You are on page 1of 14

Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES


LEGISLASI DI INDONESIA

Oleh: Eny Susilowati


Dosen FISIPOL Universitas PGRI Palangka Raya
E-mail: eny_sisco@yahoo.co.id

Abstrak: Dewan Perwakilan Daerah memiliki kewenangan yang terbatas dalam


proses legislasi karena Dewan Perwakilan Daerah hanya diberi wewenang untuk
dapat mengajukan dan ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta
memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan
undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. Akan tetapi pada
wilayah pengambilan keputusan Dewan Perwakilan Daerah tidak dilibatkan.

Kata kunci : Dewan Perwakilan Daerah dan legislasi

LATAR BELAKANG MASALAH perubahan terhadap Pasal 2 ayat (1)


Masa transisi Indonesia yang berbunyi:
menuju demokrasi merupakan salah “Majelis Permusyawaratan Rakyat
terdiri atas anggota Dewan
satu tahapan yang menjadi fase
Perwakilan Rakyat dan anggota
penting perkembangan Indonesia. Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih melalui pemilihan umum
Salah satu aspek yang menjadi bagian
yang diatur lebih lanjut dengan
dari proses transisi Indonesia menuju undang-undang”.
demokrasi adalah perubahan di bidang
Rumusan semula Pasal 2 ayat
ketatanegaraan yang diantaranya
(1) tersebut bunyinya adalah:
mencakup proses perubahan konstitusi
”Majelis Permusyawaratan Rakyat
Indonesia, yaitu Undang-Undang terdiri atas anggota-anggota
Dewan Perwakilan Rakyat
Dasar Negara Republik Indonesia
ditambah dengan utusan-utusan
Tahun 1945 (UUD 1945). dari daerah-daerah dan golongan-
golongan, menurut aturan yang
Salah satu perubahan penting
ditetapkan dengan undang-
yang menurut hemat penulis undang”.
mempuyai relevansi dengan tema
makalah diatas adalah terkait

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

Dengan perubahan tersebut mengakomodasi aspirasi daerah dan


bukan saja berarti tidak ada lagi utusan sekaligus memberi peran yang lebih
golongan dalam keanggotaan MPR, besar kepada daerah dalam proses
serta tidak ada lagi anggota MPR yang pengambilan keputusan politik untuk
diangkat, tetapi juga dibentuknya soal-soal yang terutama berkaitan
sebuah lembaga baru bernama Dewan langsung dengan daerah.
Perwakilan Daerah (DPD). Keinginan tersebut barangkali
Keberadaan utusan daerah dalam dari pemikiran bahwa pengambilan
komposisi keanggotaan MPR keputusan yang bersifat sentralistik
sebagaimana diatur dalam Undang- pada masa yang lalu ternyata telah
Undang Dasar Tahun 1945 (sebelum mengakibatkan meningkatnya
diubah) kurang memberikan makna ketidakpuasan daerah-daerah yang
bagi kepentingan daerah. Hal ini telah sampai pada tingkat
karena tugas dan wewenang MPR membahayakan keutuhan wilayah
yang tidak terkait dengan Negara dan peraturan nasional.
pembentukan Undang-Undang. Tugas Lahirnya tuntutan-tuntutan untuk
dan wewenang MPR sebagaimana memisahkan diri dari Negara kesatuan
diatur dalam UUD 1945 (sebelum Republik Indonesia adalah indikator
diubah) adalah mengubah Undang- yang paling nyata dari ketidakpuasan
Undang Dasar, menetapkan garis-garis itu. Sementara itu, keberadaan unsur
besar dari pada haluan Negara, serta utusan daerah dalam keanggotaan
memilih dan mengangkat Presiden dan MPR (sebelum dilakukannya
wakil Presiden. perubahan terhadap UUD 1945)
Sejalan dengan pelaksanaan ternyata tidak memberikan peran yang
otonomi daerah diperlukan adanya berarti dalam proses pengambilan
lembaga Negara yang dapat keputusan-keputusan politik yang
menjembatani kepentingan pusat dan manfaatnya bisa dirasakan langsung
daerah, serta memperjuangkan oleh daerah.
kepentingan aspirasi masyarakat dan Dalam makalah tidak akan
daerah dalam kebijakan nasional. membahas isu DPD secara
Dengan demikian yang menjadi keseluruhan akan tetapi lebih fokus
gagasan dasar pembentukan DPD pada kewenangan DPD dalam proses
adalah keinginan untuk lebih legilasi di Indonesia, hal ini mengingat

