You are on page 1of 77

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN KADAR ASAM URAT DARAH

DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA


PALEMBANG TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :
ELZA FEBRIANTI
NIM. PO.71.34.0.15.010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN
ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2018
HALAMAN

PERSETUJUAN
l l Karya Tu s I l

m ah dengan Judu

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN KADAR ASAM URAT DARAH


DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT
i i l :
BHAYANGKARA PALEMBANG TAHUN 2018

Yang D pers apkan O


: . eh. . . .

ELZA FEBRIANTI
NIM PO 71 34 0 15
l i i i010t j i t ii
i ji li t
lit i t l

Te ah D per ksa dan D se u u un uk D s


l :
dangkan
d hadapan Dewan Pengu i Jurusan
i Ana s Keseha
an
Po ekn k Keseha an Kemenkes Pa
embang

O
eh
Dosen Pemb mb ng
KTI

ii
HALAMAN

PENGESAHAN
l l Karya Tu js I l

m ah dengan udu

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN KADAR ASAM URAT DARAH


DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT
i i
BHAYANGKARA i t TAHUNl2018
PALEMBANG :

. . dan
Yang D pers apkan . .D.per. ahankan O
eh
l i ji i t i ji
li ELZA
l i FEBRIANTIl i
i t l
NIM PO 71 34i 0 15 t t it i
010

Te ah D u dan D per ahankan d Hadapan Dewan


Pengu
Karya Tu s I m ah pada Tangga 04 Jun
2018
dan D nya akan Te ah Memenuh Syara Un uk D er
ma

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama.
Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang
selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas
kekeliruan diri sendiri.
Kupersembahkan karya ini kepada :
Kepada Allah swt yang tak pernah lelah mendengar setiap do’a ku.
Untuk kedua Orang tuaku Ayahanda (Alias Munandar) dan Ibunda (Des
Nelly) yang tercinta yang telah memberiku semangat dan dukungan baik
moril maupun materil yang senantiasa memberikan do’a yang ikhlas untuk
setiap keberhasilan dan cita-citaku.
Semua keluargaku yang telah mendukung dan mendo’akanku dalam
penyusunan KTI ini (Yuk Cha, Kak Ben, Yuk Chi, Adek Kiah, Abang
Rafka dan semua nya).
Buk Witi dan Pak Refai selaku Pembimbing, Pak Herry dan Pak Asrori
selaku Penguji, terima kasih atas bimbingan dan sarannya. Para dosen
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah memberikan bekal ilmu selama ini.
Sahabat Seperjuangan EN3 (Elza, Nitra, Nia, Novita) terima kasih atas
persaudaraannya selama ini. Suka duka telah kita lalui bersama. Kompak
selalu yah hehe.
Keluarga Nanasku (PKMD) Prabumulih (Ajik, Nanda, Sari) terimakasih
atas kebersamaanya selama 2 minggu. Banyak hal yang kita dapatkan
selama hidup bersama di tempat orang.
Terkhusus untuk kamu BOY terima kasih telah memberi REVA semangat
yang tiada hentinya, walau cuma lewat storygram Haha.
Keluarga besar Analis Kesehatan angkatan tahun ’15 yang telah
memberikan banyak kenangan indah selama 3 tahun ini.
Almamater tercinta...

iv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

ELZA FEBRIANTI
PO.71.34.0.15.010

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN KADAR ASAM URAT


DARAH DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA PALEMBANG TAHUN 2018
xiv + 43 halaman, 3 gambar, 14 tabel, 12 lampiran

ABSTRAK
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal. Pada penderita hipertensi,
terjadi penyumbatan kristal asam urat dalam pembuluh darah menyebabkan ginjal
beralih fungsi untuk menurunkan tekanan darah sehingga terjadi peningkatan kadar
asam urat dalam darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kadar asam
urat pada penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkatan obesitas,
dan riwayat keluarga (genetik). Sampel penelitian adalah 33 pasien hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018. Jenis penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross-sectional. Kadar asam urat dalam darah diperiksa
dengan spektrofotometer. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata 6,3 mg/dl,
Sebanyak 17 responden (51,5%) kadar asam urat normal dan sebanyak 16
responden (48,5%) kadar asam urat tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, pada
penderita hipertensi laki-laki sebesar (50,0%) kadar asam urat tinggi dan pada
perempuan sebesar (47,4%) kadar asam urat tinggi. Berdasarkan kriteria umur;
dewasa sebesar (50,0%) kadar asam urat tinggi, pada lansia sebesar (31,3%) kadar
asam urat tinggi, pada manula sebesar (66,7%) kadar asam urat tinggi. Kategori
pre-obesitas sebesar (55%) kadar asam urat tinggi. Obesitas I sebesar (33,3%),
obesitas II sebesar (100%) kadar asam urat tinggi, dan menurut riwayat asam urat
tinggi dalam keluarga, sebesar (57,1%) ada riwayat penyakit asam urat dan sebesar
(33,3%) tidak ada riwayat penyakit asam urat. Hasil uji statistik chi square
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p value =0,100),
umur (p value =0,143) , tigkatan obesitas (p value =0,286), dan riwayat keluarga (p
value =0,340) dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Disarankan pada pasien untuk menghindari konsumsi makanan tinggi purin dan
menerapkan pola hidup sehat.

Kata kunci : Hipertensi, Hiperurisemia


Kepustakaan : 30 (1990 – 2015)

v
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC OF INDONESIA
HEALT POLYTECHNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
Scientific paper, June 2018

ELZA FEBRIANTI
PO.71.34.015.010

RELATIONSHIP BETWEEN THE IMPROVEMENT OF URIC ACID


BLOOD WITH HYPERTENSION HEALTH IN BHAYANGKARA
HOSPITAL IN 2018
xiv + 43 pages, 3 figures, 14 tables, 12 appendices

ABSTRACT

Hypertension is a circulatory system disorder that can cause rise blood pressure
above normal. In patients with hypertension, the blockage of blood flow occurs who
uric acid crystals in the blood vessels cause the kidney switch function to lower
blood pressure resulting in increased levels of uric acid in the blood. The research
sample was 33 hypertension patients at Bhayangkara Hospital Palembang Year
2018. The purpose of this research was to know the correlation uric acid level in
hypertension patients based on gender, age, obesity level, and disease history
(genetic). The type of the study was descriptive analytic research with cross-
sectional approach. Levels of uric acid in the complete blood is checked by
spectrophotometer. Based on the results it was found the average level of uric acid
in hypertention patients was 6.3 mg / dl. As many as (51,5%) uric acid level normal
and equal (48,5%) high uric acid level. Based on gender, in male hypertension
patients (50.0%) high uric acid levels and in women (47.4%) high uric acid levels.
Based on age; adult (50.0%) high uric acid levels, in elderly (31.3%) high uric acid
levels, in elderly (66.7%) high uric acid levels. Pre-obesity category of (55%) high
uric acid levels. Obesity I (33.3%), obesity II (100%) high uric acid levels, and
according to the history of high uric acid in the family, amount (57.1%) there was a
history of uric acid disease and (33.3% ) there is no history of gout. The result of
chi square statistic shows that there is no relationship between gender (p value =
0,100), age (p value = 0,143), obesity level (p value = 0,286), and family history (p
value = 0,340) with hypertension occurrence in Bhayangkara Hospital Palembang.
It is advisable in patients to avoid consump food, consump high purine foods and to
apply healthy lifestyles.

Keywords : Hypertension, Hyperurisemia


Literature : 30 (1990 - 2015)

vi
SURAT
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah


ini:
Nama : Elza
Febrianti
NIM :
PO.71.34.0.15.010
Tempat, Tanggal Lahir : Perumnas Nendagung, 27 Februari
1997
Judul Karya Tulis Ilmiah : Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam
Urat Darah Dengan Kejadian Hipertensi Di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2018

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah betul-

betul hasil sendiri dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dan apabila kelak dikemudian hari terbukti

dalam Karya Tulis Ilmiah ini ada unsur penjiplakan maka saya bersedia

mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah
Dengan Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2018”.
Merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III
(Tiga) pada Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang Jurusan
Analis Kesehatan Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini,
Khususnya kepada:
1. drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Palembang
2. Diah Navianti, AMAK., S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang.
3. Witi Karwiti, AMAK., SKM., MPH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan, arahan, semangat dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
4. Drs. Refai., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II telah memberikan, arahan,
semangat dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Herry Hermansyah, AMAK., SKM., M.Kes, selaku Penguji I yang telah banyak
memberi kritik dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Asrori, AMAK., S.Pd., MM selaku Penguji II sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama menjalankan
perkuliahan di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Palembang.

viii
7. Seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Palembang yang telah mendidik dan membimbing
penulisan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberi semangat dan bantuan
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Atas segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,
penulis mengharapkan informasi, saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, Juni 2018

