You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) ATAU TOR (TERM OR REFERENCE)

PROGRAM ISPA / PNEUMONIA


DASAR HUKUM
1. Alsagaff, Hood dkk, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Gramik Fakultas Kedokteran
Universitas Air Langga, Surabaya.
2. Anonim, 1992, Pedoman Penggunaan Antibiotik Rasional, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
3. Anonima , 2000, kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cetakan Pertama, Media Aesculaplus,
Jakarta.
4. Anonimb , 2000, Informasi Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pangawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
5. Anonima , 2002, Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan
Pneumonia pada Balita,. Dit.Jen.PPM-PLP, Jakarta.
6. Anonimb , 2002, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi, dan Penyakit Tropis, Ikatan Dokter
Anak Indonesia, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
7. Anonim, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan, Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, (http://www.isfijatim.org).
8. Anonim, 2006, Modul Pelatihan Penggunaan Obat Rasional, Bakti Husada Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
9. Anonim, 2007, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang
Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
(http://www.who.int).
10. Anonim, 2008, Daftar 10 Besar Penyakit Rumah Sakit ASSALAM, Penerbit Rumah Sakit
ASSALAM, Sragen.
11. Arsyad S., Efiaty dan Iskandar, N., 2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala dan Leher, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
12. Banker, A. W., Bint, A. J., 2003, Urinary Tract Infections, in Walker, R., Edward, A., (eds.)
Clinical Pharmacy and Theurapeutic, 3rd Edition, 542-543, Churchill Livingstone, Vk.
13. Cipolle, R.J., Strand, L.M., dan Morley,P.C, 1998, Pharmaceutical Care Practice, The Mc,
Graw Hills Companies. 43
14. Dorlan, W., A., Newman, 2002, Kamus Kedokteran Dorland, alih bahasa Huriawati Hartanto,
dkk., Ed 29, EGC, Jakarta.
15. Dwiprahasto, I., 1995, Penggunaan Antibiotika Rasional, 2-8, 13, 16, Laboratorium
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
16. Dwiprahasto, I., Suryawati, S., dan Santoso, B., 1998, Pemakaian dan Pengelolaan Obat
dalam Rumah Tangga, 23-30, Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
17. Ganiswarna G., Sulistia, 1995, Farmakologo dan Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
18. George L., Adams, 1997, Boies : Buku Ajar Penyakit THT (Boies Fundamental of
Otolaryngology) / George L, Adams, Lawrence R. Boies, Peter H. Higler, alih bahasa Caroline
Wijaya, Editor Harjanto Efendi, Ed 6, EGC, Jakarta.
19. Gitawati, R., Sukosediati, N., Sampurno, O. D., dan Lestari, P., 1996, Jenis Informasi yang
dapat Diperoleh di Rekam Medik di Beberapa Rumah Sakit Untuk Pemerintah, Cermin
Kedokteran, 49-52.
20. Glover, M.L., Reed, M.D., 2005, Lower Respiratory Tract Infections, In DiPiro, J. T.,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, McGraw Hill Companies, New
York.
21. Hidayatullah, T., 2006, Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) dalam Pengobatan Infeksi
Saluran Pernafasan ISPA Pasien Pediatri Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Tahun 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitan Gadjah Mada, Yogyakarta.
22. Khaliq, Y., Forgie, S., 2005, Upper Respiratory Tract Infections, In DiPiro, J. T.,
Pharmacotherapy A Pathophysiology Approah, Sixth Edition, McGraw Hill Companies, New
York.
23. Makiyatul, 1998, Catatan Kuliah Pulmonary Ilmu Penyakit Paru, Fakultas Kedokteran,
Universitas Surakarta.
24. Mohammad, 2004, Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan, Penerbit CSGF
(The Community of Self Help Group Forum, Surakarta.
25. Nelson, W. E., 2000, Ilmu Kesehatan Anak, 1453-1454, Penerbit Buku Kedokteran ECG,
Jakarta.
26. Raharjoe, Nastiti N., Supriyatno, B., Budi S, Darmawan, 2008, Buku Ajar Respiratory, Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.

