inet.detik.com
Pasukan Digital di Desa Ciburial
Baban Gandapurnama
11-14 minutes
Bandung - Maulana tampak riang menikmati sensasi ketinggian
dengan pemandangan alam nan eksotis di Tebing Keraton.
Siang itu, ekspresi wajah pemuda gondrong berusia 21 tahun ini
semringah.
"Ya senang dong. Foto-foto selfie gitu, terus eksis di media
sosial," ujar warga Kota Cimahi tersebut saat berbincang
dengan detikcom, awal Agustus 2019.
“Sinyalnya oke di sini," kata Maulana sambil menggenggam
ponsel cerdas layar sentuh.
Tebing Keraton masuk kawasan Taman Hutan Raya Djuanda.
Letaknya di Kampung Ciharegem Puncak, RT 3 RW 10, Desa
Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Spot tebing menjulang, yang menyuguhkan panorama
lembah hutan hijau dan hamparan pinus, berada di ketinggian
1.200 meter dari permukaan laut (mdpl).
Tebing Keraton, dahulunya bernama Bukit Jontor, mulai
mencuat disorot masyarakat sejak Mei 2014. Keberadaan
dataran tinggi di Desa Ciburial ini fenomenal dan bikin heboh
jagat maya setelah penikmat wisata alam memamerkan
unggahan foto-fotonya via media sosial. Julukan "Tebing
Instagram" bergulir deras.Penasaran dengan pesona keindahan alam menakjubkan
tersebut, selfie hunter dan Instagram updater datang
bergelombang. Pengelola pun bertahap menata keamanan
serta kenyamanan area bukit dan membenahi akses untuk
khalayak.
Pemandangan dari Tebing Keraton di Desa
Baban Gandapurnama/detikINET)
Ciburial. (Foto:
Tebing Keraton resmi menjadi tempat wisata pada Mei 2016.
Semula jalannya bebatuan tetapi kini jalurnya sudah mulus
berlapis beton sehingga nyaman dilewati kendaraan roda dua
dan empat. Jarak dari Gedung Sate ke Tebing Keraton sejauh
11 kilometer atau ditempuh normal dengan kendaraan selama
25-30 menit.
Maulana tak ubahnya seperti kebanyakan milenial dan
masyarakat kekinian. Butuh akses internet, ditemani gawai,
serta berekspresi lewat media sosial dengan membagikan
pesan berupa teks, video, foto dan suara. Begitu juga saat
menyambangi kawasan objek wisata yang bercokol di
pedesaan.
Desa Ciburial yang memiliki luas 599,612 hektare ini dikelilingiperbukitan. Tercatat pada 2019, berdasarkan data Pemdes
Ciburial, jumlah penduduknya sekitar 13 ribu jiwa. Mereka
tersebar di empat dusun terdiri 12 RW dan 53 RT.
Meski wilayahnya berada di dataran tinggi dan bernaung bukit,
aksesibilitas telekomunikasi di Ciburial sudah mumpuni. Kini
mayoritas masyarakatnya merasakan ketersediaan layanan
seluler atau internet.
“Sinyal bagus. Jaringan 4G sudah masuk. Ada beberapa BTS
(base transceiver station) sudah terpasang di Desa Ciburial.
Sekarang masyarakat gampang mengakses internet,” ucap
Kaur Keuangan Pemdes Ciburial Ayi Sumarna saat ditemui di
kantor Desa Ciburial, Jalan Ciburial No.98, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
“Memang ada tiga titik di Ciburial yang blankspot, ya karena
rumah warga ‘terjepit' bukit. Tapi tinggal geser lokasi saja sudah
dapat sinyal. Enggak masalah," kata Ayi selaku pengelola
website ciburial.desa.id
Baban Gandapurnama/detikINET)
Salah satu tokoh masyarakat Ciburial, Bunyamin (40),mengamini pernyataan Ayi. "Tetap bisa terakses internet.
Daerah ini bukit dan lembah, tapi bagus sinyalnya."
Ciburial punya seabreg potensi, yang juga terus dikembangkan
pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat setempat.
Hasilnya, pada 2014, Ciburial ditetapkan sebagai Desa Wisata
di Kabupaten Bandung. Ada wisata sejarah berupa goa
Belanda-Jepang, wisata alam terdiri Taman Hutan Raya
Djuanda dan Tebing Keraton, budaya permaianan tradisonal
yang dibesut Komunitas Hong, kuliner peyeum, tahu serta
madu, dan agrowisata
Selain itu, jalur menanjak dan menurun di Ciburial ini kerap
dijajal pesepeda dan pelari kala akhir pekan. Kegiatan olahraga
itu didukung suasana asri dan sejuk karena banyaknya
pepohonan.
Di era teknologi modern sekarang ini, tak dimungkiri internet
merupakan bagian penting dan dibutuhkan oleh ragam bidang.