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

beberapa redaksional kewenangan kewenangan yang dimiliki oleh DPD


DPD yang sampai hari ini itu akan berimplikasi pada
dipermasalahkan, yaitu dapat kita lihat ketidakmaksimalan DPD dalam
pada Undang-Undang Dasar 1945 menjalankan kinerjanya. Apabila kita
khususnya Pasal 22 D ayat (1), dan mencoba untuk mengamati lebih jauh,
(2), yang berbunyi: maka peran wakil daerah ini tidak
1. Dewan Perwakilan Daerah lebih dari sekedar lembaga
dapat mengajukan kepada
pertimbangan saja. Hal ini sejalan
Dewan Perwakilan Rakyat
rancangan undang-undang dengan pendapat yang di sampaikan
yang berkaitan dengan otonomi
oleh Iwan Satriawan dalam
daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan makalahnya yang berjudul Peguatan
pemekaran serta penggabungan
DPD Proporsionalitas Perwakilan
daerah pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya Politik Dan Perwakilan Daerah
ekonomi lainnya, serta
menyebutkan bahwa paska
berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah. amandemen ke empat DPD hanyalah
2. Dewan Perwakilan Daerah
menjadi supporting organ dari DPR
ikut membahas racangan
undang-undang yang berkaitan dalam menjalankan proses legislasi
dengan otonomi daerah;
dan posisinya tidak equal dengan DPR
hubungan pusat dan daerah;
pembentukan; pemekaran, dan dalam proses legislasi.1 Adapun peran
penggabungan daerah;
DPD RI yang antara lain menyangkut
pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi urusan desentralisasi, keterlibatan
lainnya, serta perimbangan
dalam pembahasan RUU (khususnya
keuangan pusat dan daerah;
serta memberikan pajak, pendidikan dan agama), APBN
pertimbangan kepada Dewan
sebagian fungsi pengawasan lainnya
Perwakilan Rakyat atas
rancangan undang-undang yang juga selanjutnya melaporkan
anggaran pendapatan dan
hasilnya kepada DPR RI, hanya
belanja negara dan rancangan
undang-undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan
agama.
1
Iwan Satriawan, 2007, “Penguatan
Beberapa Pasal di atas itu DPD Proporsionalitas Perwakilan Politik
Dan Perwakilan Daerah”, Makalah
menggambarkan betapa terbatasnya disampaikan pada pertemuan Hukum Tata
Negara Dengan Tema Memperkuat
kewenangan DPD dalam proses Kewenangan DPD Melalui Perubahan Kelima
UUD 1945, Pusat Studi Konstitusi (PuSKon)
legislasi, dan tentu dari keterbatasan Universitas 45 Makasar bekerjasama dengan
DPD RI, Makasar 29 Juni 2007, hlm. 5.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

