You are on page 1of 112

Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia.

Soal :

1. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud dengan :


a. Daftar Pustaka.
b. Pengertian Kutipan.
c. Empat syarat menjadi Alinea.

2. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud dengan :


a. Jenis-jenis karya tulis ilmiah.
b. Fungsi Alinea.
c. Fungsi Kutipan.

3. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud dengan :


a. Tahap-tahap dalam kegiatan penulisan.
b. Tiga macam Paragraf.
c. Fungsi dan peran kerangka karangan.

--- SELAMAT BEKERJA ---


--- JANGAN LUPA BERDO’A ---

NAMA ; SITI HASANAH


NIM : 61201022009541
JAWABAN NOMOR 1 ;

Definisi

Secara sederhana, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal
dari ide/tulisan Anda. Biasanya seorang penulis atau pengarang mengambil tulisan
orang lain untuk menjadi bagian dalam tulisannya.

1. Kutipan tidak langsung yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian
merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama
persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat
berdasarkan artikel atau sumber lain.

2. Kutipan langsung yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya.
Hal ini berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste tanpa mengubah
kalimat aslinya.Ada dua jenis kutipan langsung, yaitu kutipan langsung panjang dan
kutipan langsung pendek. Kedua kutipan ini berbeda cara menuliskan dan syaratnya.
a. Kutipan langsung pendek Syarat:
i. APA Style(American Psychological Association)
Jika panjang kalimat yang dikutip tidak lebih dari 40 kata.

ii. MLA Style (Modern Language Asociation)


Jika panjang kalimat yang dikutip tidak lebih dari 4 baris

Cara menuliskan:

Kutipan langsung pendek dituliskan menjadi satu dalam paragraf karya tulis Anda,
tambahkan tanda petik pada kutipan sehingga tanda petik ini menjadi pemisah antara
kalimat Anda dengan kalimat kutipan. Sumber kutipan ditulis sedekat mungkin dengan
kalimat kutipan.

Dapat digambarkan sebagai berikut:


Kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri “teks kutipan teks kutipan teks
kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan.teks kutipan teks kutipan teks kutipan
teks kutipanteks kutipan” (sumber kutipan). Kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat
sendiri kalimat sendiri.

b. Kutipan langsung panjang


Jenis kutipan ini dikenal juga dengan istilah block quote. Syarat:

i. APA Style(American Psychological Association)


Jika panjang kalimat yang dikutip lebih dari 40 kata.
ii. MLA Style (Modern Language Asociation)
Jika panjang kalimat yang dikutip lebih dari 4 baris
Cara menuliskan:

Sesuai dengan istilah yang mengikutinya, yaitu dengan cara membuat blok kalimat yang
dikutip tanpa tanda petik, ukuran font, dan spasi sesuai dengan karya tulis tetapi ditulis
menjorok/masuk 1 cm (5 spasi) dari batas margin kiri tulisan Anda. Oleh karena kalimat
yang dikutip ini tergolong banyak/panjang maka kalimat kutipan dipisahkan dari kalimat
Anda.

Dapat digambarkan sebagai berikut:


Kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri kalimat sendiri

teks kutipan teks kutipan teks kutipan kutipan teks kutipan teks kutipan teks
kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks
kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks
kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks
kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan teks kutipan (sumber
kutipan)

Di setiap karya tulis ilmiah pasti ada bagian yang diambil dari ide, argumen, analisa, dan
atau hasil penelitian orang lain. Bagian inilah yang dinamakan kutipan. Peran penting
dari kutipan adalah dipakai untuk mendukung argumen dan analisa Anda. Kutipan bisa
diambil dari berbagai sumber, baik teks maupun audio visual, baik dari media print
sampai online, juga bisa dokumen yang published maupun unpublished. Semua jenis
dokumen dapat digunakan menjadi bagian dalam tulisan ilmiah Anda, untuk mendukung
karya tulis Anda. Yang perlu diingat setiap kali Anda mengambil ide, argumen, tulisan,
hasil penelitian, dan sebagainya dari orang lain adalah Anda harus mencantumkan asal-
usul kutipan Anda dalam sumber kutipan dan secara mendetail dalam daftar pustaka.
Sumber kutipan adalah penulisan asal usul kutipan secara singkat dalam teks karya
tulis yang paling dekat dengan kutipan.

Daftar pustaka adalah suatu daftar yang memuat semua informasi dari sumber
kutipan secara jelas dan terperinci, yang disusun secara alfabetis.
Tujuan penulisan sumber kutipan dan daftar pustaka
1. Agar terhindar dari tuduhan penjiplakan (plagiarism)
Salah satu fungsi kutipan adalah untuk menguatkan atau mendukung tulisan ilmiah Anda.
Oleh karena itu, Anda harus mencantumkan sumber kutipan Anda secara singkat di
bagian akhir setelah kalimat kutipan atau tepat sebelum kalimat kutipan (paling dekat
dengan kalimat kutipan) dan menuliskan sumbernya secara lengkap pada daftar pustaka.
Dengan melakukan ini sebenarnya Anda sedang menghindarkan diri dari masalah di
kemudian hari terkait dengan mengambil hakcipta karya tulis seseorang tanpa ijin.

2. Menghargai penulis sebelumnya


Ketika Anda menuliskan secara lengkap sumber kutipan dan daftar pustaka, sebenarnya
Anda sedang menghargai orang yang mempunyai ide tersebut. Selain itu, juga
pengakuan bahwa teks pada bagian tersebut adalah dari ide, argumen, dan atau analisa
orang lain.

3. Membantu pembaca yang ingin tahu lebih dalam mengenai sumber kutipan
Salah satu manfaat dari menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka secara lengkap
adalah membantu pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kutipan tersebut.
Kadang-kadang pembaca tertarik untuk membaca lebih dalam tulisan yang Anda kutip.
Dengan demikian, pembaca dapat menelusuri informasi dari sumber kutipan dan
kemudian mendapatkan rincian lengkapnya pada daftar pustaka.

Ada banyak versi atau format untuk menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka.
Akan tetapi, Universitas Kristen Petra mengambil dua macam format untuk menuliskan
sumber kutipan dan sumber kutipannya, yaitu APA (American Psychological Association)
Style dan MLA (Modern Language Asociation) Style. Keduanya digunakan sebagai
acuan dalam penulisan kutipan dan daftar pustaka untuk tugas akhir di Universitas
Kristen Petra. Oleh karena itu, panduan ini hanya membahas secara mendalam dua
cara tersebut saja.

Catatan penting:
 Format penulisan sumber kutipan dan daftar pustaka dalam sebuah karya
tulis ilmiah adalah wajib sama.
o Misalkan, menuliskan sumber kutipan dengan format APA Style maka
daftar pustaka wajib dituliskan juga dengan format APA Style. Demikian juga berlaku
jika Anda ingin menggunakan MLA Style, maka cara mengutip langsung (panjang
atau pendek), cara menuliskan sumber kutipan dan daftar pustaka pun menggunakan
MLA Style.
 Nama penulis/pengarang yang Anda tuliskan di sumber kutipan, wajib
dituliskan dalam daftar pustaka sebagai kata pertama.
o Jika tidak ada nama penulis/pengarang, maka disebutkan beberapa
kata dalam judul. Hal ini berarti kata-kata judul inilah yang disebutkan sebagai kata
pertama dalam daftar pustaka. Dengan demikian, sumber kutipan dan daftar pustaka
sudah berfungsi untuk memudahkan pembaca yang ingin menggali lebih dalam
referensi yang Anda gunakan.
 Penulisan sumber kutipan berada di dekat teks kutipan Anda. Penulisan
daftar pustaka berada di halaman paling belakang dengan baris kedua dan
seterusnya menjorok masuk 1 cm dari batas margin kiri
 Gelar kebangsawanan maupun gelar akademik tidak ditulis dalam sumber
kutipan dan daftar pustaka
 Penulisan penanggalan dan istilah penting lainnya (singkatan) dalam
Bahasa Inggris, berlaku untuk semua jenis karya, baik yang berbahasa Indonesia,
Inggris, Italia, dan bahasa lainnya.

Secara umum cara menuliskan:

1. Sumber kutipan: nama belakang/keluarga penulis/pengarang (th eauthor) dan


tahun (year) dari sumber kutipan
Contoh: (Azaria, 2014)
(Santoso, Azaria, & Tan, 2015)

Jika kutipan langsung maka wajib ditambahkan nomor halaman (page dituliskan
dengan p. atau pages dituliskan dengan pp.). Jika nomor halaman tidak ada maka bisa
digantikan dengan chapter atau paragraf ke berapa.

Contoh: (Azaria, 2014, p. 15)

(Santoso, 2015, chap. 5)

2. Daftar pustaka
a) Penulisan nama pengarang pertama dan seterusnya: nama
belakang/keluarga diikuti dengan inisial nama depan dan tengah (jika ada)
Contoh:
Nama Penulisan

Sally Azaria Azaria, S.

Kwik Kian Gie Kwik, K.G.

Sir Philip Sidney Sidney, P.

Joyce Elliot-Spencer Elliot-Spencer, J.

b) (Hanya) huruf pertama dari judul karya atau judul tambahan ditulis
menggunakan huruf kapital.
c) Pada sumber online, tuliskan secara lengkap URL nya dengan cara
menuliskan kata “retrieved from” sebelum URL dan tidak dituliskan tanggal akses
(tanggal unduh atau melihat web tersebut).
d) Untuk Prosiding yang diakses secara online maka gantikan kota terbit dan
penerbit dengan nomor DOI (Digital Object Identifier) atau URL, seperti dalam artikel
jurnal online. (lihat contoh:Buku >> Prosiding)
 Nomor DOI (Digital Object Identifier) adalah penanda yang spesifik
dan tetap untuk dokumen online yang terdaftar.
e) Nama negara dari kota terbit dituliskan setelah kota terbit dan dipisahkan
dengan tanda koma.
f) Tidak ada kata yang digarisbawahi, termasuk URL.
Berikut ini adalah cara menuliskan pada beberapa jenis sumber dengan APA Style
(George Forbes Memorial Library, Lincoln University, 2011):

A. BUKU/THESIS/PROSIDING SEMINAR

Format dasar

Nama Penulis/Pengarang. (tahun terbit/publikasi). Judul utama buku: Anak judul


buku.(edisi ke berapa, jika ada).

Kota terbit, Negara atau Singkatan Negara Bagian di Amerika: Penerbit.

Buku dengan satu


hingga lima
pengarang

Sumber Kutipan Kaufman, Perlman and Speciner (1995) found[Kutipan pertama]

Kaufman et al. (1995) found … This security technique is not


always effective (Kaufman et al.).[Kutipan berikutnya]

Kaufman, C., Perlman, R., & Speciner, M. (1995). Network


Daftar Pustaka security: Private communication in a public world.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Buku dengan enam
atau lebih
pengarang
(Yang et al, 2009)
Sumber Kutipan
Daftar Pustaka Yang, K.L. et al. (2009). The real customers. Englewood Cliffs,
NJ: Prentice Hall.

Buku tanpa Jika tidak ada nama pengarang maka dituliskan judul bukunya,
pengarang
dengan dicetak miring.

(Longman Dictionary, 2003)


Sumber Kutipan
Longman dictionary of contemporary English (4th ed.).
Daftar Pustaka
(2003). Harlow, England: Longman.
Buku dengan
editor(s)

Sumber kutipan
(Persley & Hill 1992)
Daftar Pustaka

Persley, D. M.& Hill, M. (Ed.). (1992). Diseases of fruit crops


(2nd ed.). Brisbane, Queensland, Australia: Department of
Primary Industries.
Encyclopedia/

kamus Sumber
(Bergmann, 1993)
kutipan Daftar
Bergmann, P. G. (1993). Relativity. In The new encyclopedia
Pustaka
Britannica (Vol. 26, pp.

Online encyclopedia501-508). Chicago, USA: Encyclopedia Britannica.


Gunakan alamat
URL dari artikel
bukan halaman
depan web

(“Christchurch”, 2007, ¶Para 5)


Sumber kutipan Christchurch. (2007). In Encyclopaedia Britannica.
Daftar Pustaka Retrieved fromhttp://search.eb.com/eb/article-
9082394
Penulis adalah
sebuah organisasi

Sumber kutipan
Tuliskan nama organisasi/lembaga secara lengkap

(Statistics New Zealand, 1998)

Asosiasi dan instansi pemerintah dapat disingkat pada


penyebutan kedua kalinya.

(New Zealand Qualifications Authority [NZQA], 2008)[Kutipan


Pertama]

(NZQA, 2008)[Kutipan berikutnya]


Daftar Pustaka

Statistics New Zealand. (1998). Samoan people in New


Zealand. Wellington, New Zealand: Author.

Thesis atau
Disertasi

(Brown, 1995)
Sumber kutipan
Daftar Pustaka Brown, T. N. (1995). Simulation of the development of the root
system and associated microbial community of Pinus
radiata. (Unpublished doctoral thesis).Lincoln University,
Lincoln, New Zealand.

Sumber kutipan (Xie, 2007, pp. 59-61)


Daftar Pustaka
Xie, Z. (2007). Modelling genetic regulatory networks: A new
model for circadian rhythms in Drosophila and
investigation of genetic noise in a viral infection

process (Doctoral thesis, LincolnUniversity,


2007). Retrieved from
http://hdl.handle.net/10182/31
Prosiding(Salah
satu
karya, bukan
semuanya)

(Brackley, 1995, p. 51)


Sumber kutipan Brackley, P. (1995).Through other eyes. In D. H. Owen & B. F.
Daftar Pustaka Frey (Eds.),Ergonomics tomorrow: Adapting the future:
Proceedings of the Sixth Conference of the New Zealand
Ergonomics Society, Lincoln, 16-17 February 1995(pp. 50-
52). Palmerston North, New Zealand: New Zealand
Ergonomics Society
Prosiding secara (Owen & Frey, 1995)
utuh Sumber kutipanOwen, D. H., & Frey, B. F. (Eds.). (1995). Ergonomics
Daftar Pustaka tomorrow: Adapting the future: Proceedings of the Sixth
Conference of the New Zealand Ergonomics Society,
Lincoln, 16-17 February 1995. Palmerston North, New
Zealand: New Zealand Ergonomics Society.

