You are on page 1of 8

BAHAN AJAR

Bahan Kajian : Matriks


Kode : ELA1.61.1102
sks :2
Minggu ke- :7
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektronika
Fakultas : Teknik

Capaian Pembelajaran

Mengetahui dan mampu memahami konsep matriks dan operasinya serta


menghitung invers dari matriks bujur sangkar

Materi :
A. Definisi matriks dan jenis- jenisnya
B. Operasi matriks
C. Invers Matriks
A. Defenisi Matriks dan Jenis-Jenisnya
Matriks adalah set bilangan real atau bilangan kompleks (atau elemen-
elemen) yang disusun dalam baris dan kolom sehingga membentuk jajaran
persegi panjang.

Suatu matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m x n


(yakni ‘m kali n’) dan disebut sebagai matriks yang memiliki orde m x n.
5 7 2
Misalnya, [ ] adalah matriks 2 x 3, dimana 5, 7, 2, 6, 3, 8 adalah
6 3 8
elemen dari matriks-matriks tersebut.

Perhatikan bahwa, dalam menyebutkan matriks, jumlah baris dinyatakan


terlebih dahulu dan jumlah kolom dinyatakan setelah itu.

Suatu matriks tidak lain adalah jajaran bilangan, tidak ada hubungan
aritmatik antara elemen-elemennya sehingga matriks berbeda dengan
determinan, elemen-elemen suatu matriks tidak dapat dikalikan dengan cara
apapun untuk mencari nilai numerik dari matriks tersebut.

Matriks elemen tunggal dapat dianggap sebagai matriks 1 x1, yakni matriks
yang memiliki satu baris dan satu kolom.

Notasi akhiran ganda : setiap elemen dalam suatu matriks memiliki


“alamat” atau tempat tertentunya sendiri yang dapat didefenisikan dengan suatu
sistem akhiran ganda, yang pertama menyatakan baris, yang kedua menyatakan
kolom, dengan demikian :
 a11 a12 a13 a14 
a a24 
 21 a22 a23
a31 a32 a 33 a34 
a23 menandakan elemen baris kedua dan kolom ketiga.

Oleh sebab itu dalam matriks


 6 − 5 1 − 3
 2 −4 8 3 

 4 −7 −6 5 
 
− 2 9 7 − 1
Tempat (a) elemem 8 dapat dinyatakan sebagai a23
(b) elemem 7 dapat dinyatakan sebagai a43
(c) elemen -7 dapat dinyatakan sebagai a32

Untuk tidak menimbulkan keraguan, keseluruhan matriks dapat dinyatakan


dengan suatu elemen umum tunggal yang ditulis di dalam tanda kurung, atau
dengan sebuah huruf tunggal yang dicetak tebal. Ini merupakan notasi singkat
yang sangat rapi dan menghemat tempat dan penulisan.
𝑎11 𝑎12 𝑎13
[𝑎21 𝑎22 𝑎23 ] dapat dinyatakan dengan (aij) atau (a) atau A
𝑎31 𝑎32 𝑎33
𝑥1
𝑥
Serupa halnya [ 2 ] dapat dinyatakan dengan (xi) atau (x) atau cukup
𝑥3
dengan x.

Untuk matriks m x n, dapat menggunakan huruf besar tebal, misalnya A.


Untuk matriks baris atau kolom, dapat menggunakan huruf kecil tebal, misalnya
x.

Berdasarkan defenisi, dua matriks dikatakan sama jika elemen yang


berkorespons semuanya sama. Oleh karena itu, kedua matriks tersebut juga harus
berorde sama.
Jadi jika :
 a11 a12 a13  4 6 5
a =
 21 a22 a23  2 3 7
Maka a11 = 4; a12 = 6; a21 = 2
Oleh karena itu jika (aij) = (xij) maka aij = xij untuk semua nilai i dan j

Beberapa Matriks khusus :


1. Matriks Bujur sangkar
Merupakan matriks dengan orde m x m
Sebagai contoh,
1 2 5 
A = 6 8 9 
1 7 4
merupakan matriks 3 x 3
Suatu matriks bujur sangkar adalah matriks simetrik jika (aij) = (aji)

2. Matriks Diagonal
Suatu matriks bujur sangkar yang semua elemennya nol kecuali elemen
yang berada pada diagonal utamanya.
1 0 0 
A = 0 8 0
0 0 4

