You are on page 1of 71

1

2
ANAKKU, KENAPA KAMU MULAI
BERUBAH?
Pemateri : Ustadz Sulaiman Rasyid

Transkrip : Yusmanto Rosyid


Desain : Muhammad Zaki Alzikri
Sampul
Alamat : Masjid Pogung Dalangan, RT 11/

RW 50 Pogung Kidul, Sinduadi,

Mlati, Sleman, DI Yogyakarta


Cetakan : Safar 1444 H/ September 2022 M
Pertama

Silakan memperbanyak dan mendistribusikan


ebook ini selama tidak diperjualbelikan atau
dikomersialkan.
Bagi yang hendak mencetak buku ini silahkan
mengisi formulir di bit.ly/izincetakmahadmpd

3
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................ 4
MUKADIMMAH .................................................................. 6
BAB 1. ANJURAN DALAM AGAMA ISLAM UNTUK
MENIKAH .............................................................................. 8
BAB 2. MENIKAH ADALAH SUNNAH PARA RASUL
................................................................................................ 13
BAB 3. ANJURAN MEMILIKI KETURUNAN ............ 14
BAB 4. MENDIDIK ANAK .............................................. 16
BAB. 5 DI SAAT ANAK MULAI BERUBAH............... 24
BAB 6. KENAPA ANAK KITA BISA BERUBAH? ...... 30
1. Perubahan secara internal (hormonal)........ 30
a. Perubahan fisik .................................................. 30
b. Perubahan perilaku ......................................... 31
c. Perubahan emosional ..................................... 31
2. Perubahan secara eksternal............................. 36
a. Campur tangan syaitan ................................. 36

4
b. Pengaruh buruk orangtua itu sendiri........ 42
c. Pengaruh lingkungan dan teman bergaul
48
d. Kurangnya limpahan kasih sayang dari
orang tua..................................................................... 61
e. Terlalu dimanja oleh orangtuanya ............ 64
f. Cara mendidik yang terlalu keras .............. 66
g. Sumber bacaan dan sumber tontonan
yang buruk ................................................................. 67
h. Orang tua memaksakan cita-cita anak dan
menbandingkan anak dengan anak lain. ....... 67

5
MUKADIMMAH

Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh, Alhamdulillahi robbil ‘alamin
wabihi nasta'in wa ‘alaa umurid dunya waddin.
Allahumma sholli wasallim wabaarik 'alaa
nabiyyinaal karim wa 'alaa alihi wa ashhabihi
waman tabi'ahum bi ihsanin ilaa yaumiddin.

Amma ba'du.

Yang kami hormati seluruh para orangtua,


ayah bunda dan yang kami cintai pula seluruh
rekan-rekan ikhwan dan akhwat yang meskipun
Anda mungkin belum berkeluarga dan belum
menikah apalagi punya anak. Namun, Anda
sudah mempersiapkan diri sedari awal, untuk
membekali diri, dan memantaskan diri agar nanti
ketika masuk ke dunia pernikahan Anda sudah
benar-benar siap.

Di dalam buku ini, kita akan membahas


salah satu bahagian dari tema keorangtuaan,
parenting dalam hal pendidikan anak, memahami
6
karakter anak yaitu “Anakku kenapa kamu
sekarang mulai berubah”.

Semoga ilmu yang disampaikan di dalam


buku ini bermanfaat dan dapat membantu ayah
dan bunda, serta calon ayah dan calon bunda
dalam mengarungi dunia pernikahan terutama
dalam hal mendidik anak. Kami mohon doa dari
pembaca sekalian agar kami senantiasa
dimudahkan untuk istiqomah di jalan islam dan
memudahkan kami untuk menjaga keikhlasan.
Semoga Allah memberikan berkah dan
keselamatan bagi kaum muslimin di manapun
mereka berada. Aamiin.

7
BAB 1. ANJURAN DALAM
AGAMA ISLAM UNTUK
MENIKAH

Suatu kali, baginda Rasulullah shallallahu


alaihi wasallam tidak sedang berada di rumah.
Yang ada adalah istri beliau yang ditanya oleh
tiga orang. Mereka bertanya, “Bagaimanakah
ibadah Nabi sehari semalam?” Tentu istri-istri
beliau menjawab bagaimana Nabi di siang hari,
bagaimana Nabi ibadah di malam harinya.
Kemudian, ketiga orang ini pun tertegun.
Bagaimana mungkin Nabi kita yang sudah
dijamin masuk surga, orang yang pertama kali
masuk surga, hamba Allah yang istana surganya
paling istimewa, bahkan pintu surga dibuka oleh
beliau shallallahu alaihi wasallam, yang mana
dosa-dosa beliau yang telah lalu yang sampai
akan datang semuanya telah diampuni oleh Allah
subhanahu wa ta'ala.

8
Meskipun demikian, ibadah beliau sangat
luar luar biasa. Sementara kita-kita ini (tiga orang
tadi) belum ada jaminan surga, belum tentu pula
diampuni dosa-dosa kita, amal belum tentu
dapat pahala, semuanya belum pasti. Akan tetapi,
amal kita kok masih segini-segini saja.

Ketiga orang tadi akhirnya bersepakat


untuk mengerjakan satu amalan khusus. Orang
yang pertama berkata, “Saya akan berpuasa terus
sepanjang hari dan pernah buka”. Orang yang
kedua berkata, “Saya akan sholat terus sepanjang
malam tanpa pernah istirahat dan tidur”. Orang
yang ketiga berkata, Saya akan menjomblo
sampai selamanya tanpa menikah.

Tatkala Nabi shallallahu alaihi wasallam


pulang ke rumah. Istri beliau bercerita bahwa tadi
ada tiga orang laki-laki datang ke sini dalam
berkata sebagaimana yang sudah diceritakan.
Maka Rasulullah bukannya senang tetapi beliau
marah. Nabi berkata,

9
،‫ص ْو ُم َوإأ ُ ْف ِط ُر‬
ُ َ‫كنِّ ْي إأ‬
ِ َ‫ ل‬،‫له وإأَتْقَ اك ُْم لَ ُه‬ ِ
َ ِ ‫شاك ُْم ل‬ َ ْ‫إِن ِّْي َلأَخ‬

‫ب َع ْن ُسنَّتِ ْي‬ ِ ُ ‫ َوإأَتَ َز َّو‬،‫صلِّي َوإأَ ْر ُق ُد‬ َ ُ ‫َوإأ‬


َ ‫ ف ََم ْن َرغ‬،‫اء‬ َ ‫ج إلنِّ َس‬
‫س ِمنِّ ْي‬
َ ‫فَ َل ْي‬
Artinya : “Aku adalah hamba Allah yang paling
bertakwa dan paling takut pada-Nya. Akan tetapi
aku sholat di malam hari dan akupun tidur, aku
puasa di siang hari dan aku pun berbuka, dan
aku tidak menjomblo dan aku menikah. Barang
siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka
bukan bagian dari umatku.” [HR. Bukhari no.
5063 dan Muslim no. 1401]

Ini artinya menikah termasuk bagian dari


sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam dan
termasuk pula anjuran dari agama Islam.
Sebagaimana yang difirmankan Allah subhanahu
wa ta'ala,

ُ ِ‫ادك ُْم َو إ َِمآئ‬ ِ ِ َٰ َّ ‫ك ْم َو‬


ِ ‫حين ِم ْن ِعب‬ ُ ‫ى ِمن‬ َٰ َ ْ ُ ‫نك‬ ِ َ‫وإأ‬
‫ك ْم‬ َ َ ‫ٱلصل‬ َٰ ‫حوإ۟ ٱلأ َي َم‬ َ

10
Artinya : “Dan nikahkanlah orang-orang yang
sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang
pantas (menikah) dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan.” [QS. An Nur ayat 32]

Jadi, Allah
Sepenggal Faidah
perintahkan untuk
Dulu para ulama
nikahkan yang menikahkan anak-anak
jomblo-jomblo mereka itu setelah mereka
diantara kalian segera memahami faidah-faidah
atau pelajaran-pelajaran
dinikahkan. Terlebih
dari surat An-Nur karena
lagi di zaman sebahagian besar aturan
sekarang. rumah tangga itu ada di
surat An-Nur.
Diriwayatkan
bahwasanya salah
seorang Imam ia mendapati anaknya itu di subuh
hari, alat vitalnya berdiri saat sedang tidur. Maka
sang ayah hari itu juga mencarikan jodoh untuk
anak laki-lakinya dan dinikahkan karena ayahnya
khawatir anaknya terjatuh ke dalam perbuatan
maksiat. Padahal mereka masih hidup di zaman-
zaman terbaik pada tiga abad pertama
11
keutamaan umat Islam. Akan tetapi sang ayah
begitu khawatir anaknya jatuh ke dalam fitnah
syahwat.

