You are on page 1of 10

ACARA I.

DESAIN SIMBOL

TUJUAN
Mahasiswa mampu membuat desain simbol peta sesuai dengan kaidah kartografi

ALAT DAN BAHAN


1. Guide map
2. Kertas kalkir ( 2 buah)
3. Drawing pen 0,1 dan 0,3
4. Pensil warna
5. Penggaris
6. Alat tulis (Pensil, penghapus)

DASAR TEORI
Peta merupakan suatu media komunikasi antara pembuat peta dengan
pengguna peta. Untuk menjadi media komunikasi, perlu adanya suatu sistem
komunikasi kartografis. Sistem komunikasi kartografis merupakan rangkaian proses,
dimana di dalamnya terdapat konsep penggambaran bentuk permukaan bumi yang
sebenarnya (real world), untuk dirancang hingga menjadi gambar pada bidang datar.
Pada akhirnya konsep tersebut dapat dipahami oleh pengguna peta.

Gambar Sistem komunikasi kartografis

Dalam proses penuangan konsep kartografer hingga menjadi sebuah peta,


terdapat kegiatan berupa perancangan peta (map design). Termasuk di dalam
perancangan peta adalah merancang simbol (symbol design), menentukan tata letak
peta (map layouting), menentukan isi peta (map content), dan generalisasi.
Konsep Desain Simbol
Dalam merancang simbol, maka seorang pembuat peta harus
mempertimbangkan:
1. Sifat dan ukuran data yang akan disimbolkan
2. Bentuk dan wujud simbol yang akan dibuat
3. Variabel visual dan persepsi visual yang diharapkan

1. Sifat dan Ukuran Data


1.1 Sifat data yang akan disimbolkan, dibagi menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif
a. Data Kualitatif
Data kualitatif memiliki karakteristik yaitu tidak memiliki ukuran yang pasti,
sehingga tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka matematis. Biasanya
data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif.
Contoh :
Data Kepadatan Penduduk:
- Kepadatan penduduk tinggi
- Kepadatan penduduk sedang
- Kepadatan penduduk rendah
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang memiliki ukuran yang pasti (memiliki
satuan), sehingga bisa dinyatakan dengan angka-angka matematis. Penyajian
data kuantitatif dapat berbentuk angka, rentang, derajad, dan satuan ukuran
yang lain
Contoh :
Data kepadatan penduduk :
- > 100.000 jiwa/ km2
- 50.000 – 100.000 jiwa/ km2
- 50.000 jiwa/ km2
1.2 Ukuran data yang akan disimbolkan, dibagi menjadi data nominal, data ordinal,
dan data interval/rasio
a. Data nominal merupakan jenis data tunggal yang tidak menunjukkan
adanya tingkatan sehingga tidak diketahui mana yang lebih besar atau lebih
kecil. Semua data memiliki nilai yang sama. Pengukuran datanya
berdasarkan pada pemikiran kualitatif. Data nominal menyebutkan nama
dan jenis datanya.
Contoh:
• Data jenis tanah : laterit, grumusol, regosol
• Data fasilitas kesehatan: rumah sakit, puskesmas, apotek
• Data fasilitas pendidikan: SD, SMP, SMA, SMK, Perguruan Tinggi
b. Data Ordinal merupakan jenis data menunjukkan adanya tingkatan
sehingga dapat diketahui mana yang lebih besar atau lebih kecil. Setiap
data tidak memiliki nilai yang sama/ setara. Pengukuran data ordinal
berdasarkan pada pemikiran kualitatif dengan membedakan tingkatan data,
tetapi tidak menyebutkan besaran angkanya.
Contoh:
• Data kepadatan penduduk: kepadatan tinggi, kepadatan sedang,
kepadatan rendah
• Data topografi: terjal, landai, datar
c. Data interval/rasio merupakan data kuantitatif yang menggambarkan
adanya tingkatan dan telah menyebutkan besaran angka dengan satuan
tertentu. Setiap data tidak memiliki nilai yang sama/ setara.
- Data interval merupakan data dengan nilai nol tidak mutlak.
Contoh :
Data suhu : 0°C - 10°C = 32°F - 42°F
- Data rasio merupakan data dengan nilai nol mutlak
Contoh:
• Data berat badan: 0 – 10 kg, > 10 kg – 20 kg, > 20 kg
• Data jumlah penduduk
- 0 – 20.000 jiwa
- > 20.000 – 40.000 jiwa
- > 40.000 jiwa