I. PENDAHULUAN
ISPA (Pneumonia) merupakan penyakit paling serius dan paling membahayakan jiwa
anak-anak dibandingkan dengan infeksi saluran pernafasan lainnya. Strategi dalam
penanggulangan ISPA dalam penemuan dini dan tatalaksana anak batuk, atau kesulitan
bernafas yang tepat. Tatalaksana ISPA pada balita bertujuan untuk menurunkan angka
kematian balita karena pneumoni dan diharapkan cakupan penemuan dini pneumoni balita
akan lebih cepat mencapai sasarannya.

II. LATAR BELAKANG


ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih
dari saluran nafas melalui hidung sampai alveoli terutama sinus dan rongga telinga tengah.
Pneumonia infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) tanda-tanda gejala
penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk.
Ada lima langkah bagan tatalaksana anak batuk atau kesulitan bernafas :
1. Menilai anak batuk atau kesulitan bernafas
2. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan sesuai 2 kelompok umur balita
3. Menentukan pengobatan dan rujukan
4. Memberi konseling bagi ibu
5. Memberikan pelayanan tindak lanjut

III. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Melakukan upaya untuk menurunkan angka kesakitan ISPA (Pneumonia) wilayah
kerja Puskesmas

b. TUJUAN KHUSUS
1. Petugas dapat mengetahui faktor-faktor tingginya angka kesakitan ISPA (Pneumoni)
di wilayah kerja Puskesmas
2. Meningkatnya sasaran pneumonia pasien.
3. Menekan angka kematian balita akibat pneumonia.

IV. TATA NILAI YANG DAPAT DITERAPKAN


KEGIATAN SASARAN TATA NILAI YANG DAPAT DI ADOPSI
Care Seeking Kasus Balita dengan - Tanggap :
Pneumonia kasus ISPA Petugas segera menindak lanjuti pasien
Pneumonia dengan kasus ISPA Pneumonia.
- Santun :
Petugas bersikap santun dalam
berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
pasien.

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Luar Gedung
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Care Seeking Kasus ISPA / Petugas melakukan kunjungan rumah dan
Pneumonia memberikan konseling pada pasien dengan kasus
Pneumonia.
VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan Luar Gedung
KEGIATAN PELAKSANA LINTAS PROGRAM LINTAS SEKTOR
NO KET
POKOK PROGRAM TERKAIT TERKAIT
1 Care Seeking - Menyusun rencana 1. Program MTBS-M 1. Kepala Desa Sumber
kegiatan - Mengambil data - Melakukan Pembiayaan
Kasus ISPA /
- Melakukan pasien kasus komunikasi BOK
Pneumonia ISPA / dan
koordinasi dengan
Pneumonia koordinasi
LP/LS sebelum
- Menentukan tempat pelaksanaan
dan waktu kegiatan
pelaksanaan
kegiatan
- Melakukan
kunjungan rumah
pasien yang
bersangkutan
- Melakukan
pemeriksaan fisik
pasien dan
memberikan
konseling pada
keluarga
- Menyiapkan form
laporan
- Membuat laporan
kegiatan.

VII. SASARAN
1. Balita dan anak dengan kasus ISPA Pneumonia

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


N TAHUN 2018
KEGIATAN
O Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Care Seeking Kasus
1 BILA ADA KASUS
Pneumonia

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan luar gedung dilakukan oleh Penanggung Jawab UKM
setiap 6 bulan sekali dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada saat evaluasi selesai
dilakukan.
X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaporan kegiatan dilakukan setiap bulan dan dilaporkan pada bulan berikutnya setiap
tanggal 5 yang ditujukan kepada Penanggung Jawab program ISPA di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bireuen dan diketahui oleh Kepala Puskesmas Peusangan Siblah Krueng.

You might also like