You are on page 1of 38

BAB II

TEORI DASAR

2.1. Pengertian Pompa

Pompa adalah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memberikan

energi kepada fluida, dimana fluida adalah zat cair, sehingga zat cair tersebut

dapat dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain. Dalam operasinya pompa

perlu digerakkan oleh suatu penggerak mula, dalam hal ini dapat digunakan

motor listrik maupun motor torak.

2.1.1. Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal ialah jenis pompa dimana headnya dibentuk oleh

gaya sentrifugal maupun lift yang ditimbulkan oleh sudu-sudu yang

berputar. Pompa ini dapat diperlihatkan dalam gambar dibawah,

mempunyai sebuah impeller (baling-baling) untuk mengangkat air dari

tempat lebih rendah ke tempat lebih tinggi.

11
12

Gambar 1. Pompa sentrifugal

Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutar

impeller pompa. Maka zat cair yang ada didalam impeller, oleh dorongan

sudu-sudu ikut berputar. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair

mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara sudu-sudu.

Disinilah head tekanan atau cair menjadi lebih tinggi demikian pula head

kecepatnnya bertambah besar karena zat cair yang mengalami percepatan.

Zat cair yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran yang berbentuk

volud (spiral) dikelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui

nossel. Di dalam nossel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi

head tekanan.
13

Jadi impeller pompa berfungsi untuk memberikan kerja kepada zat

cair sehingga energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih

energi satuan berta atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar

pompa disebut head total pompa.

Dari uraian diatas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah

energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi

inilah yang mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan, head

potensial pada zat cair yang mengalir secara kontinyu.

Pada prinsipnya pompa sentrifugal mempunyai dua komponen utama

yaitu :

a. Elemen berputar yang terdiri atas : impeller dan poros

b. Elemen stasioner (diam) yaitu rumah pompa (casing) yang

mengalirkan fluida ke impeller dengan tekanan dan kecepatan tinggi.

Bila head pompa hanya ditimbulkan oleh satu impeller saja, maka jenis

pompa ini disebut pompa bertingkat satu (single state), tetapi bila

impellernya lebih dari satu tingkat yang beroperasi secara seri dan

digabungkan didalam satu rumah, dimana sisi isapnya diambil dari sisi

pengeluaran impeller sebelumnya maka jenis ini disebut pompa bertingkat

ganda (multy-spinge pump) dan jenis ini dipergunakan bila diinginkan

head pompa ynag besar.


14

Pompa sentrifugal mungkin bekerja dengan single suction dan double

suction, tergantung pada apakah fluida memasuki impeller dari satu atau

dua arah aksial. Dalam hal pompa double suction, dorongan belakang

terhadap poros praktis hilang dengan kecepatan masukkan impeller

berkurang untuk ukuran tertentu.

Jenis pompa sentrifugl banyak digunakan sebagai alat transport fluida

karena mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :

1. Bagian-bagian yang bergerak kurang, karena itu bobot pondasi kecil

karena tidak ada gerak bolak-balik yang memberikan gaya pada

pondasi.

2. Dimensi kecil, konstruksinya sederhana dan biaya operasi rendah.

3. Mudah untuk balancing, karena gerakannya hanya putaran saja.

4. Keausan kecil karena pada bagian dalam tidak ada bagian yang saling

bersinggungan .

5. Dapat dikopel langsung dan mudah disesuaikan dengan putaran tinggi

dari motor penggerak.

Dalam pemilihan atau penentuan tipe pompa sentrifugal yang digunakan

ditentukan berdasarkan parameter-parameter seperti kapasitas , kecepatan

spesifik, dan tekanan.


15

2.1.2. Kapasitas

Kapasitas adalah banyaknya zat cair yang di alirkan persatuan waktu.

Besarnya kapasitas ini dipengaruhi oleh banyaknya kebutuhan

pemakaianya, lamanya pompa beroperasi serta jumlah pompa yang di

gunakan. Berdasarkan kapasitas ini maka pompa dapat di bagi atas :

a. Pompa berkapasitas rendah, yaitu bila kapasitasnya di bawah 20

m3/jam.

b. Pompa berkapasitas sedang, yaitu bila kapasitasnya 20-60 m3/jam.

c. Pompa berkapasitas tinggi, yaitu bila kapasitasnya diatas 60 m3/jam.

2.1.3.Kecepatan Spesifik

Kecepatan spesifik adalah kecepatan dalam putaran permenit untuk

menghasilkan 1 gallon/menit pada head 1 ft (m) dengan impeller yang

sebangun dengan pompa yang bersangkutan tetapi ukuran-ukuranya di

perkecil. Kecepatan spesifik ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan

impeller, berdasarkan prestasi dan proporsinya tanpa memperhatikan

ukuran actual dan kecepatanya bilamana impeller itu beroperasi.