3. Matriks Satuan
Suatu matriks diagonal yang elemen-elemen pada diagonal utamanya
semuanya satu
1 0 0 
A = 0 1 0
0 0 1

B. Operasi Matriks
1. Penambahan dan Pengurangan Matriks
Agar dapat ditambahkan atau dikurangkan, dua matriks haruslah
berorde sama. Jumlah atau selisihnya ditentukan dengan cara menambahkan
atau mengurangkan elemen-elemen yang berkorespons.
3 5 6  2 3 1   5 8 7
 4 − 3 4 + − 1 2 7  =  3 − 1 11
     
− 2 2 8  0 6 − 5 − 2 8 3 
dan
3 5 6  2 3 1   1 2 5
 4 − 3 4 − − 1 2 7  =  5 − 5 − 3
     
− 2 2 8  0 6 − 5 − 2 − 4 13 

2. Perkalian Matriks
a. Perkalian Skalar
Untuk mengalikan suatu matriks dengan bilangan tunggal, masing-
masing elemen harus dikalikan dengan faktor tersebut.
k(aij) = (kaij)
Contoh.
 4 3  20 15 
5x  = 
− 2 5 − 10 25

b. Perkalian Dua Matriks


Dua matriks dapat dikalikan satu sama lain apabila jumlah kolom
dalam matriks pertama sama dengan jumlah baris pada matriks kedua
Jika :
 b1 
a a13 
A = (aij ) =  11 B = (bij ) = b2 
a12
a21 a22 a23  b3 
dan
Maka :
 b1 
a a12 a13     a11b1 + a12b2 + a13b3 
A.B =  11 . b2 =
a21 a22 a23    a21b1 + a22b2 + a23b3 
b3 
Contoh.
1) Diketahui :
8
4 7 6
𝐴=( ) dan 𝐵 = 5), Hitunglah A.B
(
2 3 1
9
8 (4𝑥8) + (7𝑥5) + (6𝑥9)
4 7 6
𝐴. 𝐵 = ( ) . (5 ) = ( )
2 3 1 (2𝑥8) + (3𝑥5) + (1𝑥9)
9
32 + 35 + 54 121
=( )=( )
16 + 15 + 9 40

7 1
2 4 6
2) Jika 𝐴 = (−2 9) dan 𝐵 = ( ), hitunglah B.A
3 9 5
4 3
7 1
2 4 6
𝐵. 𝐴 = ( ) . (−2 9)
3 9 5
4 3
(2𝑥7) + (4𝑥(−2)) + (6𝑥4) (2𝑥1) + (4𝑥9) + (6𝑥3)
=( )
(3𝑥7) + (9𝑥(−2)) + (5𝑥4) (3𝑥1) + (9𝑥9) + (5𝑥3)
14 + (−8) + 24 2 + 36 + 18 30 56
=( )=( )
21 + (−18) + 20 3 + 81 + 15 23 96

3. Transpos Suatu Matriks


Jika baris dan kolom suatu matriks disaling-tukarkan :
▪ baris pertama menjadi kolom pertama
▪ baris kedua menjadi kolom kedua
▪ baris ketiga menjadi kolom ketiga, dst....
Maka matriks yang baru dibentuk disebut transpos dari matriks aslinya.
Jika A merupakan matriks aslinya, transposnya dinotasikan dengan AT.
Contoh.
3 2 
 3 1 2 A = 1 − 1
T
A= 
2 − 1 3 maka 2 3 

Latihan.
4 6 5 2 8 3
1. Jika 𝐴 = [7 3 1] dan 𝐵 = [−1 5 2]
9 4 6 −4 6 3
Tentukanlah : (a) A + B dan (b) A – B

4 3
5 9 2
2. Jika 𝐴 = [2 7] dan 𝐵 = [ ]
4 0 8
6 1
Tentukanlah : (a) 5A; (b) A.B; (c) B.A
2 6 3 2
3. Jika 𝐴 = [5 7] dan 𝐵 = [0 7] maka A.B = ....
4 1 2 3
4 2 6
4. Diketahui bahwa 𝐴 = [ ] tentukanlah (a) AT dan (b) A.AT
1 8 7

C. Invers Matriks
Jika A, B matriks persegi dan berlaku AB = BA = I (I merupakan matriks
indentitas), maka dikatakan bahwa A dapat dibalik dan B adalah matriks invers
dari A (notasi A-1)
Contoh.
2 −5 3 5 1 0
𝐴=[ ], 𝐵=[ ] ➔ 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = [ ]
−1 3 1 2 0 1

