You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“TEPID WATER SPONGE”

Disusun untuk memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Dasar Profesi
Ruang Asoka RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

SIWI KURNIASARI
I4B021072

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2022
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kebutuhan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia
untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Menurut Roy
(1980) dalam Lestari (2020), kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan dasar
individu yang menstimulasi respon untuk mempertahankan integritas keutuhan
tubuh. Kebutuhan dasar ini memiliki sifat yang heterogen karena setiap
individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Menurut Abraham Maslow,
manusia memiliki 5 tingkatan kebutuhan dasar atau yang dikenal dengan
hierarki kebutuhan dasar Maslow, diantaranya yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan
dimiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Mubarak 2017)
Termoregulasi merupakan pengatiran fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan prouksi panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara
konsisten. Termoregulasi manusia berpusat pada hipotalamus anterior.
Terdapat 3 komponen atau penyusunan sistem pengaturan panas. Suhu atau
termoregulasi merupakan suatu perbedaan antara jumlah suhu yang dihasilkan
oleh tubuh dengan jumlah panas yang hilang pada lingkungan eksternal/
substansi panas dingin/ permukaan kulit tubuh.(Zurimi 2019)
Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami
peningkatan suhu tubuh diatas 37,8°C peroral atau 38,8°C perrektal karena
faktor eksternal (Mahmud 2020). Menurut pendapat lain Hipertermi terjadi
ketika sistem kontrol suhu normal tubuh tidak dapat secara efektif mengatur
suhu internal, sehingga biasanya, pada suhu tinggi tubuh akan mendinginkan
melalui penguapan keringat (Rosyana 2020).
Salah satu teknik yang di gunakan untuk mengurangi hipertermi adalah
tepid water sponge. Water tepid sponge merupakan suatu tindakan kompres
hangat dengan teknik seka diberikan kepada pasien yang mengalami demam
tinggi untuk menurunkan atau mengurangi suhu tubuh (Bangun & Ainun,
2017). Tindakan ini dapat dilakukan oleh semua orang, peralatannya yang
murah dan caranya juga mudah dan praktis (Kurniawan, 2016). Tindakan ini
dilakukan dengan menyeka bagian tubuh terutama di lipatan-lipatan tubuh
(Yunianti SC et al., 2019). Tindakan ini dapat dilakukan selama 15 menit
sebanyak 3 kali kompres dalam rentang waktu 30 menit perhari sampai suhu
tubuhnya menurun (Labir et al., 2017)
Water tepid sponge dapat menurunkan suhu tubuh pada kejang demam
sekitar 0.84oC (Nurlaili et al., 2018). Ketika tindakan ini dilakukan, suhu tubuh
akan menurun karena adanya seka pada tubuh saat pemberian water tepid
sponge yang mempercepat pelebaran pembuluh darah perifer di seluruh tubuh
sehingga proses penguapan panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih
cepat dibandingkan dengan kompres hangat (Wardiyah et al., 2016). Tindakan
water tepid sponge menghasilkan penurunan suhu tubuh yang signifikan
sehingga mencegah terjadinya komplikasi (Nurlaili et al., 2018).
Tindakan water tepid sponge merupakan salah satu tindakan mandiri dari
perawat, tetapi sering diabaikan bahkan sering dibebankan pada keluarga
pasien. Padahal tindakan water tepid sponge lebih mudah dilakukan dan tidak
memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu, tindakan ini juga
memungkinkan pasien atau keluarga tidak terlalu bergantung pada obat
antipiretik (Mulyani & Lestari 2020)
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan pendahuluan ini yaitu untuk:
1. Mengetahui definisi tepid water sponge
2. Mengetahui tujuan dari tepid water sponge
3. Mengetahui indikasi dari tepid water sponge
4. Mengetahui kontra indikasi dari tepid water sponge
5. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan tepid water sponge
6. Mengetahui prosedur tindakan dari tepid water sponge
B. TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
bila mengalami demam. Salah satu metode kompres yang sering digunakan
adalah pemberian tepid sponging (kompres hangat). Tepid sponging
merupakan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam yaitu dengan
merendam anak di dalam air hangat, mengelap sekujur tubuh dengan air hangat
menggunakan waslap, dan dengan mengompres pada bagian tubuh tertentu
yang memiliki pembuluh darah besar(Bardu, 2014). Perawat sangat berperan
dalam untuk mengatasi demam melalui peran mandiri maupun kolaborasi.
Peran mandiri perawat dalam mengatasi demam salah satunya adalah water
tepid sponge. Water tepid sponge dapat dilakukan dengan meletakkan anak
pada bak mandi yang berisi air hangat atau dengan mengusap dan mengelap
seluruh bagian tubuh anak dengan air hangat (Putri et al. 2020)