Apalagi kalau zaman-zaman sekarang.


Zaman dimana pakaian demikian bebas terbuka,
kemudian akses internet dunia maya demikian
bebas. Maka menghalang-halangi pemuda dan
pemudi untuk segera menikah di zaman
sekarang itu merupakan bahaya yang besar.

12
BAB 2. MENIKAH ADALAH
SUNNAH PARA RASUL

Menikah adalah sunnahnya para rasul dari


rasul-rasul yang terdahulu. Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda,

ِّ ‫ َو‬،‫ َوإلتَّ َعطُّ ُر‬،‫ـاء‬


، ُ‫إلس َوإك‬ َ ‫ إَ ْل‬:‫إأَ ْر َب ٌع ِم ْن ُسـ َننِ إ ْل ُم ْر َسلِ ْي َن‬
ُ ‫ح َي‬
‫اح‬
ُ ‫ك‬َ ِّ‫َوإلن‬

Artinya : “Ada empat perkara yang termasuk


sunnah para Rasul: rasa malu, memakai
wewangian, bersiwak, dan menikah.” [HR.
Tirmidzi, hasan shahih]

13
BAB 3. ANJURAN MEMILIKI
KETURUNAN

Menikah itu ada tujuannya. Salah satunya


adalah untuk memiliki keturunan. Oleh karena
itu, diantara doa para nabi kepada Allah
subhanahu wata'ala
Sepenggal Faidah
Nabi Ibrahim ‘alaihis
Doa para Nabi tidak cukup
salaam berdoa, sampai lafadz
‫ب لِي‬
ْ ‫ب َه‬
ِّ ‫َر‬
‫ِم َن‬ ‫لِي‬ ‫ب‬
ْ ‫َه‬ ‫ب‬
ِّ ‫َر‬ (Ya Rabbku anugerahkan

‫ين‬ ِ ِ َّ
َ ‫إلصالح‬
aku (seorang anak).
Doa ini belum cukup
karena kalau beranak saja,
“Robbi hablii seekor ayam pun bisa
minash shoolihiin” beranak meskipun dengan
cara bertelur bukan
Artinya : “Wahai lahirkan seperti manusia.
Rabbku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. Ash
Shaffat: 100).

14
Inilah doa para Nabi. Bahkan Nabi kita shallallahu
alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk
memiliki banyak keturunan karena Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam hendak
membanggakan jumlah umatnya nanti di hari
kiamat. Kemudian dengan kita memperbanyak
keturunan yang mungkin susah di awal-awal,
repot ngurus ini repot ngurus itu. Namun,
ketahuilah, kerepotan kita itu nggak lama dan
nanti akan tiba masanya ketika kita telah tua,
ketika fisik kita telah melemah, ketika kaki kita
sudah tidak kuat untuk berjalan, ketika mata kita
sudah rabun untuk memandang, ketika telinga
kita sudah agak tuli untuk mendengar, ketika
tangan kita terlampau lemah untuk menyuap
sesuap makanan. Maka pada saat itu kita sangat
butuh bantuan dari anak-anak kita dan ini akan
dipermudah tatkala kita punya banyak keturunan.

15
BAB 4. MENDIDIK ANAK

Setelah menikah, kemudian mempunyai


keturunan, dan dianjurkan untuk memiliki banyak
keturunan. Ada langkah selanjutnya yang harus
dilaksanakan yaitu mendidik anak. Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda,

‫ير إلَّ ِذي َع َلى‬ َِ ِ ِ


ُ ‫ فَالأم‬،‫إع ف ََم ْسئُولٌ َع ْن َرع َّيتِه‬ ُ ُّ‫كل‬
ٍ ‫ك ْم َر‬ ُ

ِ‫إع َع َلى إأَ ْهل‬


ٍ ‫ل َر‬
ُ ‫ج‬ َّ ‫ َو‬،‫إع َو ُه َو َم ْسئُولٌ َع ْن ُه ْم‬
ُ ‫إلر‬ ٍ ‫إلنَّاسِ َر‬
ِ ‫إلمر أإَ ُة ر‬
‫ت َب ْعلِ َها‬
ِ ‫إع َي ٌة َع َلى َب ْي‬ َ ْ َ ‫ َو‬،‫َب ْي ِت ِه َو ُه َو َم ْس ُئولٌ َع ْن ُه ْم‬
‫ال َس ِّي ِد ِه‬
ِ ‫إع َع َلى َم‬ َ ‫ َو‬،‫َو َولَ ِد ِه َو ِه َي َم ْس ُئولَ ٌة َع ْن ُه ْم‬
ٍ ‫إلع ْب ُد َر‬

‫ك ْم َم ْسئُولٌ َع ْن‬ ُ ُّ‫كل‬


ُ ‫إع َو‬
ٍ ‫ك ْم َر‬ ُ َ‫ إأَلَ ف‬،‫َو ُه َو َم ْسئُولٌ َع ْن ُه‬
ُ ُّ‫كل‬

ِ‫َر ِع َّيتِه‬

Artinya : “Setiap kalian adalah pemimpin dan


akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah
pemimpin manusia secara umum, dan dia akan
16
diminta pertanggungjawaban atas mereka.
Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin
dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam
rumah tangga suaminya dan terhadap anak-
anaknya, dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban atas mereka. Seorang
hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan
harta tuannya, dia akan dimintai
pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa
setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap Sepenggal Faidah
kalian akan dimintai Anak Ojo Diumbar.
(Anak itu jangan
pertanggungjawaban
dibebaskan)
atas siapa yang Umbar artinya dilepaskan,
dipimpinnya.” (HR. bebas tanpa diberikan
Bukhari no. 2554 dan arahan dan didikan.
Muslim no. 1829)

Nah, seorang suami pemimpin bagi


keluarganya yaitu anak dan istrinya. Maka yang
namanya pemimpin bertanggungjawab terhadap
nafkah, ibadah, keilmuan, akhlak, perilaku anak

17
dan istrinya. Jadi, bukan asal beranak saja.
Ibaratnya, seseorang memiliki anak kemudian
anak terus dilepas begitu saja.

Anak kita itu anak manusia bukan anak


hewan yang sekedar diumbar. Wajib baginya
untuk menerima haknya yaitu untuk belajar dan
untuk dididik oleh kita. Jangan sampai kita
menjadi orangtua yang durhaka kepada anak
kita.

Suatu kali Umar Bin Khattab pernah


didatangi oleh seorang ayah. Ayah ini berkata,
“Wahai Umar, aku hendak mengadukan
perkaraku kepadamu.” Umar pun bertanya,
“Kenapa rupanya denganmu?” Ia berkata,
“Anakku durhaka kepadaku dan dia tidak
mentaati dan tidak menghormati. Maka Umar
menyuruh orang tadi agar anaknya diminta
menghadap Umar bin Khattab. Lalu ketika mau
disidang oleh Umar, anak laki-laki itu berkata,
“Wahai Amirul Mukminin, sebelum engkau
menghukumku baiknya dengarkanlah dulu apa
argumenku mengapa aku jadi anak seperti ini.
18
Tentu tidak mungkin
Sepenggal Faidah
ada asap kalau tidak
Ibu yang tidak baik, nama
ada api.” Umar yang tidak baik, dan
bertanya, “Emang pengajaran yang tidak
kenapa denganmu?” baik adalah sebab
kedurhakaan seorang anak
Anak laki-laki
kepada ayahnya.
tersebut menjawab,
“Aku seperti ini itu
ada jatah kesalahan dari ayahku. Dulu ketika
hendak menikah, dia tidak memilih wanita yang
solehah. Lalu darimana diambil dari budak
perempuan yang murah harganya dengan
kualitas paling rendah. Darinyalah lahir aku. Lalu
setelah aku lahir, tidak pula aku diberikan nama-
nama yang baik. Setelah aku mulai beranjak
remaja, ayahku tidak mengajarkanku agama dan
tidak mengajarku al-Qur'an maka jadilah aku
seperti ini.”

Kemudian, lihatlah bagaimana kisah-kisah


dalam Al Quran yang mana Allah mengisahkan
para orangtua dalam mentarbiyah anaknya. Di

19
antaranya adalah kisah Luqman. Apa pengajaran
dan nasehat Luqman?

