You are on page 1of 11

RESUME KEPERAWATAN ANAK

KONSEP NEONATUS ENSENSIAL

OLEH :

Nama : Rista Aprilia


NIM : P07120221100
No Absen : 51
Prodi : ST.r Keperawatan
Kelas : 3B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2023
KONSEP NEONATUS ENSENSIAL

1. Konsep Neonatus Esensial


Neonatus adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan,
lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M.
Sholeh 2007 dalam Marmi dan Kukuh 2012). Tanda-tanda neonatus normal adalah appearance
color (warna kulit) seluruh tubuh kemerahan, pulse (denyut jantung) >100 x/menit, grimace
(reaksi terhadap rangsangan) menangis/batuk/bersin, activity (tonus otot) gerakan aktif,
respiration (usaha nafas) bayi menangis kuat. (Mochtar 1998 dalam Rukiyah 2012).
Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 380C) atau terlalu dingin (kurang dari 360C),
warna kuning pada kulit (tidak pada konjungtiva), terjadi pada hari ke-2 sampai ke-3 tidak
biru, pucat, memar. Pada saat diberi makan, hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak
muntah. Tidak juga terlihat tanda-tanda infeksi seperti tali pusat merah, bengkak, keluar cairan,
berbau busuk, berdarah. Dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, sering hijau tua, tidak
ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, dan tidak terdapat
tanda: lemas, mengantuk, lunglai, kejangkejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-
menerus (Prawirohardjo 2002 dalam Rukiyah 2012).

a. Mempertahankan Status Pernapasan Pada Bayi Baru Lahir


Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi:
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paruparu selama
persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat
menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.

Sebagian besar (kurang lebih 80%) bayi baru lahir dapat bernafas spontan, sisanya
mengalami kegagalan bernafas karena berbagai sebab sehingga memerlukan tindakan
resusitasi. Tujuan dari resusitasi ialah memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian
oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan
alat vital lainnya. Observasi upaya bernapas yang dilakukan bayi. Apakah baik dan kuat,
biasanya dilihat dari tangisan bayi (2), apakah pernapasan bayi lambat dan tidak teratur (1),
atau tidak ada pernapasan sama sekali (0).

b. Mempertahankan Termolagulasi Pada Bayi


Termoregulasi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan antara produksi panas
dan hilangnya panas dalam rangka untuk menjaga suhu tubuh dalam keadaan normal.
Temperatur tubuh normal dihasilkan dari keseimbangan antara produksi dan kehilanga n
panas tubuh. Pada waktu baru lahir, bayi belum mau mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu neonatus normal yaitu 36,5-37,5oC. Tujuan dari
termoregulasi yaitu untuk mengendalikan lingkungan untuk mempertahankan lingkunga n
suhu netral dan meminimalkan pengeluaran energi.

c. Pencegahan Infeksi Pada Bayi


Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal,
intranatal, dan postnatal. Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti
Escherichia coli, pseudomonas pyocyaneus, kiebsielia, staphylococcus aureus, dan Coccus
gonococcus.
Gejala infeksi yang umunya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah
sebagai berikut :
a) Bayi malas minum.
b) Gelisah dan mungkin juga terjadi alergi.
c) Frekuensi pernapasan meningkat.
d) Berat badan menurun.
e) Pergerakan kurang.
f) Muntah.
g) Diare.
d. Mempertahankan Kecukupan Nutrisi Pada Bayi
Air Susu Ibu (ASI) adalah makananterbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayi
yang baru dilahirkannya. Komposisi ASI berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi
dan bila diberikan dengan baik dan benar sebagai makanantunggal dapat memenuhi
kebutuhan bayi untuk tumbuh secara optimal sampai 6 bulan. Selain itu ASI mengandung
makrofag, limfosit dan antibodi yang dapat mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit
tertentu. Pemberian ASI mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar biasa
terhadap kesehatan ibu dan anak serta terdapat hubungan yang erat antara menyus ui
eksklusif..

