You are on page 1of 16

Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 28

PENGARUH PEMBERIAN VARIASI KADAR AIR KULIT JERUK


NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI PESTISIDA NABATI
PENGENDALIAN HAMA Plutella xylostella PADA TANAMAN SAWI
(Brassica juncea)
The effect of variations in water’s content of lime peel (Citrus aurantifolia) as a plant
pesticide Plutella xylostella pest controller in mustard (Brassica juncea)
oleh : julita situmorang1 , biologi,fmipa uny

julita_situmorang@yahoo.com

djukri2, djukri@uny.ac.id
1
Mahasiswa Biologi UNY
2
Dosen pendidikan biologi UNY

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air kulit jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) terhadap kerusakan morfologi tanaman sawi, dosis optimal air kulit jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) sebagai pestisida nabati pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi
(Brassica juncea), presentase mortalitas hama Plutella xylostella dan presentase jumlah pupa hama
Plutella xylostella. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen Pola Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 perlakuan variasi kadar air kulit jeruk nipis dengan 3 ulangan. Konsentrasi kadar Air kulit
jeruk nipis yaitu 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Hasil uji statistik menunjukkan (p0,05) bahwa ada
perbedaan yang signifikan air kulit jeruk nipis mengakibatkan mortalitas hama Plutella xylostella. Air
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) menyebabkan kematian hama Plutella xylostella paling efektif
pada kadar 20%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata presentase
terjadinya pembentukan pupa hama Plutella xylostella. Penyemprotan air kulit jeruk nipis pada
tanaman sawi tidak mengakibatkan kerusakan morfologi tanaman sawi.

Kata kunci : hama Plutella xylostella, kulit jeruk nipis, pestisida Nabati,

Abstract

This research aimed to find out the effect on the morphology of mustard greens plants after given lime
peel extract (Citrus aurantifolia), the optimal dose of lime peel extract (Citrus aurantifolia) as
vegetable pesticides to control Plutella xylostella pests on mustard greens plants (Brassica juncea),
the mortality percentage of Plutella xylostella pests, and the percentage of the number of cocoon of
Plutella xylostella pests. This research used experimental research design with Completely
Randomized Design (CRD) consisted of five treatments with the variation on the doses of lime peel
extract with three repetitions. The concentration levels of lime peel extract are 0%, 5%, 10%, 15%,
20%. The statistical test result (p<0,05) shows there is a significant difference the lime peel extract
affect the mortality of Plutella xylostella pests. Lime peel extract (Citrus aurantifolia) causes
mortality of Plutella xylostella pests most effectively in the level of 20%. The statistical test result
shows that there is no difference of the average percentage in the formation Plutella xylostella cocoon
pests. Spraying of the lime peel extract on mustard greens plants did not cause morphology damage of
mustard greens plants.

Keywords: Plutella xylostella pests, lime peel extract, mustard green plants
29 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

PENDAHULUAN

Keadaan alam Indonesia sangat pengendalian terhadap hama Plutella


baik untuk dilakukan pembudidayaan xylostella, dapat menyebabkan gagal
berbagai jenis tanaman sayuran, baik yang panen tanaman sawi.
lokal maupun yang berasal dari luar
Upaya pengendalian hama sawi
negeri. Hal tersebut menyebabkan
yang biasa dilakukan petani adalah
Indonesia ditinjau dari aspek klimatologis
menggunakan pestisida. Dalam
sangat potensial dalam usaha bisnis
pengendalian hama ini banyak petani
sayuran. Di antara bermacam-macam jenis
sayuran yang menggunakan pestisida
sayuran yang dibudidayakan di Indonesia,
sintetis untuk mencegah munculnya hama
sawi adalah termasuk tanaman yang
tersebut. Akan tetapi penggunaan pestisida
memiliki nilai komersial dan prospek yang
kimia tersebut dapat merusak lingkungan
baik. Selain ditinjau dari aspek
dan juga kualitas dari tanaman sawi
klimatologis, aspek teknis, dan aspek
tersebut. Penggunaan pestisida yang
ekonomi, aspek sosial juga sangat
kurang bijaksana (khususnya yang bersifat
mendukung, sehingga sawi memiliki
sintetis) sering merugikan lingkungan.
kelayakan untuk diusahakan di Indonesia
Beberapa kasus yang merugikan tersebut
(Haryanto, 2007).
di antaranya: 1) kasus keracunan (lebih
Masyarakat Indonesia dalam dari 400.000 kasus dilaporkan per-
kesehariannya mengonsumsi sayuran tahunnya, 1,50% di antaranya fatal), 2)
sebagai salah satu jenis makanan yang polusi lingkungan (kontaminasi air, tanah,
dimakan setiap hari karena sayuran mudah udara, hasil pertanian, dan dalam jangka
didapatkan dan mudah untuk panjang terjadi kontaminasi terhadap
dibudidayakan. Selain itu juga sayuran manusia dan kehidupan lainnya), 3)
dapat dibudidayakan di lingkungan rumah. perkembangan serangga menjadi resisten,
Salah satu sayuran yang mudah untuk resurgen, ataupun toleran terhadap
didapatkan yaitu tanaman sawi. Namun pestisida, 4) serta dampak negatif lainnya
usaha tanaman sawi ini seringkali (Kardinan, 2000: 2). Penggunaan pestisida
mendapat kendala dalam pengendalian sintetis ini sangat membahayakan bagi
hama. Tanaman sawi sering dimakan oleh kesehatan manusia yang mengonsumsi
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hasil pertanian mereka. Apabila sayuran
yang menyerangnya, yaitu Hama Plutella sawi (Brassica Juncea) yang dikonsumsi
xylostella. Apabila tidak dilakukan tersebut masih ada residu pestisida sintetis
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 30