Berdasarkan kecepatan spesifik, pompa sentrifugal dapat di golongkan

menjadi :

a. Pompa dengan kecepatan spesifik rendah, antara (40-60) rpm.


16

b. Pompa dengan kecepatan spesifik sedang, antara (80-150) rpm.

c. Pompa dengan kecepatan spesifik tinggi, antara (150-300) rpm.

2.1.4. Tekanan

Tekanan pada pompa merupakan salah satu factor yang sangat

penting untuk menentukan jenis dan tipe pompa. Untuk tekanan pompa

dapat di hitung dengan persamaan

𝐩¿ λ . H ………………………………………………………………………………….(1)

P : Massa jenis air

λ : Koefisien kerugian gesek

H : Head total

Berdasarkan tekanan, pompa dapat di bedakan atas :

a. Pompa tekanan rendah yaitu dibawah 5 kg/cm2

b. Pompa tekanan sedang yaitu antara 5-50 kg/cm2

c. Pompa tekanan tinggi yaitu diatas 50 kg/cm2

2.2. Komponen Utama Sistem Pemompaan


17

Pompa adalah alat untuk menggerakkan cairan atau adonan. Pompa

menggerakkan cairan dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan

yang lebih tinggi, untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan

tenaga (energi). Pompa untuk udara biasa disebut kompresor, kecuali untuk

beberapa aplikasi bertekanan rendah, seperti di ventilasi, pemanas, dan

pendingin ruangan maka sebutannya menjadi fan atau penghembus (blower).

Adapun beberapa komponen utama sistem pemompaan yaitu: pompa, mesin

penggerak, pemipaan, kran, sambungan, dll.

Pompa terdiri dari berbagai jenis dan ukuran, pompa dapat dikelompokkan

menurut prinsip operasi dasarnya seperti pompa dinamik atau pompa

pemindahan positif. Pompa pemindahan positif dikenal dengan cara operasinya,

yaitu cairan diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan

secara positif untuk setiap putarannya. Pompa pemindahan positif digunakan

secara luas untuk pemompan fluida selain air, biasanya fluida kental. Pompa

pemindahan positif digolongkan berdasarkan cara pemindahannya yaitu pompa

reciproting dan pompa rotary.


18

Gambar 2. Sistem pemompaan dalam sebuah industri

2.3. Spesifikasi Pompa

Dalam memilih suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu

harus diketahui kapasitas aliran serta head yang di perlukan untuk mengalirkan

zat cair yang akan di pompa. Selain itu, agar pompa dapat bekerja tanpa

mengalami kavitas, perlu di taksir berapa tekanan minimum yang tersedia pada

sisi masuk pompa yang terpasang pada instalasinya. Atas dasar tekanan isap ini

maka putaran pompa dapat ditentukan.

Kapasitas aliran, head, dan putaran pompa, dapat ditentukan seperti diatas.

Tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar (khususnya perubahan

kapasitas dan head) maka putaran dan ukuran pompa yang akan di pilih harus

ditentukan dengan memperhitungkan hal tersebut. Selanjutnya, untuk

menentukan penggerak mula yang akan di pakai, harus lebih dulu dilakukan
19

penyelidikan tentang jenis sumber tenaga yang dapat digunakan di tempat yang

bersangkutan. Berikut merupakan hal-hal dalam penentuan spesifikasi pompa:

1. Pemilihan penggerak dan putaran

Penggerak mulai yang akan dipakai harus disesuaikan dengan kondisi

pelayanan pompa serta ketersediaan tenaga. Penggerak mulai yang

dipakai untuk menggerakkan pompa antara lain: motor listrik, motor

torak, turbin uap, dan turbin gas untuk aplikasi khusus di dalam

industri.

2. Pemilihan jenis impeller

Saat memilih jenis impeller, ada dua aspek yang harus dilihat, yaitu

kecepatan pompa dan sifat fluida yang akan dilayani. Menentukan

bahan dan bentuk impeller.

Pemilihan jenis impeller berdasarkan kecepatan spesifik dapat

dilakukan dengan mengacu pada gambar di bawah ini berdasarkan head

dan kapasitas.
20

Gambar 3. Diagram pemilihan pompa

3. Pemilihan jumlah tingkat

Semakin tinggi head yang dilayani pompa maka perbandingan antara

diameter luar dan diameter dalam impeller menjadi semakin besar.

Dengan bertambah besarnya D2/D1, maka tegangan yang ditimbulkan

oleh gaya sentrifugal akan menjadi semakin besar pula. Dan sebaliknya

kerugian yang terjadi pada impeller juga semakin sempit dan panjang.

Head yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan meningkatnya

kebocoran fluida dari sisi keluar kebagian sisi masuk.