2. Prosedur Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Bayi Berdasarkan Neonatus Ese nsial
a. Cara Mempertahankan Status Pernapasan Pada Bayi Baru Lahir
Bayi normal menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis,
penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut:
1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menengkuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kasa teril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis
b. Cara Mmpertahankan Termogulasi Pada Bayi: Penggunaan Incubator
Perawatan dalam incubator harus memastikan bahwa semua petugas yang terlibat
dalam perawatan ini mampu menggunakn incubator dengan benar, memantau suhu bayi,
dan menyesuaikan suhu incubator untuk mempertahankan lingkungan suhu netral (NTE).
Incubator harus jauh dari jendela yang tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan harus tepat
dan tiupan angin minimal. Jika incubator terkena sinar matahari langsung atau lampu
fototerapi digunakan, pemantauan suhu neonatus dan penyesuaian suhu incubator perlu
sering dilakukan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan. Suhu neonatus harus
dipantau secara berkala, setiap 4 jam atau sesuai instruksi dokter untuk mempertaha nka n
suhu tubuh 36,5-37,5o C.
Berat Lahir Suhu Incubator (o C) Menurut Umur
35o C 34o C 33o C 32o C
<1500 g 1-10 hari 11 hari-3 minggu 3-5 minggu >5 minggu
1500-2000 g 1-10 hari 11-4 minggu >4 minggu
2100 – 2500 g 1-2 hari 3 hari-3 minggu >3 minggu
>2500 g 1-2 hari >2 minggu

c. Cara Pencegahan Infeksi Pada Bayi


Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum di haruskan untuk
mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi,
setiap bayi baru lahir perlu di beri salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat
mata eritromisin 13 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual). Selain perawatan mata, bayi baru lahir juga
diberikan imunisasi. Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui
jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati. Selanjutnya Hepatitis B dan
DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Dianjurkan BCG dan OPV
diberikan pada saat bayi berumur 24 jam (pada saat bayi pulang dari klinik) atau pada usia
1 bulan. Selanjutnya OPV diberikan sebanyak 3 kali pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4
bulan.
d. Cara Mempertahankan Kecukupan Nutrisi pada Bayi: Konseling ASI, Cara
Pemberian Asi, Cara Memerahkan dan Penyimpanan ASI
1) Konseling ASI
Meski menyusui merupakan hal alami, namun tak jarang ibu mengalami kesulita n
untuk melakukannya. Jangan buru-buru berkecil hati. Dengan mengetahui beberapa
langkah cara menyusui yang benar proses menyusui akan lebih mudah bagi ibu dan
bayi. Air susu ibu (ASI) mengandung lebih dari 200 nutrisi yang sempurna untuk
memenuhi kebutuhan bayi. Seiring dengan tumbuh kembangnya, kandungan nutrisi di
dalam ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Menyusui memang bukanlah
suatu penyakit yang ditangani secara medis, namun kegagalan ibu menyus ui
memberikan resiko yang besar terhadap kesehatan anak. Dukungan tenaga kesehatan
menjadi salah satu kunci keberhasilan ibu menyusui.
Mamfaat menyusui:
a) ASI mengandung zat zat gizi yang lengkap, mudah dicerna dan diserap
b) Menyusui membantu bonding dan perkembangan, membantu menunda kehamila n
baru, membantu melindungi kesehatan ibu
c) Biaya lebih rendah

2) Cara Pemberian ASI


Cara pemberian ASI yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi bayi dengan benar. Memberikan ASI dengan suasana yang santai
bagi ibu dan bayi, buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu
pertama bayi perlu diberikan ASI setiap 2-3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke
enam kebutuhan bayi ASI setiap 4 jam. Langkah-Iangkah menyusui yang benar:
1. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.
2. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah.
4. Punggung bersandar dengan santai pada kursi.
5. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan ibu. Kepala bayi tidak boleh terngadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
6. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang badan ibu.
7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu.
8. Telinga· dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
10. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain menopang
dibawah payudara, jangan menekan puting susu / areolanya saja.
11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi / sisi
mulut bayi dengan putting susu.
12. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan puting susu dan areola dimasukkan kedalam mulut bayi.
13. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga puting
berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar.
14. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong.
15. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.

