You are on page 1of 8

Journal on Education

Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, pp. 13578-13585


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP


PLUS Al Masduqiah

Eka Sri Wahyuni1, Endah Tri Wisudaningsih2, Nur Hayati3


1, 2, 3
Universitas Zainul Hasan Genggong, Jl. Raya Panglima Sudirman No.360, Semampir, Kec. Kraksaan, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur
ekasriw750@gmail.com

Abstract
Education is an awareness that is designed to support the learning environment and the learning process so that
learners can actively develop their potential to have spiritual strength, noble character, and the necessary skills
themselves, society, nation, and state. In education can not be separated what is called Character Education.
According to Fenty Sulasty, there are 18 character values developed, including responsibility, religious, honest,
tolerant, discipline, hard work, creative, independent, and democracy. Other values include love of peace,
respect for others, love of the motherland, and the spirit of Honor. Researchers use qualitative research with a
descriptive approach to explain the phenomena that are happening in SMP Plus Al Masduqiah, which then the
information obtained is then interpreted and written in the form of words or descriptive based on facts obtained
at the time of the research site. The results of the study were the management of Character Education in the
guidance of noble morals in SMP Plus Al Masduqiah through planning and implementation. Implementation of
character education in SMP Plus Al Masduqiah such as morning apples, exemplary, learning, control,
evaluation. SMP Plus Al Masduqiah requires its students to follow the extracurricular Scout Movement in order
to have a good attitude of discipline and integrity.
Keywords: Education Management, character, noble character

Abstrak
Pendidikan adalah kesadaran yang dirancang untuk mendukung lingkungan belajar dan proses pembelajaran
supaya peserta didik bisa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Didalam pendidikan tidak
lepas yang namanya pendidikan karakter. Menurut Fenty Sulasty, ada 18 nilai karakter yang dikembangkan,
antara lain tanggung jawab, taat beragama, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan demokrasi.
Nilai-nilai lainnya termasuk cinta damai, menghormati orang lain, cinta tanah air, dan semangat kehormatan.
Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif untuk menjelaskan fenomena yang
sedang terjadi di SMP Plus Al Masduqiah, yang kemudian informasi yang diperoleh kemudian diinterpretasikan
dan dituliskan dalam bentuk kata-kata atau secara deskriptif berdasarkan fakta yang diperoleh pada saat di
lokasi penelitian berlangsung. Hasil penelitian yakni Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Pembinaan
Akhlak Mulia di SMP Plus Al Masduqiah melalui perencanaan dan pelaksanaan. Pelaksanaan pendidikan
karakter di SMP Plus Al Masduqiah seperti apel pagi, keteladanan, pembelajaran, pengontrolan, evaluasi. SMP
Plus Al Masduqiah mewajibkan siswa-siswinya untuk mengikuti ekstrakurikuler Gerakan Pramuka supaya
memiliki sikap disiplin yang baik serta berintegritas.
Kata Kunci : manajemen pendidikan, karakter, akhlak mulia

Copyright (c) 2023 Eka Sri Wahyuni, Endah Tri Wisudaningsih, Nur Hayati
Corresponding author: Eka Sri Wahyuni
Email Address: ekasriw750@gmail.com (Jl. Raya Panglima Sudirman No.360, Semampir, Kec. Kraksaan)
Received 18 March 2023, Accepted 24 March 2023, Published 24March 2023

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah kesadaran yang dirancang untuk mendukung lingkungan belajar dan proses
pembelajaran supaya peserta didik bisa secara aktif mengembangkan potensi dirinya serta memiliki
kekuatan spiritual, berakhlak terpuji, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Negara akan maju jika generasi penerusnya berpendidikan dan berkompeten dalam
Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP PLUS Al Masduqiah, Eka Sri Wahyuni,
Endah Tri Wisudaningsih, Nur Hayati
13579
bidang teknologi. Salah satu strateginya adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan dengan
menekankan pada hasil belajar siswa (Mhd Saleh, 2022).
Pada dasarnya, belajar adalah proses mencoba mempelajari sesuatu yang baru dan bagaimana
proses itu mengakibatkan seseorang mengubah perilakunya sebagai hasil dari pengalaman atau
interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua kategori elemen yang memiliki dampak keseluruhan
pada pembelajaran: faktor internal dan pengaruh eksternal. Masalah fisik, psikologis, dan kelelahan
adalah contoh dari faktor internal. Masalah keluarga, sekolah, dan masyarakat adalah contoh kekuatan
eksternal (Agustinus Tanggu Daga, 2021).
Didalam pendidikan tidak lepas yang namanya pendidikan karakter. Menurut Fenty Sulasty,
ada 18 nilai karakter yang dikembangkan, antara lain tanggung jawab, taat beragama, jujur, toleran,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan demokrasi. Nilai-nilai lainnya termasuk cinta damai,
menghormati orang lain, cinta tanah air, dan semangat kehormatan (Fenty Sulastini dan Moh. Zamili,
2019).
Ayat Al-Qur’an juga menerangkat tentang pentingnya pendidikan karakter :

Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (QS. Luqman, 12) (Departemen
RI, 2015).
Beberapa ahli pendidikan mengklaim bahwa siswa Indonesia di sekolah dasar dan menengah
menunjukkan kurangnya kemampuan untuk menghubungkan apa yang telah mereka pelajari. dan
bagaimana menggunakannya untuk melewati rintangan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan yang
sama disampaikan oleh Sudarman yang mengatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi industri
pendidikan adalah masalah proses pembelajaran yang kurang baik. Tidak mungkin memisahkan
komunikasi dua arah antara guru dan murid dari proses pembelajaran pada umumnya (Ipung Purwati
dan Endang Fauziati, 2022).
Dalam penelitian terdahulu oleh Linda Mayasari tentang manajemen pendidikan karakter
dalam pembinaan akhlak mulia di SMA Negeri 1 Purbolinggo menegaskan, bahwasanya guru
merupakan suri tauladan baik untuk siswanya (Mayasari, 2020)
Gejala kemerosotan nilai moral dan etika di kalangan pelajar pada zaman sekarang ini mulai
menimbulkan kekhawatiran. Merosotnya nilai keluhuran bangsa Indonesia seperti tolong menolong,
kejujuran, keadilan serta sopan santun dijadikan semboyan belaka. Lembaga pendidikan yang
bertugas mencetak generasi yang berkarakter, terampil dan berakhlak mulia telah kehilangan
perannnya.
Berdasarkan penjelasan di atas memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian dan fokus
pada Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP Plus Al Masduqiah
13580 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 13578-13585

METODE

Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif untuk menjelaskan


fenomena yang sedang terjadi di SMP Plus Al Masduqiah, yang kemudian informasi yang diperoleh
kemudian diinterpretasikan dan narasikan dalam bentuk kata-kata atau secara deskriptif berdasarkan
fakta yang diperoleh pada saat di lokasi penelitian berlangsung (Lexy J. Moleong, 2017).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dipergunakan untuk mengetahui strategi apa
yang digunakan guru untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta kondisi apa saja yang
mempengaruhi peserta didik dalam minat baca. Sedangkan fungsi dokumentasi bertujuan sebagai
acuan bukti pendukung dari data yang telah didapatkan dengan cara wawancara maupun observasi
(Albi Anggito dan Johan Setiawan, 2018).
Terkait analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Hubermen and Miles, analisis
data ini memiliki maksud supaya penelitian ini dilakukan secara interaktif, yang terdiri dari (1)
Reduksi data (2) Penyajian data dan (3) Penarikan kesimpulan (Zuchri Abdussamad, 2021).