B. PERIODICAL>> Artikel dari Koran, Majalah, Jurnal

Format Dasar

Nama Penulis atau Pengarang. (tahun publikasi). Judul utama artikel: Anak judul
artikel. Judul/Nama Serial,Volume (nomor issue), halaman. doi:###/###
Artikel dalam jurnal

Sumber Kutipan (Quarrie, Cantu, and Chalmers, 2002)


Daftar Pustaka
Quarrie, K. L., Cantu, R. C., & Chalmers, D. J. (2002).
Rugby union injuries to the cervical spine and spinal cord.
Sports Medicine,32(10), 633-653.
Artikel online
denganDOI

(Ancrenaz, Dabek, and O’Neil, 2007, pp. 2445-2447)


Sumber Kutipan
Ancrenaz, M., Dabek, L., & O'Neil, S. (2007). The costs of
Daftar Pustaka
exclusion: Recognizing a role for local communities in
biodiversity conservation. PLoS Biology, 5(11),
2443-2448. doi:10.1371/journal.pbio.0050289
Artikel online tanpa
DOI

(Nielsen, 2009, p. 1195)


Sumber Kutipan
Daftar Pustaka Nielsen, L. (2009). Green farm subsidies sponsoring eco
labeling: is the separation of market access and subsidies
regulation in WTO law sustainable?. Journal of World
Trade,43(6), 1193-1222. Retrieved
fromhttp://www.kluwerlawonline.com/productinfo.php?pubco
de=TRAD
Artikeltanpa Gunakan beberapa kata pertama dari judul utama (yang
nama dituliskan dalam tanda petik “ ”)dan tahun pada sumber
pengarang kutipan.

Sumber Kutipan (“Painting life”, 2000, pp. 24-25)


Daftar Pustaka
Painting life in the southern beech forest. (2000). Forest and
Bird, 297(12), 24-25.
Artikel Koran

**Tanpa Pengarang
Sumber Kutipan
Daftar Pustaka (“Scientist discounts”, January 16, 1995)

Scientist discounts lamp radioactivity. (1995, January 16). The


Press, p. 2.
**Dengan
Pengarang Sumber
Kutipan (English, December 28, 1996)
Daftar Pustaka
English, P. (1996, December 28). Anguish as moths escape
spraying. New Zealand
Herald, p. A1.
**Versi online
Sumber Kutipan
(Bruce, December 13, 2007)
Daftar Pustaka
Bruce, D. (2007, December 13). Chairman frustrated by
‘nonsense’. Otago Daily Times. Retrieved from
http://www.odt.co.nz

C. WEB PAGES

Format Dasar

Nama Penulis atau Pengarang. (tahun, bulan tanggal artikel). Judul/Nama dari web
page: Anak judul dari page.

Retrieved from URL

ATAU
Nama Penulis atau Pengarang. (n.d.). Judul/Nama dari web page: Anak judul dari
page. Retrieved bulan tanggal, tahun, from URL
Web pages
**dengan Pengarang
Sumber Kutipan
Daftar Pustaka (Kedgley, June 7, 2004)

Kedgley, S. (2004, June 7). Greens launch Food Revolution.


Retrieved from
http://www.greens.org.nz/searchdocs/PR7545.html
**Tanpa Pengarang
Sumber Kutipan
Daftar Pustaka
(Kiwi, April 13, 2010)

Kiwi. (2010, April 13). Retrieved April 14, 2010, from


http://en.wikipedia.org/ wiki/Kiwi
**Tanpa Tanggal
Sumber Kutipan
Daftar Pustaka

(“New Zealand”, n.d)

New Zealand Dragon Boat Association. (n.d.). NZDBA


Membership.Retrieved from
http://www.nzdba.co.nz/Home/Membership.php
Video

Sumber Kutipan (Norton, November 4, 2006)


Daftar Pustaka
Norton, R. (2006, November 4). How to train a cat to operate a
light switch [Video
file].Retrieved from
http://www.youtube.com/watch?v=Vja83KLQXZs
Website secara Tidak boleh dimasukkan dalam daftar pustaka. Setiap
halaman yang Anda gunakan
keseluruhan
dalam kutipan wajib dijabarkan satu per satu.
D. MATERI PERKULIAHAN
Bagi mahasiswa, kadang-kadang materi perkuliahan digunakan sebagai acuan referensi
dalam tulisan ilmiah. Padahal, biasanya materi kuliah tersebut tidak diterbitkan secara
formal seperti buku dan jurnal (tidak mempunyai nomor ISBN). Jika materi tersebut
berupa artikel jurnal atau bagian dari buku (booksection) maka tulislah sumber kutipan
dan daftar pustaka seperti yang sudah dijabarkan di atas. Jika tidak, maka berikut ini
adalah beberapa kategorinya (George Forbes Memorial Library, Lincoln University,
2011).

Jika Anda hendak mengutip dari apa yang disampaikan oleh


dosen Anda ketika mereka presentasi, kutiplah itu sebagai
Dosen
“personal communication” (tidak dimasukkan dalam daftar
memberikan
pustaka tetapi ada bukti misalkan hasil rekaman suara)
catatan dan
berbicara dalam
kelas
(J. Bowring, personal communication, October 3, 2009)

Handouts Handout yang diberikan selama perkuliahan, tutorial, atau


kunjungan lapangan, tuliskan sebagai “unpublished paper
presented at a meeting” dalam daftar pustaka

(Bowring, 2009)[penulisan sumber kutipan]

Bowring, J. (2009). Otahuna images in pictures. Paper


presented at lecture for LASC 316, Innovative
Design, Lincoln University. [penulisan di daftar
pustaka]
Buku kuliah Materialyang ditulis oleh dosen dalam buku perkuliahan
yang tidak diterbitkan di penerbit (tidak ada nomor ISBN),
tuliskan sebagai “publication of limited circulation” dalam
daftar pustaka. Nomor halaman yang dikutip wajib dituliskan
dalam kutipan. Jika tidak ada nomor halaman, tuliskan judul
bab nya.

(Ross, 2009, pp. 23-45)

[penulisan sumber kutipan>> Nama Penulis/Pengarang,


tahun, halaman]

(Ross, 2009, Topic – Outdoor Recreation section, ¶ 4)

[penulisan sumber kutipan jika tidak ada nomor


halaman>>Nama Penulis/Pengarang, Judul Bab,
paragraf ke berapa]

Ross, J. (2009). RECN 110 Concepts in Sport and


Recreation reading resource book. [Available from
LincolnUniversity to enrolled students.]

[penulisan di daftar pustaka]


Materi yang diunggah di web site dosen, tuliskan sebagai
“publication of limited circulation” dalam daftar pustaka.
Materi online

(Bowring, 2009)[penulisan sumber kutipan]

Bowring, J. (2009). Lecture 4: Otahuna images in pictures


[PowerPoint slides]. [Available from Lincoln University
myLincoln LASC 316 Web site.] [penulisan di daftar
pustaka]
2. MLA STYLE Edisi ke 7 (2009)

Secara umum cara menuliskan:

1. Sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks tulisan ilmiah Anda, secara umum
formatnya adalah author(s) dan page (page to page). Author(s) merupakan penulis
atau pengarang sedangkan page adalah halaman. Nama penulis yang dicantumkan di
dalam teks kutipan hanya nama keluarga atau nama belakang.
Contoh: (Azaria 20)

(Santoso, Azaria, and Tan 18-21)

2. Daftar Pustaka:
a) Penulisan nama pengarang pertama adalah nama keluarga/belakang, diikuti
dengan nama depan dan nama tengah (jika ada) secara lengkap.
Contoh
Nama Penulisan
Sally Azaria Azaria, Sally

Kwik Kian Gie Kwik, Kian Gie

Sir Philip Sidney Sidney, Philip

Joyce Elliot-Spencer Elliot-Spencer, Joyce

Penulisan nama pengarang kedua dan seterusnya dituliskan secara lengkap sesuai
dengan urutan yang sebenarnya (tidak dibalik atau nama keluarga/nama belakang tidak
dituliskan terlebih dahulu).

b) Tidak (lagi) menggunakan garis bawah (underline). Judul buku dan judul
periodical menggunakan cetak miring (italicized).
c) Menuliskan jenis media (media type) yang digunakan sebagai sumber
kutipan, dituliskan setelah tahun terbit.
a. Print = jika mengutip dari semua yang dicetak
b. Web = jika mengutip secara online
c. Email = jika mengutip dari surat elektronik
d. Lecture = jika mengutip dari bahan perkuliahan yang diterbitkan secara
terbatas
d) Semua yang masuk dalam daftar pustaka adalah karya yang sudah
diterbitkan atau unggah (published), baik berupa cetakan maupun online, misalnya
cetakan, situs, televisi, DVD, dan sebagainya
e) URL tidak perlu dituliskan. Dituliskan alamat lengkap website (URL) hanya
jika diminta.
f) Wajib menuliskan tanggal akses/tanggal unduh (urutan penulisan: setelah
jenis media yang digunakan)
g) Beberapa istilah singkatan yang diijinkan jika karya yang dikutip tidak
mempunyai:
a. Nomor halaman (no pages number) = n.pag.
b. Tanggal/tahun terbit (no date) = n.d.
c. Penerbit atau kota terbit = n.p.

Berikut ini adalah cara menuliskan pada beberapa jenis sumber dengan MLA Style
(Killam Library, Dalhousie University, 2009; The Library, Durham College & UOIT, 2011):

A. BUKU/THESIS/PROSIDING SEMINAR

Format dasar Nama keluarga/belakang penulis/pengarang, nama


Sebutkan depan. Judul utama buku: Anak judul buku.Edisi ke
jenismedia yang berapa, jika ada.Kota terbit: Penerbit, tahun
digunakan: print, terbit/publikasi. Jenis media yang digunakan.

web, e-mail,
lecture, dan
sebagainya
Buku dengan
satu penulis
Sumber kutipan
Penulis/pengarangdan nomor halaman
ditempatkandalam
tandakurungsetelahteks yang
relevan.

(Barnet 97)
Daftar pustaka

Barnet, Sylvan. The Practical Guide to Writing. Toronto:


Longman, 2003. Print.
Buku tanpa Jika tidak disebutkan nama penulisnya maka gunakan
nama judul utama dari karya tulis tersebut. Jika judul dirasa
penulisnya terlalu panjang, maka gunakan beberapa kata pertama
dari judul.

Sumber kutipan
(Encyclopedia of Virginia 212)
Daftar pustaka

Encyclopedia of Virginia. New York: Somerset, 1993.


Print.
Buku dengan Namapenulis pertama dibalik (family name terlebih
dua atau tiga dahulu), penulis berikutnya ditulis biasa (tidak dibalik)
penulis

Sumber kutipan (Booth, Colomb, and Williams 190)


Daftar pustaka

Booth, Wayne C., Gregory G. Colomb, and Joseph M.


Williams. The Craft of Research. 2nded. Chicago: U of
Chicago P, 2003. Print.
Buku dengan Hanya tuliskan nama penulis pertama dan diikuti dengan
empat atau lebih
penulis Sumber et al. (Barclay et al. 144-145)
kutipan
Barclay, Michael, et al. Have Not Been the
Same: The Can Rock
Daftar pustaka Renaissance, 1985-95. Toronto: ECW, 2001. Print.

Edited, Gunakan singkatan yang sesuai, ed. jika satu editor,


compiled, or eds. jika lebih dari satu editor; trans. jika terjemahan;
translated book comps. jika disusun

Sumber kutipan
(Greenspan and Rosenberg 77)
Daftar pustaka

Greenspan, Edward, and Marc Rosenberg, eds.


Martin’s Annual Criminal Code: Student Edition 2010.
Aurora: Canada Law Book, 2009. Print.
Book Chapter Digunakan ketika buku mempunyai penulis berbeda-

Sumber kutipan beda setiap bab (Naremore 266)

Daftar pustaka
Naremore, James. “Hitchcock at the Margins of Noir.”
Alfred Hitchcock:Centenary Essays. Eds. Richard
Allen and S. Ishii-Gonzales. London: BFI, 1999. 263-
277. Print.
Dokumen Jika ada nama penulis, maka wajib ditulis nama
Pemerintah penulisnya. Jika tidak ada maka dapat ditulis seperti pola
organisasi sebagai penulis.
Sumber kutipan
Daftar pustaka
(Fitzgerald 33)

Fitzgerald, Robin. Fear of Crime and the


Neighbourhood Context in Canadian Cities. Ottawa:
Statistics Canada, 2008. Print.
Organisasi Yang termasuk di dalamnya adalah organisasi
sebagai penulis pemerintah, asosiasi, perusahaan, dan sebagainya.

Sumber kutipan Canada was the first nation to ratify the treaty (Canada.
Dept. of Foreign Affairs and International Trade 17).

According to a document released by the Canadian


Department of

Foreign Affairs and International Trade, Canada was


the first nation to ratify the treaty (17).

Canada. Dept. of Foreign Affairs and International


Trade. Freedom From Fear: Canada's Foreign Policy
for Human Security. Ottawa: DFAIT, 2002. Print.
Daftar pustaka

Ensiklopedia Jika nama pengarang/penulis tidak ada maka gunakan


atau Kamus beberapa kata dari judul artikel yang digunakan.

