You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI BIDANG PERTANIAN


(TPT 2029)
ACARA III
SISTEM PELISTRIKAN PADA MOTOR BAKAR DALAM

DISUSUN OLEH

NAMA : Azhura Salsabila


NIM : 19/444085/TP/12462
GOL. :A
CO ASS. : Ilham Muhammad Ridho

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motor bakar menjadi hal yang umum karena penggunaannya yang sangat
luas. Motor bakar dapat digunakan pada alat transportasi, alat pengangkut
beban, alat mesin pertanian dan lain sebagainya. Dalam bidang pertanian, motor
bakar merupakan tenaga penggerak yang memegang peranan penting untuk
membantu proses produksi pertanian. Motor bakar sering digunakan pada alat
dan mesin pertanian, contohnya seperti traktor, gilingan padi, pemipil jagung,
pompa air, mesin-mesin pengolah hasil pertanian, dan lain sebagainya.
Pada motor bakar, terjadi proses pembakaran bahan bakar dan udara yang
menghasilkan panas. Proses ini terbagi menjadi dua, yaitu pembakaran dalam
motor dan pembakaran di luar motor. Pembakaran dalam motor disebut juga
motor bakar dalam (Internal Combustion Engine) dan pembakaran di luar motor
disebut motor bakar luar (External Combustion Engine). Pada motor bakar yang
menggunakan bahan bakar bensin, terdapat sistem pelistrikan yang berfungsi
untuk pengapian, pengengkolan (starter), penerangan, instrumentasi dan
pengisian kembali. Oleh karena itu, dilakukan praktikum acara V ini untuk
mempelajari mekanisme kerja, rangkaian dan bagian-bagian sistem pelistrikan
pada motor bakar dalam yang menggunakan bahan bakar bensin.
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui rangkaian dan bagian-bagian sistem pelistrikan pada motor
bensin.
2. Memperdalam pemahaman mengenai fungsi dan mekanisme kerja dari
suatu sistem pelistrikan motor bensin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem pelistrikan pada mesin digunakan pada mesin agar mesin dapat
dihidupkan. Sistem pelistrikan ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu baterai,
sistem pengisian, sistem starter, dan sistem pengapian. Baterai berfungsi untuk
memberikan asupan arus listrik ke komponen pelistrikan lainnya, sistem pengisian
berfungsi untuk mengisi arus listrik ke baterai, sistem starter berfungsi untuk
menghidupkan mesin, dan sistem pengapian berfungsi untuk melakukan
pembakaran bahan bakar dan udara (Amir, 2018).
1. Sistem Pengengkolan (Starter)
Ketika motor bensin dihidupkan dengan cara distarter, akan terjadi
pembangkitan momen puntir yang besar dari baterai (Yudhiarto, 2007).
Untuk menghidupkan mesin, sistem starter akan menghasilkan tenaga dari
luar agar dapat memutar poros engkol sampai mesin menjadi hidup. Poros
engkol harus berputar hingga mencapai putaran minimum agar proses
pembakaran dapat berlangsung. Bersamaan dengan hidupnya mesin, baterai
akan memberikan arus listrik ke komponen pelistrikan lainnya, seperti
sistem pengapian. Setelah itu, mesin akan dapat bekerja melakukan proses
pembakaran yang dimulai dari langkah hisap, kompresi, usaha dan buang.
Sistem starter sendiri terbagi menjadi dua, yaitu sistem starter mekanis dan
starter elektris. Starter mekanis dilakukan dengan memanfaatkan pemutar
engkol agar poros engkol dapat berputar, sedangkan starter elektris
memanfaatkan motor starter. Rangkaian dari sitem starter terdiri dari kunci
kontak, baterai, motor starter dan kabel.
2. Sistem Pengapian
Proses pembakaran dapat terjadi karena adanya sistem pengapian. Sistem
pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi saat
