You are on page 1of 4

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

GANTI BALUT PADA PASIEN POST ORIF (OPEN REDUKSI INTERNAL FIKSASI)

DI RUMAH SAKIT RSI SUNAN KUDUS

DI Susun Oleh :

Gani Ahmad Sahal

Nim : 92022040276

PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


Nama Mahasiswa : Gani Ahmad Sahal

Hari / Tanggal : Kamis / 13 Juli 2023

NIM : 92022040276

Jurnal Tindakan : Perawatan Luka ( Ganti Balut)

1. Identitas klien
Nama : An. A
Umur : 10 Tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Blimbing kidul 07/02 Kaliwungu, Kudus
Tanggal masuk RS : 10 Juli 2023
2. Pengkajian
a. Data subyektif
Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri post operasi
b. Data obyektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran composmentis, GCS : E4V5M6.
Balutan luka tampak kering, TD : 110/70 mmHg, Nadi : 84x/mnt, RR : 20x/mnt,
Suhu : 370C.
3. Tindakan / Hal yang dipelajari sesuai pengkajian
a. Pengertian ORIF
Open Reduksi Internal Fiksasi (ORIF) adalah sebuah prosedur bedah medis, yang
tindakannya mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang, seperti yang
diperlukan untuk beberapa patah tulang, fiksasi internal mengacu pada fiksasi sekrup
dan piring untuk mengaktifkan atau memfasilitasi penyembuhan
(Brunner&Suddart,2013)
b. Indikasi ORIF
1) Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya fraktur avulsedan fraktur
dislokasi.
2) Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya fraktur
Monteggia, fraktur Galeazzi, fraktur antebrachii, dan fraktur pergelangan kaki.
3) Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan
operasi, misalnya : fraktur femur.
c. Persiapan alat
Baki dan alas baki, Bak instrument sedang, Sarung
tangan steril, Pinset cirurgis 1, Pinset anatomis 2, Kassa steril, salep antibiotic, Kom
tutup berisi kapas alcohol, Kom kecil berisi NaCl, Perlak dan pengalas, Plester,
Gunting plester, Bengkok 2.
d. Prosedur kerja
1) Tahap Pra Interaksi
Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2) Tahap Orientasi
a) Menyapa dan memberi salam pada klien sebagai pendekatan
therapeutic.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan tindakan
d) Menjelaskan prosedur tindakan pada klien/keluarga
e) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3) Tahap Kerja
a) Menjaga Privasi klien
b) Mencuci tangan
c) Mengatur posisi klien supaya luka terlihat jelas
d) Memasang perlak dan pengalas
e) Meletakkan bengkok di dekat pasien/ diatas perlak dan
pengalas
f) Membuka dan menyiapkan peralatan
g) Memakai sarung tangan
h) Menggunakan pinset sirugis, buka plester balutan lama dengan kapas alkohol.
i) Membersihkan bekas plester dengan kapas alkohol
j) Meletakkan pinset cirurgis tadi (yang sudah digunakan) kedalam bengkok
yang berisi larutan antiseptik
k) Membersihkan luka jahitan dengan NaCl menggunakan kassa steril dan pinset
anatomis.
l) Mengeringkan luka dengan kassa steril
m) Mengolesi area luka bekas jahitan dengan salep antibiotik
n) Menutup luka dengan kassa steril kemudian diplester
o) Membereskan alat dan mengatur kembali posisi klien yang nyaman
4) Tahap terminasi
a) Mengevaluasi hasil tindakan
b) Menyampaikan RTL
c) Melepaskan sarung tangan
d) Berpamitan dengan pasien
e) Mencuci tangan dan mendokumentasikan tindakan
4. Analisis
Luka operasi adalah luka akut yang dibuat oleh ahli bedah yang bertujuan untuk
terapi atau rekonstruksi. Open Reduksi Internal Fiksasi (ORIF) adalah sebuah prosedur
bedah medis, yang tindakannya mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang.
Tujuan perawatan luka ORIF adalah mengaktifkan atau memfasilitasi penyembuhan
tulang.
Perawatan luka sesuai dengan prosedur dan dengan teknik aseptik dapat mencegah
infeksi luka operasi (ILO). Infeksi luka operasi merupakan salah satu indikator mutu dari
suatu rumah sakit. Infeksi luka operasi atau infeksi tempat pembedahan (ITP) adalah
Infeksi yang terjadi dalam waktu 30 hari post operasi atau dalam kurun satu tahun apabila
terdapat implant. Sumber bakteri pada ILO dapat berasal dari pasien, dokter, tim
kesehatan, lingkungan dan termasuk juga instrumentsi.
Di RSI Sunan Kudus perawat dalam melakukan perawatan luka post operasi pada
umumnya sudah melakukan perawatan luka post operasi sesuai dengan SOP, seperti
mencuci tangan sebelum berkontak dengan pasien, perawat menjelaskan terlebih dahulu
prosedur apa yang akan dilakukan. Ali (2012) menyatakan bahwa perawatan luka yang
baik akan berdampak pada mutu pelayanan keperawatan serta kepuasan bagi penerima
pelayanan keperawatan dan dapat mencegah timbulnya infeksi paska bedah apabila
perawatan luka dilakukan sesuai dengan SOP. Perawatan luka post operasi tidak dapat
dilepaskan dari peran perawat sebagai tenaga kesehatan, sebagai salah satu sarana
kesehatan dalam memberikan perawatan baik dalam bentuk fisik maupun psikologis,
selain kinerja yang baik agar perawatan luka dapat dilakukan sesuai dengan SOP harus
didukung pula oleh kelengkapan alat di rumah sakit, agar tercapai implementasi luka post
operasi dapat dilakukan dengan baik sehingga mutu pelayanan keperawatan akan menjadi
baik.

5. Referensi
Carpenito, L. J., 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Alih Bahasa Monica
Ester, EGC, Jakarta.
Corwin, E. J., 2010, Buku Saku Pathofisiologi, Editor Endah P., EGC, Jakarta.
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2010. Pedoman Tindakan Medik dan
Bedah. Jakarta, EGC.
NANDA, 2005, Panduan Diagnosa Keperawatan. Nanda 2005-2006, Editor Budi
Santoso, Prima Medika, Jakarta.
Price, S. A., & Wilson, L. M., 2005, Pathofsiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Alih Bahasa: Editor Caroline Wijaya, Edisi 4, EGC, Jakarta.
Purnomo, B. B., 2009, Dasar-dasar Urologi, CV Info Medika, Jakarta.
Sjamsuhidajat, R., & de Jong, W., 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

You might also like