Professional Documents
Culture Documents
Laporananalisiseds2013cianjur 140109163103 Phpapp02
Laporananalisiseds2013cianjur 140109163103 Phpapp02
EVALUASI DIRI
SEKOLAH TAHUN 2013
KABUPATEN CIANJUR
Disusun oleh
Drs. Jamaludin, M.MPd
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1
A. Rasional...................................................................................................................1
B. DasarHukum...........................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................4
D. Sasaran Program......................................................................................................4
E. Manfaat...................................................................................................................4
F. Hasil yang Diharapkan............................................................................................4
A. Rasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, memuat aturan
tentang kewajiban setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk
melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan
untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan. Penjaminan dan peningkatan
mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh
pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing
serta peran serta masyarakat. Pada tingkat Pemerintah Pusat dilaksanakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP), Kementerian Agama,
dan Kementerian Dalam Negeri serta instansi terkait lainnya. Penjaminan mutu pada level
Pemerintah Daerah Provinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi,
LPMP dan Kantor Wilayah Departemen Agama, sedangkan pada tingkat pemerintah daerah
Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota dan
Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat ini merupakan
tanggung jawab tiap pemangku kepentingan pendidikanuntuk menjamin dan meningkatkan
mutu pendidikan. Implementasi SPMP terdiri atas rangkaian proses/tahapan yang secara
siklik dimulai dari: (1) pengumpulan data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4)
penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program
peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara
kolaboratif antara satuan pendidikan dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) yaitu penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi,dan pemerintah. Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat,
dan empirik.Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil akreditasi
sekolah, sertifikasi guru, ujian nasional, dan profil sekolah. Selain itu Evaluasi Diri Sekolah
(EDS) merupakan instrumen implementasi SPMP yang dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan sebagai salah satu program akseleratif dalam peningkatan kualitas pengelolaan
1 2 3
INSTRUMEN, BORANG , FORMULIR
STANDAR MUTU dan SOP
PENGUKURAN/ PENGGUNAAN INSTRUMEN
6 5 4
Sebagai komponen penting dalam SPMP, Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan
dasar peningkatan mutu dan penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah. EDS
jugamenjadi sumber informasi kebijakan untuk penyusunan program pengembangan
pendidikan kabupaten/kota. Karena itulah EDS menjadi bagian yang integral dalam
penjaminan dan peningkatan mutu. EDS adalah suatu proses yang memberikan tanggung
jawab kepada sekolah untuk mengevaluasi kemajuan mereka sendiri dan mendorong sekolah
untuk menetapkan prioritas peningkatan mutu sekolah. Kegiatan EDSberbasis sekolah, tetapi
proses ini juga mensyaratkan adanya keterlibatan dan dukungan dari orang-orang yang
bekerja dalam berbagai tingkatan yang berbeda dalam sistem ini, dan hal ini tentu saja
membantu terjaminnya transparansi dan validitasi proses.
Evaluasi
Mutu
Observasi
situasi aktual
B. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3) Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
C. Tujuan
Laporan hasil analisisPeta Mutu Pendidikan Berbasis Hasil EDS ini disusun untuk
menyajikan hasil pencapaian 6 dari 8 SNP yang dilakukan melalui program pemetaan
mutu pendidikan tahun 2013 disertai tindaklanjutnya berupa program peningkatan mutu 6
Nasional.