Maka B = A-1 dan A = B-1

Sifat-sifat yang berlaku :


1. (A-1)-1 = A
2. (AB)-1 = B-1.A-1

Invers suatu matriks (misalkan invers A) dapat dihitung dengan


menggunakan eliminasi Gauss Jordan terhadap matriks diperbesar [A|I] dimana
ukuran I sama dengan ukuran A. Cara perhitungan seperti ini didasarkan dari
sifat A.A-1 = I. Untuk menentukan solusi dari SPL tersebut maka berdasarkan
prosedur yang telah dipelajari sebelumnya, maka dapat dilakukan eliminasi
Gauss Jordan terhadap matriks [A|I]. Jika A memang memiliki invers maka
matriks eselon baris tereduksinya akan berbentuk [I|A-1]. Jika setelah melakukan
eliminasi Gauss Jordan tidak diperoleh bentuk [I|A-1] maka disimpulkan bahwa
matriks tersebut tidak memiliki invers.

Contoh.
1 2 3
Diketahui 𝐴 = [2 5 3], tentukan A-1 jika ada !
1 0 8
Penyelesaian :
1 2 31 0 0
(𝐴|𝐼) = (2 5 3|0 1 0)
1 0 80 0 1

• Baris pertama dikalikan -2, ditambah dengan baris kedua dan baris pertama
dikalikan -1, ditambahkan dengan baris ketiga
𝑅2 ⟹ −2𝑅1 + 𝑅2 1 2 3 1 0 0
𝑅3 ⟹ −𝑅1 + 𝑅3 ( 0 1 −3|−2 1 0)
0 −2 5 −1 0 1
• Baris kedua dikalikan dengan -2, ditambahkan ke baris pertama dan baris
kedua dikalikan dengan 2, ditambahkan ke baris ke tiga.
𝑅1 ⟹ −2𝑅2 + 𝑅1 1 0 9 5 −2 0
𝑅3 ⟹ 2𝑅2 + 𝑅3 (0 1 −3|−2 1 0)
0 0 −1 −5 2 1

• Kalikan baris kedua dengan -1


1 0 9 5 −2 0
(0 1 −3|−2 1 0)
0 0 1 5 −2 −1

• Baris ketiga dikalikan dengan -9, ditambahkan ke baris pertama dan baris
ketiga dikalikan dengan 3, ditambahkan ke baris kedua.
𝑅1 ⟹ −9𝑅3 + 𝑅1 1 0 0 −40 16 9
𝑅2 ⟹ 3𝑅3 + 𝑅2 ( 0 1 0| 13 −5 −3)
0 0 1 5 −2 −1
−40 16 9
Jadi 𝐴−1 = ( 13 −5 −3)
5 −2 −1

Contoh.
1 6 4
Diketahui matriks 𝐴 = ( 2 4 −1), tentukanlah A-1 jika ada!
−1 2 5
Penyelesaian :
1 6 4 1 0 0
(𝐴|𝐼) = ( 2 4 −1|0 1 0)
−1 2 5 0 0 1

• Baris pertama dikalikan -2, ditambah dengan baris kedua dan baris pertama
ditambahkan dengan baris ketiga
𝑅2 ⟹ −2𝑅1 + 𝑅2 1 6 4 1 0 0
𝑅3 ⟹ 𝑅1 + 𝑅3 ( 0 −8 −9|−2 1 0)
0 8 9 1 0 1
• Baris kedua ditambahkan dengan baris ketiga

𝑅3 ⟹ 𝑅2 + 𝑅3

1 6 4 1 0 0
(0 −8 −9|−2 1 0)
0 0 0 −1 1 1
Walaupun matriks belum dalam bentuk eselon baris tereduksi, tapi
perhitungan sudah dapat dihentikan pada tahap ini karena sudah terlihat bahwa
bentuk [I|A-1] tidak akan bisa didaptkan sehingga dapat disimpulkan matriks A
tidak memiliki invers.

Latihan.
1. Tentukan invers matriks dari matriks berikut (jika ada)!
1 2 2
a. 𝐴 = [2 1 1]
3 3 1
2 1 0
b. 𝐵 = [0 1 2]
1 1 1
2 1 3
c. 𝐶 = [2 0 −1]
1 1 1
1 2 3
d. 𝐷 = [2 5 3]
1 0 8

You might also like