Professional Documents
Culture Documents
AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
26
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
reduced to reach the optimal amount of use in order to reduce excessive costs and increase
income for bird's eye chilies cultivation.
Keywords : bird's eye chilies, factors, income, profitability.
PENDAHULUAN Cabai rawit adalah salah satu
Cabai (Capsicum frutescens L.) komoditi sayur yang sangat dibutuhkan
merupakan salah satu tanaman oleh hampir semua orang dari berbagai
hortikultura dari famili Solanaceae yang lapisan masyarakat (Rostini, 2011). Cabai
memiliki nilai ekonomi tinggi (Cahyono, rawit memiliki ukuran lebih kecil dari pada
2003). Cabai termasuk salah satu varietas cabai lainnya, cabai rawit
tanaman sayuran penting dalam dianggap cukup pedas karena
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat di kepedasannya mencapai 225.000 -
Indonesia. Keunggulan lain cabai selain 325.000 pada skala scoville. Kebutuhan
sebagai penyedap rasa masakan, juga akan cabai rawit terus meningkat setiap
sebagai sumber vitamin (vitamin A, B1, tahun sejalan dengan meningkatnya
dan C), protein, karbohidrat, lemak, jumlah penduduk dan berkembangnya
kalsium, fosfor, dan besi, serta industri yang membutuhkan bahan baku
mengandung senyawa koloid, capsaicin, cabai rawit (Ardian et al., 2017).
flavonoid, dan minyak esensial. Cabai Produktivitas cabai rawit di
berfungsi juga sebagai pembersih paru- Indonesia pada tahun 2019 menurut data
paru, pengobatan bronchitis, masuk Kementerian Pertanian (2020) masih
angin, sinusitis, influenza, reumatik, dan tergolong rendah sebesar 8,23 ton/ha,
asma (Setiadi, 2006). sedangkan potensi produksinya dapat
Masyarakat Indonesia selama ini mencapai 20 ton/ha. Berdasarkan hal itu,
mengenal tiga jenis cabai, yakni cabai maka usaha peningkatan produksi cabai
merah besar, cabai rawit, dan cabai dapat dilakukan dengan cara perbaikan
merah keriting. Menurut Sunarjono (2009) teknik budidaya yang meliputi
ada dua golongan tanaman cabai yang pemupukan dengan pupuk organik dan
terkenal, yaitu cabai besar dan cabai penggunaan varietas cabai yang
kecil. Cabai yang termasuk dalam digunakan. Produksi cabai rawit nasional
golongan cabai kecil ialah cabai rawit. dalam kurun waktu 2015-2019 selalu
Sebagian besar penduduk Indonesia mengalami peningkatan dengan jumlah
mengonsumsi cabai dalam bentuk segar, produksi pada tahun 2019 sebesar 1,374
kering, atau olahan. Cabai termasuk juta ton dan meningkat sebesar 2,89%
komoditas unggulan nasional dan dibandingkan jumlah produksi tahun 2018
sebagai sumber vitamin C (Waliyanti, (Kementerian Pertanian, 2020).
2017).
27
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
28
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
biaya pupuk kimia, dan biaya pestisida. mengambil satu kelompok populasi
Berdasarkan kondisi tersebut maka sebagai sampel secara keseluruhan dan
diperlukan adanya analisis pendapatan menggunakan kuesioner yang terstruktur
komoditas tanaman cabai rawit pada sebagai alat pengumpulan data yang
petani mitra PT Tunas Agro Persada pokok untuk mendapatkan infromasi yang
Sayung, Demak. spesifik (Sugiyono, 2011). Kelompok
Tujuan dari penelitian adalah untuk populasi yang diamati dalam penelitian ini
menganalisis pendapatan petani cabai adalah seluruh petani cabai rawit mitra PT
rawit mitra PT Tunas Agro Persada Tunas Agro Persada Sayung, Demak
Sayung Kabupaten Demak dan sebanyak 36 petani.