dijadikan bahan pertimbangan saja menyuarakan kepentingannya dalam


untuk ditindaklanjuti.2 sistem ketatanegaraan Indonesia.3
Eksistensi DPD telah
PEMBAHASAN
membangkitkan harapan masyarakat
Kelumpuhan DPD Dalam Proses
di daerah bahwa kepentingan daerah
Legislasi
dan masalah-masalah yang dihadapi
DPD lahir dengan semangat
daerah dapat diangkat dan
untuk memperkuat sistem demokrasi
diperjuangkan pada tingkat nasional.
di Indonesia. Kekuasaan
Melalui DPD ini diharapkan mampu
penyelenggaraan Negara yang terpusat
menjamin dan menampung perwakilan
di lembaga eksekutif selama beberapa
kepentingan daerah-daerah secara
dekade telah menimbulkan disparitas
memadai, serta memperjuangkan
sosial dan ekonomi antara pemerintah
aspirasi dan kepentingan daerah dalam
pusat dan pemerintah daerah. Segala
lembaga legislatif. Hal ini bukan
keputusan yang terkait dengan
berarti kepentingan nasional akan
kepentingan daerah ditentukan oleh
terkurangi, karena bagaimanapun juga
pemerintah pusat. Kondisi inilah yang
DPD adalah lembaga Negara yang
ingin diubah dengan melahirkan
bersifat nasional, sebagaimana Dewan
lembaga DPD yang diharapkan dapat
Perwakilan Rakyat Republik
menjembatani kepentingan masyarakat
Indonesia. Namun perbedaan terletak
dan pemerintah daerah dengan
pada mekanisme pemilihannya dan
pemerintah pusat. Reni Dwi
persyaratan pencalonan anggotanya
Purnomowati, dalam bukunya yang
lebih banyak dikaitkan dengan daerah,
berjudul Implementasi Sistem
bukan penduduk.
Bikameral Dalam Parlemen Indonesia,
Beberapa hal diatas merupakan
menjelaskan bahwa DPD memiliki
gambaran singkat terkait tujuan dari
fungsi penting dan strategis dalam
pada di bentuknya lembaga DPD di
menyerap aspirasi daerah agar daerah
Indonesia, akan tetapi apabila kita
mempunyai wadah dalam
melihat pada wilayah Peraturan

3
Reni Dwi Purnomowati, 2005,
2
Indra J Piliang, Bivitri Susanti, Implementasi Sistem Bikameral Dalam
et.al., 2006, Untuk Apa DPD RI, Jakarta, Parlemen Indonesia, Jakarta, PT Raja
Kelompok DPD di MPR RI. Grafindo Persada, hlm. 214.
hlm. 41.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

perundang-undangn kewenangan yang Pada bagian keempat tepatnya


dimiliki oleh DPD sangat tidak pada Pasal 42 ayat (1), (2) dan (3)
berbanding lurus dengan tujuan mengatur tentang Tugas dan
dibentuknya lembaga DPD ini. Dan kewenangan DPD yang meliputi:
tentu karena judul makalah ini adalah (1) DPD dapat mengajukan kepada
DPR rancangan undang-
kelumpuhan wewenang DPD dalam
undang yang berkaitan dengan
proses legislasi, maka disini hanya otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan
akan dibahas terkait lemahnya
dan pemekaran, dan
kewenangan DPD dalam proses penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam,
legislasi di Indonesia.
dan sumber daya ekonomi
Pertama kewenangan DPD lainnya serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan
dalam proses legislasi ini diatur dalam
pusat dan daerah.
UUD 1945 Pasal 22 D ayat (1), dan (2) DPD mengusulkan rancangan
undang-undang sebagaimana
(2), seperti yang telah kita tulis pada
dimaksud pada ayat (1) kepada
bagaian latar belakang. Pengaturan DPR dan DPR mengundang
DPD untuk membahas sesuai
dalam Pasal 22D ayat (1), dan (2)
tata tertib DPR.
Undang-Undang Dasar 1945 itu (3) Pembahasan rancangan
undang-undang sebagaimana
kemudian diderivikasikan dalam
dimaksud pada ayat (2)
Undang-Undang Nomor 22 Tahun dilakukan sebelum DPR
membahas rancangan undang-
2003 tentang Susunan dan Kedudukan
undang dimaksud pada ayat (1)
Majelis Permusyawaratan Rakyat, dengan pemerintah.
Dewan Perwkakilan Rakyat, Dewan
Sedangkan sejauhmana
Perwakilan Daerah dan Dewan
Keterlibatan DPD untuk ikut dalam
Perwakilan Rakyat Daerah.
proses pembahasan RUU yang
Dalam Pasal 41 UU No 22
berkaitan dengan daerah diatur dalam
Tahun 2003 disebutkan bahwa DPD
Pasal 43 ayat (1), (2), (3), dan ayat (4)
mempunyai fungsi:
yang berbunyi:
a. pengajuan usul, ikut dalam
(1) DPD ikut membahas
pembahasan dan memberikan
pertimbangan yang berkaitan rancangan undang-undang
dengan bidang legislasi
yang berkaitan dengan otonomi
tertentu;
b. pengawasan atas pelaksanaan daerah; hubungan pusat dan
undang-undang tertentu.
daerah; pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