maka kandungan-kandungan kimia dari dalam minyak Atsiri yang dihasilkan dari
pestisida sintetis tersebut akan ikut masuk kulit buah tanaman genus Citrus
ke dalam tubuh orang yang diantaranya adalah limonen, sitronelal,
mengonsumsinnya. geraniol, βkariofilen dan α-terpineol
(Calvacanti, et al .2009). Selain itu Jeruk
Oleh sebab itu diperlukan alternatif
Nipis juga mengandung senyawa saponin ,
pengendalian hama Plutella xylostella atau
flavonoid dan terpen yang dapat berfungsi
ulat Tritip yang berwawasan lingkungan.
sebagai racun bagi hama tanaman.
Salah satunya dapat dilakukan dengan
memanfaatkan spesies tanaman pestisida Melalui penjelasan di atas maka
nabati yang ada di sekitar kita yaitu peneliti ingin mengetahui pengaruh
menggunakan tumbuhan. Tumbuhan pemberian variasi kadar air kulit jeruk
mengandung banyak bahan kimia yang nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
merupakan produksi metabolit sekunder pestisida nabati pengendalian Hama
dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat Plutella xylostella pada tanaman sawi
pertahannya dari serangga maupun (Brassica juncea). Hal tersebut bertujuan
organisme pengganggu. Bahan kimia yang untuk Untuk mengetahui pengaruh
terkandung di dalam tanaman tersebut pemberian air kulit jeruk nipis (Citrus
dapat digunakan untuk mengendalikan aurantifolia) terhadap morfologi tanaman
hama pada tanaman. sawi (Brassica juncea), Kadar optimal air
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Salah satu tanaman yang
sebagai pengendali hama Plutella
bermanfaat sebagai pestisida alami adalah
xylostella pada tanaman sawi (Brassica
jeruk nipis. Kulit jeruk nipis memiliki bau
juncea),Persentase mortalitas hama
yang menyengat, baunya khas aromatik
Plutella ,dan Presentase jumlah pupa hama
dan banyak mengandung minyak Atsiri.
Plutella xylostella .Selain itu juga untuk
Minyak Atsiri dapat digunakan sebagai
mengurangi dampak lingkungan dari
insektisida botani dalam pengendalian
penggunaan pestisida sintetis untuk
hama. Jeruk nipis merupakan salah satu
pengendalian hama Plutella xylostella
tanaman penghasil minyak Atsiri yang
pada tanaman sawi.
sebagian besar mengandung terpen,
siskuiterpen alifatik, turunan hidrokarbon
teroksigenasi dan hidrokarbon aromatik.
Komposisi senyawa yang terdapat di
31 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

METODE PENELITIAN perlakuan variasi kadar kulit jeruk nipis


(Citrus aurantifolia) yaitu sebagai berikut:
Jenis Penelitian kadar 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%.
Prosedur penelitian ini antara lain sebagai
Jenis Penelitian ini adalah Eksperimen satu
berikut:
faktor.
1. Penyemaian Benih Sawi
Waktu dan Tempat Benih sawi direndam dalam

Penelitian dilakukan di Green baskom berisi air. kemudian dipiih

House Kebun Biologi, Fakultas antara benih yang tenggelam dan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mengapung. Benih yang tenggelam

Universitas Negeri Yogyakarta pada bulan adalah benih yang terbaik yang

Desember – Februari 2018. digunakan untuk penyemaian.

Variabel Penelitian Media semai yang digunakan


adalah tanah. Tanah dimasukkan ke
Variabel penelitian ini antara lain dalam trai penyemaian diisi penuh,
sebagai berikut .Variabel bebas yang kemudian benih ditebar di
meliputi: Variasi kadar ekstrak kulit jeruk permukaan tanah. Penyemaian
nipis (Citrus aurantifolia), yaitu kadar 0%, dilakukan selama 14 hari dengan
5%, 10%, 15%, dan 20%. Variabel terikat penyiraman setiap pagi dan sore
yang meliputi: Persentase mortalitas hama hari.
Plutella xylostella, Jumlah pupa hama 2. Persiapan Media Tanam
Plutella xylostella, dan ada tidaknya Media tanam yang digunakan
perubahan morfologi tanaman sawi berupa tanah dan pupuk kandang
(Brassica juncea). Variabel kontrol yang dengan campuran perbandingan
meliputi: Cara pengekstrakan, umur hama 1:1. Kemudian Campuran media
Plutella xylostella, umur bibit sawi, dan tanam tersebut dimasukkan ke
tempat pembiakan. dalam polibag yang berukuran
Prosedur 20x30 cm.
Rancangan penelitian ini disusun 3. Penanaman dan Pemeliharaan
berdasarkan Rancangan Acak Lengkap Tanaman Sawi
(RAL) yang terdiri atas lima perlakuan Benih sawi yang digunakan yaitu
variasi kadar kulit jeruk nipis (Citrus sawi yang mempunyai 3-4 helai
aurantifolia) dan masing-masing kadar daun, tidak terinfeksi hama dan
perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Lima penyakit (daunnya berwarna hijau,
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 32