Allah mengisahkan,

‫شر ِْك بِالل َّ ِه إ َِّن‬ ُ ‫ان ِل ْبنِ ِه َو ُه َو َي ِع‬


ْ ُ‫ظ ُه َيا بُ َن َّي َل ت‬ ُ ‫َو إ ِ ْذ قَالَ لُ ْق َم‬

ٌ ‫ظ ْل ٌم َع ِظ‬
‫يم‬ ُ َ‫إلشِّ ْركَ ل‬

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata


kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”.” [QS. Luqman ayat 13]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ َ ِ َّ ِ‫ُمروإ إأَ ْولَ َدك ُْم ب‬


َ ِ‫اء َس ْب ِع سن‬
‫ين‬ ُ ‫الصالَة َو ُه ْم إأ ْبُ َن‬ ُ

Artinya : “Perintahkan anak-anak kalian untuk


mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7
tahun... ” [HR. Abu Daud, shahih dari Amr bin
Syu'aib]

20
Bukan berarti sebelum usia tujuh tahun
tidak diajak sholat. Sebelum itu, harus sudah
dibiasakan diajak untuk shalat. Sebab
pembiasaan pendidikan agama dari kecil,
kebiasaan-kebiasaan beramal baik beramal
sholeh ini akan membekas sampai dia nanti
remaja, dewasa, dan hingga tua.

Di dalam buku karya Syaikh Abdurrazzaq


bin Abdul Muhsin al-Badr yang berjudul, “Wasiat
Salaf untuk Para Pemuda”, diantara wasiatnya
adalah mewasiatkan anak-anak muda untuk
menggunakan kesempatan masa muda beramal
baik karena akan membekas sampai di hari tua.
Maka sebagai orangtua usahakan al-Fatihah yang
pertama kali anak-anak kita dengar itu berasal
dari lisan Anda dan berasal dari pengajaran Anda.
Sehingga, tatkala anak ini membaca al-Fatihah
minimal 17 kali dalam shalatnya, dia dapat
pahala dan Anda orangtua juga dapat pahala.
Maka tidak tepat seorang yang hanya berfokus
kepada banyak anak tetapi dia tidak mendidiknya
dan tidak mentarbiyahnya.

21
Memang, memperbanyak anak itu sunnah
tetapi mendidik anak itu wajib. Jangan sampai
kita bersemangat mengerjakan yang sunnah tapi
kita lalai dalam mengerjakan yang wajib.

Islam tidak
Sepenggal Faidah
melulu tentang tauhid
Orang yang bertauhid
aqidah dasar. Banyak
memang dijamin masuk
sekali pemikiran yang surga. Namun, orang yang
menganggap kalau melalaikan kewajiban
saya sudah belajar maka terancam
dimasukkan ke neraka
tauhid belajar aqidah terlebih dahulu sebelum
sudah selesai urusan dimasukkan ke dalam
saya, padahal tidak surga. Ketahuilah, azab
demikian. neraka itu sangatlah
pedih.
Lalu akan
dikemanakan anak-anak kita? Apalagi setiap anak
memiliki bakat yang berbeda, karakter, dan sifat-
sifat yang berbeda. Cara orang tua
berkomunikasi dengan anak juga pasti berbeda-
beda menyesuaikan karakter anak dan ini hanya
akan bisa anda pelajari di bagian pelajaran

22
“Tarbiyatul Abna' ” yang bahasa kerennya
adalah Parenting.

Tentu sangat naif jika buku kuliah kita


bertumpuk-tumpuk, buku pelajaran sekolah kita
bertumpuk-tumpuk, buku tentang panduan kerja
kita bertumpuk-tumpuk, tetapi buku tentang
panduan mendidik anak tidak ada.

23
BAB. 5 DI SAAT ANAK MULAI
BERUBAH

Lalu tibalah kita di satu momen di satu


masa mungkin kita sudah berusaha untuk
menikah akhirnya kita berhasil menikah. Kita
berusaha untuk memiliki keturunan akhirnya
Allah kasih kita keturunan. Lalu tiba masanya kita
untuk mendidik anak-anak kita. Pada saat itulah,
mulai muncul masalah dan konflik. Banyak di
antara para orangtua yang akhirnya ngelus dada,
tepuk jidat, garuk-garuk kepala, bahkan ada yang
sampai menitikkan air mata. Yang paling parah,
ada yang sampai lepas tangan sebab sudah
terlampau parah perubahan perilaku pada anak.
Apakah Islam sama sekali tidak mengajari ya
umatnya dalam hal pendidikan anak?

Mendidik anak itu pekerjaan yang mulia


tetapi gampang-gampang susah dan bisa jadi
susah-susah gampang. Tergantung kualitas
orangtuanya, orangtua seorang yang alim

24
seorang yang sholih maka gampang-gampang
susah tetapi kalau orang tuanya ilmunya minim
dan ibadahnya juga minim maka susah-susah
gampang.

Di dalam hal yang berhubungan punya


anak secara khusus Allah subhanahu wa ta'ala
mengingatkan orang-orang beriman dengan satu
Firman-Nya,

ُ َّ‫ك ْم َوإأَ ْولَ َٰ ِدك ُْم َع ُد ًّوإ ل‬


‫ك ْم‬ ِ ‫إم ُن ٓو ۟إ إ َِّن ِم ْن إأَ ْز َ َٰو‬
ُ ‫ج‬ ِ َ َٰ ٓ
َ ‫َياأ ُّي َها ٱلَّذ‬
َ ‫ين َء‬

ُ ‫َٱح َذ ُر‬
ۚ ‫وه ْم‬ ْ ‫ف‬

Artinya : “Hai orang-orang mukmin,


sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-
anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka”. [QS. At
Taghabun ayat 14]

Mengapa Allah kabarkan demikian?

Tidak jarang para suami sekaligus para


ayah karena terlampau sayang kepada istri dan
anak-anak menyebabkan mereka lebih mencintai

25
istri dan anak daripada perintah Allah subhanahu
wa ta'ala. Dia lebih menuruti apa maunya istri
dan anak daripada apa maunya Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam. Sehingga akhirnya
merebaklah kenakalan anak-anak.

Lalu para orangtua mulai sadar kalau


anaknya sudah mulai berubah. Kemudian ikut
belajar parenting, seminar-seminar parenting,
membaca buku-buku parenting, teori-teori
parenting. Akan tetapi yang mereka ambil
pelajaran dan teori parenting itu dari pelajaran
teori parenting orang-orang non- muslim.
Seolah-olah agama yang dipeluknya tidak
mengajarkan umatnya tentang seni mendidik
anak. Seolah-olah Nabi yang berdakwah selama
23 tahun lebih itu tidak mengajarkan pendidikan
anak dan fokus hanya ajaran tauhid. Subhanallah,
padahal syariat Islam adalah syariat yang sangat
sempurna mengajarkan umatnya dari segala sisi.
Dari mulai masalah yang besar sampai masalah
yang kecil dan dari mulai masalah yang paling
penting sampai kepada masalah yang remeh.

26
Jangan sampai kita menganggap Islam ini
hanya tentang ibadah sholat dan membaca Al
Quran tetapi tidak mengajarkan seni mendidik
anak. Lalu para orang tua yang muslim beralih
pula kepada cara mendidik anak versi orang kafir.

َ ‫يف ٱ ْل‬
ُ ِ‫خب‬
‫ير‬ َ ‫إأَ َل َي ْع َل ُم َم ْن‬
ُ ‫خ َل َق َو ُه َو ٱللَّ ِط‬

Artinya : Ketahuilah, bukankah Allah Yang telah


menciptakan kalian (alam semesta beserta isinya)
yang paling tahu tentang kalian. Dia Maha
Lembut lagi Maha Mengetahui. [QS. Al Mulk ayat
14]

Allah paling tahu apa yang jelas-jelas


tampak dan paling tahu apa yang samar-samar.
Allah pula yang paling tahu bagaimana cara
mentarbiyah dengan materi yang paling baik,
bukan orang-orang kafir. Bagaimana mungkin
orang kafir kita jadikan acuan sebagai pendidikan
anak coba sementara itu orang kafir mendidik
dirinya sendiri untuk mengenal Rabb semesta
alam tidak bisa. Ibarat, dia tidak bisa berenang

27
tetapi berlagak mencoba menyelamatkan orang
yang tenggelam di lautan.