Tepid water sponge merupakan salah satu metode fisik untuk menurunkan
suhu tubuh bila mengalami demam. Salah satu metode kompres yang sering
digunakan adalah pemberian tepid sponging (kompres hangat). Tepid sponging
merupakan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam yaitu dengan
merendam anak di dalam air hangat, mengelap sekujur tubuh dengan air hangat
menggunakan waslap, dan dengan mengompres pada bagian tubuh tertentu
yang memiliki pembuluh darah besar (Putri et al. 2020).
Tepid water sponge adalah tindakan pendinginan secara tradisional, seperti
memakaikan pakaian minimal, memajan kulit dengan udara,, menurunkan suhu
kamar, meningkatkan sirkulasi udara, dan pemberian kompres dingin dan
lembab pada kulit(misalnya di dahi) efektif jika diberikan ± 1 jam setelah
pemberian antipiretik sehingga set point dapat menurun. Tindakantindakan
tersebut dikenali sebagai metode fisik (Caruso, 1992; Axelord, 2000). Metode
penangana demam secara fisik, memungkinkan tubuh kehilangan panas dengan
cara konduksi, konveksi, atau penguapan (Berutu 2019).
2. Tujuan
Menurut (Widyawati & Cahyanti, 2010) terapi tepid sponge memiliki
tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan pelepasan panas tubuh melalui cara evaporasi konveksi
b. Memberikan efek vasodilatasi pada pembuluh darah
c. Memberikan rasa nyaman
3. Indikasi
Indikasi seseorang memerlukan dukungan Menurut (Widyawati &
Cahyanti, 2010) anak yang di berikan terapi tepid sponge adalah pasien yang
mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal yaitu lebih dari 37,5oC.
4. Kontra Indikasi
Kontra indikasi Kontraindikasi pada terapi tepid sponge (Widyawati &
Cahyanti, 2010) adalah:
a. Tidak ada luka pada daerah pemberian terapi tepid sponge
b. Tidak diberikan pada neonatus
5. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Hal yang perlu diperhatikan saat memberi dukungan tepid sponge adalah
meminta ijin pada pasien atau keluarga sebelum tindakan, menggunakan alat
yang bersih sehingga terhindar dari infeksi nosokomial, menggunakan sarung
tangan dan memperhatikan apabila terdapat luka di tubuh pasien.
6. Prosedur Tindakan
(Tim Keperawatan Dasar 2018)
Tindakan Rasionalisasi
Tahap Orientasi : - Membaca rekam medis
1. Membaca rekam medis bertujuan untuk
2. Cuci Tangan memastikan apakah
3. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan : intervensi yang akan
- Troli dilakukan sudah sesuai
- Alas dengan rencana dan
- Kom berisi air hangat kebutuhan pasien
- Waslap - Cuci tangan sebelum
- Handuk mempersiapkan alat untuk
- Pengalas mandi menjaga hand hygiene dan
- Selimut mandi mencegah infeksi
- Etil alcohol nosokomial
- Thermometer - Peralatan perlu disiapkan
- Sarung tangan bersih sebelum tindakan untuk
memastikan alat sudah
sesuai dengan kebutuhan
dan tidak ada yang
tertinggal
Tahap Pra Interaksi : - Sebelum melakukan
1. Memberikan salam, mengecek gelang tindakan perlu adanya
pasien validasi pada pasien untuk
2. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama memastikan bahwa
tindakan, respon atau keluhan saat ini intervensi dilakukan pada
pasien yang tepat sesuai
rencana
- Penjelasan intervensi atau
tindakan perlu diberikan
pada pasien untuk
mengurangi kecemasan dan
menjalin hubungan saling
percaya antara pasien dan
perawat
Tahap Kerja : - Tindakan perlu dimulai
1. Memulai tindakan dengan cara yang baik dengan cara yang baik
2. Menjaga privasi (menutup tirai, menutup untuk menjaga hubungan
pintu dan jendela) saling percaya antara pasien
3. Mendekatkan peralatan di samping tempat dan perawat
tidur - Menjaga privasi merupakan
4. Mencuci tangan hal yang harus diperhatikan
5. Memakai sarung tangan bersih saat tindakan atau intervensi
6. Membantu klien melepas pakaiannya pada pasien, khususnya
7. Tempatkan alas mandi dibawah punggung untuk tindakan
klien memandikan pasien.
8. Pasang selimut mandi diarea tubuh yang - Peralatan perlu didekatkan
tidak dilakukan tepid water sponge pada perawat untuk
9. Cek kembali temperature air, rendam memudahkan saat tindakan
waslap dan handuk. Peras handuk dan - Memberikan intervensi
waslap tepid water sponge untuk
10. Pasang waslap dibawah aksila dan mengatasi masalah
selangkangan paha (karena terdapat hipertermi yang dialami
pembuluh darah besar) serta pasang pula pasien.
handuk bahian tubuh anterioe agar terjadi
perpindahan panas dengan cara konduksi.
11. Ganti handuk dan waslap setiap 5 menit
12. Jika sudah selesai keringkan bagian
tubuh klien
13. Ukur kembali nadi dan temperature
badan klien, observasi kembali respon klien
terhadap terapi
14. Lanjutkan kembali tepid water
spoongeini dibagian tubuh posterior selama
3-5 menit. Kaji kembali nadi dan
temperature setiap 15 menit
15. Hentikan tindakan jika suhu tubuh klien
sudah kembali dalam batas normal jika suhu
turun di bawah batas normal tindakan tidak
dilanjutkan
16. Keringkan seluruh tubuh dan bantu klien
memakai pakaian