HASIL DAN DISKUSI

Langkah-Langkah Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP


Plus Al Masduqiah
1. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP Plus Al Masduqiah
Pendidikan karakter merupakan upaya menciptakan nilai-nilai untuk mengembangkan
kepribadian atau akhlak yang baik, sehingga dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan peserta
didik dan berdampak positif bagi lingkungannya. Ratna Megawangi mengatakan bahwa pendidikan
karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter kebangsaan pada diri peserta
didik agar memiliki nilai dan budi pekerti tersendiri, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupannya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan
kreatif (Agus wibowo, 2012).
Selama ini dikatakan bahwa fakta tentang sekolah telah gagal dalam hal pembangunan
karakter. Institusi pendidikan hanya fokus pada tujuan akademik dan melupakan pendidikan karakter
(Jamal Ma’mun Asmani, 2012). Hal tersebut berdampak pada kurangnya keberanian menghadapi
tantangan dan resiko, kemandirian, kreativitas, semangat belajar siswa dan lain-lain. Sehingga sangat
mudah bagi siswa untuk menyerah dan kehilangan semangat juangnya.
Hal ini diungkapkan oleh Bapak Baidowi, S.Pd tentang perencanaan dan pelaksanaan
manajemen pendidikan karakter dalam pembinaan akhlak mulia bagi peserta didik di SMP Plus Al
Masduqiah tersebut yang dilakukan langsung oleh pengasuh pondok pesantren, pastinya terdapat
berbagai macam teknik dan strategi agar peserta didik memiliki akhlak yang semakin baik. Pertama
pengasuh pondok pesantren memberikan arahan kepada kepala sekolah (guru) sebagai peran utama
Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP PLUS Al Masduqiah, Eka Sri Wahyuni,
Endah Tri Wisudaningsih, Nur Hayati
13581
dalam penyampaian pelajaran dam pengajaran kepada peserta didik supaya senantiasa patuh dan bisa
membedakan perilaku baik dan perilaku buruk. Kedua membentuk badan keamanan yang terdiri dari
guru dan siswa supaya bisa mengawasi pelanggaran.
Bapak Baidawi, S.Pd memberikan penjelasan pendidikan harus memiliki sistem pembinaan
moral yang didasarkan pada nilai-nilai luhur budaya bangsa dan agama, dan memiliki tujuan yang
jelas. Selain sistem pendidikan, sekolah juga perlu didukung oleh kurikulum, metode dan kondisi
lingkungan yang ada di sekolah.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP Plus Al Masduqiah
Adapun program-program kegiatan yang direncanakan oleh SMP Plus Al Masduqiah, sebagai
berikut :
1. Apel pagi (06.30-07.00 WIB)
Sekolah merupakan sebuah wadah untuk membentuk siswa siswinya menjadi generasi muda
yang berkarakter. Pembentukan karakter ini amatlah penting, terutama bagi sekolah menengah
pertama yang mana usia pada masa itu harus penuh dengan kedisiplinan dan akhlak mulia.
Al-Ghazali menjelaskan akhlak ialah bukan hanya tindakan, serta bukan hanya kemampuan
untuk berbuat. Moralitas, sebaliknya akhlak adalah upaya untuk menghubungkan dirinya dengan
keadaan jiwa yang siap beraksi, dan keadaan ini harus diperbaiki agar perbuatan yang dihasilkan tidak
bersifat sementara, tetapi menjadi kebiasaan sehari-hari kehidupan (Yoke Suryadarna & Ahmad
Hifdzil Haq, 2015).
SMP Plus Al Masduqiah merupakan sekolah formal yang berada di dalam pondok, yang
mana memiliki peraturan yang berbeda pada sekolah umumnya. Membiasakan apel pagi sebelum
masuk kelas tujuannya supaya siswa memiliki sikap disiplin serta guru bisa memberikan arahan serta
mengumumkan siswa-siswi yang melanggar. Pembiasaan apel pagi di awasi langsung oleh ustad dan
ustadzah serta bagian keamanan (santri).
Apel pagi sangat penting untuk pembentukan karakter siswa, karena di dalam pembiasaan
apel terdapat kedisiplinan yang nantinya akan tertanam secara bertahap kepada siswa. Bapak Baidawi,
S.Pd selaku Kepala Sekolah menegaskan pada siswa terkait kedisiplinan. Sepadat apapun kegiatan
pondok pesantren, siswa tidak boleh terlambat datang ke sekolah. Disamping itu sikap disiplin harus
selalu di terapkan siswa karena kedisiplinan sangat berpengaruh di kehidupan bermasyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Bapak Moh Sahlan, S.Pd selaku Waka Kesiswaan. Setiap hari,
kebiasaan kita sehari-hari membentuk karakter kita. Oleh karena itu, untuk mengembangkan karakter
siswa yang disiplin perlu dibiasakan perilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keteladanan
Sistem keteladanan (uswatun hasanah) merupakan upaya oleh setiap orang untuk memberikan
contoh perbuatan terpuji kepada sesama seperti bagimana melakuakan sesuatu dan bagaimana
memperlakukan orang lain dengan perbuatan yang baik (Annisa Maharani dan Ceceng Syarif, 2022).
13582 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 13578-13585

