You are on page 1of 170

PERANGKAT MENGAJAR

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


( KTSP)
KELAS XI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DI SUSUN OLEH :

Ns. DODO RAHMAN, S.Kep

SMK PASUNDAN PADAHERANG


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANGANDARAN
Jl. Ray Pangandaran No.- Dsn Sambong Desa KarangMulya Kecamatan Padaherang kabupaten
Pangandaran

Telp. 0265 6511109 Email : padaherangsmkpasundan@yahoo.co id

0
Lembar Pengesahan

Program Pengembangan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan ( KTSP) SMK Pasundan Padaherang
telah selesai diperiksa dan disyahkan sebagaimana mestinya.

Di : ...........................

Pada Tanggal : .........................

Mengetahui,

Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abdul Munir, S.Pd. MM. Ns. Dodo Rahman, S.Kep


NIP .

Pengawas PEMBINA

...............................................

Nip...........................................

1
PROGRAM TAHUNAN

Bidang studi keahlian : Kesehatan

Kompetensi Keahlian : Keperawatan

Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)

Tingkat / Semester : XI / 1 dan 2

Tahun Pelajaran : 2015/2016

smt No Standar Kompetnsi / Kompetensi dasar Alokasi Waktu Keterangan


1 Menjelaskan pemenuhan kebutuhan kebersihan tubuh
2
Menjelaskan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin

Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital


Semester I

3
4 Menjelaskan tentang pemenuhan kebutuhan oksigen
5 Menjelaskan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Jumlah
6 Menjelaskan pemenuhankebutuhan cairan dan
7
elektrolit
Semester II

Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan


8 luka
9 Menjelaskan konsep rawat inap
Menjelaskan komunikasi multidisiplinMenjelaskan

Jumlah

Padaherang, Juli 2015

Ns.Dodo Rahman, S.Kep

2
PROGRAM SEMESTER

Bidang studi keahlian : Kesehatan


Kompetensi Keahlian : Keperawatan
Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ( KDM)
Tingkat / Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2015/2016
SK / KD Jml Lokasi Materi PELAKSANAAN
Jam pembelajara Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
S LS n 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Menjelaskan
pemenuhan kebutuhan
kebersihan tubuh
Uji Kompetensi
Menjelaskan
pemenuhan kebutuhan
eliminasi urin
Uji Kompetensi
Menjelaskan pedoman
untuk mengukur tanda
vital
Uji Kompetensi
Menjelaskan tentang
pemenuhan kebutuhan
oksige
Uji Kompetensi
Menjelaskan
pemenuhan kebutuhan
nutrisi
Uji Kompetensi
Padaherang, juli 2015
Guru mata pelajaran

3
PROGRAM SEMESTER

Bidang studi keahlian : Kesehatan


Kompetensi Keahlian : Keperawatan
Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Tingkat / Semester :X/2
Tahun Pelajaran : 2015/2016
SK / KD Jml Lokasi Materi PELAKSANAAN
Jam pembelajara Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
S LS n 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Menjelaskan
pemenuhankebutuhan
cairan dan elektrolit
Uji Kompetensi
Menjelaskan asuhan
keperawatan pada
pasien dengan luka
Uji Kompetensi
Menjelaskan konsep
rawat inap.
Uji Kompetensi
Menjelaskan
komunikasi
multidisiplinMenjelaskan
Uji Kompetensi

Padaherang, juli 2015


Guru mata pelajaran

4
Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah
YPDM Pasundan
SMK Pasundan Padaherang
Jln. Pangandaran No.- Sambong
Ds. Karangmulya, Kec. Padaherang

CATATAN KEGIATAN HARIAN GURU


NO HARI/ TANGGAL JAM KELAS KD/STANDAR KOMPETENSI / MATERI KEGIATAN
KE

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran

Abdul Munir, S.Pd.MM Ns. Dodo rahman, S.Kep


NIP. 19620209 198305 1 005

5
KRITERIA KETENTUAN MINIMAL ( KKM)

MATA PELAJARAN : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ( KDM)

SEKOLAH : SMK PASUNDAN PADAHERANG

KELAS : XI

SEMESTER : 1 ( SATU)

KKM : 7,5

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


KRITERIA PENETAPAN KETUNTASAN
KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR NILAI
DAYA JUMLAH
KOMPLEKSITAS INTAKE KKM
DUKUNG
1. Menjelaskan pemenuhan kebutuhan
kebersihan tubuh
2. Menjelaskan pemenuhan kebutuhan
eliminasi urin
3. Menjelaskan pedoman untuk
mengukur tanda vital
4. Menjelaskan tentang pemenuhan
kebutuhan oksigen
5. Menjelaskan pemenuhan kebutuhan
nutrisi

Padaherang, Juli 2015


Guru Mata Pelajaran

Ns. Dodo rahman, S.Kep

KRITERIA KETENTUAN MINIMAL ( KKM)

6
MATA PELAJARAN : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ( KDM)

SEKOLAH : SMK PASUNDAN PADAHERANG

KELAS : XI

SEMESTER : II ( dua)

KKM : 7,5

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


KRITERIA PENETAPAN KETUNTASAN
KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR NILAI
DAYA JUMLAH
KOMPLEKSITAS INTAKE KKM
DUKUNG
1. Menjelaskan pemenuhankebutuhan
cairan dan elektrolit
2. Menjelaskan asuhan keperawatan
pada pasien dengan luka
3. Menjelaskan konsep rawat inap
4. Menjelaskan komunikasi multidisiplin
Menjelaskan

Padaherang, Juli 2015


Guru Mata Pelajaran

Ns. Dodo rahman, S.Kep

Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah


YPDM Pasundan

7
SMK Pasundan Padaherang
Jln. Pangandaran No.- Sambong
Ds. Karangmulya, Kec. Padaherang

DAFTAR PENILAIAN KOMPETENSI SISWA

TAHUN PELAJARAN : 2015/2016


MATA PELAJARAN : KDM
KELAS : X PERAWAT
KKM : 75
Ulangan Harian /

Presentas
Rata – rata

Kehadira

Prilaku
Tugas

Tugas
NO NAMA SISWA UTS UAS/UKK Keter

nn

i
1 2 3 4 5 6 UH TUGAS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

KETERANGAN :
UJIAN TENGAH SEMESTER : UTS Prilaku: A = Amat Baik ( 81 – 90 )
UJIAN AKHIR SEMESTER : UAS B = Baik ( 71 – 80 )
UJIAN KENAIKAN KELAS : UKK C = Cukup ( 61 – 70 )
BERDASAR MAPEL : PRESENTASI D = Kurang ( 51 -60 )
Jumlah hadir x 100% = Kehadiran
Hadir Keseluruhan
Mengetahui, Padaherang, Juli 2015
Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran

Abdul Munir, S.Pd.MM Ns. Dodo rahman, S.Kep


NIP. 19620209 198305 1 005

DAPTAR HADIR SISWA

8
TAHUN PELAJARAN : 2015/2016
MATA PELAJARAN : KDM
KELAS : XI PERAWAT
KKM : 75
N Absensi / pertemuan ke jumlah
NAMA SISWA 1 1 1 1
A
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
11
2
13 14
5
16 17
8
19 20 S I

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran

Abdul Munir, S.Pd.MM Ns. Dodo rahman, S.Kep


NIP. 19620209 198305 1 005

9
SILABUS

`SILABUS
Nama Sekolah : SMK PASUNDAN PADAHERANG
Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ( KDM)
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami konsep pemenuhan Kebutuhan Dasar manusia
Kode : KDM -2D
Kelas/Semester : X / 1 dan 2
Durasi Pembelajaran : 20 Jam

ALOKASI WAKTU
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN PENILAIAN TATAP PRAKTIK PRAKTIK SUMBER BELAJAR
MUKA DISEKOLAH DI DU/DI
 Mendeskripsikan 1. Menjelaskan  pemenuhan kebutuhan  Pesdik mempelajari dan kemudian  Tes tertulis 6 6  Buku
Kebutuhan Dasar pemenuhan kebersihan tubuh mendiskusikan tentang  Tugas  Referensi lain
manusia Sebagai pemenuhan kebutuhan kebersihan mandiri yang relevan
kebutuhan  pemenuhan kebutuhan tubuh
pemenuhan  Keaktifan  Internet
hidup kebersihan tubuh eliminasi urin  Pesdik mempelajari dan kemudian
2. Menjelaskan  pedoman untuk mendiskusikan tentang
mengukur tanda vital pemenuhan kebutuhan eliminasi
pemenuhan urin.
kebutuhan eliminasi  pemenuhan  Pesdik mempelajari dan
urin kebutuhan oksigen kemudian mendiskusikan tentang
3. Menjelaskan  pemenuhan pedoman untuk mengukur tanda
vital
pedoman untuk kebutuhan nutrisi
 Pesdik mempelajari dan
mengukur tanda  pemenuhan kemudian mendiskusikan
vital kebutuhan cairan dan tentang pemenuhan
4. Menjelaskan elektrolit kebutuhan oksigen
tentang pemenuhan  asuhan keperawatan  Pesdik mempelajari dan
kebutuhan oksigen pada pasien dengan kemudian mendiskusikan
5. Menjelaskan luka tentang pemenuhan
pemenuhan  konsep rawat inap kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi  komunikasi  Pesdik mempelajari dan

10
6. Menjelaskan multidisiplin kemudian mendiskusikan
pemenuhankebutuh tentang pemenuhan
an cairan dan kebutuhan cairan dan
elektrolit elektrolit
7. Menjelaskan asuhan  Pesdik mempelajari dan
keperawatan pada kemudian mendiskusikan
pasien dengan luka tentang asuhan
8. Menjelaskan konsep keperawatan pada pasien
rawat inap dengan luka
9. Menjelaskan  Pesdik mempelajari dan
komunikasi kemudian mendiskusikan
tentang konsep rawat inap
multidisiplin
 Pesdik mempelajari dan
kemudian mendiskusikan
tentang komunikasi
multidisiplin

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran

Abdul Munir, S.Pd.MM Ns. Dodo rahman, S.Kep


NIP. 19620209 198305 1 005

11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (1 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
a. Menjelaskan pemenuhan kebutuhan kebersihan tubuh
b. Menjelaskan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin
c. Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital
d. Menjelaskan tentang pemenuhan kebutuhan oksigen
e. Menjelaskan pemenuhan kebutuhan nutrisi
f. Menjelaskan pemenuhankebutuhancairan dan elektrolit
g. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan luka
h. Menjelaskan konsep rawat inap
i. Menjelaskan komunikasi multidisiplinMenjelaskan pengertian anatomi fisiologi manusia

2. Materi Ajar
a. Kebutuhan personal Hygiene
b. Pemenuhan kebutuhan eliminasi urine
c. Pedoman tanda-tanda vital
d. Pemenuhan kebutuhan oksigen
e. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
f. Cairan dan elektrolit
g. Perawatan pasien luka
h. Konsep rawat inap
i. Komunikasi multi disiplin

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Diskusi Kelas
c. Pemberian Tugas
4. Media pembelajaran
a. Fasilitas Alat
1. Kelas beserta kelengkapannya
2. Peralatan yang mendukung

12
b. Sumber Belajar
1. Modul Keperawatan anatomi fisiologi
2. Buku yang relevan

5. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal :
a. Pengkondisian kelas: Membaca Qur’an, berdoa, pengabsenan
b. Penyampaian informasi materi yang akan dibahas.
c. Melaksanakan tes awal
Kegiatan Inti :

a. Guru menerangkan tentang konsep Kebutuhan personal Hygiene


b. Guru menerangkan tentang konsep Pemenuhan kebutuhan eliminasi urine
c. Guru menerangkan tentang konsep Pedoman tanda-tanda vital
d. Guru menerangkan tentang konsep Pemenuhan kebutuhan oksigen
e. Guru menerangkan tentang konsep Pemenuhan kebutuhan nutrisi
f. Guru menerangkan tentang konsep Cairan dan elektrolit
g. Guru menerangkan tentang konsep Perawatan pasien luka
h. Guru menerangkan tentang konsep Konsep rawat inap
i. Guru menerangkan tentang konsep Komunikasi multi disiplin
Kegiatan Akhir :
 Bersama siswa menyimpulkan pokok isi materi yang sudah dibahas
 Penjajagan hasil belajar melalui tanya jawab
 Informasi dan pemberian tugas

Penilaian Hasil Belajar


Prosedur Penilaian :
1. Penilaian proses belajar
2. Penilaian hasil belajar
Jenis dan Bentuk Tes :
1. Tes lisan
2. Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2014


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005

13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan Pengertian pemenuhan kebutuhan kebersihan tubuh
 Menjelaskan Macam macam personal hygien

2. Materi Ajar
 Pengertian Kebutuhan personal Hygiene
 Macam Macam personal hygien

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

14
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Kebutuhan personal hygien
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan kebutuahn personal hygien

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Kebutuhan
personal hygien
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Kebutuhan
personal hygien
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber

15
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Macam macam personal hygien
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan macam macam personal hygien

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Macam macam
personal hygien
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Macam
macam personal hygien
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

16
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang macam macam personal hygien
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
macam macam personal hygien

Kegiatan Inti :

17
 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Macam macam
personal hygien
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Macam
macam personal hygien
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

18
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
a. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

19
Lampiran :
RINGKASAN MATERI :

PERSONAL HYGIENE

A. Pengertian

Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam
pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene
yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan
perawatan diri.

Konsep Personal Hygiene

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya
kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

B. Macam-macam personal hygiene

1.      Memandikan

2.      Oral hygiene (membersihkan mulut)

3.      Mencuci rambut

4.      Memotong kuku

5.      Perineal hyigiene (membersihkan kelamin)

20
1. Memandikan pasien                 
A.    Definisi

Memandikan pasien adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi
berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih, sabun dan larutan antiseptic. Memandikan
pasien merupakan suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi
secara sendiri dengan cara memandikannya di tempat tidur.

B.     Indikasi

1.      Pada pasien bed rest

2.      Pada pasien yang tidak dapat dan tidak diizinkan mandi sendiri

3.      Pada pasien baru yang dalam keadaan kotor.

C.     Kontraindikasi

1.      Pada pasien luka bakar

2.      Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien dan tetap menjaga kesopanan.

3.      Pada pasien yang koma

4.      Pada pasien yang terpasang alat-alat kesehatan

    

D.    Pelaksanaan

1.      Alat dan bahan

a.       Handuk mandi 2 buah

b.      Waslap 3 buah

c.       Sabun mandi pada tempatnya

d.      Selimut ekstra 1 buah

e.       Baskom air kecil 1 buah

f.       Alat rias pribadi pasien, seperti :

 Bedak atau kolonye


 Deodorant
 Losion atau krim tubuh
 Minyak zaitun

21

2.      Cara kerja

a.       Identifikasi kebutuhan pasien

b.      Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

c.       Siapkan alat alat dan susun diatas troli

d.      Dekatkan ke pasien

e.       Pasang tirai untuk menjaga privasi pasien

f.       Atur pasien pada posisi supine atau semifowler

g.      Cuci tangan dengan prinsip bersih

h.      Pasang selimut ekstra sambil menurunkan selimut pasien

i.        Buka pakaian pasien dibawah selimut

j.        Pasang handung dibawah kepala pasien

k.      Wajah :

 Basahi waslap lalu basuh wajah dan leher pasien, dimulai dari dahi. Tanyakan
apakah pasien mau menggunakan sabun wajah?
 Basuh dan bersihkan bibir dengan arah melingkar
 Basuh kelopak matamenggunakan air bersih dengan arah dari dalam ke luar
 Bersihkan seluruh daun telinga dengan perlahan
 Keringkan wajah dan telinga dengan handuk

l.       Lengan :

 Letakan handuk memanjang pada lengan yang terjauh


 Basahi dan sabuni lengan dengan arah dari pergelangan tangan sampai pangkal
lengan atau dari bagian bersih ke bagian yang kotor
 Rendam tangan pasien lalu bersihkan telapak dan kukunya menggunakan sikat
dan sabun
 Bilas dan bersihkan aeluruh lengan dengan air bersih lalu keringkan dengan
handuk, setelah kering lengan diposisikan ke arah atas
 Pindahkan handuk ke lengan terdekat, lakukan langkah langkah yang sama
pada lengan sebelumnya

m.    Dada

 Pindahkan handuk memanjang untuk menutupi bagian dada dan perut pasien
 Basahi dan sabuni bagian dada hingga atas simfisis dengan arah gerakan dari
dada ke bawah atau dari yang bersih ke bagian yang kotor
 Bilas dan bersihkan dengan air bersih lalu keringkan dengan handuk setelah
kering tutup dengan baju atau selimut bersih

22
n.      Kaki

 Letakan handuk dibawah kaki yang terjauh dari perawat


 Basahi dan sabuni kaki tersebut dengan arah gerakan dari telapak kaki ke paha
atau dari bagian yang bersih ke bagian yang kotor
 Rendam kaki lalu bersihkan kuku dan telapaknya dengan menggunakan sikat dan
sabun
 Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk
 Setelah kering, tutup dengan selimut bersih
 Letakan handuk dibawah kaki yang terdekat dengan perawat, bersihkan dengan
cara yang sama

o.      Genitalia

 Dengan mneggunakan waslap lain, basahi dan sabuni bagian genetalia pasien (bila
pasien bisa melakukannya sendiri berikan waslap ditangan kiri dan ajari cara
membersihkannya)
 Bilas dan keringkan area yang sudah dibersihkan, kemudian tutupi dengan selimut
bersih

p.      Punggung

 Miringkan pasien (berlawanan dengan perawat), letakan handuk memanjang di


bawah punggung dan bokong pasien, tutup bagian bagian kaki yag sudah bersih
 Basahi dan sabuni dengan arah dari bokong ke punggung. Bilas dan keringkan
dengan handuk
 Lakukan message dengan menggunakan losion atau minyak dari arah bokong ke
punggung, lakukan gerakan melingkar pada area area tulang yang menonjol.
Lakukan selama 3-5 menit
 Observasi adanya tanda-tanda luka tekan (kemerahan,lecet) pada bagian yang
menonjol
 Bersihkan sisa losion atau minyak dengan handuk.

q.      Berikan bedak, deodorant, dan lotion (sesuai kebiasaan pasien).

r.        Bantu pasien memakai pakaian dalam dan baju luar

s.       Atur pasien dalam posisi yang nyaman sebelum ditinggalkan

t.        Rapikan dan bersihkan alat yang telah digunakan

u.      Catat tindakan yang telah dilakukang dan hasilnya

23
2. Oral hygiene (membersihkan mulut pasien)
A.     Definisi

Membersihkan mulut adalah membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran
atau sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dibasahi air bersih.

