Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
julita_situmorang@yahoo.com
djukri2, djukri@uny.ac.id
1
Mahasiswa Biologi UNY
2
Dosen pendidikan biologi UNY
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air kulit jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) terhadap kerusakan morfologi tanaman sawi, dosis optimal air kulit jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) sebagai pestisida nabati pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi
(Brassica juncea), presentase mortalitas hama Plutella xylostella dan presentase jumlah pupa hama
Plutella xylostella. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen Pola Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 perlakuan variasi kadar air kulit jeruk nipis dengan 3 ulangan. Konsentrasi kadar Air kulit
jeruk nipis yaitu 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Hasil uji statistik menunjukkan (p0,05) bahwa ada
perbedaan yang signifikan air kulit jeruk nipis mengakibatkan mortalitas hama Plutella xylostella. Air
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) menyebabkan kematian hama Plutella xylostella paling efektif
pada kadar 20%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata presentase
terjadinya pembentukan pupa hama Plutella xylostella. Penyemprotan air kulit jeruk nipis pada
tanaman sawi tidak mengakibatkan kerusakan morfologi tanaman sawi.
Kata kunci : hama Plutella xylostella, kulit jeruk nipis, pestisida Nabati,
Abstract
This research aimed to find out the effect on the morphology of mustard greens plants after given lime
peel extract (Citrus aurantifolia), the optimal dose of lime peel extract (Citrus aurantifolia) as
vegetable pesticides to control Plutella xylostella pests on mustard greens plants (Brassica juncea),
the mortality percentage of Plutella xylostella pests, and the percentage of the number of cocoon of
Plutella xylostella pests. This research used experimental research design with Completely
Randomized Design (CRD) consisted of five treatments with the variation on the doses of lime peel
extract with three repetitions. The concentration levels of lime peel extract are 0%, 5%, 10%, 15%,
20%. The statistical test result (p<0,05) shows there is a significant difference the lime peel extract
affect the mortality of Plutella xylostella pests. Lime peel extract (Citrus aurantifolia) causes
mortality of Plutella xylostella pests most effectively in the level of 20%. The statistical test result
shows that there is no difference of the average percentage in the formation Plutella xylostella cocoon
pests. Spraying of the lime peel extract on mustard greens plants did not cause morphology damage of
mustard greens plants.
Keywords: Plutella xylostella pests, lime peel extract, mustard green plants
29 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018
PENDAHULUAN
maka kandungan-kandungan kimia dari dalam minyak Atsiri yang dihasilkan dari
pestisida sintetis tersebut akan ikut masuk kulit buah tanaman genus Citrus
ke dalam tubuh orang yang diantaranya adalah limonen, sitronelal,
mengonsumsinnya. geraniol, βkariofilen dan α-terpineol
(Calvacanti, et al .2009). Selain itu Jeruk
Oleh sebab itu diperlukan alternatif
Nipis juga mengandung senyawa saponin ,
pengendalian hama Plutella xylostella atau
flavonoid dan terpen yang dapat berfungsi
ulat Tritip yang berwawasan lingkungan.
sebagai racun bagi hama tanaman.
Salah satunya dapat dilakukan dengan
memanfaatkan spesies tanaman pestisida Melalui penjelasan di atas maka
nabati yang ada di sekitar kita yaitu peneliti ingin mengetahui pengaruh
menggunakan tumbuhan. Tumbuhan pemberian variasi kadar air kulit jeruk
mengandung banyak bahan kimia yang nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
merupakan produksi metabolit sekunder pestisida nabati pengendalian Hama
dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat Plutella xylostella pada tanaman sawi
pertahannya dari serangga maupun (Brassica juncea). Hal tersebut bertujuan
organisme pengganggu. Bahan kimia yang untuk Untuk mengetahui pengaruh
terkandung di dalam tanaman tersebut pemberian air kulit jeruk nipis (Citrus
dapat digunakan untuk mengendalikan aurantifolia) terhadap morfologi tanaman
hama pada tanaman. sawi (Brassica juncea), Kadar optimal air
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Salah satu tanaman yang
sebagai pengendali hama Plutella
bermanfaat sebagai pestisida alami adalah
xylostella pada tanaman sawi (Brassica
jeruk nipis. Kulit jeruk nipis memiliki bau
juncea),Persentase mortalitas hama
yang menyengat, baunya khas aromatik
Plutella ,dan Presentase jumlah pupa hama
dan banyak mengandung minyak Atsiri.
Plutella xylostella .Selain itu juga untuk
Minyak Atsiri dapat digunakan sebagai
mengurangi dampak lingkungan dari
insektisida botani dalam pengendalian
penggunaan pestisida sintetis untuk
hama. Jeruk nipis merupakan salah satu
pengendalian hama Plutella xylostella
tanaman penghasil minyak Atsiri yang
pada tanaman sawi.
sebagian besar mengandung terpen,
siskuiterpen alifatik, turunan hidrokarbon
teroksigenasi dan hidrokarbon aromatik.
