Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ELZA FEBRIANTI
NIM. PO.71.34.0.15.010
PERSETUJUAN
l l Karya Tu s I l
m ah dengan Judu
ELZA FEBRIANTI
NIM PO 71 34 0 15
l i i i010t j i t ii
i ji li t
lit i t l
O
eh
Dosen Pemb mb ng
KTI
ii
HALAMAN
PENGESAHAN
l l Karya Tu js I l
m ah dengan udu
. . dan
Yang D pers apkan . .D.per. ahankan O
eh
l i ji i t i ji
li ELZA
l i FEBRIANTIl i
i t l
NIM PO 71 34i 0 15 t t it i
010
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama.
Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang
selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas
kekeliruan diri sendiri.
Kupersembahkan karya ini kepada :
Kepada Allah swt yang tak pernah lelah mendengar setiap do’a ku.
Untuk kedua Orang tuaku Ayahanda (Alias Munandar) dan Ibunda (Des
Nelly) yang tercinta yang telah memberiku semangat dan dukungan baik
moril maupun materil yang senantiasa memberikan do’a yang ikhlas untuk
setiap keberhasilan dan cita-citaku.
Semua keluargaku yang telah mendukung dan mendo’akanku dalam
penyusunan KTI ini (Yuk Cha, Kak Ben, Yuk Chi, Adek Kiah, Abang
Rafka dan semua nya).
Buk Witi dan Pak Refai selaku Pembimbing, Pak Herry dan Pak Asrori
selaku Penguji, terima kasih atas bimbingan dan sarannya. Para dosen
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah memberikan bekal ilmu selama ini.
Sahabat Seperjuangan EN3 (Elza, Nitra, Nia, Novita) terima kasih atas
persaudaraannya selama ini. Suka duka telah kita lalui bersama. Kompak
selalu yah hehe.
Keluarga Nanasku (PKMD) Prabumulih (Ajik, Nanda, Sari) terimakasih
atas kebersamaanya selama 2 minggu. Banyak hal yang kita dapatkan
selama hidup bersama di tempat orang.
Terkhusus untuk kamu BOY terima kasih telah memberi REVA semangat
yang tiada hentinya, walau cuma lewat storygram Haha.
Keluarga besar Analis Kesehatan angkatan tahun ’15 yang telah
memberikan banyak kenangan indah selama 3 tahun ini.
Almamater tercinta...
iv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018
ELZA FEBRIANTI
PO.71.34.0.15.010
ABSTRAK
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal. Pada penderita hipertensi,
terjadi penyumbatan kristal asam urat dalam pembuluh darah menyebabkan ginjal
beralih fungsi untuk menurunkan tekanan darah sehingga terjadi peningkatan kadar
asam urat dalam darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kadar asam
urat pada penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkatan obesitas,
dan riwayat keluarga (genetik). Sampel penelitian adalah 33 pasien hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018. Jenis penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross-sectional. Kadar asam urat dalam darah diperiksa
dengan spektrofotometer. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata 6,3 mg/dl,
Sebanyak 17 responden (51,5%) kadar asam urat normal dan sebanyak 16
responden (48,5%) kadar asam urat tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, pada
penderita hipertensi laki-laki sebesar (50,0%) kadar asam urat tinggi dan pada
perempuan sebesar (47,4%) kadar asam urat tinggi. Berdasarkan kriteria umur;
dewasa sebesar (50,0%) kadar asam urat tinggi, pada lansia sebesar (31,3%) kadar
asam urat tinggi, pada manula sebesar (66,7%) kadar asam urat tinggi. Kategori
pre-obesitas sebesar (55%) kadar asam urat tinggi. Obesitas I sebesar (33,3%),
obesitas II sebesar (100%) kadar asam urat tinggi, dan menurut riwayat asam urat
tinggi dalam keluarga, sebesar (57,1%) ada riwayat penyakit asam urat dan sebesar
(33,3%) tidak ada riwayat penyakit asam urat. Hasil uji statistik chi square
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p value =0,100),
umur (p value =0,143) , tigkatan obesitas (p value =0,286), dan riwayat keluarga (p
value =0,340) dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Disarankan pada pasien untuk menghindari konsumsi makanan tinggi purin dan
menerapkan pola hidup sehat.
v
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC OF INDONESIA
HEALT POLYTECHNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
Scientific paper, June 2018
ELZA FEBRIANTI
PO.71.34.015.010
ABSTRACT
Hypertension is a circulatory system disorder that can cause rise blood pressure
above normal. In patients with hypertension, the blockage of blood flow occurs who
uric acid crystals in the blood vessels cause the kidney switch function to lower
blood pressure resulting in increased levels of uric acid in the blood. The research
sample was 33 hypertension patients at Bhayangkara Hospital Palembang Year
2018. The purpose of this research was to know the correlation uric acid level in
hypertension patients based on gender, age, obesity level, and disease history
(genetic). The type of the study was descriptive analytic research with cross-
sectional approach. Levels of uric acid in the complete blood is checked by
spectrophotometer. Based on the results it was found the average level of uric acid
in hypertention patients was 6.3 mg / dl. As many as (51,5%) uric acid level normal
and equal (48,5%) high uric acid level. Based on gender, in male hypertension
patients (50.0%) high uric acid levels and in women (47.4%) high uric acid levels.