B.      Indikasi

1.      Pada pasien lumpuh

2.      Pada pasien sakit berat

3.      Pada pasien apatis

4.      Pada pasien stomatitis

5.      Pada pasien yang mendapatkan oksigenasi dan Naso Gastrik Tube (NGT),

6.      Pada pasien yang lama tidak menggunakan mulut

7.      Pada pasien yang tidak mampu melakukan perawatan mulut secara mandiri.

8.      Pada pasien yang giginya tidak boleh di gosok dengan sikat gigi misalkan karena tomatitis
hebat

9.      Pasien sesudah operasi mulut atau yang menderita patah tulang rahang.

C.    Kontraindikasi

1.      Perhatikan perawatan mulut pada pasien yang menderita penyakit diabetes dapat beresiko
stomatitis ( penyakit yang disebabkan oleh kemoterapi, radiasi dan itubasi selang nase
gratik)

2.      Luka pada gusi jika terlalu kuat membersihkannya

D.    Pelaksanaan

1.      Alat dan bahan

a.       Pengalas (perlak dan kain)

b.      Bengkok 1 buah (2 buah jika pasien sadar)

c.       Kasa tebal lembab yang dibasahi dengan NaCl 0,9% atau air garam

d.      Sudip lidah yang telah di balut dengan kasa (tidak perlu pada pasien yang sadar)

e.       Pinset anatomi 1 buah

f.       Tisu pada tempatnya

24
g.      Boraks gliserin (jika perlu)

h.      Gentian violet (jika perlu)

i.        Lidi kapas (jika perlu)

j.        Air untuk berkumur dalam gelas (jika pasien sadar)

2.      Cara kerja

a.       Kaji kebutuhan pasien

b.      Jelaskan perihal tindakan yang akan dilakukan.

c.       Siapkan alat-alat sesuai kebutuhan pasien pada troli

d.      Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien.

e.       Cuci tangan

f.       Atur posisi (miringkan kepala pasien)

g.      Pasang pengalas dibawah dagu.

h.      Letakkan bengkok dibawah dagu pasien.

i.        Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan dengan NaCl 0,9% atau air garam.

j.        Minta pasien untuk membuka mulut

k.      Membersihkan mulut

 Bersihkan langit-langit mulut dengan cara menariknya dari arah dalam ke luar.
 Bersihkan gusi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
 Bersihkan gigi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
 Gusi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri.
 Gigi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri
 Gusi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
 Gigi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
 Gusi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
 Gigi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
 Dinding mulut
 Lidah bagian atas dan bawah.

l.        Keringkan bibir dengan tisu

m.    Oleskan gliserin/gentian violet pada bibir

n.      Keringkan bibir dengan tisu

25
o.      Angakt bengkok dan pengalas

p.      Atur posisi pasien

q.      Rapikan alat-alat

r.        Cuci tangan

s.       Observasi keadaan pasien

t.        Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.

3. Mencuci rambut pasien      

A.       Definisi

Mencuci rambut adalah menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan
sampo.                           

B.       Indikasi

1.      Pasien yang rambutnya kotor dan keadaan umumnya mengizinkan.

2.      Bagi pasien yang berkutu dan sebelum dicuci harus diobati dan di pasang kap kutu lebih
dulu.

3.      Pasien yang akan menjalani operasi besar ( Bila keadaan umum mengizinkan).

C.    Kontraindikasi

1.      Apabila teridentifikasi lesi actual ketidak normalan ada kulit kepala

2.      Intregritas kulit kepala berhubungan dengan gangguan parasit

D.     Pelaksanaan

1.      Alat dan bahan

a.       Pengalas

b.      Sisir biasa

c.       Tisu dan tempatnya

d.      Bengkok berisi larutan lisol 2-3%

e.       Kantong plastic

f.       Karet pengikat (jikaperlu)

g.      Minya krambut (jikaperlu)

h.      Peniti (jikaperlu)

26
i.        Talang karet (perlak dan handuk yang dibuat sebagai talang)

j.        Handuk 1 buah

k.      Sampo

l.        Kom kecil 1 buah

m.    Kain kasa dan kapas bulat dalam tempatnya

n.      Gayung air

o.      Baskom berisi air hangat (±400 C)

p.      Ember kosong

q.      Kain pel.

2.      Cara kerja

a.       Identifikasi kebutuhan pasien

b.      Identifikasikan tingkat kemandirian pasien terkait kemampuan mencuci rambut

c.       Lakukan kontrak dengan pasien (waktu, tempat dan tindakan)

d.      Informasikan tujuan dilakukannya tindakan

e.       Siapkan alat-alat dan susun di troli

f.       Bawa alat-alat ke dekat pasien

g.      Angkat bantal, lalu pasang pengalas dan handuk di bawah kepala pasien

h.      Pasang ujung rambut di atas bahu pasien

i.        Atur posisi kepala pasien agar berada di pinggir tempat tidur

j.        Pasang talang di bawah kepala pasien dengan ujung talang dimasukkan ke dalam ember
kosong, alasi ember dengan kain pel

k.      Sisir rambut pasien

l.        Tutup lubang telinga dengan kasa dan jika perlu tutup juga mata pasien

m.    Basahi rambut mula dari pangkal sampai ke ujung rambut.

n.      Oleskan sampo ke seluruh permukaan kulit kepala dan batang rambut kemudian usap
sambai berbusa

o.      Bilas rambut sampai bersih

p.      Angkat penutup telinga dan mata

q.      Angkat talang masukkan karet ke dalam ember dan  angkat handuk

27
r.        Keringkan rambut dengan handuk, jika perlu dibungkus

s.       Sisir rambut

t.        Atur kembali posisi pasien (jika pasien pada posisi tidur, alasi bantal dengan handuk)

u.      Rapikan kembali alat-alat

v.      Cuci tangan

w.    Observasi keadaan pasien

x.      Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

4. Memotong kuku pasien      


A.   Definisi

Memotong kuku adalah mengurangi panjang kuku tangan dan kuku kaki dengan menggunakan
alat pemotong kuku agar kotoran tidak masuk ke dalam tubuh melalui kuku sehingga kuku tetap
dalam keadaan sehat dan bersih. Menjaga kebersihan kuku merupakan aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Yang
bermanfaat mencegah infeksi, rasa nyaman pada pasien, mencegah musuknya mikroorganisme ke
dalam kuku yang panjang, bau kaki dan cidera pada jaringan lunak

B.    Indikasi

1.      Pada pasien yang kukunya panjang yang tidak dapat melakukan sendiri.

C.    Kontraindikasi

1.      Memotong kuku pasien tidak terlalu dalam

2.      Pada pasien diabetes memotong kuku harus dengan hati hati karena bisa berakibat fatal

D.      Pelaksanaan

1.      Alat dan bahan

a.       Gunting kuku dan pengikir

b.      Bengkok berisi larutan lisol 2-3 % 1 buah

c.       Baskom berisi air hangat (40-42˚C) 1 buah

d.      Baskom berisi air bersih 1 buah

28
e.       Handuk 1 buah

f.       Pengalas perlak atau kain 1 buah

g.      Sikat kuku 1 buah

h.      Sabun 1 buah

i.        Aseton dan kapas 1 buah

j.        Lesion atau minyak 1 buah

k.      Kain pel 1 buah (jika pelu)

2.      Cara kerja

a.       Identifikasi kebutuhan pasien.

b.      Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.

c.       Siapkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan pasien.

d.      Cuci tangan.

e.       Pasang sampiran/penutup pintu.

f.       Atur posisi pasien.

g.      Pasang pengalas di bawah tangan tepat pada bagian kuku yang akan dibersihkan. Bersihkan
cat kuku dengan aseton (bila pasien menggunakan cat kuku), kemudian letakkan baskom
berisi air hangat.

h.      Rendam kuku tangan dengan air hangat selama 1-2 menit.

i.        Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan sabun, lalu bersihkan dan keringkan.

j.        Dekatkan bengkok berisi larutan lisol 2-3% kepasien. Kemudian tangan diletakkan
diatasnya. Potong kuku tangan dengan lurus dan tidak boleh sampai batas dasar kuku,
kemudian kikir pinggiran-pinggiran kuku.

k.      Cuci kuku dan tangan dengan air bersih dan keringkan (jika perlu berikan lotion pada jari-
jari).

l.        Angkat pengalas dan pindahkan ketangan yang lainnya. Lakukan langkah-langkah g sampai
dengan j.

m.    Atur kembali posisi pasien.

n.      Rapikan alat-alat dan kembalikan ketempatnya

o.      Cuci tangan.

p.      Observasi keadaan pasien.

29
q.      Cacat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.

5. Perineal hygiene (genetalia/kelamin)


A.    Definisi

Membersihkan alat kelamin merupakan menjaga kebersihan genetalia dengan membilas bagian-
bagian tersebut dengan air matang dan sabun setelah buang air besar dan buang air kecil.

B.     Indikasi

1.      Dikhususkan pada area genital yang terkena edema

2.      Pada psien yang tidak mampu secara mandiri merawat kelaminnya

C.      Kontraindikasi

1.      Berikan perhatian pada pasien yang sedang menstruasi

2.      Membersihkan genetalia harus bersih agar tidak menimbulkan jamur.

D.      Pelaksanaan

1.      Alat dan bahan

a.       Pengalas (perlak dan handuk)

b.      Selimut ekstra

c.       Kapas sublimat dalam tempatnya

d.      Sarung tangan lateks 1 pasang

e.       Bengkok 2 buah

f.       Bed pan 1 buah

g.      Botol berisi air hangat

h.      Tisu toilet

i.        Pinset anatomis 1 buah (jika sarung tangan tidak ada)

j.        Kasa steril (jika perlu)

k.      Duk atau pembalut (jika perlu)

30
l.        Celana dalam bersih (jika perlu).

2.  Cara kerja

a.       Kaji kebutuhan pasien

b.      Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.

c.       Siapkan alat-alat

d.      Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien.

e.       Tutup jendela dan pintu atau pasang sampiran.

f.       Mencuci tangan

g.      Pasang selimut ekstra.

h.      Pasang pengalas dibawah bokong pasien

i.        Lepaskan pakaian bawah pasien

j.        Atur posis

 Posisi dorsal recumbent (M shape) pada wanita


 Posisi supine (V shape) pada pria

k.      Bungkuus kaki pasien dengan sudut selimut dan bagian tengah menutupi daerah pubis
(jika selimut lebar) atau buka selimut sampai atas pubis

l.        Letakkan bengkok dan kapas sublimat di dekat bokong pasien

m.    Pasang sarung tangan

n.      Membersihkan genetalia

 Membersihkan vulva (wanita)

Buka labia mayora dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang kapas
sublimat. Bersihkan labia mayora dengan kapas sublimat dari atas ke bawah 1 kali
usap. Bersihkan perineum 1 kali usap.

 Membersihkan penis (pria)

Pasang penis dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memegang kappa
sublimat. Bersihkan gland penis dari ujung kea rah bawah dengan cara memutar
(bagi pasien yang belum disunat, tarik prepetium kea rah gland penis dan

31
kembalikan seperti semula jika sudah dibersihkan). Bersihkan batang penis dari atas
ke bawah. Bersihkan skrotum, dari arah atas ke bawah mengarah ke rectum.

o.      Pasang bed pan di bawah bokong pasien

p.      Basuh daerah genitalia dengan air hangat

q.      Keringkan vulva dengan tisu

r.        Angkat bed pan

s.       Oleskan obat merah(jika ada luka)

t.        Pasang pembalut dari celana (jika ada menstruasi atau lochia) pada wanita

u.      Atur posisi pasien

v.      Angkat pengalas

w.    Ganti selimut ekstra dengan selimut pasien

x.      Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula

y.      Cuci tangan

z.       Buka sampiran/pintu/jendela

aa.   Observasi keadaan pasien

bb.  Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

3. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan Pengertian Pemenuhan kebutuhan eliminasi urine
 Menjelaskan susunan sistem perkemihan
 Menjelaskan Proses miksi

4. Materi Ajar
 Pengertian Pemenuhan kebutuhan eliminasi urine
 Susunan sistem perkemihan
 Proses miksi

7. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

8. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya

33
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan kebutuhan eliminasi urine
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan Pemenuhan kebutuhan eliminasi urine

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
kebutuhan eliminasi urine
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pemenuhan
kebutuhan eliminasi urine
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi

34
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Susunan sistem perkemihan
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan Sususnan Sistem perkemihan

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Susunan sistem
perkemihan
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Susunan
sistem perkemihan
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber

35
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :

36
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Proses Miksi
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
Proses Miksi

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Proses Miksi
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Proses Miksi
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas

37
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

9. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
10. Penilaian
a. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

38
Lampiran :
RINGKASAN MATERI :

PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI ALVI

A. Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada
kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen.

Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal
kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.

Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari
pada ginjal wanita.

Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas
komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu
glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul
Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus
pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung
membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut
podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara
pedikel itu sangat teratur.

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari
korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok,
kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle
atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal,
kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

39
1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut
nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun
bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan
gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat
– zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat
tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di
dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan
dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian
dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8
hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada
bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di
dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan
malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum
berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang
masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis
dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine
masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula
urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

1. Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.

2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya
(misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

40
c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :

1. Tes untuk protein albumin

Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine.

2. Mengukur konsentrasi urenum darah

Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20 – 40)
mg%.

3. Tes konsentrasi

Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenisnya naik.

d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

 Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang
berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri
akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai
bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai
bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

 Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah
kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn
kortison.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga
abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

41
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan
dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf
sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis
pubis di dalam ronga panggul.

Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum
vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan
prostate.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika
muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

 Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding
kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi).
Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi
relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan
kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan
melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk
mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang
menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar
terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

42
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem
persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter
interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih.
Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi
penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena
membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis
sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan
air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ±
3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada
wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi.

C. Urine (Air Kemih)

1. Sifat – sifat air kemih

- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor
lainnya.

- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.

- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

- Baerat jenis 1.015 – 1.020.

43
- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi
alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin

- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

- Pigmen (bilirubin, urobilin)

- Toksin

- Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan
yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari
jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan
aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa,
air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion
karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium
dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,
penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada
pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine
sesungguhnya.

44
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine
dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine
sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

4. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk
buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya
telah ada 170 – 23 ml urine.

Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat – pusat
persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan
kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri – ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.
Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap
lakmus dengan pH rata – rata 6.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

1. Diet dan Asupan (intake)

Jumlah dan tipe makanan merupakan faiKtcw utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine).
Protein dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain itu, juga dapat meningkatkan
pembentukan urine.

2. Respons Keinginan Awal untuk Berkemih

Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan
di dalam urinaria sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.

3. Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi dalam kaitannya
terhadap tersedianva fasilitas toilet.

4. Stres Psikologis

Meningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena
meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.

5. Tingkat Aktivitas

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter. Hilangnya
tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan
kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.

45
6. Tingkat Perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. I-Ial tersebut
dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air
kecil. Namun dengan usia kemampuan dalam mengontrol buang airkecil

7. Kondisi Penyakit

Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.

8. Sosiokultural

Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada
masyarakat tertentu yang meaarang untuk buang air kecil di tempat tertentu9. Kebiasaan Seseorang

Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di mengalamikesulitan untuk berkemih dengan melalui
urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.

10. Tonus Otot

Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otioti kandung
kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontirolan
pengeluaran urine.

11. Pembedahan

Efek pembedahan dapat menye;babkan penurunan pemberian obat anestesi menurunkan filtrasi
glomerulus yang dapat jumlah produksi urine karena dampak dari

12. Pengobatan

Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan
proses perkemihan. Misalnya pemberian diure;tik dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan
pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.

13. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik ini juga dap'at memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-
prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra uenus
pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine. Se;lain itu
tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu
pengeluaran urine.

Kelainan- kelainan pada sistem perkemihan

Masalah-masalah dalam Eliminasi

Masalah-masalahnya adalah : retensi, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola urine (frekuensi,
keinginan (urgensi), poliurine dan urine suppression).

Penyebab umum masalah ini adalah :

-        Obstruksi

46
-        Pertumbuhan jaringan abnormal

-        Batu

-        Infeksi

-        Masalah-masalah lain.

1.      Retensi

a)      Adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih
untuk mengosongkan diri.

b)      Menyebabkan distensi kandung kemih

c)      Normal urine berada di kandung kemih 250 – 450 ml

d)      Urine ini merangsang refleks untuk berkemih.

e)      Dalam keadaan distensi, kandung kemih dapat menampung urine sebanyak 3000 – 4000 ml
urine

Tanda-tanda klinis retensi

a)      Ketidaknyamanan daerah pubis.

b)      Distensi kandung kemih

c)      Ketidak sanggupan unutk berkemih.

d)      Sering berkeih dalam kandung kemih yang sedikit (25 – 50 ml)

e)      Ketidak seimbangan jumlah urine yang dikelurakan dengan intakenya.

f)        Meningkatnya keresahan dan keinginan berkemih.

