Professional Documents
Culture Documents
DI INSTALASI LABORATORIUM
RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KARAWANG
Disusun Oleh :
Dewi Sri Astuti _NPM E622020
Laporan Praktik Klinik III ini telah diperiksa dan disahkan oleh :
Menyetujui,
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Alhamdulillah atas
segala Berkah, Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) beserta Laporan Hasil Praktik Kerja
Lapangan di RSUD Sumedang dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,oleh
karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya.
2. Bapak Farhan Baehaki,M.Pd Ketua Program Studi DIV Teknologi
Laboratorium Medik Intitut Kesehatan Rajawali
3. Ibu Suyarta E. Pakpahan,S.K.M.,Msi, serta Ibu Feldha
Fadhila,S.Si.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing PKL yang selalu
memberikan bimbingan, arahan dan dukungan sehungga kami dapat
melaksanakan PKL dengan baik.
4. Dosen-dosen D4 TLM Institut Kesehatan Rajawali yang telah memberikan
ilmu selama2 semester.
5. dr. Hj. Anisah M.fid selaku Direktur Rs khusus paru karawang
6. Diklat Rumah Sakit khusus paru Karawang.
7. dr. Ilmi Cahya Ruslina Sp.PK,MMRS selaku Kepala Instalansi
Laboratorium R Khusus Paru Karawang.
8. Bapak/Ibu Penanggung Jawab, Pranata, Penyelia serta Pelaksana
Laboratorium dan Administrasi.
9. Orang Tua dan Saudara kami yang selalu memberikan doa, dukungan
materil dan moril.
10. Teman-teman D4 ATLM Alih Jenjang IKES Rajawali dan teman PKL
seperjuangan di Rskp Karawang serta semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan laporan PKL ini sehingga dapat selesai dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna baik mengenai
materi maupun teknik penulisan, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu,
kemampuan, pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, serta keterbatasan
iii
dalam memperoleh data dan informasi.
Untuk kesempatan inilah penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, sehingga Laporan Praktik Klinik III ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bermanfaat bagi peserta Praktik Klinik
selanjutnya.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
M. MEKANISME PEMERIKSAAN LABORATORIUM....................... 36
N. KEGIATAN ADMINISTRASI LABORATORIUM .......................... 40
O. ALUR PEMERIKAAN LABORATORIUM RSKP KARAWANG .. 41
BAB III KEGIATAN PRAKTIK KLINIK ............................................................ 43
A. DESKRIPSI UMUM KEGIATAN PRAKTIK KLINIK .................... 43
B. JADWAL KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN ............................. 45
C. KEGIATAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM .......................... 46
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN DI RSKP KARAWANG .................. 47
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 59
A. WAKTU PELAKSANAAN DAN JADWAL DINAS ........................ 59
B. EVALUASI ALUR KERJA ................................................................ 59
C. TROUBLESHOOTING....................................................................... 61
D. VALIDASI DAN VERIFIKASI .......................................................... 63
E. MANAJEMEN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM............... 66
F. PEMANTAPAN MUTU ..................................................................... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 70
A. SIMPULAN ......................................................................................... 70
B. SARAN ................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 71
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pencapaian Kompetensi Keterampilan Dalam Praktek Klinik III Institut
Kesehatan Rajawali Bandung ……………………………………………………53
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit ...................................................... 21
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium RSKP KARAWANG .. 25
Gambar 2. 3 Alur Pelayanan Laboratorium Rawat Jalan....................................... 49
Gambar 2. 4 Alur Pelayanan Laboratorium Rawat Inap ........................................ 50
viii
DAFTAR DIAGRAM
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Diploma IV Teknologi Laboratorium Medik yang disingkat
DIV TLM merupakan salah satu Jenjang Pendidikan Teknologi Laboratorium
Medik atau Analis Kesehatan yang mempunyai tujuan menghasilkan tenaga analis
profesional yang memiliki seluruh kemampuan dan kewenangan ATLM lulusan
DIV disertai dengan kemampuan melakukan pemeriksaan khusus dan kompleks,
serta memiliki kewenangan sebagai validator hasil pemeriksaan laboratorium.
Untuk melaksanakan proses pendidikan sangat diperlukan kurikulum pendidikan
sebagai pedoman dan arah dalam interaksi mahasiswa dengan seluruh sumber
sumber belajar sehingga dapat dicapai kualitas lulusan yang handal.
Lulusan DIV TLM Institut Kesehatan Rajawali memiliki keunggulan dalam
sistem Manajemen Mutu Laboratorium, sehingga lulusannya memiliki
keterampilan lebih dalam memverifikasi hasil pemeriksaan laboratorium dan juga
sebagai pengelola laboratorium kesehatan. Visi Program Studi Diploma IV
Teknologi Laboratorium Medik adalah menjadi program studi teknologi
laboratorium medik yang unggul dalam bidang manajemen mutu laboratorium
medik dan berwawasan global pada tahun 2045. Misi Program Studi Diploma IV
Teknologi Laboratorium Medik adalah
1) Menyelenggarakan pendidikan teknologi laboratorium medik dengan
keunggulan manajemen mutu laboratorium medik yang sesuai dengan standar
akademik.
2) Menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan perkembangan ilmu
keswaktunya ehatan khususnya bidang manajemen mutu laboratorium medik.
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat khususnya dalam bidang manajemen mutu laboratorium medik.
4) Mengembangkan kerjasama tingkat nasional dan internasional guna
mendukung kompetensi dan pemberdayaan lulusan.
1
2
5) Melaksanakan manajemen dan tata kelola program studi yang efektif dan
efisien.
Dengan demikian semua lulusan diharapkan memiliki pengetahuan, sikap
dan keterampilan dalam bidang analis kesehatan yang diperoleh melalui penerapan
kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan ini dirancang dengan berbagai
pengalaman belajar yang meliputi pengalaman belajar teori (T), pengalaman belajar
diskusi (D), pengalaman belajar praktek (P), pengalaman belajar klinik (K) dan
pengalaman belajar lapangan (L). Pengalaman belajar lapangan diperlukan oleh
mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah yang telah
diberikan di kampus. Belajar lapangan dimasukkan kedalam struktur program
dalam bentukmata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL). PKL III ini dilaksanakan
mahasiswa D4 Teknologi Laboratorium Medik Alih Jenjang Institut Kesehatan
Rajawali selama 26 hari dibeberapa laboratorium rumah sakit.
B. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
2. Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Bidang Pendidikan Tinggi;
4. Peraturam Menteri Kesehatan nomor 42 tahun 2015 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
5. Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.07/MENKES/313/2020 tentang Standar
Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
6. Permendikbud nomor 50 tahun 2020 tentang praktek kerja lapangan bagi
peserta didik.
yang lebih dalam tentang bidang teknologi laboratorium medik. Beberapa tujuan
spesifik dari PKL mahasiswa D4 Teknologi laboratorium medik antara lain:
1. Meningkatkan Keterampilan Teknis: PKL dapat membantu mahasiswa D4
Teknologi laboratorium medik mengembangkan keterampilan teknis yang
dibutuhkan untuk bekerja di laboratorium medik, seperti penggunaan peralatan
laboratorium, metode pengambilan dan analisis sampel, serta pengolahan data.
2. Memperdalam Pemahaman Teoritis: PKL dapat membantu mahasiswa D4
Teknologi laboratorium medik memperdalam pemahaman mereka tentang
konsep teoritis yang telah dipelajari di kelas. Hal ini dapat membantu
mahasiswa dalam memahami aplikasi teori ke dalam praktik di dunia nyata.
3. Mengembangkan Kemampuan Kritis: PKL dapat membantu mahasiswa D4
Teknologi laboratorium medik mengembangkan kemampuan kritis dan analitis
dalam mengevaluasi data dan membuat keputusan berdasarkan hasil analisis.
4. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi: PKL dapat membantu mahasiswa
D4 Teknologi laboratorium medik mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, baik dengan rekan kerja maupun pasien yang dilayani.
Kemampuan berkomunikasi yang baik sangat penting dalam bidang
laboratorium medik, karena mahasiswa akan berinteraksi dengan berbagai
pihak yang membutuhkan layanan laboratorium medik.
5. Memperluas Wawasan dan Pengalaman: PKL dapat membantu mahasiswa D4
Teknologi laboratorium medik memperluas wawasan dan pengalaman tentang
berbagai aspek laboratorium medik, seperti peralatan, teknik, dan protokol kerja
yang digunakan dalam laboratorium medik. Hal ini dapat membantu mahasiswa
dalam mempersiapkan diri untuk bekerja di laboratorium medik di masa depan.
6. Memperkuat Hubungan dengan Industri: PKL dapat membantu mahasiswa D4
Teknologi laboratorium medik memperkuat hubungan dengan industri, seperti
laboratorium medik atau rumah sakit, dan membangun jaringan profesional
yang dapat membantu mereka memasuki pasar kerja setelah lulus.
Dengan demikian, tujuan dari PKL mahasiswa D4 Teknologi laboratorium medik
adalah untuk memberikan pengalaman praktis dan pemahaman yang lebih dalam
tentang bidang teknologi laboratorium medik, sehingga dapat mempersiapkan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten Karawang merupakan salah satu Rumah
Sakit milik Pemerintah Kabupaten Karawang yang secara khusus membantu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya paru dan kedokteran respirasi.