Lalu bagaimana mungkin mereka hendak


meluruskan orang lain padahal sebagaimana
firman Allah subhanahu wa ta'ala di Surat Al-
Hasyr ayat yang ke-19,
َٰ ٓ َ
َ ِ‫نسىَٰ ُه ْم إأَن ُف َس ُه ْم ۚ إأ ُ ۟ولَئ‬
‫ك ُه ُم‬ ِ ُ َ‫َو َل ت‬
َ ‫كونُوإ۟ كَٱلَّذ‬
َ ‫ين نَ ُسوإ۟ ٱلل َّ َه فَاأ‬
‫ون‬
َ ُ‫سق‬ ِ َٰ َ‫ٱ ْلف‬

“Janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa


kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa
kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-
orang yang fasik.” [QS. Al Hasyr ayat 19]

Nah, orang-orang yang lupa kepada Allah


bahwa Allah yang telah menciptakannya,
menjamin rezeki nya, menghidupkannya, dan
mematikannya bagaimana dia bisa tahu kebaikan
untuk orang-orang lain. Maka jangan sampai kita
jadikan orang-orang kafir sebagai patokan kita
dalam mendidik anak. Kebaikan apa yang bisa
kita harapkan dari orang-orang yang untuk
28
dirinya sendiri saja dia tidak bisa mengusahakan
kebaikan. Jangan tertipu dengan casing-casing
mereka apalagi sampai diembel-embeli dengan
kata-kata Islami.

Lalu kenapa anak kita bisa berubah?

29
BAB 6. KENAPA ANAK KITA
BISA BERUBAH?

Perubahan pada anak itu ada dua hal,

1. Perubahan secara internal (hormonal)


Perubahan secara hormonal ini meliputi
perubahan sifat fisik, perilaku, ataupun
emosional anak.
a. Perubahan fisik
Di antara bentuk-bentuk perubahan
sifat fisik adalah seorang anak laki-laki
ketika dia baligh maka suaranya menjadi
berat. Begitu pula dengan perempuan
ketika mulai menginjak usia baligh mulai
ada perubahan pada bentuk tubuhnya.
Perubahan ini tidak mungkin ditolak dan
tidak mungkin dihindari. Pada perubahan
yang semacam ini orang tua hendaknya
memberikan pemakluman.

30
b. Perubahan perilaku
Bentuk-bentuk perubahan perilaku
anak yang dia menjelang remaja
diantaranya biasanya anak-anak
perempuan ini selama fitrahnya masih lurus
maka dia sedikit menjaga jarak dengan
ayahnya. Rasa malunya semakin apa
semakin tumbuh. Saat masih berusia lima
tahun masih mau dicium-cium oleh
ayahnya atau ibunya kemudian sudah tidak
mau lagi sebab dirinya merasa sudah
gedhe. Jika bentuk perubahan pada anak
itu karena pengaruh hormonal maka
sebagai orang tua tidak perlu khawatir
sebab ini adalah perubahan yang normal.
c. Perubahan emosional
Perubahan ketiga adalah perubahan
kondisi emosional. Anak menjadi labil, dia
cenderung mudah marah, sedikit berani
memberontak. Ketahuilah, bahwasanya
kondisi seperti ini terjadi pada masa anak

31
yang menjelang baligh dan remaja. Mereka
ingin menunjukkan kepada orang lain
eksistensi diri mereka dan ingin diakui
minimal diakui di lingkungan keluarganya.
Bahaya besar ketika anak menjelang
remaja, dia tidak mendapatkan pengakuan
eksistensial keberadaannya dari ayah dan
ibunya maka dia akan mencari pengakuan
di luar rumah.
Lihatlah kenakalan-kenakalan remaja
di zaman ini. Kita ambil contoh di antara
adalah tawuran, begal, klitih. Mereka
melakukan itu ternyata di antara sebab-
sebab utamanya di rumah mereka seperti
tidak dihargai sebagai seorang anak dan
eksistensinya tidak diakui kecuali hanya
sebatas perintah dan meminta anak agar
taat. Anak hanya sekedar untuk disuruh,
diperintah beli ini dan beli itu. Sehingga
anak merasa dirinya sebagai pembantu di
rumah. Padahal anak sedang dalam fase-

32
fase emosionalnya dan gampang meledak-
ledak.
Pahamilah wahai orang tua, pada fase
usia anak yang seperti ini. Sudah bukan
saatnya anak untuk disuruh tetapi fase
untuk bekerjasama agar mereka merasa
diakui. Kalau tidak, mereka dapat maka
mereka akan bergabung ke komunitas anak
nakal dan preman yang di situ sudah pasti
akan mendapat pengakuan. Dia datang
dari jauh, teman-temannya menyambut.
Anak jika mendapat perlakuan seperti pasti
senang. Di saat di luar rumah
keberadaannya diakui sementara di rumah
dia menjadi seorang pembantu.

Maka, orang tua harus mengubah


gaya komunikasi, jadikan anak layaknya
teman, dan ajak diskusi dalam berbagai
permasalahan. Jika ingin membuat
peraturan, buatlah peraturan yang

33
merupakan kesepakatan agar anak tidak
merasa terkekang.

Perubahan selanjutnya adalah anak


mulai penasaran dengan apapun itu
terlebih lagi terhadap lawan jenis. Rasa
ingin tahunya semakin bertambah-tambah.
Walaupun ini sebenarnya sudah terjadi
semenjak dia kecil. Yang sudah memiliki
anak pasti ada fase di mana anak suka
bertanya segala hal. Apa yang dia lihat, apa
yang dia
dengar, apa Sepenggal Faidah
yang dia alami, Perlu diketahui, tidak ada
anak yang malas belajar
dan apapun
karena fitrahnya anak itu
yang terjadi itu
senang belajar. Buktinya,
semua rasa keingintahuannya
ditanyakan besar. Meskipun jenis
oleh anak pelajaran yang disukai
kepada bapak berbeda-beda.

ibunya. Seolah-
olah Bapak Ibu seperti kamus kamus besar.

34
Mengapa anak bertanya sampai
demikian?

1) Adanya rasa penasaran dan rasa ingin


tahu anak.
2) Anak percaya kepada orang tuanya.
Jadi, apapun jawaban orang tua berikan
kepada anak, anak pasti akan percaya.

Rasa penasaran dia bertambah-tambah dan


termasuk rasa penasaran terhadap lawan
jenis. Maka di sinilah pentingnya peran
orangtua untuk menjelaskan hukum
pergaulan anak laki-laki dan anak
perempuan dalam agama Islam, batasan-
batasan aurat, dan pendidikan seksual yang
sering dianggap tabu oleh sebagian orang.

Kalaulah bukan dari kita sebagai orangtua


anak itu mendapatkan pendidikan seksual
(tentu terbatas sesuai dengan umurnya),
bahayanya anak akan mendapatkan materi
pendidikan seksual dari luar rumah. Yang

35
nama di luar rumah monster semua,
kadang bergaya baik, santun, sok
mengayomi tetapi ternyata syaitan berkulit
manusia. Maka orang tua perlu hati-hati.

Nah ini bentuk perubahan yang pertama yaitu


karena faktor bawaan internal (faktor
hormonal). Orang tua bisa sedikit memaklumi
sekaligus belajar bagaimana cara pendekatan
kepada anak-anak tersebut.

2. Perubahan secara eksternal


Faktor eksternal ini termasuk sebab utama
yang memicu penyimpangan perilaku atau
akhlak kepada anak-anak.
a. Campur tangan syaitan

Bahkan secara umum kepada manusia


seluruhnya, bukan hanya kepada anak
adalah sebab campur tangan syaitan di
dalam urusannya. Sebab, syaitan semenjak
Allah laknat dan diusir dari surga dia telah

36
berjanji dan bersumpah kepada Allah akan
menyesatkan anak keturunannya Adam.

Allah ta’ala berfirman dengan


membawakan perkataan iblis,

َ ‫ك ٱ ْل ُم ْس َت ِق‬
,‫يم‬ ِ ‫قَالَ فَبِ َمآ إأَ ْغ َو ْيُ َتنِى َلأ َ ْق ُع َد َّن لَ ُه ْم‬
َ ‫ص َ َٰر‬
َ ‫ط‬

َ ‫ثُ َّم َلَٰتِ َينَّ ُهم ِّم ۢن َب ْينِ إأَ ْي ِدي ِه ْم َو ِم ْن‬
‫خ ْل ِف ِه ْم َو َع ْن‬

‫ِين‬ ِ َٰ ْ َ‫ج ُد إأ‬


ِ َ‫إأَ ْي َ َٰمنِ ِه ْم َو َعن شَ َمآئِلِ ِه ْم ۖ َو َل ت‬
َ ‫ك َث َر ُه ْم شَ كر‬

Iblis berkata: "Karena Engkau telah


menghukumiku tersesat, aku benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku
akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari
kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat). [QS. Al A’raf ayat 16-17]

Maka mayoritas anak Adam akan


tersungkur kena jebakan syaitan. Ini pemicu
37
utama kenapa anak mulai berubah ke arah
yang tidak baik dan mengalami
penyimpangan. Ini sudah Allah takdirkan
dan tetapkan yang merupakan sunnatullah.