2.      Inkontinensi urine

a)      Ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol
keluarnya urine dari kandung kemih

b)      Jika kandung kemih dikosongkan secara total selama inkontinensia sampai inkontinensi
komplit

c)      Jika kandung kemih tidak secara total dikosongkan selama inkontinensia sampai  inkontinensi
sebagian

Penyebab Inkontinensi

a)      Proses ketuaan

b)      Pembesaran kelenjar prostat

c)      Spasme kandung kemih

47
d)      Menurunnya kesadaran

e)      Menggunakan obat narkotik sedative

I.        Perubahan pola berkemih

1.    Frekuensi

a)      Normal, meningkatnya frekuensi berkemih, karena meningkatnya cairan

b)      Frekuensi tinggi tanpa suatu tekanan intake cairan dapat diakibatkan karena cystitis

c)      Frekuensi tinggi pada orang stress dan orang hamil

d)      Canture / nokturia – meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini tidak
akibat meningkatnya intake cairan.

1.    Urgency

a)      Adalah perasaan seseorang untuk berkemih

b)      Sering seseorang tergesa-gesa ke toilet takut mengalami inkontinensi jika tidak berkemih

c)      Pada umumnya anak kecil masih buruk kemampuan mengontrol sfingter eksternal.

1.    Dysuria

a)      Adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih

b)      Dapat terjadi karena : striktura urethra, infeksi perkemihan, trauma pada kandung kemih
dan urethra.

1.    Polyuria

a)      Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa
adanya peningkatan intake cairan

b)      Dapat terjadi karena : DM, defisiensi ADH, penyakit ginjal kronik

c)      Tanda-tanda lain adalah : polydipsi, dehidrasi dan hilangnya berat badan.

1.    Urinari suppresi

a)      Adalah berhenti mendadak produksi urine

b)      Secara normnal urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 – 120
ml/jam (720 – 1440 ml/hari) dewasa

c)      Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari disanuria

d)      Produksi urine abnormal dalam jumlah sedikit oleh ginjal disebut oliguria misalnya 100 –
500 ml/hari

e)      Penyebab anuria dan oliguria : penyakit ginjal, kegagalan jantung, luka bakar dan shock.

48
J.       Pemeriksaan penunjang

1.      Pemeriksaan Urine meliputi Volime, warna, Berat Jenis, Ph, Protein, Bikokarbonat, warna
tambahan, dan osmolalitas.

2.      pemeriksaan darah meliputi : HB, SDM, kalium, Natrium, pencitraan radionuklida, dan
Klorida, fosfat, dan magnesium meningkat.

3.      pemeriksaan ultrasound ginjal

4.      arteriogram ginjal

5.      EKG

6.      CT Scan

7.      Endourologi

8.      Urografi ekskretorius

9.      sistouretrogram berkemih

49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan Pengertian Pedoman untuk mengukur tanda vital
 Menjelaskan Alat alat ukur secara umum
 Menjelaskan Tahapan mengukur tanda vutal

2. Materi Ajar
 Pedoman untuk mengukur tanda vital
 Susunan sistem perkemihan
 Proses miksi

3. Metoda Pembelajaran
b. Ceramah Bervariasi
c. Tanya jawab
d. Diskusi Kelas
e. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari

50
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pengertian mengukur tanda tanda vital
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan Pengertian mengukur tanda tanda vital

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pengertian
mengukur tanda tanda vital
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pengertian
mengukur tanda tanda vital
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber

51
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Alat alat ukur secara umum
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan Alat alat ukur tanda vital

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Alat lat ukur
secara umum
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Alat alat ukur
secara umum
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

52
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Tahapan mengukur tanda vital
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
tahapan mengukur tanda vital

Kegiatan Inti :

53
 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Tahapan
mengukur tanda vital
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Tahapan
mengukur tanda vital
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

54
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
f. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

55
Lampiran :
RINGKASAN MATERI :

PROSEDUR TANDA-TANDA VITAL

1.   Definisi Prosedur Tanda-tanda Vital

Mengukur tanda vital adalah merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem
tubuh.

Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensi pernafasan.
Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda
vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh.

2.   Persiapan Alat Secara Umum

Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan:

a.   Spigmomanometer (tensimeter)

b.   Model air  raksa atau jarum

c.   Arloji (jam tangan)

d.   Thermometer (pengukur suhu).

e.   Stetoscop

3. Tujuan Mengukur Tanda-Tanda Vital

a. Untuk mengetahui adanya indikasi kegiatan organ-organ di dalam tubuh.

b. Memantau perkembangan pasien selama dirawat.

c. Merupakkan tindakkan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh selama
dirawat.

4. Prinsif Mengukur Tanda-Tanda Vital

Prinsipnya pemeriksaan tanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya.
Tingkat frekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengan kegawat
daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawat daruratan/kritis.

5.      Tahap dalam Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari:

a.   Pemeriksaan suhu tubuh.

56
b.   Pemeriksaan denyut nadi.

c.   Pemeriksaan pernafasan.

d.   Pemeriksaan tekanan darah.

a.   Pemeriksaan Suhu Tubuh

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari
tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :

1)  Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )

2)  Olahraga

3)  Shivering atau kontraksi otot skeletal

4)  Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )

5)  Proses penyakit infeksi

6)  Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari
rangsangan langsung simpatetik )

Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :

1)  Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui kontak
langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka

2)  Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui kontak
langsung, misalnya kontak langsung dengan es

3)  Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara, misalnya
udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat

4)  Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan, misalnya
pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan pengeluaran panas
tubuh

Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini disebabkan
karena adanya proses pengaturan suhu melalui negative feedback sistim ( mekanisme umpan
balik ). Organ pengatur suhu yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh
diperlukan konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar
Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius dari normal
( 1.4 F ).

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di mulut (oral), anus (rectal),
ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ). Masing- masing tempat mempunyai variasi suhu yang
berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih
rendah 0.6 C (1 F) dari pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah
pemeriksaan suhu aksila.

57
1)     Mengukur Suhu Oral

Pengertian

Mengukur suhu tubuh dengan termometer yang ditempatkan di mulut.

Tujuan

Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu
menentukan diagnosis.

Persiapan Alat

Baki berisi:

1)    Thermometer air raksa atau thermometer elektrik siap pakai.

2)    Bengkok.

3)    Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya.

4)    Kertas tisu dalam tempatnya.

5)    Sarung tangan.

6)    Buku catatan dan alat tulis.

Prosedur Pelaksanaan

1)    Jelaskan prosedur kepada klien.

2)    Cuci tangan.

3)    Gunakan sarung tangan.

4)    Atur posisi pasien.

5)    Tentukan letak bawah lidah

6)    Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.

7)    Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi

8)    Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit

9)    Angkat thermometer dengan hati-hati dan baca hasilnya

10) Catatatan hasil

11) Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

12) Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

13) Turunkan tingkat air raksa atau kembalikan thermometer digital ke skala awal.

58
14) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

15) Dokumentasikan dalam catatan perawat.

2)    Mengukur suhu Rektal

Pengertian

Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan di rektum.

Tujuan

Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu
menentukan tindakan diagnosis.

Persiapan Alat

Baki berisi:

 Thermometer air raksa atau thermometer digital siap pakai.


 Bengkok.
 Vaselin/pelumas larut air.
 Larutan sabun, desinfektan air bersih dalam tempatnya.
 Kertas tisu dalam tempatnya.
 Sarung tangan. Buku catatan dan alat tulis.

Prosedur Pelaksanaan

1)      Jelaskan prosedur kepada klien

2)      Cuci tangan

3)      Gunakan sarung tangan

4)      Pasang Tirai atau penutup (gorden/pintu) ruangan.

5)      Buka pakaian yang menutupi pantat klien, pakaian diturunkan sampai dibawah glutea
(dibawah pantat)

6)      Atur posisi pasien dengan posisi miring

7)      Tentukan letak rektal, lalu oleskan Vaseline sekitar 2,5 -3,5 cm untuk orang dewasa dan 1,2
– 2,5 cm untuk bayi/anak-anak

8)      Turunkan suhu termometer dibawah antara 34 0C – 350C.

9)      Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rektal
dengan perlahan-lahan, jangan sampai berubah posisi dan ukur suhu

10)   Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

11)   Catat hasil

59
12)   Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

13)   Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

14)   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

3)  Mengukur Suhu Aksila/ Ketiak

Pengertian

Mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di ketiak/aksila.

Tujuan

Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu
menentukan diagnosis.

Persiapan Alat

Baki berisi:

1)  Termometer air raksa/ termometer digital siap pakai

2)  Bengkok

3)  Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya

4)  Sarung tangan

5)  Buku catatan dan alat tulis

Prosedur Pelaksanaan

1)     Jelaskan prosedur kepada klien

2)     Cuci tangan

3)     Gunakan sarung tangan

4)     Pasang tirai penutup/gorden/pintu ruangan

5)     Atur posisi pasien, bantu posisi klien untuk duduk atau posisi berbaring telentang. Buka
pakaian pada lengan klien.

6)     Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue

7)     Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34 0C – 350C.

8)     Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap
dada)

9)     Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

10)   Catat hasil

60
11)   Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

12)   Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

13)   Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

b.  Pemeriksaan Denyut Nadi

Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi dapat
diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan dengan alat
elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dila¬kukan pada
daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam, arteri
karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis
pada bayi.

Penilaian denyut nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Pemeriksaan nadi
juga dapat disertai pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulsus defisit, yaitu
denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadi. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan atau kecepatan nadi. Takikardia adalah kaus dimana denyut jantung lebih cepat
daripada kecepatan normal. Hal ini dapat dijumpai pada keadaan hipertensi, aktivitas tinggi,
kecemasan, miokarditis, gagal jantung, dehidrasi, dan lain-lain.

Pengertian

Menghitung frekuensi denyut nadi(loncatan aliran darah yang dapat teraba pada berbagai titik
tubuh) melalui perabaan pada nadi.

Tujuan

1)     Mengetahui jumlah dneyut nadi dalam satu menit

2)     Mengetahui keadaan umum klien

3)     Mengetahui integritas sistem kardiovaskular

4)     Mengikuti perjalanan penyakit

Indikasi

1)     Pada klien yang baru masuk untuk dirawat

2)     Secara rutin pada klien yang sedang dirawat

3)     Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan klien

Persiapan Alat

1)     Arloji tangan dengan jarum detik atau layar digital atau polsteller

2)     Buku catatan dan alat tulis

Prosedur Pelaksanaan

61
1)     Tempatkan alat di dekat pasien

2)     Jelaskan prosedur pada klien

3)     Cuci tangan.

4)     Atur posisi pasien, bantu ke posisi telentang atau duduk.

·      Jika telentang, letakkan tangannya menyilang di dada bawahnya dengan pergelangan terbuka
dan telapak tangan ke bawah.

·      Jika duduk, tekuk sikunya 900 dan sangga lengan bawahnya di atas kursi atau tangan
pemeriksa. Julurkan pergelangan denga telapak tangan ke bawah.

5)     Tempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa di atas lekukan radial searah ibu jari, sisi
dalam pergelangan tangan klien

6)     Berikan tekanan ringan di atas radius, abaikan denyutan awal kemudian rilekskan tekanan
sehingga denyutan menjadi mudah di palpasi

7)     Saat denyutan teratur, mulai menghitung frekuensi denyut, dengan menggunakan jam tangan
berjarum detik

8)     Jika denyut teratur, hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2

9)  Jika denyut tidak teratur dan pada klien yang baru pertama kali dilakukan pemeriksaan, hitung
selama satu menit penuh

10)   Kaji kekuatan,irama, dan kesetaraan denyut

11)   Bantu klien ke posisi yang nyaman

12)   Cuci tangan

13)   Dokumentasikan pada catatan perawatan

c.      Pemeriksaan Pernafasan

Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem
pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam
paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.

Pengertian

Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi)dalam 1 menit.

Tujuan

1)     Mengetahui keadaan umum klien.

2)     Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam 1 menit.

3)     Mengikuti perkembangan penyakit.

62
4)     Membantu menegakkan diagnosis.

Indikasi

1)     Pada klien yang baru masuk untuk dirawat.

2)     Secara rutin pada klien yang sedang rutinn dirawat

3)     Sewaktu-waktu, sesuai kebutuhan klien.

Persiapan Alat

1)    Arloji tangan dengan jarum detik atau layar digital atau polsteller.

2)    Buku catatan dan alat tulis.

Prosedur Pelaksanaan

3)     Tempatkan alat disamping klien.

4)     Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.

5)     Cuci tangan klien.

6)     Letakkan lengan klien pada posisi rileks menyilang abdomen atau dada bagian bawahnya,
atau tempat kantangan pemeriksa langsung pada abdomen atas klien.

7)     Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi sekali ekspirasi).

8)     Setelah siklus terobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan hitung frekwensinya.

9)     Jika irama teratur, hitung respirasi selamma 30 detik dan kalikan 2.

10)   Jika pernafasan tidak teratur, hitung 1 menit penuh.

11)   Saat menghitung, catat kedalaman pernafasan.

12)   Cuci tangan.

13)   Dokumentasikan.

d.  Pengukuran Tekanan Darah

Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular bersamaan dengan
pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode
langsung: metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh
darah yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk
menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian husus. Metode tak
langsung: metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung ini
menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat
mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat stetoskop.

Pengertian

63
Melakukan pengukuran tekanan darah (hasil dari curah jantung dan tahanan pembuluh perifer)
dengan menggunakan sfigmomanometer.

Tujuan

Mengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan kesehatan kesehatan secara menyeluruh.

Indikasi

1)  Setiap klien yang baru dirawat.

2)  Setiap klien secara rutin.

3)  Klien secara kebutuhan.

Persiapan Alat

Baki berisi:

1)    Stetoskop.

2)  Sfimomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset.

3)  Kapas alkohol dalam tempatnya.

4)  Bengkok.

5)  Buku catatan dan alat tulis.

Prosedur Pelaksanaan

1)      Bawa alat ke dekat klien.

2)      Jelaskan tindakan yangakan dilakukan beserta tujuannya.

3)      Cuci tangan.

4)      Atur posisi klien: duduk atau berbaring dengan nyaman, lengan disokong setinggi jantung,
dan telapak tangan.

5)      Buka pakaian yang menutupi lengan atas.

6)      Palpasi arteri brakialis dan tempatkan manset 2,5 cm diatas sisi denyut arteri brakialis.

7)      Pusatkan alat panah yang tertera pada manset ke arteri brakialis dan lingkaran menset pada
lengan atas secara rapi dan tidak ketat.

8)      Pastikan manometer terletak setinggi titik pandang mata dan perawat berdiri tidak lebih dari
1 m jauhnya.

9)      Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset sampai ke kanan 30 mmHg diatas titik
hilangnya denyut arteri. Perlahan kempiskan manset perhatikan sampai denyut kembali teraba
( sistolik palpasi).

10)   Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik.

64
11)   Tempatkan bagian telinga stetoskop pada telinga pemeriksa.

12)   Cari kembali arteri brakialis dan tempatkan diafragma stetoskop diatasnya.

13)   Tutup kantong tekanan searah putaran jarum jam sampai kencang.

14)   Pompa manset sampai tekanan mmHg diatas hasil palpasi sistolik klien.

15)   Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air raksa turun rata-rata 2-3
mmHg/detik.

16)   Perhatikan titik manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.

17)   Lanjutkan membuka katup secara bertahap dan perhatikan titik hilangnya bunyi.

18)   Kempiskan manset dengan cepat dan total.

19)   Jika prosedur diulang, tunggu sampai 30 detik.

20)   Buka manset serta lipat dengan baik.

21)   Tutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang diinginkan.

22)   Desinfeksi bagian telinga (ear piece) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop dengan kapas
alkohol.

23)   Informasikan hasil kepada klien.

24)   Mencucui tangan.

25)             Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.

65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan tentang pemenuhan kebutuhan oksigen

2. Materi Ajar
 Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

66
Nilai budaya dan karakter bangsa
 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan Kebutuhan oksigen
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
Kebutuhan Oksigen
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pemenuhan
Kebutuhan Oksigen
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar

67
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Alat alat ukur secara umum
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan Alat alat ukur tanda vital

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Alat lat ukur
secara umum
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Alat alat ukur
secara umum
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

68
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
Pemenuhan kebutuhan oksigen

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
kebutuhan oksigen

69
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pemenuhan
kebutuhan oksigen
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

70
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
a. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

71
Lampiran :
RINGKASAN MATERI

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak

adanya oksigen akan menyebabkan  tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau

bahkan dapat menimbulkan kematian.

Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital

bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara

fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen

akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen.

Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang

menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti

adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya

oksigen.

2.2 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi

Saluran pernapasan bagian atas:

a. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.

b. esophagus.

c. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.

d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses

menutup.

72
Saluran pernapasan bagian bawah:

a. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae

torakalis kelima.

b. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronchus

kanan dan kiri.

c. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.

d. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan

karbondioksida.

e. Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.

2.3 Proses Oksigenasi

a. Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau

dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu

adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat

maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat

tekanan udara semakin tinggi.

Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.  Complience

merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah

kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu

medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi.

Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer

2. Adanya kondisi jalan napas yang baik

73
3. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan

ekspansi atau kembang kempis.

b. Difusi Gas

Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru

dan co2 di kapiler dengan alveoli.

Proses difusi pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu

1. Luasnya permukaan paru,

2. Tebal membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli

dan interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi

proses penebalan).

3. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli

masuk kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih

tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah

secara difusi).

c. Transfortasi Gas

Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan

tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kapiler.

Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu

1. curah jantung (kardiak output),

2. kondisi pembuluh darah,

3. latihan (exercise),

4. perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit),

5. serta eritrosit dan kadar Hb.

74
2.4 Jenis Pernapasan

1. Pernapasan Eksternal

Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2

dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini

dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu

bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke

alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb

sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah

dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru

dengan tekanan oksigen 100 mmHg.

2. Pernapasan Internal

Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel

jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses  Semua

hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran

pernapasan.