Berlokasi di Jalan Raya Jatisari Nomor 03, Desa Jatisari, Kecamatan Jatisari,
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Rumah Sakit Khusus Paru
Karawang dibangun dengan konsep green architecture dengan tujuan mendukung
pemulihan pasien, dan meminimalisir penularan antar pasien dengan memisah zona
infeksius, non infeksius, dan zona khusus Covid-19. Rumah Sakit Khusus Paru
Karawang juga didesain sebagai Rumah Sakit ramah anak dimana adanya taman
bermain anak serta ramah lansia dimana. Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan
guna memenuhi kebutuhan pasien kenyamanan, ketenangan, kebersihan, dan
keramahan adalah prioritas kami dalam memulihkan dan atau mengobati / merawat
pasien dengan hati. Walaupun dibangun dengan segmentasi khusus paru-paru,
namun Rumah Sakit Khusus Paru Karawang juga telah membuka layanan
Kesehatan lainnya selain paru. Selain itu Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten
Karawang menjadi salah satu rumah sakit rujukan Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Provinsi, ditunjang oleh tenaga ahli kesehatan yang berkompeten, bersertifikat, dan
agamis serta fasilitas terbaik dalam kenyamanan baik bagi pasien, keluarga pasien,
maupun tamu relasi rumah sakit. Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten Karawang
dengan tidak mengesampingkan perkembangan - perkembangan teknologi yang
semakin pesat dewasa ini yang mana dalam proses perkembangannya kami juga
mengukur situasi dana dan prasarana yang ada. Sesuai standar pelayanan medik
yang merupakan wujud dari kepedulian kami dalam memberikan pelayanan
berkualitas, cepat, tepat, akurat dan efisien meliputi:
SMILE RSKP (Sistem Manajemen Informasi Layanan & Emergency) all in one
App. Instalasi Gawat Darurat 24Jam. Rawat Jalan (Poli Infeksius & Non Infeksius)
8
9
Rawat Inap (Kelas VIP, I, II, III, & Isolasi) Farmasi. Laboratorium (Bersertifikat
Kementerian Kesehatan Rerpublik Indonesia) Radiologi. Rehab Medik / Fisioterapi
Ambulance Tindakan 24 Jam MCU Mobile. Dan penunjang medis lainnya. Dengan
motto “CARE, CURE, & CONSCIENCE” Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten
Karawang bertekad menjadi pelopor rumah sakit yang tinggi kepedulian, pusat
peyembuhan yang berintegritas, dan melayani dengan hati nurani.. Tak ada gading
yang tak retak, kritik saran membangun demi terwujudnya cita-cita mulia ini sangat
kami harapkan. Semoga apa yang kami tawarkan dan informasikan disini menjadi
salah satu jembatan silaturrahmi dan bersama kita memujudkan Indonesia Sehat
yang Bermartabat. Ucapan terima kasih atas perhatiannya tidak lupa kami
sampaikan, semoga kita semua selalu diberikan Kesehatan Lahir dan Bathin oleh
Allah SWT. Aamiin.
B. SEJARAH RUMAH SAKIT PARU KARAWANG
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN). Tujuan pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah
secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna. Rumah sakit merupakan sarana
upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan dan dapat
dimanfaatkan pula sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit berupa kegiatan
penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta jiwa. Rumah
sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat (public services)
khususnya pelayanan kesehatan rujukan yang komprehensif, terpadu dan efisien
serta dapat memberikan pelayanan kesehatan bermutu, terjangkau secara adil dan
merata, baik pelayanan yang bersifat dasar, spesialistik maupun subspesialistik.
Sehat bukanlah suatu kebetulan, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Diperlukan upaya pemeliharaan dan pencegahan yang jauh lebih efektif dibanding
pengobatan. Kita tentu sependapat Kesehatan adalah investasi yang tak ternilai
harganya. Kemajuan pesat di bidang ilmu kedokteran saat ini memang harus
disikapi dengan bijak oleh pihak rumah sakit, tidak terkecuali Rumah Sakit Khusus
9
10
10
11
5. Janji Pelayanan
“J A W A R A”
11
12
12
13
henti alat analisis. Dengan demikian, sistem cobas b 123 memungkin kan
pengujian POC yang elevan secara klinis dan hemat biaya.
8. Analisis gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes
untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa
(pH) di dalam darah.Start Max Stago dalam hal fitur tidak ada yang
hilang, dengan keterlacakan yang efektif, kemampuan untuk
mengarsipkan hasil pasien, kontrol kualitas, lot reagen, dan konektivitas
modern.
9. Histopatologi adalah pemeriksaan mikroskopis terhadap sampel jaringan
yang didapatkan dari operasi, biopsi, atau kerokan (curettage) yang
bertujuan untuk melihat perubahan morfologi jaringan sehingga
diagnosis pasti suatu penyakit dapat ditegakkan.
10. Sitopatologi adalah pemeriksaan sel tunggal atau kelompok sel kecil dari
cairan atau jaringan di bawah mikroskop, pemeriksaan sitologi hanya
tampak gambaran sel-sel nya tanpa terlihat struktur jaringannya.
Manajer
Penunjang
Kepala
Instalasi
Laboratorium
Ti Ti
K3
mLa Mut
m
b u
Supervisor/Koordi
nator
Instalasi
Laboratorium
Koord
. QC Anali. Pelaksana Koord
. Administras Koord
. Logistik
&Kebersihan
s i
.