D. Sasaran
Satuan pendidikan yang mengimplementasikan EDS tahun 2013 seluruhnya berjumlah
25.000 20.087
20.000
15.000
10.000
4.119
-
SD SMP SMA SMK
Gambar 1.1
Jumlah Sasaran Program Pemetaan Mutu
Provinsi Jawa Barat
Untuk Kabupaten/Kota Cianjur jumlah sasaran EDS disajikan pada tabel data berikut
ini :
E. Manfaat
Secara umum manfaat dari kegiatan ini adalah untuk tersusunnya statergi program
penjaminan mutu pendidikan yang terencana dengan baik dan fokus berbasis data
hasil EDS tahun 2013 baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Gambar 3.1
Mekanisme Pelaksanaan Program
NO MATERI JP
7
Analisis Peta & Profil Mutu Pendidikan 16 JP
Gambar 3.2
Struktur Program Capacity Building Tingkat Nasional
NO MATA DIKLAT JP
1. Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan 1
2 EDS untuk Penjaminan Mutu Pendidikan 4
3 Mekanisme Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 2
4 Instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan 4
5 Penggunaan Aplikasi Sistem PADAMU NEGERI 6
6 Pemanfaatan Hasil Pemetaan Mutu 3
7 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut 2
8 Tugas Mandiri 6
9 Pre dan Post Test 2
JUMLAH 30
Gambar 3.3
Struktur Program CB Internal LPMP
Gambar 3.4
Struktur Program CB Pengawas dan Operator
Yang pernah mengikuti EDS
NO MATA DIKLAT JP
1. Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan 1
2 EDS untuk Penjaminan Mutu Pendidikan 4
3 Mekanisme Pelaksanaan Pemetaan Mutu Pendidikan 2
4 Instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan 4
5 Penggunaan Aplikasi Sistem PADAMU NEGERI 6
6 Pemanfaatan Hasil Pemetaan Mutu 3
7 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut 2
8 Tugas Mandiri 6
9 Pre dan Post Test 2
JUMLAH 30
Gambar 3.5
Struktur Program CB Pengawas dan Operator
Yang belum pernah mengikuti EDS
5% 7%
14%
74%
SDSMPSMASMK
Gambar 3.6
Diagram prosentase sampel supervisi
Gambar 3.7
Tabel Jumlah sekolah sampel Supervisi
Pada supervisi tahap ke-dua, fokus yang dibidik adalah kontrol terhadap data
hasil EDS di satuan pendidikan dengan bukti fisik yang ada. Dengan kata lain, pada
tahap ini dilakukan verifikasi bukti fisik oleh pihak eksternal (LPMP) yang nantinya
fungsi kontrol ini dapat dilakukan oleh pengawas pembina satuan pendidikan,
sebelum sekolah menyusun RKS dan RKAS berbasis hasil EDS. Jumlah sekolah
sample supervisi tahap dua adalah 626 Satuan Pendidikan yang mewakili jumlah
kecamatan se-Jawa Barat.
Gambar 2.1.
Alur proses analisis indikator SNP
Pada tahap pengolahan persiapan standar SNP perlu dibahas terlebih dahulu metode
yang akan digunakan dalam penetapan status pencapaian SNP, ada beberapa langkah
yang harus dilakukan.
LANGKAH I:
(1) Konversi jawaban responden (siswa, guru, kepala sekolah) ke skor mutu
(2) Rata-ratakan skor mutu setiap angket (siswa, guru, kepala sekolah) untuk setiap
sekolah
(3) Hasil pada tahap (2), gabungkan data angket siswa, guru dan kepala
sekolah LANGKAH II:
Standar Bobot
SKL 15%
Standar Isi 15%
Standar Proses 15%
Standar Penilaian 10%
Standar PTK 15%
Standar Pengelolaan 10%
Standar sarana dan prasarana 10%
Standar Pembiayaan 10%
Tabel 2.1. Bobot untuk perhitungan SNP
Pada tahapan analisis, yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan data. Apabila
pada tahap ini tersedia data lengkap untuk seluruh objek maka analisis yang dilakukan
sifatnya hanya deskripsi saja. Sedangkan apabila data yang tersedia hanya sebagian
saja (sampel) maka analisis yang dapat dilakukan mulai dari deskripsi dan
selanjutnya dapat juga dilakukan proses analisis pendugaan. Hasil pendugaan yang
Sekolah dikatakan telah mencapai kriteria Menuju SNP 1 apabila skor untuk Standar
Kompetensi Lulusan (Y) lebih kecil dari 6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan
bobot yang ditetapkan juga lebih kecil dari 6,5. Kriteria Menuju SNP 2 apabila skor
untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih besar atau sama dengan 6,5 dan jumlah
standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan lebih kecil dari 6,5. Kriteria
Menuju SNP 3 apabila skor untuk Standar Kompetensi Lulusan (Y) lebih kecil dari
6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan bobot yang ditetapkan lebih besar atau
sama dengan 6,5. Kriteria Mencapai SNP apabila skor untuk Standar Kompetensi
Lulusan (Y) lebih besar atau sama dengan 6,5 dan jumlah standar lainnya berdasarkan
Di atas SNP
SNP
89 600 23 449 Menuju SNP 3
Menuju SNP 2
Menuju SNP 1
Berdasarkan hasil pengolahan data EDS Tahun 2013, diketahui bahwa dari total 1161
SD yang dianalisis di Kab./Kota Cianjur, terdapat 449 SD yang berada pada capaian
“Menuju SNP 1”, 23 SD berada pada capaian “Menuju SNP 2”, 600 SD berada pada
capaian Menuju SNP 3, 89 SD sudah mencapai “SNP”, dan 0 SD yang berada pada
capaian “Di atas SNP”.