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4.2 Tujuan Umum ........................................................................ 6
1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5.1 Bagi Peneliti ........................................................................... 6
1.5.2 Bagi Instansi Pendidikan........................................................ 7
1.5.3 Bagi Masyarakat .................................................................... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) ............................................... 8
2.1.1 Pengertian Hipertensi ........................................................... 8
2.1.2 Kriteria Hipertensi ................................................................ 9
2.1.3 Epidemiologi Hipertensi ....................................................... 9
2.1.4 Klasifikasi Hipertensi............................................................ 10
2.2 Asam Urat ...................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Asam Urat ........................................................... 10
2.2.2 Kadar Asam Urat................................................................... 11
2.2.3 Metabolisme Asam Urat ....................................................... 12
2.2.4 Komplikasi Asam Urat.......................................................... 12
2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Asam Urat ....... 14
2.3.1 Jenis Kelamin ........................................................................ 14
2.3.2 Umur ..................................................................................... 14
2.3.3 Tingkat Obesitas ................................................................... 15
2.3.4. Riwayat Keturunan ............................................................. 16

x
2.4 Pemeriksaan Kadar Asam Urat....................................................... 17
2.5 Kerangka Konsep ........................................................................... 18
2.6 Hipotesis ........................................................................................ 19
2.7 Definisi Operasional ...................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 22
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................ 22
3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................... 22
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................... 22
3.3 Populasidan Sampel ....................................................................... 22
3.3.1 Populasi ................................................................................. 22
3.3.2 Sampel ................................................................................... 23
3.4 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 23
3.5 Metode Dan Prinsip Pemeriksaan .................................................. 23
3.5.1 Metode Pemeriksaan ............................................................. 23
3.5.2 Prinsip Pemeriksaan .............................................................. 23
3.5.3 Bahan Pemeriksaan ............................................................... 24
3.6 Alur Penelitian ................................................................................ 24
3.7 Interpretasi Hasil............................................................................. 25
3.8 Analisis Data .................................................................................. 25
3.8.1 Analisis Univariat.................................................................. 25
3.8.2 Analisis Bivariat.................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN


4.1 Profil Rumah Sakit Bhayangkara Palembang ................................ 26
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 27
4.2.1 Analisa Univariat .................................................................. 27
4.2.2 Analisa Bivariat..................................................................... 30
4.3 Pembahasan.................................................................................... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................... 42
5.2 Saran............................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Prinsip Reaksi ..................................................................................... 17
2.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 28
3.1 Alur Penelitian ..................................................................................... 24

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi Tekanan Darah dalam mmHg .......................................... 9
2.2 Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT) ............................................... 15
2.3 Definisi Operasional ........................................................................... 20
3.1 Interpretasi Hasil Kadar Asam Urat.................................................... 25
4.1 Distribusi Statistik Dekriptif Kadar Asam Urat pada Penderita
Hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 .... 27
4.2 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018........................... 28
4.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018............................ 28
4.4 Distribusi Frekuensi Umur pada Penderita Hipertensi di Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang Tahun 2018.................................................. 39
4.5 Distribusi Frekuensi Tingkatan Obesitas pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018............................. 39
4.6 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018............................. 30
4.7 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan Jenis
Kelamin................................................................................................. 31
4.8 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan
Umur..................................................................................................... 32
4.9 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan
Tingkatan Obesitas................................................................................ 33
4.10 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 Berdasarkan
Riwayat Keluarga................................................................................ 34

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN
1. Agenda Bimbingan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
2. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian
3. Informed Consent
4. Lembar Checklist Penelitian
5. Prosedur Kerja Pemeriksaan Asam Urat
6. Surat izin penelitian dari Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
7. Surat Keterangan Selesai Penelitian
8. Perhitungan Sampel Penelitian
9. Rekapitulasi Hasil Penelitian
10. Hasil Uji Statistik
11. Dokumentasi Penelitian
12. Profil Penulis

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia masih dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan, salah

satunya yaitu penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular (PTM) adalah

(1,2)
penyebab kematian terbanyak di Dunia. Kelompok penyakit tidak menular

antara lain diabetes melitus, hipertiroid, penyakit jantung koroner, stroke, dan

(3)
hipertensi.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik (TDS) lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) lebih dari

90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
(4)
keadaan cukup istirahat.

Pengukuran tekanan darah dilakukan pada TDS dan TDD dalam satuan

mmHg. Tekanan sistole terbentuk saat jantung memompa dan diastole saat jantung

selesai memompa. Klasifikasi tekanan darah yang lebih ilmiah berdasarkan Joint

National Committee (JNC) VII di Amerika Serikat pada tahun 2014 adalah

seseorang dikatakan hipertensi apabila pengukuran tekanan darah sistolik ≥140


(5)
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.

Menurut Data Dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI

Hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karena penyakit jantung dan


(6)
51% kematian karena penyakit stroke. Prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan

di Afrika yaitu sebesar 46% pada penderita dengan umur lebih dari 25 tahun dan

1
2

terendah di Amerika dengan prevalensi sebesar 35%. Sedangkan di Asia Timur -


(7)
Selatan, prevalensi penderita hipertensi mencapai 37%.

Di Indonesia pada tahun 2013, menurut data dari hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan

darah pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8% sedangkan Prevalensi hipertensi pada

(3)
umur ≥18 tahun yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%.

Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan penyebab dan berdasarkan

bentuknya. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi

primer (esensial) dan hipertensi sekunder (non esensial). Penyebab dari hipertensi

primer belum diketahui (idiopatik), sedangkan hipertensi sekunder penyebabnya

sudah diketahui. Berdasarkan bentuknya hipertensi terbagi menjadi tiga yaitu,

(3)
hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, hipertensi campuran.

Asam urat juga berhubungan dengan tekanan darah, secara teori

menjelaskan hubungan hiperurisemia dengan hipertensi, hipertensi akan berakhir

dalam penyakit mikrovaskuler dengan hasil akhirnya berupa iskemi jaringan yang

akan meningkatkan sintesis asam urat melalui degradasi adenosin trifosfat (ATP)

menjadi adenin dan xantin. Hiperurisemia yang berlangsung lama dapat

menyebabkan penyakit ginjal kronis dengan perubahan tubuler. Hal ini dikarenakan

terganggunya fungsi ginjal dalam hal mengekskresi asam urat, dikarenakan beralih

fungsi untuk membuang kelebihan sodium dalam rangka menurunkan tekanan


(8)
darah.
3

Beberapa faktor resiko yang tidak dapat diubah pada penderita hipertensi

yang mempunyai kadar asam urat di atas normal adalah umur, jenis kelamin dan

(4)
riwayat keturunan. Salah satu faktor yang dapat diubah yaitu obesitas.

Fakta membuktikan beberapa orang yang memiliki kelebihan berat badan

atau obesitas memiliki resiko hipertensi lebih besar daripada orang yang tidak

mengalami obesitas. Orang yang gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam

memompa darah. Keadaan ini diduga dapat mengakibatkan naiknya tekanan

(9)
darah. Hubungan antara hipertensi dan asam urat masih belum begitu jelas.

Namun, banyak bukti penelitian yang menyebutkan bahwa hipertensi ditemukan

pada sekitar sepertiga pasien asam urat. Adapun seperempat penderita hipertensi

(10)
memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya.

Menurut penelitian terdahulu, didapatkan 56.6% prevalensi asam urat pada


(11)
laki-laki dan 43.3% pada perempuan. Berdasarkan penelitian Umami tahun 2015

tentang Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah Dengan Kejadian

Hipertensi Di RSUD Sukoharjo didapatkan hasil, sebanyak 26 sampel orang yang

(12)
hipertensi mengalami peningkatan kadar asam urat darah (100%).

Asam urat adalah hasil produk akhir dari metabolisme purin, sehingga

keberadaannya bisa normal dalam darah dan urine. Akan tetapi sisa dari

metabolisme protein yang mengandung purin juga menghasilkan asam urat. Secara

alamiah purin terdapat dalam tubuh dan makanan dari sel hidup, yakni tumbuh-

tumbuhan (sayuran, buah-buahan) dan juga hewan (daging, jeroan). Tubuh

menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari, maka dari itu
(13,14)
kebutuhan purin dalam setiap makanan sebesar 15%.
4

Penyakit asam urat dapat terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat

(overproduction), penurunan pengeluaran asam urat (underexcreation), atau

gabungan keduanya. Peningkatan kadar asam urat dalam darah inilah yang

(15)
menyebabkan penyakit asam urat.

Di Indonesia, penyakit asam urat bahkan terjadi pada usia muda. Hasil data

penelitian yang dilakukan Manampiring AE tahun 2011 di kota Tomohon

didapatkan prevalensi peningkatan asam urat pada remaja obesitas di Kota

Tomohon adalah sebesar 35 %. Sementara di Bandungan Jawa Tengah, prevalensi

pada kelompok usia muda, yaitu antara 15-45 tahun, sebesar 0,8% meliputi pria

1,7% dan wanita 0,05%. Penyebab meningkatnya kadar asam urat dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor contohnya alkohol, genetik, hipotiroid, obesitas, diet tinggi

(16)
purin.

Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi

dan sekresi. Bila keseimbangan terganggu maka akan terjadi peningkatan kadar

asam urat serum diatas normal yang disebut hiperurisemia. Kadar asam urat 3,0-7,0

(13)
mg/dL pada laki-laki dan 2,4-6,0 mg/dL pada perempuan.

Peningkatan asam urat atau hiperurisemia sering dialami laki-laki, karena

pada laki-laki tidak terdapatnya hormon estrogen yang tinggi sehingga sulit untuk

mengekskresi asam urat. Sedangkan perempuan pembuangan asam urat lewat urine

(8)
lebih terkontrol karena adanya peranan dari hormon estrogen.

Obesevasi awal di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, kasus hipertensi

merupakan salah satu kasus yang paling banyak ditangani. Selama bulan Oktober-

Desember, penderita hipertensi yang melakukan pemeriksaan laboratorium dengan


5

rata-rata umur 48-73 tahun. Penderita hipertensi paling banyak dialami oleh

perempuan daripada laki-laki. Dari pemeriksaan tekanan darah pasien yang datang

ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang dapat diketahui jumlah pasien dengan

katagori hipertensi berjumlah 8.763 orang pada tahun 2017.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti telah melakukan penelitian

tentang “Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah Dengan

Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018”

1.2 Rumusan Masalah

Masih adanya kadar asam urat yang tinggi pada penderita hipertensi.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah distribusi statistik kadar asam urat pada pasien hipertensi di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018?