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja, pencahayaan cukup
dan nyaman, ventilasi cukup dan sesuai, prosedur tersedia disetiap ruangan
dan mudah dijangkau jika diperlukan, dipasang tanda peringatan untuk
daerah berbahaya.
b) Sanitasi Lingkungan
Sanitasi di lingkungan kerja yang perlu diperhatikan sehingga dapat
menunjang K3 adalah : Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis,
sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong
plastik dan diberi tanda khusus. Tata ruang laboratorium harus baik
sehingga tidak bisa dimasuki atau menjadi sarang serangga atau binatang
pengerat. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
dibersihkan secara teratur. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum
di dalam laboratorium.
c) Proses Kerja
Agar setiap kegiatan dapat menunjang K3, maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain : melaksanakan praktek laboratorium yang
benar, dimana setiap petugas laboratorium harus mengerti dan
melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi;
dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi
apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.
d) Bahan dan Peralatan
Sedangkan dalam mengelola bahan dan peralatan laboratorium agar dapat
menunjang K3, maka perlu diperhatikan : semua petugas harus mengetahui
cara mengelola bahan kimia yang benar, antara lain penggolongan bahan
kima, bahan kimia yang tidak boleh dicampur, efek toksik dan persyaratan
penyimpanannya.
e) Limbah Laboratorium dan Bahan Berbahaya dan Beracun
Manajemen limbah dan B3 antara lain adalah : pengelolaan limbah hasil
pemeriksaan, pengelolaan B3 dan Limbah, penanganan dan pembuangan B3
/ limbah di laboratorium.
19
20
Sasaran
1 Lingkungan Kerja
a Ventilasi cukup Jendela terbuka setap hari kerja
b Prosedur Kerja di ruangan Tersedia
c Tanda bahaya Tersedia
2 Sanitasi Lingkungan
a Kebersihan lantai Setiap hari disapu dan di pel
b Tempat sampah Tersedia
c Wastafel Tersedia
d Hiasan di dalam Tidak ada
laboratorium
3 Proses Kerja
a Kepatuhan terhadap SOP Dilaksanakan
c Kotoran di meja kerja Tidak ada
b Makan minum di dalam Tidak ada
laboratorium
20
21
1 Lingkungan Kerja
a Membuka jendela/ventilasi Setiap hari
b Penyediaan Prosedur Kerja di Setiap ada prosedur baru
ruangan
c Evaluasi Maret, Juni, Sept, Des
2 Sanitasi Lingkungan
21
22
22
23
h) Pelaporan Kegiatan
Seluruh kegiatan K3 di laboratorium RS dicatat dan dilaporkan kepada
Kepala Instalasi Laboratorium RSKP Karawang. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan adalah : Mencatat kegiatan K3 di laboratorium, membuat
laporan pelaksanaan K3 di laoratorium setiap bulan, menyampaikan laporan
K3 kepada Kepala Instalasi Laboratorium RSKP Karawang, dan mengikuti
arahan K3 dari Kepala Instalasi Laboratorium RSKP Karawang.
H. PERSONALIA DAN MANAJERIAL LABORATORIUM
1. Posisi dalam Struktur Organisasi
a. Bertanggung jawab kepada : Manajer Medis dan Keperawatan
b. Yang bertanggungjawab kepadanya :
1) Supervisor Laboratorium
2) Tim Mutu Laboratorium
3) Tim K3 Laboratorium
2. Tugas Pokok
Bertanggungjawab atas terlaksananya pelayanan Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Khusus Paru Karawang
3. Uraian Tugas,tanggung jawab dan wewenang
a. Tugas
1) Menyusun standar dan program kerja
a) Membuat rencana/program kerja tahunan Instalasi
Laboratorium mengacu pada strategi manajemen Rumah
Sakit Khusus Paru Karawang
b) Merencanakan kebutuhan tenaga laboratorium sesuai dengan
beban kerja di laboratorium.
c) Menyusun regulasi Kebijakan, Pedoman, Panduan dan
Standar Prosedur Operasional laboratorium.
d) Merencanakan pendidikan dan pelatihan bagi dokter dan
karyawan laboratorium dalam rangka peningkatan
kompetensi karyawan.
2) Menyusun organisasi dan mengkoordinasi tugas tim
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
a. Tugas
1) Melakukan quality control dan persiapan peralatan kimia dan
immun.
2) Membersihkan meja kerja dan peralatan sebelum mulai dan
sesudah selesai bekerja
3) Memastikan peralatan/reagen/bahan standar/bahan kontrol di
bagian Kimia-Immun tersedia dan siap untuk proses pemeriksaan
spesimen.
4) Mengisi kartu stok barang barang kimia-immun dan Membuat
permintaan stok barang kepada Koordinator Logistik.
5) Menerima spesimen untuk pemeriksaan kimia-immun.
b. Tanggung jawab
1) Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian antara spesimen dengan
permintaan pada barcode.
2) Melaksanakan pemeriksaan terhadap spesimen kimia-immun.
3) Melakukan verifikasi I terhadap hasil kimia dan immun.
4) Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan pada
buku kerja kimia- immun dan FPPL (khusus pemeriksaan
manual).
5) Melaksanakan usaha kesehatan dan keselamatan lingkungan
kerja.
6) Mengikuti briefing pagi dan rapat bulanan laboratorium.
c. Wewenang
1) Mengulang pemeriksaan bila hasilnya mencolok di luar normal
dengan melapor kepada Supervisor/dr SpPK.