SMP Plus Al Masduqiah memiliki prinsip keteladanan yang harus dipegang dalam
menerapkan perilaku baik, supaya memiliki pengaruh kepada masyarakat sekolah, seperti prinsip 3 M
: Mulai diri sendiri, Mulai dari yang kecil dan biasa, Mulai sekarang juga. Prinsip ini bertujuan supaya
bisa memberikan contoh yang baik kepada siswa dan siswi.
Adapun untuk mewujudkan program ini, Kepala Sekolah menyampaikan beberapa hal,
sebagai berikut :
a. Semua warga sekolah diwajibkan memberikan contoh prilaku nilai akhlakul karimah kepada
orang lain, seperti bagaimana berjalan yang berakhlak (tidak berlari-lari saat ada guru,
bagaimana menyapa guru dan teman, mengucapkan salam, berjabat tangan, berinteraksi
dengan santun, saling menasehati, memberikan arahan.
b. Memperlakukan orang lain dengan perilaku terpuji, supaya orang lain bisa menerima kita
dengan baik.
3. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya untuk memasukkan nilai-nilai kedalam pendidikan melalui
pembelajaran moral, serta berintegrasi pada dimensi religus keagamaan yang menekankan iman dan
takwa (imtak) dan akhlak mulia (Cut Zahri Harun, 2013).
SMP Plus Al Masduqiah memiliki kurikulum untuk membekali siswa dengan pemahaman,
pengetahuan seperti akhlak yang baik. Pembelajaran akhlakul karimah bisa dilakukan dengan cara
khusus atau secara umum. Cara khusus, seperti memberikan materi khusus tentang akhlak yang baik,
melalui materi saat MPLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah), ceramah, guru bimbingan penyuluhan,
serta kepala sekolah menghimbau semua mata pelajaran harus bisa mengaitkan materi dengan
pendidikan karakter. Cara umum berarti memasukkan, menghubungkan dan melekatkan nilai moral
pada segala sesuatu yang ada di sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.
Berkaitan dengan pembentukan karakter siswa, SMP Plus Al Masduqiah mewajibkan siswa-
siswinya (santri) mengikuti ekstrakurikuler Gerakan Pramuka, bahkan di tingkatan pramuka penegak
(SMA) wajib ikut pelatihan Kursus Mahir Dasar (KMD). Melalui Gerakan Pramuka, SMP Plus Al
Masduqiah memiliki kedisiplinan yang tinggi, serta Akhlak yang baik.
Gerakan Pramuka memiliki tujuan supaya membentuk karakter, seperti : (1) Memiliki jiwa
yang menanamkan keimanan, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani (2)
Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik, dan berguna,yang dapat membangun dirinya
sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa, dan negara,
memiliki kepedulian terhadap sesama hidup, dan alam lingkungan (Intan Kusumawati, 2012).
4. Pengontrolan
Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP PLUS Al Masduqiah, Eka Sri Wahyuni,
Endah Tri Wisudaningsih, Nur Hayati
13583
Pengawasan mengacu pada program pemeriksaan untuk memastikan terwujudnya perilaku
terpuji dalam segala kegiatan serta sesuai dengan rencana dan aturan yang ada. Hal ini merupakan
bertujuan bagaimana setiap orang peka untuk mengingatkan perilaku menyimpang yang terjadi di
depan mereka, dimanapun dan kapanpun mereka berada. Program pemantauan diharapkan
menghasilkan hukuman sosial untuk perilaku yang menyimpang (Imam Mushafak, 2015).
Supaya pengontrolan tersistem dalam pelaksanaan pembinaan karakter akhlak mulia secara
maksimal maka perlu diterapkan sebuah pengontrolan secara berkesinambungan yang bisa
mengontrol pembinaan akhlak secara terus menerus.
Bapak Kepala Sekolah menegaskan, bagi siswa-siswi yang melanggar peraturan sekolah
maupun pondok, akan diberikan sangsi berupa teguran apabila pelanggarannya ringan, akan tetapi jika
pelanggarannya berat diberikan sangsi yang sangat merugikan siswa seperti memakai jilbab
pelanggaran yang memiliki beberapa warna (bagi siswi/santriwati). Bagi pelanggar siswa/santri,
sangsi yang diberikan juga lumayan tegas seperti dicukur gundul.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan program bagaimana cara memberikan penilaian dan bagaimana cara
mengkoreksi semua kegiatan sistem tersebut secara terus menerus yang nantinya diharapkan bisa
menentukan kebijakan/program baru yang lebih unggul kedepannya. Evaluasi dilaksanakan secara
terus menerus supaya akhlakul karimah berjalan tanpa hambatan.
SMP Plus Al Masduqiah memiliki cara untuk mengevaluasi seperti mementukan tujuan,
merumuskan tujuan dan evaluasi pendidikan karakter akhlak mulia diterapkan bersamaan dengan
proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, dengan cara memperhatikan tingkah laku
siswa dalam berinteraksi.
Proses evaluasi yang dilakukan oleh guru di SMP Plus Al Masduqiah untuk melihat hasil
keseluruhan selama proses pendidikan, dari hasil evaluasi ini akan terlihat kendala atau penyebab
belum berhasilnya/tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelum diterapkan suatu kebijakan. Jika
kebiajakan yang sudah ditetapkan belum berhasil dalam melaksanakan tujuan, maka akan dilakukan
bimbingan (teguran), hukuman, serta perbaikan.
Manfaat dari evaluasi pendidikan bertujuan supaya mengetahui sejauh mana tercapainya
proses pembelajaran dan sejauh mana materi pembelajaran bisa diterima dan dikuasi peserta didik.