2. Bentuk dan wujud simbol


2.1 Bentuk simbol yang akan dibuat bedakan menjadi simbol titik, garis, dan
area/bidang
a. Titik, menyatakan lokasi, atau bentuk unsur-unsur lain yang erat
hubungannya dengan skala peta.
Contoh :
= gunung api
= rumah sakit

b. Garis, digunakan untuk mewakili unsur-unsur yang berbetuk garis seperti


jalan, sungai, batas administrasi, garis pantai, dan lain-lain
Contoh :
= jalan kereta api

= garis kontur

c. Area/bidang, digunakan untuk mewakili unsur-unsur topografi yang


berbentuk luas, seperti permukiman, danau, daerah administrasi, dan lain-
lain
= sawah

= danau

2.2 Wujud simbol yang akan dibuat bedakan menjadi simbol piktorial, geometrik,
dan huruf/angka
a. Simbol Piktorial adalah simbol yang memiliki wujud yang mirip dengan
kenampakan unsur yang digambarkan
Contoh :
= rumah makan

= gereja
b. Simbol Geometrik/abstrak adalah simbol yang menggambarkan kenampakan
unsur dengan bentuk yang abstrak, atau tidak menyerupai kenampakan asli.
Biasanya digambarkan dengan bentuk bidang data (segitiga, persegi,
lingkaran, dll).
Contoh :
= ibukota propinsi

= titik ketinggian

c. Simbol huruf/angka adalah simbol yang mewakilkan kenampakan unsur di


muka bumi, dengan bentuk berupa huruf atau angka
Contoh :

3. Variabel visual dan persepsi visual


3.1 Variabel visual
Variabel visual merupakan variabel yang digunakan untuk membedakan unsur
yang diwakili pada tiap simbol.
Variabel dibedakan menjadi 6, yaitu bentuk, orientasi, warna, tekstur, nilai, dan
ukuran
a. Bentuk
Variabel visual bentuk simbol mudah digambar dan variasi tidak terbatas
Contoh:
Jenis Fasilitas Pendidikan

b. Orientasi
Variabel visual orientasi simbol mempunyai keterbatasan maksimum dan
hanya dapat membedakan 4 – 6 jenis data
Contoh:
Jenis Fasilitas Pendidikan

Arah mata angin

c. Warna
Variabel visual warna merupakan mariabel visual paling mudah digunakan,
paling sering digunakan dalam desain simbol karena memiliki banyak varian
Contoh :

d. Tekstur
Variabel visual tekstur memperlihatkan variasi kepadatan pada elemen grafik
dengan nilai tetap
Contoh :
Jenis penggunaan lahan

e. Nilai
Variabel visual dengan derajat berbeda
Contoh :

f. Ukuran
Variasi visual yang berdasarkan pada dimensi simbol
Contoh :

3.2 Persepsi Visual


Persepsi visual merupakan kesan yang diperoleh pembaca peta terhadap peta
yang dihasilkan
a. Persepsi Asosiatif
Persepsi asosiatif muncul ketika simbol-simbol nampak sama penting. Ciri-
ciri dari persepsi asosiatif adalah :
- Semua simbol mempelihatkan level yang sama
- Tidak ada simbol yang lebih menonjol
Contoh :

b. Persepsi Selektif
Persepsi selektif muncul ketika membedakan grup-grup. Ciri – ciri pada
persepsi selektif adalah semua simbol mempelihatkan perbedaan, tetapi jika
diperhatikan lebih lanjut, simbol-simbol tersebut memberikan kesan
pengelompokan.
Contoh :

c. Persepsi Bertingkat
Perspektif bertingkat muncul jika simbol yang dibuat akan memberikan kesan
adanya suatu tingkatan tertentu. Ciri persepsi bertingkat adalah semua
simbol secara spontan dapatdiatur delam suatu tingkatan tertentu
Contoh :
d. Persepsi Kuantitatif
Persepsi kuantitatif muncul jika simbol-simbol memberikan kesan adanya
suatu tingkatan dan dapat diekspresikan dengan suatu jumlah. Semua
simbol secara spontan dapat memberi kesan untuk dapat menghitung
jumlah.
Contoh :
Matriks hubungan variable visual, persepsi visual dan ukuran data

LANGKAH KERJA
1. Siapkan guide map (guide map penggunaan lahan dan infrastruktur kota)
2. Perhatikan simbol-simbol pada guide map
3. Tentukan simbol yang akan digunakan ( titik, garis, area) sebelum menyalin ke
dalam kertas kalkir dengan memperhatikan ketentuan pada tabel visualisasi
variabel
4. Salin gambar pada guide map dengan telah mengganti dan melengkapi desain
simbol peta yang sesuai, pada kertas kalkir
5. Lengkapi informasi tepi peta sehingga tersajikan peta yang lengkap

HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Penggunaan Lahan
2. Peta Infrastruktur Wilayah

You might also like