2) Melaporkan nilai kritis ke ruangan (DPJP/perawat) dengan
metode TBAK
3) Memberi masukan tentang pengembangan pelayanan
laboratorium, khususnya bagian kimia-immun.
4. Kriteria Jabatan
a. Pendidikan Formal : D3 Analis Kesehatan.
28
29
8. Pelaksana Hematologi
1. Posisi Dalam Struktur Organisasi
Bertanggungjawab kepada : Koordinator Pelaksana dan PJ Shift.
2. Tugas Pokok
Memberikan pelayanan pemeriksaan hematologi yang akurat,
cepat dan tepat.
3. Uraian Tugas,tanggung jawab dan wewenang
a. Tugas
1) Melakukan quality control dan persiapan peralatan
hematologi dan koagulasi.
2) Membersihkan meja kerja dan peralatan sebelum mulai dan
sesudah selesai bekerja
3) Memastikan peralatan / reagen / bahan standar / bahan
kontrol di sub. bagian Hematologi tersedia dan siap untuk
proses pemeriksaan spesimen.
4) Mengisi kartu stok barang barang hematologi dan membuat
permintaan stok barang kepada Koordinator Logistik.
5) Menerima spesimen untuk pemeriksaan hematologi.
29
30
b. Tanggung jawab
1) Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian antara spesimen
dengan permintaan pada barcode.
2) Melaksanakan pemeriksaan terhadap spesimen hematologi.
3) Melakukan verifikasi I terhadap hasil hematologi klinik.
4) Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan pada
buku kerja hematologi dan FPPL (khusus pemeriksaan
manual).
5) Melaksanakan usaha kesehatan dan keselamatan lingkungan
kerja.
6) Mengikuti briefing pagi dan rapat bulanan laboratorium.
c. Wewenang
1) Mengulang pemeriksaan bila hasilnya mencolok di luar
normal dengan melapor kepada Supervisor/dr SpPK.
2) Melaporkan nilai kritis ke ruangan (DPJP/perawat) dengan
metode TBAK
3) Memberi masukan tentang pengembangan pelayanan
laboratorium, khususnya bagian hematologi.
4. Kriteria Jabatan
a. Pendidikan Formal : D3 Analis Kesehatan.
b. Pendidikan Non-Formal : Mengikuti
Pelatihan/Lokakrya/Seminar yang berhubungan dengan
profess analis, khususnya ilmu hematologi.
c. Pengalaman Kerja : tidak diutamakan.
d. Kepribadian : Sehat jasmani dan rohani, mencintai profesi
dan tugasnya, jujur, disiplin, cekatan, loyal, tegas, teliti,
bertanggung jawab, bijaksana, dan berwawasan luas.
e. Memiliki kemampuan teknis, analitis, pembacaan dan
interpretasi hasil pemeriksaan hematologi manual, serta
pengetahuan ttg aplikasi klinis pemeriksaan hematologi
sederhana.
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
peralatan pelindung diri yang sesuai, termasuk sarung tangan, jas lab, kacamata
pelindung, sepatu safety, dan masker sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya.
6. Pelatihan dan pendidikan: Semua staf laboratorium harus dilatih dan diberikan
pendidikan mengenai prosedur kerja yang aman, termasuk penggunaan
peralatan dan bahan kimia, prosedur pengujian, dan tindakan darurat dalam
situasi kecelakaan atau keadaan darurat lainnya.
7. Pemeliharaan peralatan: Semua peralatan harus dipelihara secara berkala untuk
memastikan bahwa peralatan tersebut berfungsi dengan baik dan dapat
digunakan dengan aman.
8. Audit keselamatan: Laboratorium Rumah sakit paru karawang melakukan audit
keselamatan secara rutin untuk memastikan bahwa prosedur keselamatan di
laboratorium telah terpenuhi dan staf laboratorium memahami dan menerapkan
prosedur tersebut dengan benar.
Sistem pengaturan kerja laboratorium Rumah sakit paru karawang
mempertimbangkan semua aspek di atas untuk memastikan bahwa laboratorium
dapat beroperasi dengan aman dan efektif. Semua staf laboratorium terlibat aktif
dalam menjalankan sistem pengaturan kerja tersebut dan memastikan bahwa
prosedur keselamatan diikuti dengan ketat.
J. MEKANISME PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Alur Pemeriksaan Pasien Rawat Jalan.
a. Pasien Rawat Jalan
1. Pasien rawat jalan yang belum mendapatkan rujukan pemeriksaan
laboratorium.
2. Pasien BPJS dan UMUM melakukan pendaftaran diloket 1.
3. Pasien menunggu di unit pelayanan ( Poli Rawat jalan).
4. Pasien akan mendapat pemanggilan dan pemeriksaan dokter
5. Pasien yang mendapat Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
( FPPL ) untuk pemeriksaan laboratorium menuju bagian administrasi
laboratorium.
6. Petugas administrasi laboratorium melakukan verifikasi administrasi,
jaminan BPJS dan kelengkapan FPPL ( nama, umur, alamat, no. rekam
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
pengujian secara akurat dan tepat waktu kepada pihak yang berwenang, seperti
dokter, perawat, dan pasien. Pelaporan harus dilakukan sesuai dengan standar
yang ditetapkan, dengan format yang sesuai dan pemahaman yang jelas
terhadap hasil pengujian.