2. Bagaimanakah distribusi frekuensi kadar asam urat pada pasien hipertensi di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018?

3. Apakah ada hubungan jenis kelamin terhadap kejadian hipertensi pada pasien

hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018?

4. Apakah ada hubungan umur terhadap kejadian hipertensi pada pasien

hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018?

5. Apakah ada hubungan tingkatan obesitas terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018?

6. Apakah ada hubungan riwayat keluarga terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018?


6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahiunya hubungan peningkatan kadar asam urat darah dengan kejadian

hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi statistik kadar asam urat pada pasien hipertensi di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

2. Diketahuinya distribusi frekuensi kadar asam urat pada pasien hipertensi di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

3. Diketahuinya hubungan jenis kelamin terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

4. Diketahuinya hubungan umur terhadap kejadian hipertensi pada pasien

hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

5. Diketahuinya hubungan tingkatan obesitas terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

6. Diketahuinya hubungan riwayat keluarga terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III

(Tiga) Analis Kesehatan dan sebagai penerapan ilmu yang telah di dapatkan selama

belajar di Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan.


7

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan

Untuk menambah referensi dan pengetahuan, khususnya pada mata kuliah

kimia klinik di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jurusan Analis

Kesehatan Palembang.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai peningkatan kadar asam urat

yang berhubungan dengan tekanan darah.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini mencakup bidang mata kuliah Kimia Klinik yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan peningkatan kadar asam urat darah dengan kejadian

hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara

Palembang Tahun 2018 pada tanggal 9-14 Mei 2018. Populasi penelitian adalah

seluruh pasien hipertensi dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang, dan teknik

sampling secara accidental sampling. Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan di

laboratorium Rumah Sakit Bhayangkara Palembang dengan metode Enzimatik

Uricase menggunakan alat Biosystem A-15.


BAB II TINJAUAN

PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan tekanan darah di pembuluh

darah meningkat di atas normal. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja

lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.

Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama

organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Di definisikan sebagai hipertensi jika

pernah didiagnosa menderita hipertensi/penyakit tekanan darah tinggi oleh tenaga

kesehatan (dokter/perawat/bidan) atau belum pernah didiagnosis menderita

hipertensi tetapi saat di wawancara sedang minum obat medis untuk tekanan darah
(3)
tinggi (minum obat sendiri).

Dikatakan tekanan darah tinggi jika TDS lebih dari140 mmHg dan TDD

lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit

dalam keadaaan cukup istirahat. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung

dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal

(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
(4)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.

8
9

2.1.2 Kriteria Hipertensi

Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada

kriteria diagnosis JNC VII (2003) yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik

≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya
(4)
berlaku untuk umur ≥18 tahun.

Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah dalam mmHg
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistole Diastole
Normal <120 Dan <80
Pra-hipertensi 129-139 Atau 80-89
Hipertensi sistolik 140-159 Atau 90-99
Stadium I
Hipertensi Sistolik ≥160 Atau ≥100
Stadium II
Sumber: Data & Informasi Kesehatan RI, 2013

2.1.3 Epidemiologi Hipertensi

Hipertensi ditemukan pada semua populasi dengan angka kejadian yang

berbeda-beda, sebab ada faktor genetik, ras, regional, sosiobudaya yang juga

(17)
menyangkut gaya hidup.

Hasil analisa The Third National Health And Nutrition Examination Survey
.(17)
(NHANES III) blood presure data, hipertensi dapat dibagi menjadi dua katagori

1. 26% pada populasi muda umur (<50 tahun) terutama pada laki-laki (63%)

yang biasanya didapatkan lebih banyak Isolated Diastolic Hypertension

(IDH) dibanding Isolated Systolic Hypertension (ISH).

2. Pada populasi tua umur (>50 tahun) utamanya pada wanita (58%) yang

biasanya didapatkan lebih banyak ISH dibanding IDH.


1

2.1.4 Klasifikasi Hipertensi

Adapun klasifikasi hipertensi sebagai berikut:

1. Berdasarkan Penyebabnya

a. Hipertensi Primer

Hipertensi primer (esensial) didefinisikan sebagai hipertensi yang penyebabnya

tidak diketahui (idiopatik). Sekitar 90% penderitahipertensi adalah hipertensi

(4)
primer. hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti faktor

keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap

yang dapat menyebabkan hipertensi seperti, konsumsi tinggi lemak, garam, aktifitas

ynag rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan kafein. Sebagian besar

hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder (non esensial) didefinisikan sebagai hipertensi yang


(4)
penyebabnya telah diketahui seperti ginjal, endokrin, dan kekakuan aorta.

2. Berdasarkan bentuk Hipertensi

Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension), Hipertensi diastolik

(diastolic hypertension), Hipertensi campuran (sistole dan diastole yang

(4)
meningkat).

2.2 Asam Urat

2.2.1 Pengertian Asam Urat

Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang

bernama purin yang berlangsung setiap saat dalam aktifitas normal tubuh, sehingga

keberadaanya bisa normal dalam darah dan urine. Tingginya kadar asam urat dalam
1

darah disebabkan oleh sisa-sisa pembuangan hasil metabolisme purin yang banyak
(18)
namun ekskresi asam urat melalui urine sedikit.

Zat purin yang diproduksi oleh tubuh jumlahnya mencapai 85% dan sisanya

yang 15% didapatkan dari konsumsi asupan purin dari luar tubuh. Kelebihan dari

asupan purin inilah yang akan menyebabkan penumpukan zat purin dan

(19)
mengakibatkan penumpukan asam urat. Beberapa makanan yang mengandung

purin tinggi seperti tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau hewan

(18,20)
(daging, jeroan dan ikan sarden).

Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai

antioksidan dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan sel, kita

membutuhkan asam urat. Jika tubuh kekuranga asam urat atu radikal bebas yang bis

(13)
amembunuh sel-sel kita.

2.2.2 Kadar Asam Urat

Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi

dan sekresi. Bila keseimbangan terganggu maka akan terjadi peningkatan kadar

asam urat serum diatas normal yang disebut hiperurisemia. Kadar asam urat 3,0-7,0

mg/dL pada laki-laki dan 2,4-6,0 mg/dL pada perempuan dipergunakan sebagai

(13)
batasan hiperurisemia.

Faktor yang mempengaruhi kadar asam urat dibagi menjadi tiga faktor yaitu

faktor primer, faktor sekunder, dan faktor predisposisi. Pada faktor primer

dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor sekunder dapat berkembang dengan

penyakit lain (obesitas, diabetes militus, hipertensi, polisitemia, leukimia, meiloma,


1

anemia sel sabit, dan penyakit ginjal) sedangkan faktor predisposisi dipengsruhi
(21)
oleh umur, jenis kelamin, dan iklim.

2.2.3 Metabolisme Asam Urat

Pada manusia, asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin,

sedangkan purin adalah protein yang termasuk golongan nukleoprotein. Purin

berasa dari atau didapat dari bahan pangan maupun hadil penghancuran sel-sel

(14,22)
tubuh yang sudah tua.

Sebanyak 79% asam nukleat di ekskresi dalam ginjal dan 25% melalui

saluran cerna. Dalam ginjal, asam urat seluruhnya melewati glomerulus,

selanjutnya 98% mengalami reabsorbsi tubuli proksimal, sekresi tubuli distal dan

reabsorbsi lagi pada tubuli distal. Total ekskresi ginjal 10% dari jumlah yang di

filtrasi.

2.2.4 Komplikasi Asam Urat

Tingginya asam urat dalam tubuh yang menetap dalam jangka waktu lama
(13)
berpotensi menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang muncul antara lain:

1. Komplikasi pada ginjal

Ginjal memiliki fungsi yang sangat vital di dalam tubuh, yaitu berfungsi

untuk membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan racun

yang tidak dibutuhkan dalam bentuk air seni. Secara garis besar, gangguan pada

ginjal yang disebabkan oleh asam urat mencakup dua hal, yaitu terjadinya batu

ginjal (batu asam urat) dan resiko kerusakan ginjal (gagal ginjal).
1

2. Komplikasi pada jantung

Jantung adalah salah satu organ penting yang ada di dalam tubuh manusia.

Fungsi jantung sangta vital dalm tubuh. Kelebihan asam urat dalam tubuh

(hiperurisemia) membuat seseorang berpotensi terkena serangan jantung. Penyakit

jantung koroner dan stroke muncul pada penderita hiperurisemia dengan

peningkatan resiko 3-5 kali. Diduga, hubungan antara asam urat dengan penyakit

jantung adalah adanya kristal asam urat yang dapat merusak endotel/pembuluh

darah koroner.

3. Komplikasi pada hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat

menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal. Dari berbagai penelitan yang

banyak dilakukan, banyak ahli di dunia kesehatan menyimpulkan adanya hubungan

antara asam urat dengan penyakit hipertensi.

Pada sebuah penelitian, dengan menggunakan tikus yang diberi inhibitor

urikase, hipertensi sistemik terjadi pada tikus yang hiperurisemia setelah beberapa

minggu. Hipertensi terjadi karena asam urat menyebabkan renal vasokonstriksi

melalui penurunan enzim nitrit oksidase di endogen kapiler, sehingga terjadi

aktivitas sistem renin-angiotensin. Melihat dari penelitian ini, peningkatan asam

urat pada manusia juga berhubungan dengan disfungsi endotel dan aktivitas renin.

4. Komplikasi pada diabetes melitus

Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula

darah yang disebabkan oleh gangguan pada seksresi insulin atau gangguan kerja

inslin atau gangguan keduamya. Berdasarkan hasil penelitian Eswar Krishnan


1

didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah berkaitan dengan resiko

peningkatan diabetes hampir 20% dan resiko peningkatan yang mengarah pada

perkembangan penyakit ginjal sebesar lebih dari 40%.