Saling terkoneksi secara digital telah memudahkan aparatur
pemerintah serta masyarakat pedesaan berkreasi dan
berinovasi positif. Selaras dengan program Kemenkominfo
melalui Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi
(BAKTI) yang menargetkan Indonesia bisa merdeka sinyal pada
2020. Tujuannya agar jaringan telekomunikasi di Tanah Air
dapat merata dinikmati seluruh masyarakat.
“Sudah zamannya internet, jangan sampai kita ketinggalan
untuk memanfaatkannya dengan baik," ujar warga Ciburial
lainnya, Muchtar Zulfikar (40), selaku ketua Lembur Kaulinan
Lebak Siuh Ciburial.Desa Ciburial. (Foto: Baban Gandapurnama/detikINET)
Desa Digital
Ayi Sumarna membuka memori ingatannya 10 tahun silam. la
berkisah mengenai rutinitas turun gunung dari kantor Desa
Ciburial ke Kota Bandung demi mengisi aneka konten website
desanya.
"2009 itu sulit akes internet. Enggak ada sinyal di Ciburial. Jadi,
kalau saya posting untuk isi website Desa Ciburial, harus turun
ke Kota Bandung. Kita siapkan dulu materi offline-nya, berupa
naskah dan foto, kemudian ke warnet (warung internet),"
tuturnya.
la berjuang dan kerja ekstra mengenalkan Desa Ciburial kepada
publik melalui internet. Ayi aktif menyajikan informasi seputar
Ciburial dan aktivitas Pemdes.
“Saat sisa-sisa waktu luang, saya dokumentasikan kegiatan
Pemdes. Informasi-informasi yang diupload di website ini bisa
menjadi suatu catatan atau arsip," ucap Ayi.
Empat tahun berlalu, di 2013, penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dirasakan manfaatnya oleh Pemdes
Ciburial. "Saat itu kantor memasang layanan internet," Ayi
mengenang.
Setahun kemudian atau 2014, menurut Ayi, internet kian mudah
diakses warga Ciburial lantaran infrastruktur jaringantelekomunikasi hadir di sejumlah titik.
= ~ ae
Desa Ciburial. (Foto: Baban Gandapurnama/detikINET)
Memoles potensi desa dengan sentuhan teknologi, Ciburial
jital. Ayi
bersama pejuang digital di Ciburial lainnya makin gencar
mempromosikan potensi wisata dan kemandirian masyarakat.
telah dikenal sebagai desa cerdas atau desa di
Mereka menggunakan media sosial yaitu Facebook, Instagram,
Twitter dan YouTube, baik itu akun resmi Pemdes maupun akun
perorangan warga Ciburial.
“Kami juga bikin beberapa grup WhatsApp untuk menjalin
komunikasi dengan masyarakat. Selain itu, kami punya Ciburial
TV yang ditayangkan di YouTube," tutur Ayi.
la mengungkapkan pengelolaan situs daring Desa Ciburial
untuk 2009-2018 menggunakan dana APBDes. "Pada 2019 ini
pakai kas desa," kata Ayi
Selain itu, ia menjelaskan, Balai Desa Ciburial sengaja
melengkapi fasilitas internet gratis bagi warga. Di tempat sama,
hadir perpustakaan untuk menggalakkan budaya membaca dan
literasi.
“Ada WiFi di Balai Desa. Tahun ini, kami juga merencanakandigitalisasi perpustakan. Jadi tiap buku itu ada barcode untuk
memudahkan pendataan," .
Geliat digitaliasi ala Desa Ciburial membetot perhatian khalayak
luas dan Pemkab Bandung. Momen manis pun ditorehkan
Pemdes Ciburial yang dinobatkan sebagai Komunitas TIK
terbaik se-Jawa Barat (2016) dan Juara 1 Lomba Website Desa
Kabupaten Bandung (2018).
Ekosistem digital terus dibentuk Ayi dengan bantuan rekan kerja
dan segelintir warga yang bernaung dalam Kelompok
Masyarakat Informasi (KMI) Ciburial, salah satu Lembaga
Kemasyarakatan mitra Pemdes. KMI Ciburial menggelorakan
misi mengembangkan, memberdayakan, memfasilitasi dan
menyebarluaskan informasi berbasis TIK untuk publik.
‘
Ayi Sumarna. (Foto: Baban Gandapurnama/detikINET)
“Ada 20 orang pasukan digital. Saya sebut mereka ini
kontributor dan relawan. Mereka menyumbang artikel, foto,
video, lalu saya tampilkan di web. Ada juga yang
menampilkannya di masing-masing akun medsos," ucap Ayi
Hingga kini pasukan digital Ciburial kompak dan solid berbagi
peran memamerkan keaneka ragaman desanya. Ciburial taksekadar kesohor tingkatan lokal dan nasional, tapi juga beken di
masyarakat global
"“Berkat teknologi informasi, Ciburial makin terkenal. Mahasiswa
dari perguruan tinggi di Indonesia datang meneliti desa digital
Ciburial. Selain itu, wisatawan luar negeri juga datang ke
Ciburial," tutur Ayi.
“Banyak juga desa lainnya di Indonesia studi banding soal desa
wisata dan digital. Kami sampai kewalahan menjamunya," kata
Ayi sambil tertawa.