2.5 Pemeriksaan Fungsi Paru Dengan Alat Spirometri

Respirasi (Pernapasan atau ventilasi) sebagai suatu siklus inspirasi dan

ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali

permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru.

Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan

malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa

spirometer atau spirometri, sedang hasil rekamannya disebut dengan spirogram.

75
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi

sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap

orang sangat bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang

dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke

bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam

proses pertukaran gas. Sedang sisanya sebanyak 30% (150 ml) menetap di

ruang rugi (anatomic dead space).

Volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute

volume of respiration (MVR) atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini

didapatkan dari hasil kali antara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal

permenit. Rata-rata MVR dari 500 ml volume tidal sebanyak 12 kali

pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.

Volume pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan

mengambil nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume

cadangan inspirasi (Inspiratory reserve volume) sebesar 3100 ml dari volume

tidal sebelumnya, sehingga volume tidal totalnya sebesar 3600 ml.

Meskipun paru dalam keadaan kosong setelah fase ekspirasi maksimal, akan

tetapi sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara sisa yang disebut dengan

volume residu yang mempertahankan paru-paru dari keadaan kollaps, besarnya

volume residu sekitar 1200 ml.

Berikut cara pemeriksaan vital paru dengan alat spirometri :

1. Siapkan alat spirometri

76
2. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan

data seperti umur, seks, TB, BB

3. Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam

mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.

4. Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang

sebelum melakukan pemeriksaan.

5. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.

6. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk

ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka

akan keluar data dan kurva pada layar monitor spirometri.

7. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan

ekspirasi maksimal.

8. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian

dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat

spirometri).

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap, sewaktu-waktu tubuh memerlukan

oksigen yang banyak, oleh karena suatu sebab.

Kebutuhan oksigen dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya lingkungan,

latihan, emosi, gaya hidup dan status kesehatan.

1. Lingkungan

Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh

darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut  mengakibatkan

77
panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian menyebabkan curah jantung

meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat. Sebaliknya pada lingkungan yang

dingin, pembuluh darah mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga

menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen.

Pengaruh lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat. Pada

tempat tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga tekana oksigen juga turun.

Implikasinya, apabila seseorang berada pada tempat yang tinggi, misalnya pada

ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut, maka tekanan oksigen alveoli berkurang.

Ini menindikasikan kandungan oksigen dalam paru-paru sedikit. Dengan demikian,

pada tempat yang tinggi kandungan oksigennya berkurang. Semakin tinggi suatu

tempat maka makin sedikit kandungan oksigennya, sehingga seseorang yang berada

pada tempat yang tinggi akan mengalami kekurangan oksigen.

Selain itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara. Udara yang

dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara, konsentrasi oksigennya rendah.

Hal tersebut menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara

optimal. Respon tubuh terhadap lingkungan polusi udara diantaranya mata perih, sakit

kepala, pusing, batuk dan merasa tercekik.

2. Latihan

Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan

respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.

3. Emosi

Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen

meningkat.

78
4. Gaya Hidup

Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok

dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang

terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan

pembuluh darah darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.

5. Status Kesehatan

Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik

sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang

yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami

kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

2.7 Gangguan Oksigenasi

Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan

yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologis dari organ-organ

respirasi. Permasalahan dalam pemenuhan tersebut dapat disebabkan adanya gangguan pada

sistem tubuh lain, misalnya sistem kardiovaskuler.

Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh peradangan, obstruksi,

trauma, kanker, degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan

oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan

respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/frekuensi lpernapasan,

insufisiensi pernapasan dan hipoksia.

a. Gangguan irama/frekuensi pernapasan

1. Gangguan irama pernapasan antara lain:

79
a) Pernapasan ‘Cheyne-stokes’ yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya

mula-mula dangkal, makin naik kemudian menurun dan berhenti. Lalu

pernapasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernapasan ini biasanya

terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial,

overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernapasan ini terutama

terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki di atas permukaan

laut dan pada bayi saat tidur.

b) Pernapasan ‘Biot’ yaitu pernapasan yang mirip dengan pernapasan Cheyne-

stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan pernapasan ini

kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.

c) Pernapasan ‘Kussmaul’ yaitu pernapasan yang jumlah dan

kedalamannya meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernapasan

ini dapat ditemukan pada klien dengan asiidosis metabolik dan gagal ginjal.

2. Gangguan frekuensi pernapasan

a) Takipnea/hiperpnea, yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat

di atas frekuensi pernapasa normal.

b) Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana ferkuensi pernapasan yang

jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan normal.

b. Insufisiensi pernapasan

Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu:

1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:

a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi servikal.

80
b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC dan

lain-lain.

2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru:

a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang, misalnya

kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan lain-lain.

b) Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernapasan, misalnya pada

edema paru, pneumonia, dan lain-lain.

c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal

dalam beberapa bagian paru, misalnya pada trombosis paru.

3. Kondisi paru yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-

paru ke jaringan yaitu:

a) Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang tersedia untuk

transpor oksigen.

b) Keracunan karbondioksida dimana sebagian besar hemoglobin menjadi tidak

dapat mengankut oksigen.

c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh karena curah

jantung yang rendah.

d) Hipoksia

Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Istilah ini lebih tepat

daripada anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam

jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu hipoksemia,

hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan hipoksia histotoksik.

1. Hipoksemia

81
Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi atas dua jenis

yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia isotonik

(anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen

arteri rendah karena karbondioksida dalam darah tinggi dan hipoventilasi.

Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi jumlah oksigen

yang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi anemia,

keracunan karbondioksida.

2. Hipoksia Hipokinetik (stagnat anoksia/anoksia bendunagn)

Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya

bendunagn atau sumbatan. Hipoksia hipokinetik dibagi kedalam dua

jenis yaitu hipoksia hipokinetik ischemic dan hipoksia hipokinetik

kongestif. Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi dimana kekurangan

oksigen pada jaringan disebabkan karena kuarngnya suplai darah ke

jaringan tersebut akibat penyempitan arteri. Hipoksia hipokinetik

kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara berlebihanatau

abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan suplai

oksigen ke jaringan terganggu, sehingga jarinagn kekurangan

oksigen.

3. Overventilasi hipoksia

Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang

berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari

penggunaannya.

4. Hipoksia histotoksik

82
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan

mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena

pengaruh racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam

darah vena dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal (oksigen darah

vena meningkat).

2.8 Masalah Keperawatan Berkaitan dengan kebutuhan oksigen

a. Tidak efektifnya jalan napas

Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak

bersih, misalnya karena adanya sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan

jalan napas oleh karena spasme bronkhus dan lain-lain.

b. Tidak efektifnya pola napas

Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas,

yaitu respirasi dan ekspirasi menunjukan tidak normal. Penyebabnya bisa

karena kelemahan neoromuskular, adanya sumbatan di trakheo-bronkhial,

kecemasan dan lain-lain.

c. Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi

ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida

yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler.

Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli, kondisi anemia,

proses penyakit dan lain-lain.

d. Penurunan perfusi jaringan

83
Adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan

oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipocolemia,

hipervolemia, retensi karbondioksida, penurunan cardiac output dan

lain-lain

e. Intoleransi aktivitas

Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan

kemampuan untuk melakukan aktivitasnya. Penyebabnya antara lain

karena ketidakseimbangan antara suolai dan kebututhan oksigen,

produksi energi yang dihasilkan menurun dan lain-lain.

f. Perubahan pola tidur

Gangguan kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur

terganggu. Kesulitan bernapas (sesak napas) menyebakan seseorang

tidak bisa tidur pada jam biasa tidur. Perubahan pola tidur juga dapat

terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang dideritanya.

g. Risiko terjadinya iskemik otak

Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai darah ke otak berkurang.

Hal tersebut disebabkan oleh cardiac output yang menurun, aliran darah

ke otak berkurang, gangguan perfusi otak, dan lain-lain. Akibatnya,

otak kekurangan oksigen sehingga berisiko terjasi kerusakan jaringan

otak.

2.9 Metode pemenuhan kebutuhan oksigen

1. Pemberian oksigen

84
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke

dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu

oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara

yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah

terjadinya hipoksia.

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier

2. Nasal kateter, kanula, atau masker

3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)

Prosedur Kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

3. Cek flowmeter dan humidifier

4. Hidupkan tabung oksigen

5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan

dengan kondisi pasien.

6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.

7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan

telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukkan.

8. Catat pemberian dan lakukan observasi.

9. Cuci tangan

85
2. Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan

yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.

a. Perkusi

Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-

kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk

seperti mangkuk.

Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat

pada dinding bronkhus.

Prosedur:

1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian

untuk mengurangi ketidaknyamanan.

2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan

relaksasi

3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit

4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang

mudah cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal.

b. Vibrasi

Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang

diletakkan datar pada dinding dada klien.

Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan

turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental.

86
Sering dilakukan bergantian dengan perkusi,

Prosedur:

1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di

area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang

lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang

lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.

2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan

menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed

lips.

3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan

lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan

(kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien

melakukan inspirasi.

4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan

sekret ke dalam tempat sputum.

c. Postural drainage

Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari

berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya

gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1

jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada

malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila

lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau

ketika klien menderita demam.

87
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage

yaitu:

a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi

b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.

c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit

sebelum melakukan postural drainage

d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu

mengencerkan lendir.

Peralatan:

a. Bantal

b. Papan pengatur posisi

c. Tisu wajah

d. Segelas air

e. Sputum pol

Prosedur:

1. cuci tangan

3. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan

pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.

3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang

tersumbat.

4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15

menit.

5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan

88
perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage

6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan

batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum

di sputum spot.

7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu

8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.

9. Anjurkan klien minum sedikit air.

10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter

drainage

11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.

12. Cuci tangan

13. Dokumentasikan

3. Napas dalam dan batuk efektif

a. Napas dalam

Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse

lips breathing.

Prosedur:

1. Atur posisi yang nyaman

2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen

3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga

4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama

inspirasi

89
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan

b. Batuk efektif

Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.

Prosedur:

1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik

2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum

pot.

3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan

hipoksia.

4. Suctioning (pengisapan lendir)

Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan

sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas

dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan

2. Kateter pengisap lendir

3. Pinset steril

4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan

5. Kasa steril

6. Kertas tisu

Prosedur Kerja :

1. Cuci tangan

90
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.

3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat

4. Gunakan sarung tangan

5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap

6. Hidupkan mesin penghisap

7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi

akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.

8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap

9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik

10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%

11. Lakukan hingga lendir bersih

12. Catat respon yang terjadi

13. Cuci tangan

91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan tentang konsep Pemenuhan kebutuhan nutrisi

2. Materi Ajar
 Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan

92
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :

93
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Alat alat ukur secara umum
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan Alat alat ukur tanda vital

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Alat lat ukur
secara umum
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Alat alat ukur
secara umum
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber

94
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :

95
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
Pemenuhan kebutuhan Nutrisi

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
kebutuhan Nutrisi
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pemenuhan
kebutuhan Nutrisi
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :

96
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
b. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

97
Lampiran :
RINGKASAN MATERI

Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi

A.    Pengertian
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides).
Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya
(Cristian dan Gregar 1985). Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan
bagaimana tubuh menggunakannya.
Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan
pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan
diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

B.     Jenis-Jenis Nutrien
1.      Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa
sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati.
Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan
kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur
nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim
proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus. Fungsi
protein :
o   Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses 
pengausan yang normal.
o   Protein menghasilkan jaringan baru.

98
o Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam
tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
o   Protein sebagai sumber energi.
2.      Karbohidrat
Karbohidrat memberikan energi kepada bayi. Sereal dan roti merupakan
sumber karbohidrat yang baik. Sebaiknya orangtua memilih sereal yang diperkaya zat besi,
terutama untuk bayi yang disusui, untuk mencegah timbulnya anemia karena kekurangan zat
besi.
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
o   Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa
(glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
o   Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
o Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh
tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
3.      Nukleotida
Nukleotida meningkatkan respons imun dan memperkecil kemungkinan terjadinya diare
pada bayi. Sekalipun tubuh dapat memproduksi nukleotida, bayi-bayi tetap membutuhkan
penambahan nukleotida untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya yang cepat. Makanan
pada awal masa sapih bukan sumber nukleotida yang baik. Beberapa susu-lanjutan telah
diperkaya dengan nukleotida.
Susu-lanjutan premium dari Wyeth, yaitu PROMIL* GOLD, diperkaya dengan 5
nukleotida yang bermanfaat.

4.      Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas
gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Fungsi lemak :
o   Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan mem berikan 9 kal/gr
o   Ikut serta membangun jaringan tubuh.
o   Perlindungan.
o   Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
o   Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa
lapar kembali segera setelah makan.
o   Vitamin larut dalam lemak.
5.      AA  dan DHA
Asam arakhidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua asam lemak
penting, khususnya dalam masa pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6
bulan kedua kehidupan. Pada periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan
mental dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan mengandung sedikit AA

99
dan DHA, susu-lanjutan yang diperkaya dengan AA dan DHA akan menjadi sumber penting dua
asam lemak ini.

6.      Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan penting:
1. Vitamin C: Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka
memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain
(salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga
membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan
tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
2. Vitamin D: Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah
anak, kebutuhan vitamin  ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat
penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang
ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak
produk susu olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt  kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D
lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D
bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.
3. Vitamin A: Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses
kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta
gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain:
telur, keju, dan hati.
4. Vitamin B-kompleks: Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya
sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh
menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12
digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu
mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan
gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung
vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu
misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
5. Zat besi: Banyak proses dalam tubuh yang membutuhkan zat besi, termasuk diantaranya
mengangkut oksigen ke dalam sel. Pertumbuhan fisik dan mental bayi yang berlangsung sangat
cepat menyebabkan kebutuhan zat besi pun bertambah banyak. Sayangnya, makanan padat masa
sapih serta susu sapi hanya mengandung sedikit zat besi. Selain jumlahnya sedikit, zat besi dalam
susu sapi pun sulit diserap oleh tubuh bayi. Fakta menunjukkan adanya kaitan yang erat antara
penggunaan susu sapi dengan defisiensi zat besi dan anemia yang terjadi pada anak-anak sampai
usia 24 bulan. Defisiensi zat besi pada awal kehidupan anak berakibat buruk pada perkembangan
mentalnya, yang tidak dapat diperbaiki lagi. Untuk memastikan asupan cukup zat besi, para ahli

100
merekomendasikan penggunaan susu-lanjutan yang diperkaya dengan zat besi. PROMIL GOLD
telah diperkaya dengan zat besi dalam jumlah yang tepat untuk membantu mencegah defisiensi
mineral ini.
6.  Seng: Banyak hormon dan zat kimia tubuh yang disebut enzim dapat berfungsi dengan adanya
seng. Mineral seng juga berperan dalam pertumbuhan bayi.
7.  Kalsium: Kalsium adalah mineral yang diperlukan dalam pertumbuhan tulang. Menurut
penelitian, anak-anak harus mendapatkan kalsium dalam jumlah cukup melalui makanan untuk
mengurangi resiko patah tulang bila terjadi kecelakaan di kemudian hari.

8. Mineral Dan Air Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan
sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial
pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh
tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :
o   Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
o Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl
(ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
o   Bahan dasar enzim dan protein.
C.    Proses Metabolisme Dalam Tubuh Proses Pencernaan Dan PenyimpananNutrisi
1.      Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan.Di dalam mulut makan mengalami
proses mekanis melalu pengunyahan yang akan membuat makanan daoat hancur sampai merata
yang dibantu oleh enzim aminase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam
makanan menjadi maltosa.
2.      Faring dan Esofagus
Faring merupakan saluran pencernaan yng terletak dibelakang hidung,mulut,dan laring.Faring
berbentuk krucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vetebra serpvikal ke enam.Faring
langsung berhubungan dengan esofagus.Esofagus merupakan bagian yang berfungsi
mengantarkan makanan dari faring menuju lambung
3.      Lambung
Lambung memiliki fungsi ,yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan.fungsi
motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit
demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil
yang dapat bercampur dengan asam lambung.
Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam kemudian bercampur dengan getah
lambung(cairan asam bening tak berwarna)yang mengndung 0,4% HCL untuk mengsamkan
semua makanan serta bekerja sebagai anti septik dan disifektan.Dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim,diantaranya pepsin,dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah
makanan menjadi bahan yang mudah larut dan renin,berfungsi mebekukan susu atau
membentuk kasein dari kasinogen yang dapat larut.
4.      Usus halus

101
Fungsi usus halus pada umumyna adalah mencerna dan mengobserfasi chime dari lambung.Zat-
zat makanan ynag telah halus akan diabsorfsi di dalam usus halus yaitu pada duodenum,dan
disini terjadi absorfsi besi,kalsium dengan bantuan vitamin D,vitamin A,vitamin D,E dan K
dengan bantuan empedu dan asam folat.
5.      Usus Besar
Usus besar atau juga disebut dengan kalon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai
dari katup ileokalik yang merupakan tempat lewatnya makana.Fungsi utama usus besar adalah
mengobserfasi air(kurang lebih 90%)elektrolit,vitamin,dan sedikit glukosa.Kapasitas obserpsi air
kurang lebih 5000 cc/hari.Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B yang memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan yang akan dikeluarkan.