Komposisi senyawa yang terdapat di
31 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018
Universitas Negeri Yogyakarta pada bulan adalah benih yang terbaik yang
Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus dilakukan sebayak 2 kali yaitu pada
aurantifolia). hari Kamis , 01 Februari 2018 dan
Sabtu ,03 Februari 2018.
7. Pembuatan Konsentrasi Air
Kulit Jeruk Nipis (Citrus 9. Pengamatan
Aurantifolia) 1. Presentasi Mortalitas hama
Pembuatan variasi konsentrasi air Plutella xylostella
kulit jeruk nipis dari starter yaitu Larva dikatakan mati jika sudah
sebagai berikut: tidak bergerak lagi.
Ekstrak kulit jeruk nipis 5% (50 ml Pengamatan dilakukan 1 hari
air kulit jeruk nipis dicampur setelah aplikasi penyemprotan
dengan 950 ml air) pestisida pada tanaman sawi
Ekstrak kulit jeruk nipis 10% (100 yaitu ketika sawi berumur 23
ml air kulit jeruk nipis dicampur hari. Pengamatan Mortalitas
dengan 900 ml air). dilakukan pada hari Jumat , 02
Ekstrak kulit jeruk nipis 15% (150 Februari 2018 dan Minggu , 04
ml air kulit jeruk nipis dicampur Februari 2018.
dengan 850 ml air) Persentase mortalitas larva
Alat dan Bahan yang digunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test)
pada kadar ini larva Plutella xylostella B. Pengaruh Variasi Kadar Air
Kulit Jeruk Nipis (Citrus
telah mengalami mortalitas sehingga
aurantifolia) terhadap Mortalitas
aktivitas makan sudah berkurang. hama Plutella xylostella
2. Uji Duncan Pengaruh Variasi dalam larutan lebih banyak sehingga daya
Kadar Air Kulit Jeruk Nipis
racun pestisida nabati semakin tinggi.
(Citrus aurantifolia) terhadap
Mortalitas Larva Instar III
Plutella xylostella Menurut Suryaningsih (2004 : 4-5)
menyebutkan bahwa kriteria tanaman
Tabel 3. Uji Duncan Pengaruh
Variasi Kadar Air Kulit Jeruk Nipis sumber bahan baku pestisida nabati harus
(Citrus aurantifolia) terhadap memiliki bahan aktif (biotoksin) dengan
Mortalitas Larva Instar III Plutella
xylostella cara kerja lebih dari satu . Cara kerja
(mode of action) bahan aktif tersebut dapat
Subset for alpha =
0.05 sebagai biotoksin (peracun) , pencegah
Konse
ntrasi N 1 2 makan (antifeedant) , penolak (repellent)
0% 3 2.6667 dan penganggu alami.
5% 3 3.6667 3.6667
10% 3 4.0000 4.0000 Penelitian tentang Pengaruh
15% 3 4.3333 pemberian variasi kadar air kulit jeruk
20% 3 5.0000 nipis sebagai pestisida nabati pengendali
Sig. .071 .078
hama Plutella xylostella pada tanaman
sawi (Brassicca juncea) menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian kadar 20%
terdapat perbedaan pengaruh tingkat
menghasilkan presentase mortalitas hama
mortalitas pada penggunaan kadar 0%
Plutella xylostella yang lebih tinggi
dengan kadar 15% dan 20% air kulit jeruk
dibandingkan kadar 5% ,10% dan 15%.
nipis nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
Pada pemberian kadar 20% presentase
pengendali hama Plutella xylostella pada
mortalitas hama Plutella xylostella yaitu
tanaman sawi (Brassica juncea).
sebesar 100% dimana semua hama
Hasil penelitian pengaruh Plutella xylostella pada kadar 20% mati
pemberian air kulit jeruk nipis ini atau tidak ada yang hidup. Hal ini
menunjukkan hasil bahwa semakin besar menunjukkan bahwa penggunaan air kulit
kadar yang diberikan maka semakin tinggi jeruk nipis pada kadar 20% paling efektif
juga tingkat mortalitas hama Plutella digunakan sebagai pestisida nabati pada
xylostella pada tanaman sawi. Hal ini penelitian ini , yang mana daya racun yang
sesuai dengan pendapat (Marhaeni 2001) ditimbulkan pada kadar 20% menyebabkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi yang kematian 100% pada hama Plutella
digunakan, maka kandungan bahan aktif xylostella pada tanaman sawi (Brassica
juncea).