daerah; pengelolaan sumber Dari beberapa bunyi Pasal


daya alam, dan sumber daya yang terdapat dalam Undang-Undang
ekonomi lainnya serta yang Dasar 1945 dan juga Undang-Undang
berkaitan dengan perimbangan Nomor 22 Tahun 2003 tentang
keuangan pusat dan daerah, Susunan dan Kedudukan Majelis
yang diajukan baik oleh DPR Permusyawaratan Rakyat, Dewan
maupun oleh pemerintah. Perwakakilan Rakyat, Dewan
(2) DPD diundang oleh DPR Perwakilan Daerah dan Dewan
untuk melakukan pembahasan Perwakilan Rakyat Daerah. Maka
rancangan undang-undang dapat disimpulkan bahwa
sebagaimana dimaksud pada sesungguhnya DPD bukan termasuk
ayat (1) bersama dengan badan legislatif penuh. DPD hanya
pemerintah pada awal berwenang mengajukan dan
Pembicaraan Tingkat I sesuai membahas rancangan undang-undang
Peraturan Tata Tertib DPR. di bidang tertentu saja. Terhadap hal-
(3) Pembicaraan Tingkat I hal lain, pembentukan undang-undang
sebagaimana dimaksud pada hanya ada pada DPR dan Pemerintah,
ayat (2) dilakukan bersama dengan demikian rumusan baru
antara DPR, DPD, dan Undang-Undang Dasar tidak
pemerintah dalam hal mencerminkan gagasan
penyampaian pandangan dan mengikutsertakan daerah dalam
pendapat DPD atas rancangan penyelenggaraan seluruh praktik dan
undang-undang, serta pengelolaan negara. Tentu ini menjadi
tanggapan atas pandangan dan suatu hal yang ganjil apabila ditinjau
pendapat dari masing-masing dari konsep dua kamar. Selain
lembaga. dipandang ganjil hal ini tentu juga
(4) Pandangan, pendapat, dan akan berpengaruh dalam sistem
tanggapan sebagaimana ketatanegaraan kita. Dengan kata lain
dimaksud pada ayat (3) bahwa DPR akan sangat leluasa untuk
dijadikan sebagai masukan menjadi lembaga negara yang tidak
untuk pembahasan lebih lanjut memiliki kendali.
antara DPR dan pemerintah. Dari permasalahan tersebut
maka diperlukan satu perangkat

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

kontrol atas lembaga parlemen. poleksosbud dan waktu tertentu, oleh


Penulis sependapat dengan Giovannni sebab itu peluang untuk
Sartori yang dikutip oleh Danny menyempurnakannya kembali dengan
Indrayana dalam bukunya resultante baru tidak boleh ditutup;
Amandemen UUD 1945 antara Mitos sebab selain mungkin ada
dan Pembongkaran bahwa apabila perkembangan baru yang harus
kekuasaan legislatif hanya diakomodasi bisa juga ada hal-hal
ditempatkan pada satu lembaga saja penting yang tadinya terlewatkan dan
tidak hanya berbahaya tetapi juga baru disadari setelah muncul masalah-
tidak bijaksana karena dua mata tentu masalah konkret atau gejala-gejala
4
lebih baik daripada satu mata saja. kearah itu. Hanya saja dalam upaya
Sebenarnya secara keseluruhan melakukan perubahan lanjutan itu
kelompok kita mengakui bahwa tidak dapat dilakukan secara tergesa-
memang banyak kemajuan yang diraih gesa, apalagi hanya sekedar ingin
dalam kehidupan ketatanegaraan kita mengisi peluang berekspresi secara
berdasar UUD 1945 hasil perubahan. demokratis yang kini memang terbuka
Kehidupan bernegara kita jauh lebih lebar. Perubahan UUD harus
demokratis. Tidak ada lagi sensor, dilakukan dengan pemikiran dan
apalagi pembreidelan terhadap pers, pilihan politik yang benar-benar
ada lembaga independen yang khusus matang untuk kepentingan bangsa dan
mengawal proses pemilu, pemerintah Negara, bukan untuk kepentingan
tidak bisa lagi bersikap otoriter, karena kelompok.
selalu dikontrol oleh pers, masyarakat, Pada wilayah inilah kelompok
dan lembaga-lembaga politik lainnya. kita menilai bahwa gagasan mencari
begitu juga munculnya MK sebagai resultante baru untuk mereposisi DPD
the guardian of constitution. Namun secara konstitusional di dalam sistem
meskipun demikian UUD 1945 hasil ketatanegaraan kita menjadi penting.
amandemen yang sudah sempurna ini Ada sebagian elit yang berpendapat
merupakan resultante alias produk bahwa kedudukan dan fungsi DPD
kesepakatan berdasar situasi tidak perlu diubah karena sejak awal
memang tidak didesign sebagai senat
4
Denny Indrayana, 2007,
Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan
melainkan didesign seperti yang
Pembongkaran, Bandung, PT Mizan Pustaka, sekarang ini, dan Mahfud MD dalam
hlm. 372.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

