You are on page 1of 11

LIPIDEMI

No. Dokumen :
S
No. Revisi :
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1 / 11

dr. Harry Widyatomo

PUSKESMAS
I TAMBAK
NIP198212202010011
016

1. Pengertian Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai


dengan peningkatan maupun penurunanfraksi lipid dalam darah.
Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta
penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko
terjadinya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan stroke,
Penyakit Jantung Koroner (PJK), Peripheral Arterial Disease
(PAD), Sindroma Koroner Akut (SKA)
2. Tujuan Sebagai acuan tata laksana hipermetropi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No .... / .. / SK-II/ IV/ 2016 tentang SOP
LIPIDEMI
4. Referensi 1. Azwar, B. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit
Jantung Koroner. Medan: FK USU.2004. (Azwar, 2004)
2. Darey, Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
2005. (Darey, 2005)
3. Ganiswarna, Sulistia. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Gaya Baru.2007. (Ganiswarna, 2007)
4. Sudoyo, A. Setyohadi, B. Alwi, I. Setiati, S.Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.2009.
5. PERKENI, Konsensus Pengelolaan Dislipidemia di
Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
FKUI. 2012 (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2012)

5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya
ditemukan pada saat pasien melakukan pemeriksaan rutin
kesehatan (medical check-up).
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks
Massa Tubuh).

Cara pengukuran IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m)


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam
menegakkan diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan:
1. Kadar kolesterol total
2. Kolesterol LDL
3. Kolesterol HDL
4. Trigliserida plasma

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang.
Tabel 12.3 Interpretasi kadar lipid plasma berdasarkan NECP
(National Cholesterol Education Program)
Kolesterol LDL
< 100 mg/Dl Optimal
100-129 mg/dL Mendekati optimal
130-159 mg/dL Borderline
160-189 mg/dL Tinggi
≥ 190 mg/dL Sangat tinggi
Kolesterol Total
< 200 mg/dL Diinginkan
200-239 mg/dL Borderline
≥ 240 mg/dL Tinggi
Kolesterol HDL
< 40 mg/dL Rendah

≥ 60 mg/dL Tingg i
Trigeliserida
< 150 m g/dL Optimal
150 -19 mg/ d L Bord erline
20 -499 mg/d L Ti nggi
≥ 500 mg/ dL Sangat t ingg i

Diagnosis banding :-
Komplikasi
Penyakit jantung koroner, stroke

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan dalam dislipidemia dimulai dengan
melakukan penilaian jumlah faktor risiko penyakit jantung koroner
pada pasien untuk menentukan kolesterol-LDL yang harus
dicapai.
Berikut ini adalah tabel faktor risiko (selain kolesterol LDL) yang
menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai
berdasarkan NCEP-ATP III:
Tabel 12.4 Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang
menentukan sasaran kolesterol LDL
Perokok sigaret
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat
antihipertensi)
Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol
HDL ≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko dari jumlah
total
Riwayat keluarga PJK dini yaitu ayah usia < 55 tahun dan ibu <
65 tahun
Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.

Setelah menemukan banyaknya faktor risiko pada seorang


pasien, maka pasien dibagi kedalam tiga kelompok risiko
penyakit arteri koroner yaitu risiko tinggi, risiko sedang dan risiko
tinggi. Hal ini digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 12.5 Tiga kategori risiko yang menentukan sasaran
kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP
(Sudoyo, 2006)
Tabel 12.5 Tiga kategori risiko yang menentukan sasaran
kolesterol
LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP (Sudoyo, 2006)
Kategori Risiko Sasaran Kolesterol LDL
(mg/dl)
1. Risiko Tinggi
a. Mempunyai Riwayat PJK dan
b. Mereka yang mempunyai risiko yang
disamakan dengan PJK
• Diabetes Melitus
• Bentuk lain penyakit aterosklerotik
yaitu stroke, penyakit arteri perifer,
aneurisma aorta abdominalis
• Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko)
yang mempunyai risiko PJK dalam
waktu 10 tahun > 20 % (lihat skor
risiko Framingham)
2. Risiko Multipel (≥2 faktor risiko) dengan risiko
PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20%
3. Risiko Rendah (0-1 faktor risiko) dengan risiko
PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 10 %
<100
<130
<160
3. Selanjutnya penatalaksanaan pada pasien ditentukan
berdasarkan kategori risiko pada tabel diatas. Berikut ini adalah
bagan
penatalaksanaan untuk masing-masing kategori risiko:
Terapi non farmakologis
a. Terapi nutrisi medis
Pasien dengan kadar kolesterol LDL tinggi dianjurkan untuk
mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh, dan
meningkatkan asupan lemak tak jenuh rantai tunggal dan
ganda. Pada pasien dengan trigliserida tinggi perlu dikurangi
asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak
b. Aktivitas fisik
Pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai
kondisi dan kemampuannya.
5. Tata laksana farmakologis
Terapi farmakologis dilakukan setelah 6 minggu terapi non
farmakologis.

