digunakan dalam usaha riil atau tidak.
Karena uang dan aset keuangan selain dalam sistem keaungan Islam
harus secara langsung berhubungan dengan dunia riil, maka uang dalam Islam
adalah M=Y, di mana M adalah uang beredar dan Y=adalah output sebagai
tanda dari perekonomian. Meminjam persamaan teori kuantitas uang Fisher:
M . V = P . T, T kemudian diganti dengan Y. Uang dengan kecepatan
perputarannya (velocity) adalah sama dengan harga dikalikan transaksi
perekonomian. Maka M yang terlalu banyak dibanding T hanya akan
membuat P tinggi begitu sebaliknya. Hal ini dalam Islam tidak menjadi
masalah ketika kejadian M lebih banyak atau lebih kurang dihasilkan oleh
sistem yang adil. Maka dalam suatu riwayat, Rasulullah menolak
mengintervensi harga yang pada saat ini terjadi kenaikan. Namun demikian,
apabila hal tersebut terjadi dikarenakan oleh ketidak-adilan sistem maka
tentunya Islam tidak menginginkannya.156
Islam, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Anfal ayat 72 dan
156
Khoirul Umam, ‘Perilaku Permintaan Uang Islam: Antara Otentisitas dan Inovasi’,
Universitas Darussalam Gontor, Islamic Economics Journal , Vol. 1, No. 1, Juni 2015, h. 28-29.
71
Artinya:“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah
mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di
jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”(QS. Al-Hujurat
ayat 15)
tanpa memungut kelebihan atau beban dari nilai pokok, yang dipinjamkan
157
Abdul Ghofur, ‘Konsep Riba Dalam Al-Qur’an’, Economica, Vol. VI, Edisi , 1, Mei
2016, h. 12.
72
milik masyarakat dan flow concept adalah rancangan yang mengalir, dimana
dalam konteks ini uang merupakan milik masyarakat yang tidak boleh
dimiliki secara sepihak atau ditimbun secara tidak produktif oleh suatu pihak,
uang juga harus mengalir dan lancar perputarannya, tidak dibolehkan uang
di dalam nya dan seberapa cepat perputaran uang dalam masyarakat tersebut.
berbagai barang dan jasa, maka akan semakin terpenuhi kebutuhan para
uang untuk membeli bahan baku untuk memproduksi barang-barang nya dan
maka semakin cepat pula perputaran uang yang terjadi karena percepatan
perpindahan uang dari tangan satu ke tangan yang lain, dengan seperti ini
tabungan atau simpanan deposito, memang benar uang itu akan menghasilkan
keuntungan yang disebut bunga, namun uang tersebut tidak dirasakan oleh
masyarakat sebagaimana peran dari Public goods itu sendiri. Karena hakikat
dari perputaran uang di masyarakat agar uang tersebut dapat berputar dan
dirasakan oleh semua pihak. Itulah mengapa uang harus diinvestasikan dalam
sektor riil.
produksi dan lain sebagainya, larangan menimbun uang dan menahan uang
seperti Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Al Maqrizi dan ibnu Taimiyah, tapi juga
salah satu tokoh dari ekonomi konvensonal Irving Fisher sepakat dengan
konsep uang menurut Ekonomi Islam, yakni bahwa uang adalah flow concept.
selaras dengan firman Allah, salah satu nya adalah firman Allah QS. At-
uang adalah Private goods dan stock concept, Al-Qur’an sudah mengatur, dan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
concept, public goods adalah uang dianggap milik umum dan harus beredar di
hanya terkumpul pada satu orang atau pihak tertentu saja, tidak boleh ada
penumpukan uang pada satu titik, uang tidak lagi disimpan di lemari,
dicelengan dan lain sebagainya. Hal itu akan berdampak buruk pada roda
ekonomi. Sedangkan flow concept artinya uang harus mengalir dari tempat
satu ke tempat lain, dari pihak satu ke pihak lain, uang tidak dibiarkan
sedekah, wakaf dan lain-lain. Uang juga harus di manfaatkan dalam sektor riil
sebagainya.
77
B. SARAN
mengenakan pajak untuk uang kontan tersebut, hal ini untuk menghindari
penimbunan uang yang berakibat buruk terhadap perputaran uang itu sendiri.
beli secara berkelanjutan. Uang harus mengalir secara kintinu dalam ekonomi,
bukan berhenti pada satu simpul, ada tiga cara untuk menggunakan uang yang