Iblis dan bala tentaranya sudah bersumpah


di depan Allah langsung, yang akan
mengajak juga manusia-manusia itu
menjadi sesat agar dia memiliki teman di
neraka. Bahkan Dalam upaya syaitan ini
untuk menyesatkan anak manusia sudah
dilakukan semenjak anak manusia masih
kecil.

‫ل‬ ِ ‫ان فَي ْس َت‬


ُ ‫ح‬ َ ُ ‫ط‬ َ َ‫َما ِم ْن َم ْولُ ْو ٍد ُي ْولَ ُد إِل َّ ن‬
َ ‫خ َس ُه إلشَّ ْي‬

‫ان إِل َّ إ ْب ُن َم ْر َي َم َوإأ ُ َّم ُه‬


َ ‫ط‬ ْ َ‫خا ِم َن ن‬
َ ‫خ َس ِة إلشَّ ْي‬ ً ‫ار‬
َ ‫ص‬َ

Artinya : “Tidak ada seorang anakpun yang


lahir melainkan syaitan menusuknya hingga
menjeritlah si anak akibat tusukan syaithan
itu kecuali putra Maryam (Isa) dan ibunya
(Maryam).” [HR. Bukhari & Muslim]
38
Lihatlah, bagaimana kerasnya usaha syaiton
untuk menyesatkan manusia untuk
menyimpangkan anak-anak kita dari jalan
Allah azza wa jalla, syaithan sudah
menggoda semenjak anak lahir. Ini juga
alasan mengapa di saat suami istri sebelum
melakukan Jima’ (berhubungan badan) itu
minta perlindungan kepada Allah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam


bersabda,

‫ان‬
َ ‫ط‬َ ‫ب إلشَّ ْي‬
ِ ‫ج ِّن‬
َ ‫ان َو‬
َ ‫ط‬ َ ‫ إللَّ ُه َّم‬،‫م الل َّ ِه‬
َ ‫جنِّ ُْبُ َنا إلشَّ ْي‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫اس‬

‫َما َر َز ْق َتُ َنا‬

BISMILLAH, ALLAHUMMA JANNIBNAS-


SYAITHAAN WA JANNIBIS-SYAITHAANA
MAA RAZAQ-TANAA

Artinya : “Dengan (menyebut) nama Allah,


ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan)
setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang

39
Engkau anugerahkan kepada kami.” [HR.
Bukhari no. 141 dan Muslim no. 1434]

Jadi inilah faktor utama diantara faktor-


faktor yang lain.

Sehingga Islam mengajarkan kepada kita


para orang tua untuk membuat benteng
perlindungan dari gangguan syaitan
terhadap anak-anak kita. Diantaranya,

1) doa sebelum jima’,


2) ketika lahir diadzankan,
3) diberi nama yang baik,
4) menjaga anaknya agar tetap di rumah
di malam hari. Sebagaimana Hadits dari
Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu,
sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

‫ك ْم‬ ُ َ‫ح إللَّ ْيلِ إأَ ْو إأَ ْم َس ْيتُ ْم ف‬


ِ ‫كفُّوإ‬
ُ َ‫ص ْب َيان‬ ُ ‫ج ْن‬ َ ‫إِذَإ ك‬
ُ ‫َان‬
ٍ ِ ِ ِ َ ‫ فَا َِّن إلشَّ ْي‬،
َ ‫ ف َِاذَإ ذ ََه‬، ‫ان َيُ ْنُ َتش ُر حي َنئذ‬
‫ب‬ َ ‫ط‬

40
َ ْ ِ َ َ ‫اع ٌة ِم ْن إللَّ ْيلِ ف‬
َ ‫ َوإأ ْغلقُ وإ إلأ ْب َو‬، ‫َخلُّو ُه ْم‬
‫إب‬ َ ‫َس‬

ُ ‫ان َل َي ْف َت‬
‫ح َبا ًبا‬ َ ‫ط‬َ ‫إس َم الل َّ ِه فَا َِّن إلشَّ ْي‬
ْ ‫َوإ ْذك ُُروإ‬

،‫إس َم الل َّ ِه‬ ُ ‫ َوإأَ ْوكُوإ قِ َر َب‬، ‫ُمغْ َلقً ا‬


ْ ‫ك ْم َوإ ْذك ُُروإ‬

ُ ‫إس َم الل َّ ِه َولَ ْو إأَ ْن تَ ْع ُر‬


‫ضوإ‬ ْ ‫إذك ُُروإ‬ ُ ‫خ ِّم ُروإ إٓنِ َي َت‬
ْ ‫ك ْم َو‬ َ ‫َو‬

َ ِ‫صاب‬
ُ ‫يح‬
‫ك ْم‬ ْ َ‫ َوإأ‬، ‫َع َل ْي َها شَ ْي ًئا‬
َ ‫ط ِفئُوإ َم‬

Artinya : “Jika malam datang menjelang,


atau kalian berada di sore hari, maka
tahanlah anak-anak kalian, karena
sesungguhnya ketika itu setan sedang
bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari
waktu malam, maka lepaskan mereka.
Tutuplah pintu dan berdzikirlah kepada
Allah, karena sesungguhnya setan tidak
dapat membuka pintu yang tertutup.
Tutup pula wadah minuman dan
makanan kalian dan berdzikirlah kepada
Allah, walaupun dengan sekedar

41
meletakkan sesuatu di atasnya,
matikanlah lampu-lampu kalian.” [HR.
Bukhari, no. 3280, Muslim, no. 2012]

Terkadang orang tua lebih khawatir


ayamnya belum pulang sampai-sampai
dicari keliling kampung. Sedangkan
dengan anak sendiri cuek dan merasa
anak nantinya bisa pulang sendiri.
Subhanallah, ini bukan perkara anak
bisa pulang sendiri atau tidak. Ini
perkara menjaga anak dari gangguan
syaitan.

b. Pengaruh buruk orangtua itu sendiri

Empat belas tahun kami


berkecimpung di dunia pendidikan dan
dakwah sekolah. Sudah membuat
kurikulum dan peraturan yang bagus untuk
TPA, sudah membuat kurikulum dan
peraturan yang bagus di pondok, tetapi
semua itu rusak berantakan gara-gara

42
orangtuanya. Maka anda wahai para
orangtua, sebelum main tunjuk kepada
pihak orang lain yang merusak anak-anak
Anda, tunjuklah
Sepenggal Faidah
diri sendiri dulu.
Para ulama mengatakan,
Ambil cermin
“Seandainya itu anak yang
besar dan
terlahir tanpa diajarkan
berkaca dan agama apapun dan dia
katakan, “Anak dibiarkan mengikuti
saya berubah hidupnya maka si anak ini
begini karena akan lurus fitrahnya.”
Dia tetap menengadah ke
saya sebagai
langit, dia tetap mengakui
orangtua.”
secara pasti bahwa ada
Cara Dzat yang
menciptakannya dan alam
mendidik yang
semesta, dia tetap
buruk dari
mengakui ada sesuatu
orang tua dan Dzat yang harus
contoh yang disembah.
buruk dari
orang tua akan
merusak dan merubah fitrah di anak.

43
Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda,

‫ط َر ِة فَاأَ َب َوإ ُه ُي َه ِّو َدإنِ ِه إأَ ْو‬ ٍ ُ‫َما ِم ْن َم ْول‬


ْ ‫ود إِل َّ ُيولَ ُد َع َلى إ ْل ِف‬

ِّ ‫ص َرإنِ ِه إأَ ْو ُي َم‬


‫ج َسانِ ِه‬ ِّ ‫يُ َن‬

Artinya : “Setiap anak itu ia terlahir itu


sudah terakhir di atas fitrah. Kedua orang
tuanyalah yang menjadikan si anak ini
sebagai seorang Yahudi, yang menjadikan
anaknya Majusi atau menjadikan si anak ini
Nasrani.” [HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim
no. 2658]

Jadi sebelum kalian wahai orang tua


main tunjuk kepada pihak-pihak yang lain,
tunjuk kepada diri kita sendiri bagaimana
kondisi kita di rumah ketika bersama
dengan anak-anak kita. Pendidikan yang
buruk dengan kita jadikan TV sebagai guru
untuk anak-anak kita. Kita bebaskan anak
kita cara menggunakan handphone untuk
44
mengakses video-video di YouTube bebas
tanpa filter belum lagi iklan-iklan yang
menampilkan tarian, musik, dan joget-joget
membuka aurat. Lalu anak kita menonton
dan kita biarkan.