Based on age; adult (50.0%) high uric acid levels, in elderly (31.3%) high uric acid
levels, in elderly (66.7%) high uric acid levels. Pre-obesity category of (55%) high
uric acid levels. Obesity I (33.3%), obesity II (100%) high uric acid levels, and
according to the history of high uric acid in the family, amount (57.1%) there was a
history of uric acid disease and (33.3% ) there is no history of gout. The result of
chi square statistic shows that there is no relationship between gender (p value =
0,100), age (p value = 0,143), obesity level (p value = 0,286), and family history (p
value = 0,340) with hypertension occurrence in Bhayangkara Hospital Palembang.
It is advisable in patients to avoid consump food, consump high purine foods and to
apply healthy lifestyles.
vi
SURAT
PERNYATAAN
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah betul-
betul hasil sendiri dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan apabila kelak dikemudian hari terbukti
dalam Karya Tulis Ilmiah ini ada unsur penjiplakan maka saya bersedia
vii
KATA PENGANTAR
viii
7. Seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Palembang yang telah mendidik dan membimbing
penulisan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberi semangat dan bantuan
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Atas segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,
penulis mengharapkan informasi, saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4.2 Tujuan Umum ........................................................................ 6
1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5.1 Bagi Peneliti ........................................................................... 6
1.5.2 Bagi Instansi Pendidikan........................................................ 7
1.5.3 Bagi Masyarakat .................................................................... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 7
x
2.4 Pemeriksaan Kadar Asam Urat....................................................... 17
2.5 Kerangka Konsep ........................................................................... 18
2.6 Hipotesis ........................................................................................ 19
2.7 Definisi Operasional ...................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Prinsip Reaksi ..................................................................................... 17
2.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 28
3.1 Alur Penelitian ..................................................................................... 24
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi Tekanan Darah dalam mmHg .......................................... 9
2.2 Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT) ............................................... 15
2.3 Definisi Operasional ........................................................................... 20
3.1 Interpretasi Hasil Kadar Asam Urat.................................................... 25
4.1 Distribusi Statistik Dekriptif Kadar Asam Urat pada Penderita
Hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 .... 27
4.2 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018........................... 28
4.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018............................ 28
4.4 Distribusi Frekuensi Umur pada Penderita Hipertensi di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang Tahun 2018.................................................. 39
4.5 Distribusi Frekuensi Tingkatan Obesitas pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018............................. 39
4.6 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018............................. 30
4.7 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan Jenis
Kelamin................................................................................................. 31
4.8 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan
Umur..................................................................................................... 32
4.9 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan
Tingkatan Obesitas................................................................................ 33
4.10 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan
Riwayat Keluarga................................................................................ 34
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Agenda Bimbingan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
2. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian
3. Informed Consent
4. Lembar Checklist Penelitian
5. Prosedur Kerja Pemeriksaan Asam Urat
6. Surat izin penelitian dari Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
7. Surat Keterangan Selesai Penelitian
8. Perhitungan Sampel Penelitian
9. Rekapitulasi Hasil Penelitian
10. Hasil Uji Statistik
11. Dokumentasi Penelitian
12. Profil Penulis
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
satunya yaitu penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular (PTM) adalah
(1,2)
penyebab kematian terbanyak di Dunia. Kelompok penyakit tidak menular
antara lain diabetes melitus, hipertiroid, penyakit jantung koroner, stroke, dan
(3)
hipertensi.
sistolik (TDS) lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
(4)
keadaan cukup istirahat.
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada TDS dan TDD dalam satuan
mmHg. Tekanan sistole terbentuk saat jantung memompa dan diastole saat jantung
selesai memompa. Klasifikasi tekanan darah yang lebih ilmiah berdasarkan Joint
National Committee (JNC) VII di Amerika Serikat pada tahun 2014 adalah
Hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.
di Afrika yaitu sebesar 46% pada penderita dengan umur lebih dari 25 tahun dan
1
2
Di Indonesia pada tahun 2013, menurut data dari hasil Riset Kesehatan
darah pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8% sedangkan Prevalensi hipertensi pada
(3)
umur ≥18 tahun yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%.
primer (esensial) dan hipertensi sekunder (non esensial). Penyebab dari hipertensi
(3)
hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, hipertensi campuran.
dalam penyakit mikrovaskuler dengan hasil akhirnya berupa iskemi jaringan yang
akan meningkatkan sintesis asam urat melalui degradasi adenosin trifosfat (ATP)
menyebabkan penyakit ginjal kronis dengan perubahan tubuler. Hal ini dikarenakan
terganggunya fungsi ginjal dalam hal mengekskresi asam urat, dikarenakan beralih
Beberapa faktor resiko yang tidak dapat diubah pada penderita hipertensi
yang mempunyai kadar asam urat di atas normal adalah umur, jenis kelamin dan
(4)
riwayat keturunan. Salah satu faktor yang dapat diubah yaitu obesitas.
atau obesitas memiliki resiko hipertensi lebih besar daripada orang yang tidak
mengalami obesitas. Orang yang gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam
(9)
darah. Hubungan antara hipertensi dan asam urat masih belum begitu jelas.
pada sekitar sepertiga pasien asam urat. Adapun seperempat penderita hipertensi
(10)
memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya.
tentang Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah Dengan Kejadian
(12)
hipertensi mengalami peningkatan kadar asam urat darah (100%).