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungnan dengan Kadar Asam Urat

2.3.1 Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah status biologis seseorang yang dapat dilihat dari

tampilan fisik antara pria dan wanita. Sekitar 90% peningkatan kadar asam urat

disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal membuang asam urat secara tuntas dan

tubuh memproduksi asam urat dari tubuh dan dibuang melalui urine. Kadar asam

urat laki-laki di dalam darah secara alami lebih tinggi dibanding dengan kadara sam

urat pada wanita. Kadar asam urat laki-laki cenderung meningkat sejalan dengan

perjalanan umur. Pada perempuan peningkatan itu dimulai sejak masa


(16)
menopause.

Berdasarkan penelitian terdahulu di dapat data hubungan jenis kelamin

dengan kadar asam urat darah, yaitu dapat diketahui bahwa proporsi responden

yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yang memiliki kadar asam urat darah

yang tinggi yaitu (56,6%) dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin

perempuan yaitu (43,4%).

2.3.2 Umur

Beberapa tahun setelah pubertas, asam urat sedikit demi sedikit mengendap.

Saat memasuki usia dewasa, sekitar 30 tahun keatas mulailah terserang asam urat

atau disebut juga hiperurisemia. Faktor umur sangat berhubungan dengan kadar

asam urat seseorang. Semakin tua usia seseorang maka resiko terjadinya
1

peningkatan asam urat semakin besar. Kadar asam urat meningkat seiring dengan
(15)
bertambahnya umur seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian Hervinda tahun

2014 dimana usia yang paling banyak mengalami hiperurisemia yaitu usia 50-60
(13)
tahun sebanyak (31,3%).

2.3.2 Tingkatan Obesitas

Obesitas adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai oleh adanya timbunan

lemak yang melebihi jumlah normal. Pada tubuh orang yang bukan obesitas jumlah

timbunan lemak dalam tubuh berkurang drai 20% pada laki-laki dan 25% pada

(23)
perempuan. Tingkat obesitas ditentukan berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT).

IMT dihitung dengan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh

seseorang, nilai IMT didapatkan dari berat badan dalam kilogram dibagi dengan

2
kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m ). Menurut WHO dikatakan obesitas apabila
(24)
IMT menurut kriteria Asia Pasifik yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT) Asia Pasifik

Klasifikasis IMT (kg/m2)


Pre-obesitas 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥ 30
Sumber: International Association For The Study Of Obesity(IASO), 2000

Timbunan lemak yang melebihi batasan normal itu, adalah akibat gangguan

proses metabolisme zat gizi dalam tubuh. Obesitas menjadikan penderita lebih

rawan terhadap penyakit gangguan metabolisme seperti diabetes melitus, hipertensi,

penyakit jantung, dan pembuluh darah.


1

2.3.4 Riwayat Keluarga

Kejadian hiperurisemia lebih banyak terjadi pada responden memiliki

riwayat keluarga dengan penyakit hiperurisemia. Seseorang yang memiliki keluarga

dengan penyakit asam urat memiliki risiko 17 kali lipat terkena hiperurisemia

dibandingkan yang tidak.

Pewarisan hiperurisemia terjadi secara pewarisan alel resesif autosomal,

artinya pada kelainan yang bersifat resesif, heterozigot dikatakan normal dalam

fenotifnya karena salah satu pasangan gen yang normal. Dengan demikian suatu

penyakit yang diwarisi secara resesif, hanya muncul pada individu yang homozigot

atau memiliki alel homozigot resesif. Kita dapat melambangkan genotype penderita

sebagai aa dan individu yang tidak memiliki kelainan dengan AA dan Aa. Namun

heterozigot (Aa) yang secara fenotipe normal disebut karier secara genotype,

karena orang-orang seperti ini dapat saja menurunkan salah satu gen resesifnya

kepada keturunan mereka.

Gout jenis ini diwariskan oleh gen resesif terkait x. Sehingga jika seseorang

yang terkena gen pembawa asam urat masih bisa terbebas dari asam urat tinggi asal

faktor-faktor penyebab yang lain bisa dikendalikan baik faktor dari dalam seperti

ketidakseimbangan hormon maupun faktor dari luar seperti asupan makanan dan

(25)
lainnya.
1

2.4 Pemeriksaan Kadar Asam Urat

Adapun macam-macam metode pemeriksaan asam urat antara lain:

1. Pemeriksaan metode spektrofotometer

Pemeriksaan ini dilakukan dengan alat spektrofotometer. Spektrofotometer

adalah suatu fotometer (alat untuk mengukur intensitas cahaya) yang dapat

mengukur intensitas sebagai fungsi dari panjang gelombang cahaya.

Spektrofotometer digunakan untuk mengukur kadar suatu zat secara kuantitatif. Hal

utama yang harus diperhatikan saat menggunakan spektrofotometer adalah sistem

pencahayaan. Sumber tegangan listrik harus dijaga kestabilannya guna menjaga

fungsi lampu agar tetap stabil dan tahan lama. Umumnya alat ini dilengkapi dengan

satu set filter atau monokromator standar dengan pilihan panjang gelombang

tertentu.

Penentuan kadar asam urat secara spektrofotometer salah satunya dengan

metode Uricase-PAP. Penentuan asam urat melalui reaksi dengan uricase

H2O2yang terbentuk bereaksi dengan katalis peroksidase dengan 3,5 dikloro

hydroxybenzene-sulfonic acid (DCHBS) dan 4-aminophenazone (PAP) yang

(26)
membentuk quinoneimine yang berwarna merah violet sebagai indikator.

Prinsip reaksi :

uricase
Asam urat + O2 + H2O allantoin + CO2 +H2O

Peroksidase
2 H2O + DCHBS + PAP quinoneimine + HCL + H2O
Sumber: Mnual Prosedur CliniChem
Gambar 2.1 Prinsip Reaksi
1

2. Pemeriksaan Metode Electrode-Based Biosensor

Adalah pemeriksaan kadar asam urat dengan menggunakan alat automatik

Easy Touch® GCU Multi-function Monitoring System dan menggunakan strip tes

Easy Touch® blood uric acid.

Prinsip pemeriksaan asam urat darah adalah dengan menggunakan

spektrofotometer ini menggunakan metode uricase-PAP (uricase para amino

phenazone). Metode pemeriksaan yaitu menggunakan metode electrode based

biosensor dengan menggunakan alat Easytouch GCU.

Dari kedua metode pemeriksaan kadar asam urat yang dijelaskan diatas,

peneliti menggunakan metode enzimaik uricase menggunakan alat

(27)
spektrofotometer untuk mengukur kadar asam urat darah.

2.5 Kerangka Konsep

Jenis kelamin

Umur

Kadar Asam Urat Pada


Penderita Hipertensi

Tingkatan obesitas

Riwayat Keluarga

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


1

2.6 Hipotesis

1. Apakah ada hubungan jenis kelamin terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

2. Apakah ada hubungan umur terhadap kejadian hipertensi pada pasien

hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

3. Apakah ada hubungan tingkatan obesitas terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

4. Apakah ada hubungan riwayat keluarga terhadap kejadian hipertensi pada

pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018


2

2.7 Definisi Operasional

Tabel 2.3
Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
1 Kadar Adalah nilai hakiki Kalorimetri Spektrofotometer 1. Normal Ordinal
asam urat dari kadar asam (Biosystem A- 2. Tinggi
urat pada penderita 15)
hipertensi. Nilai
normal pada laki-
laki 3,0-7,0 mg/dL
pada perempuan
2,4-6,0 mg/dL.
Dikatakan tinggi
apabila pada laki-
laki ≥7,0 mg/dL.
Pada perempuan
(13)
≥6,0 mg/dL.
2 Jenis Adalah status Observasi Check list 1. Laki-laki Nominal
kelamin biologis individu 2. Perempuan
yang dapat dilihat
dari tampilan fisik.
3 Umur Adalah lamanya Wawancara Check list 1. Dewasa Ordinal
hidup pasien sejak (26-45 tahun)
lahir sampai ulang 2. Lansia
tahun terakhir (>45-65 tahun)
yang dinyatakan 3. Manula
dalam tahun. (>65 tahun)
4 Tingkatan Adalah tingkatan Antropometri Meteran dan 1. Pre-obesitas Ordinal
Obesitas status gizi Timbangan 2. Obesitas I
seseorang yang 3. Obesitas II
diukur berdasarkan
berat badan (BB)
dibagi tinggi badan
2
(TB) dalam satuan
2
Kg/m .
1. pre-obesitas
jika 23-24,9
2
kg/m
2. Obesitas I jika
2
25-29,9 kg/m
3. Obesitas II jika
2 (24)
≥30 kg/m .
2

5 Riwayat Adalah faktor yang Wawancara Checklist 1. Ada Nominal


keluarga mempengaruhi 2. Tidak ada
munculnya
penyakit hipertensi
yang ditularkan
melalui genetik.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitik dengan

pendekatan secara cross sectional dimana pengukuran variabel dependen dan

independen pada waktu yang bersamaan. Pengukuran kadar asam urat pada

penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkatan obesitas, riwayat

(28)
keluarga.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9-14 Mei 2018.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di Rumah

Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018. Berdasarkan data yang diperoleh dari

Rekam Medik Rumah Sakit Bhayangkara, jumlah pasien hipertensi pada tahun

2017 sebanyak 8.763 orang.