Tabel 12.6 Obat hipoglikemik dan efek terhadap kadar lipid


plasma
Jenis Obat Kolesterol LDL Kolesterol Trigliserida
HDL
Statin ↓18– 55 % ↑ 5-15 % ↓ 7– 30 %

Resin ↓15– 30 % ↑ 3-5 % -

Fibrat ↓ 5– 25 % ↑10-20 % ↓ 20– 50 %


Asam ↓ 5– 25 % ↑ 15-35 % ↓ 20– 50 %
Nikot
inat
Ezetimibe ↓17– 18 % ↑ 3-4 % -

Tabel 12.7 Obat Hipolopidemik


Jenis Obat Dosis Efek Samping
Resin 4 – 16 Konstipasi, gangguan
Kolestiramin gram/hari
Golongan Asam Lepas cepat Flushing, hiperglikemia,
Nikotinat 1,5-3 hiperuricemia,
Asam Nikotinat gram/hari hepatotoksik, gangguan
Lepas lambat saluran cerna
1-2 gram/hari

Golongan Statin 20 – 80 mg Miopati, Peningkatan


Fluvastatin malam hari SGOT/SGPT,
Lovastatin 5 – 40 mg Rhabdomiolosis
Pravastatin malam hari
Simvastatin 5 – 40 mg
Atorvastatin malam hari
Rosuvastatin 5 – 40 mg
Pitavastatin malam hari
10 – 80 mg
malam hari
10 – 40 mg
malam hari
1 – 4 mg
malam hari
Golongan Asam 145,160 mg Dispepsia, miopati
Fibrat 1x/hari Kontraindikasi:
Fenofibrat 600 mg gangguan fungsi hati
Gemfibrozil 2x/hari dan ginjal berat
900 mg
1x/hari
Penghambat 10 mg 1x/ Dispepsia, sakit kepala
Absorbsi Kolesterol hari dan punggung
Ezetimibe

Konseling dan Edukasi


1. Perlu adanya motivasi dari pasien dan keluarga untuk
mengatur diet pasien dan aktivitas fisik yang sangat
membantu keberhasilan terapi.
2. Pasien harus kontrol teratur untuk pemeriksaan kolesterol
lengkap untuk melihat target terapi dan maintenance jika
target sudah tercapai.
Kriteria Rujukan
1. Terdapat penyakit komorbid yang harus ditangani oleh
spesialis.
2. Terdapat salah satu dari faktor risiko PJK
Peralatan
Pemeriksaan kimia darah
Prognosis
Dengan penatalaksanaan yang tepat maka dapat dicegah
terjadinya komplikasi akibat dislipidemia.
6. Langkah- 1. Pasien dari loket pendaftaran, duduk menunggu dipanggil
Langkah 2. Petugas di R. Pengobatan memanggil pasien untuk masuk
ke Ruang periksa sesuai nomor urut.
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu rawat
jalan.
4. Petugas mengukur ttv
5. Petugas / dokter melakukan anamnesa terhadap pasien
sbb :
 Keluhan Utama.
 Keluhan tambahan.
 Riwayat penyakit terdahulu.
 Riwayat penyakit keluarga.
 Lamanya sakit.
 Pengobatan yang sudah dilakukan.
 Riwayat alergi obat.
6. Dokter memeriksa pasien
7. Petugas memberikan resep kepada pasien, bila perlu
dirujuk dibuatkan surat rujukan
8. Pasien mengambil obat di apotek puskesmas, jika dirujuk
pasien dibuatkan surat rujukan di ruang rujukan

7. Hal-Hal 1. Penyampaian informasi mudah dipahami


yang perlu 2. Pemeriksaan yang benar dan pengobatan yang tepat
diperhatikan
1. Pendaftaran
2. UGD
8. Unit Terkait 3. Laboratorium
4. Apotek
5. Ruang rujukan

9. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Buku register rawat jalan
10. Rekamann No Yang diubah Isi Perubahan Mulai diberlakukan
historis
perubahan

You might also like