tidak layu, daunnya lebar berdasarkan ciri morfologi larva


memanjang). Benih sawi (yaitu: ukuran panjang, lebar, dan
dipindahkan ke dalam polibag yang warna larva Plutella xylostella).
berjumlah 15 buah. Masing-masing Selanjutnya larva diadaptasikan
polibag dimasukkan satu benih selama satu hari di dalam wadah
sawi. Pemeliharaan juga meliputi toples yang di dalamnya telah
penyiraman yang dilakukan 2 kali diberi daun sawi caisim segar.
sehari pagi dan sore hari, serta
pengendalian gulma dilakukan 5. Pelepasan Hama Plutella
setiap kali penyiraman. xylostella
Pelepasan hama dilakukan pada
4. Pengumpulan Hama Plutella saat sawi caisim berumur 21 hari
xylostella setelah penanaman. Sebanyak lima
Larva Plutella xylostella (ciri-ciri: hama (larva instar III Plutella
berwarna hijau, panjang: 4-6 mm, xylostella) diinfeksikan ke setiap
dan lebar 0,5-1 mm ) dikumpulkan sawi yang tumbuh dalam polibag.
dari perkebunan sawi Taman
Merapi Organik (TOM) di 6. Pembuatan Air Kulit Jeruk Nipis
Balangan,Wukirsari,Cangkringan , Pembuatan Starter Ekstrak Kulit
Sleman Yogyakarta. Cara Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
mengambil larva Plutella xylostella Kulit Jeruk Nipis (Citrus
dengan menggunakan kuas kecil aurantifolia) segar ditimbang
dan memasukkannya ke dalam sebanyak 500 g kemudian di
toples yang di dalamnya telah diisi blender hingga halus dan dilarutkan
dengan daun sawi caisim segar dalam 500 ml air. Setelah itu
sebagai makanannya. Toples diaduk secara merata kemudian
tersebut ditutup dengan kain campuran tersebut kemudian
kelambu agar sirkulasi udara di didiamkan selama 24 jam
dalam toples tetap terjaga. Setelah selanjutnya disaring dengan
memperoleh jumlah larva yang menggunakan saringan yang telah
dibutuhkan, peneliti mensortir dilapisi dengan kain kasa berlapis.
larva Plutella xylostella. Peneliti Campuran hasil saringan tersebut
memilih larva yang sudah yang digunakan sebagai starter
menginjak usia instar III
33 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus dilakukan sebayak 2 kali yaitu pada
aurantifolia). hari Kamis , 01 Februari 2018 dan
Sabtu ,03 Februari 2018.
7. Pembuatan Konsentrasi Air
Kulit Jeruk Nipis (Citrus 9. Pengamatan
Aurantifolia) 1. Presentasi Mortalitas hama
Pembuatan variasi konsentrasi air Plutella xylostella
kulit jeruk nipis dari starter yaitu Larva dikatakan mati jika sudah
sebagai berikut: tidak bergerak lagi.
 Ekstrak kulit jeruk nipis 5% (50 ml Pengamatan dilakukan 1 hari
air kulit jeruk nipis dicampur setelah aplikasi penyemprotan
dengan 950 ml air) pestisida pada tanaman sawi
 Ekstrak kulit jeruk nipis 10% (100 yaitu ketika sawi berumur 23
ml air kulit jeruk nipis dicampur hari. Pengamatan Mortalitas
dengan 900 ml air). dilakukan pada hari Jumat , 02
 Ekstrak kulit jeruk nipis 15% (150 Februari 2018 dan Minggu , 04
ml air kulit jeruk nipis dicampur Februari 2018.
dengan 850 ml air) Persentase mortalitas larva

 Ekstrak kulit jeruk nipis 20% (200 dihitung dengan rumus :

ml air kulit jeruk nipis dicampur M= x 100%


dengan 800 ml air). Keterangan:
M=Persentase mortalitas
8. Aplikasi Perlakuan a = Jumlah hama yang mati
Aplikasi perlakuan diberikan pada N=Jumlah hama yang
saat tanman berumur 22 hari. Aplikasi diinfeksikan
penyemprotan menggunakan alat
penyemprot yang dilakukan pada sore 2. Persentasi Jumlah Pupa hama
hari pukul 15.00-17.00 WIB di green Plutella xylostella
house kebun biologi. Sore hari adalah Pengamatan dilakukan 1 hari
waktu yang baik untuk aplikasi setelah aplikasi penyemprotan
pestisida nabati ini karena pada sore pestisida pada tanaman sawi
hari larva Plutella xylostella aktif yaitu ketika sawi berumur 23
memakan daun. Penyemprotan hari. Pengamatan jumlah pupa
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 34

dilakukan pada hari Jumat , 02 ol,Kain kassa,Kuas kecil,kuas besa,alat


Februari 2018 dan Minggu , 04 penyemprot, Kelambu, Kulit jeruk
Februari 2018. nipis,Hama Plutella xylostella,Air,Biji
Persentase larva yang menjadi sawi,Pupuk kandang dan Tanah.
pupa dihitung dengan rumus :
P = x 100% Teknik Analisis Data