0,00
STANDAR PENGELOLAAN
7,08 6,00STANDAR
PROSES
7,08
6,99STANDAR
STANDAR PTK PENILAIAN
Gambar 3.1
Rata-rata Capaian Standar Nasional Pendidikan
Jenjang SD Kab./Kota Cianjur
Dari grafik tersebut diperoleh data untuk level Kab./Kota Cianjur rerata capaian
Standar Nasional Pendidikan untuk Jenjang SD berada pada skor 6,25 Standar
dengan rata-rata capaian terendah yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan (skor
4,73), sedangkan standar dengan rata-rata capaian tertinggi yaitu Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (skor 7,08).
Berikut disajikan grafik 10 indikator yang paling rendah capaiannya jenjang SD :
0,16
0,000,100,200,300,400,500,600,70
Gambar 3.2
10 Indikator paling rendah Jenjang SD Kabupaten/Kota Cianjur
Berikut ini juga disajikan skor dari masing-masing indikator tiap standar. Sajian dari
masing-masing indikator diharapkan menjadi focus upaya dalam menyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.
Gambar 3.3
Rata-rata capaian indikator Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada Standar Kompetensi Lulusan, indikator Prestasi
Siswa/Lulusan memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya.
Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Standar Isi
Standar isi memuat 4 Indikator, sebagai berikut :
1. Kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional
2. Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
3. Kurikulum relevan dengan lingkungan dan kebutuhan
4. Revisi kurikulum dilakukan secara berkala
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar isi seperti di bawah ini :
Gambar 3.4
Rata-rata capaian indikator Standar Isi
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 4 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar isi, indikator Kurikulum Relevan dengan lingkungan
dan kebutuhan memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya.
Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
3. Standar Proses
Standar proses memuat 8 Indikator, sebagai berikut :
1. RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi
aspek kualitas
2. PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku
3. PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan
menghargai orang lain
4. PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun
5. PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
6. PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar
7. Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
8. Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif)
6,73
Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
3,39
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
Gambar 3.5
Rata-rata capaian indikator Standar Proses
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 8 indikator yang
dilakukan analisis data pada Standar Proses memiliki skor terendah dibandingkan dengan
skor indikator lainnya. Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam
upaya penyusunan program peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
4. Standar Penilaian
Standar penilaian memuat 5 Indikator, sebagai berikut :
1. Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
2. Guru melakukan perancangan penilaian
3. Guru menyusun instrumen sesuai dengan kaidah yang baku
4. Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
5. Sekolah memiliki dokumen prosedur dan kriteria penilaian
5,81
Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
6,59
Guru melakukan perancangan penilaian
7,34
Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
Gambar 3.6
Rata-rata capaian indikator Standar Penilaian
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar penilaian, Indikator Sekolah menetapkan Kreterian
Ketuntasan Minimal memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya
dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
5. Standar PTK
Standar PTK memuat 2 Indikator, sebagai berikut :
1. Peningkatan kompetensi PTK dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah
2. Guru dan tenaga pendidikan professional dalam bidangnya
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar PTK seperti di bawah ini :
Gambar 3.7
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 2 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar PTK , indikator Peningkatan Kompetensi PTK
memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya.dengan demikian
indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program peningkatan mutu
yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan memuat 7 indikator, sebagai berikut :
1. Visi, misi, dan tujuan sekolah sesuai dengan EDS
2. Visi, misi, dan tujuan sekolah dipahami oleh semua warga sekolah
3. Rencana kerja sekolah sesuai EDS
4. Rencana kerja sekolah berorientasi mutu
5. Perencanaan sekolah terkait peningkatan mutu PBM
6. Suasana organisasi mendukung program sekolah
7. Pimpinan melakukan supervisi dan evaluasi sesuai standard
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar PTK seperti di bawah ini :
0,002,004,006,008,0010,00
Gambar 3.8
Rata-rata capaian indikator Standar Pengelolaan
NO KATEGORI JUMLAH
1 MENUJU SNP 1 62
2 MENUJU SNP 2 2
3 MENUJU SNP 3 97
4 SNP 7
5 DI ATAS SNP 0
Total 168
Sumber : Hasil Pengolahan Data EDS, 2013
Berdasarkan hasil pengolahan data EDS Tahun 2013, diketahui bahwa dari total 168
SMP yang dianalisis di Kab.Cianjur terdapat 62 SMP yang berada pada capaian
“Menuju SNP 1”, 2 SMP berada pada capaian “Menuju SNP 2”, 97 SMP berada pada
capaian Menuju SNP 3, 7 SMP sudah mencapai “SNP”, dan tidak ada(0) SMP yang
berada pada capaian “Di atas SNP”.
