You are on page 1of 3

RUANG KOLABORASI

KASUS BUTET

Kelompok 4 : Kelas : 002


Nurfatima Mulianti Nurfadila Dewi Kartika
Nurfadila Nur Sukma Arfillah Jasman
Nurfadilah Jein Milenia Kardasi

KASUS I

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat
namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet
akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di
kelas tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan
yang diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah
mempersiapkan beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya.
Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri
bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB
tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet.
Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga
wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan
menuju meja guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

Pertanyaan diskusi :

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:
Masalah yang dihadapi Butet adalah Butet menjadi guru baru sekaligus menjadi wali kelas
dari kelas yang sangat sulit dikelola yang sebagian anak-anaknya sangat aktif dan seringkali
tidak mau mengikuti aturan yang diberikan guru-guru sebelumnya. Ketika masuk ke kelas
untuk pertama kali, Butet mengalami kejadian di luar dugaannya (dalam hal ini
kejadiannburuk) yang membuat dirinya harus menahan amarah dan emosinya.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab:

Pada kasus ini, Butet sudah menerapkan komponen-komponen pembelajaran sosial-


emosional yaitu self-awareness (kesadaran diri) dan responsible decision making
(pengambilan keputusan yang bertanggung jawab). Pada self-awareness, Butet sudah
menerapkannya dengan memahami emosi pada dirinya ketika mengalami kejadian tersebut
meskipun ia harus malu dengan kondisinya saat itu. Pada responsible decision making, Butet
menerapkannya dengan menunjukkan bahwasanya ia harus menjaga emosi dan amarahnya
dengan menahan dirinya untuk tidak berteriak dan tidak terbawa situasi atau suasana saat

KASUS II

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan
ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa
siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan
seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar
berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan
terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut.
Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung
dan merasa tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:

Masalah yang dihadapi butet yaitu butet mulai merasa lelah dan kehilangan semangat dalam
menjalankan tugasnya menjadi guru. hal ini terjadi karena ia merasa kurang dekat dengan
peserta didik di kelasnya terutama lima peserta didik yang sering tidak mengumpulkan tugas
dan mengabaikan peringatan yang telah ia beri.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab:

Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada kasus ini berupa Self-management


(manajemen diri) yaitu kemampuan diri dalam mengatur emosi, pikiran serta perilaku secara
efektif pada situasi yang berbeda. dapat terlihat bahwa butet kurang memanajemen dirinya
sehingga dalam mengajar ia merasa lelah dan kehilangan semangat. Selain manajemen diri,
butet juga perlu meningkatkan Social Awareness (kesadaran sosial). Peserta didik dikelas
tentu memiliki latar belakang serta karakteristik yang berbeda-beda. dengan adanya peserta
didik yang kurang akrab dengan butet, bukan berarti butet harus kehilangan semangat dan
murung dalam mengajar. mungkin butet dapat melakukan pendekatan dengan mengajak
peserta didik ngobrol atau bermain bersama. selanjutnya butet dapat menciptakan relationship
skills (keterampilan sosial) setelah pendekatan yang dilakukan butet sudah berjalan dengan
lancar. butet dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua peserta didik di kelas.

KASUS III
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa
yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu
menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat
ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun
Butet pun bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet
pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan
Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas
tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun
kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya
semakin tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi

1.Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:

Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, butet sulit untuk mendapatkan
perhatian dari peserta didik, semua cara telah butet lakukan tapi peserta didik masih tidak
merespon apa yang butet lakukan, sehingga butet marah-marah di dalam kelas dan merasa
dirinya terabaikan.
2. bagaimana penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab:
Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada kasus ini berupa Self-management
(manajemen diri) yaitu kemampuan diri dalam mengatur emosi, pikiran serta perilaku secara
efektif pada situasi yang berbeda. dapat terlihat bahwa butet kurang memanajemen dirinya
sehingga dalam mengajar ia merasa lelah dan kehilangan semangat. Selain manajemen diri,
butet juga perlu meningkatkan Social Awareness (kesadaran sosial). Peserta didik dikelas
tentu memiliki latar belakang serta karakteristik yang berbeda-beda. dengan adanya peserta
didik yang kurang akrab dengan butet, bukan berarti butet harus kehilangan semangat dan
murung dalam mengajar. mungkin butet dapat melakukan pendekatan dengan mengajak
peserta didik ngobrol atau bermain bersama. selanjutnya butet dapat menciptakan relationship
skills (keterampilan sosial) setelah pendekatan yang dilakukan butet sudah berjalan dengan
lancar. butet dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua peserta didik di kelas.

You might also like