5. Pengelolaan dokumen: Administrasi laboratorium juga mencakup pengelolaan
dokumen terkait, seperti sertifikat kualitas, sertifikat akreditasi laboratorium,
dokumentasi pelatihan staf, dan perijinan yang berlaku. Pengelolaan dokumen
ini mencakup pencatatan, penyimpanan, dan pemeliharaan dokumen dengan
baik dan aman.
6. Pemantauan mutu: Administrasi laboratorium juga melibatkan pemantauan
mutu dan partisipasi dalam program penjaminan mutu laboratorium. Ini
mencakup pengumpulan data kualitas, partisipasi dalam program pelacakan
kinerja laboratorium, dan pelaporan hasil kepada lembaga pengawas atau
otoritas yang berwenang.
Penting untuk menjalankan kegiatan administrasi laboratorium rumah sakit dengan
baik untuk memastikan kelancaran operasional, akurasi hasil pengujian, dan
kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang berlaku. Administrasi yang efektif
akan membantu laboratorium beroperasi dengan efisiensi, meminimalkan
kesalahan, dan memberikan layanan laboratorium yang berkualitas kepada pasien
dan tenaga medis.
L. ALUR PEMERIKAAN LABORATORIUM RSKP KARAWANG
41
42
42
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KLINIK
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
f. Pembacaan Hasil:
48
49
49
50
50
51
o Jika tinggi endapan darah melebihi nilai normal, ini dapat menunjukkan
adanya peradangan atau kondisi medis lainnya.
Pastikan untuk selalu mengikuti prosedur dan instruksi yang terdapat dalam
panduan pengguna alat dan mengacu pada kebijakan laboratorium setempat.
C. Morfologi Darah
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan SADT. Pemeriksaan
morfologi darah adalah prosedur laboratorium yang dilakukan untuk memeriksa
dan mengidentifikasi perubahan dalam morfologi (struktur) sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam
pemeriksaan morfologi darah:
a) Persiapan:
o Pastikan memiliki semua peralatan dan bahan yang diperlukan,
termasuk mikroskop, slide darah, larutan pewarna (misalnya, larutan
Wright atau Giemsa), buffer, alat pipet, dan kapas.
o Bersihkan mikroskop dan pastikan dalam kondisi baik sebelum
digunakan.
b) Persiapan Sampel:
o Ambil sampel darah menggunakan teknik pengambilan darah yang
standar. Darah dapat diambil dari vena atau kapiler pada ujung jari.
o Darah vena transfer segera setelah pengambilan ke tabung yang
mengandung antikoagulan (misalnya, EDTA) untuk mencegah
penggumpalan darah.
o Campur darah dengan antikoagulan secara merata untuk mendapatkan
suspensi darah yang homogen.
c) Membuat Sediaan Darah Tepi (Peripheral Blood Smear):
o Ambil sejumlah kecil suspensi darah dengan menggunakan pipet.
o Letakkan tetes darah di ujung slide darah, sekitar 1-2 cm dari ujung
slide.
o Gunakan ujung slide lainnya untuk menjalankan suspensi darah di
sepanjang permukaan slide dengan gerakan cepat dan halus.
51
52
52
53
53
54
sangat banyak dan waktu pemeriksaan yang memakan waktu lama. Dilihat dari nilai
kelemahan, alat ini dapat mengalami trouble shooting sewaktu-waktu akibat terlalu
tinggi atau terlalu rendahnya suatu nilai dari sampel (nilai ekstrem). Dilihat dari
keuntungannya, pemeriksaan menggunakan alat integra 400 plus Chemistry
Analizer dapat menganalisis dan membaca jumlah sampel yang banyak dalam satu
kali running dengan berbagai parameter pemeriksaan.
3. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaaan urine dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik.
Pemeriksaan makroskopis urine meliputi volume, warna, kekeruhan, berat jenis,
keasaman, dan bau. Pada pemeriksaan makroskopik urin di laboratorium Rskp
karawang hanya memeriksa warna, kekeruhan, dan bau, ini dikarenakan keasaman
dan berat jenis diperiksa dengan menggunakan dipstik. Pemeriksaan mikroskopik
urin dilakukan dengan menuliskan sel- sel yang ditemukan dari sediaan. Berupa
leukosit, eritrosit, epitel, kristal, silinder, dan bakteri.
4. Pemeriksaan Feses
Pemeriksaaan feses dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik.
Pemeriksaan makroskopik feses meliputi warna, konsistensi, bau, lendir, darah,
nanah, dan parasit. Warna feses normalnya berwarna coklat. Adapun warna yang
abnormal adalah yang berwarna pekat/putih, hitam, merah, pucat dengan lemak,
oranye atau hijau dan lendir darah. Pemeriksaan mikroskopik feses dilakukan
dengan menuliskan sel- sel yang didapat dari sediaan yang telah di warnai dengan
eosin. Diamati ada tidakya leukosit, eritrosit, epitel, dan Entamoeba.
