You are on page 1of 10

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis Kabupaten Tulungagung terletak antara koordinat (111º43’ -


112º07’) Bujur Timur dan (7º51’ - 8º18’) Lintang Selatan dengan titik nol derajat
dihitung dari Greenwich Inggris. Adapun batas administrasi Kabupaten Tulungagung
adalah sebagai berikut :

 sebelah utara : Kabupaten Kediri

 sebelah timur : Kabupaten Blitar

 sebelah selatan : Samudera Indonesia

 sebelah barat : Kabupaten Trenggalek.

Secara administratif Kabupaten Tulungagung dibagi menjadi 19 (sembilan belas)


kecamatan, 257 desa, dan 14 kelurahan dengan luas wilayah Kabupaten
Tulungagung secara keseluruhan adalah 1.055,65 km².

Fisiografi wilayah Kabupaten Tulungagung menunjukkan adanya dataran rendah,


perbukitan bergelombang serta daerah lereng Gunung Wilis. Adapun secara garis
besar dapat dibedakan sebagai berikut :

 Bagian utara (barat daya) seluas + 25%, adalah daerah lereng gunung
yang relatif subur yang merupakan bagian tenggara dari Gunung Wilis.

 Bagian selatan seluas + 40% adalah daerah perbukitan yang relatif


tandus, namun kaya akan potensi hutan (walaupun akhir-akhir ini terjadi
kerusakan besar-besaran) dan bahan tambang merupakan bagian dari
pegunungan selatan Jawa Timur.

II-1
 Bagian Tengah seluas + 35% adalah dataran rendah yang subur dimana
dataran ini dilalui oleh Sungai Brantas dan Sungai Ngrowo beserta cabang-
cabangnya.

2.2 KONDISI TOPOGRAFI

Kondisi topografi Kabupaten Tulungagung sebagai berikut :

 Ketinggian 0 – 100 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas
38.527,23 Ha atau 33,49% dari luas wilayah Tulungagung.

 Ketinggian 100 – 500 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas
64.215,89 Ha atau 55,82% dari luas wilayah Tulungagung.

 Ketinggian 500-1.000 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah seluas
9.479,38 Ha atau 7.67% dari luas wilayah Tulungagung.

 Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah
seluas 3.474,24 Ha atau 3,02% dari luas wilayah Tulungagung.

2.3 KONDISI GEOLOGI

Keadaan geologi pada Kabupaten Tulungagung berdasarkan Fakta dan Analisa


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung adalah sebagai
berikut:

A. Tatanan Stratigrafi

Tatanan stratigrafi Kabupaten Tulungagung, meliputi :

1. Endapan Permukaan

 Aluvium ( Qa )

Endapan ini merupakan hasil aktifitas endapan sungai, pantai dan rawa,
yang disusun oleh kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur.
Dijumpai di Kecamatan-Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel, Campurdarat,

II-2
Rejotangan, Ngunut, Sumbergempol, Boyolangu, Gondang, Kauman,
Tulungagung, Kedungwaru, Ngantru, dan Karangrejo.

2. Batuan Sedimen

 Satuan Breksi/Formasi Arjosari (Toma)

Berupa runtuhan endapan turbidit, yang ke arah mendatar berangsur


berubah menjadi batuan gunung api. Umur satuan ini adalah Oligosen
Akhir-Miosen Awal, tersingkap di Kecamatan-Kecamatan Gondang dan
Kauman.

 Satuan Batu gamping/Formasi Campurdarat.

Disusun oleh batu gamping hablur yang bersisipan dengan batu lempung
berkarbon. Berumur akhir Miosen Awal-Awal Miosen Tengah. Tersebar di
Kecamatan-Kecamatan Bandung, Besuki, Campurdarat dan
Tanggunggunung.

 Satuan Batulempung/Formasi Nampol ( Tmn).

