You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEGAWATDARURATAN GANGGUAN JIWA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh:

Astri Rahmasantya Nursari Irwan


Dika Refani Redi Swargana P.
Desti Wulan Safitri Ripa Hanipah
Erika Sri Yulia Agustiani Ririn Noviyani
Evtaindah Permatasari Sandra Pebriani
Gita Aprilia Sumini
P
Kiki Kurniawan Sylvia Dewi Febriani
R
Melani Siti Andriani Vera Viana
O
Muhamad Zulfan F. N. Wulan Yuanita
Niken Ayu Yani Istiani
Novia Aprilianti Zelika Gusrita Zahra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN JIWA

Topik : KEGAWATDARURATAN GANGGUAN JIWA

Sub Topik : Kegawatdaruratan Gangguan Jiwa

Tanggal: Waktu / Jam : 08 Juli 2023 / 08.00 WIB

Tempat : RW 02 Rancabolang

Penyuluh : Mahasiwa Universitas Bhakti Kencana

1. TUJUAN

a. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan bapak dan ibu dapat
mengetahui tentang kegawatdaruratan gangguan jiwa .

b. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai kegawatdaruratan gangguan


jiwa diharapkan masyarakat mampu :

a. Mengetahui pengertian kegawatdaruratan gangguan jiwa

b. Mengetahui macam - macam kegawatdaruratan gangguan jiwa

c. Mengetahui peran keluarga dalam perawatan gangguan jiwa

d. Mengetahui pengananan gangguan jiwa yang gaduh gelisah

2. Sasaran: Masyarakat RW 02 Rancabolang

3. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

4. Media:
a. Leaflet
b. Power point
5. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahapan Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
waktu
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu 30 menit memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Menyetujui
tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan dan
5. Apersepsi Kegawat memperhatikan
5. Mendengarkan dan
daruratan gangguan jiwa

memperhatikan
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan
( 20 menit ) pengertian kegawat memperhatikan
daruratan gangguan
jiwa
2. Menyebutkan 2. Mendengarkan dan
macam - macam memperhatikan
gangguan jiwa
3. Menejlaskan peran 3. Mendengarkan dan
keluarga dalam memperhatikan
perawatan gangguan
jiwa
4. Manfaat terapi 4. Mendengarkan dan
keluarga memperhatikan
5. Memberikan 5. Peserta bertanya
kesempatan
peserta untuk
bertanya
3 Penutup 1. Mengajukan 3 1. Peserta menjawab
5 menit pertanyaan tentang pertanyaan
materi pembelajaran. 2. Mendengarkan
2. Kesimpulan dari dan
pembelajaran memperhatikan
3. Salam penutup 3. Mendengarkan.

6. Setting Tempat

Keterangan
A. Modertor
B. Pemateri
C. Audience/Peserta
D. Fasilitator
7. Evaluasi
A. Evaluasi struktural
1) Peserta hadir di Acara kegiatan PTN RW 02 Rancabolang
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Universitas
Bhakti Kencana Bandung
B. Evaluasi proses
1) Peserta mendengarkan dengan baik terhadap materi yang disampaikan
oleh penyaji.
2) Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
3) Peserta terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4) Moderator, penyuluh, dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan
perannya dengan baik.
C. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan dan dapat
menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.
2) Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh penyaji.
8. Lampiran
A. SAP
B. Leaflet
MATERI PENYULUHAN

KEGAWAT DARURATAN GANGGUAN JIWA

1. Pengertian Kegawatdaruratan Gangguan Jiwa/ Psikiatri


Kegawatdaruratan jiwa/ psikiatri adalah kasus kedaruratan
psikiatri meliputi: gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang
memerlukan intervensi terapeutik segera, anatara lain : (Elvira, Sylvia D
dan Gitayanti Hadisukanto, 2017)