22
2

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah pasien hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara

Palembang. Sampel yang diambil menggunakan rumus Lemeshow dengan cara

mengambil populasi yang sudah diketahui. Sampel penelitian yang diperiksa

berjumlah 33 orang.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah accidental

sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil individu yang

merupakan pasien hipertensi yang datang berkunjung atau berobat ke Rumah

Sakit Bhayangkara sampai jumlah sampel mencukupi yaitu berjumlah 33 sampel.

3.5 Metode Dan Prinsip Pemeriksaan

3.5.1 Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan kadar asam urat yang digunakan adalah metode

Enzimatik Fotometri menggunakan alat Biosystem A-15 yang dilakukan di

(26)
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

3.5.2 Prinsip Pemeriksaan

Penentuan nilai asam urat berdasarkan reaksi dengan uricase. H2O2 yang

terbentuk bereaksi dengan katalis peroksidase dengan 3,5 dikloro

hydroxybenzene-sulfonic acid (DCHBS) dan 4-aminophenazone (PAP) yang

(26
membentuk quinoneimine yang berwarna merah violet sebagai indikator.
2

3.5.3 Bahan Pemeriksaan

Bahan pemeriksaan yaitu darah vena yang diambil dari pembuluh vena

pasien hipertensi yang berkunjung ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

3.6 Alur Penelitian

Pengisian Informed Consent


Oleh Pasien Hipertensi

Setuju Tidak Setuju

Pengisian Checklist Selesai

Penagambilan Darah Vena

Pembuatan Serum

Pemeriksaan
Kadar Asam Urat

Normal Tinggi

Gambar 3.1 Alur Penelitian


2

3.7 Interpretasi Hasil

Kadar asam urat dalam darah :

Tabel 3.1
Interpretasi Hasil Kadar Asam Urat

Jenis Kelamin Normal Tinggi


Laki-Laki 3,5-7,0 mg/dL ≥7,0 mg/dL
Perempuan 2,6-6,0 mg/dL ≥6,0 mg/dL
Sumber: Reagen Kit Biosystem Pemeriksaan Uric Acid

3.8 Analisa Data

3.8.1 Analisa Univariat

Analisa univariat yaitu tabel distribusi frekuensi yang menggambarkan

penyajian data untuk satu variabel. Pada penelitian ini tabel distribusi frekuensi

yang menggambarkan kadar asam urat.

3.8.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu tabel yang menjelaskan dua variabel dependen dan

independen. Bertujuan untuk mengetahi hubungan antara variabel dependen

(kadar asam urat pada penderita hipertensi) dan independen (jenis kelamin, umur,

tingkatan obesitas, riwayat keluarga.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang adalah satu dari sekian Rumah

Sakit milik Polri Kota Palembang yang berbentuk RSU, dinaungi oleh Polri dan

termasuk ke dalam Rumah Sakit Tipe C. Rumah Sakit ini telah terdaftar sejak

26/05/2013 dengan nomor surat izin 124 tahun 2012 dan tanggal surat izin

01/03/2012 dari Wali Kota Palembang dengan sifat dan berlaku sampai tahun

2017. Setelah melakukan proses akreditasi rumah sakit seluruh indonesia dengan

proses tahapan I (5 Pelayanan) akhirnya ditetapkan status lulus Akreditasi Rumah

Sakit. RSU ini beralamat di Jl. Jendral Sudirman KM 4,5 Palembang Sumatera

Selatan, Indonesia.

4.1.1 Visi Dan Misi Rumah Sakit Bhanyangkara Palembang

4.1.1.1 Visi

Terwujudnya Pelayanan Prima Di Bidang Kedokteran Kepolisian Serta

Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Mandiri.

4.1.1.2 Misi

1. Mendukung Tugas Operasional Kepolisisian Secara Proaktif

2. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Profesional Dan Prima

3. Meningkatkan Mutu Sumber Daya

4. Menjaga Dan Memelihara Derajat Kesehatan Pegawai Negeri Pada

26
2

Polri, Beserta Keluarga Dan Masyarakat Umum.

5. Memberikan Pelayanan Terpadu Kecelakaan Lalu Lintas Paripurna.

6. Membangun Kemitraan Dengan Institusi Kesehatan, Pemerintah, Dan

Swasta Yang Harmonis.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada penderita hipertensi di Rumah Sakit

Bhayangkara Palembang Tahun 2018 didapatkan hasil dalam bentuk tabel analisis

sebagai berikut:

4.2.1 Analisa Univariat

4.2.1.1 Distribusi Statistik Deskriptif Kadar Asam Urat Pada Penderita


Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Distribusi statistik deskriptif kadar asam urat pada penderita hipertensi di


Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dianalisa secara univariat di
dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Statistik Deskriptif Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Variabel Mean Median SD Min-Max 95% CI


Kadar Asam 6,324 6,1 1,7836 3,4-9,6 5,691-6,956
Urat (mg/dL)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata kadar asam urat

responden adalah 6,324 mg/dL dengan median 6,1 mg/dL dan standar deviasi 1,

7836 mg/dL. Kadar asam urat terendah 3,4 mg/dL dan tertinggi yaitu 9,6 mg/dL.
2

4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi


Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Distribusi frekuensi kadar asam urat pada penderita hipertensi di Rumah


Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dianalisa secara univariat di dapat
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Kadar Asam Urat Frekuensi Persentase (%)


Normal 17 51,5
Tinggi 16 48,5
Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan dari 33 responden sebanyak 17

responden (51,5%) memiliki kadar asam urat normal dan 16 responden (48,5%)

memiliki kadar asam urat tinggi.

4.2.1.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Penderita Hipertensi


Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Distribusi frekuensi jenis kelamin pada penderita hipertensi di Rumah


Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dianalisa secara univariat di dapat
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Jeis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-Laki 14 42,4
Perempuan 19 57,6
Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari 33 responden sebanyak 14

responden (42,4%) laki-laki dan sebanyak 19 responden (57,6%) perempuan.


2

4.2.1.4 Distribusi Frekuensi Umur Pada Penderita Hipertensi Di Rumah


Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Distribusi frekuensi umur pada penderita hipertensi di Rumah Sakit


Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dianalisa secara univariat di dapat hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Umur Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Umur Frekuensi Persentase (%)


Dewasa (26-45 tahun) 2 6,1
Lansia (>45-65 tahun) 16 48,5
Manula (>65 tahun) 15 45,5
Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan dari 33 responden sebanyak 2 responden

(6,1%) umur dewasa, sebanyak 16 responden (48,5%) umur lansia dan 15

responden (45,5%) umur manula.

4.2.1.5 Distribusi Frekuensi Tingkatan obesitas Pada Penderita Hipertensi


Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Distribusi frekuensi tingkatan obesitas pada penderita hipertensi di Rumah


Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dianalisa secara univariat di dapat
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tingkatan Obesitas Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Tingkatan obesitas Frekuensi Persentase (%)


Pre-Obesitas 20 60,6
Obesitas I 12 36,4
Obesitas II 1 3,0
Jumlah 33 100
3

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan dari 33 responden sebanyak 20

responden (60,6%) termasuk dalam tingkatan obesitas yaitu pre-obesitas,

sebanyak 12 responden ((36,4%) termasuk dalam tingkatan obesitas yaitu obesitas

I dan 1 responden (3,0%) termasuk dalam tingkatan obesitas yaitu obesitas II.

4.2.1.6 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Pada Penderita Hipertensi


Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Distribusi frekuensi riwayat keluarga pada penderita hipertensi di Rumah


Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dianalisa secara univariat di dapat
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018

Riwayat Keluarga Frekuensi Persentase (%)


Ada 21 63,6
Tidak ada 12 36,4
Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan dari 33 responden sebanyak 21

responden (63,6%) ada riwayat keluarga terhadap penyakit asam urat dan 12

responden (36,4%) tidak ada riwayat keluarga terhadap penyakit asam urat.

4.2.2 Analisa Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Peningkatan Kadar Asam


Urat Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018

Hubungan antara jenis kelamin dengan peningkatan kadar asam urat di


analisa secara bivariat menggunakan analisis chi square di dapatkan hasil sebagai
berikut:
3

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil
Variabel Kadar Asam Urat P value*
Jenis Kelamin Normal Tinggi Jumlah
n % N % N %
Laki-laki 7 50,0 7 50,0 14 100 0,100
Perempuan 10 52,6 9 47,4 19 100
Total 17 51,5 16 48,5 33 100

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 14 responden jenis

kelamin laki-laki, sebanyak 7 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat

normal dan sebanyak 7 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat tinggi.

Sedangkan dari 19 responden jenis kelamin perempuan sebanyak 10 responden

(52,6%) memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 9 responden (47,4%)

memiliki kadar asam urat tinggi. Nilai p value yang di dapat adalah 0,100 yang

menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

peningkatan kadar asam urat darah.

4.2.2.2 Hubungan Antara umur Dengan Peningkatan Kadar Asam Urat


Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Tahun 2018

Hubungan antara umur dengan peningkatan kadar asam urat di analisa


secara bivariat menggunakan analisis chi square di dapatkan hasil sebagai berikut:
3

Tabel 4. 8
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Umur

Hasil
Variabel Kadar Asam Urat
P value*
Umur Normal Tinggi Jumlah
n % n % N %
Dewasa (24-45 tahun) 1 50,0 1 50,0 2 100
Lansia (>45-65 tahun) 11 68,8 5 31,3 16 100 0,143
Manula (>65 tahun) 5 33,3 10 66,7 15 100
Total 17 51,5 16 48,5 33 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketeahui bahwa dari 2 responden umur

dewasa sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat normal dan

sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari

16 responden umur lansia, sebanyak 11 responden (68,8%) memiliki kadar asam

urat normal dan 5 responden (31,3%) memiliki kadar asam urat tinggi. Serta dari

15 responden umur manula, sebanyak 5 responden (33,3%) memiliki kadar asam

urat normal dan sebanyak 10 responden (66,7%) memiliki kadar asam urat tinggi.