KESIMPULAN

Beberapa ahli pendidikan mengklaim bahwa siswa Indonesia di sekolah dasar dan menengah
menunjukkan kurangnya kemampuan supaya bisa menghubungkan apa yang telah mereka pelajari.
dan bagaimana menggunakannya untuk melewati rintangan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan yang
sama disampaikan oleh Sudarman yang mengatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi industri
pendidikan adalah masalah proses pembelajaran yang kurang baik. Tidak mungkin memisahkan
komunikasi dua arah antara guru dan murid dari proses pembelajaran pada umumnya.
13584 Journal on Education, Volume 05, No. 04, Mei-Agustus 2023, hal. 13578-13585

Gejala kemerosotan nilai moral dan etika di kalangan pelajar akhir ini mulai menimbulkan
kekhawatiran dalam pendidikan. Nilai luhur bangsa Indonesia dalam artian tolong menolong, sikap
kejujuran, keadilan dan kasih sayang, serta sopan santun kepada yang lebih tua hanyalah semboyan
belaka. Lembaga pendidikan yang bertugas mencetak generasi cerdas, terampil dan berakhlak mulia
telah menghitam.
Langkah-Langkah Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP
Plus Al Masduqiah (1) Perencanaan Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP
Plus Al Masduqiah, (2) Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP
Plus Al Masduqiah.
Adapun program-program kegiatan yang direncanakan oleh SMP Plus Al Masduqiah, sebagai
berikut : (a) Apel pagi (06.30-07.00 WIB), (b) Keteladanan, (c) Pembelajaran seperti mewajibkan
siswa mengikuti ekstrakurikuler Gerakan Pramuka serta ada pelatihan Kursus Mahir Dasar untuk
pramuka tingkat Penegak (SMA), (d) Pengontrolan contohnya bagi siswa-siswi yang melanggar
peraturan sekolah maupun pondok, akan diberikan sangsi berupa teguran apabila pelanggarannya
ringan, akan tetapi jika pelanggarannya berat diberikan sangsi yang sangat merugikan siswa seperti
memakai jilbab pelanggaran yang memiliki beberapa warna (bagi siswi/santriwati). Bagi pelanggar
siswa/santri, sangsi yang diberikan juga lumayan tegas seperti dicukur gundul, (e) Evaluasi.

REFERENSI
Agus wibowo. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berkepribadian.
Pustaka Pelajar.
Agustinus Tanggu Daga. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah
Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090.
Albi Anggito dan Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. CV Jejak (Jejak
Publisher).
Annisa Maharani dan Ceceng Syarif. (2022). Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan
Akhlak Peserta Didik. Edumaspul, 6(1), 763–769.
Cut Zahri Harun. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 4(3), 302–
308.
Departemen RI. (2015). Al-Quran Terjemah.pdf. CV Darus Sunah.
Fenty Sulastini dan Moh. Zamili. (2019). Efektivitas Program Tahfidzul Qur’an dalam Pengembangan
Karakter Qur’ani. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 4(1), 15–22.
Imam Mushafak. (2015). Sistem kontrol pendidikan karakter di sekolah dan keluarga. TA’ALLUM,
03(01), 77–91.
Intan Kusumawati. (2012). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Kepramukaan. Academy
Of Education Journal. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 3(1), 75–91.
Ipung Purwati dan Endang Fauziati. (2022). Pendidikan Karakter Religius Sekolah Dasar Dalam
Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Mulia di SMP PLUS Al Masduqiah, Eka Sri Wahyuni,
Endah Tri Wisudaningsih, Nur Hayati
13585
Perspektif Filsafat Idealisme. Elementa: Jurnal PGSD STKIP PGRI Banjarmasin, 4(1), 1–8.
Jamal Ma’mun Asmani. (2012). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. DIVA
Press.
Lexy J. Moleong. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Mayasari, L. (2020). Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di Sma
Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO.
Mhd Saleh. (2022). Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. HIkmah : Journal of Islamic
Studies, 17(2), 101–108.
Yoke Suryadarna, & Ahmad Hifdzil Haq. (2015). Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali. In
At-Ta’dib (Vol. 10, Issue 2, pp. 362–381).
Zuchri Abdussamad. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. CV Syakir Media Press.

You might also like