5. Bidang Imunoserologi
a. Pemeriksaan HbSAg
Pemeriksaan HbSAg di laboratorium Rskp Karawang dilakukan dengan
metode kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan rapid test,
dimana bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan meneteskan sebanyak 1 tetes sampel dan menambahkan
sebanyak 1 tetes Buffer HBsAg kedalam sumur ICT. Hasil dibaca setelah 15 menit
dan tidak boleh diinterpretasikan lebih dari 20 menit.
54
55
b. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV di laboratorium Rskp Karawang dilakukan dengan
metode kualitatif dengan menggunakan rapid test dengan prinsip
imunokromatografi. Jika hasil positif maka dilakukan pemeriksaan dengan tiga
rapid test yang berbeda tingkat sensitifitas dan spesifisitasnya. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan meneteskan 10 mikron sampel dan 4 tetes buffer HIV kedalam
sumur ICT. Hasil dibaca setelah 15 menit dan tidak boleh diinterpretasikan lebih
dari 20 menit.
c. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan Human Chorionic Gonadothropin (HCG) yang
dilakukan di laboratorium Rskp Karawang dilakukan dengan metode
immunokromatografi. Pemeriksaan ini lebih mudah dibandingkan dengan metode
lateks secara langsung atau tidak langsung. Waktu yang diperlukan untuk
pemeriksaan juga lebih singkat. Pemeriksaan dengan menggunakan
immunokromatografi dapat memberikan hasil positif palsu apabila pasien
menderita kanker payudara, kanker paru-paru, tumor testis, dan kanker prostat,
sedangkan hasil negatif palsu dapat terjadi karena HCG dalam urin masih rendah.
d. Pemeriksaan Demam Tifoid
Pemeriksaan tifoid dilakukan dengan widal dan tubex TF. Pemeriksaan
widal untuk mengetahui ada tidaknya antibody spesifik terhadap antigen salmonella
sp. dalam serum. Pemeriksaan Widal dilakukan dengan cara meneteskan 40 mikron
sampel dan 1 tetes masing masing reagen S. Thypi. Kemudian dirotator selama 5
menit dan dibaca dibawah mikroskop. Kegunaan pemeriksaan widal adalah
mencari ada tidaknya zat anti dan mengukur titer zat anti terhadap kuman
salmonella Sp dalam serum penderita tersangka.
E. Dengue IgG/IgM
Metode yang digunakan adalah Imunokromatografi dilakukan dengan
meneteskan 1 tetes sampel dan 3-4 tetes buffer dengue pada sumur ICT. Hasil
dibaca setelah 15 menit dan tidak boleh diinterpretasikan lebih dari 20 menit.
6. Pemeriksaan Mikrobiologi, TCM dan PCR
Di Rskp karawang, pemeriksaan untuk TBC dilakukan dengan :
55
56
56
57
57
58
58
BAB IV
PEMBAHASAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai dengan beban waktu belajar yang harus
dipenuhi. Setiap harinya kami mengikuti jadwal yang dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu
pagi (pukul 07.45-15.45 WIB).
EVALUASI ALUR KERJA
Evaluasi alur kerja di laboratorium rumah sakit dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Tujuan:
o Tentukan tujuan evaluasi alur kerja laboratorium rumah sakit,
misalnya untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan,
meningkatkan kepuasan pasien, atau memperbaiki kualitas hasil
pengujian.
59
60
60
61
tujuan yang ditetapkan. Dapatkan umpan balik dari staf dan pasien
untuk terus memperbaiki alur kerja.
9. Penyesuaian dan Peningkatan:
o Jika ditemukan masalah atau tantangan baru dalam alur kerja,
lakukan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan. Proses
evaluasi dan perbaikan berkelanjutan harus dilakukan untuk
memastikan alur kerja laboratorium tetap optimal.
Penting untuk melibatkan staf laboratorium dalam seluruh proses evaluasi dan
perubahan alur kerja. Mendengarkan umpan balik mereka dan memberikan
pelatihan dan dukungan yang diperlukan akan membantu memastikan keberhasilan
perubahan.
B. TROUBLESHOOTING
Troubleshooting adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan
memperbaiki masalah yang terjadi dalam suatu sistem atau proses.
Dalam konteks Praktek Klinik di laboratorium RS PARU KARAWANG,
troubleshooting melibatkan penyelesaian masalah dalam berbagai aspek seperti
peralatan, reagen, metode analisis, atau hasil pengujian.
Berikut adalah beberapa upaya yang dilakukan dalam menghadapi
troubleshooting selama Praktek Klinik di laboratorium RS PARU KARAWANG:
1. Identifikasi dan Deskripsi Masalah:
o Identifikasi masalah yang terjadi dengan jelas dan deskripsikan
secara detail. Tinjau gejala atau tanda-tanda yang muncul, misalnya
pesan error, hasil yang tidak konsisten, atau peralatan yang tidak
berfungsi.
2. Analisis Penyebab:
o Lakukan analisis mendalam untuk menentukan penyebab mungkin
dari masalah tersebut. Identifikasi faktor-faktor yang berpotensi
mempengaruhi, seperti kesalahan manusia, kerusakan peralatan,
reagen yang rusak, atau metode analisis yang tidak tepat.