D.    Gangguan Keseimbangan Nutrisi


Secara umum,gangguan nutrisi terdri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung korener, kanker dan anoreksia nervosa.
1.      Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau resiko penurunan berat badan akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme. Tanda – tanda klinis
o   Berat badan 10 – 20% dibawah normal
o   Tinggi badan di bawah ideal
o   Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
o   Adfanya penurunan trannsferin
Kemungkinan penyebab:
o Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalammencerna kalori akibat penyakit infeksi atau
kanker
o   Disfagia karena adanya kelainan persarafan
o   Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crhon atau intoleransi laktosa
o   Nafsu makan menurun
2.      Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih. Kemungkinan
penyebab
o   Berat badan lebih dari 10% berat ideal
o   Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
o   Lipatan kulit trisep lebih dari 15cm pada pria dan 25 mm pada wanita
o   Adanya jumlah asupan yang berlebihan
o   Aktifitas menurun atau menonton
Kemungkinan penyebab
o   Perubahan pola makan
o   Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

102
Macam-macam kelainan pada gangguan  nutrisi antara lain:
1.      Obestisitas
Obestisitas merupakan maslah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi asupan kalori dan penurunan dalm penggunaan
kalori.
2.      Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan dengan zat gizi Pada
tingkat selular atau dpat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah brat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau aupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi,
pucat paa kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain – lain.
3.      Diabetes militus
Diabetes miltus merupakan gagauan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adnya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan.
4.      Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yanmg juga disebabakan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab adanya obestisitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan
5.      Penyakit jantung korioner
Penykit jantiung korener merupakan gagguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peniongkatan kolestrol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adnya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obestisitas dan lain – lain.
6.      Kanker
Kanker adlah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara
berlebihan.
7.      Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi,
dan kelebihan energi.

E.     Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


1.      Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan tingi dapat mempengaruhi pola konsumi
makanan.Hal tersebut dapat di sebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan gisi.
2.       Prasangka
Prasangka buruk yang terjadi terhadap jenis makanan bergisi tinggi dapat mempengaruhi setatus
gisi seseorang .di beberapa daerah ,tempe yang merupakan sumber protein yang paling

103
murah,tidak di jadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap mengonsusi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3.       Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi status gizi.Misalnya,di beberapa daerah,terdapat larangan makan pisang dan
pepaya bagi gadis remaja .padahal,makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat
baik.adajuga larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan di anggap dapat menyebabkan
cacingan padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4.      Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnyavariasi
makanan,sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup
5.      Ekonomi
Status  ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena makanan bergisi
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit

104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1I
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan tentang konsep Pemenuhan kebutuhan Cairan dan elektrolit

2. Materi Ajar
 Pemenuhan Kebutuhan cairan dan elektrolit

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa

105
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan Kebutuhan cairan dan elektrolit
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan Pemenuhan Kebutuhan cairan dan elektrolit

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
Kebutuhan cairan dan elektrolit
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pemenuhan
Kebutuhan Cairan dan elektrolit
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

106
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan Cairan dan elektrolit

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
cairan dan elektrolit
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Cairan dan
elektrolit secara umum

107
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

108
Pertemuan KeTiga :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Pemenuhan Kebutuhan cairan dan elektrolit
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai Pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :

109
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
c. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

110
Lampiran :
RINGKASAN MATERI

Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan cairan dan elektrolit

1.1 Pengertian 
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. 

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan
akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan
cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna. 

1.2 Proportion Of Body Fluid 


Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal
antara lain : 
a.Umur 
b.Kondisi lemak tubuh 
c.Sex 
Perhatikan Uraian berikut ini : 
No. Umur Prosentase 

111
1. Bayi (baru lahir) 75 % 
2. Dewasa : 
a.Pria (20-40 tahun) 60 % 
b.Wanita (20-40 tahun) 50 % 
3. Usia Lanjut 45-50 % 

Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan
intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat badannya berada di luar sel
(ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 %
transeluler. 

1.3 Elektrolit Utama Tubuh Manusia 


Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah
zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea,
glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup
natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-),
fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). 

Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya,
tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan
bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. 

Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun pada plasma terinci dalam
tabel di bawah ini : 

No. Elektrolit Ekstraseluler Intraseluler 


Plasma Interstitial 
1. Kation : 
• Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq 
• Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq 
• Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0 
• Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq 

2. Anion : 
• Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq 
• Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq 
• Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq 
• Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq 
• Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq 

a. Kation : 
• Sodium (Na+) : 
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler 

112
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler 
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus 
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen pada ion sodium 
di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan 
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang. 

• Potassium (K+) : 
- Kation berlebih di ruang intraseluler 
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel 
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves. 
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis. 

• Calcium (Ca++) : 
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam tulang dan gigi untuk
membuatnya keras dan kuat 
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle 
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan 
protrombin dan trombin 
- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll. 

b.Anion : 
• Chloride (Cl -) : 
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel 
- Membantu proses keseimbangan natrium 
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster 
- Sumber : garam dapur 

• Bicarbonat (HCO3 -) : 
Bagian dari bicarbonat buffer sistem 
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk 
menurunkan PH. 

• Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) : 


- Bagian dari fosfat buffer system 
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel 
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang 
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA. 

1.4 Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh 


Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu : 
a.Fase I : 
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil

113
dari paru-paru dan tractus gastrointestinal. 

b.Fase II : 
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel 

c.Fase III : 
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. 
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu
memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara : 
• Diffusi 
• Filtrasi 
• Osmosis 
• Aktiv Transport 

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah dengan
mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala
arah melalui larutan atau gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut
menembus membran kapiler dan sel yaitu : 
• Permebelitas membran kapiler dan sel 
• Konsenterasi 
• Potensial listrik 
• Perbedaan tekanan. 
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi
pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsenterasi zat
terlarut yang tinggi. 

Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan
atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif
karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah
transportasi pompa kalium dan natrium. 

Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan
interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua
bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh
pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin
serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain
proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal. 

Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun
komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau
homeostatis. 

1.5 Regulating Body Fluid Volumes 

114
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh
selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai
dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh
akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal
(urine), ekresi pada proses metabolisme. 

a. Intake Cairan : 
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-lira 1500 ml per hari,
sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml
per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan
intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah ini : 

No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam). 


1. 3 hari 3,0 250-300 
2 1 tahun 9,5 1150-1300 
3. 2 tahun 11,8 1350-1500 
4. 6 tahun 20,0 1800-2000 
5. 10 tahun 28,7 2000-2500 
6. 14 tahun 45,0 2200-2700 
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700 

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di
otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II
sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume
darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang
terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
tractus gastrointestinal. 

b.Output Cairan : 
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu : 
a.Urine : 
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output
cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau
sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan
menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. 

b.IWL (Insesible Water Loss) : 


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa
normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila
proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. 

c.Keringat : 

115
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. 
d.Feces : 
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme
reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon). 

1.6 Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
a.Umur : 
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung. 

b.Iklim : 
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari. 
c.Diet : 
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat
maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema. 

d.Stress : 
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah. 

e.Kondisi Sakit : 
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Misalnya : 
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL. 
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator 
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh 
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri. 

f.Tindakan Medis : 
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti :
suction, nasogastric tube dan lain-lain. 

g.Pengobatan : 

116
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
elektrolit tubuh. 
h.Pembedahan : 
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan. 

1.7 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh 


Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah : 
• Volume 
• Osmolalitas 
• Komposisi 
Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler (ECF) dan menyangkut
kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama, sehingga berakibat
pada kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (ECF). 

Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler (ICF) dan menyangkut


bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan
osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum
penting untuk mengenali keadaan ini. 

Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang
jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan
perubahan komposisional. 

a. Ketidakseimbangan Volume 
• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF) 
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonik,
yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik
sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang
relatif mengakibatkan hipernatremia. 
- airan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan cairan 
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL). 
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya 
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal, Dextrose 
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%. 
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya kurang 
dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl 0,33 %. 

• Kelebihan Volume ECF : 


Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan
proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF
(hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga
mnyebabkan edema. Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat
terlokalisir atau generalisata. 

117
b.Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional 
Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan-cairan tubuh. Karena
natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus
hipoosmolalitas (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma
dan hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga perubahan
komposisional di bawah ini : 
• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5 mEq/L. 
• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama dengan 
5,5 mEq/L. 
• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan 
ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal. 

2. Proses Keperawatan 
2.1 Pengkajian 
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi : 
• Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan 
keseimbangan cairan dan elektrolit 
• Kaji manifestasi klinik melalui : 
- Timbang berat badan klien setiap hari 
- Monitor vital sign 
- Kaji intake output 
• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi : 
- Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability. 
- Auskultasi bunyi /suara nafas 
- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran 
• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum, Analisa Gas 
Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine. 

2.2 Diagnosis Keperawatan 


Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit adalah : 
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme 
pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri 
• Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio, ketidakseimbangan 
elektrolit 
• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan 
dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria. 
• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan dengan anuria, 
penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di 
ekstraseluler. 
• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan volume cairan 

118
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema 
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema 

2.3 Intervensi Keperawatan 


Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah : 
a. Atur intake cairan dan elektrolit 
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan 
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan 
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate. 
d. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment. 

2.4 Evaluasi/Kreteria hasil : 


Kreteria hasil meliputi : 
• Intake dan output dalam batas keseimbangan 
• Elektrolit serum dalam batas normal 
• Vital sign dalam batas normal. 

# Rujukan : 

Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition, Addison Wsley
Nursing, California, 1995 

Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St.
louis, Missouri, 1999. 

Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi
kedua, EGC, Jakarta, 1995

119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan tentang konsep Perawatan pasien luka

2. Materi Ajar
 konsep Perawatan pasien luka

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa

120
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep perawatan pasien luka
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan Perawatan pasien luka

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep
perawatan pasien luka
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep
perawatan pasien luka
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi

121
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep perawatan pasien luka
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan konsep perawatan pasien luka

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep
perawatan pasien luka
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep
perawatan pasien luka
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber

122
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :

123
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep perawatan pasien luka
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
konsep perawatan pasien luka

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep
perawatan pasien luka
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep
perawatan pasien luka
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :

124
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
d. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

125
Lampiran :
RINGKASAN MATERI

Konsep Dasar Perawatan Luka


 

A.    Definisi
Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan
dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus.(Joyce M. Black, 2001).

Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan
tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan
berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan
penampilan.

B.     Etiologi / Penyebab Luka


Secara alamiah penyebab kerusakan harus diidentifikasi dan dihentikan sebelum memulai perawatan luka, serta
mengidentifikasi, mengontrol penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan sebelum mulai
proses penyembuhan. Berikut ini akan dijelaskan penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka :

1.       Trauma

2.       Panas dan terbakar baik fisik maupun kimia

3.       Gigitan binatang atau serangga

4.       Tekanan

5.       Gangguan vaskular, arterial, vena atau gabungan arterial dan vena

6.       Immunodefisiensi

7.       Malignansi

8.       Kerusakan jaringan ikat

9.       Penyakit metabolik, seperti diabetes

126
10.    Defisiensi nutrisi

11.    Kerusakan psikososial

12.    Efek obat-obatan

Pada banyak kasus ditemukan penyebab dan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dengan multifaktor.

C.    Jenis-jenis luka
1.      Berdasarkan Kategori

a.      Luka Accidental

Adalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak, luka bakar; tepi luka bergerigi; berdarah;
tidak steril

b.      Luka Bedah

Merupakan terapi yang direncanakan, seperti insisi bedah, needle introduction; tepi luka bersih; perdarahan
terkontrol; dikendalikan dengan asepsis bedah

2.      Berdasarkan integritas kulit

a.      Luka terbuka

Kerusakan melibatkan kulit atau membran mukosa; kemungkinan perdarahan disertai kerusakan jaringan; risiko
infeksi

b.      Luka tertutup

Tidak terjadi kerusakan pada integritas kulit, tetapi terdapat kerusakan jaringan lunak; mungkin cedera internal
dan perdarahan

3.      Berdasarkan Descriptors

a.      Aberasi

Luka akibat gesekan kulit; superficial; terjadi akibat prosedur dermatologik untuk pengangkatan jaringan skar

b.      Puncture

Trauma penetrasi yang terjadi secara disengaja atau tidak disengaja oleh akibat alat-alat yang tajam yang
menusuk kulit dan jaringan di bawah kulit

c.       Laserasi

Tepi luka kasar disertai sobekan jaringan, objek mungkin terkontaminasi; risiko infeksi

d.     Kontusio

Luka tertutup; perdarahan di bawah jaringan akibat pukulan tumpul; memar

127
4.      Klasifikasi Luka  Bedah

a.      Luka bersih

Luka bedah tertutup yang tidak mengenai system gastrointestinal, , pernafasan atau system genitourinary, risiko
infeksi rendah

b.      Bersih terkontaminasi

Luka melibatkan system gastrointestinal, pernafasan atau system genitourinary, risiko infeksi

c.       Kontaminasi

Luka terbuka, luka traumatic, luka bedah dengan asepsis yang buruk; risiko tinggi infeksi

d.     Infeksi

Area luka terdapat patogen; disertai tanda-tanda infeksi

D.    Klasifikasi luka
1.      Berdasarkan penyebab

a.      Luka pembedahan atau bukan pembedahan

b.      Akut atau kronik

2.      Kedalaman jaringan yang terlibat

a.      Superficial

Hanya jaringan epidermis

b.      Partial thickness

Luka yang meluas sampai ke dalam dermis

c.       Full thickness

Lapisan yang paling dalam dari jaringan yang destruksi. Melibatkan jaringan subkutan dan kadang-kadang meluas
sampai ke fascia dan struktur yang dibawahnya seperti otot, tendon atau tulang

E.     Prinsip Dasar Penyembuhan Luka


Penyembuhan luka adalah proses yang komplek dan dinamis dengan perubahan lingkungan luka dan status
kesehatan individu. Fisiologi dari penyembuhan luka yang normal adalah melalui fase hemostasis, inflamasi,
granulasi dan maturasi yang merupakan suatu kerangka untuk memahami prinsip dasar perawatan luka. Melalui
pemahaman ini profesional keperawatan dapat mengembangkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk merawat
luka dan dapat membantu perbaikan jaringan. Luka kronik mendorong para profesional keperawatan untuk
mencari cara mengatasi masalah ini. Penyembuhan luka kronik membutuhkan perawatan yang berpusat pada
pasien ”patient centered”, holistik, interdisiplin, cost efektif dan eviden based yang kuat. 

128
Penelitian pada luka akut dengan model binatang menunjukkan ada empat fase penyembuhan luka. Sehingga
diyakini bahwa luka kronik harus juga melalui fase yang sama. Fase tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Hemostasis
Pada penyembuhan luka kerusakan pembuluh darah harus ditutup. Pada proses penyembuhan luka platelet akan
bekerja untuk menutup kerusakan pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah sendiri akan konstriksi dalam
berespon terhadap injuri tetapi spasme ini biasanya rilek. Platelet mensekresi substansi vasokonstriktif untuk
membantu proses tersebut.

Dibawah pengaruh adenosin diphosphat (ADP) kebocoran dari kerusakan jaringan akan menimbulkan agregasi
platelet untuk merekatkan kolagen. ADP juga mensekresi faktor yang berinteraksi dengan dan merangsang
pembekuan intrinsik melalui produksi trombin, yang akan membentuk fibrin dari fibrinogen. Hubungan fibrin
diperkuat oleh agregasi platelet menjadi hemostatik yang stabil. Akhirnya platelet juga mensekresi sitokin seperti
”platelet-derived growth factor”. Hemostatis terjadi dalam waktu beberapa menit setelah injuri kecuali ada
gangguan faktor pembekuan.

2.      Inflamasi
Secara klinik, inflamasi adalah fase ke dua dari proses penyembuhan yang menampilkan eritema, pembengkakan
dan peningkatan suhu/hangat yang sering dihubungkan dengan nyeri, secara klasik ”rubor et tumor cum calore et
dolore”. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 hari sesudah injuri. Pada proses penyembuhan ini biasanya
terjadi proses pembersihan debris/sisa-sisa. Ini adalah pekerjaan dari PMN’s (polymorphonucleocytes). Respon
inflamasi menyebabkan pembuluh darah menjadi bocor mengeluarkan plasma dan PMN’s ke sekitar jaringan.
Neutropil memfagositosis sisa-sisa dan mikroorganisme dan merupakan pertahanan awal terhadap infeksi.
Mereka dibantu  sel-sel mast lokal. Fibrin kemudian pecah sebagai bagian dari pembersihan ini.

Tugas selanjutnya membangun kembali kompleksitas yang membutuhkan kontraktor. Sel yang berperan sebagai
kontraktor pada penyembuhan luka ini adalah makrofag. Makrofag mampu memfagosit bakteri dan merupakan
garis pertahan kedua. Makrofag juga mensekresi komotaktik yang bervariasi dan faktor pertumbuhan seperti
faktor pertumbuhan fibrobalas (FGF), faktor pertumbuhan epidermal (EGF), faktor pertumbuhan beta trasformasi
(tgf) dan interleukin-1 (IL-1).

3.      Proliferasi (proliferasi, granulasi dan kontraksi)


Fase granulasi berawal dari hari ke empat sesudah perlukaan dan biasanya berlangsung hingga hari ke 21 pada
luka akut tergangung pada ukuran luka.  Secara klinis ditandai oleh adanya jaringan yang berwarna merah pada
dasar luka dan mengganti jaringan dermal dan kadang-kadang subdermal pada luka yang lebih dalam yang baik
untuk kontraksi luka. Pada penyembuhan luka secara analoginya satu kali pembersihan debris, dibawah
kontraktur langsung terbentuk jaringan baru.

Kerangka dipenuhi oleh fibroblas yang mensekresi kolagen pada dermal yang kemudian akan terjadi regenerasi.
Peran fibroblas disini adalah  untuk kontraksi. Serat-serat halus merupakan sel-sel perisit yang beregenerasi ke
lapisan luar dari kapiler dan sel endotelial yang akan membentuk garis. Proses ini disebut angiogenesis. Sel-sel
”roofer” dan ”sider” adalah keratinosit yang bertanggungjawab untuk epitelisasi. Pada tahap akhir epitelisasi,
terjadi kontraktur dimana keratinosit berdifrensiasi untuk membentuk lapisan protektif luar atau stratum korneum.

