You are on page 1of 7

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT DAN STATUS

GINGIVA PADA MAHASISWA DENGAN GIGI BERJEJAL

1
Altriany Sasea
2
B. S. Lampus
3
Aurelia Supit

1
Kandidat skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
3
Bagian Ilmu Penyakit Mulut Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: alien_getoo@yahoo.co.id

Abstract: Dental crowding is a condition which the position of the teeth are outside the normal
tooth arrangement. This condition occasionally become problem for patient. Based from
function, dental crowding is very hard to clean with tooth brush, it can accumulated plaque,
which is one of the risk factor of bad oral hygiene, calculus and gingivitis. This study objectives
was the find out overview of oral hygiene and gingival status of college student who had
crowding teeth in Dentistry Courses Medical Faculty of Sam Ratulangi University Manado.
This is a descriptive study. Population study was all college student who had crowding teeth in
Dentistry Courses Medical Faculty of Sam Ratulangi University Manado. Samples were 40
person ad sampling method was total sampling. The results oral hygiene using Simplified Oral
Hygiene Index (OHI-S) in the crowding of both jaws showed that the majority of 66.67% of the
study have good oral hygiene and gingival status of research results by using the gingival index
in both jaws partial crowding 65.22% of the study subjects had mild inflammation of gingival
status.
Keywords: Dental crowding, Oral hygiene, gingival status.

Abstrak: Gigi berjejal merupakan keadaan berjejalnya gigi di luar susunan gigi yang normal.
Kondisi gigi berjejal terkadang menjadi masalah bagi penderitanya. Gigi berjejal sangat sulit
dibersihkan dengan menyikat gigi, kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan plak yang juga
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kalkulus dan gingivitis. Penelitian ini bertujuan
mengetahui gambaran status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa
dengan gigi berjejal di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini yaitu
mahasiswa yang memiliki kondisi gigi berjejal di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Sampel berjumlah 40 orang dan pengambilan
sampel dilakukan dengan metode total sampling. Hasil penelitian kebersihan rongga mulut
dengan menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) pada gigi berjejal kedua rahang
menunjukkan bahwa sebagian besar 66,67% subjek penelitian memiliki kebersihan mulut baik
dan hasil penelitian status gingiva dengan menggunakan indeks gingiva pada gigi berjejal kedua
rahang sebagian besar 65,22% subjek penelitian memiliki status gingiva inflamasi ringan.
Kata kunci: Gigi berjejal, status kebersihan rongga mulut, status gingiva.