Asam urat adalah hasil produk akhir dari metabolisme purin, sehingga
keberadaannya bisa normal dalam darah dan urine. Akan tetapi sisa dari
metabolisme protein yang mengandung purin juga menghasilkan asam urat. Secara
alamiah purin terdapat dalam tubuh dan makanan dari sel hidup, yakni tumbuh-
menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari, maka dari itu
(13,14)
kebutuhan purin dalam setiap makanan sebesar 15%.
4
Penyakit asam urat dapat terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat
gabungan keduanya. Peningkatan kadar asam urat dalam darah inilah yang
(15)
menyebabkan penyakit asam urat.
Di Indonesia, penyakit asam urat bahkan terjadi pada usia muda. Hasil data
pada kelompok usia muda, yaitu antara 15-45 tahun, sebesar 0,8% meliputi pria
1,7% dan wanita 0,05%. Penyebab meningkatnya kadar asam urat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor contohnya alkohol, genetik, hipotiroid, obesitas, diet tinggi
(16)
purin.
Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi
dan sekresi. Bila keseimbangan terganggu maka akan terjadi peningkatan kadar
asam urat serum diatas normal yang disebut hiperurisemia. Kadar asam urat 3,0-7,0
(13)
mg/dL pada laki-laki dan 2,4-6,0 mg/dL pada perempuan.
pada laki-laki tidak terdapatnya hormon estrogen yang tinggi sehingga sulit untuk
mengekskresi asam urat. Sedangkan perempuan pembuangan asam urat lewat urine
(8)
lebih terkontrol karena adanya peranan dari hormon estrogen.
merupakan salah satu kasus yang paling banyak ditangani. Selama bulan Oktober-
rata-rata umur 48-73 tahun. Penderita hipertensi paling banyak dialami oleh
perempuan daripada laki-laki. Dari pemeriksaan tekanan darah pasien yang datang
Masih adanya kadar asam urat yang tinggi pada penderita hipertensi.
3. Apakah ada hubungan jenis kelamin terhadap kejadian hipertensi pada pasien
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III
(Tiga) Analis Kesehatan dan sebagai penerapan ilmu yang telah di dapatkan selama
Kesehatan Palembang.
Penelitian ini mencakup bidang mata kuliah Kimia Klinik yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan peningkatan kadar asam urat darah dengan kejadian
Palembang Tahun 2018 pada tanggal 9-14 Mei 2018. Populasi penelitian adalah
seluruh pasien hipertensi dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang, dan teknik
PUSTAKA
darah meningkat di atas normal. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja
lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama
organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Di definisikan sebagai hipertensi jika
hipertensi tetapi saat di wawancara sedang minum obat medis untuk tekanan darah
(3)
tinggi (minum obat sendiri).
Dikatakan tekanan darah tinggi jika TDS lebih dari140 mmHg dan TDD
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
(4)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
8
9
kriteria diagnosis JNC VII (2003) yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik
≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya
(4)
berlaku untuk umur ≥18 tahun.
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah dalam mmHg
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistole Diastole
Normal <120 Dan <80
Pra-hipertensi 129-139 Atau 80-89
Hipertensi sistolik 140-159 Atau 90-99
Stadium I
Hipertensi Sistolik ≥160 Atau ≥100
Stadium II
Sumber: Data & Informasi Kesehatan RI, 2013
berbeda-beda, sebab ada faktor genetik, ras, regional, sosiobudaya yang juga
(17)
menyangkut gaya hidup.
Hasil analisa The Third National Health And Nutrition Examination Survey
.(17)
(NHANES III) blood presure data, hipertensi dapat dibagi menjadi dua katagori
1. 26% pada populasi muda umur (<50 tahun) terutama pada laki-laki (63%)
2. Pada populasi tua umur (>50 tahun) utamanya pada wanita (58%) yang
1. Berdasarkan Penyebabnya
a. Hipertensi Primer
(4)
primer. hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti faktor
keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap
yang dapat menyebabkan hipertensi seperti, konsumsi tinggi lemak, garam, aktifitas
ynag rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan kafein. Sebagian besar
b. Hipertensi Sekunder
(4)
meningkat).
Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang
bernama purin yang berlangsung setiap saat dalam aktifitas normal tubuh, sehingga
keberadaanya bisa normal dalam darah dan urine. Tingginya kadar asam urat dalam
1
darah disebabkan oleh sisa-sisa pembuangan hasil metabolisme purin yang banyak
(18)
namun ekskresi asam urat melalui urine sedikit.
Zat purin yang diproduksi oleh tubuh jumlahnya mencapai 85% dan sisanya
yang 15% didapatkan dari konsumsi asupan purin dari luar tubuh. Kelebihan dari
asupan purin inilah yang akan menyebabkan penumpukan zat purin dan
(19)
mengakibatkan penumpukan asam urat. Beberapa makanan yang mengandung
purin tinggi seperti tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau hewan
(18,20)
(daging, jeroan dan ikan sarden).
antioksidan dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan sel, kita
membutuhkan asam urat. Jika tubuh kekuranga asam urat atu radikal bebas yang bis
(13)
amembunuh sel-sel kita.
Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi
dan sekresi. Bila keseimbangan terganggu maka akan terjadi peningkatan kadar
asam urat serum diatas normal yang disebut hiperurisemia. Kadar asam urat 3,0-7,0
mg/dL pada laki-laki dan 2,4-6,0 mg/dL pada perempuan dipergunakan sebagai
(13)
batasan hiperurisemia.
Faktor yang mempengaruhi kadar asam urat dibagi menjadi tiga faktor yaitu
faktor primer, faktor sekunder, dan faktor predisposisi. Pada faktor primer
anemia sel sabit, dan penyakit ginjal) sedangkan faktor predisposisi dipengsruhi
(21)
oleh umur, jenis kelamin, dan iklim.
berasa dari atau didapat dari bahan pangan maupun hadil penghancuran sel-sel
(14,22)
tubuh yang sudah tua.
Sebanyak 79% asam nukleat di ekskresi dalam ginjal dan 25% melalui
selanjutnya 98% mengalami reabsorbsi tubuli proksimal, sekresi tubuli distal dan
reabsorbsi lagi pada tubuli distal. Total ekskresi ginjal 10% dari jumlah yang di
filtrasi.
Tingginya asam urat dalam tubuh yang menetap dalam jangka waktu lama
(13)
berpotensi menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang muncul antara lain:
Ginjal memiliki fungsi yang sangat vital di dalam tubuh, yaitu berfungsi
untuk membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan racun
yang tidak dibutuhkan dalam bentuk air seni. Secara garis besar, gangguan pada
ginjal yang disebabkan oleh asam urat mencakup dua hal, yaitu terjadinya batu
ginjal (batu asam urat) dan resiko kerusakan ginjal (gagal ginjal).
1
Jantung adalah salah satu organ penting yang ada di dalam tubuh manusia.
Fungsi jantung sangta vital dalm tubuh. Kelebihan asam urat dalam tubuh
peningkatan resiko 3-5 kali. Diduga, hubungan antara asam urat dengan penyakit
jantung adalah adanya kristal asam urat yang dapat merusak endotel/pembuluh
darah koroner.
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal. Dari berbagai penelitan yang
urikase, hipertensi sistemik terjadi pada tikus yang hiperurisemia setelah beberapa
urat pada manusia juga berhubungan dengan disfungsi endotel dan aktivitas renin.
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah yang disebabkan oleh gangguan pada seksresi insulin atau gangguan kerja
didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah berkaitan dengan resiko
peningkatan diabetes hampir 20% dan resiko peningkatan yang mengarah pada
Jenis kelamin adalah status biologis seseorang yang dapat dilihat dari
tampilan fisik antara pria dan wanita. Sekitar 90% peningkatan kadar asam urat
disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal membuang asam urat secara tuntas dan
tubuh memproduksi asam urat dari tubuh dan dibuang melalui urine. Kadar asam
urat laki-laki di dalam darah secara alami lebih tinggi dibanding dengan kadara sam
urat pada wanita. Kadar asam urat laki-laki cenderung meningkat sejalan dengan
dengan kadar asam urat darah, yaitu dapat diketahui bahwa proporsi responden
yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yang memiliki kadar asam urat darah
yang tinggi yaitu (56,6%) dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin
2.3.2 Umur
Beberapa tahun setelah pubertas, asam urat sedikit demi sedikit mengendap.
Saat memasuki usia dewasa, sekitar 30 tahun keatas mulailah terserang asam urat
atau disebut juga hiperurisemia. Faktor umur sangat berhubungan dengan kadar
asam urat seseorang. Semakin tua usia seseorang maka resiko terjadinya
1
peningkatan asam urat semakin besar. Kadar asam urat meningkat seiring dengan
(15)
bertambahnya umur seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian Hervinda tahun
2014 dimana usia yang paling banyak mengalami hiperurisemia yaitu usia 50-60
(13)
tahun sebanyak (31,3%).
Obesitas adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai oleh adanya timbunan
lemak yang melebihi jumlah normal. Pada tubuh orang yang bukan obesitas jumlah
timbunan lemak dalam tubuh berkurang drai 20% pada laki-laki dan 25% pada
(23)
perempuan. Tingkat obesitas ditentukan berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT).