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 38
Selain itu Minyak atsiri juga dalam kandungan kulit jeruk nipis juga
mempunyai bau khas menyengat dan khas dapat menganggu proses metabolisme di
aromatik yang menyebabkan gangguan dalam tubuh larva. Kandungan minyak
indera pada hama. atsiri dalam kulit jeruk nipis dapat
menghambat respirasi larva sehingga
Pestisida nabati adalah pestisida
menyebabkan kematian pada larva Plutella
yang berasal dari tumbuhan, sedangkan
xylostella. Semua senyawa yang
arti pestisida itu sendiri adalah bahan yang
terkandung di dalam kulit jeruk nipis ini
dapat digunakan untuk mengendalikan
dapat mengakibatkan kematian pada larva
populasi OPT. Pestisida nabati bersifat
Plutella xylostella.
mudah terdegradasi di alam (Bio-
Mekanisme kerja Pestisida Nabati
degredable), sehingga residunya pada
pada penelitian ini yaitu menggunak air
tanaman dan lingkungan tidak signifikan
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
(Haryanto, 2012:1). Air kulit jeruk nipis
menurut cara kerja atau gerakannya pada
memenuhi kriteria sebagai tanaman
tanaman tergolong ke dalam jenis pestisida
sumber bahan baku pestisida nabati karena
nabati nonsistematik dimana cara
bahan aktif yang dimiliki didalamnya
pengaplikasian pestisida ini dengan cara
menunjukkan cara kerja pestisida lebih
penyemprotan pada tanaman . Pestisida
dari satu. Bahan aktif yang terdapat
nabati nonsistematik diaplikasikan
didalam kandungan kulit jeruk nipis
(misalnya disemprotkan) pada tanaman
tersebut berinteraksi satu sama lain.
sasaran tidak diserap oleh jaringan
Senyawa Flavonoid dan Saponin yang
tanaman , tetapi hanya menempel di
termasuk ke dalam senyawa terpenoid
bagian luar tanaman. Pestisida nabati
menurunkan aktivitas makan larva
nonsistemik bekerja dengan cara
(antifeedant) , penurunan aktivitas makan
mencegah makan (antifeedantt, feeding
ini didukung dengan adanya senyawa
deterrent), penolak (repellent) dan atau
terpenoid yang bersifat penolak (repellent)
pengganggu alami, baik yang diperoleh
dan senyawa minyak atsiri yang
dari tumbuhan (Djojosumarto, 2008: 42).
mempunyai bau khas aromatik yang
mengakibatkan larva tidak mengenali
makanannya sehingga larva tidak mau
makan. Penurunan aktivitas makan ini
berdampak bagi kurangnya nutrisi pada
tubuh larva. Adanya senyawa saponin di
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 40
daun, selanjutnya larva membuat lorong pupa yang tidak sempurna ini akan
(gerekan ke dalam) jaringan parenkim berdampak juga pada pembentukan imago
sambil memakan daun. Larva instar dua, yaitu siklus hidup selanjutnya dari pupa
keluar dari liang gerekan yang transparan tersebut dimana imago yang terbentuk
dan makan jaringan daun pada permukaan tidak memiliki daya reproduksi yang
bawah daun. Demikian juga larva instar kurang baik. Selanjutnya kualitas imago
ketiga dan keempat. Larva instar ketiga akan mempengaruhi juga kualitas telur
dan keempat memakan seluruh bagian yang akan dihasilkan selanjutnya.
daun sehingga meninggalkan ciri yang
Pengendalian Hama Terpadu
khas, yaitu tinggal epidermis bagian atas
(PHT) adalah pengendalian hama yang
daun atau bahkan tinggal tulang daunnya
tidak berorientasi pada pembasmian hama
saja (Mau dan Kessing, 1992; Liliek
secara menyeluruh tetapi berorientasi pada
Mulyaningsih, 2010: 98).
pengendalian hama agar tetap pada
Fase Larva adalah fase dimana
populasi terendah demi menjaga
larva paling aktif makan salah satu tujuan
keseimbangan ekosistem. Berdasarkan
aktivitas makan ini adalah sebagai
hasil penelitian ini tidak semua larva
cadangan makanan sewaktu pembentukan
terbentuk menjadi pupa , dimana terdapat
pupa. Pupa yang terbentuk selanjutnya
pupa yang terbentuk tidak sempurna
akan menjadi imago sesuai dengan siklus
dicirikan dengan tidak seluruh tubuh larva
hidup dari hama Plutella xylostella
ditutupi oleh benang sutera yang dimiliki
tersebut. Pada penjelasan sebelumnya
oleh larva. Pada saat larva akan menjadi
yaitu mengenai Mortalitas hama Plutella
pupa , larva akan berpindah ke permukaan
xylostella telah disebutkan bahwa
bawah daun sawi atau sela-sela tulang
pemberian variasi kadar air kulit jeruk
daun sawi untuk membentuk pupa. Hal ini
nipis berdampak pada aktivitas makan
bertujuan agar pupa yang terbentuk
larva yang berkurang akibat dari
terlindung dari sinar matahari dan
kandungan senyawa yang terdapat di
terhindar gangguan predator.
dalam kulit jeruk nipis hal ini akan
berakibat pada kekurangan nutrisi pada
larva. Kurangnya nutrisi pada larva akan
berdampak pada penyimpanan cadangan
makanan yang tidak cukup saat
pembentukan pupa akibatnya pupa yang
terbentuk tidak sempurna. Pembentukan
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 42