Berikut adalah grafik rerata capaian standar untuk jenjang SMP di Kab.Cianjur:
0,00
STANDAR 7,07 5,78
STANDAR PROSES
PENGELOLAAN
7,15
6,88
STANDAR PTK STANDAR PENILAIAN
Gambar 3.9
Rata-rata Capaian SNP
Jenjang SMP Kab./Kota .....
Berdasarkan hasil pengolahan data EDS Tahun 2013, diketahui bahwa dari total 168
SMP yang dianalisis di Kab.Cianjur terdapat 62 SMP yang berada pada capaian
“Menuju SNP 1”, 2 SMP berada pada capaian “Menuju SNP 2”, 97 SMP berada pada
capaian Menuju SNP 3, 7 SMP sudah mencapai “SNP”, dan tidak ada(0) SMP yang
berada pada capaian “Di atas SNP”.
Berikut adalah grafik rerata capaian standar untuk jenjang SMP di Kab.Cianjur:
0,000,100,200,300,400,500,60
Gambar 3.10
10 Indikator terlemah Jenjang SMP
Berikut ini juga disajikan skor dari masing-masing indicator tiap standar. Sajian dari
masing-masing indikator diharapkan menjadi focus upaya dalam menyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.
5,54
Gambar 3.11
Rata-rata Capaian Indikator Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar kompetensi lulusan, indikator prestasi siswa/lulusan
memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya. Dengan demikian
indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program perbaikan dan
peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Standar Isi
Standar isi memuat 4 Indikator, sebagai berikut :
1. Kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional
2. Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
3. Kurikulum relevan dengan lingkungan dan kebutuhan
4. Revisi kurikulum dilakukan secara berkala
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor
tahap pengembangan tiap indikator pada standar isi seperti di bawah ini :
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 4 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar isi, indikator revisi kurikulum dilakukan secara
berkala ( 5,82) , memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya.
Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
3. Standar Proses
Standar proses memuat 8 Indikator, sebagai berikut :
1) RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek
kualitas
2) PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku
3) PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai
orang lain
4) PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun
5) PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
6) PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar
7) Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
8) Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif)
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor
tahap pengembangan tiap indikator pada standar proses seperti di bawah ini :
6,54
Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
2,89
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
Gambar 3.13
Rata-rata Capaian Indikator Standar Proses
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 8 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar proses, indicator PBM mengembangkan kreatifitas
peserta didik (skor 2,89) memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator
lainnya. Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan
program peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
4. Standar Penilaian
Standar penilaian memuat 5 Indikator, sebagai berikut :
1) Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
2) Guru melakukan perancangan penilaian
3) Guru menyusun instrumen sesuai dengan kaidah yang baku
4) Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
5) Sekolah memiliki dokumen prosedur dan kriteria penilaian
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar penilaian seperti di bawah ini.