Adapun indikasinya antara lain adalah :

a) Bila pasien membahayakan diri sendiri atau orang lain

b) Bila perawatan di rumah tidak memadai, dan

c) Perlu observasi lebih lanjut

2. Macam - macam kegawat daruratan jiwa / psikiatri

a) Keadaan Gaduh Gelisah

Keadaan gaduh gelisah dipakai sebagai sebutan sementara untuk


suatu gambaran psikopatologis dengan ciri-ciri utama gaduh dan
gelisah. (Maramis dan Maramis, 2019).

b) Tindakan Kekerasan

Tindakan kekerasan adalah agrsi fisik yang dilakukan oleh


seseorang terhadap orang lain. Jika hal itu di arahakan kepada dirinya
sendiri, disebut mutilasi diri atau tingkah laku bunuh diri. Tindakan
kekerasan dapat timbul akibat berbagai gangguan psikiatri , tetapi dapat
pula terjadi pada orang biasa yang tidak dapat mengatasi tekanan hidup
sehari- hari dengan cara lebih baik.

c) Bunuh Diri

Bunuh diri adalah kematian yang diniatkan dan dilakukan oleh


seseorang terhadap dirinya , atau segala perbuatan seseorang yang dapat
mengakhiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat.

d) Gangguan Kepribadian

Gangguan yang termanifestasi pada kelainan fungsi pad area


kognisi, efek, fungsi interpersonal dan impuls kontrol dapat digolongkan
sebagai gangguan kepribadian. Pasien yang menderita kegawatdaruratan
dari gangguan kepribadian dapat menunjukan prilaku curiga,psikosis,
atau delusi.

e) Kecemasan

Pasien yang menderita kasus kecemasan yang ekstrim boleh


mencari perawatan ketikansemua sistem pendukung telah dikerahkan
dan mereka tidak mampu untuk menghilngkan kecemasan itu. Rasa
cemas bisa hadir lewat jalan yang berbeda dari suatu dasar penyakit
medis atau gangguan penyesuaian atau gangguan stress pasca trauma.

f) Pelecehan

Pristiwa fisik, perkosaan atau pelecehan seksual dapat


mnegakibatkan hasil yang berbahaya kepada korban dari tindakan
kriminal. Korban dapat menderita kecemasan yang eksdtrim, ketakutan,
ketidakberdayaan, kebingungan, gangguan makan atau tidur,
permusuhan, rasa bersalah dan malu. Penanganan pada umumnya
meliputi pertimbangan psikologis, medis, dan undang - undang yang
sah. Bergangtung ketentuan hukum didaerah, paara tenaga kesehatan
diperlukan untuk melaporkan aktivitas kriminal kepada suatu kepolisian.
Tenaga kesehatan pada umumnya mengumpulkan dan mengidentifikasi
data sepanjang penilaian awal dan menunjukan pasien yang jika perlu
akan menerima perawtan medis.
3. Peran Kelurga Dalam Perawatan Gangguan Jiwa
Peran adalah suatu pola atau sikap dan tujuana yang diharapkan seseorang
berdasarkan posisinya dimasyarakat. Peranan adalah pola tingkah laku yang di
harapkan dari seseorang yang menduduki suatau jabatan atau tingkah laku yang
diharapakan pantas dari seseorang.
Keluarga adalah unit pelayanan dasar di masyarakat dan juga merupakan
“Perawat Utama” bagi keluarga . Keluarga adalah orang - orang yang sangat dekat
dengan pasien dan dianggap paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling
banyak memberi pengaruh pada pasien. Sehingga kelurag sangat penting artinya
dalam perawtan dan penyembuhan pasien. Peran keluarga saat ditemukan pasien
dengan kondisi kegawatdaruratan psikiatri adalah langsung dibawa ke rumah sakit
umum terdekat sehingga pasien dapat ditangani secara langsung dan tidak
menimbulkan keparahan yang lebih lanjut. Alasan utama pentingnya keluraga dalam
perawatan jiwa adalah :
a) Keluarga merupakan lingkuo yang paling banyak berhubungan dengan pasien
b) Keluarga (dianggap) paling mengetahui kondisi pasien
c) Gangguan jiwa yang timbul pada pasien mungkin disebabkan adanyan cara
asuh yang kurang sesuai bagi pasien
d) Pasien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali masyarakat,
khususnya dalam lingkungan keluarga
e) Keluarga merupakan pemberi perawtan utama dalam mencapai pemenuhan
kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenagan jiwa