menganalisis faktor-faktor yang Analisis Pendapatan
mempengaruhi pendapatan petani cabai Analisis data dalam penelitian ini
rawit mitra PT Tunas Agro Persada menggunakan perhitungan biaya
Sayung Kabupaten Demak. produksi, penerimaan, dan pendapatan
yang di gunakan sebagai berikut :
METODE PENELITIAN 1. Biaya produksi adalah keseluruhan
Penelitian dilakukan pada Bulan biaya perolehan input untuk
Desember 2020 pada petani cabai rawit menghasilkan output. Rumus
mitra PT Tunas Agro Persada Sayung perhitungan biaya produksi adalah
Demak. Penentuan lokasi penelitian ini sebagai berikut (Kuswadi, 2006).
dilakukan secara purposive. Menurut TC = TFC + TVC
Sugiyono (2011) purposive adalah teknik Keterangan :
penentuan lokasi penelitian berdasarkan TC = Total Biaya Produksi
pertimbangan bahwa di PT Tunas Agro TFC = Total Biaya Tetap
Persada ini memiliki potensi budidaya dan TVC = Total Biaya Variabel
penjualan cabai dengan sekala besar, Komponen biaya tetap dalam
cabai tersebut di kirim berbagai wilayah penelitian ini terdiri atas biaya penyusutan
Jawa Tengah. Lahan budidaya cabai ini dan biaya sewa lahan. Rumus
berlokasi di Kecamatan Suruh Kota perhitungan penyusutan adalah sebagai
Salatiga yang bermitra dengan 36 orang berikut (Kuswadi, 2006).
petani dengan total luas lahan sebesar !"#$"
&'$#-‐‑!"#$"
&)*"+
Penyusutan =
,-.+
/)010-"2
7,85 hektar.
2. Penerimaan adalah seluruh hasil
Metode penelitian ini
yang diterima dari penjualan produk
menggunakan metode sensus. Penelitian
pada harga tertentu. Rumus
sensus merupakan penelitian yang
29
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
30
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
Uji Simultan (Uji F). • H0 : b1 = 0 ;; b2 = 0 ;; b3 = 0 ;; b4 = 0 ;;
Uji ini digunakan untuk mengetahui Jumlah produksi, biaya tenaga kerja,
apakah semua variabel independen yang biaya pemupukan, dan biaya pestisida
dimasukkan dalam model mempunyai secara parsial tidak mempengaruhi
pengaruh secara bersama-sama pendapatan cabai rawit di PT Tunas
(simultan) terhadap variabel dependen Agro Persada Sayung, Demak.
(Widarjono, 2010). Hipotesis yang • Hl : b1 ≠ 0 ;; b2 ≠ 0 ;; b3 ≠ 0 ;; b4 ≠ 0 ;;
diajukan adalah (Suharyadi dan Jumlah produksi, biaya tenaga kerja,
Purwanto, 2011): biaya pemupukan, dan biaya pestisida
• H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 ;; Secara secara parsial mempengaruhi
serempak jumlah produksi, biaya pendapatan cabai rawit di PT Tunas
tenaga kerja, biaya pemupukan, dan Agro Persada Sayung, Demak.
biaya pestisida tidak mempengaruhi Kriteria pengujiannya adalah:
pendapatan cabai rawit di PT Tunas • H0 diterima dan Hl ditolak apabila nilai
Agro Persada Sayung, Demak. thitung ≤ ttabel atau nilai Sig. > 0,05.
• Hl : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 ;; Secara • H0 ditolak dan Hl diterima apabila nilai
serempak jumlah produksi, biaya thitung > ttabel atau nilai Sig. ≤ 0,05.
tenaga kerja, biaya pemupukan, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
biaya pestisida mempengaruhi Identitas Responden
pendapatan cabai rawit di PT Tunas Berdasarkan hasil pengumpulan
Agro Persada Sayung, Demak. data primer dengan menggunakan
Kriteria pengujiannya adalah: kuesioner yang dibagikan kepada
• H0 diterima dan Hl ditolak apabila nilai responden, dapat diketahui hasil
Fhitung ≤ Ftabel atau nilai Sig. > 0,05. gambaran umum yang ditinjau dari
• H0 ditolak dan Hl diterima apabila nilai kategori usia, pendidikan, luas lahan, dan
Fhitung > Ftabel atau nilai Sig. ≤ 0,05. lama responden berusahatani cabai rawit
Uji Parsial (Uji t). disajikan pada Tabel 1.