4. Pemilihan bahan
21

Pemilihan bahan pompa harus disesuaikan dengan fluida yang akan

dipakai. Sifat-sifat fluida memiliki pengaruh langsung terhadap bahan

yang akan dipakai pada pompa.

Pengaruh utama fluida terhadap bahan adalah perkaratan atau korosi

dan pengikisan atau abrsi. Selain reaksi perkaratan, reaksi kimia lain

antara fluida dan bahan pompa juga harus diperhatikan.

2.4. Head Pompa

2.4.1.Head Total Pompa

Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah

air seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan

dilayani oleh pompa. Seperti di perlihatkan dalam gambar 7, head total

pompa dapat ditulis sebagai berikut : (Haruo Tahara dan Sularso, 1993)

v²d
H=ha + ∆ hp + hl + ……………………………………………….(1)
2g

Di mana, H : Head total pompa [m]

ha : Head statis total [m]

∆ hp : perbedaan head tekan yang bekerja pada kedua

permukaan air [m]


22

hl = hld + hls

∆ hp = hp2 – hp1

Hl : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan,

sambungan, dll [m]

v2/2g : Head kecepatan keluar [m]

g : Percepatan gravitasi [g=9,8m/s2]

Ga

mbar 4. Head pompa a

Dalam hal pompa menerima energgi dari aliran yang masuk ke sisi

isapnya, seperti pada pompa penguat ( pompa boster ). (Harou tahara dan

sularso,1983 ),maka haed total pompa dapat di hitung dengan rumus


23

1 2
H = ha + ∆ hp + hl + v ......................................................
2g d

(2)

Gambar 5. Head pompa b

Dimana ha : perbedaan tinggi antara titik sembarang A dipipa

kedua dan titik sembarang B dan pipa isap [m]

∆ hp : perbedaan tekanan statis antara titik A dan titik B [m]

hi : berbagai kerugian head dipip, katup, belokan, dll,

antara titik A titik B (m)

Vd : kecepatan aliran rata-rata dititik A [m/s]

Vs : kcepatan aliran rata-rata dititik B [m/s]


24

2.4.2.Head Kerugian

Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian terdiri

atas head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam

belokan-belokan, reduser, katup-katup, dll.

a. Head kerugian dalam pipa

Untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa dapat dipakai

salah satu rumus berikut : (Haruo Tahara dan Sularso, 1983).

Q
V= …………………………………………………………
A

(3)

Lv ²
Hf = λ ………………………...........................................
D2 g

Dimana : V : kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa [m/s]

Q : debit air dalam pipa [m/s]

A : luas penampang [m]

Hf : head kerugian gesek

Λ : koefisien kerugian gesek

g : percepatan gravitasi [9,8 m/s]

L : panjang pipa [m]


25

D : diameter dalam pompa

b. Kerugian head dalam pipa

Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila

ukuran pipa, bentuk penampang, atau arah aliran berubah. Kerugain head

di tempat-tempat transisi yang demikian itu dapat dinyatakan secara

umum dengan rumus:


hf= f ………………………………………………………
2g

(5)

Dimana,

v : kecepatan rata-rata did lam pipa [m/s]

f : koefisien kerugian

g : percepatan gravitasi [9,8 m/s]

hf : kerugian head

c. Kerugian head di katup

Kerugian head pada katup dapat di rumuskan (Haruo Tahara dan

Sularso,1983)
26


hv=fv ……………………………………………………..
2g

( 6)

Dimana, v : kecepatan rata-rata penampang masuk katup (m/s)

fv : koevisien kerugian katup

g : percepatan gravitasi [9,8 m/s]

hv : kerugian head katup [m]

2.5. Pemilihan Pompa

Pada saat pemilihan pompa sentrifugal, ada beberapa hal yang sangat

penting harus kita perhatikan, antara lain :

1.5.1. Kapasitas

Dinyatakan dalam satuan S1 perwaktu ,misalnya: m 3/jam, m3/detik,

liter/detik, dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan kapasitas pada suatu

pompa adalah kemampuan pompa tersebut untuk mengalirkan/memindahakan

sejumlah cairan/fliuda dalam satuan kapasitas. Kebocoran cairan/fluida pada

packing/perapat poros atau air balik tidak diperhitungkan sebagai kapasitas

pompa.

1. Total head dan tekanan

Head dari sebuah pompa adalah energi mekanik yang dipakai dan

diteruskan ke media yang ditangani, yang berhubungan dengan berat


27

media, dinyatakan dalam satuan panjang. Head ini tidak tergantung dari

berat jenis media, dengan kata lain sebuah pompa pompa sentrifugal

dapat menimbulkan head yang sama untuk jenis cairan. Total head

dinyatakan dalam satuan jarak, misalnya: meter, feet dan lain-lain.