Keterangan: Analisis data yang digunakan

P = Persentase pupa adalah analisis One Way ANOVA (Analysis

p = Jumlah larva yang menjadi pupa of Variance) untuk mengetahui pengaruh

N = Jumlah larva yang diinfeksikan perlakuan. Apabila hasil uji ANOVA


menunjukkan adanya pengaruh atau

Instrumen Penelitian berbeda nyata dilanjutkan dengan uji

Alat dan Bahan yang digunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test)

dalam penelitian ini meliputi : dengan taraf nyata 5% untuk mengetahui

Blender,Gunting,Saringan, Baskom ,Gelas perbedaan dari masing-masing kelompok

ukur,Penggaris,Pisau,,Polybag,Stoples,Bot perlakuan (Suhandoyo, 2010: 6).


35 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

Hasil Penelitian dan Pembahasan 15 % Daun Daun sawi Sedikit


sawi lebar (++)
A. Pengaruh Variasi Kadar Air berwarna memanjang
Kulit Jeruk Nipis (Citrus hijau dan (lonjong),halus
aurantifolia ) terhadap Morfologi tidak dan tipis
Tanaman Sawi layu
20 % Daun Daun sawi Sangat
Pestisida sintetis yang sering sawi lebar sedikit (+)
digunakan untuk membasmi hama pada berwarna memanjang
hijau dan (lonjong),halus
tanaman sering menimbulkan perubahan tidak dan tipis
morfologi pada tanaman yang diberikan layu

pestisida sintesis tersebut seperti daun


menjadi keriput. Sedangkan pada Berdasarkan hasil tabel
penelitian setelah pemberian air kulit jeruk pengamatan menunjukkan bahwa
sebagai pestisida nabati pada tanaman sawi pemberian air kulit jeurk nipis tidak
tidak ditemukan perubahan morfologi pada memberikan pengaruh negatif terhadap
tanaman sawi atau kerusakan yang sangat tanaman sawi. Dari hasil pemberian air
besar pada tanaman sawi hanya beberapa kulit jeruk nipis dapat dilihat morfologi
daun sawi yang dimakan ulat menjadi tanaman sawi menunjukkan hasil yang
berlubang. relatif sama antar pemberian perlakuan
kadar yang diberikan yaitu daun berwarna
Tabel 1. Pengamatan morfologi tanaman
sawi hijau dan tidak layu , bentuk daun Daun
sawi lebar memanjang (lonjong),halus dan
Kadar Warna Bentuk daun Daun
(%) daun berlubang tipis. Perbedaan morfologi tanaman sawi
0% Daun Daun sawi Sangat terlihat dari banyaknya daun yang
sawi lebar banyak
berwarna memanjang (+++++) berlubang. Hal ini akibat dari aktivitas
hijau dan (lonjong),halus makan Plutella xylostella. Jumlah daun
tidak dan tipis
layu berlubang yang paling banyak terjadi pada
5% Daun Daun sawi Banyak kadar 0% kemudian kadar 5% , 10% , 15%
sawi lebar (++++)
berwarna memanjang dan 20%. Pada kadar 0% , 5% dan 10%
hijau dan (lonjong),halus jumlah daun yang berlubang banyak
tidak dan tipis
layu karena pada kadar ini masih terdapat larva
10 % Daun Daun sawi Banyak yang masih hidup sehingga larva tersebut
sawi lebar (+++)
berwarna memanjang memakan daun tanaman sawi. Daun yang
hijau dan (lonjong),halus memiliki jumlah daun berlubang sedikit
tidak dan tipis
layu yaitu pada kadar 15% dan 20% karena
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 36

pada kadar ini larva Plutella xylostella B. Pengaruh Variasi Kadar Air
Kulit Jeruk Nipis (Citrus
telah mengalami mortalitas sehingga
aurantifolia) terhadap Mortalitas
aktivitas makan sudah berkurang. hama Plutella xylostella