3) Cara memerah ASI


a) Memerah ASI denga tangan :
1. Bersihkan
Cuci tangan dengan air dan sabun, lalu bersihkan puting susu dengan memerah
sedikit ASI dan mengoleskannya pada puting dan areola. ASI mengandung zat
anti bakteri yang akan membunuh kuman pada payudara dan puting. Usahakan
untuk rileks dan nyaman, karena kondisi psikologis Mama berpengaruh
terhadap produksi ASI.
2. Pijat lembut
Topang payudara dengan sebelah tangan lalu urut dari bagian atas payudara
menuju puting. Urut menyeluruh, termasuk bagian bawahnya. Lakukan dengan
lembut.
3. Tekan perlahan
Sekarang, tekan perlahan-lahan pada area di belakang areola (kulit gelap yang
mengitari puting) dengan Mama jari dan telunjuk. Pencet kedua jari bersamaan,
lalu tekan ke arah pucuk puting untuk mengeluarkan ASI. Berhati-hatilah, ASI
bisa memancar ke segala arah. Ulangi secara teratur sehingga ASI telah keluar
semua. Cara memerah yang benar akan mengosongkan payudara dan
meningkatkan produksi ASI. Payudara kosong akan mengirim sinyal ke otak
agar memerintahkan tubuh untuk memproduksi air susu. Dengan begitu,
produksi susu akan lancar.
4. Siapkan cangkir.
Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara
yang diperah.
b) Memerah ASI dengan alat :
Dengan pompa ASI, ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah dibanding
menggunakan tangan. Berikut adalah panduannya:
1. Pilih pompa yang bentuknya sederhana, sehingga mudah digunakan dan mudah
dibersihkan.
2. Pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai.
3. Sesuaikan isapan pompa dengan kenyamanan (pegangannya dan besar pompa).
4. Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara dengan menaruh handuk hangat
di atas payudara, pijat payudara dengan lembut.
5. Lamanya memompa ASI sangat bergantung pada pompa yang digunakan.
Pemerahan ASI butuh waktu 15 - 45 menit dan tidak menimbulkan rasa sakit.

4) Penyimpanan ASI
1. Taruh ASI ke dalam wadah yang sudah disterilisasi. Pastikan semuanya bersih
untuk menghindari pertumbuhan bakteri di dalam ASI yang akan Mama simpan.
Jangan memasukkan ASI ke dalam gelas plastik minuman kemasan ataupun plastik
styrofoam.
2. Beri tanggal dan jam pada masing- masing wadah.
3. Hindari menyimpan ASI di pintu kulkas atau freezer. Tujuannya agar melind ungi
ASI dari perubahan temperatur saat pintu kulkas dibuka dan ditutup.
4. Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+2 minggu).
5. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam kulkas selama semalam, baru
masukkan ke freezer. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan (+3- 6
bulan).
6. Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke dalam kulkas malam sebelumnya,
kemudian besok baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali
ASI yang sudah dipindah ke kulkas.
7. ASI dapat disimpan dalam pendingin berinsulasi dengan kantong es beku hingga
24 jam saat Anda bepergian. Di tempat tujuan, langsung gunakan susu, simpan di
lemari es, atau bekukan.
8. Simpan ASI dalam jumlah kecil agar mencegah terjadinya pemborosan susu jika
tidak habis dikonsumsi.
9. Pastikan untuk sisakan sekitar satu inci ruang di bagian atas wadah. Pasalnya, ASI
dapat mengembang saat membeku.
10. Jika sedang traveling, bisa menyimpan ASI di dalam pendingin berinsulasi dengan
kantong es beku hingga 24 jam. Bila sudah sampai di tempat tujuan, langsung
gunakan susu, simpan di lemari es, atau bekukan.
PERTANYAAN

1. Jika ASI tidak disimpan dengan suhu yang benar apakah dapat mengubah kandungan pada
ASI tersebut?
2. Apa yang menyebabkan BBL tidak bernapas spontan saat baru lahir dan bagaimana cara
mencegah hal tersebut?
3. Mengapa jika BBL saat lahir ada yang tidak menangis dan harus membuat bayi tersebut
menangis? Apakah berbahaya jika BBL tidak menangis?
DAFTAR PUSTAKA

Dian Anggur Yulianti. Gangguan Termoregulasi pada Neonatus. Artikel Fantastic Health and
Training Education

Dr.dr.Rocky Wilar,Sp.A(K). Termoregulasi pada Neonatus.

Ns. Sri Melfa Damanik, M.Kep & Ns. Erita Sitorus, M.Kep. 2020. Buku Materi Pembelajaran
Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.

Nutriclub. 10 Cara Menyimpan ASI dengan Benar. Artikel Nutricia.

Poltekkes Malang. Konsep Dasar Neonatus. Malang: Perpustakaan Politeknik Kementerian


Kesehatan Malang.

RSUD Puri Husada Tembilahan. 2019. Konseling Menyusui. Riau: RSUD Puri Husada
Tembilahan

You might also like