IMT dihitung dengan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh
seseorang, nilai IMT didapatkan dari berat badan dalam kilogram dibagi dengan
2
kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m ). Menurut WHO dikatakan obesitas apabila
(24)
IMT menurut kriteria Asia Pasifik yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT) Asia Pasifik
Timbunan lemak yang melebihi batasan normal itu, adalah akibat gangguan
proses metabolisme zat gizi dalam tubuh. Obesitas menjadikan penderita lebih
dengan penyakit asam urat memiliki risiko 17 kali lipat terkena hiperurisemia
artinya pada kelainan yang bersifat resesif, heterozigot dikatakan normal dalam
fenotifnya karena salah satu pasangan gen yang normal. Dengan demikian suatu
penyakit yang diwarisi secara resesif, hanya muncul pada individu yang homozigot
atau memiliki alel homozigot resesif. Kita dapat melambangkan genotype penderita
sebagai aa dan individu yang tidak memiliki kelainan dengan AA dan Aa. Namun
heterozigot (Aa) yang secara fenotipe normal disebut karier secara genotype,
karena orang-orang seperti ini dapat saja menurunkan salah satu gen resesifnya
Gout jenis ini diwariskan oleh gen resesif terkait x. Sehingga jika seseorang
yang terkena gen pembawa asam urat masih bisa terbebas dari asam urat tinggi asal
faktor-faktor penyebab yang lain bisa dikendalikan baik faktor dari dalam seperti
ketidakseimbangan hormon maupun faktor dari luar seperti asupan makanan dan
(25)
lainnya.
1
adalah suatu fotometer (alat untuk mengukur intensitas cahaya) yang dapat
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur kadar suatu zat secara kuantitatif. Hal
fungsi lampu agar tetap stabil dan tahan lama. Umumnya alat ini dilengkapi dengan
satu set filter atau monokromator standar dengan pilihan panjang gelombang
tertentu.
(26)
membentuk quinoneimine yang berwarna merah violet sebagai indikator.
Prinsip reaksi :
uricase
Asam urat + O2 + H2O allantoin + CO2 +H2O
Peroksidase
2 H2O + DCHBS + PAP quinoneimine + HCL + H2O
Sumber: Mnual Prosedur CliniChem
Gambar 2.1 Prinsip Reaksi
1
Easy Touch® GCU Multi-function Monitoring System dan menggunakan strip tes
Dari kedua metode pemeriksaan kadar asam urat yang dijelaskan diatas,
(27)
spektrofotometer untuk mengukur kadar asam urat darah.
Jenis kelamin
Umur
Tingkatan obesitas
Riwayat Keluarga
2.6 Hipotesis
Tabel 2.3
Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
1 Kadar Adalah nilai hakiki Kalorimetri Spektrofotometer 1. Normal Ordinal
asam urat dari kadar asam (Biosystem A- 2. Tinggi
urat pada penderita 15)
hipertensi. Nilai
normal pada laki-
laki 3,0-7,0 mg/dL
pada perempuan
2,4-6,0 mg/dL.
Dikatakan tinggi
apabila pada laki-
laki ≥7,0 mg/dL.
Pada perempuan
(13)
≥6,0 mg/dL.
2 Jenis Adalah status Observasi Check list 1. Laki-laki Nominal
kelamin biologis individu 2. Perempuan
yang dapat dilihat
dari tampilan fisik.
3 Umur Adalah lamanya Wawancara Check list 1. Dewasa Ordinal
hidup pasien sejak (26-45 tahun)
lahir sampai ulang 2. Lansia
tahun terakhir (>45-65 tahun)
yang dinyatakan 3. Manula
dalam tahun. (>65 tahun)
4 Tingkatan Adalah tingkatan Antropometri Meteran dan 1. Pre-obesitas Ordinal
Obesitas status gizi Timbangan 2. Obesitas I
seseorang yang 3. Obesitas II
diukur berdasarkan
berat badan (BB)
dibagi tinggi badan
2
(TB) dalam satuan
2
Kg/m .
1. pre-obesitas
jika 23-24,9
2
kg/m
2. Obesitas I jika
2
25-29,9 kg/m
3. Obesitas II jika
2 (24)
≥30 kg/m .
2
METODE PENELITIAN
independen pada waktu yang bersamaan. Pengukuran kadar asam urat pada
(28)
keluarga.
Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Rekam Medik Rumah Sakit Bhayangkara, jumlah pasien hipertensi pada tahun
22
2
3.3.2 Sampel
berjumlah 33 orang.
(26)
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Penentuan nilai asam urat berdasarkan reaksi dengan uricase. H2O2 yang
(26
membentuk quinoneimine yang berwarna merah violet sebagai indikator.