diskusi publik “membangun sinergitas tertentu. Karena apapun yang


peran DPD dan pemerintah daerah dituangkan didalam konstitusi
dalam pelaksanaan otonomi daerah” itulah yang berlaku.
menyanggahnya bahwa kalau memang 2. Didalam faktanya tidak
ada pendapat bahwa DPD bukan terdapat toeri baku tentang
didesign sebagai senat apa salahnya kaitan antara sistem bikameral
kita membuat resultante baru dengan bentuk Negara; ada
mengenai design DPD tanpa harus Negara kesatuan yang
dijadikan senat atau ikut teori tertentu, menganut bikameral dan ada
karena hal itu sesungguhnya hanya pula Negara kesatuan yang
5
tergantung kesepakatan kita. tunduk pada sistem
Selain tidak dianggap perlunya unikameral.6
penguatan DPD karena alasan diatas, Dari bebarapa pemaparan terkait
ada juga yang berpendapat bahwa lemahnya tugas dan wewenang DPD,
penempatan DPD secara kuat dan khususnya di bidang legislasi, maka
sejajar dengan DPR seperti senat di mustahil kemudian DPD akan dapat
dalam sistem bikameral adalah tidak mewujudkan maksud dan tujuan
sesuai dengan design teori Negara pembentukanya. Alangkah
kesatuan yang sudah disepakati disayangkan besarnya anggaran
sebagai bentuk Negara kita. Mahfud Negara yang digunakan dalam proses
MD juga menyanggahnya lagi bahwa penyusunan usul rancangan Undang-
pandangan ini tidak dapat diterima Undang, pertimbangan, dan
secara ilmiah karena dua alasan: pengawasan DPD apabila itu semua
1. Sistem ketatanegaraan yang tidak membawa manfaat bagi rakyat.
dimuat dalam konstitusi suatu Selain itu juga sulitnya bagi anggota
Negara itu adalah hasil DPD untuk mempertanggungjawabkan
kesepakatan bangsa yang secara moral dan politik kepada
membuatnya tanpa harus ikut pemilih dan daerah pemilihannya.
teori atau tidak ikut teori Makanya kemudian diperlukan sebuah
penegasan bahwa perubahan UUD
5
Mahfud MD, “Reposisi DPD Dalam 1945 dapat diagendakan kembali, dan
Sistem Ketatanegaraan Indonesia” Makalah
disampaikan pada Diskusi Publik kerjasama
memiliki alasan-alasan logis yakni
antara PSHK UII dan DPD RI. Yogyakarta,
6
Tanggal 12 Februari 2008, hlm. 7. Ibid,. hlm. 7.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