4.      Remodeling  atau maturasi


Setelah struktur dasar komplit mulailah finishing interior. Pada proses penyembuhan luka jaringan dermal
mengalami peningkatan tension/kekuatan, peran ini dilakukan oleh fibroblast. Remodeling dapat  membutuhkan
waktu 2 tahun sesudah perlukaan.

129
Tabel 1. Fase penyembuhan luka

Analogi
Fase Sel-sel yang membangun
penyembuhan Waktu berperan rumah

Segera
Platelets
Hari  1-4
Neutrophils
  Capping off
  conduits
 
Hemostasis
  Unskilled laborers
Inflamation   to clean uap the site
   
Hari  4 – 21  
  Macrophages
  Supervisor Cell
  Lymphocytes
  Specific laborers at
Proliferation Angiocytes the site:
Granulation  
  Neurocytes Plumber
 
    Electrician
 
     
 
  Fibroblasts Framers
 
Contracture Keratinocytes Roofers and Siders
   
   
  Hari  21 – 2
tahun Fibrocytes Remodelers
Remodeling

Pada beberapa literatur dijelaskan juga bahwa proses penyembuhan luka meliputi dua komponen utama yaitu
regenerasi dan perbaikan (repair). Regenerasi adalah pergantian sel-sel yang hilang dan jaringan dengan sel-sel
yang bertipe sama, sedangkan repair adalah tipe penyembuhan yang biasanya menghasilkan terbentuknya scar.
Repair merupakan proses yang lebih kompleks daripada  regenerasi. Penyembuhan repair terjadi oleh intention
primer, sekunder dan tersier.

Intension Primer
Fase-fase dalam penyembuhan Intension primer :

1.      Fase Inisial (3-5 hari)

130
2.      Sudut insisi merapat, migrasi sel-sel epitel, mulai pertumbuhan sel

3.      Fase granulasi (5 hari – 4 minggu)

Fibroblas bermigrasi ke dalam bagian luka dan mensekresi kolagen. Selama fase granulasi luka berwarna merah
muda dan mengandung pembuluh darah. Tampak granula-granula merah. Luka berisiko dehiscence dan resisten
terhadap infeksi.

Epitelium permukaan pada tepi luka mulai terlihat. Dalam beberapa hari lapisan epitelium yang tipis bermigrasi
menyebrangi permukaan luka. Epitel menebal dan mulai matur dan luka merapat. Pada luka superficial,
reepitelisasi terjadi selama 3 – 5 hari.

4.      Fase kontraktur scar ( 7 hari – beberapa bulan )

Serabut-serabut kolagen terbentuk dan terjadi  proses remodeling. Pergerakan miofibroblast yang aktif
menyebabkan kontraksi area penyembuhan, membentu menutup defek dan membawa ujung kulit tertutup
bersama-sama. Skar yang matur selanjutnya terbentuk. Skar yang matur tidak mengandung pembuluh darah dan
pucat dan lebih terasa nyeri daripada fase granulasi

Intension sekunder
Adalah luka yang terjadi dari trauma, elserasi dan infeksi dan memiliki sejumlah besar eksudat dan luas, batas
luka ireguler dengan kehilangan jaringan yang cukup luas menyebabkan tepi luka tidak merapat. Reaksi inflamasi
dapat lebih besar daripada penyembuhan primer.

Intension Tersier
Adalah intension primer yang tertunda. Terjadi karena dua lapisan jaringa granulasi dijahit bersama-sama. Ini
terjadi ketika luka yang terkontaminasi terbuka dan dijahit rapat setelah infeksi dikendalikan. Ini juga dapat terjadi
ketika luka primer mengalami infeksi, terbuka dan dibiarkan tumbuh jaringan granulasi dan kemudian dijahit.
Intension tersier biasanya mengakibatkan skar yang lebih luas dan lebih dalam daripada intension primer atau
sekunder

  Pengertian
Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut dengan tujuan mencegah infeksi silang
( masuk melalui luka ) dan mempercepat prose penyembuhan luka.

1.      Tahap respon inflantasi akut terhadap cedera. Tahap ini dimulai saat terjadinya luka

2.      Tahap destruktif, pada tahap ini terjadi pemberian jaringan yang mati oleh leukosit polimer fenuklear dan
makrofag

3.      Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringa ikat dan mengifultasi luka.

4.      Tahap maturasi, pada tahap ini terjadi reepitalisasi, kontraksi luka dan organisasi jaringan ikat

B.       Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1.      Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk
pertumbuhan perbaikan sel

131
2.      Anemia ,memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein
yang cukup.

3.      Usia , kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan,kematangan usia seseorang.

4.      Nutrisi,merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel terutama karena kandungan zat gizi yang
terdapat didalamnya.

5.      Kemungkinan,obat-obatan,merokok dan stress,mempengaruhi proses penyembuhan luka.

C.      Perawatan Luka Insisi


Luka insisi dibersihkan dengan alcohol dan larutan suci hama(larutan betadine dan sebagainya),lalu ditutup
dengan kain penutup luka,secara penodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan.Dibuat pula catatan kapan
benang/orave,dicabut dan dilonggarkan.Diperhatikan pula apakah luka sembuh perprinum atau dibawah luka
terdapat eksudat.

D.      Penatalaksanan luka dengan eksudat :


1.    Luka dengan sedikit eksudat di tutup dengan band and operative dressing.

2.    Luka dengan eksudat sedang di tutup dengan tegal filmated swabs atau dengan pembalut luka lainnya.

3.    Luka dengan eksudat banyak ditutup dengan surgipad atau di kompres dengan cairan suci hama lainnya.

Untuk memberikan kenyamanan dan kebebasan bergerak bagi penderita, sebaiknya di pakai gurita.

E.       Komplikasi luka insisi


1.      Sebagai luka sembuh dan tertutup baik, sebagian lagi dengan eksudat sebagian lagi dalam sejumlah
sedang atau banyak akan keluar melalui lubang-lubang(fisdel)

2.      Luka terbuka sebagian bernanah dan berinfeksi

3.      Luka terbuka seluruhnya dan usus kelihatan

–           Tempat perawatan pasca operasi atau bedah

Setelah tindakan di kamar operasi , penderita dipindahkan dalam kamar rawat (recovery room) yang di lengkapi
dengan alat pendingin kamar udara setelah beberapa hari. Bila keadaan penderita gawat, segera pindahkan ke
unit kamar darurat(intensive care unit)

–           Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama penderita Puasa Pasca Operasi (PPO), maka pemberian cairan perinfus harus
cukup banyak perban mengandung elektrolit yang diperlukan, agar jangan terjadi hipertemia, dehidrasi, dan
komplikasi pada organ-organ tubuh lainnya.

132
–           Nyeri

Sejak penderita sadar, dalam 24jam pertama. Rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi, untuk mengurangi
rasa nyeri di berikan obat-obatan anti septic dan penenang seperti suntikan intramuskuler pthidin dosis 100-150
mg atau morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus atau obat lainnya.

–           Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalan-jalannya penyembuhan penderita,
kemajian mobilisasi bergantung pula pada jenis-jenis operasi yang di lakukan oleh komlikasi yang mungkin di
jumpai. Secara psikologis hal ini memberikan pula kepercayaan pada si sakit bahwa ia mulai sembuh.

Perubahan gerakan dan posisi yang harus di terangkan kepada penderita atau keluarga yang menunggunya.

Mobilisasi berguna untuk mencegah terjadinya trombisis dam emboli sebaiknya, bila terlalau dini melakukan
mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan operasi, jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti
dengan istirahat adalah yang paling di anjurkan.

–           Pemberian obat-obatan

Antibiotik, kemoterapi dan antiflamasi

Cara pemilihan dan pemberian anti biotika sangat berbeda-beda disetiap institut, bahkan dalam satu institutepun
masing-masing dokter mempunyai cara dan pemilihan yang berlainan.

Sebagai pedoman umum kira-kira sebagai berikut:

1.      Sebelum melakukan uji biakan (culture test) dan uji kepekaan (sensitive test), pilihan antibiotika. Pilihan
antibiotika. Pembunuh kuman gram negative sebagai obat peroral atau sebaliknya.

2.      Setelah hasil uji-makan dan uji kepekaan di terima, berikan obat dengan berpedoman dengan misi uji
laboratorium tersebut dengan cara seperti diatas.

3.      Posisi obat harus tepat dan akurat serta bersifat spektrum luas (Groad – Spektrum).

4.      Obat-obat pencegah perut kembung.

Untuk mencegah perut kembung dan untuk memperlancar kerja saluran pencernaan dapat diberikan obat-obatan
secara subkutan dan peroral, diantaranya : plasil, perim peran, prostigmin, dan sebagainya. Apabila terjadi
distansi abdomen, yang ditandai dengan adanya perut kembung dan meteorimus, dilakukan dekompresi dengan
pemasangan pita rektal dan pita hasal. Boleh juga diberikan supporitoria bisa codyl, 36 jam pasca bedah.

5.      Obat-obatan Lainnya.

Untuk meningkatkan vitalis dan keadaan umum penderita dapat diberikan roboronsia, obat anti inflamasi, atau
bahan tranfusi darah pada penderita yang anemis.

6.      Perawatan Putih.

133
Setelah selesai operasi, dokter bedah dan anestesi telah membuat rencana pemeriksaan rutin atau (check up)
bayi penderita pasca bedah yang diteruskan kepada dokter atau nakes lain.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran, yang diukur adalah:

o  Tekanan darah

o  Jumlah nadi per menit

o  Frekuensi pernafasan per menit

o  Jumlah cairan masuk dan keluar (urine)

o  Suhu badan

o  Pemeriksaan lainnya menurut jenis operasi kasus periksaan dan pengukuran tersebut sekurang-kurangnya
dilakukan setiap 4 jam sekali dan dicatat dalam status penderita.

F.       Peralatan dan Perlengkapan


1.      Pinset anatomi

2.      Gunting dan plester

3.      Kapas sublimar

4.      Bak instrument dan handscoon

5.      Bengkok

6.      Waskom berisi larutan klorin

7.      Kassa steril

8.      Troli

9.      Tempat tidur

10.  Perlak

11.  Larutan Nacl 0,9 %

12.  Betadine

13.  Kapas alcohol

14.  Peralatan cuci tangan

G.      Prosedur Kerja

134
1.      Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan.

2.      Siapkan bahan dan alat secara ergonomis.

3.      Pasang sampiran.

4.      Atur posisi pasien senyaman mungkin.

5.      Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan.

6.      Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

7.      Pakai sarung tangan (handscoon).

8.      Olesi plester dengan kapas alcohol, agar mudah dan tidak sakit saat plester dibuka.

9.      Buka plester dan kasa dengan menggunakan pinset, buang dalam bengkok.

10.  Kaji luka (tekan daerah sekitar luka, lihat sudah kering atau basah.

11.  Bersihkan luka dengan larutan antiseptic atau larutan gram faal.

12.  Buang kasa yang telah digunakan kedalam bengkok.

13.  Keringkan luka dengan menggunakan kassa yang baru.

14.  Berikan salep antiseptic.

15.  Tutup luka dengan kassa dan memasang plester.

16.  Rapikan pasien.

17.  Bereskan alat.

18.  Lepas sarung tangan (masukkan kedalam Waskom berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit ).

19.  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk.

20.  Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

135
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1I
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan tentang konsep Rawat inap

2. Materi Ajar
 Konsep Rawat inap

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran

136
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep rawat inap
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan konsep rawat inap

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep rawat
inap
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep
rawat inap
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

137
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang Konsep rawat inap
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan konsep rawat inap

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep rawat
inap
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep rawat
inap
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.

138
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep rawat inap

139
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
Konsep rawat inap

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai Konsep rawat
inap
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep rawat
inap
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :

140
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
e. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

141
Lampiran :
RINGKASAN MATERI

KONSEP RAWAT INAP

Pengertian Pelayanan Rawat Inap

Rawat inap  (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatanpasien oleh tenaga kesehatan
profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit .
Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya
berupa bangsalyang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah
sakit sudah sangat mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di Unit Rawat Jalan,
akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang merawatnya, bila pasien tersebut memerlukan
perawatan di dalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit.

Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit
untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah sakit harus memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang dikutip dari Anggraini (2008).

a. Memberikan bantuan kepada orang yang mempunyai kebutuhan

b. Memberikan pelayanan atas semua hal berikut ini:

1)      Apa yang mereka kehendaki

2)      Kapan mereka menghendaki

3)      Siapa yang ingin mereka temui

4)      Mengapa mereka menginginkannya

5)      Cara apa yang mereka kehendaki dalam melekukan pekerjaan tersebut.

142
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat
tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan
medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip dari Suryanti (2002)).

2. Kegiatan Pelayanan Rawat Inap

a. Penerimaan Pasien ( Admission )

b. Pelayanan Medik

c. Pelayanan Penunjang Medik

d. Pelayanan Perawatan

e. Pelayanan Obat

f. Pelayanan Makanan

g. Pelayanan Administrasi Keuangan

Menurut Revans (1986) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan mengalami
tingkat proses transformasi, yaitu:        

1)      Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan dirawat  tinggal di rumah
sakit.

2)      Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakan diagnosisnya. Tahap Treatment,yaitu
berdasarkan diagnosis pasien dimasukan dalam program perawatan dan therapi.

3)      Tahap Inspection, yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta respon
pasien atas pengobatan.

4)      Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan. pengobatan diubah atau
diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.

3. Sistem Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

            a. Alur Proses Pelayanan Pasien di Unit Rawat Inap

143
        Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai berikut :

1) Bagian Penerimaan Pasien ( Admission Departement )

2) Ruang Perawatan

3) Bagian Administrasi dan Keuangan

4. Klasifikasi Rawat Inap di Rumah Sakit

a.    Klasifikasi perawatan rumah sakit telah ditetapkan berdasarkan tingkat fasilitas pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit, yaitu seperti berikut:

1)      Kelas Utama (termasuk VIP) 

2)      Kelas I

3)      Kelas II dan Kelas III

b.  Klasifikasi pasien berdasarkan kedatangannya

1)  pasien baru

2)  pasien lama

c.  Klasifikasi pasien berdasarkan pengirimnya

1) Dikirim oleh dokter rumah sakit

2) Dikirim oleh dokter luar

3) Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain

4) Datang atas kemauan sendiri

5. Kualitas Pelayanan Rawat Inap

Menurut Jacobalis (1990) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit dapat
diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah:

a.    Penampilan keprofesian atau aspek klinis, Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku
dokter dan perawat dan tenaga profesi lainya.

b.    Efisiensi dan efektifitas, Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah sakit
agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.

c.    Keselamatan Pasien, Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien

d.   Kepuasan Pasien, Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien terhadap
lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, biaya
yang diperlukan dan sebagainya.

144
Menurut Jacobalis (1993), pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit erat kaitanya
dengan:

a.    Dokter, perawat atau petugas kesehatan

b.    Aspek hubungan antar manusia.

c.    Kemanusiaan.

d.   Kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan lingkungan.

e.    Peralatan dan perlengkapan.

f.     Biaya pengobatan.

6. Tujuan Pelayanan Rawat Inap

a.    Membantu penderita memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehubungan dengan penyembuhan


penyakitnya.

b.    Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit maupun antara profesi.

c.    Menyediakan tempat/ latihan/ praktek bagi siswa perawat.

d.   Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan keterampilannya dalam


hal keperawatan.

e.    Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan berkembangnya gagasan yang kreatif.

f.     Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai metode keperawatan yang dipergunakan
untuk usaha peningkatan.

g.    Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau perbaikan praktek
keperawatan dipergunakan.

7.  Ruang pasien rawat inap

Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan
dengan nama sendiri-sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak
rumah sakit kepada pasiennya.

8. Ruang Post Perawat

Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan keperawatan


(pre dan post conference, pengaturan jadwal), dokumentasi sampai dengan evaluasi pasien.

145
9. Ruang Konsultasi

Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan keluarganya.

10.  Ruang Tindakan

Ruangan untuk melakukan tindakan pada pasien baik berupa tindakan invasive ringan maupun non-
invasive.

B. Manajemen Pelayanan Medik

1.         Manajemen Pelayanan Medik

a.    Menurut PP No.32 Tahun 1996 Tenaga Medik termasuk tenaga kesehatan

b.    Menurut Permenkes No.262/1979 yang dimaksud dengan tenaga medis adalah lulusan Fakultas
Kedokteran atau Kedokteran Gigi dan "Pascasarajna" yang memberikan pelayanan medik dan
penunjang medik.

c.    Pelayanan medik di Rumah Sakit : adalah salah satu jenis pelayanan Rumah Sakit yang diberikan
oleh tenaga medik.

d.   Manajemen Pelayanan Medik di Rumah Sakit secara sederhana : adalah suatu pengelolaan yang
meliputi perencanaan berbagai sumber daya medik dengan mengorganisir serta menggerakkan
sumber daya tersebut diikuti dengan evaluasi dan kontrol yang baik, sehingga dihasilkan suatu
pelayanan medik yang merupakan bagian dari sistem pelayanan di Rumah Sakit.

2. Pelayanan Medik

a.     Tenaga yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan, beban kerja yang ada
dengan memperhitungkan kecenderungan (TREND) pada masa yang akan datang.

b.    Sumber daya lain yang dibutuhkan untuk terselenggaranya suatu pelayanan medis.

c.     Kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang diharapkan dengan
memperhitungkan sumber daya potensial yang ada  maupun kendala yang mungkin terjadi.
Berdasarkan "waktu" maka perencanaan kegiatan dapat harian, mingguan, bulanan, tahunan dan
jangka panjang sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit Dalam perencanaan kegiatan alangkah
baiknya apabila Ruma h Sakit mempunyai skala prioritas dan mempunyai projek unggulan.