Tersusun oleh perulangan batulempung, batupasir dan tuf yang bersisipan


konglomerat dan breksi. Umur satuan ini adalah miosen awal. Secara
setempat-setempat dijumpai di Kecamatan-Kecamatan Bandung, Besuki,
Tanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglaban.

 Satuan Batugamping Terumbu / Formasi Wonosari (Tmwl)

Litologi tersusun oleh batugamping terumbu, batugamping berlapis,


batugamping berkepingan, batugamping pasiran kasar, batugamping tufan
dan napal. Satuan ini berumur miosen tengah-miosen akhir dan dapat di
jumpai di Kecamatan Pucanglaban dan Kalidawir.

3. Batuan Gunung Api

 Satuan Gunung Api Tua/Formasi Mandalika (Tomn).

II-3
 Batuan penyusun berupa breksi gunung api, lava, tuf, batupasir dan
batulanau. Umur satuan ini adalah oligo miosen. Tersingkap di Kecamatan-
Kecamatan Besuki, Bandung, Tanggunggunung, Campurdarat, Boyolangu,
Kalidawir dan Pagerwojo.

 Satuan Breksi Gunung Api/ Formasi Wuni (Tmw).

 Tersusun oleh breksi gunung api, tuf, batupasir, dan batulanau yang
umumnya tufan, bersisipan batugamping. Berumur miosen. Tersingkap
setempat-setempat di Kecamatan Pucanglaban.

 Satuan Gunung Api Muda/Batuan Gunung api.

 Litologi penyusun batuan berupa lava, breksi piroklastik, lapili, tuf, endapan
lahar dan lumpur gunung api. Satuan ini berumur plistosen.

4. Batuan Terobosan

 Satuan Andesit (An)

Litologi berwarna kelabu kehitaman, tekstur porfiritik, berkomposisi


andesin, kuarsa, ortoklas, biotit, mineral bijih, dan tertanam dalam masa
dasar mikrolit dan kaca gunung api, satuan ini dijumpai di Kecamatan
Besuki pada Gunung Tanggul yang nampak menjulang tinggi.

B. Struktur dan Tektonika

Secara struktur Kabupaten Tulungagung dijumpai adanya struktur rekahan (kekar),


patahan (sesar) dan lipatan (sinklin dan antiklin). Struktur sesar yang terjadi berupa:

 Sesar mendatar : berarah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya,


ditafsirkan sebagai sesar geser gerus.

 Sesar turun : kelurusan berarah barat-timur atau hampir utara-selatan.

Pola-pola struktur dengan arah gaya utama adalah nisbi utara-selatan. Secara
Tektonika, arah penekanan pola-pola struktural tersebut, sebagai hasil aktivitas
kegiatan penunjaman kerak Samudera Hindia-Australia yang aktif menghujam ke

II-4
arah utara terhadap kerak Benua ( termasuk Pulau Jawa). Beberapa jenis tanah
yang dijumpai di wilayah Kabupaten Tulungagung yakni :

 Tanah alluvial coklat kekelabuan terdapat di Kecamatan Bandung dan


Kecamatan Besuki.

 Tanah alluvial coklat tua kekelabuan terdapat di Kecamatan-Kecamatan


Besuki, Pakel, Campurdarat, Tulungagung, Boyolangu, Kalidawir dan
Pucanglaban.

 Tanah assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan di


Kecamatan-Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel, Campurdarat, Gondang,
Boyolangu, Tulungagung, Kedungwaru, Ngantru, Sumbergempol,
Kalidawir dan Ngunut.

 Tanah litosol terdapat di Kecamatan-Kecamatan Bandung, Besuki,


Tanggunggunung, Kalidawir dan Boyolangu.

 Tanah litosol mediteran dan resina terdapat di Kecamatan-


Kecamatan Besuki, Tanggunggunung, Sumbergempol, Kalidawir,
Pucanglaban dan Rejotangan.

 Tanah regosol coklat kekelabuan terdapat di Kecamatan-Kecamatan


Ngunut, Pucanglaban dan Rejotangan.