dalam rangka meningkatkan kualitas keseimbangan keterwakilan diantara


demokrasi, untuk menguatkan saluran keduannya.
aspirasi daerah dan mengefektifkan Apabila konsep senat di
kembali sistem checks and balances Amerika terdapat resistensi seperti di
yang menjadi salah satu ide awal atas, maka konsep kedudukan dan
pembentukan DPD RI di Indonesia. kewenangan National Council Of
Kesepakatan kelompok kita Provinces di Afrika Selatan lebih
terkait akan perlunya sebuah relevan digunakan sebagi pembanding
amandemen kelima untuk memperkuat karena Afsel juga merupakan sebuah
posisi DPD dalam proses legislasi Negara kesuatuan, dimana fungsi
sebenarnya tidak hanya terbatas legislasi dijalankan oleh dua lembaga
karena realitas ketidakberdayaan DPD yaitu “the National Assembly” dan
hari ini, akan tetapi mengingat juga “The national Council Of Provinces”.
keberadaan DPD di Negara lain yang Seperti yang telah ditulis dalam
mempunyai posisi lebih kuat,dan hal makalah Iwan Satriawan bahwa
itu terbukti dapat melahirkan Dalam konstitusi Afsel mengatur secar
mekanisme checks and balances yang jelas kekuasaan legislative ditingkat
lebih baik. Hal ini dapat kita lihat di pusat dan bagimana kewenangan
Amerika Serikat, Senat di Amerika antara lembaga-lembaga Negara yang
Serikat memiliki kedudukan dan ada dalam melakukan fungsi legislasi,
kewenanngan yang relative lebih kuat dan selain itu juga disebutkan bahwa
dan lebih luas dalam fungsinya, National council of provinces
mungkin tidak sedikit yang mewakili Provinsi dalam rangka
mempersoalkan bahwa kedudukan dan menjamin kepentingan provinsi agar
kewenangan senat di amerika serikat diperhatikan dalam praktek
adalah karena konsep perwakilan pemerintahan secara nasional7.
seperti itu dijalankan didalam sebuah Dengan demikian The National
negar federal, namun demikia dari Council Of Provinces memilik
pengalama Amerika, minimal kita kedudukan dan kewenangan yang jelas
dapat mengambil pelajaran bagaimana dan kuat dalam hal yang terkait
mereka mongkontruksi sebuah system dengan kepentingan daerah yang
hubungan pusat (federal) dengan darah 7
Iwan Satriawan, 2007, Op. cit hlm.
(state), sehingga membangun 9.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

diwakili. Dengn melihat fenomena di berkaitan dengan perimbangan


keuangan pusat dan daerah”
Afsel ini maka resistensi secara
akademik maupun politik akan Diusulkan berubah menjadi:
cenderung berkurang, mengingat
“Dewan Perwakilan Daerah
Indonesia dan Afrika Selatan memiliki memegang kekuasaan
membentuk Undang-Undang
kesamaaan dalam hal penerapan
bersama Dewan Perwakilan
system Negara kesatuan. Rakyat yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan
pusat dan dearah pembentukan
Rekomendasi kewenangan DPD dan pemekaran serta
penggabungan daerah
dalam Proses Legislasi Nasional
pengelolaan sumber daya alam
Berdasarkan beberapa dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta berkaitan dengan
persoalan diatas dan mengingat
perimbangan keuangan pusat
kesepakatan kita terkait ide adanya dan daerah”
amandemen kelima, biar tidak
terkesan makalah yang kita buat ini b. Pada Pasal 22D ayat (2) yang
sebelumnya berbunyi
hanya mengkritik tidak ada solusi
yang ditawarkan, maka kelompok kita “Dewan Perwakilan Daerah
ikut membahas rancangan
mencoba untuk merekomudasikan
undang-undang yang berkaitan
terkait format ideal lembaga DPD dengan otonomi daerah;
hubungan pusat dan daerah;
kedepan dalam rangka memperkuat
pembentukan; pemekaran, dan
fungsi legislasi Nasional, adapun penggabungan daerah;
pengelolaan sumber daya alam
gagasan rekomundasi yang dapat kita
dan sumber daya ekonomi
berikan adalah sebagai berikut: lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah;
a. Pasal 22D ayat (1) yang
serta memberikan
pertimbangan kepada Dewan
sebelumnya berbunyi:
Perwakilan Rakyat atas
rancangan undang-undang
“Dewan Perwakilan Daerah
anggaran pendapatan dan
dapat mengajukan kepada
belanja negara dan rancangan
Dewan Perwakilan Rakyat
undang-undang yang berkaitan
rancangan undang-undang
dengan pajak, pendidikan, dan
yang berkaitan dengan otonomi
agama”
daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan
daerah pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