2
Bahan pemeriksaan yaitu darah vena yang diambil dari pembuluh vena
Pembuatan Serum
Pemeriksaan
Kadar Asam Urat
Normal Tinggi
Tabel 3.1
Interpretasi Hasil Kadar Asam Urat
penyajian data untuk satu variabel. Pada penelitian ini tabel distribusi frekuensi
Analisa bivariat yaitu tabel yang menjelaskan dua variabel dependen dan
(kadar asam urat pada penderita hipertensi) dan independen (jenis kelamin, umur,
Sakit milik Polri Kota Palembang yang berbentuk RSU, dinaungi oleh Polri dan
termasuk ke dalam Rumah Sakit Tipe C. Rumah Sakit ini telah terdaftar sejak
26/05/2013 dengan nomor surat izin 124 tahun 2012 dan tanggal surat izin
01/03/2012 dari Wali Kota Palembang dengan sifat dan berlaku sampai tahun
2017. Setelah melakukan proses akreditasi rumah sakit seluruh indonesia dengan
Sakit. RSU ini beralamat di Jl. Jendral Sudirman KM 4,5 Palembang Sumatera
Selatan, Indonesia.
4.1.1.1 Visi
4.1.1.2 Misi
26
2
Bhayangkara Palembang Tahun 2018 didapatkan hasil dalam bentuk tabel analisis
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata kadar asam urat
responden adalah 6,324 mg/dL dengan median 6,1 mg/dL dan standar deviasi 1,
7836 mg/dL. Kadar asam urat terendah 3,4 mg/dL dan tertinggi yaitu 9,6 mg/dL.
2
responden (51,5%) memiliki kadar asam urat normal dan 16 responden (48,5%)
I dan 1 responden (3,0%) termasuk dalam tingkatan obesitas yaitu obesitas II.
responden (63,6%) ada riwayat keluarga terhadap penyakit asam urat dan 12
responden (36,4%) tidak ada riwayat keluarga terhadap penyakit asam urat.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil
Variabel Kadar Asam Urat P value*
Jenis Kelamin Normal Tinggi Jumlah
n % N % N %
Laki-laki 7 50,0 7 50,0 14 100 0,100
Perempuan 10 52,6 9 47,4 19 100
Total 17 51,5 16 48,5 33 100
normal dan sebanyak 7 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat tinggi.
(52,6%) memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 9 responden (47,4%)
memiliki kadar asam urat tinggi. Nilai p value yang di dapat adalah 0,100 yang
menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
Tabel 4. 8
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Umur
Hasil
Variabel Kadar Asam Urat
P value*
Umur Normal Tinggi Jumlah
n % n % N %
Dewasa (24-45 tahun) 1 50,0 1 50,0 2 100
Lansia (>45-65 tahun) 11 68,8 5 31,3 16 100 0,143
Manula (>65 tahun) 5 33,3 10 66,7 15 100
Total 17 51,5 16 48,5 33 100
dewasa sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat normal dan
sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari
urat normal dan 5 responden (31,3%) memiliki kadar asam urat tinggi. Serta dari
urat normal dan sebanyak 10 responden (66,7%) memiliki kadar asam urat tinggi.
Nilai p value yang di dapat adalah 0,143 yang menyatakan tidak ada hubungan
yang bermakna antara umur dengan peningkatan kadar asam urat darah.
Tabel 4. 9
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Tingkatan Obesitas
Hasil
Variabel Kadar Asam Urat
P value*
Tingkatan obesitas Normal Tinggi Jumlah
n % n % N %
Pre-obesitas 9 45,0 11 55,0 20 100
Obesitas I 8 66,7 4 33,3 12 100 0,286
Obesitas II 0 0,0 1 100 1 100
Total 17 51,5 16 48,5 33 100
kadar asam urat normal dan sebanyak 11 responden (55,0%) memiliki kadar asam
obesitas I sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam urat normla dan
sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi. Serta dari 1
responden memiliki tingkatan obesitas yaitu obesitas II memiliki kadar asam urat
tinggi (100%). Nilai p value yang di dapat adalah 0,286 yang menyatakan tidak
ada hubungan yang bermakna antara tingkatan obesitas dengan peningkatan kadar
Tabel 4. 10
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Riwayat Keluarga
Hasil
Variabel Kadar Asam Urat
P value*
Riwayat Keluarga Normal Tinggi Jumlah
n % n % N %
Ada 9 42,9 12 57,1 21 100
Tidak ada 8 66,7 4 33,3 12 100 0,340
Total 17 51,5 16 48,5 33 100
memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 12 resonden (57,1%) memiliki
kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari 12 responden tidak ada riwayat keluarga
terhadap penyakit asam urat sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam
urat normal dan sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi.
Nilai p value yang di dapat adalah 0,340 yang menyatakan tidak ada hubungan
yang bermakna antara riwayat keluarga dengan peningkatan kadar asam urat
darah.
4.3 Pembahasan
dilakukan pada waktu yang bersamaan dan tidak bersifat lanjutan. Penelitian ini
Pada penelitian ini hanya melihat kadar asam urat pada penderita
Pada saat penelitian dilakukan, ada beberapa pasien yang menolak untuk
penelitian.
responden adalah 6,324 mg/dL dengan median 6,1 mg/dL dan standar deviasi 1,
7836 mg/dL. Kadar asam urat terendah 3,4 mg/dL dan tertinggi yaitu 9,6 mg/dL.