Uji t digunakan untuk mengetahui Berdasarkan Tabel 1 dapat
seberapa jauh pengaruh dari sejumlah diketahui bahwa mayoritas usia
variabel independen (X) secara parsial responden petani cabai rawit mitra di
dalam menerangkan variasi variabel Kecamatan Suruh memiliki rentang usia
dependen (Y) (Saefuddin et al., 2010). 36-50 tahun sebanyak 16 responden atau
Hipotesis yang diajukan adalah 44,4%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
(Suharyadi dan Purwanto, 2011): rata petani cabai rawit berada pada usia
produktif. Usia produktif untuk bekerja
31
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
menurut BPS (2014) berada pada rentang mampu untuk bekerja dan memperoleh
usia 15 – 64 tahun. Usia produktif penghasilan dari pekerjaannya.
merupakan usia sesorang dikatakan
Tabel 1. Identitas Responden
No Kategori Jumlah Persentase
--- Jiwa --- ---- % ----
1 Usia (Tahun)
24-35 9 25,0
36-50 16 44,4
52-62 11 30,6
2 Tingkat Pendidikan
Tamat SD 23 63,9
Tamat SMP 8 22,2
Tamat SMA 5 13,9
2
3 Luas Lahan (m )
< 2000 11 30,6
2000 – 2500 18 50,0
> 2500 7 19,4
4 Pengalaman (Tahun)
1 – 5 13 36,1
6 – 10 11 30,6
11 – 30 12 33,3
32
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
33
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
34
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
lahan, biaya tenaga kerja perawatan, dan tanaman agar tidak rebah, batang
biaya tenaga kerja panen. Rata-rata total tanaman dapat tumbuh lurus,
biaya tenaga kerja per petani per musim memaksimalkan pertumbuhan tanaman,
dengan rata-rata luas lahan sebesar dan mengoptimalkan proses fotosintesis
2
2.180,56 m adalah sebesar Rp karena posisi tanaman yang tegak ke
5.090.343 yang terdiri dari rata-rata biaya atas.
tenaga kerja pengolahan lahan per musim Rata-rata penggunaan mulsa per
sebesar Rp 1.713.218 dengan jumlah musim tanam dengan rata-rata luas lahan
rata-rata 22 HOK, rata-rata biaya tenaga sebesar 2.180,56 m2 berdasarkan Tabel 5
kerja perawatan per musim sebesar adalah sebanyak 3 roll dengan rata-rata
Rp 2.225.994 dengan rata-rata 19 HOK, biaya yang dikeluarkan per petani per
dan rata-rata biaya tenaga kerja panen musim tanam adalah sebesar Rp
sebesar Rp 1.151.131 dengan rata-rata 2.791.111. Mulsa merupakan lembaran
22 HOK. Tenaga kerja merupakan salah plastik yang akan menutupi zona lahan
satu unsur penentu dalam keberhasilan pada tanaman yang bertujuan menjaga
kegiatan usahatani. Menurut Suratiyah dan melindungi permukaan tanah dari
(2006) tenaga kerja dalam kegiatan pengikisan, menjaga kelembaban, dan
pertanian memiliki peranan penting menghalangi perkembangan hama
karena fungsinya belum bisa sepenuhnya gulma. Menurut Mulyani (2020) mulsa
digantikan oleh teknologi. berfungsi sebagai pelindung tanah dari
Tabel 2 menampilkan rata-rata daya rusak butir hujan, mengikat
jumlah ajir yang dibutuhkan per petani per penyerapan air oleh tanah, mengurangi
musim tanam dengan rata-rata luas lahan erosi, menjaga kelembaban tanah, dan
2
sebesar 2.180,56 m sebanyak 4.527 mengendalikan pertumbuhan gulma.
batang dengan rata-rata biaya yang Penggunaan mulsa diikuti oleh
dibutuhkan per musim sebesar Rp penggunaan penjepit mulsa. Rata-rata
2.138.178. Ajir pada tanaman cabai rawit penggunaan penjepit mulsa per musim
berfungsi sebagai penopang tanaman tanam sebanyak 13 pak dengan rata-rata
agar tidak mudah goyah, roboh, dan biaya yang dikeluarkan per musim tanam
rebah. Ajir sangat berguna Ketika kondisi dengan rata-rata luas lahan sebesar
cuaca ekstrem yang dapat merusak 2.180,56 m2 sebesar Rp 478.269.
tanaman cabai rawit seperti hujan lebat Penjepit mulsa diperlukan agar mulsa
dan tiupan angin kencang. Menurut dapat terpasang sempurna dan berfungsi
Mulyani (2020) kegunaan ajir pada secara optimal.
tanaman cabai sebagai penopang
35
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
36
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
listrik, dan sejumlah biaya tidak terduga lain-lain adalah komponen biaya yang
lainnya. Rata-rata biaya lain-lain yang tidak secara langsung dapat
dikeluarkan per musim tanam dengan mempengaruhi kegiatan budidaya
2
rata-rata luas lahan sebesar 2.180,56 m ataupun produksi namun tetap perlu
sebesar Rp 1.380.799 (5,77%). Biaya diperhitungkan.
Tabel 3. Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Budidaya Cabai Rawit
Keterangan Rata-rata Per Petani Per Musim
Produksi 2.392,36 kg
Penerimaan Rp 71.770.897
Total Biaya Produksi Rp 23.920.553
Pendapatan Rp 47.850.344
37
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
38
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
kerja, biaya pupuk, dan biaya pestisida rawit. Hasil analisis regresi linier
terhadap pendapatan budidaya cabai berganda disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficients
Variabel t Sig.
B Std. Error
(Constant) 2.296.000 480.020 4,783 0,000*
Produksi 19.587,272 145,582 134,545 0,000*
Biaya Tenaga -0,073 0,056 -1,312 0,199*
Kerja
Biaya Pupuk -0,188 0,085 -2,220 0,034*
Biaya Pestisida -0,031 0,039 -0,805 0,427*
R Square 0,999
Adjusted R Square 0,999
F 7.786
Sig. 0,000
Keterangan: *signifikan 0,05.
Berdasarkan Tabel 10 dapat pendapatan cabai rawit per musim akan
diketahui bahwa persamaan regresi yang bernilai sebesar nilai a yaitu Rp
terbentuk adalah sebagai berikut: 2.296.000. Setiap peningkatan produksi
Y = 2.296.000 + 19.587,272X1 – cabai rawit sebesar 1 kg akan
0,073X2 – 0,188X3 – 0,031X4 + e meningkatkan pendapatan sebesar Rp
Nilai koefisien setiap variabel 19.587 per musim tanam. Setiap
yang diperoleh menunjukkan hubungan peningkatan biaya tenaga kerja sebesar
antara variabel bebas dengan variabel Rp 1.000 akan menurunkan pendapatan
terikat. Nilai koefisien variabel positif sebesar Rp 73 per musim tanam. Setiap
menunjukkan apabila terjadi peningkatan peningkatan biaya pupuk sebesar Rp
satu nilai pada variabel bebas maka 1.000 maka akan menurunkan
variabel terikat akan mengalami pendapatan sebesar Rp 188 per musim
peningkatan sebesar nilai koefisien tanam. Setiap peningkatan biaya
variabel bebas tersebut dan berlaku pestisida sebesar Rp 1.000 maka akan
kelipatannya, sebaliknya apabila nilai menurunkan pendapatan sebesar Rp 31
koefisien variabel negatif menunjukkan per musim tanam.
apabila terjadi peningkatan satu nilai pada Hasil Koefisien Determinasi
variabel bebas maka variabel terikat akan Koefisien determinasi bertujuan
mengalami penurunan sebesar nilai untuk melihat seberapa besar variabel
koefisien variabel bebas tersebut. bebas yang diajukan dalam penelitian
Berdasarkan persamaan regresi mampu menjelaskan variabel terikat.
yang sudah terbentuk diketahui apabila Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
keempat variabel bebas bernilai 0 maka Adjusted R-Square yaitu sebesar 0,999.
39
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel nilai α (0,05) maka H0 ditolak dan Hl
bebas (produksi, biaya tenaga kerja, diterima, maka seluruh variabel bebas
biaya pupuk, dan biaya pestisida) mampu secara bersama-sama (simultan)
menjelaskan variabel terikat (pendapatan mempengaruhi variabel terikat.
cabai rawit) sebesar 99,9 persen. dan Hasil Uji t
sisanya sebesar 0,01 persen. dijelaskan Berdasarkan Tabel 5 dapat
oleh faktor-faktor lain di luar model yang diketahui bahwa nilai signifikansi hitung
diajukan. Hal ini menunjukkan bahwa pada variabel produksi adalah sebesar
pemilihan variabel dalam penelitian 0,000 ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Hl
sudah baik karena memiliki nilai koefisien diterima. Artinya secara parsial produksi
determinasi yang mendekati 1. Nilai berpengaruh secara parsial terhadap
koefisien determinasi dikatakan baik jika pendapatan cabai rawit. Nilai koefisien
nilainya semakin mendekati 1. Hal ini regresi yang bernilai positif menunjukkan
sesuai dengan pernyataan Sugiyono bahwa peningkatan jumlah produksi akan
(2011) yang menyebutkan bahwa dalam meningkatkan pendapatan secara
analisis koefisien determinasi, nilai R signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
square dikatakan baik jika bernilai diatas jumlah pendapatan yang diterima
0,5 dan semakin mendekati 1. Artinya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang
variabel bebas yang diajukan dalam dihasilkan. Semakin tinggi jumlah
model penelitian semakin dapat produksi cabai rawit, semakin tinggi pula
menjelaskan variabel terikat secara baik. pendapatan yang diterima. Sebaliknya,
Hasil Uji F penurunan jumlah produksi cabai rawit
Tabel 5 menampilkan hasil uji F menyebabkan penurunan pendapatan
menunjukkan nilai signifikansi hitung yang diterima. Hal ini sesuai dengan
sebesar 0,000 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak pernyataan Faisal (2015) yang
dan H1 diterima, artinya secara serempak menyatakan bahwa faktor yang
seluruh variabel bebas (produksi, biaya mempengaruhi pendapatan yaitu jumlah
tenaga kerja, biaya pupuk, dan biaya produksi dan tingkat harga output.
pestisida) berpengaruh nyata terhadap Hasil nilai signifikansi hitung variabel
model regresi yang diajukan dan biaya tenaga kerja berdasarkan Tabel 5
merupakan penjelas yang signifikan menunjukkan hasil 0,199 > 0,05, maka H0
terhadap variabel terikat (pendapatan). diterima dan Hl ditolak. Artinya secara
Hasil ini sesuai dengan pernyataan parsial biaya tenaga kerja tidak
Suharyadi dan Purwanto (2011) yang berpengaruh secara parsial terhadap
menyatakan bahwa apabila nilai Sig. ≤ pendapatan cabai rawit. Nilai koefisien
40
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
regresi yang bernilai negatif menunjukkan regresi yang bernilai negatif menunjukkan
bahwa peningkatan biaya tenaga kerja bahwa peningkatan biaya pupuk akan
yang dikeluarkan akan menurunkan menurunkan pendapatan usahatani.
pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan Tabel 5
penggunaan tenaga kerja telah melebihi menunjukkan bahwa nilai signifikansi
kebutuhan optimalnya, yang hitung variabel biaya pestisida sebesar
menyebabkan biaya tenaga kerja menjadi 0,427 > 0,05, maka H0 diterima dan Hl
semakin tinggi. Hasil ini sejalan dengan ditolak. Artinya secara parsial biaya
penelitian Sondakh dan Rengku (2017) pestisida tidak berpengaruh secara
yang menunjukkan bahwa biaya tenaga parsial terhadap pendapatan cabai rawit.
kerja tidak berpengaruh secara signifikan Nilai koefisien regresi yang bernilai
terhadap pendapatan usahatani. Nilai negatif menunjukkan bahwa peningkatan
koefisien regresi yang bernilai negatif biaya pestisida yang dikeluarkan akan
menunjukkan bahwa peningkatan biaya menurunkan pendapatan. Hal ini
tenaga kerja akan menurunkan menunjukkan bahwa penggunaan
pendapatan usahatani. pestisida telah melebihi kebutuhan
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai optimalnya, yang menyebabkan biaya
signifikansi hitung variabel biaya pupuk pestisida menjadi semakin tinggi. Hasil ini
sebesar 0,034 ≤ 0,05, maka H0 ditolak sejalan dengan penelitian Sondakh dan
dan Hl diterima. Artinya secara parsial Rengku (2017) yang menunjukkan bahwa
biaya pupuk berpengaruh secara parsial biaya pestisida tidak berpengaruh secara
terhadap pendapatan cabai rawit. Nilai signifikan terhadap pendapatan
koefisien regresi yang bernilai negatif usahatani. Nilai koefisien regresi yang
menunjukkan bahwa peningkatan biaya bernilai negatif menunjukkan bahwa
pupuk yang dikeluarkan akan peningkatan biaya pestisida akan
menurunkan pendapatan secara menurunkan pendapatan usahatani.