4,47
Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
7,72
Guru melakukan perancangan penilaian
7,28
Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar penilaian,Indikator. Sekolah menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (skor 4,47) memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor
indikator lainnya.dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya
penyusunan program peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
5. Standar PTK
Standar PTK memuat 2 Indikator, sebagai berikut :
1) Peningkatan kompetensi PTK dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah
2) Guru dan tenaga pendidikan professional dalam bidangnya
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar PTK seperti di bawah ini :
Gambar 3.15
Rata-rata Capaian Indikator Standar PTK
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan memuat 7 indikator, sebagai berikut :
1) Visi, misi, dan tujuan sekolah sesuai dengan EDS
2) Visi, misi, dan tujuan sekolah dipahami oleh semua warga sekolah
3) Rencana kerja sekolah sesuai EDS
4) Rencana kerja sekolah berorientasi mutu
5) Perencanaan sekolah terkait peningkatan mutu PBM
6) Suasana organisasi mendukung program sekolah
7) Pimpinan melakukan supervisi dan evaluasi sesuai standard
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar Pengelolaan seperti di bawah ini :
0,002,004,006,008,0010,00
Gambar 3.16
Rata-rata Capaian Indikator Standar Isi
NO KATEGORI JUMLAH
1 MENUJU SNP 1 8
2 MENUJU SNP 2 1
3 MENUJU SNP 3 18
4 SNP 2
5 DI ATAS SNP 0
Total 29
Sumber : Hasil Pengolahan Data EDS, 2013
Di atas SNP
SNP
8 Menuju SNP 3
2 18 1
Menuju SNP 2
Menuju SNP 1
0 10 20 30 40
STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN
10,00
0,00
STANDAR 7,07 5,74
STANDAR PROSES
PENGELOLAAN
6,87
6,65
STANDAR PTK STANDAR PENILAIAN
Gambar 3.17
Rata-rata Capaian SNP
Jenjang SMA Kab./Kota Cianjur
Dari grafik tersebut diperoleh data untuk level Kabupaten/Kota Cianjur rerata
capaian Standar Nasional Pendidikan untuk Jenjang SMA berada pada skor 6.28 .
Standar dengan rata-rata capaian terendah yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan
(skor 5.00 ), sedangkan standar dengan rata-rata capaian tertinggi yaitu standar
Pengelolaan (skor 7.07).
0,000,100,200,300,400,500,600,70
Gambar 3.18
10 Indikator terlemah
Berikut ini juga disajikan skor dari masing-masing indicator tiap standar. Sajian dari
masing-masing indikator diharapkan menjadi focus upaya dalam menyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.
Gambar 3.19
Rata-rata Capaian Indikator Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar kompetensi lulusan, indikator prestasi siswa/lulusan
memiliki skor terendah (3.51) dibandingkan dengan skor indikator lainnya. Dengan
demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Standar Isi
Standar isi memuat 4 Indikator, sebagai berikut :
1) Kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional
2) Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
3) Kurikulum relevan dengan lingkungan dan kebutuhan
4) Revisi kurikulum dilakukan secara berkala
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar isi seperti di bawah ini :
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,00
Gambar 3.20
Rata-rata Capaian Indikator Standar Isi
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 4 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar isi, indikator revisi kurikulum dilakukan secara
berkala memiliki skor terendah (5.82) dibandingkan dengan skor indikator lainnya.
Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
3. Standar Proses
Standar proses memuat 8 Indikator, sebagai berikut :
1) RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek
kualitas
2) PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku
3) PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai
orang lain
4) PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun
5) PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
6) PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar
7) Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
8) Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif)
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor
tahap pengembangan tiap indikator pada standar proses seperti di bawah ini :
6,14
Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
2,77
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 8 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar proses, indikator PBM mengembangkan kreativitas
peserta didik memiliki skor terendah (2.77) dibandingkan dengan skor indikator lainnya.
Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
4. Standar Penilaian
Standar penilaian memuat 5 Indikator, sebagai berikut :
1) Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
2) Guru melakukan perancangan penilaian
3) Guru menyusun instrumen sesuai dengan kaidah yang baku
4) Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
5) Sekolah memiliki dokumen prosedur dan kriteria penilaian
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar penilaian seperti di bawah ini.