(Bercuson 101)
Sumber kutipan
(“Existentialism” 203)

Daftar pustaka
Bercuson, David Jay. “Canada.” The World Book
Encyclopedia. Chicago:World Book, 2006. 93-106.
Print.

“Existentialism.” Routledge Encyclopedia of


Philosophy. London:Routledge,
1998. 199-204. Print.

Mengutip dari Sebutkan kedua sumber kutipan dalam karya tulis


sebuah kutipan Anda. Akan tetapi dalam daftar pustaka, tuliskan
Catatan: hanya sumber yang Anda lihat saja. (Brockman, 1990,
Sebaiknya Anda as cited in Peele, 1994, p. 45)[sumber kutipan]
selalu mencoba
untuk
menemukan
dokumen aslinyaPeele, S. (1994). The surprising truth about addiction.
Psychology Today, 37(3), 43-45.[tertulis di daftar
pustaka –Brockman tidak dituliskan]
Satu pengarangJudul karya ditulis di teks kutipan (beberapa kata judul
dengan atau judul penuh). Dalam daftar pustaka, nama
beberapa karya pengarang untuk judul karya kedua bisa dihilangkan dan
tulis digantikan oleh 3 hyphens dan tanda titik (---.)

(Barnet, Practical Guide 87) (Barnet, Short Guide to


Writing 17)
Sumber kutipan

Daftar pustaka Barnet, Sylvan. The Practical Guide to Writing.


Toronto: Longman, 2003.

Print.

---. A Short Guide to Writing about Art. 4ed. New


York: Harper Collins College, 1993. Print.

B. PERIODICAL>> Artikel dari Koran, Majalah, Jurnal

Format dasar Nama keluarga/belakang penulis/pengarang, nama


Sebutkan depan. “Judul Artikel”. Nama Koran/Jurnal/ Majalah.
jenismedia yang Volume.issue (tahun): halaman (page- range). Jenis
digunakan: print, media yang digunakan.
web, e-mail,
lecture,
dan sebagainya
Jurnal

Sumber kutipan
Daftar pustaka (Keary 614)
Keary, Anne. “Dancing with Strangers: Europeans and
Australians at First Contact.” Canadian Journal of
History 41.2 (2006): 613-616. Print.

Majalah Sumber

kutipan Daftar
(Geddes 21)
Pustaka

Geddes, John. “A Natural Remedy?” Maclean’s 4 June


2007: 20-22. Print.

Sumber kutipan Jika mengutip secara tidak langsung dari satu artikel
secara keseluruhan, maka nomor halaman tidak perlu
Daftar Pustaka dituliskan.

(“An Unlikely Champion”)

“An Unlikely Champion of the Rule of Law.” Maclean’s


11 June 2007: 31.

Print.

Jika Anda mengutip dari web, gantikan kata Print


dengan kata Web serta tambahkan tanggal akses/unduh
setelah kata Web. Contoh bisa dilihat di electronic
materials (web pages).
Koran

*dengan (Aziza)
pengarang
Sumber Kutipan
Aziza, Kurnia Sari. (2015, October 2). “Kamsia Ahok
Sampai 2017 Saja”.
Daftar Pustaka
Kompas.com. N.p. 2 October 2015. Web. 2 October
2015.

**tanpa
pengarang
Sumber kutipan (“Ignorance” 12)

Daftar Pustaka “Ignorance, Politics and the Way of Democracy.” Toronto


Star 16 June2007: 12. Print.

Jika mengutip dari web, gantikan kata Print dengan Web


serta tambahkan tanggal akses/unduh setelah kata
Web. Contoh bisa dilihat di electronic materials (web
pages).

C. WEB PAGES

Format dasar Nama keluarga/belakang penulis/pengarang, nama


Sebutkan depan. “Judul Artikel”. Nama Website. Penerbit atau
jenismedia yang N.p jika tidak ada penerbit, tanggal/tahun publikasi
digunakan: print, atau n.d. jika tidak ada tanggal. Web (Jenis Media).

web, e-mail,
lecture, dan Tanggal akses.
sebagainya

Website

Sumber Kutipan (“Works of Joyce Wieland”) (Wong)

Daftar Pustaka
“Works of Joyce Wieland.” Celebrating Women’s
Achievements: Women Artists in Canada. National
Library of Canada, 2000. Web. 29 Mar. 2009.

Wong, Jessica. “Celebrating the Kid Inside.” CBC News.


Canadian Broadcasting Corporation. 30 July 2004.
Web. 20 Aug. 2008.

Jika URL diminta


Wong, Jessica. “Celebrating the Kid Inside.” CBC News.
Canadian Broadcasting Corporation. 30 July 2004.
Web. 20 Aug. 2008.
<http://www.cbc.ca/arts/features/rejuvenile>.
Jurnal online
tanpa nomor
halaman

(Stenson)
Sumber Kutipan
Daftar Pustaka Stenson, Kevin.“Governing the Local: Sovereignty,
Social Governance and Community Safety.” Social
Work & Society 6:2 (2008): n. pag. Web. 22 Mar.
2009.
JAWABAN NOMOR 2 :

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah, merupakan gabungan dari tiga suku kata. menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya, dapat diartikan sebagai hasil
sebuah usaha, upaya, perbuatan atau ciptaan, sedangkan tulis, atau
menulis memiliki arti segala kegiatan yang terkait dengan huruf, angka,
pena, atau media tulis yang lain.

Yang ketiga adalah ilmiah, menurut kamus besar bahasa Indonesia


berarti bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, atau memenuhi syarat
(kaidah) ilmu pengetahuan. Nah, jika diartikan secara menyeluruh,
karya tulis ilmiah merupakan sebuah karya yang dihasilkan dari
kegiatan menulis, dengan menggunakan penerapan kaidah ilmiah,
mengutamakan aspek rasionalitas, mengusung permasalahan yang
bersifat obyektif serta faktual.

Sangat disarankan, penulisan karya tulis ilmiah, menggunakan kata


yang tidak ambigu, atau memiliki makna ganda, maka diperlukan
penggunaan gaya bahasa yang lugas, eksplisit, menggunakan variasi
istilah ilmiah yang sesuai dengan aturan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia.

Agar dapat menulis dan dapat menyusun karya tulis ilmiah yang baik,
buku Karya Tulis Ilmiah Sosial (Edisi Revisi) oleh Yunita T. Winarto,
Ibnu Wahyudi, Ezra M. Choesin, Dkk dapat dijadikan referensi karena
di dalamnya dijabarkan bagaimana cara menemukan ide atau
gagasan serta menuangkan ide tersebut ke dalam bentuk tulisan
karya ilmiah

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teori mengenai arti karya


tulis ilmiah, turut serta berkembang sesuai dengan tema penelitian,
tujuan penelitian, metode penelitian, kerangka teori, sehingga
memunculkan pengetahuan-pengetahuan baru mengenai arti karya
tulis ilmiah ini sendiri . Yuk Gramedians, kita simak pengertian karya
tulis ilmiah menurut para ahli berikut ini :

1. Eko Susilo, M.

Menurut Eko Susilo, M., Karya tulis ilmiah adalah artikel yang
diperoleh sesuai dengan sifat ilmiah dan didasarkan pada observasi,
evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode
tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.

2. Dwiloka dan Riana

Menurut Dwiloka dan Riana, Karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah
karya seorang ilmuwan (dalam bentuk pembangunan) yang ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
diperoleh melalui literatur, koleksi pengalaman, penelitian.

3. Titi Setiyoningsih, S.Pd, M.Pd

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan


dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta ini
menyebutkan, bahwa karya tulis merupakan sebuah tulisan yang
dibuat berdasarkan metode ilmiah, yakni logika ilmu pengetahuan,
yang dimulai dari adanya masalah, tujuan, manfaat, dan pentingnya
hal tersebut dibahas, memuat adanya fakta, teori-teori terdahulu, dan
karya-karya terdahulu yang membawa hal tersebut, kemudian ada
metode, pembahasan, hingga kesimpulan, tentunya referensi juga
harus disertakan.

Pengertian karya tulis ilmiah di atas, berkembang seturut pengalaman


penggunanya. Jadi, para ahli di atas, mendefinisikan karya tulis ilmiah
berdasarkan pengalaman, serta kebutuhan menggunakan dan
membuat karya tulis ilmiah. Dari definisi yang beragam, kita akan
mengupas mengenai fungsi karya tulis ilmiah.

B. Fungsi Karya Tulis Ilmiah

1. Fungsi Untuk Pendidikan

Pada saat penulis berada di bangku sekolah menengah atas, penulis


pernah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, karya ilmiah remaja, dari
sini penulis belajar banyak tentang dasar penulisan, mengajak
penulisnya, untuk berpikir kritis, menuliskan pemikiran atau hasil
percobaan ilmiah, kemudian mempertanggungjawabkan hasilnya.

Bahkan ada sebuah sekolah di Yogyakarta, yang bernama Sanggar


Anak Alam, membiasakan siswanya membuat laporan hasil risetnya,
sebagai laporan bukti belajarnya selama satu semester atau yang
disepakati, sebagai pengganti ujian semester atau dokumentasi
belajar, hal tersebut dilakukan oleh anak sejak berada kelas satu
tingkat sekolah dasar.

Agar lebih lengkap lagi, ketika berada di bangku perguruan tinggi,


menulis laporan praktikum dan membuat makalah, merupakan
kegiatan rutin, yang berujung pada penulisan skripsi atau tugas akhir,
tesis bagi mahasiswa yang mengambil program master atau magister,
disertasi bagi mahasiswa yang mengambil program doktoral. Sebagai
fungsi pendidikan, karya tulis ilmiah, menghadirkan pengalaman
menulis tersendiri bagi siswa, maupun mahasiswa.

2. Fungsi Untuk Penelitian

Pada setiap masa, ilmu pengetahuan semakin berkembang, sesuai


dengan pertumbuhan sosial masyarakat. Dari sini, karya tulis ilmiah
dimanfaatkan untuk mengembangkan penelitian seseorang, dengan
menghadirkan pengetahuan-pengetahuan baru, setelah memperoleh
data-data yang akurat, diolah, disimpulkan, kemudian diterapkan
dalam kehidupan.

3. Fungsi Fungsional

Karya tulis ilmiah ditulis oleh penulis dari berbagai disiplin ilmu.
Penjelasan arti fungsi fungsional berarti, karya tulis ilmiah dapat
menjadi media pengembangan pengetahuan sebagai bahan tinjauan
pustaka, untuk kebutuhan dari berbagai disiplin ilmu.

C. Manfaat Karya Tulis Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah, merupakan suatu karya cetak atau karya visual
yang melibatkan penulis dan pembaca. Pastinya karya tulis ilmiah
memiliki manfaat bagi penulis dan pembacanya. Apa saja manfaatnya?
Secara rinci, mari kita simak!

1. Dapat melatih pengembangan keterampilan membaca yang


efektif.

Bagi penulis, menyusun karya tulis ilmiah membutuhkan sebuah


keterampilan tertentu, agar karya tulis ilmiah ini dapat dibaca dengan
nyaman, dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.

Sehingga penulis memerlukan keterampilan membaca yang efektif,


agar tidak membuang energi dalam menyusun karya tulis ilmiah. Bagi
pembacanya, karya tulis ilmiah melatih pembacanya untuk terampil
membaca mengenai hal-hal yang diperlukan, untuk membangun
pengetahuannya, tidak melebar ke topik atau tema yang tidak
diperlukan.
2. Sebagai pengenalan terhadap aktivitas kepustakaan

Sebuah karya tulis ilmiah, sarat akan sumber dan narasumber.


Sumber penyusunan karya tulis ilmiah, didapat dari teori-teori para ahli
yang dibukukan, atau tertuang dalam jurnal ilmiah yang dapat diakses
melalui media internet. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumber
pustaka.

3. Mendapatkan kepuasan intelektual

Setiap penulis karya tulis ilmiah, membuat karya tulis ilmiah bukan
hanya sekedar menulis. Proses membuat karya tulis ilmiah melibatkan
intelektualitas penulis. Seluruh kemampuan kecerdasan penulis
dilibatkan disini

Karya tulis ilmiah disusun berdasar penelitian, percobaan, wawancara


dengan narasumber, serta menghimpun teori dari sumber-sumber
pustaka yang diperoleh. Ketika sudah mendapatkan hasil yang dirasa
cukup, berhasil mempersembahkannya di depan penguji atau
khalayak, maka penulis akan merasa puas, ketika karya tulis
ilmiahnya diterima oleh banyak orang.

4. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan

Semakin berkualitas suatu karya tulis ilmiah, dilihat dari isi, tujuan dan
orisinalitas. Hal ini merupakan cerminan dari luasnya cakrawala ilmu
pengetahuan penulisnya. Suatu karya tulis ilmiah juga mewakili
struktur pemikiran dari penulisnya.

5. Sebagai bahan acuan atau penelitian pendahuluan untuk


peneliti selanjutnya
Karya tulis ilmiah satu dengan yang lain, pasti saling memengaruhi.
Terbitnya karya tulis ilmiah saat ini, sedikit banyak akan dipengaruhi
oleh karya tulis ilmiah sebelumnya. Karya tulis ilmiah sebelumnya,
pasti juga dipengaruhi oleh karya tulis ilmiah terdahulu.

Antar karya tulis ilmiah, jika memiliki fokus perhatian terhadap


penelitian yang sama, dengan sendirinya akan mencari acuan
pendukung yang terdekat.