terjadi pengkompresian dalam silinder. Agar sistem pengapian dapat
berlangsung dengan baik, maka diperlukan percikan bunga api yang kuat
dan timing yang tepat untuk melakukan pengapian (Fathun, 2020). Prinsip
kerja dari sistem pengapian adalah meningkatkan tegangan baterai hingga
10 KV atau lebih dengan memanfaatkan ignition coil, selanjutnya tegangan
tersebut dibagikan ke busi-busi melalui kabel tegangan tinggi (Utomo,
2020). Berdasarkan perkembangannya, sistem pengapian terbagi menjadi
dua, yaitu sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik
(CDI). Adapun, berdasarkan sumber tegangannya, sistem pengapian terdiri
dari sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian magnet (AC).
Secara umum, sistem pengapian terdiri dari beberapa komponen,
diantaranya adalah sumber tegangan, kunci kontak, kumparan pengapian,
kontak platina , nok platina, kondensor, dan busi.
3. Sistem Pengisian Kembali
Arus yang diberikan oleh baterai untuk digunakan komponen-komponen
mesin lainnya sewaktu-waktuakan habis jika digunakan terus menerus.
Oleh karena itu, arus baterai mesin perlu diisi kembali agar mesin tetap
bekerja dengan baik. Komponen-komponen pada sistem pengisian terdiri
dari baterai, alternator dan regulator. Baterai berfungsi untuk menyimpan
arus listrik, regulator berfungsi untuk menstabilkan arus pengisian baterai,
dan alternator berfungsi untuk membangkitkan arus AC. Regulator sendiri
terdiri dari tiga bagian, yaitu cut out relay, voltage regulator dan pembatas
arus serta adapun alternator terdiri dari lima bagian, yaitu stator, rotor, puli
dan kipas, rectifier, dan sikat-sikat (Walujodjati, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Papan diagram sistem pelistrikan baterai pada motor bensin 4 silinder
2. Unit penyalaan sistem baterai konvensional
3. Motor starter
4. Alternator dan regulator
3.2 Langkah Kerja
Praktikum ini dilakukan dengan dilihatnya video praktikum yang dibagikan
oleh asisten praktikum, kemudian materi acara yang dibawakan oleh asisten
praktikum diperhatikan dengan baik, dimana materi tersebut terdiri dari sistem
penyalaan, sistem pengengkolan dan sistem pengisian kembali. Kemudian,
dipelajari materi yang terkait dengan sistem pelistrikan motor bakar dalam.
BAB V
KESIMPULAN
1. Sistem pengapian terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah
sumber tegangan, kunci kontak, kumparan pengapian, kontak platina , nok
platina, kondensor, dan busi. Sistem pengengkolan terdiri dari beberapa
komponen, yaitu baterai, switch, solenoid dan inti besi, terminal 1, brush,
komutator, armatur, overruning clutch, gigi pinion, pinion stop, plunger,
tuas penggerak dan fly wheel. Sistem pengisian kembali terdiri dari
beberapa komponen, diantaranya adalah dioda, brush, stator coil, rotor coil,
resistor voltage regulator, voltage relay, charge warning lamp,baterai dan
lampu.
2. Untuk menghidupkan mesin, sistem starter akan menghasilkan tenaga dari
luar agar dapat memutar poros engkol sampai mesin menjadi hidup. Poros
engkol harus berputar hingga mencapai putaran minimum agar proses
pembakaran dapat berlangsung. Bersamaan dengan hidupnya mesin, baterai
akan memberikan arus listrik ke komponen pelistrikan lainnya. Sistem
pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi saat
terjadi pengkompresian dalam silinder. Sistem pengisian berfungsi untuk
mengisi arus listrik pada baterai sehingga baterai tidak mengalami
kekurangan arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. (2018). Rancang Bangun Media Pembelajaran Kelistrikan Electronic Fuel