Menurut Agus Kardinan (2002 :4 ), 1. Uji Anova Satu Arah Pengaruh


karena terbuat dari bahan alami/nabati Variasi Kadar Air Kulit Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia)
maka jenis pestisida ini bersifat mudah terhadap Mortalitas Larva
terurai di alam jadi residunya singkat Instar III Plutella xylostella
sekali. Pestisida nabati bersifat “pukul dan Tabel 2. Uji Anova Satu Arah
lari” yaitu apabila diaplikasikan akan Pengaruh Variasi Kadar Air Kulit
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
membunuh hama pada waktu itu dan terhadap Mortalitas Larva Instar III
setelah terbunuh maka residunya cepat Plutella xylostella
menghilang di alam. Jadi tanaman akan ANOVA
terbebas dari residu sehingga tanaman
Sum of Mean
aman untuk dikonsumsi. Squares Df Square F Sig.
Hal ini juga sesuai dengan Morta Between 3.72
8.933 4 2.233 .042
Groups 2
pernyatan Rusdy (2009 : 43) yang litas
Within
menyatakan bahwa Kelebihan utama 6.000 10 .600
Groups
penggunaan pestisida nabati adalah mudah Total 14.933 14
terurai atau tergradasi secara cepat. Proses
penguraiannya dibantu oleh komponen
Berdasarkan hasil uji Anova Satu
alam, seperti sinar matahari, udara dan
Arah diperoleh nilai p-value sebesar 0,042
kelembaban. Sehingga ketika
( α = 0,05) sehingga menolak H0 yang
pengaplikasian pestisida nabati dari air
artinya terdapat perbedaan yang signifikan
kulit jeruk nipis ini senyawa-senyawa yang
rata-rata presentase mortalitas larva Instar
terdapat didalam kandungan air kulit jeruk
III berdasarkan kadar air kulit jeruk nipis
nipis langsung terurai dialam dan hilang
(Citrus aurantifolia). Hal ini menunjukkan
setelah mengenai sasaran kontak yaitu
bawa terdapat pengaruh kadar air kulit
pada hama Plutella xylostella.
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap
mortalitas larva Instar III.
37 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

2. Uji Duncan Pengaruh Variasi dalam larutan lebih banyak sehingga daya
Kadar Air Kulit Jeruk Nipis
racun pestisida nabati semakin tinggi.
(Citrus aurantifolia) terhadap
Mortalitas Larva Instar III
Plutella xylostella Menurut Suryaningsih (2004 : 4-5)
menyebutkan bahwa kriteria tanaman
Tabel 3. Uji Duncan Pengaruh
Variasi Kadar Air Kulit Jeruk Nipis sumber bahan baku pestisida nabati harus
(Citrus aurantifolia) terhadap memiliki bahan aktif (biotoksin) dengan
Mortalitas Larva Instar III Plutella
xylostella cara kerja lebih dari satu . Cara kerja
(mode of action) bahan aktif tersebut dapat
Subset for alpha =
0.05 sebagai biotoksin (peracun) , pencegah
Konse
ntrasi N 1 2 makan (antifeedant) , penolak (repellent)
0% 3 2.6667 dan penganggu alami.
5% 3 3.6667 3.6667
10% 3 4.0000 4.0000 Penelitian tentang Pengaruh
15% 3 4.3333 pemberian variasi kadar air kulit jeruk
20% 3 5.0000 nipis sebagai pestisida nabati pengendali
Sig. .071 .078
hama Plutella xylostella pada tanaman
sawi (Brassicca juncea) menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian kadar 20%
terdapat perbedaan pengaruh tingkat
menghasilkan presentase mortalitas hama
mortalitas pada penggunaan kadar 0%
Plutella xylostella yang lebih tinggi
dengan kadar 15% dan 20% air kulit jeruk
dibandingkan kadar 5% ,10% dan 15%.
nipis nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
Pada pemberian kadar 20% presentase
pengendali hama Plutella xylostella pada
mortalitas hama Plutella xylostella yaitu
tanaman sawi (Brassica juncea).
sebesar 100% dimana semua hama
Hasil penelitian pengaruh Plutella xylostella pada kadar 20% mati
pemberian air kulit jeruk nipis ini atau tidak ada yang hidup. Hal ini
menunjukkan hasil bahwa semakin besar menunjukkan bahwa penggunaan air kulit
kadar yang diberikan maka semakin tinggi jeruk nipis pada kadar 20% paling efektif
juga tingkat mortalitas hama Plutella digunakan sebagai pestisida nabati pada
xylostella pada tanaman sawi. Hal ini penelitian ini , yang mana daya racun yang
sesuai dengan pendapat (Marhaeni 2001) ditimbulkan pada kadar 20% menyebabkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi yang kematian 100% pada hama Plutella
digunakan, maka kandungan bahan aktif xylostella pada tanaman sawi (Brassica
juncea).
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 38

Menurut (Marhaeni 2001), antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan


menyatakan bahwa semakin tinggi bentuk lainnya. Secara umum, pestisida
konsentrasi yang digunakan , maka nabati diartikan sebagai suatu pestisida
kandungan bahan aktif dalam larutan lebih yang bahan dasarnya dari tumbuhan yang
banyak sehingga daya racun pestisida relatif mudah dibuat dengan kemampuan
nabati semakin tinggi. Dengan semakin dan pengetahuan terbatas.
tinggi daya racun didalam kandungan Kulit jeruk nipis mengandung
pestisida nabati tersebut maka senyawa saponin yang berperan dalam
menyebabkan kematian larva semakin menurunkan intake makanan pada hama
tinggi. Apabila larva yang masih hidup dan juga menghambat serta menganggu
memakan daun sawi dengan pemberian pertumbuhan dan reproduksi hama.
kadar tinggi ,kandungan senyawa racun Flavonoid berperan sebagai senyawa yang
didalam daun sawi semakin banyak akan menghambat makan hama dan juga
menyebabkan kematian yang tinggi pada bersifat racun bagi hama. Menurut Endah
Plutella xylostella karena kandungan zat dan Heri (2000) menyatakan bahwa fungsi
racun yang ada di dalam tubuh hama senyawa alkaloid, saponin, flavonoid,
tersebut tinggi akibat memakan daun sawi glikosida dan terpen dapat menghambat
yang telah diaplikasikan air kulit jeruk daya makan larva (antifeedant). Hal ini
nipis. mengakibatkan larva Plutella xylostella
Air kulit jeruk nipis baik digunakan gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga
sebagai pestisida nabati karena tidak mampu mengenali makanannya.
mengandung banyak senyawa atsiri dan Akhirnya larva Plutella xylostella akan
golongan flavonoid. Hal ini juga sesuai mati kelaparan.Sedangkan pada penelitian
dengan teori yang menyatakan bahwa ini Minyak atsiri dan Flavonoid bekerja
Pestisida nabati tidak hanya mengandung sebagai racun pernafasan pada hama
satu jenis bahan aktif (single active Plutella xylostella. Racun pernafasan
ingredient), tetapi beberapa jenis bahan adalah insektisida yang bekerja lewat
aktif (multiple active Ingredients). Hasil saluran pernapasan. Serangga hama akan
penelitian menunjukan bahwa beberapa mati bila menghirup insektisida dalam
pestisida nabati cukup efektif terhadap jumlah yang cukup. Kebanyakan racun
beberapa jenis hama, baik hama lapangan, napas berupa gas, atau bila wujud asalnya
hama gudang maupun hama rumah tangga padat atau cair, yang segera berubah atau
(Kardinan, 1997). Pestisida nabati ini bisa menghasilkan gas (Djojosunarto, 2008 :
berfungsi sebagai penolak, penarik, 43).
39 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

Selain itu Minyak atsiri juga dalam kandungan kulit jeruk nipis juga
mempunyai bau khas menyengat dan khas dapat menganggu proses metabolisme di
aromatik yang menyebabkan gangguan dalam tubuh larva. Kandungan minyak
indera pada hama. atsiri dalam kulit jeruk nipis dapat
menghambat respirasi larva sehingga
Pestisida nabati adalah pestisida
menyebabkan kematian pada larva Plutella
yang berasal dari tumbuhan, sedangkan
xylostella. Semua senyawa yang
arti pestisida itu sendiri adalah bahan yang
terkandung di dalam kulit jeruk nipis ini
dapat digunakan untuk mengendalikan
dapat mengakibatkan kematian pada larva
populasi OPT. Pestisida nabati bersifat
Plutella xylostella.
mudah terdegradasi di alam (Bio-
Mekanisme kerja Pestisida Nabati
degredable), sehingga residunya pada
pada penelitian ini yaitu menggunak air
tanaman dan lingkungan tidak signifikan
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
(Haryanto, 2012:1). Air kulit jeruk nipis
menurut cara kerja atau gerakannya pada
memenuhi kriteria sebagai tanaman
tanaman tergolong ke dalam jenis pestisida
sumber bahan baku pestisida nabati karena
nabati nonsistematik dimana cara
bahan aktif yang dimiliki didalamnya
pengaplikasian pestisida ini dengan cara
menunjukkan cara kerja pestisida lebih
penyemprotan pada tanaman . Pestisida
dari satu. Bahan aktif yang terdapat
nabati nonsistematik diaplikasikan
didalam kandungan kulit jeruk nipis
(misalnya disemprotkan) pada tanaman
tersebut berinteraksi satu sama lain.
sasaran tidak diserap oleh jaringan
Senyawa Flavonoid dan Saponin yang
tanaman , tetapi hanya menempel di
termasuk ke dalam senyawa terpenoid
bagian luar tanaman. Pestisida nabati
menurunkan aktivitas makan larva
nonsistemik bekerja dengan cara
(antifeedant) , penurunan aktivitas makan
mencegah makan (antifeedantt, feeding
ini didukung dengan adanya senyawa
deterrent), penolak (repellent) dan atau
terpenoid yang bersifat penolak (repellent)
pengganggu alami, baik yang diperoleh
dan senyawa minyak atsiri yang
dari tumbuhan (Djojosumarto, 2008: 42).
mempunyai bau khas aromatik yang
mengakibatkan larva tidak mengenali
makanannya sehingga larva tidak mau
makan. Penurunan aktivitas makan ini
berdampak bagi kurangnya nutrisi pada
tubuh larva. Adanya senyawa saponin di
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 40

