You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak ke masa dewasa


yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki
masa dewasa. Masa perkembangan remaja mencangkup perubahan
biologis, kognitif dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum
adalah antara usia 12-21 tahun (Santrock, 2003). Menurut hasil Susenas
tahun 2017 populasi remaja di Indonesia mencapai 63.36 juta jiwa (Statik
Pemuda Indonesia, 2017) tercatat populasi remaja usia 12-21 tahun di
Kota Bitung telah mencapai sebanyak 54.738 jiwa atau 22,58% dari
jumlah penduduk keseluruhan (Bitung dalam Angka, 2018).
Kota Bitung memiliki perkembangan yang cepat dalam
pembangunan, sehingga antusiasme remaja di Kota Bitung terhadap
perkembangan dunia seni, hiburan, olahraga, edukasi, dan rekreasi cukup
besar. Hal ini dipengaruhi oleh keinginan mereka untuk berkreasi dan
beraktifitas dibidang-bidang tersebut guna melepas stress dan
menyegarkan kembali pikiran mereka setelah beraktifitas. Pola interaksi
sosial antarindividu dan antarkelompok menuntut remaja melakukan
penyesuaian diri dengan lingkungan dan sekitarnya, dengan perlahan
remaja akan berteman dengan sebayanya kemudian membentuk kelompok
sosial yang seringkali disebut dengan “komunitas”. Komunitas berasal
dari bahasa Latin communitas yang berarti “kesamaan”. Komunitas adalah
sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. 
Seiring dengan perkembangan kota Bitung dan manusia yang
hidup didalamnya, ruang publik selain menjadi suatu kebutuhan juga
menjadi gaya hidup yang sering dijadikan masyarakat sebagai tempat

1
untuk berkumpul dan berinteraksi dengan banyak orang sekitar termasuk
komunitas remaja di Bitung. Remaja pada umumnya berkelompok
membentuk komunitas yang tersebar di ruang publik. Namun sayangnya
potensi dan prestasi remaja dalam komunitas tidak ditunjang dengan
ketersediaan ruang dan massa yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas.
Remaja mempunyai potensi-potensi dan peranan penting dalam dinamika
sosial suatu masyarakat secara keseluruhan. Untuk itu perlu adanya
pembinaan dan pengembangan diri remaja yang terarah, dan
berkelanjutan. Salah satu faktor penting dalam pembinaan dan
pengembangan diri remaja adalah penyediaan fasilitas, kurangnya fasilitas
untuk mewadahi kegiatan remaja merupakan masalah umum yang
dihadapi berbagai kota di Indonesia. Minimnya fasilitas yang spesifik
diperuntukan bagi kegiatan remaja, membuat para remaja memanfaat
tempat lain yang sebenarnya tempat tersebut tidak diperuntukkan bagi
mereka. Ketidaktersediaan wadah kegiatan yang jelas akan menyebabkan
proses aktualisasi dan pencarian identitas diri remaja tidak terwadahi
dengan baik dan beresiko terjerumus dalam perilaku menyimpang atau
kenakalan remaja.
Berdasarkan latar belakang diatas dibutuhkan fasilitas yang mampu
mewadahi kreativitas, aktivitas, dan bisa menjadi sarana remaja di Bitung
untuk mengembangkan minat dan bakat mereka agar remaja dapat
mengekspresikan diri dan mampu menggali potensi diri secara positif
yaitu dengan menghasilkan rancangan Youth Center di Bitung berupa
kesatuan ruang dan massa dengan penekanan pada ruang yang
diimplementasikan melalui penataan ruang dalam, ruang luar, dan sirkulasi
yang berdekatan sehingga membentuk ruang komunal berdasarkan aspek-
aspek panduan perancangan.
Youth Center dengan fasilitas-fasilitasnya, memiliki potensi
sebagai wadah yang berfungsi sebagai sarana pengembangan remaja,
untuk bisa mengembangkan bakat dan minatnya agar dapat berprestasi
dalam bidangnya. Sehingga minat dan bakat yang mereka miliki dapat
berkembang menjadi kegiatan yang lebih positif dan terarah.