Nilai p value yang di dapat adalah 0,143 yang menyatakan tidak ada hubungan

yang bermakna antara umur dengan peningkatan kadar asam urat darah.

4.2.2.3 Hubungan Antara Tingkatan Obesitas Dengan Peningkatan Kadar


Asam Urat Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018

Hubungan antara tingkatan obesitas dengan peningkatan kadar asam urat


di analisa secara bivariat menggunakan analisis chi square di dapatkan hasil
sebagai berikut:
3

Tabel 4. 9
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Tingkatan Obesitas

Hasil
Variabel Kadar Asam Urat
P value*
Tingkatan obesitas Normal Tinggi Jumlah
n % n % N %
Pre-obesitas 9 45,0 11 55,0 20 100
Obesitas I 8 66,7 4 33,3 12 100 0,286
Obesitas II 0 0,0 1 100 1 100
Total 17 51,5 16 48,5 33 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui dari 20 responden memiliki

tingkatan obesitas yaitu pre-obesitas sebanyak 9 responden (45,0%) memiliki

kadar asam urat normal dan sebanyak 11 responden (55,0%) memiliki kadar asam

urat tinggi. Sedangkan dari 12 responden memiliki tingkatan obesitas yaitu

obesitas I sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam urat normla dan

sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi. Serta dari 1

responden memiliki tingkatan obesitas yaitu obesitas II memiliki kadar asam urat

tinggi (100%). Nilai p value yang di dapat adalah 0,286 yang menyatakan tidak

ada hubungan yang bermakna antara tingkatan obesitas dengan peningkatan kadar

asam urat darah.

4.2.2.4 Hubungan Antara Riwayat Keluaga Dengan Peningkatan Kadar


Asam Urat Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018

Hubungan antara riwayat keluarga dengan peningkatan kadar asam urat di


analisa secara bivariat menggunakan analisis chi square di dapatkan hasil sebagai
berikut:
3

Tabel 4. 10
Distribusi Frekuensi Kadar Asam Urat Pada Penderita Hipertensi
Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018
Berdasarkan Riwayat Keluarga

Hasil
Variabel Kadar Asam Urat
P value*
Riwayat Keluarga Normal Tinggi Jumlah
n % n % N %
Ada 9 42,9 12 57,1 21 100
Tidak ada 8 66,7 4 33,3 12 100 0,340
Total 17 51,5 16 48,5 33 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 21 responden ada

riwayat keluarga terhadap penyakit asam urat, sebanyak 9 responden (42,9%)

memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 12 resonden (57,1%) memiliki

kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari 12 responden tidak ada riwayat keluarga

terhadap penyakit asam urat sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam

urat normal dan sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi.

Nilai p value yang di dapat adalah 0,340 yang menyatakan tidak ada hubungan

yang bermakna antara riwayat keluarga dengan peningkatan kadar asam urat

darah.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional dimana pengukuran variabel dependen dan independen

dilakukan pada waktu yang bersamaan dan tidak bersifat lanjutan. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat hubungan variabel dependen dan independennya.


3

Pada penelitian ini hanya melihat kadar asam urat pada penderita

hipertensi melalui diagnosa dari dokter sebelum pasien melakukan pemeriksaan di

laboratorium. Peneliti juga tidak membedakan penderita hipertensi yang menjadi

responden berdasarkan klasifikasi hipertensi. Peneliti memilih penderita hipertensi

yang menjadi responden berdasarkan berapa banyak penderita hipertensi yang

dijumpai pada saat penelitian dilakukan.

Pada saat penelitian dilakukan, ada beberapa pasien yang menolak untuk

dijadikan sebagai sampel penelitian, tetapi peneliti dengan cermat memberi

penjelasan kepada pasien sehingga pasien bersedia untuk dijadikan sampel

penelitian.

4.3.2 Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah Dengan


Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2018
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata kadar asam urat

responden adalah 6,324 mg/dL dengan median 6,1 mg/dL dan standar deviasi 1,

7836 mg/dL. Kadar asam urat terendah 3,4 mg/dL dan tertinggi yaitu 9,6 mg/dL.

Dari hasil diatas menunjukkan rata-rata kadar asam urat pada penderita

hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara masih dalam batas normal. Hasil

penelitian yang didapat dari 33 responden yaitu sebanyak 16 responden (48,5%)

memiliki kadar asam urat tinggi. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu

yaitu kadar asam asam urat pada penderita hipertensi sebanyak 16 responden
(5)
memiliki kadar asam urat tinggi dari 18 responden yang mengalami hipertensi.
3

Tingginya kadar asam urat dalam darah disebabkan oleh sisa-sisa

pembuangan hasil metabolisme purin yang banyak namun ekskresi asam urat

(18)
melalui urine sedikit.

Purin memang diproduksi oleh tubuh dengan jumlah mencapai 85% dan

sisanya 15% didapatkan dari konsumsi asupan purin dari luar tubuh. Kelebihan

dari asupan purin inilah yang akan menyebabkan penumpukan zat purin dan

(19)
mengakibatkan penumpukan asam urat. Beberapa makanan yang mengandung

purin tinggi seperti tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau hewan

(daging, jeroan dan ikan sarden) adalah faktor-faktor pemicu terjadinya

(18,20)
peningkatan kadar asam urat.

4.3.3 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Peningkatan Kadar Asam


Urat Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

dari 14 responden jenis kelamin laki-laki, sebanyak 7 responden (50,0%) memiliki

kadar asam urat yang normal dan sebanyak 7 responden (50,0%) memiliki kadar

asam urat yang tinggi. Sedangkan dari 19 responden jenis kelamin perempuan

sebanyak 10 responden (52,6%) memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 9

responden (47,4%) memiliki kadar asam urat tinggi. Berdasarkan uji statistik di

dapat nilai p value =0,100 yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna

antara jenis kelamin dengan peningkatan kadar asam urat darah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu bahwa presentase

penderita hyperuricemia lebih tinggi pada laki-laki bila dibangdingkan dengan


3

perempuan yaitu sebesar 55.00% pada pasien laki-laki dan 9.52 % pada pasien
(5)
perempuan.

Kadar asam urat sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin seseorang. Pada

perempuan cenderung lebih rendah dari pada laki-laki, hal ini dikarenakan pada

wanita terdapat hormon esterogen. Hormon ini dapat membantu pembuangan

asam urat lewat urine secara terkontrol. Namun ketika perempuan telah

mengalami masa menopause maka terjadi penurunan dari hormon esterogen

tersebut, sehinggakerja pembuangan asam urat terganggu sehingga dapat


(16)
meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

4.3.4 Hubungan Antara Umur Dengan Peningkatan Kadar Asam Urat


Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Tahun 2018
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dari 2

responden umur dewasa sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat

normal dan sebanyak 1 responden (50,0%) memiliki kadar asam urat tinggi.

Sedangkan dari 16 responden umur lansia, sebanyak 11 responden (68,8%)

memiliki kadar asam urat normal dan 5 responden (31,3%) memiliki kadar asam

urat tinggi. Serta dari 15 responden umur manula, sebanyak 5 responden (33,3%)

memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 10 responden (66,7%) memiliki

kadar asam urat tinggi. . Berdasarkan uji statistik di dapat nilai p value =0,143

yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

peningkatan kadar asam urat darah.

Faktor umur sangat berhubungan dengan kadar asam urat seseorang.

Semakin tua usia seseorang maka resiko terjadinya peningkatan asam urat
3

semakin besar. Banyak hal yang dapat menyebabkan kadar asam urat meningkat
(13)
dalam darah, diantranya adalah faktor lingkungan dan faktor keturunan (gen).

Gen adalah faktor yang menentukan pewarisan dari seseorang kepada

keturunannya. Seringkali gen menjadi salah satu faktor resiko yang

mempengaruhi munculnya suatu penyakit. Penyakit keturunan bisa dibawa oleh

kromosom sel kelamin. Kadar asam urat meningkat seiring dengan bertambahnya

(15)
umur seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian Hervinda tahun 2014 dimana

usia yang paling banyak mengalami hiperurisemia yaitu usia 50-60 tahun

(13)
sebanyak (31,3%).

Penelitian lainnya mengenai hubungan antara usia dan jenis terhadap

peningkatan kadar asam urat pada pasien usia 20-70 tahun di Rumah Sakit Umum

Bhakti Yudha Depok periode Januari-Juni 2010, juga menyatakan hal yang sama,

yaitu bahwa usia memiliki hubungan yang bermakna dengan peningkatan kadar

(5)
asam urat.

4.3.5 Hubungan Antara Tingkatan Obesitas Dengan Peningkatan Kadar


Asam Urat Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui dari 20

responden memiliki tingkatan obesitas yaitu Pre-Obesitas sebanyak 9 responden

(45,0%) memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 11 responden (55,0%)

memiliki kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari 12 responden memiliki tingkatan

obesitas yaitu Obesitas I sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam urat

normal dan sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi. Serta

dari 1 responden memiliki tingkatan obesitas yaitu Obesitas II memiliki kadar


3

asam urat tinggi (100%). Berdasarkan uji statistik di dapat nilai p value =0,286

yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

peningkatan kadar asam urat darah.

Hasil penelitian ini lebih tinggi dari penelitian terdahulu, dengan hasil

yang didapat kadar asam urat tinggi pada responden yang memiliki tingkatan

obesitas yaitu Pre-Obesitas (8,3%), tingkatan obesitas yaitu Obesitas I (18,18%),

(30)
dan memiliki tingkatan obesitas yaitu Obesitas II (0%).