Tekanan dinyatakan dalam satuan tekanan, misalnya: kg/cm3, bar, dan

lain-lain.

a. Head stasis

Head statis adalah perbedaan tinggi permukaan cairan pada bagian

hisap dengan bagian tekan.

b. Head hisap statis

Head hisap statis adalah perbedaan tinggi permukaan cairan pada

bagian hisap dengan garis sumbu poros pompa.

c. Head tekan statis

Head tekan statis adalah perbedaan tinggi permukaan cairan pada

bagian hisap dengan garis sumbu poros pompa.

2.6. Aliran Fluida Dalam Pipa

1.6.1.Aliran Laminar dan Turbulen


28

Beberapa tahun yang lalu, Osborne Reynolds telah melakukan

beberapa percobaan untuk menentukan kriteria aliran laminar dan turbulen.

Reynolds menemukan bahwa aliran selalu menjadi laminar jika kecepatan

aliranya diturunkan sedemikian rupa sehingga bilangan Reynolds lebih kecil

dari 2000 (Re <2300). Begitupula dikatakan aliranya turbulen, pada saat

bilangan Reynolds lebih besar dari 4000(2300<Re>4000) maka aliran tersebut

adalah aliran yang berada pada daerah transisi.

Aliran fluida dikatakan laminar jika lapisan fluida bergerak dengan kecepatan

yang sama dan dengan lintasan partikel yang tidak memotong atau menyilang

atau dapat dikatakan bahwa alirannya berlapis-lapis. Sedangkan aliran

turbulen ditandai dengan adanya ketidak beraturan atau fluktuasi didalam

aliran fluida (bergejolak). Karena aliran fluida pada aliran laminar bergerak

dalam lintasan yang sama / tetap maka aliran laminar dapat diamati. Pada

aliran turbulen partikel fluida tidak membuat frekuensi tertentu dan tidak

memperlihatkan pola gerakan yang dapat diamati. Aliran turbulen hampir

dapat dijumpai pada setiap praktek hidrolika dan diantara laminar dengan

turbulen terdapat daerah yang dikenal dengan daerah transisi.

Untuk menganalisis kedua jenis aliran ini diberikan parameter tak

berdimensi yang dikenal dengan nama Reynolds (White. 1986) sebagai

berikut:
29

vD
Re = ………………………………………………………
Ʋ

(7)

Dimana : Re : Bilangan Reynolds

D : Diameter pipa

v : Kecepatan aliran air

Transisi tergantung pada gangguan-gangguan yang dapat berasal dari luar

atau karena kekasaran permukaan pipa, transisi tersebut dapat terjadi dalam

selang bilangan Reynolds. Dan telah diketahui bahwa aliran laminar pada kondisi

dimana bilangan Reynolds lebih kecil dari 2300 (Re < 2300 ) dan turbulen jika

bilangan Reynolds lebih besar dari 4000 ( Re > 4000 ). Dan jika bilangan

Reynolds berada diantara 2300 dan 4000 (2300 < Re > 4000 ) adalah merupakan

daerah transisi.

1.6.2.Aliran Seragam dan Tidak Seragam

Aliran boleh dianggap seragam atau tidak seragam, tergantung pada

variasi luas potongan melintang dan kecepatan aliran dalam arah aliran. Aliran

dapat dikatakan seragam jika kecepatannya tidak bervariasi sepanjang aliran.

Sedangkan aliran kecepatannya bervariasi dari penampang yang satu dengan

penampang yang lain, maka aliran tersebut dapat dikatakan aliran tidak
30

seragam. Adapun ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan pada

gambar di bawah ini, (a) untuk kondisi aliran seragam dan (b) untuk kondisi

aliran tidak seragam.

Gambar 6. Aliran seragam dan tidak seragam

1.6.3.Aliran Steady dan Tidak Steady

Aliran disebut steady ( tenang ) apabila aliran disemua tempat

sepanjang lintasan tidak berubah menurut waktu, dan apabila bervariasi

dikatakan tidak steady.

2.7.Persamaan Bernoulli

Persamaan dasar dalam hidrodinamika telah dapat dirintis dan dirumuskan

oleh Bernoulli secara baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan

gejala fisis yang berhubungan dengan aliran air. Persamaan dasar tersebut disebut
31

sebagai persamaan Bernoulli atau teorema Berneolli, yakni suatu persamaan

yang menjelaskan bebagai hal yang berkaitan dengan kecepatan, tinggi

permukaan zat cair dan tekanannya. Persamaan yang telah dihasilkan oleh

Bernoulli tersebut juga dapat disebut sebagai hukum Bernoulli, yakni suatu

hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan

dengan gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa. Hukum tersebut

diturunkan dari dari hukum Newton dengan berpangkal tolak pada teorema kerja-

tenaga aliran zat cair dengan beberapa persyaratan antara lain aliran yang terjadi

merupakan aliran steady (mantap,tunak), tak berolak (laminar,garis alir

streamline), tidak kental dan tidak dan tidak termampatkan. Persamaan

dinyatakan dalam hukum Bernoulli tersebut melibatkan hubungan berbagai

besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan aliran yang memiliki satu garis arus,

tinggi permukaan air yang mengalir, dan tekanannya. Bentuk hubungan yang

dapat di jelaskan melalui besaran tersebut adalah besaran usaha tenaga pada zat

cair.