2
Rancangan Bitung Youth Center menerapan tema Arsitektur
Futuristik yang mengekspresikan ide atau gagasan ke dalam suatu bentuk
tampilan yang tidak biasa, kreatif dan inovatif. Penerapan futuristik ini
hanya terlihat pada penampilan atau tampaknya dengan tetap
memperhatikan dan memperhitungkan fungsi dari objeknya. Futuristik ini
merupakan upaya untuk menciptakan suatu masa depan yang lebih baik.
Pemikiran akan futuristik itu sendiri jauh lebih kreatif dan inovatif ke
depannya dan jauh lebih maju dari masanya. Penerapan Arsitektur
Futuristik dianggap tepat di dalam rancangan ini karena pemikiran masa
depan diterapkan ke dalam desain bangunan yang Secara tak langsung
bangunan yang nantinya menjadi lingkungan tempat mereka beraktivitas,
tentunya akan memilih tempat dan fasilitas yang lebih modern.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah


1.2.1. Identifikasi Masalah
1. Populasi remaja di Kota Bitung telah mencapai sebanyak 22,58% dari
jumlah penduduk namun potensi dan prestasi tidak ditunjang dengan
ketersediaan ruang dan massa yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas
yang spesifik diperuntukan bagi kegiatan remaja.
2. Proses aktualisasi dan pencarian identitas diri remaja tidak terwadahi
dengan baik dan beresiko terjerumus dalam perilaku menyimpang atau
kenakalan remaja.

1.2.2. Perumusan Masalah


1. Bagaimana menghasilkan rancangan Youth Center di Kota Bitung
sebagai wadah aktivitas remaja yang bersifat rekreatif dan
multifungsionalis dimana sebuah ruang dapat mengikat beberapa
fungsi dengan karakteristiknya dan berpengaruh terhadap kegiatan
pengguna didalamnya.
2. Bagaimana merancang Bitung Youth Center yang sesuai dengan
karakteristik remaja masa kini yaitu instan, interaksi, bebas dan riang
dengan teori dan pendekatan Arsitektur Futuristik?

3
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Merencanakan dan merancang wadah aktivitas dengan sarana dan
fasilitas sesuai kebutuhan aktivitas remaja dan komunitas remaja
Bitung yang dapat mewadahi minat, bakat, serta potensi remaja yang
bersifat rekreatif guna merespon proses aktualisasi diri dan
mengarahkan remaja agar meminimalisir perilaku menyimpang.
2. Menghasilkan rancangan Bitung Youth Center berupa kesatuan ruang
dan massa dengan pendekatan Arsitektur Futuristik yang
diimplementasikan melalui tata ruang dalam, ruang luar dan sirkulasi
yang berdekatan sehingga membentuk ruang komunal yang
terintegrasi dan multifungsi berdasarkan aspek-aspek panduan
perancangan.

1.4. Ruang Lingkup


1.4.1. Lingkup Arsitektural
Pembahasan akan ditekankan pada daya tarik Youth Center melalui desain
arsitektur ruang luar maupun dalam dengan menetapkan tema Arsitektur
Futuristik yang sesuai dengan karakter remaja masa kini yang instan,
interaksi, bebas, dan riang.

1.4.2. Skala Pelayanan


Pembahasan ditekankan pada ilmu arsitektur yang berkaitan dengan
masalah perencanaan dan Perancangan dibatasi pada bangunan Youth
Center di Bitung sebagai wadah edukatif, rekreatif dan interaktif.

1.4.3. Batasan Proyek


Ruang lingkup pembahasan perancangan ini memiliki batasan-batasan
sebagai berikut :
a. Pemilihan judul berdasarkan latar belakang perancangan.
b. Kriteria pemilihan lokasi berdasarkan fungsi bangunan dan
menyesuaikan.
c. Analisa mengenai aktivitas pengguna dan fungsi berdasarkan lokasi
site yang telah dipilih.

4
d. Menggunakan metode analisis data yang sesuai dengan kondisi dan
situasi site eksisting.