6. Sebagai peningkatan perorganisasian fakta dan data secara


sistematis

Dari asal katanya sendiri, karya tulis ilmiah mengisyaratkan suatu hasil
karya yang bersifat ilmiah, disertai dengan penelitian-penelitian dan
percobaan-percobaan, penyajian data yang nyata, kemudian diolah
menjadi sebuah kesimpulan dengan sistematika yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Fakta yang terungkap berasal dari sumber
yang jelas, dengan data penelitian yang shahih, serta bukan hasil
plagiasi,

7. Dapat melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari


berbagai sumber

Seorang peneliti tidak dapat berdiri sendiri pada saat melakukan


penelitian, hingga menyusun karya tulis ilmiah sebagai laporan.
Peneliti yang melakukan penelitian, memerlukan sumber pustaka
sebagai landasan teori pada saat melakukan penelitian.
Landasan teori tersebut, berasal dari berbagai sumber, terutama jurnal
ilmiah, atau buku-buku yang diterbitkan sebagai penunjang penulisan
karya tulis ilmiah.

D. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah


Berdasar masing-masing kebutuhan, karya tulis ilmiah digolongkan
menjadi tujuh jenis. Yang membedakan adalah letak dari isi dan
sistematika penulisan. Ketujuh artikel ini adalah.

1. Artikel

Artikel adalah sebuah karya tulis yang isinya berupa gagasan atau
fakta yang dapat membujuk, meyakinkan, mendidik, serta menghibur
pembacanya. Biasanya artikel memiliki panjang kalimat dengan
jumlah karakter tertentu.Biasanya artikel dibuat untuk keperluan
publikasi di buletin, surat kabar, media sosial, kanal digital, dan lain
sebagainya. Sebagai contoh adalah sebuah artikel mengenai
“Dongeng sebagai Sarana Terapi Multi

2. Makalah

Makalah adalah jenis karya tulis yang bersifat ilmiah. Biasanya,


makalah ditulis untuk keperluan terkait dengan pendidikan. Dalam
penyusunannya, diperlukan data pendukung dari hasil observasi
lapangan dari sebuah masalah dalam penelitian. Data yang terkumpul
diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah dalam penelitian.
Biasanya makalah ini disampaikan dalam seminar, simposium, atau uji
materi.

Dalam membuat makalah yang baik juga terdapat aturan serta


tuntutan yang harus diikuti. Buku berjudul 8 Langkah Praktis Menulis
Makalah Sains Di Jurnal Ilmiah Sebagai Penulis Pertama oleh Dr.
Endra Gunawan, S.T, M.Sc. menjelaskan mengenai berbagai langkah
dalam proses penulisan sebuah makalah.

3. Skripsi

Menurut Wikipedia, Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia


untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan
hasil penelitian mahasiswa strata satu (S-1), yang membahas
fenomena atau permasalahan tertentu dengan menggunakan kaidah
yang berlaku. Penekanan isi dari skripsi terletak pada orisinalitas.
Skripsi menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa, untuk meraih gelar
sarjana, setelah melalui ujian di depan dosen penguji.Menulis atau
menyusun skripsi bukanlah hal yang mudah, dimana memerlukan
peelitian serta pengetahuan teknis dalam proses pembuatannya. Pada
buku Menulis Skripsi, Jurnal, dan Tulisan Ilmiah dengan MS Word
oleh Jubilee Enterprise, Grameds akan diajarkan langkah-langkah
menyusun karya tulis ilmiah yang baik.

4. Work paper

Work paper atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah


kertas kerja, merupakan jenis karya tulis ilmiah yang hampir mirip
dengan makalah, tetapi analisisnya lebih mendalam. Biasanya work
paper berisi catatan-catatan auditor, berisi prosedur audit yang
digunakan, metode uji yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan
kesimpulan yang dibuat berdasar auditnya.

5. Paper

Paper adalah jenis karya tulis ilmiah yang ditulis berdasar data, serta
argumen yang tingkat kevalidannya kuat. Paper juga biasa disebut
sebagai ringkasan dari penelitian yang telah dibuat. Tidak banyak
perbedaan antara paper dengan makalah, hanya sistematika
penulisannya dan pembahasannya yang berbeda. Pembahasannya
lebih singkat, karena hanya terfokus pada analisis masalahnya saja.

6. Tesis

Tesis kurang lebih serupa dengan skripsi pada mahasiswa strata satu
(S-1), tetapi tesis menganalisis topic dengan lebih kompleks, sehingga
esensi ilmiahnya lebih kuat dan lebih kompleks jika dibanding dengan
skripsi. Tesis dibuat sebagai syarat kelulusan untuk meraih gelar
magister atau master yang ditempuh oleh mahasiswa pasca sarjana
(S-2)

Dalam menulis tesis yang baik, Grameds dapat membaca panduan


pada buku Bagaimana Menulis Tesis oleh Umberto Eco yang pertama
kali terbit di Itali pada tahun 1977 yang sudah diterjemahkan.

7. Disertasi

Setingkat lebih tinggi dari tesis, ada yang biasa disebut dengan
disertasi. Karena setingkat lebih tinggi, disertasi digunakan sebagai
syarat kelulusan untuk meraih gelar doktor bagi mahasiswa program
studi strata tiga (S-3).

Isi dari disertasi merupakan hasil penelitian orisinil yang nantinya


dapat diaplikasikan ke kehidupan nyata, biasanya, disertasi diuji oleh
seorang profesor, atau doktor senior dan profesional.

Banyak kan jenis-jenis karya tulis ilmiah yang bisa kita bahas? Setelah
mengetahui jenis-jenis karya tulis ilmiah ini, kita akan bahas lagi
mengenai cara-cara menulisnya ya Gramedians.

E. Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah

Dalam membuat karya tulis ilmiah, akan sangat penting untuk


menggunakan aplikasi serta website yang dapat membantu kamu
memperlancar proses penulisan. Seperti Grammarly, MathType, dan
masih banyak lagi yang dapat kamu baca di buku berjudul Menulis
Karya Tulis Ilmiah Dengan Komputer oleh Wing Wahyu Winarno.
Membuat karya tulis ilmiah, ibarat kita melangkah menuju sebuah titik
tertentu yang sering disebut sebagai suatu kesimpulan, sebelum
diterapkan dalam sebuah tindakan.

1. Peristiwa

Jika ingin karya tulis ilmiah kita diterima oleh pembaca, maka
dibutuhkan adanya suatu perencanaan yang baik.
Pada tahapan penulisan karya tulis ilmiah, diawali dengan proses
perencanaan, penulis merencanakan apa yang akan ditulis. Dalam
tahap perencanaan ini diperlukan adanya topik suatu karya, tujuan
menulis, sasaran pembaca, serta ruang lingkup dari karya tulis ilmiah
ini sendiri.

2. Ungkapkan

Tahap ungkapkan ini, berisi mengenai pengungkapan data-data


penunjang, baik dari hasil penelitian, studi kasus, studi literasi, atau
melakukan wawancara dengan mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan dan juga bahan observasi.

3. Analisis

Setelah data terkumpul, proses selanjutnya adalah menganalisis data


tersebut, biasanya disebut sebagai olah data. Data diolah dengan
perumusan masalah yang sesuai dengan topic yang diangkat, namun
tentunya tidak lepas dari data-data pendukung yang telah terkumpul.

Pada tahap ini, dapat dimulai untuk membuat kerangka atau draf dari
karya tulis ilmiah ini. Namun jangan lupa, kaji terlebih dahulu
permasalahan yang muncul, dari mulai tahap perencanaan,
pengumpulan data, sampai dengan analisis ini berlangsung.
4. Kesimpulan

Tahap kesimpulan, menjadi jawaban dari untaian peristiwa yang


muncul dalam merancang penulisan sebuah karya tulis ilmiah.
Kesimpulan dapat menjadi penjelas bagi penulis dan pembaca,
karena biasanya semua yang terlibat, akan lebih paham dan jelas
setelah muncul kesimpulan.

5. Terapkan

Perencanaan penulisan yang rapi dan sistematis, tidak akan


menghadirkan manfaat jika tidak diterapkan dengan baik. Penerapan
dalam pembuatan karya tulis adalah mulai menulis.

Nah, belum berhenti disini saja, ya Gramedians, penulisan karya tulis


ilmiah, ternyata memiliki struktur yang harus kita perhatikan. Yuk, kita
simak penjelasannya!

F. Struktur Karya Tulis Ilmiah

Setiap karya tulis ilmiah memiliki style guide atau selingkung yang
berarti pedoman tata cara penulisan yang ditentukan oleh jenis tulisan
dan tujuan karya tulis ilmiah ini dibuat. Secara umum, struktur karya
tulis ilmiah, disajikan sebagai berikut.

1. Halaman Judul

Judul karya, diangkat berdasar tema dari karya tulis ilmiah yang akan
dibuat. Judul hendaknya ditulis seunik dan semenarik mungkin,
sehingga memunculkan keingintahuan dan rasa penasaran bagi calon
pembacanya.
Selain memantik rasa penasaran bagi calon pembacanya, judul juga
dapat dibuat untuk memberi gambaran awal mengenai isi karya tulis
ilmiah ini bagi calon pembaca. Pada halaman judul ini, nama penulis,
judul karya tulis ilmiah, institusi atau lembaga, tanggal, bulan, tahun
dan tempat karya tulis ilmiah dibuat, ditulis dengan aturan rata tengah,
diurutkan setelah judul di bagian bawah.

2. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan dari keseluruhan isi suatu karya tulis


ilmiah, abstrak berfungsi memberikan penjelasan kepada pembaca,
agar secara cepat, pembaca memahami isi, maksud dan tujuan dari
penulis, menuliskan karya tulis ilmiah tersebut. Abstrak bersifat
informatif, namun tidak terlalu panjang penulisannya, kurang lebih 250
kata.

3. Pendahuluan

Dari dasar kata pembentuknya, kita tahu bahwa pendahuluan ini


berada di depan, sebagai pemberi salam untuk pembaca.
Pendahuluan, biasanya menceritakan alasan penulis melakukan
penelitian, apa yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan,
menceritakan tujuan, serta manfaat dari karya tulis ilmiah ini dibuat.

4. Kerangka Teoritis

Dari asal katanya, kerangka berasal dari kata rangka, yang berfungsi
sebagai penyangga, pilar, garis besar, atau konsep. Sedangkan teori
adalah suatu pendapat atau argumen yang didapat berdasar
penelitian atau penemuan, yang didukung oleh data atau fakta
penunjang.
Maka dengan definisi pengertian di atas, kerangka teori merupakan
garis besar rancangan konsep sistematis yang menjadi panduan
sebuah penelitian.

5. Metode Penelitian

Untuk mengembangkan kerangka yang telah dibuat, terlebih dahulu,


harus ditentukan metode penelitiannya. Metode penelitian merupakan
langkah-langkah yang dilakukan seorang peneliti, untuk memperoleh
hasil yang tepat dari penelitiannya tersebut.
Biasanya metode yang dipakai adalah metode kualitatif, metode
kualitatif secara garis besar berfokus pada analisa dan dan riset yang
mendalam. Sedangkan Metode kuantitatif merupakan metode yang
banyak terkait dengan penggunaan angka, tabel dan statistic.

6. Pembahasan

Pembahasan menjadi bagian yang paling panjang pada penulisan


karya tulis ilmiah. Pembahasan berfungsi menjelaskan tujuan, manfaat,
metode, kerangka teori, serta rumusan masalah, yang disertai dengan
data-data yang diperoleh. Jika karya tulis ilmiah ini dibagikan ke
khalayak umum, yang akan memunculkan tanya jawab, adalah pada
bagian ini.

7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan selalu berada di bagian akhir sebuah karya tulis ilmiah,


yang berisi pendapat dari penulis, atas semua yang telah dibahas.
Tujuannya adalah agar pembaca memperoleh wawasan baru dari
subyek yang telah dibahas.

Saran biasanya berisi pesan dari penulis, agar suatu ketika, jika
pembaca ingin melakukan penelitian yang sama, mereka dapat
menemukan cara yang efektif, atau justru mengembangkan lebih luas
lagi.

8. Daftar Pustaka

Daftar pustaka merupakan sebuah daftar yang berisi sumber teori


yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya. Penulisan daftar
pustaka biasanya dituliskan dengan format nama penulis, judul tulisan,
nama penerbitnya, identitas, dan kapan diterbitkan.

G. Contoh Karya Tulis Ilmiah

1. Contoh Karya tulis ilmiah tentang persoalan remaja

“Mengelola Kesejahteraan Mental Pada Remaja”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain sejahtera secara fisik dengan terpenuhinya kebutuhan pangan,


papan, serta sandang, setiap orang perlu memiliki kesehatan mental,
termasuk remaja. Usia remaja adalah usia yang rawan khususnya
dalam situasi yang sulit. Situasi sulit yang berpotensi menurunkan
kesejahteraan mental adalah Covid-19. Kebutuhan belajar dan
bertemu teman, beserta seluruh variasinya, harus tergantikan dengan
belajar mandiri dan secara virtual. Situasi ini berpotensi membuat
anak merasa bosan dan mengalami emosi negatif.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pandemi terhadap kesehatan mental remaja?

C. Tujuan penelitian
Memperoleh kiat mengelola kesejahteraan mental pada remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Efek Pandemi Bagi Kehidupan

Pandemi yang sudah terjadi selama kurang lebih satu tahun, dan
tanpa ada kepastian kapan akan berakhir, telah membawa banyak
perubahan dalam beraneka ragam kehidupan yang sangat
berpengaruh terhadap optimalisasi perkembangan remaja dalam
berbagai aspek.

1. Efek Dibandingkan

Respon anak terhadap peristiwa yang penuh tekanan itu unik dan
bervariasi. Orang dewasa perlu memahami bahwa respon anak
tersebut alami dan perlu menunjukkan empati, serta kesabaran ketika
menghadapi respon tersebut.