Selanjutnya apabila pengkajian hukum ini berpangkal tolak pada hukum

kekekalan massa seperti yang telah disajikan dengan menggunakan persyaratan

seperti yang telah disajikan di bagian depan maka dalam aliran hukum kekekalan

massa tersebut lebih mengacu pada hukum kekekalan flux massa. Oleh sebab itu

dalam tabung aliran semua partikel zat cair yang lewat melalui pipa/tabung yang

memiliki luas penampang tertentu diandaikan memiliki kecepatan pengaliran di


32

satu titik adalah sama pada garis aliran sama. Namun demikian pada titik-titik

lainnya dapat memiliki kecepatan yang berbeda.

Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan hukum

Bernoulli tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut:

Gambar 7. Gerak sebagian fluida dalam penurunan persamaan Bernoulli

Keterangan gambar:

1. h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi titik tertentu zat cair dalam tabung/pipa

bagian kiri dan bagian kanan.

2. v1 dan v2 adalah kecepatan aliran pada titik tertentu dari suatu zat cair kiri dan

kanan.

3. A1 dan A2 adalah luas penampang pipa bagian dalam yang dialiri zat cair

sebelah kiri dan sebelah kanan.


33

4. p1 dan p2 adalah tekanan pada zat cair tersebut berturut-turut dari bagian kiri

dan bagian kanan.

Dari gambar dapat dikemukakan, bahwa zat cair pada semua titik akan

mendapatkan tekanan. Hal ini berarti pada kedua permukaan yang kita tinjau

(lihat gambar yang diarsir) akan bekerja gaya yang arahnya ke dalam. Jika bagian

ini bergerak dari posisi pertama menuju bagian kedua, gaya yang bekerja pada

permukaan pertama akan melakukan usaha terhadap unsur yang ditinjau

sedangkan bagan tersebut akan melakukan usaha terhadap gaya yang bekerja

pada permukaan sebelah kanan. Selisih antara kedua besaran usaha tersebut sama

dengan perubahan energi gerak ditambah energi potensial dari bagian tersebut.

Selisih kedua besaran energi tersebut disebut sebagai energi Netto. Secara

matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

p1 Δ1 Δ11 - p2 Δ2 Δ12 = ( ½ mv21 – ½ mv22 ) + ( mgh2 – mgh1 )

AΔ1=v

p1 v1 – p2 v2 = ½ m ( v21 – v22 ) + mg ( h2 – h1 )

Pada hal v = m/p, maka persamaan dapat diubah menjadi:

p1 ( m/p ) – p2 ( m/p ) = ½ m ( v21 – v22 ) + mg ( h2 – h1 )


34

atau dapat diubah menjadi:

p1 ( m/p ) + ½ m v21 + mgh1 = p2 ( m/p ) + ½ m v22 + mgh2

persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi:

p1 + ½ p v2 + pgh = konstan

Persamaan di atas merupakan persamaan yang menyatakan hukum Bernoulli

mempunyai hubungan antara kecepatan aliran dengan tinggi permukaan air dan

tekanannya. Dalam sehari-hari hukum Bernoulli memiliki penerapan yang

beragam yang ada hubungannya dengan aliran fluida, baik aliran zat cair maupun

gas. Penerapan tersebut sebagian besar dimanfaatkan dalam bidang teknik dan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan aliran fluida.

2.8. Sistem Perpipaan

Sistem perpipaan dapat ditemukan pada hampir semua jenis industri, dari

sistem pipa tunggal yang sederhana sampai pipa bercabang yang sangat

kompleks.

1. Sistem Pipa Tunggal


35

Sistem pipa tunggal merupakan sistem perpipaan yang hanya

menggunakan satu buah

pipa tanpa menggunakan sambungan. Penurunan tekanan pada system pipa

tunggal adalah merupakan fungsi dari laju aliran, perubahan ketinggian dan

total head loss merupakan fungsi dari faktor gesekan, perubahan

peanampang.

Untuk aliran tak mampu, sifat fluida diasumsikan tetap. Pada saat

sistem telah ditentukan, maka konfigurasi sistem, kekasaran permukaan pipa,

perubahan elevasi, dan kekentalan fluida bukan lagi merupakan variabel

bebas.