3. Pemeriksaan Peralatan:
61
62
62
63
4. Analisis Data:
o Analisis data yang dikumpulkan menggunakan statistik yang sesuai,
seperti mean, standar deviasi, koefisien variasi, atau regresi linear.
Evaluasi hasil untuk memastikan bahwa parameter validasi
memenuhi kriteria penerimaan yang ditetapkan.
5. Evaluasi Kesesuaian Metode:
63
64
64
65
65
66
pengujian kontrol mutu internal pada setiap batch atau setiap kali
melakukan analisis untuk memastikan bahwa hasil sesuai dengan
batas yang ditetapkan.
7. Verifikasi Proses Pre-Analitik:
o Melakukan verifikasi proses pre-analitik, seperti pengambilan,
transportasi, dan penyimpanan sampel. Hal ini melibatkan
peninjauan prosedur, pelatihan personel, dan pemantauan untuk
memastikan bahwa sampel diperlakukan dengan benar sebelum
proses analisis.
8. Verifikasi Proses Analitik:
o Melakukan verifikasi proses analitik yang mencakup validasi
metode, pemantauan kualitas hasil analisis, penggunaan kontrol
kualitas, dan pemeliharaan peralatan. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa proses analisis berjalan sesuai dengan standar
dan prosedur yang ditetapkan.
9. Dokumentasi dan Pelaporan:
o Mencatat dan melaporkan semua kegiatan verifikasi dan validasi
yang dilakukan setelah proses pra analiktik dan proses analitik
dilakukan.
D. MANAJEMEN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM
Manajemen alat dan bahan laboratorium di RS PARU KARAWANG
merupakan bagian penting dari operasionalisasi laboratorium untuk menjaga
efisiensi, keandalan, dan kualitas hasil pengujian. Berikut adalah beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam manajemen alat dan bahan laboratorium di rumah
sakit:
1. Inventarisasi:
o Buat inventaris lengkap dari semua peralatan, instrumen, dan bahan
yang ada di laboratorium. Catat informasi seperti nomor seri, tanggal
akuisisi, produsen, dan informasi lain yang relevan. Hal ini akan
membantu dalam pengaturan pemeliharaan, pemantauan, dan
penggantian peralatan jika diperlukan.
66
67
67
68
68
69
69
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Praktek Klinik III ini merupakan suatu kegiatan mahasiswa/mahasiswi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada tatanan
pelayanan laboratorium medik sesuai dengan capaian kompetensi dan target yang
telah dirumuskan. Proses Praktek Klinik III ini dilakukan di Laboratorium RS
PARU KARAWANG yang berlangsung 26 (dua puluh enam hari) yang dimulai
pada tanggal 5 April 2023 sampai dengan 19 Mei 2023. Capaian pembelajaran mata
kuliah Praktik Klinik III untuk jenjang DIV Teknologi Laboratorium Medik,
mahasiswa mampu:
1) bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial di lingkungan tempat
pelaksanaan praktik klinik.
2) menunjukkan kedisiplinan dan ketaatan pada peraturan yang berlaku dalam
pelaksanaan praktik klinik.
3) menerapkan konsep teoritis yang berkaitan dengan teknik flebotmi untuk
melakukan keterampilan flebotomi yang baik dan benar.
4) mempraktikan teknik flebotomi mandiri yang baik dan benar sesuai standar
operasional prosedur yang berlaku, secara langsung kepada berbagai
kategori pasien.
5) mendemonstrasikan penilaian kelayakan teknik flebotomi yang dilakukan
oleh teknisi laboratorium medik setingkat ahli madya.
6) menerapkan konsep teoritis yang berkaitan dengan teknik pemeriksaan
laboratorium medik dari berbagai spesimen tubuh manusia sesuai dengan
parameter pemeriksaannya untuk menghasilkan informasi diagnostik yang
tepat menggunakan instrumen sederhana dan otomatis.
7) mempraktikan pemeriksaan laboratorium medik dari berbagai spesimen
tubuh manusia sesuai dengan parameter pemeriksaannya untuk
menghasilkan informasi diagnostik yang tepat menggunakan instrumen
sederhana dan otomatis, secara mandiri.
70
71
71
72
72
73
Lampiran 1
Dokumentasi Kegiatan
73
74
Lampiran 2
Dokumentasi Peralatan RSKP KARAWANG
SYSMEX 450
74
75
AFFIAS
75
76
76
77
77
78
78
79
Ruang biomomeku
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
DAFTAR PUSTAKA
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali. Kurikulum Pendidikan Tinggi Program
Studi DIV Teknologi Laboratorium Medik Tahun 2019. Bandung: 2019.
Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi
Peraturam Menteri Kesehatan nomor 42 tahun 2015 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.07/MENKES/313/2020 tentang Standar
Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
Permendikbud nomor 50 tahun 2020 tentang praktek kerja lapangan bagi peserta
didik.
Rumah Sakit Khusus Paru Karawang tentang profil dan sejarah RSKP.
86