Berdasarkan teori yang ada bahwa semakin tinggi tingkatan obesitas, maka

semakin tingginya kadar asam urat dalam darah. Peningkatan kadar asam urat

dalam darah pada obesitas terjadi melalui resistensi hormon insulin. Pada tubuh

yang obesitas akan terjadi peningkatan pelepasan jumlah asam lemak bebas yang

berlebihan ini ke dalam otot mengakibatkan resistensi insulin. Resistensi insulin

ini dapat menginduksi perubahan xanthine dengan bantuan air dan oksigen akan

berubah menjadi asam urat, insulin juga berperan dalam peingkatan reabsorbsi

asam urat di ginjal. Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan peningkatan

kadar asam urat darah (hiperurisemia) akibat gangguan dari ekskresi asam urat di

dalam ginjal oleh karena penurunan filtrasi glomerulus, penurunan ekskresi


(10,11)
tubulus dan meningkatnya reabsorbsi tubulus oleh insulin.

Namun pada penelitian ini hasil menunjukkan bahwa responden dengan

tingkatan obesitas yang tinggi tidak selalu diikuti dengan peningkatan kadar asam

urat darah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan peningkatan kadar asam urat tidak

hanya disebabkan oleh satu faktor, tapi bisa dari banyak faktor. Salah satunya

konsumsi purin yang tinggi.perbedaan jumlah konsumsi purin tinggi inilah yang
4

dapat membedakan kadar asam urat seseorang. Selain itu, ada faktor lain seperti
(14)
jenis kelamin dan fungsi ginjal.

Pada responden dengan kadar asam urat tinggi, ada sebagian yang

memang sering mengkonsumsi makanan tinggi purin dan ada juga yang jarang

mengkonsumsi makanan tinggi purin. Pada responden yang memiliki kadar asam

urat yang normal, kebanyakan dari mereka tidak memiliki kebiasaan

mengkonsumsi makanan tinggi purin.

4.3.6 Hubungan Antara Riwayat Keluarga Dengan Peningkatan Kadar


Asam Urat Pada Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 21 responden ada

riwayat keluarga terhadap penyakit asam urat sebanyak 9 responden (42,9%)

memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 12 resonden (57,1%) memiliki

kadar asam urat tinggi. Sedangkan dari 12 responden tidak ada riwayat keluarga

terhadap penyakit asam urat sebanyak 8 responden (66,7%) memiliki kadar asam

urat normal dan sebanyak 4 responden (33,3%) memiliki kadar asam urat tinggi.

Berdasarkan uji statistik di dapat nilai p value =0,340 yang menyatakan tidak ada

hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan peningkatan kadar asam

urat darah.

Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai riwayat keluarga berstatus kadar asam uratnya tinggi berjumlah 12

orang (48%) dan responden yang tidak mempunyai riwayat keluarga berstatus

(32)
kadar asam uratnya tinggi berjumlah 11 orang (55%).
4

Kejadian hiperurisemia lebih banyak terjadi pada responden memiliki

riwayat keluarga dengan penyakit hiperurisemia. Seseorang yang memiliki

keluarga dengan penyakit asam urat memiliki risiko 17 kali lipat terkena

(25)
hiperurisemia dibandingkan yang tidak.

Hubungan antara keturunan dengan kadar asam urat diduga secara teori

karena adanya metabolisme yang berlebihan dari purin yang merupakan salah satu

hasil residu metabolisme tubuh terhadap makanan yang mengandung purin.

(25)
Kondisi ini secara teoritis dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada penderita hipertensi

di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata kadar asam urat pada penderita hipertensi adalah 6,324 mg/dL

dengan kadar asam urat terendah adalah 3,4 mg/dL dan tertinggi adalah

9,6 mg/dL.

2. Distribusi frekuensi kadar asam urat pada penderita hipertensi

menunjukkan bahwa dari 33 responden didapatkan hasil sebanyak 17

responden (51,5%) memiliki kadar asam urat normal dan 16 responden

(48,5%) memiliki kadar asam urat tinggi.

3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

peningkatan kadar asam urat darah (p value = 0,100) .

4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,143) dengan

peningkatan kadar asam urat darah.

5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkatan obesitas (p value =

0,286) dengan peningkatan kadar asam urat darah.

6. Tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga (p value =

0,340) dengan peningkatan kadar asam urat darah. Meskipun secara

statistik tidak ada hubungan, namun secara teori menjelaskan terdapat

hubungan.

42
43

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan:

1. Bagi penderita hipertensi yang memiliki kadar asam urat tinggi untuk lebih

menjaga pola makan dengan menghindari konsumsi makanan tinggi purin

dan menerapkan pola hidup sehat.

2. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan mengenai faktor resiko lain

seperti diabetes mellitus dan lamanya menderita hipertensi dengan

menggunakan metode pemeriksaan lain dan jumlah sampel yang lebih

banyak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular


Panduan Klinis. Alfabeta : Bandung

2. Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. CV. Trans Info


Media : Jakarta Timur

3. Kementerian Kesehatan RI. 2013 . Riset Kesehatan Dasar. Data & Informasi
Kesehatan RI : Jakarta

4. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Infodatin Hipertensi. Data & Informasi


Kesehatan RI: Jakarta

5. Santoso, Karo-Karo, 2016. Cegah Dan Atasi Penyakit Jantung Dan


Pembuluh Darah: Karna Hidup Hanya Sekali.Praninta Aksara :
Jakarta

6. Kementerian Kesehatan RI. 2013 . infodatin jantung. Data & Informasi


Kesehatan RI: Jakarta

7. World Health Organization (WHO). 2013. Prevalensi hipertensi.

8. Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta : PT Agro
Media Pustaka

9. R. Brian Hayens, Frans H. H. Leenen, dan Eddy Soetrisno.2000. Asam Urat


Pada Obesitas. Pustaka Media : Yogyakarta

10. Suroso, Juwono., Hafid Algristian. 2011. Asam Urat. Penebar Plus+ : Jakarta

11 Siti N. Mansur, Frans E. Wantania, Eko Surachmanto. 2015. Hubungan


Antara Kadar Asam Urat Dengan Tekanan Darah. Jurnal E-Clinical
(ECL) : Manado

12. Umami, Helmina Robiyatul.2015. Hubungan Antara Peningkatan Kadar


Asam Urat Darah Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUD
Sukoharjo. Naskah Publikasi Pada Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

13. Sutanto, Teguh.2013. Asam Urat, Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Buku


Pintar : Yogyakarta

14. Misnadiarly, 2007. Rematik Asam Urat, Hiperurisemia, Arthritis Gout.


Jakarta : Pustaka Obor Indonesia
15. Baron, D.N. 1990. Kapita Selekta “Patologi Klinik”. EGC : Jakarta

16. Manampiring AE, Bodhy, W. 2011. Prevalensi Hiperurisemia Pada Remaja


Obese Di Kota Tomohon Universitas SamRatulangi. Laporan
Penelitian Etek Dan Seni. Manado

17. Yogiantoro, M. 2015. Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing :Jakarta


Pusat.

18. Noviyanti. 2015. Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta : Notebook

19. Kertia, N. 2009. Asam urat. B first : Yogyakarta

20. Ihrom, T. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia

21. Kluwer, Wolters et al. 2011. “Kapita Selekta” dalam Tri, S, dkk.2011.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kadar Asam Urat (Gout) Pada
Laki-laki Dewasa di RT 04 RW 03 Simomulyo Baru Surabaya

22. Kasper, D.L. 2005. Harrison’s Principles Of International Medicine. The


Mcgraw-Hill Companies, Inc : USA

23. Moehly, S. 2013. DIET “Pencegahan & Penyembuhan” 10 Penyakit


Berbahaya Mitos dan Fakta. Jakarta

24. World Health Organization Western Pacific Regio.2000. International


obesity taskforce. Redifing obesity.

25. Price, Sylvia A. 2015. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Vol. 2.Ed. 6. Jakarta: EGC.

26. Clinichem. Manual Prosedur Uric Acid Metode Uricase-PAP

27. User’s Manual Easy Touch GCU Blood Glicose/Cholesterol/Uruc Acid Multi
Function Monitoring System

28. Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

29. Lemeshow, S. Hosmer, D.W. Klar, J. Lwanga, S.K. 1997. Besar Sampel
Dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
30. R, Linda, Nita Momongan. 2014. Hubungan Antara Asupan Protein Dan
Riwayat Keluarga Dengan Kadar Asam Urat. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi : Manado
LAMPIRAN 1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAAN
PALEMBANG JURUSAN ANALIS KESEHATAN

AGENDA BIMBINGAN PENYUSUNAN KARYA TULIS


ILMIAH
i i i
Mahas swa Pemb mb ng I
Nama : Elza Febrianti Nama : Witi Karwiti, SKM,
MPH NIM : PO.71.34.0.15.010 NIP : 19771026 200112
2 003 i i

Pemb mb ng II
Nama : Drs. Refai, M.Kes
NIP : 19610705 198202 1001
Judul KTI
“Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah Dengan Kejadian
Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2018”
LAMPIRAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan Hormat,

Nama saya Elza Febrianti, sedang menjalani pendidikan di Poltekkes


Kemenkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan dan sedang melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah
Dengan Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Tahun 2018”.
Setiap data yang sudah didapat tidak akan disebarluaskan dan dijamin
kerahasiaannya. Adapun informasi yang saya terima tersebut akan digunakan
sebagai data penelitian.
Partisipasi saudara bersifat sukarela dan tanpa ada paksaan. Data yang
didapat akan sangat berguna sebagai referensi terhadap pihak terkait. Untuk
penelitian ini saudara tidak dikenakan biaya apapun. Keikutsertaan saudara dalam
penelitian ini akan menyumbang sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan di
masa mendatang.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
saudara yang ikut serta berpartisipasi pada penelittian ini. Setelah memahami
berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara bersedia mengisi
lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Palembnag, Mei 2018