 Tanah mediteran coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Gondang,


Kauman, Karangrejo, Pagerwojo dan Kecamatan Sendang.

 Litosol coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Pagerwojo dan


Kecamatan Sendang.

 9. Tanah andosol terdapat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan


Pagerwojo.

Dilihat dari jenis tanah yang ada serta hubungannya dengan penggunaan tanah,
perlu diperhatikan sifat kimia dan fisika tanah setempat yang nantinya dapat
dipergunakan untuk meningkatkan produktivitas tanah seoptimal mungkin. Tanah-

II-5
tanah litosol yang mendominasi wilayah bagian selatan Kabupaten Tulungagung
meliputi Kecamatan-Kecamatan Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir dan
Pucanglaban. Mempunyai kedalaman efektif tanah dangkal, karena topografi yang
bergelombang serta kemiringan tanah lebih dari 40%, maka pada daerah ini
diharapkan ditanami dengan tanaman keras yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi dan sekaligus berfungsi sebagai tanaman pelindung dan zona perakaran
untuk tata air.

Tanah litosol dengan batuan induk kapur terdapat di Kecamatan-Kecamatan


Tanggunggunung, Kalidawir dan Pucanglaban, mempunyai kedalaman efektif yang
dangkal dan kandungan unsur hara yang miskin serta mempunyai kepekaan
yang besar terhadap erosi. Untuk itu perlu ditingkatkan pengembangan hutan
jati dan tanaman palawija di daerah ini.

2.4 PENGGUNAAN LAHAN

Dilihat dari sisi tata guna tanah, maka proporsi penggunaan lahan pada Tahun 2007
adalah meliputi areal hutan mencapai luas 30.308,48 ha atau mencapai sekitar
26,35% dari luas wilayah kabupaten. Sedangkan untuk lahan sawah 26.503,33 ha
atau 23,04%, tegal 25.202,10 ha atau 21,91%, permukiman 22.572,39 ha atau
19,62% dan lain-lain 10.454,70 ha atau 9,09%. Perkembangan dalam lima tahun
terakhir ini menunjukkan bahwa luas jenis lahan sawah turun rata-rata per tahun
sebesar 0,05%, luas permukiman naik rata-rata per tahun sebesar 0,1% dan luas
tanah untuk penggunaan lain-lain turun rata-rata per tahun sebesar 0,02%. Pola
penggunaan lahan di Kabupaten Tulungagung dapat dilihat pada Peta 2.1
Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung Tahun 2012-


2032, permukiman perkotaan yang diarahkan untuk dikembangkan terdapat pada :

1. Kecamatan Tulungagung;

2. Kecamatan Kedungwaru;

3. Kecamatan Boyolangu;

4. Kecamatan Ngunut;

II-6
5. Kecamatan Bandung;

6. Kecamatan Sumbergempol;

7. Kecamatan Ngantru;

8. Kecamatan Campurdarat;

9. Kecamatan Kauman.

Permukiman perdesaan diarahkan dikembangkan pada :

1. Kecamatan Besuki;

2. Kecamatan Pakel;

3. Kecamatan Tanggunggunung;

4. Kecamatan Kalidawir;

5. Kecamatan Pucanglaban;

6. Kecamatan Rejotangan;

7. Kecamatan Karangrejo;

8. Kecamatan Gondang;

9. Kecamatan Pagerwojo;

10. Kecamatan Sendang.

RTRW Kota dengan skala 1:10.000 dan RTRW Kabupaten dengan skala 1: 50.000
belum operasional sehingga sulit dijadikan rujukan untuk pengendalian pemanfaatan
ruang kota, sedangkan RDTRK pada skala 1:5.000 sudah lebih rinci (mengatur guna
lahan, intensitas bangunan, tata masa, prasaran lingkungan), tetapi juga kurang
operasional sebagai rujukan pengendalian pembangunan karena tidak disertai
dengan aturan yang lengkap

II-7
2.5 KONDISI DATA SPASIAL

Unsur-unsur peta dasar yang terdapat di album peta RTRW Kabupaten


Tulungangung adalah Peta Batas Administrasi, Peta Perairan,Peta Jalan,Peta Rel
Kereta Api,Peta Sistem Pemerintahan,Peta Batimetri,Titik Kontrol Geodesi,dan Garis
Pantai.