Di usulkan berubah menjadi: jumlahnya 1 orang setiap


Kabupaten/Kota”.
“Dewan Perwakilan Daerah
ikut membahas serta c. Kedua kamar, dalam arti
memberikan pertimbangan
DPR dan DPD dapat
kepada Dewan Perwakilan
Rakyat atas rancangan undang- mengajukan RUU, khusus
undang anggaran pendapatan
untuk DPD yaitu RUU yang
dan belanja negara dan
rancangan undang-undang berkaitan dengan daerah.
yang berkaitan dengan pajak,
d. Kedua kamar DPD dan DPR
pendidikan, dan agama”.
ikut membahas dan kedua
Secara bentuk format pasal
kamar tersebut ikut sampai
mungkin seperti itu, akan tetapi itu
pada proses pengambilan
tentu harus di tindaklanjuti dengan
keputusan. Khusus untuk
perubahan pada level Undang-Undang
DPD yaitu RUU yang
dan peraturan lain yang menyangkut
berkaitan dengan daerah.
proses lagislasi yang dijalankan oleh
e. Presiden tidak lagi punya hak
DPD, pada point inti usul amandemen
legislasi, akan tetapi Presiden
UUD 1945 harus d ikuti dengan
diberikan hak veto. Dan hak
beberpa hal yang menurut kita
veto Presiden dapat diveto
penting yaitu:
balik oleh Parlemen dengan
a. Usul Pasal 22D ayat (2)
menggunakan syarat kuorum.
misalnya DPD tidak sekedar
Dengan rumusan rekomendasi
“ikut membahas” RUU yang
seperti di atas DPD tidak lagi menjadi
berkaitan dengan otonomi
lembaga pelengkap DPR akan tetapi
daerah itu, tetapi juga dapat
DPD merupakan lembaga yang
menolak atau menyetujui
mandiri dan dapat ikut masuk kepada
sebuah RUU tersebut.
tahap persetujuan atas RUU yang
b. Usul perubahan Pasal 22C ayat
berkaitan dengan otonomi daerah,
(2) “anggota DPD dari setiap
hubungan pusat dan daerah
Propinsi jumlahnya sama, dan
pembentukan dan pemekaran serta
jumlah seluruh anggota DPD
penggabungan daerah pengelolaan
itu tidak lebih dari sepertiga
sumber daya alam dan sumber daya
jumlah anggota DPR”. Pasal
ekonomi lainnya, serta berkaitan
22C ini dirubah “anggota DPD

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

dengan perimbangan keuangan pusat undang-undang yang berkaitan dengan


dan daerah. otonomi daerah, hubungan pusat dan
Pada usulan anggota DPD daerah, pembentukan dan pemekaran
Pasal 22D ayat (2) juga ditegaskan serta penggabungan daerah
bahwa DPD tidak lagi mempunyai pengelolaan sumber daya alam dan
fungsi yang sangat terbatas yaitu sumber daya ekonomi lainnya, serta
hanya memberikan pertimbangan berkaitan dengan perimbangan
kepada DPR dalam proses keuangan pusat dan daerah, serta
pembahasan RUU APBN dan RUU memberikan pertimbangan kepada
yang berkaitan dengan pajak, Dewan Perwakilan Rakyat atas
pendidikan, dan agama. Akan tetapi rancangan undang-undang anggaran
DPD juga diberi kewenangan untuk pendapatan dan belanja negara dan
ikut membahas, serta memberikan rancangan undang-undang yang
pertimbangkan kepada DPR. Penulis berkaitan dengan pajak, pendidikan,
sependapat dengan hal tersebut, karena dan agama. Akan tetapi pada wilayah
apabila DPD hanya masuk pada pengambilan keputusan Dewan
wilayah pertimbangan saja, maka itu Perwakilan Daerah tidak dilibatkan.
hanyalah sebagian kecil dalam Sehingga dengan bahasa lain
penggunaan hak dalam fungsi bahwa Dewan Perwakilan Daerah
legislasi. hanya menjadi biro perancang undang-
undang dari Dewan Perwakilan
Rakyat, dalam arti bahwa dalam
SIMPULAN
pelaksanaan fungsi legislasi, DPD
Berdasarkan analisis pada
tidak bisa masuk tahap persetujuan
pembahasan yang telah dikemukakan
rancangan undang-undang. Secara
di bab-bab terdahulu, maka penulis
otomatis DPD juga tidak dapat masuk
menarik kesimpulan bahwa Dewan
pada tahap melakukan penilaian dan
Perwakilan Daerah memiliki
juga mempengaruhi atas suatu produk
kewenangan yang terbatas dalam
undang-undang, terutama dalam
proses legislasi karena Dewan
membuat undang-undang yang
Perwakilan Daerah hanya diberi
berkaitan langsung dengan daerah
wewenang untuk dapat mengajukan
karena dalam kamar legislasi hanya
dan ikut membahas rancangan
terdapat DPR dan Presiden.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