3. Sarana dan Prasarana Pelayanan Medik

146
a.    Gedung rawat jalan

b.    Rawat inap

c.    Ruang bedah

d.   UGD

e.    Penunjang medik radiologi

f.     Laboratorium

g.    Gizi dan lain lain yang harus memenuhi syarat sesuai dengan arsitektur Rumah Sakit yang berlaku.

h.    Sarana dan prasarana alat kesehatan sederhana maupun canggih untuk terlaksananya pelayanan
medik yang bermutu.

4. Pelaksanaan Pelayanan Medik

Hal penting yang mendasari pelayanan medis agar dihasilkan suatu pelayanan yang optimal yaitu
Falsafah dan tujuan dalam arti Pelayanan medis yang diberikan harus sesuai dengan ilmu
pengetahuan kedokteran mutakhir serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas Rumah Sakit secara
optimal. Tujuan pelayanan medis adalah mengupayakan kesembuhan pasien secara optimal melalui
prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar masing-masing
profesi.

C. Manajemen Pelayanan Perawatan

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawa baik di dalam maupun di luar negeri
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan perawatan di rumah sakit
merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, yang sekaligus merupakan
tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu citra
rumah sakit di mata masyarakat. Keperawatan sebagai suatu profesi di rumah sakit yang cukup
potensial dalam menyelenggarakan upaya mutu, karena selain jumlahnya yang dominan juga
pelayanannya menggunakan metode pemecahan masalah secara ilmiah melalui proses keperawatan.

1. Asuhan Keperawatan

a.    Pelayanan keperawatan (Nursing Service ) adalah seluruh fungsi, tugas, kegiatan dan tanggung
jawab yang dilaksanakan oleh seorang perawat dalam praktek profesinya

147
b.    Asuhan keperawatan (Nursing Care) adalah suatu pelayanan keperawatan langsung berupa
bantuan, bimbingan, penyuluhan, pengawalan atau perlindungan yang diberikan oleh seorang
perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien

Menurut Doenges (2000) menyebutkan proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari 5 tahap
yang spesifik, yaitu :

a.    Pengkajian

Adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara sistematis, meliputi fisik,
psikologi, sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya
hidup. Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnosa serta melihat kembali catatan sebelumnya.

b.    Identifikasi Masalah/Diagnosa Keperawatan

Adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi
kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.

c. Perencanaan

Adalah proses dua bagian yaitu pertama adalah identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari
pasien untuk memperbaiki masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang
diharapkan harus spesifik, realistik, dapat diukur, menunjukkan kerangka waktu yang pasti,
mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien. Kedua adalah pemilihan intervensi keperawatan
yang tepat untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.

d. Implementasi

Impelementasi adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan proses keperawatan sesuai


dengan rencana keperawatan.

e. Evaluasi

Adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dan respon pasien
terhadap keefektifan intervensi keperawatan. Kemudian mengganti rencana keperawatan jika
diperlukan.

148
D. Manajemen Pelayanan Penunjang Medik

Fungsi seorang manajer penunjang medik di bidang klinik utamanya adalah menjamin mutu
pelayanan yang baik. Produk pelayanan  penunjang medik harus dapat memuaskan pasien dan juga
memuaskan dokter yang meminta tindakan itu dilakukan pada pasiennya. Kunci keberhasilan
pelayanan dengan kualitas teknis yang baik adalah dengan melakukannya secara baik, secara terus
menerus dalam berbagai keadaan dan sedapat mungkin mencapai hasil seperti yang diharapkan.

1.         Pelayanan Penunjang Medik

Pelayanan penunjang medik di rumah sakit menurut Jhon R. Griffith meliputi pelayanan diagnostik,
terapeutik dan kegiatan di masyarakat umum.

a. Pelayanan Penunjang Medik Diagnostik

1)   Laboraturium : kimiawi, hematologi, histopologi, bakteriologi, virologi, otopsi dan kamar jenazah.

2)   Diagnostik imaging : radiologi, tomografi, radioisotop, ultra-sonografi dan CT scan

3)   Laboraturium kardiopulmoner : elektrokardiografi, tes fungsi paru dan kateterisasi jantung.

4)   Lain-lain : elektroensefalografi, elektromiografi dan audiologi.

b. Pelayanan Penunjang Medik Terapeutik

1)   Farmasi

2)   Ruang operasi : anastesi, ruang bedah, ruang pulih 

3)   Ruang melahirkan/persalinan

4)   Unit gawat darurat

5)   Bank darah

6)   Rehabilitasi medik : terapi fisik, terapi respirasi, terapi wicara dan terapi okupasi.

7)   Pelayanan sosial

8)   Radioterapi

9)   Psikologi klinik

10)         Terapi di rumah penderita : homecare, hospice

E. Manajemen Pelayanan Farmasi

Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan

149
kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi
rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit
tersebut.

1. Tujuan Pelayanan Farmasi

a.         Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun  dalam
keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia

b.         Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan


etik profesi

c.         Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat

d.        Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku

e.         Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan

f.          Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan

g.         Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda

2. Tugas pokok dan Fungsi

a.         Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal

b.        Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian


dan etik profesi

c.         Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

d.        Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan farmasi

e.         Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku

f.         Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi

g.        Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi

h.        Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit

3. Pendistribusian

Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu
dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.

a.  Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Inap

150
Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan  di rumah sakit,
yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap di
ruangan, sistem resep perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh Satelit Farmasi.

b. Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk Pasien Rawat Jalan

Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat
jalan di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem
resep perorangan oleh Apotik Rumah Sakit.

4. Pengkajian Resep

Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan administarasi,
persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi :

a.    Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien

b.    Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter

c.    Tanggal resep

d.   Ruangan/unit asal resep

5. Persyaratan Farmasi

a.    Bentuk dan kekuatan sediaan

b.    Dosis dan Jumlah obat

c.    Stabilitas dan ketersediaan

d.   Aturan, cara dan tehnik penggunaan

6. Pelayanan Informasi Obat

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

F. Manajemen Pelayanan Administrasi

Administrasi menurut John M. Echols dan Hassan Shadily  adalah hak atau ijin masuk bagi pasien yang
berfungsi sebagai koordinator untuk penerimaan pasien dirawat inap, baik yang berasal dari rawat
darurat (emergency) atau rawat jalan (poliklinik). Admisi merupakan kegiatan yang sangat penting

151
karena sebagai ujung tombak pelayanan rawat inap. Bagian ini mempunyai tanggung jawab dalam
pendaftaran pra penerimaan pasien,penerimaan pasien dan dalam penentuan ruang perawatan.

1. Fungsi Administrasi di Rumah Sakit

Fungsi bagian Administrasi di Rumah Sakit adalah:

a.    Sebagai koordinator untuk penerimaan pasien di rawat inap baik yang berasal dari rawat  jalan
(Poliklinik) maupun dari gawat darurat ( Emergency).

b.    Melaksanakan instruksi rujukan dari rawat jalan dan emergency.

c.    Mengatur tujuan pengiriman pasien ke ruang bangsal sesuai dengan instruksi rujukan dan  
kondisi yang ada.

d.   Menentukan posisi pasien dalam daftar tunggu ( Waiting List ) untuk mendapatkan pelayanan lain
misalnya Penyinaran, pembedahan, dll.

Tata cara penerimaan pasien yang disebut admitting procedureharus wajar sesuai dengan
keperluannya. Dengan makin meningkatnya jumlah pasien, pimpinan rumah sakit harus memberikan
perhatian yang konstan dalam membina sistem dan procedure penerimaan pasien yang sebaik-
baiknya.

2. Tujuan Kegiatan Administrasi di Rumah Sakit

a.         Menentukan persyaratan pasien bisa masuk ke rumah sakit.

b.         Menerima pasien yang akan masuk bangsal rawat inap.

c.         Memproses perpindahan pasien antar bangsal perawatan di dalam rumah sakit tersebut, antar
rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan yang lainnya.

d.        Memproses pemulangan pasien dan kematian pasien.

e.         Mengelola daftar pasien yang menunggu termasuk pasien dalam waiting list.

f.          Mengantar pasien menuju ke bangsal dan menyerahkannya kepada kepala ruangan.

g.         Memberikan konsultasi keuangan kepada pasien sebelum atau pada awal  pendaftaran.

3. Peran Bagian Administrasi

Menurut Fendy (2000), dahulu peran bagian admisi amat sederhana, yaitu hanya meminta data
faktual tentang pasien agar bisa masuk rumah sakit. Sekarang sengan perubahan pola pembiayaan
(asuransi, perusahaan), cara pembayaran  (cash, credit card , transfer bank), aspek hukum dokumen
rekam medis, maka  peran pengumpulan data ini menjadi semakin penting. Juga karena pasien

152
pertama kali datang langsung berhadapan dengan bagian admisi, maka bagian ini bertanggung jawab
terhadap pembentukan pola hubungan rumah sakit dengan calon pasien dan keluarganya. Kedalam
rumah sakit bagian ini bertanggung jawab kepada dokter dan staf rumah sakit dalam memasukan
pasien tersebut, sehingga komunikasi yang baik dan manajemen admisi pasien yang efektif menjadi
keharusan bagi suatu rumah sakit. Citra rumah sakit dapat lebih baik dengan adanya brosur atau
leaflet yang menjelaskan apa yang harus dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan, selama pasien
dirawat. Juga apa yang menjadi hak dan kewajiban pasien perlu diterangkan kepada pasien dan
keluarganya. Bagian admisi sangat berperan dalam meningkatkan citra rumah sakit karena kunjungan
pertama dan terakhir umumnya akan ditangani oleh unit ini.

a)    Jenis Bagian Administrasi

jenis bagian administrasi terdiri dari:

1)   Administrasi terpusat, dimana penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap dalam satu area.

2)   Administrasi terpisah, penerimaan rawat jalan dan rawat inap dalam dua area/tempat terpisah.

b)   Ruang Lingkup Administrasi

Menurut Wolper (2001) yang dikutip dari Suryanti (2002), ruang lingkup admisi mencakup:

1)    Pengaturan jadwal pasien

2)    Penempatan pasien

3) Pendaftaran pendahuluan, pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran praktek dokter, ruang
perawatan, ruang darurat.

4)  Evaluasi kemampuan keuangan dan konseling

5)  Penerimaan uang muka pasien

6)  Informasi kepada pasien

7)  Pembuatan sertifikat

8)  Surat kelahiran dan kematian

9)  Memproses formulir ijin perawatan, ijin memberikan informasi, perawatan

dan wasiat.    

10) Pembuatan sensus harian dan laporan khusus lainnya.

11) Memelihara sistem identifikasi pasien.

13) Hubungan dengan klien/pasien

14) Telekomunikasi

15) Transportasi pasien

153
16) Uji diagnostic

17) Pemasaran/penghubung dengan praktek dokter

18) Bidang lain, seperti manajemen rekening pasien, manajemen sumber daya,

kontrak perawatan terpadu, rencana pemulangan pasien, dan manajemen resiko

c. Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Administrasi

tugas dan tanggung jawab bagian admisi adalah:

1) Pendaftaran pra administrasi

2) Pemeriksaan pra administrasi

3) Pendaftaran diterima di muka

4) Penjadwalan ruang operasi

5) Wawancara masalah keuangan pasien

6) Pembuatan sertifikat kelahiran

7) Penerimaan pasien

8) Penempatan/penentuan tempat tidur pasien (kamar rawat)

9)  Menghasilkan suatu informasi bagi departemen lain

10)Melaksanakan pendaftaran pasien unit gawat darurat

11)Memproses formulir persetujuan pasien dilakukan perawatan atau tindakan khusus

12) Membuat sensus harian pasien dan laporan-laporan lainnya.

13) Menganalisa lama hari rawat, jumlah penerimaan pasien

14) Mengatur dan menerima uang muka dari pasien

15) Mengantar pasien ke ruang perawatan

d.  Proses Pelaksanaan Administrasi

   Menurut Rowland (1984) yang dikutip dari Hendrayani (2000), siklus yang dimulai sejak sebelum
pasien masuk rumah sakit sampai pasien keluar dari rumah sakit adalah sebagai berikut :

1) Tahap Pra Penerimaan ( Pre Administrasi )

     a) Proses pra-penerimaan pasien

154
Menurut Rijadi (1997) yang dikutip dari Hendrayani 2000, proses pra-penerimaan pasien adalah
pengumpulan data pribadi pasien dan data kemampuan keuangan/sumber pembiayaan sebelum
pasien masuk rumah sakit. Data ini biasanya di dapat melalui surat atau telepon sebelum pasien
masuk ke rumah sakit, untuk mendapatkan informasi tersebut dapat dipakai formulir pra penerimaan
( pre-admision form ). Tujuan utama dipakainya formulir tersebut adalah untuk mendapatkan
informasi mengenai :

1. Identitas pasien dan latar belakang keluarganya.

2. Diagnosa saat masuk rumah sakit dan nama dokter yang akan merawatnya.

3. Informasi mengenai sumber pembiayaan pasien yang berhubungan dengan penataan rekening
pasien.

Pra-registrasi menurut Wolper (2001) yang dikutip Suryanti (2002), secara tradisional merupakan cara
bagaimana pasien dapat dipercepat dalam proses penerimaan pasien. Akibat sukarnya
mewawancarai pasien di dalam proses pendaftaran atau proses layanan, karena stress dan
kecemasan pasien, maka informasi yang di dapat maupun yang disampaikan bisa tidak lengkap atau
tidak tepat.

Tujuan pra-penerimaan:

a)    Mempercepat proses penerimaan pasien sehingga pasien tidak  memerlukan waktu tunggu yang
lama ketika masuk ke rumah sakit.

b)   Efisiensi pengaturan jadwal masuk pasien ke rumah sakit.

c)    Permintaaan khusus pasien ketika dirawat dapat disediakan sebelumnya.

d)   Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, radiology, yang dapat dilakukan sebelum pasien masuk
rumah sakit pada bagian rawat jalan. Keuntungan pra-penerimaan pasien adalah:

1)      Mengurangi pembatalan operasi dengan mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium/radiology


terlebih dahulu.

2)      Bagian laboratorium dan radiology dapat menjadwalkan pemeriksaan sesuai dengan   beban
kerja mereka.

3)      Informasi hasil laboratorium dan radiology bermanfaat bagi dokter dalam mendiskusikan atau
menentukan rencana tindakan sebelum pasien masuk  rumah sakit.

4)      Pemeriksaan laboratorium dan radiology akan mengurangi LOS dan mengurangi beban pasien
dalam pembayaran, selain tempat tidur rumah sakit dapat digunakan untuk mereka yang betul-betul
membutuhkannya.  Beberapa kasus tidak mungkin melakukan pre-admission, misalnya:

a.  Pasien terlampau lemah.

b.  Pasien rumahnya terlampau jauh.

c.  Kesulitan ijin pekerjaan

155
Secara keseluruhan pra penerimaan pasien adalah balok pembangunan yang memungkinkan pasien
dan rumah sakit mencari pilihan keuangan sebelum menjalani perawatan guna menjamin
pembayaran yang tuntas dan tepat waktu (Wolper (2001) yang dikutip dari Suryanti (2002)).

Menurut Wolper (2001), tahap pre-addmission secara tradisional merupakan cara bagaimana pasien


dapat dipercepat dalam proses penerimaan pasien. Akibat sukarnya mewawancarai pasien di dalam
proses pendaftaran atau proses layanan, karena stress dan kecemasan pasien, maka informasi yang di
dapat maupun yang disampaikan bisa tidak lengkap atau tidak tepat.

2)  Tahap Penerimaan (Admission)

Pada tahap ini dapat dipakai sebagai kesempatan untuk mendapatkan informasi yang selengkap-
lengkapnya mengenai pasien dalam waktu yang relative singkat. Wawancara dilakukan oleh petugas
yang telah diberikan pelatihan dan menguasai peraturan rumah sakit dalam hal keuangan, menguasai
seluk beluk peraturan asuransi dan pelayanan secara umum akan sangat berguna bagi pihak rumah
sakit maupun pasien. Informasi yang di dapat harus dicatat pada tempat yang tepat. Apabila pasien
tidak melalui tahap pra penerimaan misalnya pasien gawat darurat, seluruh informasi yang di dapat
seperti tahap pra penerimaan harus dicatat dalam formulir penerimaan. Formulir penerimaan ini
garis besarnya berisi informasi mengenai hal sebagai berikut:

a)         Nama dan alamat pasien

b)        Nama dan alamat penaggung jawab

c)         Surat jaminan

d)        Bila pembayaran dengan kartu kredit

e)         Besar deposit tertulis dengan jelas dalam ketentuan, juga ketentuan bahwa

Apabila deposit mencapai sekian persen maka akan dilakukan penagihan. (Djembarsari (1997) yang
dikutip dari Hendrayani (2000)). Menurut Ernast dan Young (1991), kontak pertama pasien di rumah
sakit ada pada bagian admisi, maka bila penanganannya kurang baik akan menimbulkan masalah yang
cukup besar, bukan saja akan menurunkan citra rumah sakit di masyarakat, tetapi akhirnya akan
menurunkan pendapatan rumah sakit.

G. Manajemen Pelayanan Diet / makanan di Rumah Sakit

Diet dalam istilah umum sesungguhnya memiliki dua makna, pertama sebagai makanan dan kedua
pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar kita tetap sehat, Bila diet

156
dilakukan di Rumah sakit tujuannya adalah untuk meningkatkan status nutrisi dan atau membantu
kesembuhan pasien. Maka istilah yang lazim digunakan adalah diet rumah sakit.

Pengaturan makanan bagi orang sakit rawat inap di Rumah Sakit bukan merupakan tindakan yang
berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan dan pengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu
kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi.