2.5.1 Sistem Proyeksi

Sistim proyeksi peta dasar Kabupaten Tulungagung adalah proyeksi Transverse


Mercator, WGS_1984_UTM_Zone_49S.

2.5.2 Unsur-unsur Peta Dasar

A. Batas Adminitrasi
Batas administrasi yaitu batas wilayah berdasarkan wilayah penguasaan administrasi
pemerintahan. Berdasarkan hirarkis pemeritahan yang tertinggi dapat dibagi
menjadi:
 Batas Batas Kabupaten
 Batas Kecamatan
 Batas Desa atau Batas Kelurahan
Pengukuran batas administrasi harus berdasarkan peta batas wilayah yang sudah
disepakati (batas definitif) dan disetujui antara kedua pemerintah yang berbatasan.
Apabila peta batas wilayah tidak/ belum ada, maka penentuan batas administrasi
dapat dilakukan langsung di lapangan dengan menghadirkan aparat pemerintah
yang mengetahui dari kedua pemerintah yang berbatasan.
Sumber data administrasi yang akan digunakan sebagai standarisasi data spasial
adalah peta yang yang berasal dari Bakosurtanal Peta RBI BIG Tahun 1999 skala
1:25.000 dan pemutakhiran data dengan sistem tumpang susun layer jalan dengan
google map.
Data spasial batas administrasi adalah layer-layer batas administrasi
(Kabupaten,Kecamatan, dan Desa) yang berupa polygon dan line dengan tipe format
shape file (.shp).Deskripsi atribut dan layer data spasial batas administrasi adalah
nama Kabupaten,Kecamatan, dan Desa.

II-8
B. Perairan
Unsur perairan adalah detail alam atau buatan manusia yang mengandung unsur-
unsur perairan beserta bangunan-bangunan pendukung yang ada di atasnya.
Adapun unsur perairan terdiri dari :
 Sungai
 Lautan/Batimetri
 Danau atau rawa
Sumber data perairan yang akan digunakan sebagai standarisasi data spasial jalan
adalah peta yang yang berasal dari BIG, Peta RBI BIG Tahun 1999 skala 1:25.000
dan pemutakhiran data dengan sistem tumpang susun layer –layer sungai,danau
dengan google map.

C. Jalan
Jalan sebagai sarana penghubung antar wilayah merupakan detail situasi yang
sangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan pengukuran dan pemetaan. Sumber
data jaringan jalan yang akan dipake sebagai standarisasi data spasial jalan adalah
peta yang yang berasal dari BIG Peta RBI Tahun 1999 skala 1:25.000 dan
pemutakhiran data dengan sistem tumpang susun layer jalan dengan google map.
Sistem editing dalam penentuan jaringan jalan di Kabupaten Tulungagung dengan
overlaykan layer google map untuk menjadi acuan dalam ketepatan letak jalan.

D. Rel Kereta Api


Rel merupakan sarana transportasi untuk kereta api antar wilayah atau untuk
angkutan barang dan manusia.

E. Garis Pantai
Garis Pantai sebagai batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat
terjadi air laut pasang tertinggi. Sistem editing dalam penentuan Garis pantai di
Kabupaten Tulungagung dengan overlaykan layer google map/citra satelit untuk
menjadi acuan dalam ketepatan garis pantai.

F. Annotasi

II-9
Annotasi sebagai sebagai data berupa nama-nama informasi penting dari data
spasial, seperti nama-nama Kabupaten,Kecamatan,Desa,Pulau,dan perairan.

II-10

You might also like