Banyak orang tua khawatir


handphone tadi rusak karena dirusak anak,
tetapi mengapa kita tidak khawatir anak
kita dirusak oleh handphone dan televisi.
Apa yang terjadi ketika anak kita berlari lalu
menyenggol handphone milik kita lalu
handphone tadi jatuh dan kita marah. Akan
tetapi berapa kali kita marah kepada
handphone dan TV karena telah merusak
anak-anak kita.

Orang tualah faktor kedua yang


terbesar dalam merusak anak. Orang tua
yang memberikan contoh buruk kepada
anak-anaknya sebagaimana kita lihat
bagaimana orangtua wali santri yang
mengantarkan anak gadisnya TPA dengan
45
memakai jilbab, bawa Juz Amma, Iqra', Al
Qur'an, dan membawa buku. Eh ibunya
mengantar dengan memakai kaos lengan
pendek, pakai celana di atas lutut, bermake
up, dan memakai wewangian. Anak-anak
yang melihat tentu akan berfikiran,
“Mengapa saya harus pakai jilbab, kalau ibu
saja pakai jilbab hanya saat layatan atau
pengajian, dan di luar itu tidak pakai.” Ayah
pun demikian, ayahnya dipanggil ke
sekolah karena anaknya ketangkap basah
oleh guru sedang merokok. Ayahnya yang
dipanggil ke sekolah marah-marah anak,
tetapi anaknya menjawab itu karena dirinya
melihat ayahnya merokok.

Delapan puluh persen lebih


pendidikan anak itu dari apa yang dia lihat,
terutama pendidikan adab dan akhlak.
Ayah yang nyuruh anaknya sholat ke masjid
dan si ayah baca koran, menyeruput kopi,
dan merokok. Si anak bakal melihat,

46
“Ngapain saya disuruh sholat, ayah saja
tidak sholat.” Seorang ayah yang
memperlakukan sang ibu dengan kasar dan
keras, memukuli istrinya di depan anak-
anak, anaknya di masa mendatang lebih
buruk nanti perlakuannya. Dia akan
melihat, “Oh begini toh cara seorang laki-
laki memperlakukan perempuan.” Seorang
istri yang membangkang suaminya di
depan anak-anaknya, si anak perempuan
akan melihat, “Oh begini toh kalau menjadi
istri itu.” Memang anak tidak berkata
seperti itu tapi itu tertanam di memorinya.

Kami seringkali melihat anak TPA,


anak didik, atau anak sekolah yang
ngomongnya sudah mulai kata-kata yang
kotor atau cacian meskipun bercanda maka
kami menduga di rumahnya orang tuanya
pasti kayak begini. Ini sebab kedua
pendidikan yang buruk dan contoh yang
buruk dari orang tua yang mempengaruhi

47
perubahan anak. Kita sebagai orang tua
semaksimal mungkin tampilkanlah di
depan anak-anak kita itu tentang kebaikan-
kebaikan. Contohnya, ketika kita hendak
bersedekah, kita gandeng tuh anak kita
masukkan uang ke kotak infaq. Contoh lain,
kita ajak anak ngasih bantuan kepada
tetangga, si anak akan melihat contoh yang
baik dalam bertetangga dan contoh yang
baik dalam bersedekah. Beri contoh yang
baik pula kita sebagai orang tua kepada
orang tua kita kita. Misalnya kita sedang
bersama dengan anak, kemudian orang tua
kita mau ikut berangkat ke masjid dengan
jalan tertatih-tatih maka kita yang ambilkan
sandalnya. Anak bakal melihat tanpa kita
beri penjelasan melalui kata-kata, beri
contoh teladan langsung. Maka besok dia
akan tiru itu meskipun dia tidak tahu hal itu
adalah bentuk pemuliaan.

c. Pengaruh lingkungan dan teman bergaul

48
Coba bapak ibu amati, anak itu
biasanya mulai berubah ketika dia pindah
sekolah dari jenjang SD jenjang SMP.
Faktor pertama yaitu faktor internal karena
memang usia beranjak remaja. Faktor
lainnya yaitu karena dia sudah berganti
komunitas (teman-teman yang baru dan
kenalan kenalan yang baru). Kata pepatah
Arab,

‫ب‬ ِ ِ َّ
ٌ ‫ب َساح‬
ُ ‫إلصاح‬

“Yang namanya sahabat bisa menarik


(mempengaruhi).”

Teman itu akan menarik Anda supaya


Anda semodel dan setipe dengannya. Maka
tadinya anak anda itu ngomong sama
orang tua dengan kata-kata yang halus
tetapi begitu dia mulai masuk jenjang
pendidikan yang baru ya dia ngomong ke
orang tuanya tanpa sopan santun dan
unggah ungguh. Sebabnya apa? Sebabnya
49
karena ini faktor pindah komunitas dengan
teman-teman yang baru.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam


memberikan peringatan kepada kita,

ُ ِ‫خال‬
‫ل‬ َ َ‫ظ ْر إأ‬
َ ُ‫ح ُدك ُْم َم ْن ي‬ ُ ‫خلِيلِ ِه فَ ْل َي ْن‬
َ ِ‫ج ْولُ َع َلى ِدين‬
ُ ‫إلر‬
َّ

“Agama seseorang itu dipengaruhi oleh


teman dekatnya maka perhatikan teman-
teman dekat kalian.” [HR. Tirmidzi no. 2300]

Oleh karena itu, kita sebagai orang


tua sebaiknya perhatikan teman-teman
dekat anak kita. Cara termudah menilai itu
dengan melihat teman-teman anak kita itu
rajin sholat atau tidak. Ketika main ke
rumah kita, kemudian terdengar adzan, kita
lihat reaksi teman-temannya. Jika teman-
temannya mengajak sholat dan mainnya
bisa dilanjut nanti, Insyaallah teman-teman
yang baik sebab urusan sholat saja dijaga.

50
Kita orang tua punya hak untuk
memeriksa siapa-siapa saja teman anak
atau apa yang mereka bicarakan sehari-hari
dalam grup WhatsAppnya, kita berhak
untuk memeriksa karena anak itu masih
pengawasan kita. Perhatikan, kalau anak
kita berteman dengan teman yang tidak
baik, jauhkan. Sebagaimana perkataan
Ibnul Qoyyim rahimahullah, “Perusak
terbesar anak itu karena apa pergaulan.”

Lihatlah Abu Tholib, siapa teman


dekatnya? Abu Jahal. Makanya ketika Abu
Tholib mau meninggal Rasulullah
berdakwah kepada Abu Tholib pamannya,

َ ‫ كَلِ َم ًة إأَ ْش َه ُد َل‬،‫ لَ إِلَ َه إ َِّل الل َّ ُه‬:‫ ق ُْل‬،‫َيا َع ِّم‬


‫ك بِ َها‬

‫ِع ْن َد الل َّ ِه‬

“Wahai pamanku, ucapkan lailahailallah


sebuah kalimat yang akan aku jadikan

51
pembelaan untuk membelamu di hadapan
Allah.”

Lalu Abu Jahal mengatakan,

ُ ‫ب َع ْن ِملَّ ِة َع ْب ِد‬
ِ ِ‫إلمطَّل‬ َ ٍ ِ‫طال‬
َ ‫َيا إأَ َبا‬
‫ب؟‬ ُ ‫ب إأتَ ْر َغ‬

“Wahai Abu Tholib, apakah kamu hendak


meninggalkan agama Abdul Muththalib?”
[HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 24]

Akhirnya Abu Tholib lebih memilih


ucapannya Abu Jahal karena pengaruh
teman.

Misalnya, anak kita tidak merokok


tetapi teman-temannya perokok. Lama-
kelamaan anak kita akan merokok karena
yang namanya perokok itu tidak punya
etika. Dia paksa orang untuk menelan asap
rokok yang dia hirup. Ketika anak kita tidak
merokok dan teman-temannya merokok,
kemudian anak kita datang maka yang
mereka lakukan adalah masing-masing
52
berlomba untuk sedekah rokok secara
gratis. Lihatlah, mereka mengajak anak kita
berbuat maksiat dengan cara gratis karena
teman ya seperti itu. Teman-teman anak
kita suka mengecat rambutnya bergaya-
gaya anak gaul maka anak kita bisa ikut-
ikutan karena pengaruh teman. Maka
disinilah pentingnya mencari lingkungan
yang baik. Ada pepatah ulama
mengatakan,

‫إلجار قبل إلدإر‬

“Lihatlah calon tetanggamu sebelum kau


menempati suatu lingkungan tempat
tinggal.”