2. Efek Social Distancing

Meski bukan berarti isolasi sosial, demi mencegah penularan virus


Covid-19, harus tetap menjaga jarak aman dengan sesama. Seorang
remaja memerlukan waktu yang berkualitas dengan orang-orang yang
berarti dalam hidupnya, terutama keluarga. Kedekatan emosi secara
sosial akan meningkatkan ketahanan mental pada remaja, ketika
berhadapan dengan kesulitan.

3. Efek Aktivitas

Remaja akan mudah bosan ketika mengalami aktivitas yang monoton,


bahkan kekhawatiran dalam diri akan meningkat. Orang tua dapat
memberi pilihan-pilihan untuk mengisi aktivitas-aktivitas yang
bermanfaat.

PENUTUP
KESIMPULAN

Pada remaja, kondisi sejahtera secara mental, ditandai dengan


tercapainya tahapan perkembangan, kebutuhan emosional,
keterampilan sosial yang sehat, serta kemampuan berhadapan
dengan situasi yang sulit dan masalah yang muncul. Kondisi tersebut
hanya dapat diperoleh dalam situasi ketika remaja mendapatkan
dukungan dan cinta tanpa syarat dari keluarga, lingkungan yang
membuat kepercayaan diri dan harga dirinya terjaga, kesempatan
untuk mengeksplorasi dunia luar, serta lingkungan yang sehat dan
aman.

2. Contoh Karya tulis ilmiah tentang pengelolaan limbah masker


medis

“Dampak Limbah Masker Medis Bagi Lingkungan”


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semenjak virus Corona Covid-19 merebak di Indonesia.Pola


kebiasaan baru wajib diterapkan dalam masyarakat Indonesia.
Berbagai protokol kesehatan, harus dipatuhi setiap masyarakat saat
beraktivitas. Salah satunya menggunakan masker yang
direkomendasikan oleh pemerintah untuk menekan laju penyebaran
virus Covid-19. Selama pemberlakuan protokol kesehatan
berlangsung, penggunaan masker medis semakin meningkat.
Meningkatnya penggunaan masker medis, memperbesar
meningkatnya jumlah limbah sampah masker yang hanya sekali pakai
ini.

Bahaya limbah masker yang sekali pakai ini bukan hanya berdampak
bagi lingkungan, tapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat
sekitar. Seperti kita ketahui bersama, penyebaran virus Corona Covid-
19 melalui droplet orang yang terinfeksi virus tersebut. Virus tersebut
bisa menyebar melalui udara, saat orang yang terinfeksi tersebut
berbicara, bersin, batuk, dan bahkan dapat menempel pada medium
yang tersentuh oleh kulit yang sebelumnya tertempel oleh virus
tersebut.

Bisa dikatakan, bahwa masker menjadi media pertama penyebaran


virus tersebut, karena masker selalu menempel pada wajah, menutupi
indera penciuman manusia, yaitu mulut dan hidung, apalagi jika
pengguna masker tersebut terinfeksi virus Corona Covid. Maka dari itu
diperlukan upaya untuk mengurangi penyebaran virus akibat limbah
masker medis atau masker sekali pakai ini.

B. Rumusan Masalah
Meningkatnya jumlah limbah masker medis, selain berdampak pada
lingkungan, juga berpotensi menyebarkan virus Corona Covid-19 di
masyarakat.

C. Tujuan penelitian

Memperoleh jalan keluar terbaik dalam menjaga kelestarian


lingkungan, dan kesehatan, khususnya menekan laju penyebaran
virus Covid-19 dengan meminimalkan limbah masker medis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Potensi merebaknya virus yang bersumber dari limbah masker

Masker berfungsi melindungi orang yang memakai masker, agar tidak


terinfeksi virus Covid-19 dan mencegah penularan dari orang yang
memiliki gejala. Penggunaan masker yang semakin meningkat di
kalangan masyarakat, menambah banyak limbah masker sekali pakai.

Dalam satu waktu kebutuhan, masyarakat menggunakan masker lebih


dari satu kali sehari, jika dikalikan dengan jumlah penduduk di
Indonesia, maka kita bisa bayangkan, berapa juta lembar limbah
masker diproduksi dalam satu hari. Beberapa kemungkinan dan
potensi buruk akibat semakin banyaknya limbah masker medis akan
muncul.
1. Potensi Memperbesar Penyebaran Virus Corona Covid-19

Penyebaran virus yang terbawa oleh droplet, droplet tersebut pasti


akan menempel di masker yang dipakai oleh seseorang yang
terinfeksi virus. Jika masker tersebut dibuang sembarangan tanpa ada
upaya untuk membuat masker tersebut bebas dari virus, maka sangat
besar potensi menyebar pada orang yang kebetulan berada, atau
yang menyentuh limbah masker tersebut.

Masker yang telah dipakai, harus dipastikan aman atau terbebas dari
virus sebelum dibuang, dari permasalahan ini, udara juga menjadi
salah satu media yang potensial menyebarkan virus tersebut..

2. Potensi Terhadap Pencemaran Lingkungan

Masker medis yang sekali pakai, terbuat dari bahan yang tidak mudah
untuk terurai.Tidak berbeda jauh dengan plastik, limbah masker medis
ini memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya untuk terurai. Selain
ekosistem tanah dapat terganggu, ekosistem air juga serupa,
pembuangan limbah yang sembarangan, dapat menyebabkan
gangguan pada ekosistem air dan juga dapat menjadi penyebab banjir.

3. Upaya Yang Diperlukan

Meningkatnya penggunaan masker, memerlukan perhatian serius bagi


semua pihak. Agar limbah masker sekali pakai tidak semakin banyak
jumlahnya, perlu dipikirkan cara yang paling efektif akar tidak
sebentar-sebentar memproduksi limbah. Diperlukan proses yang tepat
untuk menghindarkan merebaknya virus atau pencemaran lingkungan.
Melakukan desinfektan terhadap masker yang telah dipakai atau
memanaskan masker pada suhu di atas 70 derajat selama 45 menit
sebelum dibuang, atau diolah menjadi limbah yang aman dan ramah
lingkungan. Selain itu kita dapat pula membuat sendiri masker yang
ingin kita pergunakan, bahkan dapat beulangkali dicuci, agar limbah
masker sekali pakai dapat ditekan.

PENUTUP
KESIMPULAN

Penyebaran virus Corona Covid-19 tidak dapat diperkirakan dari mana


sumbernya, melalui apa perantaranya, dan siapa saja yang membawa.
Masker dapat meminimalkan resiko terinfeksi virus tersebut. Sebagai
orang yang paham akan kesehatan dan peduli terhadap kesehatan
lingkungan.

Kita wajib melakukan desinfeksi sedini mungkin terhadap limbah


masker tersebut. Pisahkan dari limbah rumah tangga yang lain, agar
tidak menginfeksi sesama kita yang lain. Selain itu kita dapat
menggunakan masker yang sesuai dengan standar yang dianjurkan
oleh organisasi kesehatan dunia yaitu WHO (World Health
Organization), yang dapat dipakai berkali-kali, tentunya dengan
mencuci masker tersebut setelah dipakai.
Daftar Pustaka

Dua contoh karya tulis ilmiah di atas, disusun oleh penulis sendiri, nah
sekarang kita coba lihat beberapa contoh karya tulis ilmiah yang
dilansir dari sumber https://sevima.com/: ya Gramedians. Yuk kita
simak.

3. Contoh karya tulis ilmiah Dolanan Tradisional

“Dolanan Tradisional dalam Membentuk Karakter Anak”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan atau disebut juga dengan dolanan tradisional memiliki


karakteristik yang memiliki dampak positif bagi perkembangan anak.
Kata bermain untuk anak adalah refleksi pembebasan jiwa dari
keterikatan dengan aturan orang tua.

Ketika anak bermain, ia akan mengekspresikan kegembiraan hatinya


serta berkomunikasi dengan teman sebayanya. Sehingga, anak bisa
belajar bersosialisasi dan juga bergaul dengan lingkungan sekitarnya.

Selain itu, dolanan tradisional juga memiliki sifat edukatif, rekreatif dan
reflektif. Atau dengan kata lain memiliki sifat mendidik,
menggembirakan, dan juga ssebagai refleksi diri.

B. Rumusan Masalah

Apa pengertian dolanan tradisional?


Apa pengaruh dolanan tradisional di dalam membentuk karakter anak?

D.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengertian dari dolanan tradisional dan juga
pengaruhnya terhadap karakter anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dolanan Tradisional

Kata “dolanan” adalah suatu kata yang diambil dari Bahasa Jawa.
Kata dolanan mempunyai arti mainan atau juga permainan.
Sedangkan kata tradisional merupakan cara berpikir dan juga tingkah
laku yang sesuai dengan adat dan sudah ada sejak zaman dahulu.

Dolanan anak disebut juga sebagai simbolisasi pengetahuan yang


secara turun temurun dan juga mempunyai berbagai macam fungsi di
dalamnya.

B. Pendidikan Karakter

Secara sederhana, pendidikan karakter adalah segala usaha yang


bisa dilakukan untuk memengaruhi karakter para siswa. Usaha
tersebut dilakukan supaya seseorang bisa memahami pentingnya
karakter yang positif di dalam diri.

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona yaitu pendidikan


tentang sikap yang meliputi ilmu sampai tindakan. Tidak hanya itu,
perasaan juga termasuk ke dalam pendidikan karakter.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Dolanan tradisional bukan hanya sekedar permainan yang akan


memberi dampak gembira. Dolanan tradisional juga memiliki banyak
manfaat. Manfaat itu di antaranya adalah melatih kecerdasan otak
serta motorik anak dan bisa membentuk karakter pada anak.

Anak bisa meningkatkan jiwa sosial di dalam dirinya dan juga


berkomunikasi dengan baik serta bekerjasama dengan teman
sepermainan dan juga lingkungannya.

4. Contoh Karya Ilmiah Tentang makanan


Menjaga Kesehatan Jantung

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Jantung adalah salah satu organ yang begitu vital di dalam tubuh
manusia. Karena itu banyak orang yang berusaha untuk senantiasa
menjaga kesehatan jantung mereka.

Akan tetapi sepertinya masih banyak orang yang kurang peduli akan
hal itu. Terbukti dari banyaknya korban jiwa yang diakibatkan
penyakit-penyakit yang menyerang jantung. Oleh karena itu penelitian
tentang menjaga kesehatan jantung perlu untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara untuk menjaga kesehatan jantung?

C. Tujuan Penelitian
Dapat mengetahui cara menjaga kesehatan jantung
BAB II
PEMBAHASAN

Cara Menjaga Kesehatan Jantung

Banyak penyakit yang menyerang jantung memang masih menjadi


masalah yang besar untuk sebagian orang. Padahal ada banyak cara
yang mudah dalam menjaga kesehatan jantung. Setelah melewati
riset yang mendalam, peneliti menemukan beberapa di cara yang
antaranya sebagai berikut:

 Menghindari stress, sebab bisa memicu hormon adrenalin


abnormal dan juga menyebabkan darah tinggi.
 Menjaga kebersihan, baik kebersihan diri sendiri juga
lingkungan.
 Mengatur pola makan. Kurangi lemak serta junkfood dan
perbanyak memakan sayur dan juga buah.
Olahraga teratur.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menjaga kesehatan jantung memang sangat penting untuk manusia
demi memperoleh umur yang panjang. Dan ternyata dalam
mendapatkan jantung yang sehat tidak perlu usaha yang terlalu sulit
serta dapat dilakukan sehari-hari. Dengan menjaga kesehatan jantung
maka diharapkan semakin sedikit korban yang jatuh sebab penyakit
yang menyerang jantung.

Daftar Pustaka

5. Contoh karya tulis ilmiah tentang Budidaya Kacang Merah

Pengaruh Media Air Perendaman Terhadap Kecepatan


Perkecambahan Tanaman Kacang Merah

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Nusantara merupakan negara agraris yang sangat kaya akan hasil
alam atau pertanian, salah satu jenisnya adalah kacang-kacangan.
Kacang-kacang merupakan bahan pangan yang bermanfaat sebagai
sumber dan protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia,
Amerika latin, Afrika, dan negara lainya.

Di negara kita, Indonesia memiliki lebih dari 12.000 jenis kacang-


kacangan, diantaranya yaitu kacang tanah, kacang merah, kacang
hijau, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah merupakan bahan
makanan yang berguna untuk menurunkan kolesterol.

Selain menurunkan kolesterol kacang merah juga memiliki manfaat


sebagai untuk mencegah kadar gula tinggi di tubuh karena kacang
merah memiliki kandungan serat yang sangat tinggi.

Di Dalam 100 gram kacang merah kering, dapat menghasilkan 4 gram


serat terisi dari serat larut dalam air dan serat yang tidak larut air.
Protein yang terkandung didalam kacang merah mempunyai manfaat
bagi tubuh terutama untuk kesehatan jantung.

Kacang tanah berbentuk biji, secara sederhana apabila biji tersebut


jatuh ke tanah , maka dalam jangka waktu tertentu biji tersebut
mengeluarkan tunas oleh karena itu jenis kacang-kacangan
merupakan tanaman yang sangat mudah untuk ditanam.

Proses itulah yang dinamakan dengan perkecambahan. Kacang


merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus Vulgaris.
Proses perkecambahan dapat dipengaruhi dari faktor dalam dan faktor
luar. Faktor dalam yang disebabkan oleh berupa gen dan hormon.

Sedangkan faktor luarnya adalah berupa susu, cahaya matahari,


kelembaban, dan nutrisi yang sangat berpengaruh dalam
perkecambahan. Faktor-faktor tersebut sangat berperan penting bagi
pertumbuhan kacang.