Elza Febrianti
LAMPIRAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapatkan penjelasan segala sesuatu mengenai
penelitian“Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah
Dengan Kejadian Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018”.
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini
dengan kondisi:
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.
b. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar/tidak
berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan
alsan apapun.
3. Bersedia dengan sukarela untuk menjadi responden penelitian “Hubungan
Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah Dengan Kejadian
Hipertensi Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2018”. Saya tidak komplain segala akibat yang terjadi selama dan sampai
dengan penelitian selesai.
Palembang, Mei 2018

( )
*Tanda Tangan & Nama Lengkap
LAMPIRAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

FORMAT CHECKLIST PENELITIAN

I. Identitas Responden
Nomor :
Nama :
II. Data Umum
Umur :
Alamat :
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Kadar asam urat laki-laki : 1. Normal 3,0-7,0 mg/dL
2. Tinggi ≥7,0 mg/dL
Kadar asam urat perempuan : 1. Normal 2,4-6,0 mg/dL
2. Tinggi 2,4-6,0 mg/dL

III. Riwayat keturunan asam urat : 1. Ada


2. Tidak ada
IV. Indeks Masa Tubuh (IMT) :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
2
Nilai IMT : 1. Pre-Obesitas jika 23-24,9 kg/m
2
2. Obesitas I jika 25-29,9 kg/m
2
3. Obesitas II jika ≥30 kg/m
LAMPIRAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ASAM URAT

Tujuan Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah.


Metode Enzimatik Uricase
Prinsip Serum akan direaksikan dengan reagen sesuai parameter
pemeriksaan lalu membentuk senyawa kompleks dan di
analisa secara fotometri
Alat - Wadah serum
- Mikropipet dan blue tip
- Biosystem A-15
Reagen - Reagen kerja
- Liquid system
- Washing solution
Sampel Serum/plasma
Prosedur 1. Masukkan pediatruc yang berisi serum dalam rak
pediatric pada alat
2. Klik ikon “masukkan sampel baru”
3. Lalu input kode pasien (masukkan nama pasien)
4. Lalu klik item jenis pemeriksaan yang akan dilakukan
5. Klik ikon panah pada komputer, maka data
pemeriksaan pasien akan muncul pada layar
6. Klik tombol “posisi” pada sudut kanan display lalu klik
OK
7. Pilih posisi pediatric yang tertera pada display cari
nama pasien, lalu tarik ke gambar rak pediatric sesuai
posisi pediatriac di alat
8. Klik “accept” lalu klik “continous”
9. Alat biosystem akan memproses pemeriksaan dalam
beberapa menit, lalu klik “monitor” ntuk melihat proses
“running” sampel
10. Setelah running selesai, klik “hasil saat ini” untuk
melihat hasil pemeriksaan
11. Hasil yang didapat kemudian di tulis pada form
pemeriksaan
Interpretasi Hasil Laki-laki : 3,5-7,0 mg/dL
Perempuan : 2,6-6,0 mg/dL
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PERHITUNGAN SAMPEL
(29)
besar sampel:
2
n = Z 1-αxP(1-P)
2
(d)

Diketahui : n = banyaknya sampel

Z = Nilai Z pada derajat kemaknaan 95% (1,96)

P = Proporsi (9,4%)

d = derajat penyimpangan terhadappopulasi yang diinginkan 10%

(0,1)

Ditanya : Banyak Sampel (n) ?

Jawaban :
2
n = Z 1-αxP(1-P)
2
(d)
2
n = 1,96 x 0,094 x (1 -0,094)
2
(0,1)

n =3,8416 x 0,094 x 0,906


0,01
n = 32,7

n = 33 Sampel
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 10

HASIL UJI STATISTIK

Analisa Univariat
Deskriptif Kadar Asam Urat

Descriptives
Statistic Std. Error

kadar asam urat pada Mean 6,3242 ,31049


penderita hipertensi 95% Confidence Interval for Lower Bound 5,6918
Mean Upper Bound 6,9567

5% Trimmed Mean 6,3069


Median 6,1000
Variance 3,181
Std. Deviation 1,78361
Minimum 3,40
Maximum 9,60
Range 6,20
Interquartile Range 3,00
Skewness ,130 ,409
Kurtosis -1,057 ,798

Frekuensi

KADAR ASAM URAT


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NORMAL 17 51,5 51,5 51,5


TINGGI 16 48,5 48,5 100,0
Total 33 100,0 100,0
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI-LAKI 14 42,4 42,4 42,4


PEREMPUAN 19 57,6 57,6 100,0
Total 33 100,0 100,0

UMUR RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid DEWASA 2 6,1 6,1 6,1


LANSIA 16 48,5 48,5 54,5
MANULA 15 45,5 45,5 100,0
Total 33 100,0 100,0

TINGKAT OBESITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pre-Obes 20 60,6 60,6 60,6


Obes I 12 36,4 36,4 97,0
Obes II 1 3,0 3,0 100,0
Total 33 100,0 100,0

RIWAYAT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ADA 21 63,6 63,6 63,6


TIDAK ADA 12 36,4 36,4 100,0
Total 33 100,0 100,0
Analisa Bivariat

JENIS KELAMIN * KADAR ASAM URAT Crosstabulation


KADAR ASAM URAT
NORMAL TINGGI Total

JENIS KELAMIN LAKI-LAKI Count 7 7 14


% within JENIS KELAMIN 50,0% 50,0% 100,0%

PEREMPUAN Count 10 9 19
% within JENIS KELAMIN 52,6% 47,4% 100,0%
Total Count 17 16 33
% within JENIS KELAMIN 51,5% 48,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,022 1 ,881
b
Continuity Correction ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,022 1 ,881
Fisher's Exact Test 1,000 ,580
Linear-by-Linear Association ,022 1 ,883
N of Valid Cases 33
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,79.
b. Computed only for a 2x2 table

UMUR RESPONDEN * KADAR ASAM URAT Crosstabulation


KADAR ASAM URAT
NORMAL TINGGI Total
UMUR RESPONDEN DEWASA Count 1 1 2
% within UMUR 50,0% 50,0% 100,0%
RESPONDEN
LANSIA Count 11 5 16
% within UMUR 68,8% 31,3% 100,0%
RESPONDEN
MANULA Count 5 10 15
% within UMUR 33,3% 66,7% 100,0%
RESPONDEN
Total Count 17 16 33
% within UMUR 51,5% 48,5% 100,0%
RESPONDEN

Chi-Square Tests
Asympto
Significance (2
Value df
a
Pearson Chi-Square 3,890 2
Likelihood Ratio 3,975 2
Linear-by-Linear Association 2,377 1
N of Valid Cases 33

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,97.

TINGKATAN OBESITAS * KADAR ASAM URAT Crosstabulation


KADAR ASAM URAT
NORMAL TINGGI Total
tingkat obesitas Pre-Obes Count 9 11 20
% within tingkat obesitas 45,0% 55,0% 100,0%
Obes I Count 8 4 12
% within tingkat obesitas 66,7% 33,3% 100,0%

Obes II Count 0 1 1
% within tingkat obesitas 0,0% 100,0% 100,0%
Total Count 17 16 33
% within tingkat obesitas 51,5% 48,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Asym
Significan
Value df
a
Pearson Chi-Square 2,505 2
Likelihood Ratio 2,916 2
Linear-by-Linear Association ,240 1
N of Valid Cases 33
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,48.

RIWAYAT KELUARGA * KADAR ASAM URAT Crosstabulation


KADAR ASAM URAT
NORMAL TINGGI Total
RIWAYAT ADA Count 9 12 21
% within RIWAYAT 42,9% 57,1% 100,0%

TIDAK ADA Count 8 4 12


% within RIWAYAT 66,7% 33,3% 100,0%
Total Count 17 16 33
% within RIWAYAT 51,5% 48,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1,733 1 ,188
b
Continuity Correction ,911 1 ,340
Likelihood Ratio 1,759 1 ,185
Fisher's Exact Test ,282 ,170
Linear-by-Linear Association 1,681 1 ,195
N of Valid Cases 33

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,82.
b. Computed only for a 2x2 table
LAMPIRAN

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawacara Mengenai Identitas Responden

Pengukuran Berat Badan


Pengambilan Darah Vena

Pemeriksaan Kadar Asam Urat


PROFIL PENELITI

Nama : Elza Febrianti


NIM : PO.71.34.0.15.010
Tempat, Tanggal Lahir : Perumnas Nendagung, 27 Februari 1997
Alamat : Pagaralam, Perumnas Nendagung Jln.
Bayam No.049 Blok B RT/RW 09/05 Kel.
Nendagung Kec. Pagaralam Selatan Kota
Pagaralam
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Telepon : 082259540280
Status dalam Keluarga : Anak ke-4 dari 5 bersaudara
Riwayat Pendidikan :
- SD Negeri 72 Pagaralam Lulus Tahun 2009
- SMP Negeri 02 Pagaralam Lulus Tahun 2013
- MAN 1 Pagaralam Lulus Tahun 2015
- Poltekkes Kemenkes Palembang
Jurusan Analis Kesehatan Lulus Tahun 2018
Nama Orang Tua
Ayah : Alias Munandar
Ibu : Des Nelly
Alamat Orang Tua : Pagaralam, Perumnas Nendagung Jln. Bayam No.049
Blok B RT/RW 09/05 Kel. Nendagung Kec. Pagaralam Selatan Kota Pagaralam

You might also like