2. Sistem Pipa Majemuk

Pada kenyataannya kebanyakan sistem perpipaan adalah sistem pipa

majemuk, yaitu rangkaian piapa seri, parallel maupun berupa jaringan

perpipaan. Untuk rangkaian pipa seri maupun parallel, penyelesaianaya

adalah serupa dengan perhitungan tegangan dan tahanan pada hukum ohm.

Penurunan tekanan dan laju aliran identik dengan tegangan dan arus pada

listrik. Namun persamaanya tidak identik dengan hukum ohm, karena

penurunan tekanan sebanding dengan kuadrat dari laju aliran. Semua system

pipa majemuk lebih muda di selesaikan dengan persamaan empiris. Ada

beberapa contoh sistem pipa majemuk, dengan memenuhi kaidah-kaidah

tertentu sebagai berikut :


36

a. Sistem pipa yang disusun secara seri

Jika dua buah pipa atau lebih dipasang secara seri, semua pipa akan

dilewati oleh aliran yang sama dan total rugi head pada seluruh sistem

adalah jumlah kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa.

Gambar 8. Sistem pipa yang disusun secara seri

Q0 = Q1 = Q2 = Q3 =….= Qn…………………………………(11)

Atau

Qn = V1 . A1 = V2 = . A2 = V3 . A3 =……..=Vn . An…..…(12)

Dan jika hLadalah rugi head untuk perlengkapan pipa dan katup maka:
37

∑hL = hL1 + hL2 + hL3 + ….. + hLn…………………………(13)

b. Sistem pipa yang disusun secara parallel

Jika dua buah pipa atau lebih dipasang secara paralel, total laju aliran

sama dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan kerugian

head pada sebuah cabang sama dengan kerugian head pada cabang yang lain.

Ini diekspresikan (Olson R., 1993) sebagai :

Gambar 9. Sistem pipa yang disusun secara pararel

Q0 = Q1 + Q2 + Q3 + ….+ Qn …………….(14)

Atau

Qn = V1 . A1 + V2 + A2 + V3 . A3 +….+ Vn . An …...(15)
38

Dan

hL1 = hL2 = hL3 =….=hLn…………………..(16)

Kerugian head pada setiap cabang boleh dianggap sepenuhnya terjadi

akibat gesekan, atau rugi akibat katup dan perlengkapan pipa. Kalau

kerugian head totalnya (total head losses) diketahui, relative cukup mudah

untuk mencari masing-masing Q1 dan menjumlahkanya. Soal sebaliknya,

jika laju aliran tolanya Q yang diketahui, diperlukan pengulangan yang

lumayan jumlahnya untuk menentukan bagaimana aliran total ini terbagi

kedalam ketiga cabang pipa itu. Prosedur yang biasa ialah dengan

menembak Q1=Q/3 misalnya, lalu menghitung kerugian headnya dan dari

nilainya yaitu kita peroleh Q1 dan Q3 melalui persamaan h n = hL1 = hL2 = …=

hLn kemudian, kalau jumlahnya tidak betul, turunkan tebakan yang pertama

tadi Q1 dengan membagi Q1 dengan debit sisa dan hitung lagi Q2 dan Q3,

lalu kita uji lagi jumlahnya. Kalau perlu dinaikkan atau diturunkan lagi Q1.

Proses ini sifatnya konvergen.

c. Jaringan Pipa

Jaringan ini merupakan saluran air untuk sebuah rumah tangga,

suatu kompleks perumahan atau bahkan sebuah kota.


39

Gambar 10.

Rangkaian pipa

Dalam sistem ini tidak dapat diselesaikan dengan kaidah-kaidah di atas

karena persamaanya tidak linear, maka penyelesaiannya diperoleh dengan iterasi

numeric yang pertama kali dikemukakan oleh Hardy Cross pada tahun 1936.

2.9. Pemilihan Jenis Pipa

Dalam suatu sistem perpipaan,pemilihan jenis pipaadalah merupakan hal

yang sangat penting karena akan menentukan kemampuan sistem tersebut dalam

penggunaanya, dalam pemilihan jenis pipa ada beberapa faktor yang harus

perhatikan antara lain:

1. Keadaan tanah daerah pelayanan

2. Daya tekan pipa

3. Faktor ekonomi

4. Diameter pipa yang ada di pasaran

Dalam distribusi air bersih dikenal beberapa jenis pipa yang umum

digunakan diantaranya;
40

a. Pipa Besi Tuang

pipa besi tuang telah digunakan berabad-abad lamanya, sebagai contoh

pipa besi tuang yang dipasang di istana Vasailis di Prancis masih dalam

keadaan baik hingga saat ini. Rekor pelayanan pipa bisa tuang di dunia

membuktikan bahwa daya tekan korosinya sangat memuaskan dan umumnya

semi permanen. Kelemahanya terletak pada kerapuhanya.