C. Pengaruh Variasi Kadar Air terbentuknya pupa pada beberapa kadar


Kulit Jeruk Nipis (Citrus
yang diberikan pada tanaman sawi.
aurantifolia) terhadap Jumlah
pupa hama Plutella xylostella Pembentukan pupa paling banyak
terbentuk pada kadar 10% yaitu dengan
1. Uji Anova Satu Arah Pengaruh
presentase pupa sebesar 20% sedangkan
Variasi Kadar Air Kulit Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia) pada kadar 20% tidak terbentuk pupa
terhadap Jumlah Pupa Larva
karena pada kadar 20% ini semua hama
Instar III Plutella xylostella
telah mati sehingga tidak terbentuk pupa.
Tabel 4. Uji Anova Satu Arah
Pestisida nabati dari air kulit jeruk nipis ini
Pengaruh Variasi Kadar Air Kulit
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) menunjukkan bahwa pestisida ini tidak
terhadap Jumlah Pupa Larva Instar
membunuh hama Plutella xylostella 100%
III Plutella xylostella
hal ini terbukti dengan terbentuknya pupa
ANOVA
ketika pemberian pestisida nabati.
Pupa Between 1.08
1.733 4 .433 .415
Groups 3 Hasil Uji Anova Satu Arah
Within diperoleh niali p-value 0,415 (α = 0,05)
4.000 10 .400
Groups
Total 5.733 14 sehingga menerima H0 yang artinya tidak
terdapat perbedaan rata-rata persentase
terjadinya pupa larva Instar III menurut
Berdasarkan hasil Uji Anova Satu
dosis air kulit jeruk nipis yang diberikan.
Arah diperoleh p-value 0,415 ( α = 0,05)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sehingga menerima H0 , Artinya tidak
pemberian air kulit jeruk nipis (Citrus
terdapat perbedaan rata-rata presentase
aurantifolia) sebagai pengendali hama
terjadinya pupa larva Instar III berdasarkan
Plutella xylostella pada tanaman sawi
kadar air kulit jeruk nipis nipis (Citrus
(Brassica juncea) pada kadar 5% , 10% ,
aurantifolia). Hal ini menunjukkan bahwa
15% dan 20% memberikan pengaruh yang
tidak terdapat pengaruh kadar air kulit
sama terhadap perilaku dan perubahan
jeruk nipis nipis (Citrus aurantifolia)
siklus hidup hama Plutella xylostella.
terhadap terbentuknya pupa larva Instar
III. Siklus hidup Plutella xylostella
yaitu : telur – larva – pupa – imago. Larva
Berdasarkan hasil penelitian
Plutella xylostella terdiri dari 4 Instar.
pengaruh pemberian air kulit jeruk nipis
Larva instar pertama (yang baru menetas)
terhadap jumlah pupa hama Plutella
memakan daun dengan jalan membuat
xylostella menunjukkan hasil yaitu
lubang galian pada permukaan bawah
41 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

daun, selanjutnya larva membuat lorong pupa yang tidak sempurna ini akan
(gerekan ke dalam) jaringan parenkim berdampak juga pada pembentukan imago
sambil memakan daun. Larva instar dua, yaitu siklus hidup selanjutnya dari pupa
keluar dari liang gerekan yang transparan tersebut dimana imago yang terbentuk
dan makan jaringan daun pada permukaan tidak memiliki daya reproduksi yang
bawah daun. Demikian juga larva instar kurang baik. Selanjutnya kualitas imago
ketiga dan keempat. Larva instar ketiga akan mempengaruhi juga kualitas telur
dan keempat memakan seluruh bagian yang akan dihasilkan selanjutnya.
daun sehingga meninggalkan ciri yang
Pengendalian Hama Terpadu
khas, yaitu tinggal epidermis bagian atas
(PHT) adalah pengendalian hama yang
daun atau bahkan tinggal tulang daunnya
tidak berorientasi pada pembasmian hama
saja (Mau dan Kessing, 1992; Liliek
secara menyeluruh tetapi berorientasi pada
Mulyaningsih, 2010: 98).
pengendalian hama agar tetap pada
Fase Larva adalah fase dimana
populasi terendah demi menjaga
larva paling aktif makan salah satu tujuan
keseimbangan ekosistem. Berdasarkan
aktivitas makan ini adalah sebagai
hasil penelitian ini tidak semua larva
cadangan makanan sewaktu pembentukan
terbentuk menjadi pupa , dimana terdapat
pupa. Pupa yang terbentuk selanjutnya
pupa yang terbentuk tidak sempurna
akan menjadi imago sesuai dengan siklus
dicirikan dengan tidak seluruh tubuh larva
hidup dari hama Plutella xylostella
ditutupi oleh benang sutera yang dimiliki
tersebut. Pada penjelasan sebelumnya
oleh larva. Pada saat larva akan menjadi
yaitu mengenai Mortalitas hama Plutella
pupa , larva akan berpindah ke permukaan
xylostella telah disebutkan bahwa
bawah daun sawi atau sela-sela tulang
pemberian variasi kadar air kulit jeruk
daun sawi untuk membentuk pupa. Hal ini
nipis berdampak pada aktivitas makan
bertujuan agar pupa yang terbentuk
larva yang berkurang akibat dari
terlindung dari sinar matahari dan
kandungan senyawa yang terdapat di
terhindar gangguan predator.
dalam kulit jeruk nipis hal ini akan
berakibat pada kekurangan nutrisi pada
larva. Kurangnya nutrisi pada larva akan
berdampak pada penyimpanan cadangan
makanan yang tidak cukup saat
pembentukan pupa akibatnya pupa yang
terbentuk tidak sempurna. Pembentukan
Pengaruh Pemberian Variasi …… (Julita Situmorang) 42

