You are on page 1of 17

Pencermatan dan Masukan

ADINKES terkait RUU Kesehatan


Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) – Jakarta
dr. Yanri W. Subronto, PhD, SpPD, KPTI, FINASIM (Dewan Pakar PP ADINKES)
Pendahuluan
Bahwa secara umum, RUU ini cukup baik, terutama dalam arti merespon keadaan yang baru
(misal belajar dari Pandemi) dan mengikuti masa sekarang dan kedepan (misal digitalisasi
dalam bidang Kesehatan) (merevisi UU 36 Tahun 2009)

ADINKES merupakan organisasi yang pendiriannya (awal tahun 2000an) adalah untuk
merespon perubahan system pemerintahan Indonesia saat itu, yaitu dari system sentralistik
menjadi desentralistik (UU tahun 1999 → UU 32 Tahun 2004 → UU no 23 Tahun 2014)

RUU Kesehatan ini dalam konteks Undang-Undang tentang system pemerintahan


KEDUDUKAN ADINKES -
Pada tingkat pusat bekerja Bersama Kemenkes dan Kemendagri

Ministry of Ministry of
Health Internal Affairs
Provincial
Governor
National Health
Health Offices
System APBD
ADINKES
NSPK Agreement
SPM Health Regent/
Office Mayor
City/District
Stakeholders
(Provincial &
City/District) COMMUNITY

Presentation by Prof. Djohermansyah Djohan –


Dirjen OTDA, Kemendagri, 2012
Pendahuluan - Sistem Pemerintahan di
Indonesia

Desentralisasi : penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah


otonomo berdasarkan asas otonomi

Urusan Pemerintahan = kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden


yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintah
Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat

Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan Absolut, Konkuren, dan Urusan
Pemerintahan umum
• Kesehatan merupakan urusan pemerintahan WAJIB yang berkaitan
dengan PELAYANAN DASAR dan bersifat KONKUREN (diselenggarakan
Bersama antara Pem Pusat dan Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota
Pendahuluan • Wajib berkaitan pelayanan dasar → ada SPM;
• Konkuren → pemerintah menetapkan NSPK (Norma, Standar,
– Kesehatan Prosedur, dan kriteria)
• RUU Kesehatan
sbg urusan • Belum menyinggung SPM
• Ketidak jelasan pembagian kewenangan dan urusan
pemerintahan • Bab III Tanggung Jawab PemPusat/PemDa Pasal 18 – 26 dan
Lampiran B pada UU no 23 tahun 2014
Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
Kesehatan – Terkait Bab III RUU Kesehatan -4-

B. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN

NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH


KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1. Upaya Kesehatan a. Pengelolaan upaya a. Pengelolaan UKP rujukan a. Pengelolaan UKP Daerah
kesehatan perorangan tingkat Daerah kabupaten/kota dan
(UKP) rujukan provinsi/lintas Daerah rujukan tingkat Daerah
nasional/lintas Daerah kabupaten/kota. kabupaten/kota.
provinsi. b. Pengelolaan UKM Daerah b. Pengelolaan UKM Daerah
b. Pengelolaan upaya provinsi dan rujukan kabupaten/kota dan
kesehatan masyarakat tingkat Daerah rujukan tingkat Daerah
(UKM) nasional dan provinsi/lintas Daerah kabupaten/kota.
rujukan nasional/lintas kabupaten/kota. c. Penerbitan izin rumah
Daerah provinsi. c. Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan
c. Penyelenggaraan sakit kelas B dan fasilitas fasilitas pelayanan
registrasi, akreditasi, dan pelayanan kesehatan kesehatan tingkat Daerah
standardisasi fasilitas tingkat Daerah provinsi. kabupaten/kota.
pelayanan kesehatan
publik dan swasta.
-5-

NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH


KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
d. Penerbitan izin rumah
sakit kelas A dan fasilitas
pelayanan kesehatan
penanaman modal asing
(PMA) serta fasilitas
pelayanan kesehatan
tingkat nasional.
2. Sumber Daya Manusia a. Penetapan standardisasi Perencanaan dan a. Penerbitan izin praktik
(SDM) Kesehatan dan registrasi tenaga pengembangan SDM dan izin kerja tenaga
kesehatan Indonesia, kesehatan untuk UKM dan kesehatan.
tenaga kesehatan warga UKP Daerah provinsi. b. Perencanaan dan
negara asing (TK-WNA), pengembangan SDM
serta penerbitan kesehatan untuk UKM
rekomendasi pengesahan dan UKP Daerah
rencana penggunaan kabupaten/kota.
tenaga kerja asing
(RPTKA) dan izin
mempekerjakan tenaga
asing (IMTA).
Sumber Daya Manusia Kesehatan
-6-

NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH


KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
b. Penetapan penempatan
dokter spesialis dan
dokter gigi spesialis bagi
Daerah yang tidak
mampu dan tidak
diminati.
c. Penetapan standar
kompetensi teknis dan
sertifikasi pelaksana
Urusan Pemerintahan
bidang kesehatan.
d. Penetapan standar
pengembangan kapasitas
SDM kesehatan.
e. Perencanaan dan
pengembangan SDM
kesehatan untuk UKM
dan UKP Nasional.
-7-

NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH


KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
3. Sediaan Farmasi, Alat a. Penyediaan obat, vaksin, a. Penerbitan pengakuan a. Penerbitan izin apotek,
Kesehatan, dan alat kesehatan, dan pedagang besar farmasi toko obat, toko alat
Makanan Minuman suplemen kesehatan (PBF) cabang dan cabang kesehatan dan optikal.
program nasional. penyalur alat kesehatan b. Penerbitan izin usaha
b. Pengawasan ketersediaan (PAK) . mikro obat tradisional
pemerataan, dan b. Penerbitan izin usaha kecil (UMOT).
keterjangkauan obat dan obat tradisional (UKOT). c. Penerbitan sertifikat
alat kesehatan. produksi alat kesehatan
c. Pembinaan dan kelas 1 (satu) tertentu
pengawasan industri, dan PKRT kelas 1 (satu)
sarana produksi dan tertentu perusahaan
sarana distribusi sediaan rumah tangga.
farmasi, obat tradisional, d. Penerbitan izin produksi
alat kesehatan dan makanan dan minuman
perbekalan kesehatan pada industri rumah
rumah tangga (PKRT), tangga.
bahan obat, bahan baku
e. Pengawasan post-market
alam yang terkait dengan
produk makanan-
kesehatan.
Pemberdayaan Masyarakat (terkait Pasal 25
RUU) -8-

NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH


KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
d. Pengawasan pre-market minuman industri rumah
obat, obat tradisional, tangga.
kosmetika, alat
kesehatan, PKRT, dan
makanan minuman.
e. Pengawasan post-market
obat, obat tradisional,
kosmetika, alat
kesehatan, PKRT, dan
makanan minuman.
4. Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat
Masyarakat Bidang bidang kesehatan melalui bidang kesehatan melalui bidang kesehatan melalui
Kesehatan tokoh nasional dan tokoh provinsi, kelompok tokoh kabupaten/kota,
internasional, kelompok masyarakat, organisasi kelompok masyarakat,
masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan organisasi swadaya
swadaya masyarakat serta dunia usaha tingkat provinsi. masyarakat dan dunia usaha
dunia usaha tingkat nasional tingkat kabupaten/kota.
dan internasional.
Poin untuk ditinjau
• Bab III – perlu dirinci karena ditakutkan terjadi saling lempat tanggung jawab dan akhirnya tidak
dikerjakan/diselesaiakan
• Tanggung jawab Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota sudah diatur dalam UU 23 Tahun 2014
– pasal 13
• Kalau sesuai dengan Tata Urutan Perundangan (UU no 12 Tahun 2011) maka seyogyanya dari
Undang-undang diturunkan ke Peraturan Pemerintah, dan tidak langsung ke Peraturan
Daerah
• Pembagian Urusan bidang Kesehatan juga sudah ada pembagiannya dalam Lampiran (slide
diatas)
• Perlu lebih rinci dan jelas pembagian kewenangan antara pempusat, pemprov, pemkab/kota
yang belum diatur dalam Lampiran UU 23 tahun 2014 dalam bentuk Peraturan Menteri
Tentang Dinas Kesehatan
• Disini masih sangat minim (missal kata Dinas Kesehatan hanya disebut 3 kali)
• Sementara dalam system desentralisasi dan untuk melaksanakan urusan
pemerintahan yang bersifat konkuren maka Peran dan Fungsi Dinas Kesehatan
sangat penting (sebegai PENYELENGGARA dan PELAKSANA)
• Tugas Fungsi Dinas (Kesehatan) juga sudah diatur ada Peraturan Pemerintah no
18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang sudah diperbarui
menjadi PP no 72 Tahun 2019 tentang Organisasi Perangkat Daerah
• Diharapkan RUU (yg jadi UU) ini menjadi momentum untuk perbaikan Tata Kelola
Bidang Kesehatan termasuk Hak, Kewajiban, Tata Hubungan kerja antar pihak
terkait
Tentang Peraturan Pemerintah dan
Pemerintah Menteri
• Terdapat sekitar 66 kata Peraturan Menteri
• Terdapat sekitar 18 kata Peraturan Pemerintah
• Diharapkan hal2 yang lebih umum diatur sebagai Peraturan Pemerintah, dan hal2
yang lebih teknis diatus sebagai Peraturan Menteri, missal tentang
penyelenggaraan Puskesmas