b. Pipa Asbes(ACP)

Pipa ini terbuat dari bahan asbes, semen Portland dan silicia. Pipa

asbes mampu menahan yang diperlukan sampai 15 atm. Pipa asbes

mempuyai kelebihan-kelebihan antara lain:tahan terhadap karat, tidak

mengalirkan arus listrik, ringan, mudah dipotong dan mudah dipasang. Serta

biaya transportasi lebih murah.

c. Pipa PVC (Polivinil Chlorida )

Pipa PVC untuk air bersih mempuyai tekanan kerja 8-10 kg/cm.Pipa

PVC mempuyai daya tahan yang sangat baik terhadap unsure-unsur kimia

sehingga pipa tersebut tidak akan berubah sifatnya dan tidak akan rusak

akibat karat. Karena sifatnya yang elastis sehingga mudah dibentuk menurut

keperluan serta mudah disambung dan dipasang.

d. Pipa Besi Tuang Liat(DCIP)

Besi tuang cor adalah besi tuang spheroldal yang merupakan suatu

hasil penemuan yang bertahun-tahun. Dewasa ini besi tuang diambil sebagai
41

bahan pipa karena kekuatan dan keliatanya serta karna ketahananya terhadap

korosi.

Pipan sebagai bagian pelayanan dibawah tanah akan mengalami

tekanan iternal yang sangat tinggi dari fluida yang mengalair didalamnya

serta tekanan eksternal dari tanah dan beban yang melintasinya. Pipa besi

tuang liat dapat menahan dengan aman keadaan seperti ini karena mutu dan

kekuatanya yang lebih tinggi.

e. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)

Pipa GIP adalah pipa baja galvanis yang biasa digunakan untuk

instalasi air bersih dingin saja, dan tidak dianjurkan untuk pipa air panas.

Pipa galvanis umum kita jumpai di rumah-rumah tua untuk jalur pasokan

dan jalur cabang tiriskan. Pipa galvanis termasuk pipa yang kuat tetapi

hanya berlangsung sekitar 50 tahun. Adapun ukuran pipa galvanis yang

umum kita jumpai di lapangan adalah ukuran ½ inch, ¾ inch, 1 inch, 2 inch,

3 inch, 4 inch, 5 inch, 6 inch, 8 inch, 10 inch, 12 inch, 14 inch, 16 inch, 18

inch, 20 inch, dan 24 inch.

Pipa galvanis terbuat dari baja karbon rendah dengan lapisan galvanis,

yang mengandung berbagai macam unsur, antara lain:

a. Unsur seng (Zn) 99,7% dan biasanya diaplikasikan untuk pipa pada

air minum.
42

b. Unsur karbon sebesar 0,091% sehingga tergolong dalam baja karbon

rendah.

Sehingga bisa dijelaskan bahwa pipa galvanis ini terbuat dari unsur

utamanya adalah seng. Pipa GIP pada umumnya dipakai pada tempat

terbuka/tidak terlindung karena memang pipa ini lebih tahan terhadap

benturan mekanis.

2.10. Perlengkapan Pipa Industri

Dalam sistem perpipaan ada beberapa bagian sistem tersebut yang

memerlukan perlengkapan tambahan. Perlengkapan-perlengkapan yang bisa

digunakan antara lain :

1. Katup (valve)

Katup merupakan alat untuk mengukur aliran atau distribusi air dalam

sisitem perpipaan. Berikut ini beberapa jenis katup yang digunakan:

a. Katup pintu (gate valve)

Digunakan untuk pengaturan aliran, baik dengan membuka atau menutup

sesuai dengan kebutuhan

b. Katup bola (globe valve)

Digunakan untuk membuka atau menutup sama sekali aliran air

c. Katup cek (check valve)


43

Digunakan untuk mencegah aliran balik atau dengan kata lain, digunakan

untuk aliran satu arah

2. Sambungan Pipa

Pada dasarnya sambungan pipa dapat dikelompokkan dalam dua bagian :

a. Sambungan yang dilakukan dengan pengelasan, jenis-jenis sambungan

yang dilakukan dengan pengelasan

1. 450 elbow

2. 900 elbow

3. 1800 elbow

4. Red Tee (pemerkecil)

5. Cross (silang)

b. Sambungan Yang Dilakukan Dengan Ulir

1. Bushing (paking)

2. Coupling (kopling)

3. Cap

4. Dll

2.11. Metode Distribusi Air Bersih

Air meninggalkan unit pengelolahan reservoir pembagi menuju ke

konsumen dan keperluan-keperluan disalurkan melalui pipa-pipa pembagi,


44

katup-katup, kran serta semua perlengkapan yang ada untuk menjaga kelancaran

pembagian air dan kualitas air disebut sistem distribusi air.