Dari hasil diatas menunjukkan rata-rata kadar asam urat pada penderita
memiliki kadar asam urat tinggi. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu
yaitu kadar asam asam urat pada penderita hipertensi sebanyak 16 responden
(5)
memiliki kadar asam urat tinggi dari 18 responden yang mengalami hipertensi.
3
pembuangan hasil metabolisme purin yang banyak namun ekskresi asam urat
(18)
melalui urine sedikit.
Purin memang diproduksi oleh tubuh dengan jumlah mencapai 85% dan
sisanya 15% didapatkan dari konsumsi asupan purin dari luar tubuh. Kelebihan
dari asupan purin inilah yang akan menyebabkan penumpukan zat purin dan
(19)
mengakibatkan penumpukan asam urat. Beberapa makanan yang mengandung
purin tinggi seperti tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau hewan
(18,20)
peningkatan kadar asam urat.
kadar asam urat yang normal dan sebanyak 7 responden (50,0%) memiliki kadar
asam urat yang tinggi. Sedangkan dari 19 responden jenis kelamin perempuan
sebanyak 10 responden (52,6%) memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 9
responden (47,4%) memiliki kadar asam urat tinggi. Berdasarkan uji statistik di
dapat nilai p value =0,100 yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna
perempuan yaitu sebesar 55.00% pada pasien laki-laki dan 9.52 % pada pasien
(5)
perempuan.
Kadar asam urat sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin seseorang. Pada
perempuan cenderung lebih rendah dari pada laki-laki, hal ini dikarenakan pada
asam urat lewat urine secara terkontrol. Namun ketika perempuan telah
responden umur dewasa sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat
normal dan sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat tinggi.
memiliki kadar asam urat normal dan 5 responden (31,3%) memiliki kadar asam
urat tinggi. Serta dari 15 responden umur manula, sebanyak 5 responden (33,3%)
memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 10 responden (66,7%) memiliki
kadar asam urat tinggi. . Berdasarkan uji statistik di dapat nilai p value =0,143
yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
Semakin tua usia seseorang maka resiko terjadinya peningkatan asam urat
3
semakin besar. Banyak hal yang dapat menyebabkan kadar asam urat meningkat
(13)
dalam darah, diantranya adalah faktor lingkungan dan faktor keturunan (gen).
kromosom sel kelamin. Kadar asam urat meningkat seiring dengan bertambahnya
(15)
umur seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian Hervinda tahun 2014 dimana
usia yang paling banyak mengalami hiperurisemia yaitu usia 50-60 tahun
(13)
sebanyak (31,3%).
peningkatan kadar asam urat pada pasien usia 20-70 tahun di Rumah Sakit Umum
Bhakti Yudha Depok periode Januari-Juni 2010, juga menyatakan hal yang sama,
yaitu bahwa usia memiliki hubungan yang bermakna dengan peningkatan kadar
(5)
asam urat.
(45,0%) memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 11 responden (55,0%)
memiliki kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari 12 responden memiliki tingkatan
obesitas yaitu Obesitas I sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam urat
normal dan sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi. Serta
asam urat tinggi (100%). Berdasarkan uji statistik di dapat nilai p value =0,286
yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
Hasil penelitian ini lebih tinggi dari penelitian terdahulu, dengan hasil
yang didapat kadar asam urat tinggi pada responden yang memiliki tingkatan
(30)
dan memiliki tingkatan obesitas yaitu Obesitas II (0%).
Berdasarkan teori yang ada bahwa semakin tinggi tingkatan obesitas, maka
semakin tingginya kadar asam urat dalam darah. Peningkatan kadar asam urat
dalam darah pada obesitas terjadi melalui resistensi hormon insulin. Pada tubuh
yang obesitas akan terjadi peningkatan pelepasan jumlah asam lemak bebas yang
ini dapat menginduksi perubahan xanthine dengan bantuan air dan oksigen akan
berubah menjadi asam urat, insulin juga berperan dalam peingkatan reabsorbsi
kadar asam urat darah (hiperurisemia) akibat gangguan dari ekskresi asam urat di
tingkatan obesitas yang tinggi tidak selalu diikuti dengan peningkatan kadar asam
urat darah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan peningkatan kadar asam urat tidak
hanya disebabkan oleh satu faktor, tapi bisa dari banyak faktor. Salah satunya
konsumsi purin yang tinggi.perbedaan jumlah konsumsi purin tinggi inilah yang
4
dapat membedakan kadar asam urat seseorang. Selain itu, ada faktor lain seperti
(14)
jenis kelamin dan fungsi ginjal.
Pada responden dengan kadar asam urat tinggi, ada sebagian yang
memang sering mengkonsumsi makanan tinggi purin dan ada juga yang jarang
mengkonsumsi makanan tinggi purin. Pada responden yang memiliki kadar asam
memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 12 resonden (57,1%) memiliki
kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari 12 responden tidak ada riwayat keluarga
terhadap penyakit asam urat sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam
urat normal dan sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi.