Terdapat kata Organisasi Khusus (Pasal 180 ayat 2) – perlu lebih dirinci
Tentang Upaya Kesehatan (pasal 34 dst)
• Dalam RUU in telah merinci urusan KB dan KesPro dan Pengawasan Obat dan
Makanan → apakah ada wacana untuk menjadikan satu sebagai urusan
Kesehatan dibawah Menteri Kesehatan (sementara dalam RUU ini BPJS tata
kelolanya bertanggung jawab pada Presiden melalui menKes)
• Terdapat perbedaan dalam hal penyebutan fasyankes pemberi layanan UKP
primer (tidak spesifik) dan UKM primer (tertulis diselengagrakan oleh DInKes
dengan delegasi ke Puskesmas
• Dalam UKM sekunder dan tersier – belum jelas apa fungsinya, bentuk atau
faskesnya, perbedaan antara kewenagan pemda prov dan pemda kab/kota
Belum terlihat jelas Tugas Fungsi dari
Labkesda, termasuk tata hubungan
kerjanya
• Belum ada mekanisme rujukan specimen yang
ditanggung oleh BPJS

Belum ada tentang Balai Kesehatan


Masyarakat

Belajar dari Pandemi maka dapat terlihat


UKM

betapa pentingnya Upaya Kesehatan


Masyarakat
Masukan terkait UKM

RUU ini menjadi Dalam penataan tersebut


momentum tepat untuk diperjelas pembagian
lebih menata system dalam kewenangan, urusan,
upaya Kesehatan, baik penataan SDM, dan
perorangan dan utamanya pembiayaan
UKM, penyelenggaraannya
Penutup

Momentum untuk peningkatan


Bahwa Undang-Undang teknis
dan perbaikan serta penataan Penguatan Dinas Kesehatan
(Kesehatan) ini perlu align dan
Sistem Kesehatan Nasional agar sebagai penyelenggara dan
diharmonisasi dengan Undang2
terjadi peningaktan Ketahanan pelaksana urusan pemerintahan
Sistem Pemerintahan yang
Sistem Kesehatan yang bidang kesehatan
berlaku
Berkelanjutan

Perbaikan dan penataan Upaya


Kesehatan Apabila akan dibuat sebagai
Omnibus Law, maka perlu Undang-undang dibuat rinci agar
• UKP adalah PRIVATE GOODS (sesuai UU tidak terlalu banyak perlu
SJSN)
diidentifikasi produk2 hukum
• UKM adalah PUBLIC GOODS → Perlu lain yang dapat mempengaruhi adanya(banyak) peraturan
lebih diperkuat Kesehatan, missal KB, rumah turunannya
sehat, obat, dan lain2

You might also like