52
Sasea, Lampus, Supit; Gambaran Status Kebersihan Rongga Mulut... 53

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga normal.5 Susunan gigi yang berjejal-jejal
(SKRT) tahun 2010 Departemen Kesehatan jarang terjadi pada gigi-geligi susu. Susunan
RI menunjukkan bahwa 63% penduduk semacam ini lebih sering terlihat pada gigi-
Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut gigi tetap, dimana hal ini biasa ditemukan
meliputi karies gigi dan penyakit jaringan pada lebih dari 60% populasi dewasa di
penyangga.1 Kesehatan gigi dan mulut Inggris.6 Kondisi gigi berjejal terkadang
sangat penting, peranannya cukup besar menjadi masalah bagi penderitanya. Gigi
dalam mempersiapkan zat makanan sebelum berjejal sangat sulit dibersihkan dengan
absorbsi nutrisi pada saluran pencernaan, menyikat gigi, kondisi ini dapat menye-
disamping fungsi estetis dan bicara.Berbagai babkan penumpukan plak yang juga meru-
penyakit maupun kelainan gigi dan mulut pakan salah satu faktor resiko terjadinya
dapat menggangu penampilan, fonetik gingivitis. Hal ini dapat disebabkan oleh
ataupun pengunyahan. Salah satu kelainan karena pada saat pembersihan gigi atau
susunan gigi disebut dengan maloklusi.2 menyikat gigi, sikat gigi sulit menjangkau
Maloklusi merupakan bentuk hubungan sisa makanan yang menempel pada daerah
rahang atas dan rahang bawah yang interdental gigi berjejal sehingga terjadi
menyimpang dari bentuk standar yang akumulasi plak dan membentuk kalkulus
diterima sebagai bentuk normal.Maloklusi kemudian menjadi pemicu gigi berlubang
dapat disebabkan karena tidak ada (karies) dan penyakit gusi (gingivitis)
keseimbangan dentofasial. Keseimbangan bahkan kerusakan jaringan pendukung gigi
dentofasial ini tidak disebabkan oleh satu (periodontitis) sehingga gigi menjadi
faktor saja, tetapi beberapa faktor saling goyang dan terpaksa harus dicabut.7
mempengaruhi.3,4 Faktor-faktor yang Penelitian ini akan dilakukan pada
mempengaruhi maloklusi menurut Salzman mahasiswa program Studi Kedokteran Gigi
dibagi atas faktor prenatal dan postnatal. Universitas Sam Ratulangi, dimana survei
Faktor prenatal terdiri dari genetik, awal ditemukan pada beberapa mahasiswa
diferensiasi dan kongental. Faktor postnatal terdapat kondisi gigi berjejal untuk
terdiri dari perkembangan, fungsional dan memperoleh data dan gambaran tentang
lingkungan.3 Prevalensi maloklusi tahun keluhan dalam kaitannya dengan kesulitan
2008 mencapai 80% dan menduduki urutan dalam membersihkan sisa makanan yang
ketiga setelah karies dan penyakit tersangkut pada gigi berjejal yang sulit
periodontal.5 Jenis-jenis maloklusi yang dijangkau oleh sikat gigi. Mahasiswa
dapat dijumpai antara lain protrusi, intrusi kedokteran gigi sebagai calon dokter gigi
dan ekstrusi, crossbite, open bite, gigi dengan pengetahuan yang dimiliki seharus-
berjejal, dan diastema. Jenis-jenis maloklusi nya lebih memiliki kesadaran untuk
tersebut, salah satu yang menjadi acuan menjaga kebersihan rongga mulut serta
penelitian yaitu gigi berjejal merupakan dapat memberikan informasi dan berbagi
komponen prevalensi maloklusi tertinggi pengetahuan kepada masyarakat luas
pada pasien-pasien kedokteran gigi. Hal tentang pentingnya menjaga kebersihan
tersebut dapat dilihat dari penelitian di rongga mulut sehingga dapat mencegah
Departemen Ortodonti FKG-UI tahun 1999 penyakit rongga mulut yang timbul pada
di Jakarta yang melaporkan dari 270 sampel masyarakat.
pada anak usia 12-14 tahun ditemukan gigi Berdasarkan latar belakang, penulis
berjejal sebesar 44,9%, gigi renggang tertarik melakukan penelitian mengenai
(diastema) 16,7%, gigi mendongos (protru- gambaran status kebersihan rongga mulut
si) 6,3%, tumpang gigit dalam (deep bite) dan status gingiva pada gigi berjejal dalam
6,3%, gigitan silang (scissor bite) 12,3%, hal ini peneliti menggunakan sampel
dan gigitan terbuka (open bite) 13,2 %.5 mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi
Gigi berjejal merupakan keadaan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
berjejalnya gigi di luar susunan gigi yang Ratulangi angkatan tahun 2008-2011.
54 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 52-58

METODE PENELITIAN Rumus Perhitungan OHI-S:


Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif. Penelitian dilaksanakan di OHI-S = DI + CI
Kampus Program Studi Kedokteran Gigi
DI: Debris Indeks
Universitas Sam Ratulangi Manado pada CI: Kalkulus Indeks
tanggal 16 bulan Oktober - November 2012.
Populasi pada penelitian ini yaitu semua Penilaian OHI-S; Baik, bila nilai berada di
mahasiswa gigi berjejal di Program Studi antara 0-1,2; Sedang, bila nilai berada di
Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran antara 1,3-3,0; Buruk, bila nilai berada di
Universitas Sam Ratulangi Manado berjum- antara 3,1-6,0.
lah 62 orang. Kriteria inklusi Mahasiswa Status gingiva yang diperiksa adalah
Program Studi Kedokteran Gigi UNSRAT gingiva yang mengelilingi gigi molar kanan
yang memiliki kondisi gigi berjejal, bersedia dan kiri atas bagian bukal, gigi insisivus
menjadi subjek penelitian, bersedia mengisi kanan atas bagian labial, gigi molar kanan
informed consent dan kooperatif dalam dan kiri bawah bagian lingual dan insisivus
pengambilan data. Mahasiswa yang sedang kiri bawah bagian labial. Status gingiva
menggunakan alat ortodonsi cekat dimasuk- adalah suatu keadaan atau kondisi kesehatan
kan dalam kriteria eksklusi. Teknik gingiva yang menggambarkan gingiva
pengambilan sampel yang digunakan total dalam keadaan normal, gingiva dengan
sampling yaitu semua anggota populasi inflamasi ringan, sedang, dan berat yang
yang memenuhi kriteria inklusi menjadi diukur berdasarkan skor indeks gingiva
sampel penelitian. Besar sampel ialah selu- menurut Loe dan Silness. dengan kriteria;
ruh anggota populasi, yakni keseluruhan 0=Gingiva normal tidak ada keradangan,
mahasiswa dengan gigi berjejal di Program tidak ada perubahan warna, tidak ada
Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran perdarahan; 1=Peradangan ringan : terlihat
Universitas Sam Ratulangi Manado angkat- ada sedikit perubahan warna, dan sedikit
an 2008-2011 berjumlah 40 orang. Variabel edema tetapi tidak ada perdarahan saat
penelitian ini yaitu status kebersihan rongga probing; 2=Peradangan sedang: warna
mulut dan status gingiva. kemerahan, adanya edema, dan terjadi
Pemeriksaan status kebersihan rongga perdarahan saat probing; 3=Peradangan
mulut adalah suatu keadaan atau kondisi berat: warna merah terang atau merah
kebersihan gigi dan mulut yang menggam- menyala, adanya edema, ulserasi, kecen-
barkan kebersihan mulut baik, sedang atau derungan adanya perdarahan spontan.
buruk. Indeks yang digunakan pada pene-
litian ini untuk menilai kebersihan mulut Rumus indeks gingiva: Indeks Gingiva
yaitu Oral Hygiene Index Simplified (OHI-
S) menurut Greene dan Vermilion. Permu- Total Skor
(GI) =
kaan gigi yang diperiksa adalah enam Σ gigi yang diperiksa
permukaan gigi, yaitu empat permukaan gigi
posterior dan dua permukaan gigi anterior. Keparahan inflamasi gingiva dapat
Pada bagian posterior, permukaan gigi yang ditentukan dari skor indeks gingiva dengan
digunakan : molar pertama atau molar dua. kriteria sebagai berikut; Inflamasi ringan,
Permukaan yang diperiksa molar atas pada bila skor indeks gingiva berada di antara
sisi bukal dan molar bawah pada sisi lingual. 0,1-10, Inflamasi sedang, bila skor indeks
Pada bagian anterior, permukaan gigi yang gingiva berada di antara 1,1-2,0, Inflamasi
digunakan: Permukaan labial dari incisivus berat, bila skor indeks gingiva berada di
satu kanan atas dan Insisivus satu kiri antara 2,1-3,0.
bawah. Jika kedua gigi anterior itu tidak Gigi berjejal anterior dan posterior
ada, maka digantikan insisivus satu (21atau yang memiliki penyimpangan posisi
41 berturut-turut) pada sisi berlawanan dari mahkota gigi termasuk gigi yang tumpang
midline. tindih, gigi berkelompok, rotasi dan gigi
Sasea, Lampus, Supit; Gambaran Status Kebersihan Rongga Mulut... 55

yang tidak terletak pada lengkung gigi. Program Studi Kedokteran Gigi Universitas
Kriteria gigi berjejal berdasarkan Dental Sam Ratulangi yang merupa-kan salah satu
Aesthetic Indeks yaitu; Skor 0=bila tidak ada Program Studi dibawah naungan Fakultas
berjejal; Skor 1=bila pada salah satu rahang Kedokteran. Jumlah mahasiswa angkatan
ada berjejal; Skor 2=bila pada kedua rahang tahun 2008-2011 yakni sebanyak 380 orang
berjejal. terdiri dari laki-laki berjumlah 112 orang
Instrument yang digunakan dalam dan perempuan berjumlah 268 orang.
penelitian yaitu formulir pemeriksaan OHI- Subjek penelitian yang didapatkan ber-
S dan Gingiva Indeks. Alat dan bahan yang dasarkan kriteria inklusi yang memiliki gigi
digunakan yaitu Alat diagnostik, peri- berjejal berjumlah 40 orang dan distribusi
odontal probe, Masker dan handskoen, berdasarkan jenis kelamin (Tabel 1).
Senter, Alkohol dan kapas, Air dan sabun, Tabel 1 menunjukkan subjek pene-
Disclosing solution. litian berdasarkan jenis kelamin pada
Pengumpulan data dilakukan melalui mahasiswa perempuan dengan gigi berjejal
Pertimbangan etik Sebelum melakukan pada satu rahang sebesar 52,95% dibanding
penelitian subjek penelitian telah dimintakan dengan mahasiswa laki-laki 47,05%. Subjek
izin tertulis berupa informed consent. penelitian pada mahasiswa perempuan
Pengambilan data berupa data Oral Hygiene dengan gigi berjejal pada kedua rahang
Index Simplified (OHI-S) dan data Gingiva sebesar 69,56% dibanding dengan
Index yang diperoleh dengan melakukan mahasiswa laki-laki 30,45.
pemeriksaan langsung didalam rongga Distribusi hasil penelitian ini dapat
mulut menggunakan alat diagnostik dan dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan
hasil pemeriksaan langsung pada lembar kebersihan rongga mulut pada satu rahang
formulir pemeriksaan. Analisis data yang gigi berjejal dan dua rahang gigi berjejal
digunakan dalam penelitian ini ialah secara (Tabel 2).
deskriptif. Data di olah dan dideskripsikan Berdasarkan Tabel 2, hasil pemeriksaan
dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis OHI-S pada gigi berjejal satu rahang
berdasarkan hasil persentase. menunjukkan bahwa sebagian besar
(56,25%) subjek penelitian memiliki
kebersihan rongga mulut baik, sedangkan
HASIL PENELITIAN subjek penelitian yang tersisa memiliki
Penelitian ini dilaksanakan di kampus kebersihan mulut sedang 43,75% dan tidak

Tabel 1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Total
Gigi berjejal Laki -laki Perempuan
N % n % n %
Pada satu rahang 8 47,05 9 52,95 17 100
Pada dua rahang 7 30,45 16 69,56 23 100

Tabel 2. Distribusi status kebersihan rongga mulut dengan gigi berjejal


OHI-S Total
Gigi berjejal Baik Sedang Buruk
n % n % n % n %
Pada satu rahang 9 56,25 7 43,75 0 0 16 100

Pada dua rahang 6 25 16 66,67 2 8,33 24 100


56 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 52-58

Tabel 10. Distribusi status gingiva


Status gingiva Total
Inflamasi Inflamasi
Normal
Gigi berjejal ringan sedang
n % n % n % n %
Pada satu rahang 9 52,95 8 47,05 0 0 17 100
Pada dua rahang 4 17,39 15 65,22 4 17,39 23 100

terdapat subjek penelitian dengan status kebersihan mulut sedang, sedangkan


kebersihan mulut buruk. Subjek penelitian subjek penelitian memiliki kebersihan mulut
yang memiliki gigi berjejal pada kedua baik 25% dan subjek penelitian yang tersisa
rahang sebagian besar (66,67%) dengan memiliki kebersihan mulut buruk 8,33%.
Distribusi hasil penelitian berdasarkan bertujuan untuk mencegah terbentuknya
indeks gingiva pada subjek penelitian dapat plak, maka dibutuhkan perawatan keber-
dibagi dalam tiga kelompok yaitu subjek sihan rongga mulut secara teratur dan
penelitian dengan keadaan gingiva yang mahasiswa lebih lagi memerhatikan keber-
normal, memiliki inflamasi ringan dan sihan rongga mulut.
inflamasi sedang (Tabel 10). Subjek penelitian yang memiliki gigi
Berdasarkan tabel di atas, hasil berjejal pada kedua rahang sebagian besar
pemeriksaan status gingiva pada gigi (66,67%) dengan status kebersihan mulut
berjejal satu rahang menunjukkan bahwa sedang (Tabel 9). Peneliti berasumsi bahwa
sebagian besar (52,94%) subjek penelitian hal ini disebabkan karena gigi berjejal
memiliki gingiva normal, sedangkan subjek terutama pada kedua rahang merupakan
penelitian yang tersisa memiliki inflamasi salah satu faktor yang memengaruhi sulitnya
ringan 47,05% dan tidak terdapat subjek pemeliharaan kebersihan mulut. Hal ini
penelitian yang memiliki inflamasi sedang. disebabkan karena pada saat menyikat gigi,
Subjek penelitian yang memiliki gigi sikat gigi sulit menjangkau sisa makanan
berjejal pada dua rahang (65,22%) dengan yang menempel pada daerah interdental gigi
status gingiva inflamasi ringan, sedangkan yang berjejal sehingga mengakibatkan
pada subjek penelitian yang tersisa memiliki akumulasi plak dan membentuk kalkulus.
gingiva normal 17,39% dan yang memiliki Penelitian ini memiliki kesamaan dengan
status gingiva inflamasi sedang 17,39%. penelitian yang dilakukan oleh Dalva Maria
tahun 2004 tentang evaluasi indeks
periodontal dari gingiva dan plak dengan
BAHASAN
gigi berjejal dalam perkembangan gingivitis
Hasil pemeriksaan kebersihan rongga di Brazil. Tingkat kebersihan mulut pada
mulut dengan menggunakan Oral Hygiene subjek penelitian termasuk pada kategori
Index Simplified (OHI-S) pada gigi berjejal sedang. Hasil penelitian ini juga menunjuk-
satu rahang menunjukkan bahwa sebagian kan adanya hubungan yang signifikan antara
besar (56,25%) subjek penelitian memiliki gigi berjejal, plak, kalkulus dan peradangan
kebersihan mulut baik (Tabel 9). Hal ini gingiva.9
disebabkan karena pada mahasiswa yang Kebersihan mulut juga dapat dipeng-
memiliki gigi berjejal dengan satu rahang aruhi oleh perilaku pemeliharaan kebersihan
lebih mudah dibersihkan dan adanya mulut. Pembentukan perilaku dapat diper-
kepedulian serta usaha dalam menjaga oleh dari lingkungan berupa pengalaman
kebersihan mulutnya sendiri. Kebersihan dari kehidupan sehari-hari.9
rongga mulut yang terjaga dengan baik Mahasiswa kedokteran gigi telah
mampu meningkatkan kesehatan rongga memiliki pengetahuan tentang kebersihan
mulut. Kebersihan rongga mulut dan gigi gigi dan mulut. Hal ini dapat memengaruhi
Sasea, Lampus, Supit; Gambaran Status Kebersihan Rongga Mulut... 57

perilaku kebersihan gigi dan mulut dari evaluasi indeks periodontal dari gingiva dan
mahasiswa. Namun, hasil penelitian plak dengan gigi berjejal dalam
kebersihan mulut pada mahasiswa yang pengembangan gingivitis di Brazil yang
dijadikan subjek penelitian ini ditemukan menunjukkan bahwa sebagian besar subjek
berada pada tingkat kebersihan mulut penelitian menunjukan status gingiva
sedang. Peneliti berasumsi bahwa maha- dengan inflamasi ringan. Penelitian tersebut
siswa belum berhasil menerapkan penge- juga memaparkan bahwa gigi berjejal tidak
tahuan tentang kesehatan gigi dan mulut memberi pengaruh yang berarti apabila
pada kebersihan mulutnya sendiri. Kemam- kebersihan rongga mulut pasien termasuk
puan untuk memelihara diri agar dapat pada kategori baik.9 Peneliti berasumsi bah-
mencapai tingkat kebersihan mulut yang wa kebersihan mulut pada subjek penelitian
baik adalah kondisi yang memacu tinggi yang termasuk pada mahasiswa dengan gigi
atau rendahnya status kebersihan mulut. berjejal sebagian besar memiliki status
Hasil penelitian tentang status gingiva kebersihan mulut sedang sehingga memung-
pada mahasiswa dengan gigi berjejal pada kinkan terbentuknya inflamasi gingiva
satu rahang menunjukkan bahwa sebagian ringan. Hal ini terjadi pada subjek penelitian
besar (52,94%) subjek penelitian memiliki yang memiliki gigi berjejal pada kedua
gingiva normal (Tabel 10). Hal ini rahang karena prosedur kebersihan mulut
disebabkan karena upaya dari mahasiswa lebih sulit dilakukan pada subjek penelitian
dalam menjaga dan memelihara kebersihan pada kondisi tersebut.
rongga mulutnya sendiri. Kebersihan rongga
mulut ialah usaha mempertahankan atau
SIMPULAN DAN SARAN
menjaga kebersihan dan kesehatan rongga
mulut dan gigi dengan menggosok gigi dan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
flossing untuk membantu dalam mengangkat disimpulkan Gambaran status kebersihan
plak dan sisa makanan diantara gigi untuk rongga mulut pada mahasiswa kedokteran
mengurangi inflamasi gingiva.10 gigi dengan gigi berjejal termasuk pada
Subjek penelitian yang memiliki gigi kategori kebersihan rongga mulut sedang
berjejal pada dua rahang sebagian besar (66,67%) dan Gambaran status gingiva pada
(65,22%) dengan status gingiva inflamasi mahasiswa kedokteran gigi dengan gigi
ringan (Tabel 10). Peneliti berasumsi bahwa berjejal termasuk pada kategori inflamasi
kesulitan dalam menjaga kebersihan gigi ringan (65,22%). Saran Bagi mahasiswa
dan mulut pada subjek penelitian dengan kedokteran gigi dengan gigi berjejal, kiranya
gigi berjejal kususnya pada kedua rahang lebih memerhatikan kebersihan rongga
dapat memicu adanya penumpukan plak mulut dan melakukan perawatan ortodonsi
yang menyebabkan terjadinya inflamasi serta perlu penelitian lebih lanjut untuk
gingiva pada rongga mulut. Kesulitan dalam melihat status kebersihan rongga mulut dan
prosedur menyikat gigi memungkinkan status gingiva pada gigi berjejal dengan
adanya interdental gigi yang tidak dapat faktor-faktor lain yang memengaruhi.
dibersihkan dengan baik yang pada akhirnya
menyebabkan retensi sisa makanan dan
UCAPAN TERIMA KASIH
plak. Plak yang terbentuk dari sisa makanan
akan membentuk kalkulus. Kalkulus Penulis mengucapkan terima kasih
tebentuk dari plak bakteri yang telah kepada drg. P.S Anindita, Sp Orto (Dosen
mengalami mineralisasi yang melekat pada penguji I) dan drg. Vonny N. S. Wowor,
permukaan gigi dan tepi gingiva, bakteri- MKes (Dosen penguji II) atas masukan yang
bakteri mengeluarkan toksin dan menyerang telah diberikan kepada penulis. Penulis juga
gingiva sehingga menyebabkan peradangan mengucapkan terima kasih kepada semua
pada gingiva. Hasil penelitian ini memiliki pihak yang telah membantu penulis dalam
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan menemukan ide dalam penulisan karya tulis
oleh Dalva Maria tahun 2004 tentang ini.
58 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 52-58

DAFTAR PUSTAKA Ketiga). Jakarta: EGC, 1997; p.131.


7. Wijaya S. Perbandingan gigi dan dimensi
1. Survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
lengkung antara gigi tanpa berjejal dengan
[homepage on the Internet]. 2010 [cited berjejal. Jurnal ilmiah kedokteran gigi
2012 Aug 04]. Available from: USU. 2011:1-6.
http://www.ilmukesehatangigi.com/2010/1
8. Hapsari SL. Perawatan dasar gingivitis
1/02//keadaan-dan-masalah-kesehatan-gigi-
pada anak [homepage on the Internet]. 2012
dan-mulut-di-indonesia. [cited 2012 Mar 22]. Available from:
2. Oktaviani D. Analisis hubungan maloklusi URL:http//respository.USU.ac.id. h.1-2
dengan kualitas hidup pada remaja SMU
9. Dalva M. Evaluation of periodontal index
kota Medan tahun 2007. Jurnal ilmiah
of gingival and plaque with dental
kedokteran gigi USU. 2008:1. crowding in development of gingivitis in
3. Salzman JA. Etiology of malocclusion and children and adolescents [Serial online].
dentofacial deformities. In: practice of
2004 [cited 2012 Nov]. Available from:
orthodontics. Philadelphia and montreal: JB
http:http://univille.edu.br/community/depto
Lippincott company, 1966; p.114-123,378- _odontologia/VirtualDisk.html?action=dow
386. nloadFile&file=avaliacao_indice_gengival.
4. Sulastry S. Korelasi antara lebar mesio-
pdf&current=%2FODONTOLOGIA%2FR
distal gigi dengan kecembungan profil
SBO%2FRSB_v.1_n.1_novembro_2004;
jaringan lunak wajah orang Bugis-Makasar p.20.
Jurnal Dentofacial. 2007;6(2):72-7. 10. Herijulianti E, Tati SI, Sri A. Pendidikan
5. Susanto C. Need dan demand serta akibat
kesehatan gigi. Jakarta: Penerbit Buku
dari maloklusi pada siswa SMU Negeri I
Kedokteran EGC, 2001; p.35, 98.
Binjai. Jurnal ilmiah kedokteran gigi USU. 11. Potter AP, Perry AG. Buku ajar
2010:6. fundamental keperawatan: konsep, proses
6. Foster TD. Buku Ajar Ortodonsi (Edisi
dan praktik. Jakarta: EGC, 2005; p.1376.

You might also like