Keterbatasan Penelitian Daun menjadi berlubang akibat


serangan dari larva Instar III
a. Pada Penelitian ini tidak Plutella xylostella yang
dilakukan uji pendahuluan memakan daun sawi (Brassica
b. Pada penelitian ini tidak ada juncea).
kontrol positif. 2. Air Kulit Jeruk Nipis (Citrus
c. Pembuatan ekstrak air kulit aurantifolia) berpotensi sebagai
jeruk nipis hanya dilakukan 1 pestisida nabati pengendali
kali untuk 2x penyemprotan. hama Plutella xylostella .
d. Pada penelitian tidak Kadar Air Kulit Jeruk Nipis
menghitung berat basah dan yang menunjukkan pengaruh
berat kering tanaman sawi. paling signifikan terhadap
e. Pengamatan Morfologi mortalitas hama Plutella
tanaman sawi daun berlubang xylostella yaitu pada kadar
tidak menggunakan skala atau tertinggi.
diameter mika tetapi hanya 3. Air kulit Jeruk Nipis
melihat banyak sedikitnya berpengaruh terhadap
daun yang berlubang. pembentukan pupa larva
Plutella xylostella Instar III
Kesimpulan
yang ditunjukkan terbentuknya
Berdasarkan hasil penelitian dan sebagian pupa pada beberapa
pembahasan dapat disimpulkan konsentrasi kadar yang
sebagai berikut : diberikan.
1. Aplikasi pestisida nabati dari
air kulit jeruk nipis tidak Saran
berpengaruh terhadap 1. Hasil Penelitian ini
morfologi tanaman sawi Memberikan Informasi
(Brassica juncea) yang mengenai pengaruh
ditunjukkan dengan daun pemberian Air Kulit Jeruk
tanaman sawi tetap berwarna Nipis sebagai Pestisida
hijau , tidak menguning , tidak Nabati pengendalian hama
mengalami kelayuan , bentuk Plutella xylostella pada
daun sawi lebar dan panjang , tanaman sawi. Penelitian
halus dan daun tidak melipat. lebih lanjut dapat dengan
43 Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1 Tahun 2018

menggunakan kadar air Kardinan, Agus. 2002 . Pestisida Nabati :


Ramuan dan Aplikasi. Jakarta : Penebar
kulit jeruk nipis yang
Swadaya.
berbeda sebagai pestisida
Liliek Mulyaningsih. 2010 . Aplikasi
nabati.
Agensia Hayati atau Insektisida dalam
2. Masyarakat dan Petani Pengendalian hama Plutella xylostella
Linn dan Crocidolomia binotalis Zell
dapat menggunakan Air
untuk Peningkatan Produksi Kubis. Jurnal
kulit jeruk nipis sebagai Media Soerja Vol 7 No 2. Hlm: 91-Loso.
pestida nabati yang murah
Marhaeni KS, 2001. Pengaruh Beberapa
dan bahan yang mudah Konsentrasi Ekstrak Biji Sirsak (Annona
muricata L.) terhadap
didapatkan serta cara
Perkembangan Spodoptera litura
pembuatan yang mudah. (Lepidoptera,Noctuidae). Skripsi. Tidak
Dipublikasikan. Surabaya: UPN.

Okwu, D.E.2008. Citrus Fruits: a Rich


Daftar Pustaka Source of Phytochemicals and Their Roles
in Human Health. International Journal
Calvacanti, E.S.B, S.M. de Morais, Chemical Science , 6 (2) : 451 – 471.
A.M.A. Lima, and E.W.P. Santana. 2004.
Larvacidal Activity of Essential Oils from Rusdy , Alfian. 2009. Efektivitas Ekstrak
Brazilian Planta Againts Aedes aegypti L. Daun Mimba Dalam Pengendalian Ulat
Mem Inst Oswaldo Cruz. 99(5) : 541-544. Grayak (Spodoptera Litura F.) Pada
Tanaman Selada. J.Floratek 4:41-54
Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik
Aplikasi Pestisida Pertanian. Suhandoyo. 2010. Petunjuk Praktikum
Yogyakarta:Kanisius Rancangan Percobaan. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Eka Chania & Endah Setyaningrum. 2013.
Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Suryaningsih, Euis., Widjaja W,
Legundi (Vitex trifolia) terhadap Larva Hadisoeganda. 2004. Pestisida Botani
Aedes aegypti. Medical Journal of Untuk Mengendalikan Hamada Dan
Lampung University Vol 2 No.4. Hlm: 52- Penyakit Pada Tanaman Sayuran.
60. Bandung: Balai Penelitian Tanama
Sayuran.
Endah, S. dan Heri, K. 2000. Manfaat
Daun Ekstrak Pare Cegah Demam Winarto & Lukas Sebayang. 2015.
Berdarah.http://www.jawapos.co.i Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
d/in. Diunduh pada tanggal 09 Mei 2016. pada Tanaman Kubis. Sumatera Utara:
BPTP Sumut.
Haryanto, Eko. 2007. Sawi dan Selada.
Jakarta : Penebar Swadaya. Yati Supriati & Ersi Herliana. 2010.
Bertanam 15 Sayuran Organik dalam Pot.
Haryanto. 2012. Pestisida Nabati. Bogor : Jakarta: Penebar Swadaya
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan

You might also like