Contohnya saja cahaya matahari, dengan bantuan dari cahaya


matahari tumbuhan dapat hidup dengan baik. Selain itu cahaya
matahari juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan,
perkecambahan, dan fotosintesis dari tumbuhan tersebut.

Kita tidak akan bisa mengetahui perbedaan yang terjadi pada


perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kacang merah jika kita
merendam bijinya dengan jenis air yang berbeda.

Untuk itu penulis memilih topik yang berjudul “Pengaruh Media Air
Perendaman Terhadap Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang
Merah”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:

1. Bagaimana kecepatan perkecambahan antara biji kacang merah


yang direndam di air PAM dengan biji kacang merah yang direndam di
air kelapa muda?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian karya


tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kecepatan
perkecambahan antara kacang merah yang direndam di air PAM
dengan kacang merah yang direndam di air kelapa muda.
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Penelitian ini digunakan sebagai pembelajaran dalam penulisan dan


penyusunan karya ilmiah yang benar, penelitian tersebut merupakan
salah satu materi pembelajaran yang dapat berguna di jenjang
pendidikan lebih tinggi dan untuk menanamkan nilai-nilai ilmiah
terhadap siswa.

2. Bagi sekolah

Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan agar hasilnya


dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pemberdayaan
perpustakaan, yang nantinya sebagai bahan acuan dalam penelitian-
penelitian lebih lanjut bagi siswa selanjutnya.

3. Bagi pelajaran Biologi

Dapat digunakan sebagai literatur dalam pelajaran biologi di masing-


masing sekolah, untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap perkecambahan tanaman, dalam hal ini
tanaman kacang merah.

Bab III
Penutup

Kesimpulan
Indonesia memiliki sekitar 12000 varian kacang-kacangan. Kacang-
kacangan memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Pertumbuhan
kacang tanah dimulai ketika biji kacang mengeluarkan tunas, yang
disebut sebagai proses perkecambahan. Agar proses tumbuhnya
cepat, ada beberapa faktor yang berpengaruh. Salah satunya adalah
air.Selain memberi pengetahuan baru bagi dunia ilmu pengetahuan,
karya tulis ilmiah ini juga bermanfaat terhadap keterampilan berliterasi
bagi siswa-siswi yang melakukan penelitian.
JAWABAN NOMOR 3 :

BAB II
KAJIAN
TEORI

A. Karangan

1. Pengertian Karangan

Pada umumnya, karangan dipandang sebagai suatu

perbuatan atau kegiatan komunikatif antara penulis dan

pembaca berdasarkan teks yang telah dihasilkan (Ahmadi,

1988: 20). Begitu juga istilah karangan (komposisi) yang

dikemukakan Ahmadi (1990: 1) bahwa karangan diartikan

sebagai rangkaian kata- kata atau kalimat. Selain itu, karangan

menurut Gie (1995: 17) memiliki pengertian hasil perwujudan

gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan

dimengerti oleh pembaca.

Sirait, dkk (1985: 1) memberi batasan pengertian

karangan yaitu setiap tulisan yang diorganisasikan yang

mengandung isi dan ditulis untuk suatu tujuan tertentu biasanya

berupa tugas di kelas. Widyamartaya (1990) mengatakan


bahwa mengarang dapat dipahami sebagai keseluruhan

rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan

dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca

untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh

pengarang.

Karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat,

dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat

interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan

menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat

dilihat. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang

mencerminkan kesatuan makna yang utuh. Menurut Keraf

(1994: 2) karangan adalah bahasa tulis yang merupakan

rangkaian kata demi kata sehingga menjadi


sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah

wacana yang dibaca dan dipahami.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan karangan adalah hasil rangkaian

kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan atau buah

pikirannya melalui bahasa tulis yang dapat dibaca dan

dimengerti oleh orang lain yang membacanya.

2. Ciri-Ciri Karangan yang Baik

Pada dasarnya, karangan memiliki ciri-ciri yang bisa

mengidentifikasikan bahwa karangan tersebut dapat dikatakan

baik. Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (1985:6) karangan

yang baik adalah karangan yang mencerminkan kemampuan

pengarang untuk menggunakan nada yang serasi, karangan

yang mencerminkan pengarang mampu menyusun karangan

secara utuh dan tidak samar-samar dan dapat meyakinkan

pembaca.

Menurut Enre (1998:8) karangan yang baik adalah

karangan yang bermakna jelas, bulat dan utuh, ekonomis dan

memenuhi kaidah-kaidah gramatikal. Akhidiah, dkk (1993:9)


menjelaskan karangan yang baik memiliki beberapa ciri,

diantaranya : bermakna jelas, merupakan kesatuan yang bulat,

singkat dan padat, memiliki kaidah kebahasaan dan komunikatif.

Selain itu, Darmadi (1996:24) mengungkapkan bahwa

beberapa ciri karangan yang baik adalah : signifikan, jelas,

memiliki kesatuan dan mengorganisasikan yang baik ekonomis,

mempunyai pengembangan yang memadai, menggunakan

bahasa yang dapat diterima dan mempunyai kekuatan.


Berdasarkan pendapat di atas, terdapat beberapa

persamaan ciri karanganyang baik yaitu, sebagai berikut.

a. Jelas

Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan

agar karangan tersebut lebih mudah dipahami dan jelas untuk

dibaca oleh pembacanya.

b. Kesatuan dan Organisasi

Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat

penjelas yang logis dan mendukung ide utama paragraf,

sedangkan aspek organisasi yang baik tampak dari posisi

kalimat yang tepat pada tempatnya dengan kata lain kalimat

tersebut tersusun dengan urut dan logis.

c. Ekonomis

Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik

waktu maupun tenaga. Kedua keefisienan itu sangat diperlukan

oleh pembaca di dalam menangkap isi yang terkandung dalam

sebuah karangan.

d. Pemakaian Bahasa yang Dapat Diterima


Pemakaian bahasa yang dapat diterima akan sangat

mempengaruhi tingkat kejelasan karangan. Pemakaian bahasa

ini menyangkut banyak aspek. Pemakaian bahasa dalam suatu

karangan harus mengikuti kaidah bahasa yang ada, baik

menyangkut kaidah pembentukan kalimat (sintaksis), kaidah

pembentukan kata (morfologi), kaidah ejaan yang berlaku,

kaidah peristilahan maupun kaidah- kaidah yang lain yang

relevan.
3. Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang

memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan

digarap (Keraf, 1994: 149). Pada dasarnya, untuk menyusun

karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk

karangan itu menjadi karangan yang teratur dan sistematis.

Maka, sebelum membuat karangan lebih baik dibuat susunan-

susunan yang dapat memudahkan dalam mengembangkan

karangan tersebut. Susunan-susunan tersebut dapat dikatakan

sebagai kerangka karangan.

Adapun langkah-langkah untuk menyusun karangan

tersebut, yaitu sebagaiberikut.

1. Menentukan tema dan judul

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok

pembicaraan yang mendasari suatu karangan, cakupannya

lebih besar dan menyangkut pada permasalahan yang diangkat.

Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala

karangan, dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat)

isi karangan yang akan ditulis.

2. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang

menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan seperti

mengumpulkan ide dan inovasi. Banyak cara

mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara

sesuai dengan tujuan penulisannya.


3. Menyeleksi bahan

Setelah ada bahan maka perlu dipilih bahan-bahan yang

sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi

bahan yang telah dikumpulkandengan teliti dan sistematis.

4. Membuat kerangka karangan

Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah

menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.

Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau

uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang

sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai

tahap yang sempurna.

Berikut fungsi kerangka karangan:

a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur


dan sistematis

b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap


permasalahan

c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang


tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan:


a. Mencatat gagasan

b. Mengatur urutan gagasan

c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab

d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

5. Mengembangkan kerangka karangan

Proses pengembangan karangan tergantung pada materi

yang hendak ditulis. Pengembangan karangan juga jangan

menumpuk dengan pokok


permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus

sistematis, danterarah. Alur pengembangan juga harus disusun

secara teliti dan cermat.

4. Jenis Karangan

Karangan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu

narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Menurut Hastuti,

dkk (1993: 107) karangan dibedakan menjadi lima jenis, yaitu

narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Penjelasan tiap-tiap karangan tersebut sebagai berikut.

a. Narasi

Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau

serangkaian kejadian, tindakan, keadaan secara berurutan dari

permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan

satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang gayanya

bersifat naratif. Contoh jenis karangan ini adalah biografi, kisah,

roman, novel, dan cerpen.

b. Deskripsi
Deskripsi adalah suatu karangan atau uraian yang

berusaha menggambarkan suatu masalah yang seolah-olah

masalah tersebut di depan mata pembaca secara konkret.

Contoh karangan jenis ini adalah karangan tentang peristiwa

runtuhnya gedung, yang dilengkapi dengan gambaran lahiriah

gedung itu, sebab-sebab keruntuhan, letak gedung,

arsitekturnya, bagian mana yang runtuh, dan sebagainya.

c. Eksposisi

Eksposisi adalah suatu karangan yang menjelaskan

pokok masalah yang disertai dengan fakta-fakta. Tujuannya

agar para pembaca memahami dan


bertambah pengetahuannya terhadap masalah yang

diungkapkan. Contoh karangan jenis ini adalah artikel-artikel

dalam surat kabar atau majalah dan tulisan-tulisan ilmiah.

d. Argumentasi

Argumentasi dalam suatu karangan yang berisikan

pendapat atau gagasan mengenai suatu hal dengan

pembuktian-pembuktian untuk mempengaruhi pembaca agar

mengubah sikap merekan dan menyesuaikan dengan sikap

penulis. Ciri-ciri argumentasi adalah mengandung kebenaran

dan pembuktian yang kuat, menggunakan bahasa denotative,

analisis rasional, alasan kuat dan bertujuan supaya pembaca

menerima pendapatnya. Contoh jenis karangan ini adalah

kampanye pemilihan umum, tulisan-tulisan tentang alasan

pengangkatan, pemberitahuan, dan pengangkatan seseorang.

e. Persuasi

Persuasi adalah jenis karangan yang isinya bertujuan

membujuk, merayu, atau mengajak pihak pembaca agar

mengikuti apa yang dikehendaki oleh pihak penulis. Contoh

jenis karangan ini adalah uraian tentang penawaran jenis obat,

kosmetik, atau jenis produk lain.


B. Karangan Narasi

1. Pengertian Karangan Narasi

Karangan menurut (Gie, 1995 : 17) memiliki pengertian

bahwa karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang

dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh

masyarakat pembaca. Sedangkan menurut Keraf (1994 : 2)

karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian

kata-kata sehingga
menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah

wacana yang dibaca dan dipahami.

Karangan terdiri dari beberapa paragraf yang masing-

masing berisi pikiran-pikiran utama dan kemudian diikuti

dengan pikiran penjelas (Widjono, 2007: 175). Maka, karangan

merupakan hasil gagasan yang dituangkan dalam bentuk

bahasa tulis berupa beberapa kalimat yang membentuk

paragraf yangdapat dibaca dan dipahami pembaca.

Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau

serangakaiankejadian, tindakan, keadaan secara berurutan dari

permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan

satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang gayanya

bersifat naratif. Contoh jenis karangan ini biografi, kisah, roman,

novel, dan cerpen.

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian seolah-olah pembaca melihat atau

mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang

paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau

tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak tanduk yang

dilakukan orang- orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi

lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu

rangkaian waktu (Keraf, 2001: 137).


Marahimin (1994: 93) dalam bukunya yang berjudul

Menulis secara populer mendefinisikan narasi sebagai berikut.

Narasi adalah cerita. Cerita ini berdasarkan pada urut-


urutan suatu (atau rangkaian) kejadian atau peristiwa. Di
dalam kejadian ini ada tokoh (beberapa tokoh) dan tokoh
ini mengalami dengan menghadapi suatu (serangkaian)
konflik dengan tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini
merupakan alur. Dengan demikian, narasi adalah cerita
berdasarkan alur.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas antara pendapat

satu dengan pendapat yang lain berbeda. Namun, dari semua

pendapat tersebut di atas mengarah pada satu pengertian yaitu

bahwa dalam karangan narasi terdapat adanya peristiwa yang

disusun berdasarkan urutan waktu. Disimpulkan bahwa bahwa

karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu

kejadian atau peristiwa secara runtut.

C. Paragraf

1. Pengertian Paragraf

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah

karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya

harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan

nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata

pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah

kanan) beberapa ketukan atau spasi. Selain itu, paragraf

adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis dan

runtun (sistematis), yang memungkinkan suatu gagasan pokok

dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara efektif.

Paragraf merupakan satuan terkecil sebuah karangan.


Menurut Alek, dkk (2010), paragraf memiliki beberapa

pengertian yaitu sebagai berikut.

(1) paragraf ialah karangan mini, (2) paragraf adalah


satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat
yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan
ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu, (3) paragraf
merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnya, dan

(4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak


menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan.
Widjono (2007) menjelaskan bahwa paragraf adalah

satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang

tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang

tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. Selain itu paragraf

adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah

kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran

utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai

pendukungnya.

Enre (1998: 44) juga menjelaskan bahwa paragraf pada

dasarnya adalah wujud pembagian secara lahiriah dalam

kerangka organisasisuatu tulisan yang mempunyai ciri-ciri

kesatuan, ketergantungan, dan penekanan. Ia dapat pula

dipandang sebagai satu kalimat yang diperluas.

Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan

yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Setiap

paragraf hanya berisi satu pikiran, gagasan atau tema yang

direalisasikan berupa satu kalimat dan beberapa kalimat

penjelas. Ramlan (1993: 1) menjelaskan bahwa paragraf

merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan

merupakan bagian dari suatu tuturan.


Maka paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran

dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung

satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam

paragraf tersebut; mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik,

kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup.

Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian

untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf dapat juga

dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek

(singkat).
2. Syarat Paragraf yang Baik

Suatu paragraf dapat dikatakan paragraf yang baik

apabila paragraf tersebut memiliki tiga syarat. Syarat yang

pertama adalah kesatuan yaitu semua kalimat yang membina

paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau

suatu tema tertentu. Syarat yang kedua adalah koherensi yaitu

kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat

yang lain yang membentuk suatu paragraf. Syarat yang ketiga

yaitu perkembangan paragraf yaitu penyusunan atau perincian-

perincian gagasan yang membina sebuah paragraf.

Paragraf yang tidak jelas susunannya akan menyulitkan

pembaca untuk menangkap pikiran penulis. Oleh karena itu,

sebuah karangan hanya akan baik jika paragrafnya ditulis

dengan baik dan dirangkai dalam runtutan yang jelas. Darmadi

(1996: 78), menyebutkan bahwa paragraf yang baik memiliki

syarat kesatuan (unity), kelengkapan (completness), koherensi

(coherence), dan urutan pikiran (order). Menurut Sakri (1992)

sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan, sebuah paragraf

yang baik hendaknya dapat memenuhi tiga sifat, yaitu, sebagai

berikut.
(1) memiliki kesatuan, artinya seluruh uraiannya terpusat
pada satu gagasan saja, (2) memiliki kesetalian, artinya
kalimat di dalamya berhubungan satu sama lain, dan (3)
memiliki isi yang memadai, yaitu memiliki sejumlah rincian
sebagai pendukung gagasan utamanya.

Wedhawati, dkk ( 2006: 604) menjelaskan bahwa paragraf

yang baik harus memiliki kesatuan (kohesi) dan kepaduan

(koherensi). Menurut Widjono (2007: 180) menyebutkan bahwa

paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan,

ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut

pandang.
Alek (2010) juga menyatakan kohesi dan koherensi yang

menjadi syarat adanyapenulisan paragraf yang baik.

a. Kesatuan (kohesi)

Kesatuan atau kohesi ini berkaitan dengan penggunaan

kata-katanya. Pada satu paragraf bisa saja mengemukakan

satu gagasan utama, namun belum tentu paragraf tersebut

dikatakan kohesi jika kata-kata yang digunakan tidak padu.

Kriteria kesatuan atau kohesi ini menyangkut keeratan

hubungan makna antar gagasan dalam sebuah paragraf.

Sebagai satu kesatuan gagasan sebuah paragraf hendaknya

hanya mengandung satu gagasan utama, yang diikuti oleh

beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Oleh karena itu,

rangkaian kalimat yang terjalin dalam sebuah paragraf hanya

mempersoalkan satu gagasan utama.

Kesatuan paragraf juga harus memperhatikan dengan

jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu, untuk menjamin

adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu

pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat, tetapi

seluruhnya harus merupakan kesatuan. Tidak satu kalimatpun

yang sumbang yang tidak mendukung kesatuan paragraf.


Apabila dalam satu paragraf terdapat dua gagasan utama atau

lebih, tiap-tiap gagasan utama itu seharusnya dituangkandalam

paragraf yang berbeda. Sebaliknya, jika dua buah paragraf

hanya mengandung satu gagasan utama, kedua paragraf itu

seharusnya digabungkan menjadi satu.

Berdasarkan penandanya, kohesi dibedakan menjadi dua,

yaitu (1) kohesi gramatikal dan (2) kohesi leksikal. Kohesi

gramatikal adalah hubungan antarsatuan bahasa pembentuk

teks dengan penanda satuan gramatikal tertentu.


Kohesi leksikal adalah hubungan antarsatuan bahasa secara

semantik leksikal di dalam teks yang sama. Berikut ini contoh

paragraf yang memiliki penanda kohesi gramatikal berupa

konjungsi dan penanda kohesi leksikal berupa repetisi.

Ing sawijining dina,wonten kerajaan kang makmur.


Rajanipun adil lan wicaksana. Raja iku nduweni putri kang
ayu sanget, asmane Putri Kirana ananging, putri menika
kesepian amarga boten wonten kanca. Saben dina putri
menika dolane ana ing alas kang cedhak karo
kerajaane.(data no. 20).

“Pada suatu hari, ada kerajaan yang makmur. Rajanya adil


dan bijaksana. Raja tersebut memiliki putri yang cantik
sekali, namanya Putri Kirana tetapi, putri itu kesepian
karena tidak memiliki teman. Setiap hari putri itu bermain
di hutan yang dekat dengan kerajaannya.”

Kata amarga pada paragraf di atas, merupakan konjungsi

yang memiliki arti sebab-akibat. Pada kalimat putri menika

kesepian merupakan akibat, sedangkan kalimat boten wonten

kanca merupakan sebabnya. Kata putri menika merupakan

repetisi (pengulangan bunyi) yang terjadi pada paragraf di atas.

b. Kepaduan (koherensi)

Kriteria kepaduan menyangkut keeratan hubungan

antarkalimat dalam paragraf dari segi makna dan proposisi.


Sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan, sebuah

paragraf harus memperlihatkan kepaduan hubungan

antarkalimat yang terjalin di dalamnya. Oleh karena itu,

kepaduan paragraf dapat diketahui susunan kalimat yang

sistematis, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan semacam itu

dapat dicapai jika kalimat-kalimat dalam paragraf yang berupa

penggantian, pengulangan, penghubung antarkalimat atau

gabungan dari ketiganya.

Maka suatu paragraf dikatakan koheren, apabila ada

kekompakan antara gagasan yang dikemukakan kalimat yang

satu dengan yang lainnya. Kalimat- kalimatnya memiliki

hubungan timbal balik serta secara bersama-sama membahas


satu gagasan utama. Tidak dijumpai satupun kalimat yang

menyimpang dari gagasan utama ataupun loncatan-loncatan

pikiran yang membingungkan.

Koherensi merupakan kekompakkan hubungan antara

sebuah kalimat dan kalimat lain yang membentuk paragraf.

Kepaduan (koherensi) membuat karangan terpadu, konsisten,

dan terpahami. Kepaduan itu tercapai jika ada jalinan dan ada

peralihan yang jelas di antara kalimat dan perenggangan. Ada

empat macam cara untuk membangun kepaduan pada suatu

paragraf, yaitu dengan (1) pengulangan kata kunci, (2) kata

ganti, (3) kata transisi, dan (4) bentuk paralel.

Berikut ini contoh paragraf yang memiliki kepaduan.

Nalika jaman mbiyen aku sekolah TK ana ing TK Aisyah II


Kebumen. Ing kana aku duwe kanca-kanca akeh banget.
Ana sing apikan nanging ana sing nakal. Aku sering
nangis yen ana kanca sing seneng nakal lan jail. Nanging
ana kancaku sing apikan lan kanthi saiki. Kancaku
kuwi sing paling cedhak karo aku. Kawit sekolah TK, SD,
SMP mesthi bareng terus. Dadi, wis kaya sedulur dhewe
amarga wis cedhak.

„Saat jaman dahulu saya sekolah TK di TK Aisyah II


Kebumen. Disana saya mempunyai teman-teman banyak
sekali. Ada yang baik tetapi ada yang nakal. Saya sering
menangis jika ada teman yang suka nakal dan jahil. Tetapi,
ada temanku yang baik dan sampai sekarang. Temanku itu
yang paling dekat dengan saya. Mulai dari sekolah TK, SD,
SMP pasti selalu bersama. Jadi, sudah seperti saudara
sendiri karena sudah dekat.‟ (data no 1 dan 2)

Pada paragraf di atas, memiliki kepaduan yang berupa

kata ganti yaitu padakalimat ana kancaku sing apikan lan kanthi

saiki dan kancaku kuwi. Selain itu, pada paragraf di atas

memiliki satu ide pokok atau gagasan yaitu, membahas tentang

teman yang dekat dari sekolah TK, SD, SMP.


3. Macam- Macam Paragraf

Paragraf isinya membentuk satuan pikiran sebagai bagian

dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya.

Paragraf yang tidak jelas susunannya akan menyulitkan

pembaca untuk menangkap pikiran penulis. Meskipun singkat,

oleh karena ada isi pikiran yang hendak disampaikan, paragraf

membutuhkan organisasi dan susunan yang khas, antara

paragraf satu dengan yang lain harus saling berhubungan

secara harmonis, sehingga sesuai dengan rangka keseluruhan

karangan. Oleh karena itu, sebuah karangan hanya akan baik

jika paragrafnya ditulis dengan baik dan dirangkai dalam

runtunan yang logis. Maka, perlu diketahui dimana letak

paragraf sesuai dengan sifat dan tujuan dari si penulis untuk

menuangkan pokok pikirannya.

Menurut Rahardi (2009: 167) macam- macam paragraf

dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.

a. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka disebut juga dengan paragraf

pengantar, karena paragraf pembuka ini berfungsi untuk

membuka dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki


paragraf-paragraf pengembang yang akan dihadirkan kemudian.

Dengan kata lain, paragraf ini membuka suatu karangan

sekaligus menghantarkan pada pokok pikirannya. Paragraf

pembuka hendaknya dibuat semenarik mungkin agar bisa

memikat pembaca untuk meneruskan masuk ke paragraf

berikutnya. Penanda suatu paragraf pembuka yang baik, yaitu

sebagai berikut.

1) Kutipan, peribahasa, anekdot

2) Pokok pembicaraan
3) Pendapat atau pernyataan seseorang

4) Uraian tentang pengalaman pribadi

5) Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan

6) Sebuah pertanyaan

Berikut ini contoh paragraf pembuka tentang uraian

pengalaman pribadi penulis pada karangan narasi.

Nalika jaman mbiyen aku sekolah TK ana ing TK Aisyah II


Kebumen. Ing kana aku duwe kanca-kanca akeh banget.
Ana sing apikan nanging ana sing nakal. Aku sering
nangis yen ana kanca sing seneng nakal lan jail. Nanging
ana kancaku sing apikan lan kanthi saiki. (data no. 1).

„Saat jaman dahulu saya sekolah TK di TK Aisyah II


Kebumen. Disana saya mempunyai teman-teman banyak
sekali. Ada yang baik tetapi ada yang nakal. Saya sering
menangis jika ada teman yang suka nakal dan jail. Tetapi
ada temanku yang baik dan sampai sekarang.‟

b. Paragraf Isi (Pokok)

Paragraf isi (pokok) disebut juga dengan paragraf

peralihan, karena paragraf ini berfungsi untuk menghubungkan

antarparagraf utama dan memudahkan pikiran pembaca beralih

ke gagasan lain. Paragraf pengembang ini mengemukakan


permasalahan yang hendak dikemukakan di dalam suatu

karangan. Paragraf ini terletak di antara paragraf pembuka dan

paragraf penutup, serta jumlah paragraf ini tidak ada batasan.

Yang menjadi ukuran dari paragraf ini

,yaitu sebagai berikut.

1) Menguraikan, mendeskripsikan,

membandingkan, mengontraskan,menjelaskan,

memaparkan, menceritakan ide pokok karangan.

2) Menolak konsep tertentu untuk menopang ide pokok

karangan berupa alasan,argumentasi, contoh, rincian,

dukungan, dan sebagainya.


3) Mendukung konsep tertentu untuk menopang ide pokok

karangan berupa alasan, argumentasi, contoh, rincian,

dukungan, dan sebagainya.

Berikut ini contoh paragraf penghubung pada karangan


narasi.

Kancaku kuwi sing paling cedhak karo aku. Kawit sekolah


TK, SD, SMP mesthi bareng terus. Dadi, wis kaya sedulur
dhewe amarga wis cedhak. (data No.2).

„Temanku itu yang paling dekat dengan saya. Mulai dari


sekolah TK, SD, SMP pasti selalu bersama. Jadi, sudah
seperti saudara sendiri karena sudahdekat.‟

c. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang berfungsi untuk

mengakhiri suatu karangan. Bisa dikatakan bahwa paragraf ini

merupakan kesimpulan atau penegasan kembali pemaparan

yang disajikan sebelumnya. Paragraf ini bisa juga berisi

rangkuman dari dari hal-hal pokok yang dipaparkan pada

paragraf-paragraf sebelumnya. Penanda dari paragraf penutup,

yaitu sebagai berikut.

1) Menegaskan kembali ide pokok karangan dengan

menggunakan kata-kata yang berbeda


2) Meringkas atau merangkum hal-hal penting yang telah

disampaikan dalam karangan

3) Memberikan kesimpulan, saran, dan/atau proyeksi

ke depan Berikut ini contoh paragraf

penghubung pada karangan narasi.

Anggone crita-crita ya karo bocah kuwi sing kepenak.


Menawa ana masalah dadi bisa saling mengerteni lan
mbantu. Nalika saiki SMA ora bareng aku tetep cedhak
lan sering dolan bareng njaga komunikasi lan silaturahmi.
(data No.3).

„Untuk cerita-cerita ya dengan anak itu yang nyaman.


Misalkan ada masalah jadi bisa saling mengerti dan
membantu. Saat sekarang SMA
tidak bersama, saya tetap dekat dan sering bermain
bersama menjagakomunikasi dan silaturahmi.‟

4. Macam-Macam Pola Pengembangan Paragraf

Pola pengembangan merupakan bentuk pengembangan

kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat penjelas. Dalam

sebuah karya tulis paragraf dapat dikembangkan dengan

berbagai cara. Cara-cara atau teknik yang digunakan dalam

pengembangan paragraf ini umumnya tergantung pada

keluasan pandang atau pengalaman penulisan juga materi

yang ditulis itu sendiri. Menurut Sakri (1992), yang dimaksud

pola pengembangan paragraf ialah cara penulis merangkai

informasi yang dikumpulkan menurut kerangka dan runtutan

tertentu.

Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak

mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan

topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap

paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik ataukalimat

utama dan kalimat-kalimat penjelas yang mendukungnya. Jadi,

satu paragraf idealnya hanya berisi satu gagasan pokok satu

topik. Semua kalimat dalam suatu paragraf harus


membicarakan gagasan pokok tersebut. Unsur kelengkapan

paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud

kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-

kalimat penjelas. Kalimat- kalimat penjelas haruslah menunjang

kejelasan kalimat utama.

Pola pengembangan paragraf ini dibagi menjadi 7 jenis

oleh Alek, dkk (2010: 224), yaitu sebagai berikut.

1) Cara Pertentangan

Pengembangan paragraf pertentangan adalah

pengembangan paragraf yang berusaha memperjelas

paparannya dengan mempertentangkan hal-hal yang


dibicarakan. Dalam paragraf pertentangan melakukan proses

argumentasi dengan penolakan. Ungkapan-ungkapan yang

sering digunakan dalam paragraf pertentangan antara lain :

beda karo (berbeda dengan/ bertentangan dengan) , ananging/

ning/ nanging (akan tetapi) dan seterusnya. Berikut contoh

paragraf dengan pola pengembangan cara pertentangan.

Nalika jaman mbiyen aku sekolah TK ana ing TK Aisyah II


Kebumen. Ing kana aku duwe kanca-kanca akeh banget.
Ana sing apikan nanging ana sing nakal. Aku sering
nangis yen ana kanca sing seneng nakal lan jail. Nanging
ana kancaku sing apikan lan kanthi saiki. (data No.1).

„Saat jaman dahulu saya sekolah TK di TK Aisyah II


Kebumen. Disana saya mempunyai teman-teman banyak
sekali. Ada yang baik tetapi ada yang nakal. Saya sering
menangis jika ada teman yang suka nakal dan jail. Tetapi
ada temanku yang baik dan sampai sekarang.‟

Kalimat “aku duwe kanca-kanca akeh banget” merupakan

ide pokok atau gagasan utama pada paragraf di atas,

sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat penjelasnya.

Penanda dari paragraf pertentangan ini yaitu adanya kata

nanging.

2) Cara Perbandingan
Pengembangan paragraf perbandingan adalah paragraf

yang berusaha memperjelas paparannya dengan

membandingkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam paragraf

perbandingan dikemukakan persamaan dan perbedaan antara

dua hal yang tingkatannya sama dan hal itu memiliki perbedaan

dan persamaan. Ungkapan-ungkapan yang sering digunakan

antara lain : podho karo (sama dengan/ serupa dengan),

éwamengkana (meskipun demikian) éwadéné (meskipun),

timbang/ tinimbang/ katimbang (daripada), dan seterusnya.

Berikut contoh paragraf dengan pola pengembangan cara

perbandingan.
Bocah lima kuwi ora tau mbajuk karo wong tuane.
Ewadene kulawarga mau uripe pas-pasan. Untung wae
akeh tangga-tanggane padha apik karo kulawarga mau.
Dadine akeh wong padha mbantu utawa padha melas
karo kulawargane Pak Hadi. (data No.79).

„Anak lima itu tidak pernah membantah kepada orang


tuanya. Meskipun keluarga tadi hidupnya pas-pasan.
Untung saja banyak tetangga yang baik kepada keluarga
tadi. Jadinya banyak orang yang membantu atau kasihan
pada keluarganya Pak Hadi.‟

Kalimat “Bocah lima kuwi ora tau mbajuk karo wong

tuane” merupakan ide pokok atau gagasan utama pada

paragraf di atas, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan

kalimat penjelasnya. Penanda dari paragraf perbandingan ini

yaitu adanya kata ewadene.

3) Cara Analogi

Pengembangan paragraf analogi mengungkapkan

perbandingan suatu objek dengan objek yang lain yang

memiliki kesamaan atau kemiripan. Paragraf analogi biasanya

diungkapkan dengan kiasan. Kata yang digunakan yaitu : kaya

(seperti), upama/ saumpama/ saumpami (seperti), kayata

(seperti), kayané (sepertinya) dan seterusnya. Berikut contoh

paragraf dengan pola pengembangan cara analogi.


Selain upacara kang dianakake ing alun-alun Kebumen,
upacara uga dianakake ing saben-saben sekolah kayata
ing sekolahane Amad, Ima, lan Fajar. Ing acara HUT RI
kang dianakake ing sekolahane Amad uga ana lomba-
lomba kangge mriahaken acara HUT RI. Ana lomba
cerdas cermat, lomba maca puisi, lan liya-liyane. (data
No.17).

„Selain upacara yang diadakan di alun-alun Kebumen,


upacara juga diadakan di tiap-tiap sekolah seperti di
sekolahannya Amad, Ima, dan Fajar. Di acara HUT RI
ada lomba cerdas cermat, lomba membaca puisi, dan
lain-lainnya.‟

Kalimat “Selain upacara kang dianakake ing alun-alun

Kebumen, upacara uga dianakake ing saben-saben sekolah”

merupakan ide pokok atau gagasan


utama pada paragraf di atas, sedangkan kalimat selanjutnya

merupakan kalimatpenjelasnya. Penanda dari paragraf analogi

ini yaitu adanya kata kayata.

4) Cara Contoh-Contoh

Pengembangan paragraf contoh digunakan untuk

memberi bukti atau penjelasan terhadap generalisasi yang

bersifat umum, agar pembaca mudah memahami dan

menerimanya. Kata yang digunakan seperti contoné

(contohnya), tuladhane/ tuladhanipun (contohnya) dan

seterusnya. Berikut contoh paragraf dengan pola

pengembangan cara contoh-contoh.

Ing dina minggu wingi, aku lan kancaku lunga meng


sawah nggolek suket nggo empan ingon-ingonku. Aku lan
kancaku pencar, sing dak golet aku lan kancaku
tuladhane kangkung-kangkungan, krema, mbayung lan
liya- liyane. (data No.49).

„Di hari minggu kemarin, saya dan teman saya pergi ke


sawah mencari rumput untuk makanan peliharaan saya.
Saya dan teman saya menyebar, yang akan dicari oleh
saya dan teman saya contohnya kangkung- kangkungan,
krema, mbayung, dan lain-lainnya.‟
Kalimat “Ing dina minggu wingi, aku lan kancaku lunga

meng sawah nggolek suket nggo empan ingon-ingonku.”

merupakan ide pokok atau gagasan utama pada paragraf di

atas, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat

penjelasnya. Penanda dari paragraf contoh-contoh ini yaitu

adanya kata tuladhane.

5) Cara Sebab Akibat

Dalam pengembangan paragraf sebab-akibat, sebab

berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai penjelas,

atau sebaliknya akibat sebagai pikiran utama dan sebab

sebagai penjelas. Ungkapan yang digunakan antara lain :

kamangka (padahal), akibaté (akibatnya), akiré (akhirnya),

amarga/ amargi/ awit


(karena), sebabé (sebabnya), dadi (jadi), sawisé (setelah),

sadurungé (sebelum), lajêng (lalu), mula (maka) dan

seterusnya. Berikut contoh paragraf dengan pola

pengembangan cara sebab akibat.

Kancaku kuwi sing paling cedhak karo aku. Kawit sekolah


TK, SD, SMP mesthi bareng terus. Dadi, wis kaya sedulur
dhewe amarga wis cedhak. (data No.2).

„Teman saya itu yang paling dekat dengan saya. Mulai


sekola TK, SD, SMP pasti selalu bersama. Jadi, sudah
seperti saudara sendiri karena sudahdekat.‟

Kalimat “wis kaya sedulur dhewe amarga wis cedhak”

merupakan ide pokok atau gagasan utama pada paragraf di

atas, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat

penjelasnya. Penanda dari paragraf sebab akibat ini yaitu

adanya kata dadi.

6) Cara Definisi

Definisi adalah uraian pengertian. Pengembangan

dengan definisi adalah suatu model pengembangan paragraf

yang dilakukan dengan cara memberikan definisi atau

pengertian terhadap masalah yang sedang dibahas. Kata yang

dunakan adalah yaiku/ yakuwi (yaitu), inggih menika (adalah),


kasêbut (disebut) dan seterusnya. Berikut contoh paragraf

dengan pola pengembangan cara definisi.

Jaman mbiyen sakdurunge sekolah SD, aku sekolah neng


TK yaiku TK Tarbiatul Masyitoh, desa Trikarso. Wektu iku
umurku nembe 5 setengah taun. (data No.4).

„ Jaman dahulu sebelum sekolah SD, saya sekolah di TK


yaitu TK Tarbiatul Masyitoh, desa Trikarso. Waktu itu
umur saya 5 setengah tahun.‟

Kalimat “Jaman mbiyen sakdurunge sekolah SD, aku

sekolah neng TK yaiku TK Tarbiatul Masyitoh, desa Trikarso”

merupakan ide pokok atau gagasan


utama pada paragraf di atas, sedangkan kalimat selanjutnya

merupakan kalimatpenjelasnya. Penanda dari paragraf definisi

ini yaitu adanya kata yaiku.

7) Cara Klasifikasi

Klasifikasi adalah pengelompokkan sesuatu berdasarkan

kesamaan dan perbedaan sifat, ciri, dan karakter.

Pengembangan dengan cara mengklasifikasi atau

mengelompokkan masalah yang dikemukakan. Dengan

klasifikasi ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah

memahami informasi yang disajikan. Kata yang digunakan

adalah dipunpérang/ kapérang (dibagi), awit wontênipun (itu

ada), ana sing/ wonten ingkang (ada yang), titikanipun (ciri-

cirinya) dan seterusnya. Berikut contoh paragraf dengan pola

pengembangan cara klasifikasi.

Kanca-kancaku akeh lan beda-beda sifate. Ana sing


saben diwulang nangis, ana sing meneng wae, lan ana
kang senenge dolanan.(data No.5).

„ Teman-teman saya banyak dan berbeda-beda sifatnya.


Ada yang setiap diajar menangis, ada yang diam saja,
dan ada yang sukanya bermain- main.,
Kalimat “Kanca-kancaku akeh lan beda-beda sifate”

merupakan ide pokok atau gagasan utama pada paragraf di

atas, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat

penjelasnya. Penanda dari paragraf klasifikasi ini yaitu adanya

kata ana sing.

5. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan pola pengembangan

paragraf telah dilakukan oleh TH. Ellisa Tesdy Supraba 2008,

dengan penelitian yang berjudul “Analisis Pola Pengembangan

Paragraf dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Bopkri

3 Yogyakarta”. Penelitian tersebut mengkaji tentang jenis-jenis

pola
pengembangan paragraf, jenis-jenis konjungsi, dan letak

konjungsi. Dengan hasil penelitiannya adalah terdapat 5 (lima)

jenis pola pengembangan paragraf pada 67 karangan siswa,

yaitu pola umum khusus, proses, sudut pandang, sebab akibat,

dan perbandingan/ pertentangan. Selain itu terdapat 5 (lima)

jenis konjungsi, yaitu konjungsi penunjukkan, penggantian,

pelepasan, perangkaian, dan hubungan leksikal. Letak

konjungsinya ada 3 (tiga), yaitu awal, tengah, dan akhir

paragraf.

Terdapat persamaan dan perbedaan pada penelitian ini.

Persamaannya yaitu populasi pada penelitiannya yaitu berupa

karangan dari siswa, sedangkan perbedaannya yaitu

analisisnya. Pada penelitian tersebut cenderung pada

konjungsinya, sedangkan pada penelitian ini pada paragrafnya

yaitu pada macam- macam paragraf dan pola

pengembangannya. Maka penelitian ini belum ada yang

meneliti karena penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh TH. Ellisa Tesdy Supraba. Dari penelitian

yang telah dilakukan oleh TH. Ellisa Tesdy Supraba ini,

berusaha mendeskripsikan jenis-jenis pola pengembangan

paragraf, jenis-jenis konjungsi, dan letak konjungsi pada


karangan narasi siswa kelas VIII di SMP Bopkri 3 Yogyakarta.

Penelitian ini digunakan sebagai pembanding dan bersifat

menambah dari penelitian sebelumnya.

6. Kerangka Pikir

Suatu karangan tidak akan lepas dari adanya suatu

paragraf. Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang tersusun

secara logis dan runtun (sistematis), yang memungkinkan suatu

gagasan pokok dapat dikomunikasikan kepadapembaca secara

efektif. Penelitian dengan sumber data karangan narasi siswa

kelas X di SMA N 1 Pejagoan meneliti tentang macam-macam

paragraf dan pola


pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan tersebut.

Analisis paragraf dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menentukan macam-macam paragraf dan pola pengembangan

paragraf yang terdapat pada karangan narasi siswa. Macam-macam

paragraf dalam penelitian ini diteliti berdasarkan macam paragraf

menurut Rahardi (2009) yang meliputi (1) paragraf pembuka, (2)

paragraf isi (pokok), dan (3) paragraf penutup. Dari ketiga macam

paragraf tersebut, terdapat pola pengembangan dalam penulisannya

yang diperoleh dari teori Alek, dkk (2010), yaitu pola pengembangan

paragraf dengan cara antara lain

: (1) pertentangan, (2) perbandingan, (3) analogi, (4) contoh-contoh,


(5) sebab

akibat, (6) definisi, dan (7) klasifikasi.

You might also like