Injection (EFI) Pada Motor Bensin. Motor Bakar: Jurnal Teknik
Mesin, 2(2).
Fathun. (2020). Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Yogyakarta: Mirra
Buana Media.
Utomo, M. dan Yayuk Umaya (Ed.). (2020). Bahan Ajar Kelistrikan Otomotif.
Malang : Ahlimedia Press.
Walujodjati, A. (2006). Engine Stand Sistem Pengisian Mesin Bensin Empat
Silinder. Majalah Ilmiah Momentum, 2(1).
Yudhiarto, A. (2007). Analisis Sistem Starter pada Mesin Honda Grand
Civic (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Review Video
Sistem penyalaan pada motor bakar dalam memiliki prinsip utama, yaitu merusak sifat isolator
udara pada celah elektroda busi. Sifat isolator udara akan rusak jika terdapat beda potensial yang
tinggi antara kedua elektroda, yaitu kisaran 15.000 volt hingga 25.000 volt. Hal tersebut
menyebabkan adanya loncatan bunga api. Untuk menghasilkan tegangan yang sangat tinggi dari
suatu sumber arus dengan voltage yang rendah, maka diperlukan bantuan dari ignition coil. Sistem
penyalaan terdiri dari beberapa bagian, sebagai berikut.

1. Baterai/accu berfungsi sebagai salah satu sumber tenaga listrik pada motor bakar.
2. Kontak penyalaan saklar berfungsi sebagai (switch).
3. Resitor berfungsi untuk menahan tegangan listrik.
4. Coil berfungsi untuk menaikkan tegangan dari baterai atau sebagai transformator.
5. Breaker point berfungsi untuk mengubah arus DC menjadi arus AC.
6. Kondensor berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara ketika breaker point dalam
posisi cut-off.
7. Distributor berfungsi sebagai pembagi tegangan dari coil menuju ke busi sekaligus
mengatur giliran penyalaan busi.
8. Busi berfungsi sebagai pembangkit bunga api yang muncul dari loncatan arus listrik yang
bertegangan tinggi.
Langkah kerja :
1. Ketila kontak penyalaan off, listrik dari baterai mengalir dari kutub positif baterai menuju
ke kontak penyalaan.
2. Ketila kontak penyalaan on, listrik dari baterai mengalir dari kutub positif baterai menuju
ke coil.
3. Ketika breaker point dalam keadaan take on (menyambung), arus listrik baterai dan ground
(negatif) bertemu di kumparan primer coil sehingga terjadi induksi elektromagnetik pada
inti besi coil.
4. Setelah inti besi terinduksi, maka kumparan sekunder menerima induksi dari inti besi dan
melipatkan tegangan hingga 22000 volt, kemudian tegangan tersebut diteruskan menuju ke
distributor. Oleh distributor, tegangan tersebut diteruskan menuju ke masing-masing busi
secara bergantian. Sehingga busi 1 menyala, dan memercikkan bunga api yang digunakan
untuk proses pembakaran.
5. Mekanisme busi menyala, arus listrik positif yang bertegangan tinggi melompat dari beda
potensial tinggi menuju ke beda potensial rendah melalui celah udara (A) yang
mengakibatkan terjadinya bunga api di celah udara tersebut.
6. Mekanisme pembagian arus listrik oleh distributor, distributor dapat berputar dikarenakan
poros distributor terhubung oleh putaran mesin.

Sistem pengengkolan (starter) berfungsi untuk memberukan gerakan awal pada motor sehingga
motor dapat hidup. Sistem ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sistem mekanis dan sistem
elektris. Starter mekanis menggunakan engkol pemutar untuk memutar poros engkol sedangkan
starter elektris menggunakan motor starter. Sistem pengengkolan terdiri dari beberapa bagian,
sebagai berikut.
1. Baterai
2. Switch/tombol starter berfungsi sebagai saklar untuk mengaktifkan armature sehingga
rotor berputar.
3. Terminal 1 berfungsi sebagai penghubung arus listrik dan baterai.
4. Terminal 2 berfungsi sebagai penghubung arus listrik dari baterai yang dihubungkan oleh
contact disc.
5. Selenoid berfungsi sebagai pembangkit medan magnet sehingga dapat menarik inti besi.
6. Inti besi berfungsi sebagai penarik plunger.
7. Plunger berfungsi sebagai penggerak drive lever.
8. Field coil berfungsi sebagai pembangkit medan magnet.
9. Brush berfungsi sebagai penghubung arus listrik dari terminal 2 ke komutator.
10. Komutator berfungsi sebagai penghubung arus listrik dari brush menuju ke armature.
11. Armature berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak (putaran).
12. Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi yang berkaitan dengan
fly wheel.
13. Overrunning clutch berfungsi untuk memutus putaran yang diterima oleh pinion gear dari
fly wheel.
14. Drive pinion berfungsi untuk memutar fly wheel.
15. Pinion stop berfungsi sebagai penahan pinion gear.
16. Fly wheel berfungsi sebagai objek yang digerakkan pada sistem starter.
Langkah kerja :
1. Ketika kontak penyalaan off, listrik dari baterai mengalir dari kutub positif baterai menuju
ke saklar.
2. Ketika kontak penyalaan on, listrik dari baterai mengalir dari kutub positif baterai menuju
ke selenoid, dan mengaktifkan medan magnet pada selenoid sehingga menarik inti besi.
3. Kemudian, inti besi menarik plunger dan drive lever/tuas penggerak bergerak mendorong
pinion gear.
4. Ketika armature sudah berputar, maka pinion gear yang sudah berkaitan dengan fly wheel
berputar pula dan memutar fly wheel.
5. Ketika kontak penyalaan kembali dalam posisi off, listrik dari baterai/ accu terputus oleh
kontak penyalaan dan pinion gear kembali ke posisi semula karena plunger juga kembali
ke posisi semula, akan tetapi mesin sudah hidup dan fly wheel tetap berputar.

You might also like