Hal - hal yang perlu diketahui oleh keluarga dalam perawatan gangguan jiwa
a) Pasien yang mengalami gangguan jiwa adaalh manusia yang sama dengan
orang lainnya, mempunyai martabat dan memerlukan perlakuan manusiawi.
b) Pasien yang mengalami gangguan jiwa mungkin dapat kembali ke masyarakat
dan berperan dengan optimal apabila mendapatkan dukungan yang memadai
dari seluruh unsur masyarakat. Pasien gangguan jiwa buka berarti tidak dapat
sembuh
c) Pasein dengan gangguan jiwa tidak dapat dikatakan “sembuh” secara utuh,
tetapi memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari orang lain dan
keluraga.

Tujuan Perawatan adalah :


a) Meningkatkan kemandirian pasien
b) Mensgoptimalkan peran masyarakat
c) Meningkatan kemampuan memecahkan masalah
d) Pasein memerlukan pemenuhan aktivitas sehari - hari seperti makan, minum,
dan berpakian serta kebersihan diri dengan optimal
e) Keluarga berperan untuk membantu pemenuhan kebutuhan ini seusai tahap -
tahap kemandirian pasein.
f) Kegiatan sehari - hari seperti melakukan pekerjaan rumah (ringan), membantu
usaha keluarga atau bekerja (seperti orang normal lainnya) merupakan salah
satu bentuk terapi pengobatan yang mungkin bergunan bagi pasien.
g) Berilah peran secukupnya pada pasien sesuai dengan tingkat kemampuan
yang dimiliki.pemberian yang sesuai apat meningkatkan harga diri pasien
h) Berilah motivasi pada pasien sesuai dengan kebutuhan (tidak dibut - buat)
dalam rangka meningkatkan moral dan harga diri.
i) Kembangkan kemampuan yang telah dimiliki oleh pasienpada waktu yang
lalu. Kemapuan masalalu bergunan untuk menstimulasi dan meningkatkan
fungsi klien sedapat mungkin.
4. Manfaat dari terapi

a) Mempercepat proses penyembuhan

b) Memperbaiki hubungan interpersonal

c) Menurunkan angka kekambuhan

5. Penanganan Pada ODGJ yang mengalami gaduh gelisah

Gaduh gelisah adalah suatu kondisi dimana seorang pasien mengamuk,


bersikap mengancam dengan kumpulan gejala psikomotor meningkat, mondar-
mandir, bingung, marah, takut, lari-lari, loncat-loncat, sering terdapat waham
curiga, halusinasi penglihatan dan pendengaran. Untuk melakukan penanganan
pasien jiwa dengan gaduh gelisah/mengamuk yaitu:

1) Hadapi pasien dengan tenang, atau tenangkan pasien dengan kata-kata


sedapat-dapatnya

2) Amankan pasien agar tidak mencederai diri sendiri dan orang lain

3) Keluarga dapat menghubungi ketua RW/RT untuk melapor ke petugas


kesehatan pada pelayanan faskes 1 (Puskesmas) agar dapat melakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik serta kolaborasi pemeberian obat dan
melakukan kerjasama lintas sektor dengan pihak kecamatan, perangkat
desa, dan polisi untuk mengamankan pasien, dan merujuk pasien ke
rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

4) Mengajak pasien berkomunikasi dengan bicara jelas dan pendek dan


melakukan penjagaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto ed.2017. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI

Maramis, W.F dan Maramis, A.A. 2019. Catatan ilmu kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya:
Airlangga University Press.

Tomb, D.A.2015. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Jkarta: EGC

You might also like