1.5. Pendekatan Perancangan dan Kerangka Pikir

1.5.1. Pendekatan Perancangan


Metode yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan desain
yaitu :
a. Kajian Teoritis
Studi literatur, yaitu mengambil dari berbagai sumber yang digunakan
untuk menjawab setiap permasalahan dengan pemecahan yang
mempunyai dasar.
b. Data
Data didapat dari :
 Studi literatur
Data-data dari sumber yang mengemukakan pemecahan
permasalahan yang memiliki dasar jumlah dan prosentase.
Menyajikan data dan informasi berbagai literatur tentang Youth
Center lainnya yang mempunyai kesamaan fungsi, untuk
mengetahui persyaratan umum dan khusus sebagai aturan
pembahasan.
 Survey lapangan
Dengan pengamatan langsung terhadap objek-objek maupun lokasi
yang berkaitan dengan Youth Center yang ada sebagai
perbandingan bagi perancangan.
c. Analisa
Dengan cara menganalisa data-data yang diperlukan untuk kemudian
digunakan sebagai suatu hal yang dijadikan pertimbangan dalam
mendesain berdasarkan standar yang ada.
d. Sintesis dan perumusan konsep
Hasil analisis dan data diolah dengan kriteria yang telah ditetapkan
kemudian diintegrasikan dengan persyaratan/ketentuan perencanaan

5
dan perancangan yang siap ditransformasikan ke dalam bentuk fisik
bangunan yang dikehendaki kemudian Hasil analisis disusun dalam
konsep, yang hasilnya merupakan bahan dan dasar dalam perancangan
Youth Center.

6
1.5.2. Kerangka Pikir

PERANCANGAN BITUNG YOUTH CENTER

LATAR BELAKANG
Populasi remaja usia 12-24 tahun di Kota Bitung telah mencapai sebanyak 54.738 jiwa atau 22,58%
dari jumlah penduduk keseluruhan. Namun komunitas dan remaja belum mempunyai wujud ruang
nyata yang dapat menampung dan memfasilitasi mereka dalam pengembangan minat dan bakat.
Wujud ruang yang belum jelas memicu remaja berinteraksi diruang publik yang tidak didukung
dengan fasilitas dan sarana yang memadai.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menghasilkan rancangan Youth Center di Kota Bitung sebagai wadah aktivitas remaja
yang bersifat rekreatif dan multifungsionalis dimana sebuah ruang dapat mengikat beberapa fungsi
dengan karakteristiknya dan berpengaruh terhadap kegiatan pengguna didalamnya.
Bagaimana merancang Bitung Youth Center yang sesuai dengan karakteristik remaja masa kini yaitu
instan, interaksi, bebas dan riang dengan teori dan pendekatan Arsitektur Futuristik?

TUJUAN
Menghasilkan rancangan Bitung Youth Center berupa kesatuan ruang dan massa dengan pendekatan
Arsitektur Futuristik yang diimplementasikan melalui tata ruang dalam, ruang luar dan sirkulasi yang
berdekatan sehingga membentuk ruang komunal yang terintegrasi dan multifungsi berdasarkan
aspek-aspek panduan perancangan.

PENGUMPULAN DATA
DATA SEKUNDER
DATA PRIMER
Studi objek sejenis
Studi objek sejenis
Literatur
Lokasi tapak dan ANALISA Wawancara
kawasan
Tinjauan pustaka

KONSEP

DESAIN BITUNG YOUTH CENTER

Bagan 1.1. Kerangka berpikir (sumber : Analisa Pribadi, 2018)

7
1.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan perencanaan dan perancangan Bitung Youth
Center adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang uraian umum mengenai latar belakang pemilihan judul
perencanaan, rumusan masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode
penulisan, sistematika penulisan dan kerangka pikir.

BAB II DESKRIPSI PROYEK


Berisikan pengertian judul, tinjauan fungsional (fungsi Bitung Youth
Center, pelaku dan aktivitas, kebutuhan aktivitas remaja di Bitung,
organisasi dan pengelompokan ruang), tinjauan kontekstual, karakter dan
persyaratan bangunan, sistem struktur utilitas dan studi preseden.

BAB III TEMA PERANCANGAN


Dasar atau tema perancangan yang berisikan dasar teori untuk mengatasi
permasalahan atau tema perancangan yang digunakan dan elaborasi tema
perancangan berisi pendalaman dan penerapan tema terhadap objek
perancangan.

BAB IV ANALISIS
Berisikan analisa yang dilakukan terhadap kondisi lapangan, nilai estetis
pada bangunan serta pola aktivitas pelaku kegiatan Bitung Youth Center.
Analisa ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu analisa fungsional,
analisa spasial, analisa kontekstual, analisa arsitektural, analisa struktur
dan utilitas.

BAB V KONSEP UMUM PERANCANGAN


Berupa hasil dari analisa yang menghasilkan konsep secara arsitektural
bangunan.

BAB VI GAGASAN AWAL PERANCANGAN


Berisikan tentang sketsa ide rancangan.

You might also like