Di rumah sakit terdapat pedoman diet tersendiri yang akan memberikan rekomendasi yang lebih
spesifik mengenai cara makan yang bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan atau
mempertahankan status nutrisi pasien tetapi juga mencegah permasalahan lain seperti diare akibat
inteloransi terhadap jenis makanan tertentu. Tujuan selanjutnya adalah untuk meningkatkan atau 
mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit / cedera khususnya infeksi. Dan
membantu kesembuhan pasien dari penyakit / cideranya dengan memperbaiki jaringan yang aus atau
rusak serta memulihkan keadaan homeostasis yaitu keadaan seimbang dalam lingkungan internal
tubuh yang normal / sehat.

Dengan memperhatikan tujuan diet tersebut Rumah Sakit umumnya akan menyediakan ( Hartono,
2000 ) adalah :

1)   Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang, menurut keadaan penyakit dan
status gizi masing – masing pasien.

2)   Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang sesuai menurut kondisi gastro intestinal dan
penyakit masing – masing pasien.

3)   Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti misalnya tidak mengandung bahan
yang bisa mengandung bahan yang bisa menimbulkan gas, tidak mengandung bahan yang lengket,
tidak terlalu pedas, asin, berminyak serta tidak terlalu panas atau dingin.

4)   Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya misalnya pengawet dan pewarna. Makanan alami
jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau dikalengkan.

5)   Makanan dengan cita rasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien yang umumnya
terganggu oleh penyakit dan kondisi indera pengecap atau pembau.

a. Waktu Makan

Pada manusia secara alamiah akan merasa lapar setelah 3 – 4 jam makan, sehingga setelah waktu
tersebut sudah harus mendapatkan makanan, baik dalam bentuk makanan ringan atau berat.

b. Penampilan Hidangan

Masalah penyajian makanan kepada orang sakit lebih komplek dari pada makanan untuk orang sehat.
Hal ini disebabkan oleh nafsu makan, kondisi mental pasien yang berubah akibat penyakit yang

157
diderita, aktifitas fisik yang menurun dan reaksi obat – obatan disamping sebagian pasien harus
menjalani diet.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Pasundan Padaherang


Mata Pelajaran : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kelas/Semester : XI /1I
Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan Dasar manusia
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3 x pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menjelaskan tentang konsep Komunikasi Multidisiplin

2. Materi Ajar
 Konsep komunikasi multi disiplin

3. Metoda Pembelajaran
a. Ceramah Bervariasi
b. Tanya jawab
c. Diskusi Kelas
d. Pemberian Tugas

4. Langkah langkah kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan
- Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketik memasuki ruang kelas
- Berdoa sebelum membuka pelajaran
- Membaca Quran dengan tampilan proyeqtor selama 10 menit
- Memeriksa kehadiran siswa
- Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainya

158
- Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
- Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
- Menyiapkan Siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti Proses pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
- Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
- Mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga
- Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
- Mengaitkan materi / kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai nilai karakter dan yang
berhubungan dengan program keahlian :

Nilai budaya dan karakter bangsa


 Teliti  Religius  Logis  Kerjasama
 Kreatif  Santun  Percaya Diri  Aktif
 Pantang Menyerah  Perhatian  Hormat  Cinta ilmu
 Rasa Ingin Tahu  Analitis

Pertemuan Pertama :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep komunikasi multidisiplin
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsikan konsep komunikasi multidisiplin

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep konsep
komunikasi multidisiplin
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep
komunikasi multidisiplin
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi

159
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

Pertemuan Kedua :
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep komunikasi multidisiplin
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
mendeskripsiakan konsep komunikasi multidisiplin

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep
komunikasi multidisiplin
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep
komunikasi multidisiplin
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber

160
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas
Pertemuan KeTiga :

161
Apersepsi : Mengingat kembali tentang konsep komunikasi multidisiplin
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelasakn
konsep komunikasi multidisiplin

Kegiatan Inti :

 Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, Guru :
- Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep
komunikasi multidisiplin
- Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai konsep
komunikasi multidisiplin
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi
yang akan dipelajari dengan menerapakn prinsip dan aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
lain.
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik antara peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lain.
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi
Dalam kegatan elaborasi, guru :
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koperatif dan kolaboratif
- Mempasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Mempasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis secara individual maupun kelompok
- Mempasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan Konfirmasi, guru :
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan , isyarat maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar :
 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan dan menggunakan bahasa yang baku dan benar
 Membantu menyelesaikan masalah
 Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
 Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
 Memberikan motivasi kepeada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipatif

Kegiatan Akhir :
Dalam kegiatan akhir, guru :

162
- Bersama Peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran pokok isi materi
yang sudah dibahas
- Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisiten
- Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik
- Peserta didik diberikan pekerjaan Rumah ( PR)
- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru dan peserta didik mengakhiri pelajaran dengan membaca doa sesuai agama dan
kepercayaan masing masing
- Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas

5. Alat dan sumber belajar


 Sumber :
- Buku faket
- Buku referensi lain
- Internet
 Alat ;
- Laptop
- Proyekctor
- Papan Tulis
6. Penilaian
f. Prosedur Penilaian :
 Penilaian proses belajar
 Penilaian hasil belajar
b. Jenis dan Bentuk Tes :
 Tes lisan
 Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Essay

Mengetahui, Padaherang, Juli 2015


Kepala SMK Pasundan Padaherang Guru Mata Pelajaran,

Abd.Munir, S.Pd.MM Ns.Dodo Rahman, S.Kep


NIP. 196202029 198305 1 005 NIP. 19811105 201408 1 001

163
Lampiran :
RINGKASAN MATERI

KOMUNIKASI, MULTI DISIPLIN

Cakrawala komunikasi sangat luas dan beraneka ragam. Hampir tidak ada aspek kehidupan
yang tidak lepas dari komunikasi. Berbagai dimensi selalu hadir dalam kehidupan manusia
dan sepanjang sejarah manusia ada, komunikasi dipastikan selalu hadir baik secara
perorangan, kelompok, bangsa maupun umat manusia sepanjang hidup di muka bumi.

Dengan demikian, komunikasi bisa dipandang sebagai ilmu yang multidimensional, karena
dipelajari dari berbagai disiplin ilmu—bersama-sama maupun sendiri. begitu luasnya
khazanah dan pembahasan ilmu komunikasi maka tidaka ada yang bisa menguasainya secara
menyeluruh. Namun, yang biasanya terjadi seorang manusia komunikasi hanya memusatkan
perhatian dan keahliannya pada satu bidang saja. Dengan begitu, jarang ada yang bergerak,
memahami maupun menjadi ahli di dua bidang atau tiga bidang komunikasi.[1]     Hal ini
membuktikan begitu luasnya cakupan ilmu komunikasi, hingga segala aspek kehidupan nyaris
tidak bisa lepas dari komunikasi.

Awalnya, mata kuliah yang berhubungan dengan komunikasi terdapat pada banyak jurusan:
ilmu pengetahuan, seni, matematika, sastra, biologi, bisnis dan ilmu politik.[2] Dalam
penerapannya masing-masing disiplin ilmu itu menggunakan komunikasi untuk tujuan yang
disesuaikan dengan bidangnya masing-masing. Misalnya, para psikolog meneliti komunikasi
sebagai jenis perilaku tertentu yang didorong oleh proses-proses psikologi yang berbeda.

164
Begitu juga para sosiolog memfokuskan pada masyarakat dan proses sosial, serta melihat pula
komunikasi sebagai salah satu faktor sosial yang penting dalam masyarakat.

Kemudian para antropolog yang biasanya tertarik pada kebudayaan memperlakukan


komunikasi sebagai sebuah faktor yang membantu mengembangkan, mempertahankan, dan
mengubah kebudayaan. Secara perlahan jurusan kemampuan berbicara, komunikasi bahasa,
komunikasi dan komunikasi massa secara terpisah mulai berkembang. Pada akhinya
komunikasi dipandang sebagai pusat untuk memahami pengalaman manusia, meski lebel ilmu
yang tertera padanya begitu banyak, seperti jurusan komunikasi atau pendidikan komunikasi.

Bagi para peneliti yang bergerak di bidang-bidang lain, seperti psikologi, sosiologi,
antropologi, atau bisnis lebih condong memandang komunikasi sebagai sebuah proses
sekunder. Yaitu, sesuatu yang penting untuk menyampaikan informasi saat strukturnya sudah
terbentuk. Sebaliknya, para akademisi ilmu komunikasi memandang komunikasi sebagai
elemen yang menyusun kehidupan kemanusiaan. Saat ini, walaupun ilmu komunikasi
dianggap bukan ilmu yang berdiri sendiri karena sifatnya yang interdisipliner, dan ciri
interdisipliner yang terus berlanjut, dalam perkembangannya, komunikasi menghasilkan teori-
teorinya sendiri serta tidak bergantung pada cabang ilmu sebagai titik awal toretikal seperti
pada awal bidang ini dimulai.

Itu sebabnya, komunikasi dianggap sebagai ilmu yang tidak berdiri sendiri dan sering kali
meminjam dari disiplin ilmu lain, seperti disebutkan di atas, termasuk juga filsafat. Proses
interdisipliner ini membuat ilmu komunikasi berkembang  begitu pesatnya. Seiring dengan
perkembangan komunikasi umat manusia di era globalisasi dan teknologi informasi
komunikasi (ITC) ala abad-21.[3] Perkembangan ilmu komunikasi mengambil bentuk-bentuk
dan arahan yang berbeda di belahan dunia yang berbeda-beda. Misalnya, teori-teori Timur
cenderung berfokus pada keutuhan dan persatuan, sedangkan peandangan Barat kadang-
kadang mengukur bagian-bagian tanpa harus memperhatikan integrasi dasar atau
penggabungan bagian-bagian tersebut.

Sebagai sebuah ilmu interdisipliner, sebuah visi teori komunikasi yang mengambil sebuah
langkah maju yang besar untuk mempersatukan bidang yang akan sedikit berbeda ini dan
menunjukkan kerumitan-kerumitannya. Dengan kata lain, komunikasi tidak akan pernah
menyatu dengan dengan sebuah teori tunggal atau kelompok teori. [4] Teori-teori akan selalu
165
mencerminkan perbedaan gagasan praktis mengenai komunikasi dalam kehidupan yang
umum. Sehingga, manusia selalu dihadapkan pada keragaman pilihan.

Menurut Robert T. Craig, untuk melihat komunikasi haruslah mencari jenis hubungan yang
berbeda berdasarkan pada. Pertama, pemahaman umum mengenai kesamaan dan perbedaan
atau titik tekanan di antara teori-teori dan kedua, sebuah komitmen untuk mengatur tekanan-
tekanan melalui dialog. Namun, Craig sekaligus menekankan pentinya komunikasi sebagai
sebuah bidang: “Komunikasi…bukanlah fenomena sekunder yang dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural, atau ekonomi. Tetapi komunikasi itu sendiri
merupakan proses sosial yang utama dan mendasar yang menjelaskan semua faktor”.

KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Di tingkat metodologi, semenjak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenali mahzab
yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian
kuantitatif lahir dan berkembang biak dari tradisi ilmu-ilmu sosial Perancis dan Inggris yang
kental dipengaruhi oleh tradisi ilmu-ilmu alam. kuantitatif  diwarnai oleh aliran filsafat
materialisme, realisme, naturalisme, empiris-me, dan positivisme (Klaus Bruhn 1991). [5]

Dari mahzab Pendekatan kuantitatif ini lahir dan berkembang ilmu sosial berwajah
positivisme yang mengedepankan pendekatan penelitian kuantitatif sebagi satu-satunya cara
untuk menjelaskan fenomena sosial (perilaku sosial). Mahzab ini manusia di pandang sebagai
mahluk jasmaniah biasa, yang sehari-hari berperilaku (melakukan respons). Perilaku
berkonotasi mekanistik/bersifat otomatis, yang penyebabnya bisa terletak pada kekuatan yang
berasal dari dalam maupun dari luar diri manusia itu sendiri. Penyebabnya bisa bersifat
internal (karena faktor organismik), dan bisa juga bersifat eksternal (karena faktor struktur
sosial).

Mahzab pendekatan kualitatif, lahir dan berkembang dari tradisi ilmu-ilmu sosial Jerman yang
sarat diwarnai pemikiran filsafat ala Platonik sebagai-mana yang kental tercermin pada
pemikiran Kant maupun Hegel. Mahzah ini kental diwarnai oleh aliran filsafat idealisme,
rasionalisme, humanisme, fenomenologisme, dan interpretivisme. Sehingga dari sini

166
berkembang ilmu sosial interpretivisme yang mengunggulkan pendekatan penelitian kualitatif
sebagai satu-satunya cara yang relevan memahami fenomena sosial (tindakan sosial). Dalam
pandangan mahzab ini manusia dipandang sebagai makhluk rohaniah, selaku makhluk sosial,
sehari-hari bukanlah berprilaku melainkan bertindak.

Dalam mahzab ini lahir dan berkembang biak tradisi ini tidak tunggal, melainkan beragam
sesuai dengan keragaman aliran teori dan akrab tradisinya masing-masing. Tetapi itu semua
walaupun memperlihatkan keragaman, kesemuanya bermuara kepada alasan-alasan yang
tersembunyi di balik tindakan para pelaku tindakan sosial. Atau bermuara kepada makna
sosial dari suatu fenomena sosial.

Dalam tradisi komunikasi seperti dipopulerkan oleh Craig, ada dua tradisi yang masuk dalam
mahzab kuantitatif, yakni sosiopsikologi dan sibernetika. Sedangkan, aliran kualitatif adalah
fenomenologi, semiotik, sosiokultural, kritis dan retorika.

1. Sosiopsikologi. Dapat diartikan bahwa komunikasi merupakan pengaruh antarpribadi).


Tradisi ini mewakili perspektif objektif/scientific. Penganut tradisi ini percaya bahwa
kebenaran komunikasi bisa ditemukan melalui pengamatan yang teliti dan sistematis. Tradisi
ini mencari hubungan sebab-akibat yang dapat memprediksi kapan sebuah perilaku
komunikasi akan berhasil dan kapan akan gagal. Adapun indikator keberhasilan dan kegagalan
komunikasi terletak pada ada tidaknya perubahan yang terjadi pada pelaku komunikasi.
Semua itu dapat diketahui melalui serangkaian eksperimen.

2. Sibernetika. Komunikasi dipandang sebagai pemrosesan informasi.


Ide komunikasi sebagai pemrosesan informasi pertama kali dikemukakan oleh ahli matematik,
Claude Shannon. Karyanya, Mathematical Theory Communication diterima secara luas
sebagai salah satu benih yang keluar dari studi komunikasi. Teori ini memandang komunikasi
sebagai transmisi pesan. Karyanya berkembang selama Perang Dunia kedua di Bell Telephone
Laboratories di AS. Eksperimennya dilakukan pada saluran kabel telepon dan gelombang
radio bekerja dalam menyampaikan pesan. Meski eksperimennya sangat berkaitan dengan
masalah eksakta, tapi Warren Weaver mengklaim bahwa teori tersebut bisa diterapkan secara
luas terhadap semua pertanyaan tentang komunikasi insani (humancommunication). Jadi
167
dalam tradisi ini konsep-konsep penting yang dikaji antara lain pengirim, penerima, informasi,
umpan balik, redundancy, dan sistem. Walaupun dalam tradisi ini seringkali mendapat kritik
terutama berkenaan dengan pandangan asumtif yang cenderung menyamakan antara manusia
dengan mesin dan menganggap bahwa suatu realitas atau gejala timbul karena hubungan
sebab-akibat yang linier.

3. Retorika, memandang komunikasi sebagai ilmu bicara yang sarat seni. Ada enam ciri pada
tradisi ini:

 Keyakinan bahwa berbicara membedakan manusia dari binatang


 Ada kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam forum demokrasi adalah cara
yang lebih efektif untuk memecahkan masalah politik
 Retorika merupakan sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi
seorang audiens dari sekian banyak audiens melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasive.
Public speaking pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah
 Retorika merupakan sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi
seorang audiens dari sekian banyak audiens melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasive.
Public speaking pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah
 Menekankan pada kekuatan dan keindahan bahasa untuk menggerakkan orang banyak secara
emosional dan menggerakkan mereka untuk beraksi/bertindak. Pengertian Retorika lebih
merujuk kepada seni bicara daripada ilmu berbicara
 Sampai tahun 1800-an, perempuan tidak memiliki kesempatan untuk menyuarakan haknya. Jadi
retorika merupakan sebuah keistimewaan bagi pergerakan wanita di Amerika yang
memperjuangkan haknya untuk bisa berbicara di depan publik.

4. Semiotic. Komunikasi sebagai proses membagi makna melalui tanda. Semiotika adalah
ilmu tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja. Sebuah tanda adalah sesuatu yang
menunjukkan sesuatu yang lain.

5. Sosiokultural. Komunikasi sebagai penciptaan dan pembuatan realitas sosial. Premis tradisi
ini adalah ketika orang berbicara, mereka sesungguhnya sedang memproduksi dan
memproduksi kembali budaya. Sebagian besar dari kita beranggapan bahwa kata-kata
mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi. Pandangan kita tentang realitas dibentuk oleh
bahasa yang telah kita gunakan sejak lahir.

168
6. Kritis. Komunikasi adalah refleksi penolakan terhadap wacana yang tidak adil. Dua Asumsi
dasar tradisi ini:

 Menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu sosial interpretif. Ilmuwan kritis menganggap perlu
untuk memahami pengalaman orang dalam konteks
 Mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usahanya mengungkap struktur-struktur yang seringkali
tersembunyi

7. Fenomenologi (Komunikasi sebagai pengalaman diri dan orang lain melalui dialog). Meski
fenomenologi adalah sebuah filosofi yang mengagumkan, pada dasarnya menunjukkan
analisis terhadap kehidupan sehari-hari. Titik berat tradisi fenomenologi adalah pada
bagaimana individu mempersepsi serta memberikan interpretasi pada pengalaman
subyektifnya. Bagi seorang fenomenologis, cerita kehidupan seseorang lebih penting daripada
axioma-axioma komunikasi.[]

169

You might also like