Jangan sekedar karena strategis


dekat pusat Kota Pendidikan. Strategis itu
menurut agama Islam bukan posisi tetapi
tetangga. Meskipun tinggal di pucuk
gunung tetapi tetangganya orang sholeh

53
itu jauh lebih utama daripada engkau
tinggal di pusat strategis kota tetapi
lingkungannya rusak dan buruk,
lingkungan yang tidak mengenal Allah
kecuali kalau sudah mau sekarat.

Di antara dalil lain tentang betapa


ngerinya pengaruh teman terhadap
tumbuh kembang anak sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
mensifati teman yang baik seperti apa
penjual minyak wangi dan teman yang
buruk seperti tukang besi.

ِ ‫َح‬
ِ ‫املِ إ ْل ِم ْس‬
‫ك‬ َ ‫إلس ْو ِء ك‬ ِ ِ‫إلصال‬ ِ‫جلِيس‬
َ ‫ل إ ْل‬
َّ ‫ح َو‬ َّ ُ ‫َم َث‬

ْ ُ‫ك إ ِ َّما أإَ ْن ي‬


َ ‫ح ِذ َي‬
،‫ك‬ ِ ‫ل إ ْل ِم ْس‬ ِ ‫َح‬
ُ ‫ام‬ ِ ‫خ إ ْل‬
َ ‫ ف‬، ‫كي ِر‬ ِ ِ‫َونَاف‬

ً ‫ج َد ِم ْن ُه ر‬
َ ‫ِيحا‬
‫ط ِّي َبُ ًة‬ ِ َ‫ َو إ ِ َّما أإَ ْن ت‬، ‫اع ِم ْن ُه‬
َ ‫َو إ ِ َّما أإَ ْن تَ ُْبُ َت‬

ِ ‫ َو إ ِ َّما إأَ ْن َت‬، ‫ك‬


‫ج َد‬ ْ ‫كي ِر إ ِ َّما إأَ ْن ُي‬
َ ‫حر َِق ثِ َيا َب‬ ِ ‫خ إ ْل‬
ُ ِ‫ َو َناف‬،

‫خبِي َثُة‬
َ ‫ِيحا‬
ً ‫ر‬

54
“Permisalan teman yang baik dan teman
yang buruk ibarat seorang penjual minyak
wangi dan seorang pandai besi. Penjual
minyak wangi mungkin akan memberimu
minyak wangi, atau engkau bisa membeli
minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak,
engkau tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi
(percikan apinya) mengenai pakaianmu,
dan kalaupun tidak engkau tetap
mendapatkan bau asapnya yang tak
sedap.” [HR. Bukhari no. 5534 dan Muslim
no. 2628]

Maka teman-teman anak kita yang


terbiasa dengan ucapan-ucapan kotor,
yang terbiasa dengan meninggalkan
ibadah yang wajib, yang terbiasa
membangkang kepada orang tua, yang
terbiasa membully teman, yang terbiasa
melakukan tindakan kriminal dan
kerusuhan maka dikhawatirkan lama-

55
kelamaan anak kita akan ikut-ikutan
dengan mereka. Sebab, yang namanya
remaja itu mulai mementingkan penilaian
komunitas daripada keluarganya sendiri.
Maka penting bagi orangtua untuk
membantu anaknya dalam memilih teman.

Di antara
Sepenggal Faidah
cara terbaiknya Ada para orang tua kalau
adalah mondok. anaknya nakal mulai tidak
Tentunya bukan bisa diatur baru
dimasukkan pondok
pondok- pesantren dan kalau
pondok anaknya pintar
sembarang dimasukkan ke sekolah
umum. Ini saya katakan
pondok seperti orang tua orang tua yang
pondok yang curang. Jangan anggap
mengajarkan pondok pesantren itu
pusat rehabilitasi.
ilmu kebal atau
pondok yang
dijadikan sebagai pusat rehabilitasi anak
semata.

56
Pondok itu salah satu kiat kita agar
pergaulan anak terjaga bukan untuk
memperbaiki kondisi anak. Memperbaiki
kondisi anak itu adalah kewajiban kita
sebagai orang tua. Perbaiki dulu baru
masukkan pondok pesantren karena kalau
belum diperbaiki ya nanti si anak bakal
bikin rusuh dan mempengaruhi temannya
yang lain sehingga membuat sesuatu yang
menyebabkan dia keluar dari pondok.
Sebab memang dasarnya anak itu tidak
mau mondok. Maka sebelum terjadi kita
perbaiki sedikit demi sedikit. Ketika kita
khawatir nanti terkena pergaulan yang
tidak baik, maka saat itu barulah anak
dimasukkan ke pondok atau tidaknya
sekolah-sekolah Islam. Ini hal-hal yang bisa
kita lakukan dalam menjaga pergaulan
anak.

Cara lain yang bisa kita lakukan


dalam hal menjaga pergaulan anak supaya

57
terhindar dari lingkungan dan teman yang
buruk adalah berdoa kepada Allah. Sebab,
berapa jam sih kita bisa memantau anak
kita? Berapa waktu yang bisa kita gunakan
untuk mengawasi anak kita? Apalagi remaja
itu mulai berontak kalau sering diatur dan
diawasi. Maka pada kondisi seperti itu
ketika kita melepas anak kita keluar rumah,
kita pasrah kepada Allah dan kita
bertawakal sepenuhnya kepada Allah.
Berdoalah, “Ya Allah hamba-Mu ini adalah
makhluk yang lemah hamba-Mu ini tidak
punya kemampuan untuk mengawasi dan
memperhatikan anak hamba di luar rumah,
maka atas segala rahmat-Mu dan atas
segala Kuasa-Mu ya Allah, aku mintakan
kepada-Mu untuk menjaga anakku ketika ia
diluar rumah ya. Dekatkanlah ia kepada
teman yang dekat kepada-Mu dan
jauhkanlah ia dari teman-teman yang jauh
dari-Mu.”

58
Rasulullah bersabda,

‫ ما خضرإء إل ِّدمن؟‬:‫وخضرإء إل ِّدمن فقيل‬


ُ ‫إياكم‬

‫قال إلمرإأ ُة إلحسناء في إلمنبت إلسوء‬

Artinya : “Jauhilah Khudhoro` ad-Dimni


(kotoran yang kehijauan). Sahabat
bertanya, “apa Khudhoro` ad-Dimni”

Nabi ‫ ﷺ‬menjawab : “Wanita yang rupawan


(cantik) yang tumbuh di lingkungan yang
buruk.” [HR ad Dâruquthnî]

Mengapa demikian? Sebab wanita


tersebut akan membunuh lelaki dengan
dua senjata sekaligus rupanya
kecantikannya dan keburukan akhlaknya
keburukan agamanya. Maka rusaklah
dekat-dekat wanita yang seperti ini. Seleksi
teman-teman bergaulnya termasuk juga
menyeleksi calon pasangan hidupnya bagi
orangtua yang anaknya sudah usia nikah.

59
Di antara cara kita untuk menjaga anak kita
dari keburukan dan penyimpangan, kita
pilihkan untuk anak-anak kita itu calon
pasangan yang bagus agamanya. 1

Nabi sudah mewanti-wanti wahai


para orangtua,

‫ج ْو ُه إ َِّل‬ ُ ‫ض ْو َن ِد ْيُ َن ُه َو‬


ُ ‫خلُقَ ُه ف ََز ِّو‬ َ ‫اءك ُْم َم ْن تَ ْر‬
َ ‫ج‬َ ‫إِذَإ‬

‫كبِ ْي ٌر‬ ِ ‫ك ْن فِ ْتُ َنُ ٌة فِي ْإلأ َ ْر‬


َ ‫ض َوف ََسا ٌد‬ ُ َ‫تَ ْف َعلُ ْو ُه ت‬

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki


yang kalian ridhai agama dan akhlaknya,
maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan
terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan
yang besar.” [HR. Tirmidzi no. 1085. Al
Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa
hadits ini hasan lighoirihi].

Demikian pula laki-laki menikahi


seorang perempuan karena empat hal yang

1
Agama itu berarti meliputi ilmu dan akhlak
60
pertama Karena kecantikannya yang kedua
karena silsilah nasab nya yang ketiga
karena harta kekayaannya yang keempat
karena agamanya kata nabi apa Pilihlah
yang keempat karena agamanya selamat
kalian selamat karena kalau tidak tangan
kalian akan berdebu kalian akan
tersibukkan rumah tangga kalian akan
hancur berantakan.

Maka, ini peringatan bagi orang tua


yang anak-anaknya sudah mulai menjelang
pernikahan, juga para ikhwan akhwat yang
memasuki jenjang pernikahan carilah calon
suami-istri yang kualitas seperti itu
meskipun nggak ganteng-ganteng amat
dan nggak kaya-kaya amat.

d. Kurangnya limpahan kasih sayang dari


orang tua

Sebagian orangtua menganggap


yang namanya kasih sayang itu adalah

61
banyak membelikan mainan untuk anak
atau banyak mengajak anak keluar jalan-
jalan untuk piknik. Padahal bentuk kasih
sayang yang selayaknya kita lakukan dan
ini gratis tanpa keluar duit banyak yaitu
menemani anak ketika ia bermain.

Ketika kita sebagai orangtua bermain


dengan anak, kita jadikan diri kita layaknya
seorang anak. Masuklah ke dunia mereka,
selami dunia anak, dan jadilah
sebagaimana anak-anak maka mereka akan
ceria bermain dengan kita dan mereka
akan bahagia. Bukan sekedar kita belikan
mainan lalu kita tinggal.

Stimulus untuk perkembangan anak


bukan hanya kita kasihkan alat peraga
pendidikan tetapi kita menemani mereka
dalam bermain dan belajar. Terutama
menjelang tidur dengan membacakan
mereka kisah-kisah terutama kisah-kisah
berkaitan dengan aqidah. Jangan
62
diceritakan dongeng harimau dengan si
kancil, nggak usah. Ceritakan kisah-kisah
para ulama, ibunda para ulama, atau kisah-
kisah keimanan tentunya dengan bahasa
yang mereka mudah mengerti. Nah di sini
tentunya orangtua perlu belajar bagaimana
bercerita kepada anak-anak. Tidak
mengapa memakai suara-suara anak-anak,
misal suara orang jahat dengan suara besar
dan kasar dan suara orang baiknya dengan
suara lembut. Nah, anak akan terbawa
kepada suasana dan dia nggak butuh lagi
YouTube dan hal lain karena sudah
tercukupi oleh orangtuanya. Maka
berikanlah kasih sayang yang cukup untuk
mereka. Apabila qadarullah Anda terbatasi
dengan waktu kerja maka pastikan di jam
Anda tidak bekerja Anda ada di rumah.
Tinggalkan semua pekerjaan, matikan
handphone, dan bermainlah bersama
mereka. Mereka main tanah, main lumpur,

63
main rumput, main bunga-bungaan,
masak-masakan maka ikutlah nimbrung
dengan mereka. Sekaligus kita bisa
mengawasi bagaimana mereka bermain.

e. Terlalu dimanja oleh orangtuanya

Makan sudah tersedia, selesai makan


juga orang tua yang beresin piringnya, baju
kotor orang tua juga yang masukkan ke
ember cuciannya, ngangkat jemuran orang
tua juga yang urus. Jadi si anak ini nggak
ada ngapa-ngapain kecuali main saja di
rumah. Ini anak rusak nantinya. Dia akan
merasa menjadi majikan selamanya dan
akhirnya orang tua jadi pembantu terus.

Untuk mencegah hal tersebut,


biasakan anak itu berlatih tanggungjawab,
minimal tanggungjawab mainan yang dia
mainkan. Salah satu triknya adalah, tidak
boleh mengeluarkan lebih dari dua mainan
dalam satu waktu. Kalau mau ganti mainan

64
yang lain maka wajib salah satu jenis
mainan ini dibereskan baru setelahnya
boleh pindah main mainan yang lain. Lalu
kalau sudah selesai bermain kewajiban
berikutnya apa membereskan mainan dan
menyapu lantainya. Apabila anak
melanggar maka hukumannya adalah
sembunyikan mainan favoritnya selama
berapa hari sampai anak berubah.
Hukuman lainnya saat anak tidak mau
membereskan mainannya adalah dengan
merapikan mainan yang dia mainkan
kemudian mainan tersebut dihadiahkan ke
anak-anak lain. Anak diajak untuk
mengantarkan mainan yang akan
dihadiahkan. Tidak perlu main fisik anak
sudah faham kalau tidak dibereskan lagi
lama-lama mainan akan habis.

Maka anak itu jangan terlalu


memanjakan. Terutama anak laki-laki agar
dia berlatih menjadi seorang laki-laki kalau

65
luka-luka lecet sedikit dah biarin. Jadi
jangan terlalu apa dimanja.

f. Cara mendidik yang terlalu keras

Suka berteriak kepada anak atau


memukul anak dengan pukulan yang keras
membekas. Nabi memerintahkan seorang
ayah ketika di rumah untuk
menggantungkan cambuk atau tongkat di
dinding rumah, sekedar hanya untuk nakut-
nakutin bukan untuk dihantamkan kepada
anak. Kami dapati anak-anak yang
mengalami kekerasan seperti ini memiliki
dua kemungkinan yang terjadi,

1) dia depresi mental, menjadi penakut,


dan dia tidak berani mengambil
keputusan karena takut salah. Kalau
salah nanti bakal dihajar bapak atau
dicerewetin ibu. Akhirnya si anak
menjadi penakut dan tidak berani
mengambil keputusan

66
2) si anak melampiaskan rasa marah sedih
dan kecewanya karena dipukul di
rumah, dia lampiaskan keluar rumah.
Dia tiru cara ayahnya menghajarnya lalu
dia terapkan kepada kawan-kawannya.

g. Sumber bacaan dan sumber tontonan yang


buruk

Penting bagi orangtua untuk


menyeleksi buku apa yang layak untuk
dibaca oleh anak. Kalau perlu temani
mereka membaca, orang tua membaca
buku yang lain dan si anak membaca buku
anak-anak.

h. Orang tua memaksakan cita-cita anak dan


menbandingkan anak dengan anak lain.
Orang tua memaksakan cita-cita
orangtua yang belum tercapai supaya
anaknya mencapainya atau memaksakan
anak itu supaya sama prestasinya dengan
saudaranya yang lain atau tetangganya

67
atau keluarga besar yang lain. Seolah-olah
si anak ini sebagai ajang pelampiasan apa
yang belum pernah dicapai seorang tua.
Ayah Bunda, anak itu berhak bahagia
dengan caranya sendiri. Anak mempunyai
dunianya sendiri dan dia punya jalannya
sendiri. Jangan jadikan anak kita itu sebagai
pelampiasan dendam karena dulu orang
tua tidak berhasil di bidang tertentu, nanti
anak harus berhasil. Kalau anak berbakat
dan berminat di bidang itu, kalau tidak?
Bukankah ini malah menzhalimi dan
membebani mereka yang mereka
sebenarnya bukan di bidang itu. Termasuk
diantaranya memaksa anak kita menghafal
sekian juz padahal kita tahu dia lemah
dalam menghafal. Maka kita perlu tahu
bakat anak kita tuh dimana dan
kemampuan itu sebatas apa.

68
Bagaimana dengan anak ulama
terdahulu? Bukankah mereka juga
menghafal 30 juz Al Qur’an saat kecil?
Jawabannya, ulama dulu anaknya kayak
begitu sebab orang tuanya ulama maka
anaknya seperti itu. Sedangkan kita bukan
ulama, tholabul ilmu saja bukan. Oleh
karena itu, kasih target yang sesuai dengan
kemampuan anak kita dan jangan banding-
bandingkan dengan saudaranya,
tetangganya, atau dengan anak orang lain
apalagi dengan makhluk yang lain.

Anak kita istimewa dengan


kelebihannya sendiri. Jangan paksakan ikan
untuk memanjat pohon dan jangan
paksakan monyet untuk berenang. Setiap
anak istimewa, mempunyai kelebihan, dan
keunggulan. Tugas kita adalah menemukan
jalannya, membantu jalannya,
mengasahnya, dan memfasilitasinya.
Jangan paksakan kehendak kita kepada

69
anak. Anak punya jalan sendiri, tugas kita
menuntun, mengarahkan membina, ngasih
peringatan, ngasih warning/rambu-rambu,
dan seterusnya.

Allahu a’lam bishowwab.

70
71

You might also like