Agar terbangun prinsip checks


Dewan Perwakilan Daerah Republik
and balances dalam lembaga
Indonesia, 2006, Sekilas
perwakilan rakyat Indonesia, maka Tentang DPD RI. Jakarta, Biro
Humas MPR/DPD-RI.
diperlukan sebuah perubahan
mendasar terhadap fungsi legislasi Jimly Asshidiqie, 2006,
Perkembangan Dan
yaitu dengan tidak lagi membatasi
Konsolidasi Lembaga Negara
DPD seperti saat ini. Kalau ini Pasca Reformasi, Jakarta,
Sekretariat Jendral dan
dilakukan, gagasan menciptakan
Kepanitraan Mahkamah
kamar kedua di lembaga perwakilan Konstitusi RI.
rakyat guna mengakomodasi
Indra J Piliang, Bivitri Susanti, et.al.,
kepentingan daerah dalam 2006, Untuk Apa DPD RI,
Jakarta, Kelompok DPD di
menciptakan keadilan distribusi
MPR RI.
kekuasaan menjadi dapat terwujudkan.
Robert Andi Jaweng, et.al., 2005,
Apabila pola legislasi seperti
Mengenal DPD-RI Sebuah
sekarang ini maka DPD tidak pernah Gambaran Awal, Jakarta,
Institute for Local
mampu mengartikulasikan
Development (ILD),
kepentingan politik daerah pada setiap
proses pembuatan keputusan di tingkat
Makalah
nasional, terutama dalam membuat
Mahfud MD, “Reposisi DPD Dalam
undang-undang yang berkaitan
Sistem Ketatanegaraan
langsung dengan daerah. Indonesia” Makalah
disampaikan pada Diskusi
Publik kerjasama antara PSHK
UII dan DPD RI. Yogyakarta,
DAFTAR RUJUKAN
Tanggal 12 Februari 2008.
Bagir Manan, 2005, DPR, DPD dan
Bambang Soeroso, “Melanjutkan
MPR Dalam UUD 1945
Proses Amandemen UUD
BARU, Yogyakarta, FH UII
1945” Makalah disampaikan
PRESS.
pada Diskusi Publik kerjasama
antara PSHK UII dan DPD RI.
Bivitri Susanti, Ginanjar Kartasamita,
Yogyakarta, Tanggal 12
et.al., 2006, Bikameral Bukan
Februari 2008.
Federal, Jakarta, Kelompok
DPD di MPR RI
Dahlan Thaib, “Peran Ideal DPD
Dalam Sistem Ketatanegaraan
Denny Indrayana, 2007, Amandemen
Indonesia” Makalah
UUD 1945 Antara Mitos dan
disampaikan pada Diskusi
Pembongkaran, Bandung, PT
Publik kerjasama antara PSHK
Mizan Pustaka.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati
Jurnal Morality, Volume 2, Nomor 2 Desember 2015

UII dan DPD RI. Yogyakarta, Peraturan Perundang-undangan


Tanggal 12 Februari 2008.
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Jurnal
Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Saldi Isra dan Zaenal Arifin Muktar, 2004 tentang Pembentukan
2007, Model Kamar Parlemen Peraturan Perundang-
(Catatan untuk Kelembagaan Undangan Republik Indonesia
DPD di Indonesia), Jurnal
Media Hukum, Vol. 14, No. 2, Undang-Undang Nomor 22 Tahun
Fakultas Hukum UMY, 2003 tentang Susunan dan
Yogyakarta. Kedudukan MPR, DPR, DPD,
dan DPRD.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun


2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 10 Tahun


2008 Tentang Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD,
dan DPRD.

KELUMPUHAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PROSES LEGISLASI DI INDONESIA


Eny Susilowati

You might also like