Metode ini umumnya digunakan pada suatu wilayah yang akaan disuplai

air pada umumnya. Metode distribusi yang sering digunakan dapat dibedakan 3

macam, yaitu:

1. Metode Distribusi Dengan Gravitasi

Metode ini umumnya digunakan pada suatu daerah dimana sumber air

yang akan disalurkan ke konsumen berada pada suatu wilayah yang lebih

tinggi dari daerah suplai yang memungkinkan untuk dialirkan secara bebas

dengan memanfaatkan potensi gravitasi bumi.

Dengan ketinggian demikian akan dapat memberikan tekanan yang

cukup di dalam pipa transmisi. Metode ini memang sangat baik sekali

dilaksanankan apabila ukuran transmisi memadai dan dapat menjamin

kesulitan air apabila terjadi kondisi yang membutuhkan air dalam jumlah

banyak.

2. Metode Pemompaan

Disamping distribusi dengan menggunakan potensi gravitasi dapat pula

dilaksanakan dengan cara pemompaan. Metode ini dapat disesuaikan dengan


45

variasi debit air dari sumber air maupun variasi kebutuhan konsumen. Dengan

cara ini dapat memberikan debit air yang uniform sehingga pompa dapat

dioperasikan pada kapasitas dengan keharusan memompa air.

3. Metode Gabungan

Metode ini merupakan kombinasi dengan metode gravitasi dan metode

pemompaan. Pada metode ini air dipompa naik ke reservoir yang terletak pada

suatu ketinggian. Kemudian dari reservoir yang berbeda pada ketinggian

tertentu ini air dialirkan dengan memanfaatkan potensi gravitasi.

2.12. Metode Perkiraan Jumlah Penduduk

Perkiraan dan pertambahan jumlah penduduk erat sekali hubungannya

dengan perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih pada suatu daerah.

Perkembangan dan pertambahan jumlah pendudk akan menentukan besarnya

kebutuhan air bersih dimasa yang akan datang dimana hasilnya merupakan

harga pendekatan dari hasil sebenarnya.

Dalam memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang ada

beberapa cara atau metode yang umum digunakan, diantaranya:

1. Metode Aritmetika
46

Metode perhitungan dengan cara aritmetika didasarkan pada kenaikan

rata-rata jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan rata-rata

sebelumnya. Dengan cara ini perkembangan dan pertambahan jumlah

penduduk akan bersifat linier. Perhitungan ini menggunakan persamaan

berikut:

p t− p o
b= ………………………….………………….(17)
t

Dimana, b :Pertambahan penduduk secara absolut

pt : Jumlah penduduk sekarang

po : Jumlah penduduk lampau

t : Jumlah tahun atara awktu sekarang dan lampau

Metode ini sangat sesuai digunakan untuk daerah yang mempunyai angka

pertumbuhan penduduk yang rendah atau pada daerah-daerah dengan derajat

pertumbuhan penduduk mantap, apabila jumlah kepadatan penduduk menjadi

maksimum.
47

2. Metode Geometri

Perhitungan perkembangan populasi berdasarkan pada angka kenaikan

penduduk rata-rata pertahun. Presentase pertumbuhan penduduk rata-rata

dapat dihitung dari data sensus tahun sebelumnya. Persamaan yang digunakan

untuk metode geometri ini adalah.

Pn = po (1 + r)n……………………………………………………...(18)

Dimana, Pn : Jumlah penduduk tahun pada tahun ke-n

po : Jumlah penduduk lampau

(1 + r)n: Dimana

Metode ini akan menghasilakn nilai yang lebih tinggi, karenanya

presentase pertambahan sesungguhnya tidak pernah tetap, tetapi presentase

tersebut akan menurun bilamana suatu daerah mencapai batas maksimal.

Sehingga metode ini sangat sesuai untuk daerah yang mempunyai

pertambahan penduduk yang tetap.

3. Metode Least-Square

Metode ini umumnya digunakan pada daerah yang tingkat pertambahan

penduduknya cukup tinggi. Perhitungan pertambahan jumlah penduduk

dengan metode ini didasarkan pada data tahun-tahun sebelumnya dengan


48

menganggap bahwa pertambahan jumlah penduduk suatu daerah disebabkan

oleh kematian, kelahiran, dan migrasi. Persamaan untuk metode ini adalah:

Y = a. X + b …………………………………………………..……(19)

Dimana, Y : nilai variabel berdasarka garis rebresi

a :konta

X :variabel indevenden

b :kovefisien arah regresi linear

You might also like