You are on page 1of 4

Disiplin Positif dan Nilai - Nilai

Kebajikan Universal
Perubahan Paradigma
Kegiatan Kepalan Tangan
Teman Anda (B) akan mencoba sekuat tenaga, dengan berbagai cara untuk
meminta anda memberikan benda tersebut, B bisa membujuk, mengancam,
menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka kepalan
tangan anda.
Apa yang terjadi?
Perubahan paradigma Teori Kontrol (Ilusi Kontrol)
Ilusi guru mengontrol murid.
Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dan dapat menguatkan
karakter.
Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat.
Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa
Apakah makna "disiplin?"
Berasal dari bahasa latin "disciiplina" artinya "belajar"
Makna dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid - murid socrates
dan plato.
Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan, apa
yang dia hargai.
Namun dalam budaya kita. Makna kata disiplin telah berubah menjadi sesuatu
yang di lakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan.
Kecenderungan umum adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau pencapaian suatu
tujuan mulia.
Nilai - nilai Kebajikan Universal
Nilai kebajikan adalah sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang
ingin dicapai setiap individu. Nilai tersebut bersifat universal dan lintas bahasa,
suku bangsa, agama maupun latar belakang.
- setiap perilaku / perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada
teori kontrol, 1984)
- Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka
motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari
dalam untuk mencapai tujuan yang mulia yang diinginkan (Diana
Gossen,1998)
- Nilai Nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal
dengan Profil Pelajar Pancasila.
• Beriman, bertaqwa kepada tuhan YME dan berahlak mulia
• Mandiri
• Bernalar Kritis
• Berkebinekaan global
• Bergotong royong
• Kreatif
1.4.a.4.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

a) Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan
penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan
segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

- Disiplin Positif

Disiplin positif adalah pendekatan untuk menuntun kodrat anak agar berdaya dalam
mengontrol diri dan menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu nilai-nilai
kebajikan. Disiplin positif menjadi komponen utama dalam mewujudkan budaya positif. 

- Teori Kontrol

Di dalam teori kontrol dijelaskan bahwa yang bisa mengontrol seseorang adalah dirinya
sendiri. Seseorang akan melakukan sesuatu atau tidak tergantung dari dalam diri orang
tersebut sesuai dengan motivasi pemenuhan dasar yang dimilikinya.

- Teori Motivasi

Perilaku yang ditunjukkan manusia pasti memiliki motivasi dan tujuan. Motivasi dibagi
menjadi dua, yakni motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal adalah motivasi
yang diinginkan oleh seseorang dalam rangka menghargai diri dnegan nilai yang
diyakininya. Sementara itu, motivasi eksternal di antaranya adalah keinginan yang
dilakukan dalam rangka menghindari ketidaknyamanan/hukuman atau ingin
mendapatkan imbalan/penghargaan.

- Hukuman dan Penghargaan

Hukuman dan penghargaan adalah salah satu cara mengontrol perilaku murid yang
secara tidak langsung menghambat potensinya. Dalam jangka waktu tertentu, baik
hukuman dan penghargaan akan sama0sama memberikan dampak yang sama, yakni
ketergantungan (bukan kemerdekaan) dan tentunya mematikan motivasi internal
seseorang. 

- Posisi Kontrol Guru

Ada lima posisi kontrol guru, yakni: 

1) Sebagai penghukum

2) Sebagai pembuat rasa bersalah

3) Sebagai teman

4) Sebagai pemantau
5) Sebagai manajer

- Kebutuhan Dasar Manusia 

Ada lima jenis kebutuhan dasar manusia, yakni 

1) Kebutuhan bertahan hidup

2) Kasih sayang dan rasa memiliki

3) Kebebasan

4) Kesenangan

5) Penguasaan

- Keyakinan Kelas

Keyakinan kelas adalah nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh warga kelas untuk
menumbuhkan motivasi internal dan budaya positif di kelas. 

- Segitiga Restitusi

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk
mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang
seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain. Segitiga Restitusi adalah alur untuk menegakkan keyakinan
bersama di dalam kelas atau sekolah. Ada tiga unsur segitiga restitusi, yakni:

1) Menstabilkan identitas

2) Validasi tindakan yang salah

3) Menanyakan keyakinan

- Hal yang menarik dan di luar dugaan

1) Ternyata hukuman dan penghargaan tidak efektif untuk diberikan kepada siswa

2) Ada lima posisi kontrol guru dalam menangani siswa yang bermasalah. Saat ini
saya lebih banyak di posisi guru sebagai teman dan guru sebagai pemantau. Ke
depannya saya akan selalu berusaha untuk menempatkan diri di posisi guru sebagai
manajer. 

3) Dengan mengetahui kebutuhan dasar manusia, kita bisa memetakan motivasi


yang dilakukan seorang siswa saat ia berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan
aturan/keyakinan sekolah. 
4) Keyakinan kelas ternyata berbeda dengan aturan/kesepakatan kelas.

5) Saya sering melakukan bagian dari segitiga restitusi, yakni menstabilkan


identitas dan validasi tindakan, tetapi saya baru tahu ada bagian menanyakan keyakinan
kelas. Hal itu cukup menarik dan penting untuk pemahaman saya. 

b) Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya
positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, ada perubahan cara berpikir saya, yakni:

1) Membuka sudut pandang saya tentang motivasi yang dilakukan oleh seseorang dan
kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya. Oleh sebab itu, saya bisa
menganalisis apa yang dibutuhkan dan diinginkannya sehingga bisa mempermudah
dalam mencarikan solusi yang tepat. 

2) Ternyata baik hukuman dan penghargaan kurang efektif jika diterapkan dalam
pembelajaran. 

3) Saya berpikir bahwa guru harus menempatkan dirinya sebagai manajer dalam
menangani permasalah pada siswa. 

4) Dengan segitiga restitusi saya percaya akan mendukung pembelajaran yang berpihak
kepada siswa dan mendukung terciptanya budaya positif. 

You might also like