Tahap Terminasi : - Evaluasi tindakan dapat


1. Menanyakan perasaan pasien setelah diketahui dengan
dilakukan tindakan menanyakan respon pasien
2. Mencuci tangan terhadap tindakan yang
3. Memberikan reinforcement atas kerjasama sudah dilakukan
pasien - Mencuci tangan bertujuan
4. Membuat kontrak untuk pertemuan untuk menjaga kebersihan
selanjutnya atau hand hygiene
5. Merapikan peralatan - Reinforcement diberikan
untuk memberikan
penghargaan pada pasien
atas kerjasama yang sudah
dilakukan
- Setelah tindakan, peralatan
perlu dibereskan dan dicek
kembali supaya tidak ada
yang tertinggal
Dokumentasi Dokumentasi tindakan perlu
Melakukan dokumentasi atas tindakan yang dilakukan sebagai bukti
sudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Berutu, H. 2019, ‘Pengaruh K Tepid Water Sponge Terhadap Penurunan Suhu


Tubuh Pada Anak Yang Mengalami Hipertermi Di Ruang Melur Rumah
Sakit Umum Daerah Sidikalang Heriaty’, Jurnal Akademi Keperawatan,
vol. III, pp. 32–8.
Kasiati & Rosmalawati, N.W.D. 2016, Kebutuhan Dasar Manusia I, Pusat
Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Jakarta.
Lestari, I. 2020, ‘Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Personal Hygiene
pada Pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang Syaraf RSUD Jend. Ahmad
Yani Metro Provinsi Lampung’, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
Mahmud, R. 2020, Penerapan Asuhan Keperawatan Demam Berdarah Dengue
dalam Pemenuhan Kebutuhan Termoregulasi Pendahuluan Metode
Hasil Dan Pembahasan, vol. 9, pp. 1023–8.
Mubarak 2017, Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi, Salemba
Medika, Jakarta.
Mulyani, E. & Lestari, N. 2020, ‘Efektivitas Tepid Water Sponge Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Masalah Keperawatan
Hipertermia’, Jurnal Keperawatan Terpadu, vol. 2, no. 1, p. 16.
Potter, P.P. & Perry, A.G. 2012, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik, 4th edn, EGC, Jakarta.
Prakoso, D.Y. 2015, ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Personal Hygiene
dengan Metode Ceramah dan Media Audiovisual terhadap Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri dalam Mencegah Keputihan di SMK Bakti
Purwokerto’, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Putri, R.H., Fara, Y.D., Dewi, R., Komalasari, Sanjaya, R. & Mukhlis, H. 2020,
‘Differences in the effectiveness of warm compresses with water tepid
sponge in reducing fever in children: A study using a quasi-experimental
approach’, International Journal of Pharmaceutical Research, vol. 12,
no. 4, pp. 3492–500.
Rosyana, M. 2020, Asuhan Keperawatan Anak Gastroenteritis Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis : Termoregulasi.
Tim Keperawatan Dasar 2018, Buku Panduan Skill Lab Keperawatan Dasar,
FIKES Unsoed, Purwokerto.
Zurimi, S. 2019, ‘Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Dalam Pemenuhan
Ketidakefektifan Termoregulasi Pada Pasien Demam Typoid Di RSUD
dr.P.P. Magetti Saumlaki’, Jurnal Keperawatan Indonesia, vol. 4, no. 3,
pp. 131–6.

You might also like