4,28
Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
7,76
Guru melakukan perancangan penilaian
6,92
Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
Gambar 3.22
Rata-rata Capaian Indikator Standar Penilaian
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar penilaian, Indikator sekolah menetapkan kriteria
ketuntasan minimal (4.28) memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator
lainnya.dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan
program peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
5. Standar PTK
Standar PTK memuat 2 Indikator, sebagai berikut :
1) Peningkatan kompetensi PTK dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah
2) Guru dan tenaga pendidikan professional dalam bidangnya
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar PTK seperti di bawah ini :
Gambar 3.23
Rata-rata Capaian Indikator Standar PTK
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan memuat 7 indikator, sebagai berikut :
1) Visi, misi, dan tujuan sekolah sesuai dengan EDS
2) Visi, misi, dan tujuan sekolah dipahami oleh semua warga sekolah
3) Rencana kerja sekolah sesuai EDS
4) Rencana kerja sekolah berorientasi mutu
5) Perencanaan sekolah terkait peningkatan mutu PBM
6) Suasana organisasi mendukung program sekolah
7) Pimpinan melakukan supervisi dan evaluasi sesuai standard
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar Pengelolaan seperti di bawah ini :
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,0010,00
Gambar 3.24
Rata-rata Capaian Indikator Standar Pengelolaan
D. Jenjang SMK
Berdasarkan data hasil EDS Tahun 2013 diperoleh informasi jumlah Sekolah
Menangah Kejuruan (SMK) di Kab./Kota Cianjur berdasarkan kategori capaian Standar
Nasional Pendidikan sebagai berikut:
NO KATEGORI JUMLAH
1 MENUJU SNP 1 26
2 MENUJU SNP 2 1
3 MENUJU SNP 3 20
4 SNP 1
5 DI ATAS SNP 0
Total 48
Sumber : Hasil Pengolahan Data EDS, 2013
Di atas SNP
SNP
1 20 1 26 Menuju SNP 3
Menuju SNP 2
Menuju SNP 1
0 10 20 30 40 50 60
Berdasarkan hasil pengolahan data EDS Tahun 2013, diketahui bahwa dari total
48 SMK yang dianalisis di Kabupaten Cianjur, terdapat 26 SMK yang berada
pada capaian “Menuju SNP 1”, satu SMK berada pada capaian “Menuju SNP 2”,
STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN
10,00
0,00
STANDAR 7,07 5,74
STANDAR PROSES
PENGELOLAAN
6,87
6,65
STANDAR PTK STANDAR PENILAIAN
Gambar 3.25
Rata-rata Capaian SNP
Jenjang SMK Kab./Kota Cianjur
Dari grafik tersebut diperoleh data untuk level Kabupaten Cianjur rerata capaian
Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk Jenjang SMK berada pada skor 6.28.
Standar dengan rata-rata capaian terendah yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dengan skor 4.79, sedangkan standar dengan rata-rata capaian tertinggi yaitu
Standar Pengelolaan dengan skor 7.07 .
Berikut disajikan grafik 10 indikator yang paling rendah capaiannya jenjang SMK :
0,000,100,200,300,400,500,60
Gambar 3.26
10 Indikator Terlemah
Berikut ini juga disajikan skor dari masing-masing indicator tiap standar. Sajian dari
masing-masing indikator diharapkan menjadi focus upaya dalam menyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.
Gambar 3.27
Rata-rata Capaian Indikator Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar kompetensi lulusan, indikator prestasi siswa/lulusan
memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya. Dengan demikian
indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program perbaikan dan
peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Standar Isi
Standar isi memuat 4 Indikator, sebagai berikut :
1) Kurikulum sesuai dengan kurikulum nasional
2) Kurikulum disusun secara logis dan sistematis
3) Kurikulum relevan dengan lingkungan dan kebutuhan
4) Revisi kurikulum dilakukan secara berkala
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar isi seperti di bawah ini :
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,0010,00
Gambar 3.28
Rata-rata Capaian Indikator Standar Isi
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 4 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar isi, indikator revisi kurikulum dilakukan secara
berkala memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya. Dengan
demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
perbaikan dan peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.
3. Standar Proses
Standar proses memuat 8 Indikator, sebagai berikut :
1) RPP yang dikembangkan sesuai dengan SKL dan standar isi serta memenuhi aspek
kualitas
2) PBM dilakukan secara efisien dan efektif untuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku
3) PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai
orang lain
4) PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun
5) PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
6) PBM mengembangkan budaya dan kemandirian belajar
7) Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
8) Suasana akademik di sekolah mendukung pembelajaran (kondusif)
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor
tahap pengembangan tiap indikator pada standar proses seperti di bawah ini :
6,14
Interaksi guru-siswa mendukung efektifitas PBM
2,77
PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 8 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar proses, indikator PBM mengembangkan kreatifitas
peserta didik memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya.
Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
4. Standar Penilaian
Standar penilaian memuat 5 Indikator, sebagai berikut :
1) Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
2) Guru melakukan perancangan penilaian
3) Guru menyusun instrumen sesuai dengan kaidah yang baku
4) Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
5) Sekolah memiliki dokumen prosedur dan kriteria penilaian
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar penilaian seperti di bawah ini.
4,28
Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
7,76
Guru melakukan perancangan penilaian
6,92
Guru menggunakan prinsip-prinsip penilaian
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
Gambar 3.30
Rata-rata Capaian Indikator Standar Penilaian
Berdasarkan data sajian di atas dapat dijelaskan bahwa dari 5 indikator yang
dilakukan analisis data pada standar penilaian, Indikator sekolah menetapkan kriteria
ketuntansan minimal memiliki skor terendah dibandingkan dengan skor indikator lainnya.
Dengan demikian indikator ini perlu menjadi prioritas dalam upaya penyusunan program
peningkatan mutu yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
5. Standar PTK
Standar PTK memuat 2 Indikator, sebagai berikut :
1) Peningkatan kompetensi PTK dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah
2) Guru dan tenaga pendidikan professional dalam bidangnya
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar PTK seperti di bawah ini :
Gambar 3.31
Rata-rata Capaian Indikator Standar PTK
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan memuat 7 indikator, sebagai berikut :
1) Visi, misi, dan tujuan sekolah sesuai dengan EDS
2) Visi, misi, dan tujuan sekolah dipahami oleh semua warga sekolah
3) Rencana kerja sekolah sesuai EDS
4) Rencana kerja sekolah berorientasi mutu
5) Perencanaan sekolah terkait peningkatan mutu PBM
6) Suasana organisasi mendukung program sekolah
7) Pimpinan melakukan supervisi dan evaluasi sesuai standard
Berdasarkan hasil kajian terhadap indikator diatas, berikut disajikan grafik skor tahap
pengembangan tiap indikator pada standar Pengelolaan seperti di bawah ini :
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,0010,00
Gambar 3.32
Rata-rata Capaian Indikator Standar Pengelolaan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pada bab 2 dan 3, diperoleh 10 (sepuluh)
indikator yang paling bermasalah di wilayah Kabupaten/Kota Cianjur, untuk itu diharapkan
dari hasil analisis ini dapat ditindaklanjuti dengan program-program penjaminan mutu
pendidikan. Berikut rincian rekomendasi dan tindak lanjut yang dirumuskan berbasis hasil
analisis EDS level Kabupaten/kota.
indikator revisi kurikulum Perlu sosialisasi dan evaluasi mengadakan sosialisasi dan evaluasi kurikulum melalui
kurikulum secara berkala di setiap
dilakukan secara berkala sekolah (SMA) kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP dan MKKS,
memiliki skor terendah (5.82)
baik seminar maupun workshop kurikulum
indikator PBM Perlu upaya yang sungguh-sungguh Peningkatan intensitas bimbingan oleh
untuk meningkatkan kompetensi guru
mengembangkan kreativitas agar mereka memiliki kemampuan pengawas sekolah
peserta didik memiliki skor mengajar yang dapat mendorong Pemberdayaan MGMP
terendah (2.77) tumbuhnya kreatifitas peserta didik.
Mengikut-sertakan guru-guru dalam
berbagai program pelatihan yang
diadakan oleh lembaga-lembaga
pelatihan.
Magang guru di industri
indikator pimpinan melakukan Perlu upaya untuk meningkatkan Peningkatan intensitas pendampingan
supervisi dan evaluasi sesuai kesadaran serta kompetensi para oleh pengawas sekolah
standar (2.96) pimpinan pendidikan dalam Penghargaan bagi pengawas sekolah
melakukan supervisi dan evaluasi dan kepala sekolah berdedikasi
pendidikan sedemikian rupa sehingga
layanan pendidikan yang dilakukan
pada masing-masing sekolah dapat
memenuhi tuntutan standar nasional
pendidikan.