You are on page 1of 5

A.

PENGANTAR AWAL KIMIA HIJAU


Halo Pelajar Pancasila tahukah Kalian bahwa aktivitas yang kita lakukan
dan lingkungan di sekitar kita selalu terkait dengan proses kimia yang melibatkan
reaksi kimia. Coba diskusikan dalam kelompok adakah proses kimia di sekitar
Kalian? Kalian boleh mencarinya melalui berbagai sumber lalu tulis proses yang
ditemukan pada buku catatan Kalian.
Sebagian besar dari Kalian akan berpikir bahwa proses kimia itu
menghasilkan hal-hal misalnya suara ledakan yang keras, gumpalan asap, nyala
api, aroma yang menyengat, atau bahkan zat-zat yang beracun sehingga proses
kimia cenderung dianggap berbahaya dan dihindari. Mari kita lihat lebih dahulu
contoh-contoh proses kimia beserta reaksi kimia yang ada di sekitar kita.

CONTOH 1
Proses kimia :
Fotosintesis
Persamaan reaksi
kimia :
6 CO2 (g) + 6 H2O (l)  C6H12O6 (s) + 6 O2 (g)
Penjelasan reaksi kimia :
1) Reaksi fotosintesis yang dibantu sinar uv memerlukan gas CO 2. Gas ini
dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu bumi.
Dengan adanya fotosintesis akan mengurangi jumlah gas CO2 sehingga turut
mengurangi pemanasan global.
2) Produk dari reaksi fotosintesis adalah gula glukosa (C6H12O6) dan gas
Oksigen (O2). Glukosa sebagai sumber energi bagi tanaman untuk bertumbuh
sedangkan gas Oksigen yang dihasilkan bermanfaat untuk kehidupan
manusia dan hewan.

CONTOH 2
Proses kimia : Pembakaran
tidak sempurna Persamaan
reaksi kimia :
3 3 3
3 CxHy (g) + ( x + y) O2 (g)  x CO2 (g) + y H2O (l) + x CO (g) + x C (s)
2 4 2

Penjelasan reaksi kimia :


Proses pembakaran sampah dilakukan di ruang terbuka artinya jumlah udara yang
digunakan untuk membakar sampah terbatas. Salah satu komponen udara adalah
gas oksigen (O2). Jika jumlah udara terbatas maka jumlah gas O2 juga berkurang
akibatnya pembakaran ini menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan padatan
arang karbon (C) yang mencemari udara sekitar.

1
CONTOH 3
Proses kimia :
Perkaratan besi
Persamaan reaksi
kimia :
4 Fe (s) + 3 O2 (g) + 2x H2O (l)  2 Fe2O3 . x H2O (s)
Penjelasan reaksi kimia :
Jika benda yang terbuat dari besi (Fe) bereaksi dengan udara maka lama-
kelamaan akan terjadi perkaratan (Fe2O3.x H2O) sehingga benda akan rusak.
Mengapa? Karena udara mengandung gas oksigen (O2) dan uap air (H2O).
Perkaratan ini ditandai dengan munculnya lapisan tipis berwarna merah
kecoklatan pada permukaan benda.

CONTOH 4

Proses kimia :
Pemanggangan roti
Persamaan reaksi kimia
:
2 NaHCO3 (s)  Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Penjelasan reaksi kimia :
Soda kue atau NaHCO3 jika dipanaskan akan menghasilkan gas CO2. Gas ini
memberi tekanan pada dinding adonan roti sehingga membentuk rongga-rongga.
Keadaan ini membuat roti mengembang dan menjadi lebih empuk.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, bagaimana pendapat Kalian terhadap proses
dan reaksi kimia? Tulislah jawaban Kalian di buku catatan Kalian.
Ternyata proses kimia tidak selamanya menakutkan kita. Ada proses kimia
yang baik, bermanfaat, dan aman bagi lingkungan. Proses kimia ini akan
menjaga bumi kita tetap lestari, aman, dan sejahtera, demikian pula lingkungan
akan tetap terjaga. Proses kimia seperti ini dikenal sebagai reaksi kimia hijau.
Prinsip kimia hijau pertama kali dicetuskan oleh Paul Anastas pada tahun 1998
sebagai Father of Green Chemistry bersama John Warner.
Untuk lebih mengenal kimia hijau, marilah kita simak bersama Sejarah Kimia
Hijau, Pengertian dan Pentingya Kimia Hijau serta Rencana Pembangunan
Berkelanjutan pada wacana berikut.

A) SEJARAH KIMIA HIJAU


Ide kimia hijau pada awalnya dikembangkan sebagai tanggapan terhadap
Undang- Undang Pencegahan Polusi tahun 1990, yang menyatakan bahwa kebijakan
nasional Amerika Serikat harus membatasi atau mengurangi polusi dengan menggunakan
desain proses yang lebih baik (termasuk produksi perubahan dalam biaya produk, proses
pembuatan, penggunaan bahan mentah, dan daur ulang). Badan Lingkungan Amerika

2
Serikat (EPA) yang dikenal sebagai badan pengatur kesehatan manusia dan lingkungan,
berpindah dari kebijakan command and control policy dan mengimplementasikan ide
Kimia Hijau. Pada tahun 1991, EPA telah meluncurkan program hibah penelitian yang
mendorong perancangan ulang desain produk dan proses kimia yang ada untuk
mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. EPA yang
kemudian bekerja sama dengan US National Science Foundation (NSF) mendanai
penelitian dasar tentang kimia hijau pada awal tahun 1990-an.
Pengenalan Penghargaan Presiden Green Chemistry Challenge tahunan
pada tahun 1996 berhasil menarik perhatian akademisi dan industri kimia
hijau. Program penghargaan dan teknologi tersebut sekarang menjadi
landasan dalam kurikulum pendidikan kimia hijau. Pada pertengahan hingga
akhir tahun 1990-an terjadi peningkatan jumlah pertemuan internasional
kimia hijau yang diadakan, seperti Konferensi Penelitian Gordon tentang
Kimia Hijau, dan jaringan kimia hijau yang telah berkembang di Amerika
Serikat, Britania raya, Spanyol, dan Italia.

B) PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KIMIA HIJAU


Pengertian secara umum green chemistry adalah suatu metode baru
untuk mengurangi bahaya bahan kimia, disamping memproduksi produk
dengan cara yang lebih efisien dan lebih hemat (Kenneth & James,2004).
Menurut Anastas dan Tracy C (1996), green chemistry adalah penggunaan
teknik dan metode secara kimia untuk mengurangi atau mengeliminasi
penggunaan bahan dasar, produk, produk samping, pelarut, pereaksi yang
berbahaya bagi kesehatan manusia dan masalah lingkungan. Tujuan green
chemistry adalah untuk mencegah atau mengurangi masalah lingkungan.
Menurut Rashmi Sanghi (2003), green chemistry merupakan bagian yang
esensial dalam program yang komprehensif untuk melindungi kesehatan
manusia dan lingkungan. Secara umum green chemistry berhubungan dengan
hal- hal untuk meminimalkan buangan pada sumbernya, pemakaian
katalisator dalam reaksi, penggunaan pereaksi (reagents) yang tidak
berbahaya, penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui, peningkatan
efisiensi ekonomi, pelarut yang ramah lingkungan serta dapat didaur ulang.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa green
chemistry adalah proses kimia atau teknologi yang dapat memperbaiki
lingkungan dan kualitas hidup.
Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan karena
melibatkan struktur dan perubahan suatu materi. Perubahan tersebut
melibatkan energi sebagai sumbernya. Oleh karena itu, konsep green
chemistry ini juga berkaitan erat dengan energi dan penggunaannya, baik
secara langsung maupun tidak langsung seperti penggunaan suatu material
dalam hal pembuatan, penyimpanan dan proses penyalurannya.
Upaya memperbaiki lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan yang
ditawarkan dalam green chemistry sangat bervariasi terutama pada tahap

3
perencanaan. Hal ini disebabkan karena jenis bahan kimia dan jenis
transformasinya juga bervariasi. Akan tetapi, pemecahan masalah tersebut
dapat dikelompokkan dalam dua komponen yaitu pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bahan mentah (feedstock) dan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan kondisi reaksi. Misalnya dalam rancangan sintesisnya, tidak
melihat pada molekul akhir yang dihasilkan, akan tetapi pada jalur (pathway)
sintesis yang digunakan untuk menghasilkan molekul akhir tersebut. Dengan
memodifikasi jalur sintesisnya, maka akan didapatkan produk akhir yang
sama dengan cara yang konvensional, namun toksisitas bahan dasar, produk
maupun buangannya dapat dikurangi.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam green chemistry adalah :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan perobahan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu

C) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Terkait dengan agenda pembangunan, pembangunan saat ini diarahkan
pada pembangunan berkelanjutan dimana Word Commision on Environment
and development (WCED), yaitu Komisi Sedunia Lingkungan Hidup dan
pembangunan telah mensyaratkan bahwa dalam pembangunan harus
meningkatkan produksi dengan cara yang ramah lingkungan serta menjamin
terciptanya kesempatan yang merata dan adil bagi semua orang dimana taraf
hidup masyarakat ditingkatkan dengan cara yang tidak merusak lingkungan
hidup. Pembangunan diharapkan mengacu kepada pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan menuju terbentuknya green globe
(bumi yang hijau/lestari).
Berkaitan dengan hal di atas, proses pembangunan di Indonesia
memang mampu memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan
ekonomi, namun menimbulkan masalah, antara lain masalah pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang beracun dan
berbahaya yang berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan. Maka
tidaklah keliru jika kondisi tersebut mendorong munculnya chemopobia dari
masyarakat yang menganggap kimia sebagai racun dan penyebab timbulnya
pencemaran lingkungan.
Memperhatikan kondisi di atas, dewasa ini para ahli kimia melakukan
usaha untuk mencari bahan dasar yang tidak berbahaya dan mengubah
proses-proses kimia dalam industri menjadi lebih aman dan lebih bersih.
Usaha tersebut lebih dikenal dengan nama green chemistry. Sebagai bidang
kajian kimia yang relatif baru, green chemisty memfokuskan kajiannya pada
penerapan sejumlah prinsip kimia yaitu dalam merancang, menggunakan atau
memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi zat
berbahaya. Bidang kajian ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif

4
untuk mencegah pencemaran, karena penerapan metode pemecahan masalah
secara ilmiah dan inovatif terhadap bahaya pencemaran akibat bahan kimia
beracun langsung pada sumbernya.
Mengingat konsep dan pendekatan green chemistry sebagai pendekatan
untuk pencegahan pencemaran akibat bahan-bahan kimia yang dapat merusak
lingkungan dan kesehatan, perlu dipikirkan bagaimana menerapkan gagasan
konsep dan gagasan green chemistry ini dalam pembelajaran kimia di sekolah
maupun perguruan tinggi di Indonesia.

You might also like