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa KESIMPULAN
penggunaan pupuk telah melebihi Berdasarkan hasil penelitian
kebutuhan optimalnya, yang dapat disimpulkan bahwa:
menyebabkan biaya pupuk menjadi 1. Rata-rata pendapatan petani cabai
semakin tinggi. Hasil ini sejalan dengan rawit mitra PT Tunas Agro Persada
penelitian Sondakh dan Rengku (2017) pada periode 2018-2020 sebesar Rp
yang menunjukkan bahwa biaya pupuk 430.653.099 dan rata-rata pendapatan
berpengaruh secara signifikan terhadap petani per musim tanam sebesar Rp
pendapatan usahatani. Nilai koefisien 47.850.344 dengan rata-rata luas
41
Jurnal AGRISTAN
Volume 3, Nomor 1, Mei 2021
42
ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT MITRA PT TUNAS AGRO PERSADA
SAYUNG KABUPATEN DEMAK
Dicky Denira Daru Putra
Saefuddin, A., K. A. Natodiputro, A. Suryani, A., A. Fatchiya, dan D. Susanto.
Alamudi, dan K. Sadik. 2010. 2017. Keberlanjutan penerapan
Statistika Dasar. Grasindo, teknologi pengelolaan pekarangan
Yogyakarta. oleh wanita tani di Kabupaten
Kuningan. J. Penyuluhan. 13(1) :
Setiadi, Y. 2006. Cabai Rawit Jenis dan
50-63.
Budaya. Penebar Swadaya,
Jakarta. Susilowati, S. H. dan M. Maulana. 2012.
Luas lahan usahatani dan
Soekartawi, A. Soebarjo, J. Dillon, dan J.
kesejahteraan petani : eksistensi
B. Hardaker. 2011. Ilmu Usahatani
petani gurem dan urgensi kebijakan
dan Penelitian untuk
reforma agraria. J. Analisis
Pengembangan Petani Kecil
Kebijakan Pertanian. 10(1) : 17-30.
Cetakan Ketiga. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta. Wahyuni, D. W. dan E. Djuwendah. 2018.
Analisis pendapatan dan faktor-
Sofa, M. F., Saparto, dan Sumardi. 2020.
faktor yang mempengaruhi
Analisis pendapatan dan kelayakan
produktivitas cabai rawit pada
usahatani cabai rawit di Desa
kelompok mitra tani Desa
Kesambi Kecamatan Mejobo
Mandalahaji Kecamatan Pacet. J.
Kabupaten Kudus. J. Agromedia.
Ilmu Pertanian dan Peternakan.
38(1) : 45-49.
6(2) : 93-103.
Sondakh, N. dan J. O. Rengku. 2017.
Waliyanti, N. I. 2017. Analisis Supply
Faktor-faktor yang memengaruhi
Demand Komoditas Cabai Merah
peningkatan pendapatan usahatani
Besar dan Cabai Rawit (Studi
cabai rawit di Kabupaten Minahasa
Kasus Pasar Tradisional Kota
Selatan. J. Bisnis dan
Makassar). Skripsi Sarjana
Kewirausahaan. 13(2) : 74-86.
Pertanian. Universitas Hasanuddin,
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Makassar.
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika
Afabeta, Bandung.
Multivariate Terapan. UPP STIM
Suharyadi dan Purwanto. 2011. Statistika YKPN, Yogyakarta.
untuk Ekonomi dan Keuangan
Widjajanta, B., A. Widyaningsih, dan H.
Modern. Saalemba Empat, Jakarta.
Tanuatmodjo. 2007. Mengasah
Sunarjono, H. 2009. Bertanam 30 Jenis Kemampuan Ekonomi. CV Citra
Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. Praya, Bandung.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani (Edisi
Revisi). Penebar Swadaya, Jakarta.
43