Tiar Gustirawan (30), warga Ciburial sekaligus pasukan digital,
rajin mengeksplorasi kampung halamannya dengan jepretan
kamera digital. la posting visual tempat-tempat wisata,
pemandangan alam, dan aktivitas keseharian warga Ciburial.
Foto-foto ciamik hasil karya Tiar memikat warganet. Instagram
menjadi sarananya menyalurkan bakat fotografi.
“Saya isi foto-foto hasil motret menggunakan kamera dan
drone," ucap pemilik akun @pesonaciburial tersebut.
Sejak 2018, lelaki tersebut aktif gembar-gembor gambar.
Tujuannya ingin mengajak masyarakat mengetahui lebih jauh
soal desa wisata Ciburial.
“Ciburial ini kan desa wisata. Pesona di desa ini yang saya
tampilkan. Konsep pertama, saya sajikan desa wisata Ciburial
lewat foto-foto, ini loh Ciburial. Konsep kedua, foto-foto aktivitas
warga Ciburial," ujar Tiar.
Sekadar diketahui, Pemprov Jabar tengah gencar melancarkan
program desa digital. Tahun ini, sebanyak 600 desa di Jawa
Barat ditargetkan dapat mengakses internet. Di Jawa Barat,
totalnya ada 5.500 desa.
Edukasi Internet SehatMerdeka sinyal bukan berarti menciptakan penduduk Ciburial
yang serampangan menggunakan internet. Warga boleh bebas
berekspresi, namun ada batasan guna menghindari
pelanggaran norma dan aturan hukum.
Ayi Sumarna, sebagai pegiat TIK sekaligus mewakili Pemdes
Ciburial, bersama para pasukan digital, jauh hari turun tangan
mencegah dampak negatif internet. Warga Ciburial dibekali
literasi dan skill digital agar memperoleh faedah internet secara
bijak.
Kegiatan offline pun kerap digelar KMI Ciburial. "Kami sering
kumpulkan warga, dari kalangan bapak-bapak dan ibu-ibu,
untuk belajar pengetahuan teknologi informasi. Misalnya cara
membuat email, sosialisai internet dan lainnya," ucapnya.
Desa Ciburial. (Foto: Baban Gandapurnama/detikINET)
Pihaknya bekerja sama dengan sejumlah mahasiswa kampus
perguruan tinggi dan komunitas TIK untuk pendampingan
warga. Edukasi yang digulirkan tersebut bertujuan membentuk
ekosistem digital yang dibekali pengetahuan rambu-rambu UU
ITE.
“Kami edukasi warga soal bahaya hoaks. Pesertanya banyakemak-emak," kata Ayi.
Internet menggiatkan warga memperoleh dan menyerap cepat
informasi pelayanan publik dari Pemdes Ciburial yang
terintegrasi melalui website. Misalnya, soal tata cara
pengurusan dokumen kependudukan hingga layanan interaksi
komunikasi online via WhatsApp (WA).
“Di situs ini ada dua WA. Tanda merah dan hijau. Hijau itu untuk
informasi soal pembuatan akta kelahiran, KTP dan lainnya.
Kalau tanda merah, untuk darurat. Misalnya ada kejadian
kebakaran, selain itu kalau ada warga yang sakit bisa
menginformasikan, nanti kami antar pakai mobil ke rumah
sakit," tutur Ayi.
Pemdes Ciburial, menurut Ayi, tengah menyusun rencana
berkaitan program e-commerce dengan tujuan meningkatkan
perekonomian masyarakat. Usaha Kecil Menengah (UKM) di
Ciburial antara lain kerajinan tangan, makanan peyeum, tahu,
dan madu. Selain itu ada ternak sapi, kambing dan ayam.
Bunyamin (40), salah satu tokoh masyarakat Kampung Lebak
Siuh, Ciburial, sudah 1,5 tahun melakoni dagang online. la
berkolaborasi dengan warga Ciburial lainnya yang notabene
peternak ayam kampung.
“Kami jualan ayam kampung secara online. Jualannya di
Instagram. Ada 18 peternak ayam kampung yang gabung.
Layanan kami untuk konsumen di Bandung Raya," ucap
Bunyamin.
Ayam kampung yang sudah dipotong itu dijual mulai harga Rp
85 ribu hingga Rp 150 ribu per kilogram. Tiap bulannya
sebanyak 200 ekor dipesan konsumen.
“Penyembelih ayam yang kami siapkan itu memiliki sertifikat.Jadi dijamin kehalalannya," ujarnya.
Bukan hanya ayam kampung, Bunyamin menggaet petani
sayuran meramaikan lapak digital. Bagi dia, layanan intenet di
Ciburial telah membawa hal positif dalam aktivitas bisnis.
“Sebelum ada internet, jualan itu dari mulut ke mulut. Pembeli
kurang. Kalau sekarang jualannya online, jadi banyak pembeli,”
tutur Bunyamin dengan ekspresi bangga.
(bbn/krs)