Berdasarkan uji statistik di dapat nilai p value =0,340 yang menyatakan tidak ada
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan peningkatan kadar asam
urat darah.
orang (48%) dan responden yang tidak mempunyai riwayat keluarga berstatus
(32)
kadar asam uratnya tinggi berjumlah 11 orang (55%).
4
keluarga dengan penyakit asam urat memiliki risiko 17 kali lipat terkena
(25)
hiperurisemia dibandingkan yang tidak.
Hubungan antara keturunan dengan kadar asam urat diduga secara teori
karena adanya metabolisme yang berlebihan dari purin yang merupakan salah satu
(25)
Kondisi ini secara teoritis dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Rata-rata kadar asam urat pada penderita hipertensi adalah 6,324 mg/dL
dengan kadar asam urat terendah adalah 3,4 mg/dL dan tertinggi adalah
9,6 mg/dL.
4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,143) dengan
hubungan.
42
43
5.2 Saran
1. Bagi penderita hipertensi yang memiliki kadar asam urat tinggi untuk lebih
banyak.
DAFTAR PUSTAKA
3. Kementerian Kesehatan RI. 2013 . Riset Kesehatan Dasar. Data & Informasi
Kesehatan RI : Jakarta
8. Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta : PT Agro
Media Pustaka
10. Suroso, Juwono., Hafid Algristian. 2011. Asam Urat. Penebar Plus+ : Jakarta
18. Noviyanti. 2015. Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta : Notebook
20. Ihrom, T. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
21. Kluwer, Wolters et al. 2011. “Kapita Selekta” dalam Tri, S, dkk.2011.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kadar Asam Urat (Gout) Pada
Laki-laki Dewasa di RT 04 RW 03 Simomulyo Baru Surabaya
27. User’s Manual Easy Touch GCU Blood Glicose/Cholesterol/Uruc Acid Multi
Function Monitoring System
29. Lemeshow, S. Hosmer, D.W. Klar, J. Lwanga, S.K. 1997. Besar Sampel
Dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
30. R, Linda, Nita Momongan. 2014. Hubungan Antara Asupan Protein Dan
Riwayat Keluarga Dengan Kadar Asam Urat. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi : Manado
LAMPIRAN 1
Pemb mb ng II
Nama : Drs. Refai, M.Kes
NIP : 19610705 198202 1001
Judul KTI
“Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah Dengan Kejadian
Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018”
LAMPIRAN
Dengan Hormat,
Elza Febrianti
LAMPIRAN
INFORMED CONSENT
( )
*Tanda Tangan & Nama Lengkap
LAMPIRAN
I. Identitas Responden
Nomor :
Nama :
II. Data Umum
Umur :
Alamat :
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Kadar asam urat laki-laki : 1. Normal 3,0-7,0 mg/dL
2. Tinggi ≥7,0 mg/dL
Kadar asam urat perempuan : 1. Normal 2,4-6,0 mg/dL
2. Tinggi 2,4-6,0 mg/dL
PERHITUNGAN SAMPEL
(29)
besar sampel:
2
n = Z 1-αxP(1-P)
2
(d)
P = Proporsi (9,4%)
(0,1)
Jawaban :
2
n = Z 1-αxP(1-P)
2
(d)
2
n = 1,96 x 0,094 x (1 -0,094)
2
(0,1)
n = 33 Sampel
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 10
Analisa Univariat
Deskriptif Kadar Asam Urat
Descriptives
Statistic Std. Error
Frekuensi
UMUR RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TINGKAT OBESITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
RIWAYAT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEREMPUAN Count 10 9 19
% within JENIS KELAMIN 52,6% 47,4% 100,0%
Total Count 17 16 33
% within JENIS KELAMIN 51,5% 48,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,022 1 ,881
b
Continuity Correction ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,022 1 ,881
Fisher's Exact Test 1,000 ,580
Linear-by-Linear Association ,022 1 ,883
N of Valid Cases 33
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,79.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asympto
Significance (2
Value df
a
Pearson Chi-Square 3,890 2
Likelihood Ratio 3,975 2
Linear-by-Linear Association 2,377 1
N of Valid Cases 33
Obes II Count 0 1 1
% within tingkat obesitas 0,0% 100,0% 100,0%
Total Count 17 16 33
% within tingkat obesitas 51,5% 48,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Asym
Significan
Value df
a
Pearson Chi-Square 2,505 2
Likelihood Ratio 2,916 2
Linear-by-Linear Association ,240 1
N of Valid Cases 33
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,48.
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1,733 1 ,188
b
Continuity Correction ,911 1 ,340
Likelihood Ratio 1,759 1 ,185
Fisher's Exact Test ,282 ,170
Linear-by-Linear Association 1,681 1 ,195
N of Valid Cases 33
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,82.
b. Computed only for a 2x2 table
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN