You are on page 1of 23

BAHAN AJAR

PENGEMASAN PRODUK PANGAN

OLEH
Dr. DIANA TRISWANINGSIH, SP, MP
19770713 200212 2 002

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN
KETINDAN
JAWA TIMUR
2022

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, pangan merupakan salah satu.
kebutuhan primer manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi,
produk pangan pun mengalami perkembangan, antara lain dari segi teknik
pengolahan, pengawetan, pengemasan dan distribusinya. Hal tersebut
memungkinkan suatu produk pangan yang dihasilkan di suatu tempat
dapat diperoleh di tempat lain.
Kebanyakan produk pangan yang ada di pasaran telah dikemas
sedemikian rupa sehingga mempermudah konsumen untuk mengenali
serta membawanya. Secara umum, kemasan pangan merupakan bahan
yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik
yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan pangan.
Selain untuk mewadahi/membungkus pangan, kemasan pangan juga
mempunyai berbagai fungsi lain, diantaranya untuk menjaga pangan tetap
bersih serta mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme; menjaga
produk dari kerusakan fisik; menjaga produk dari kerusakan kimiawi
(misalnya permeasi gas, kelembaban/uap air); mempermudah
pengangkutan dan distrisbusi; mempermudah penyimpanan; memberikan
informasi mengenai produk pangan dan instruksi lain pada label;
menyeragamkan volume atau berat produk dan membuat tampilan produk
lebih menarik sekaligus menjadi media promosi.
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal
sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan
makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan
ke dalam suatu wadah yang ditemuinya.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 2


Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak
inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian.
Ditemukan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh
para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti
menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di
Indonesia. Bahan yang umum digunakan sebagai kemasan pangan
antara lain adalah kertas, karton, selofan, kaca/gelas, keramik, logam atau
campuran logam dan plastik. Bahan-bahan tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing.

1.2. Deskripsi Singkat


Bahan ajar ini berisikan unit-unit kompetensi teknologi pengemasan
produk pertanian

1.3. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta


Melalui bahan ajar pelatihan ini, peserta diharapkan dapat
memahami teknologi pengemasan produk pertanian

1.4. Tujuan Pembelajaran


a. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta mampu memahami
tentang teknologi pengemasan produk pertanian
b. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan
mampu menjelaskan teknologi pengemasan produk pertanian
secara baik dan benar.

1.5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Teknologi pengemasan produk makanan
1.1. Pengertian kemasan dan permasalahannya

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 3


1.2. Fungsi dan kegunaan kemasan
1.3. Penggolongan kemasan
1.4. Jenis-jenis kemasan
2. Desain kemasan
2.1. Persyaratan mendesain kemasan
3. Desain label
3.1. Syarat membuat label
3.2. Syarat membuat label produk makanan

1.6. Petunjuk Belajar


Bahan ajar ini merupakan pokok-pokok mengenai teknologi
pengemasan produk pertanian. Untuk mempelajari bahan ajar ini
hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Penyuluh pertanian hendaknya memiliki motivasi untuk
mengetahui apa teknologi pengemasan, mengapa teknologi
pengemasan perlu dipelajari, bagaimana cara mengembangkan
teknologi pengemasan dan kapan teknologi pengemasan
diterapkan
b. Membaca dengan seksama setiap bab dan menjawab pertanyaan
atau latihan dalam setiap bab. Apabila belum dapat menjawab
dengan sempurna, hendaknya peserta latihan mengulangi
kembali materi yang belum dikuasai.
c. Buatlah rangkuman sesuai dengan pemahaman Anda untuk setiap
bab yang dapat mencerminkan isi materi keseluruhan dari bab
tersebut
d. Melakukan kegiatan evaluasi awal dan akhir guna tercapainya
tujuan pembelajaran

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 4


BAB II
TEKNOLOGI PENGEMASAN PRODUK MAKANAN

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat


diharapkan dapat menjelaskan pengertian kemasan dan
permasalahannya, fungsi dan kegunaan kemasan serta penggolongan

2.1. Pengertian Kemasan dan Permasalahannya


Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan
atau pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan tertentu
sehingga produk yang ada di dalamnya bisa tertampung dan terlindungi.
Kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk
yang ada di dalamnya. Pengemasan ini merupakan salah satu cara untuk
mengawetkan atau memperpanjang umur dari produk-produk pangan atau
makanan yang terdapat didalamnya.
Teknologi Pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari
mulai proses pengemasan yang sederhana atau tradisional dengan
menggunakan bahan-bahan alami seperti dedaunan atau anyaman
bambu sampai teknologi modern seperti saat ini.
Dalam teknologi pengemasan modern misalnya jaman dulu orang
membuat tempe di bungkus dengan daun pisang atau daun jati,
membungkus gula aren dengan daun kelapa atau daun pisang kering.
Teknologi pengemasan yang semakin maju dan modern telah hampir
meniadakan penggunaan bahan pengemas tradisional. diantara contoh-
contoh pengemasan modern diantaranya menggunakan bahan plastik,
kaleng/logam, kertas komposit, dan lain sebagainya.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 5


Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan
mutlak diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Saat ini
kemasan merupakan faktor yang sangat penting karena fungsi dan
kegunaanya dalam meningkatkan mutu produk dan daya jual dari produk.
Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai pengaman
produk yang terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media promosi
dan informasi dari produk yang bersangkutan. Kemasan produk yang baik
dan menarik akan memberikan nilai tersendiri sebagai daya tarik bagi
konsumen. Namun demikian, sampai saat ini kemasan produk masih
merupakan masalah bagi para pengelola usaha, khususnya Usaha Mikro
Kecil dan Menengah.
Permasalahan tentang kemasan produk dan labelnya kadang-
kadang menjadi kendala bagi perkembangan atau kemajuan suatu usaha.
Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha ingin memiliki suatu
kemasan produk yang baik, berkualitas dan memenuhi standar nasional
yang ada. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan
pengemas, desain bentuk kemasan, desain label, sampai pada persoalan
yang paling utama yaitu biaya pembuatan kemasan itu sendiri.
Bagi para pengelola UMKM dengan segala keterbatasan modal
usaha sebaiknya permasalahan tentang kemasan bisa ditangani dengan
kreativitasnya. Kemasan yang baik dan menarik tidak selalu identik
dengan harga kemasan yang mahal. Dengan bahan pengemas yang
biasa-biasa saja, asalkan dirancang sedemikian rupa baik bentuk maupun
desain labelnya pastilah akan tercipta sebuah kemasan yang tidak kalah
bersaing dengan kemasan-kemasan modern.

2.2. Fungsi dan Kegunaan Kemasan


Kemasan merupakan faktor penting dalam sebuah usaha
pengolahan makanan karena fungsi dan kegunaan dari kemasan itu
sendiri. Secara umum fungsi kemasan adalah sebagai bahan pelindung

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 6


atau pengaman produk dari pengaruh-pengaruh luar yang dapat
mempercepat terjadinya kerusakan pada makanan yang terdapat di
dalamnya. Namun demikian selain itu kemasan masih memiliki fungsi-
fungsi atau kegunaan lain yang tidak kalah pentingnya seperti
mempermudah distribusi atau pengontrolan produk dan bahkan saat ini
ada fungsi yang sangat penting yaitu kemasan sebagai media atau sarana
informasi dan promosi dari produk yang ditawarkan yang ada di dalam
kemasan.
Secara lebih terperinci berikut ini adalah sekilas penjelasan singkat
tentang fungsi dan peranan kemasan dalam usaha pengolahan makanan :
1. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari
produsen ke konsumen.
2. Sebagai Pelindung, kemasan di harapkan dapat melindungi produk
yang ada di dalamnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan
baik yang disebabkan oleh faktor biologi, kimia maupun fisika.
3. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian, dengan
pengemasan yang baik suatu produk akan lebih mudah
didistribusikan.
4. Memudahkan penyimpanan, Suatu produk yang telah dikemas
dengan baik akan lebih mudah untuk di simpan.
5. Memudahkan penghitungan, dengan pengemasan jumlah atau
kuantitas produk lebih mudah di hitung.
6. Sarana informasi dan promosi

Pada fungsi nomor 6 merupakan fungsi tambahan, namun demikian


saat ini justru fungsi kemasan sebagai media informasi dan promosi ini
menjadi sangat penting. Melalui kemasan yang telah di beri label dapat
disampaikan informasi-informasi mengenai produk yang terdapat di
dalamnya seperti komposisi produk, kandungan gizi, khasiat atau manfaat
produk dan lain sebagainya.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 7


Perancangan kemasan yang baik dan menarik, dengan bentuk
kemasan yang unik, disertai dengan gambar-gambar yang menarik hal ini
akan dapat meningkatkan nilai jual dari produk yang ada di dalamnya.
Kemasan yang menarik dapat menarik perhatian dan menimbulkan rasa
penasaran bagi konsumen untuk membeli produk tersebut. sehingga
dengan demikian kemasan yang unik dan menarik akan dapat
mendongkrak pasar produk tersebut.

2.3. Penggolongan Kemasan


Menurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu
sebagai berikut :
1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian :
a. Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen,
dan lain-lain
b. Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya
dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap,
botol sirup.
c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh
konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain
oleh konsumen, misalnya botol untuk tempatair minum dirumah,
kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk,
wadah jam untuk merica dan lain-lain.

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak


produk dengan kemasan) :
a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan dengan
produk yang di bungkusnya.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 8


b. Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan
produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas
dengan kemasan primer
c. Kemasar tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas
setelah kemasan primer atau sekunder.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan :


a. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan
tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak
tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari
kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.
c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol
plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap


lingkungan :
a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga
selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri,
kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup
secara hermetis.
b. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk
bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta
makanan hasil fermentasi.
c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang
memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 9


5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai
(perakitan) :
a. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan
sebagainya.
b. Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam
bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari
kertas, foil atau plastik.

2.4. Jenis-jenis bahan Kemasan


Bahan atau material kemasan ada bermacam macam jenis dan
masing-masing jenis bahan pengemas memiliki sifat, keuntungan dan
kelemahan yang berbeda-beda. Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan
berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi semakin berkembang
pula ilmu pengetahuan dalam bidang pengemasan khususnya material
atau bahan kemasan.
Bahan-bahan pengemas yang ada saat ini dimulai dari yang
sederhana sampai bahan-bahan canggih yang dihasilkan dengan
teknologi yang canggih pula. Semakin baik kualitas atau semakin canggih
bahan kemasan tentu akan berbanding lurus dengan harga atau biaya
yang dibutuhkan untuk mendapatkan atau menggunakannya.
Bahan-bahan kemasan yang ada saat ini diantaranya adalah kertas,
plastik, gelas, kaleng/logam dan kemasan komposit yang merupakan
perpaduan dari dua atau lebih bahan pengemas.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 10


2.5. Rangkuman
1. Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan
atau pengepakan suatu produk dengan menggunakan bahan
tertentu sehingga produk yang ada di dalamnya bisa tertampung
dan terlindungi.
2. Kemasan produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk
yang ada di dalamnya. Pengemasan ini merupakan salah satu cara
untuk mengawetkan atau memperpanjang umur dari produk-produk
pangan atau makanan yang terdapat didalamnya.

2.6. Latihan
1. Mengapa pengemasan perlu dilakukan pada produk pertanian?
2. Jelaskan singkat tentang fungsi dan peranan kemasan dalam
usaha pengolahan makanan ?

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 11


BAB III
DESAIN KEMASAN

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat


diharapkan dapat menerapkan desain kemasan

3.1. Persyaratan mendesain kemasan


Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik
mungkin, dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu
kemasan sebaiknya kita memperhatikan hal-hal seperti berikut ini :
1. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya
Maksudnya adalah dalam menentukan bahan pengemas kita harus
mempertimbangkan produk yang kita miliki. Jika produk kita berbentuk
cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih bahan pengemas seperti
botol atau gelas plastik. Jika produk kita berupa makanan kering seperti
keripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa menggunakan plastik
transparan dan lain sebagainya. Plastik dapat digunakan sebagai
kemasan primer sekaligus dengan labelnya, juga bisa dimasukkan
kedalam kemasan lain seperti dus kertas sebagai kemasan sekunder.
2. Ukuran Kemasan dan ketebalan bahan kemasan
Ukuran kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang
diinginkan, sedangkan ketebalan berkaitan dengan keawetan dari produk
yang ada didalamnya. Jika produknya sangat ringan seperti kerupuk
sebaiknya kemasan di buat dalam ukuran relatif besar.
3. Bentuk kemasan
Agar kemasan menarik bentuk pengemas bisa dirancang dalam
bentuk yang unik tergantung dari kreativitas perancangnya. Misalnya
kemasan dus kertas bisa di buat seperti tabung, kubus, balok, trapesium
atau bentuk-bentuk lainnya.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 12


3.2. Rangkuman
1. Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai pengaman
produk yang terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media
promosi dan informasi dari produk yang bersangkutan. Kemasan
produk yang baik dan menarik akan memberikan nilai tersendiri
sebagai daya tarik bagi konsumen. Namun demikian, sampai saat ini
kemasan produk masih merupakan masalah bagi para pengelola
usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
2. Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin,
dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan

3.3. Latihan
1. Jelaskan syarat membuat kemasan yang menarik?
2. Faktor-faktor apa membuat kemasan produk menjadi menarik ?

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 13


BAB IV
DESAIN LABEL

Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta


diklat diharapkan dapat menerapkan desain label

4.1. Pengertian Desain label


Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan, gambar atau bentuk
pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus sebagai
yang memuat informasi tentang produk yang ada di dalamnya sebagai
keterangan/ penjelasan dari produk yang dikemas.
Label kemasan bisa dirancang atau didesain baik secara manual
menggunakan alat lukis atau yang lainnya maupun menggunakan
software komputer. Desain yang dibuat secara manual mungkin akan
mengalami sedikit kesulitan ketika mau digunakan atau diaplikasikan
sedangkan dengan menggunakan komputer tentunya akan lebih mudah.
Dewasa ini keberadaan software – software komputer sangat
membantu para desainer untuk merancang desain label yang baik,
menarik, dan artistik sehingga dapat meningkatkan daya tarik produk
terhadap konsumen. Suatu produk yang sama jika dikemas dalam
kemasan dengan desain label berbeda sangat dimungkinkan daya jualnya
juga berbeda.
Merancang atau mendesain label kemasan sangatlah tergantung
pada kreativitas para desainernya, baik ukuran, bentuk, maupun corak
warnanya.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 14


4.2. Syarat membuat label
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label kemasan
yaitu:
1. Label tidak boleh menyesatkan
Apa saja yang tercantum dalam sebuah label baik berupa kata-kata,
kalimat, nama, lambang, logo, gambar dan lain sebagainya harus
sesuai dengan produk yang ada di dalamnya.
2. Memuat informasi yang diperlukan
Label sebaiknya cukup besar (relatif terhadap kemasannya), sehingga
dapat memuat informasi atau keterangan tentang produknya.

4.3. Syarat membuat label produk makanan


Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk
makanan adalah sebagai berikut :
1. Nama produk
Nama Produk adalah nama dari makanan atau produk pangan yang
terdapat di dalam kemasan misalnya dodol nanas, keripik pisang,
keripik singkong dan lain sebagainya.
2. Cap / Trade mark bila ada
Suatu usaha sebaiknya memiliki cap atau trade mark atau merek
dagang. Cap berbeda dengan nama produk dan bisa tidak
berhubungan dengan produk yang ada di dalamnya misalnya dodol
nanas cap “Panda”, Kecap Ikan cap “Wallet”, dan sebagainya
2. Komposisi / daftar bahan yang digunakan
Komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan yang
menggambarkan tentang semua bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk makanan tersebut. Cara penulisan komposisi
bahan penyusun dimulai dari bahan mayor atau bahan utama atau
bahan yang paling banyak digunakan sampai yang terkecil.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 15


3. Netto atau volume bersih
Netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan bobot
atau volume produk yang sesungguhnya. Apabila bobot produk
berarti bobot produk yang sesungguhnya tanpa bobot bahan
pengemas.
4. Nama pihak produksi,
Nama pihak produksi adalah nama perusahaan yang membuat atau
mengolah produk makanan tersebut.
5. Distributor atau pihak yang mengedarkan bila ada.
Dalam kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak tertentu
seperti pengepak atau importir bila ada.
6. No Registrasi Dinas Kesehatan
Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut telah teruji
dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
7. Kode Produksi
Kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch produksi
dari produk pada saat pembuatan yang isinya tanggal produksi dan
angka atau hurup lainnya yang mencirikan dengan jelas produk
tersebut.
8. Keterangan kadaluarsa
Keterangan kadaluarsa adalah keterangan yang menyatakan umur
produk yang masih layak untuk dikonsumsi. Menurut Julianti dan
Nurminah (2006), keterangan kadaluarsa dapat ditulis :
Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat
dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati
Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi
kesehatan manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba)
setelah tanggal yang tercantum terlewati.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 16


Permenkes 180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal,
bulan dan tahun kadaluarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label,
setelah pencantuman best before / use by.
Produk pangan yang memiliki umur simpan 3 bulan dinyatakan
dalam tanggal, bulan, dan tahun, sedang produk pangan yang memiliki
umur simpan lebih dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun. Namun
demikian ada beberapa jenis produk yang tidak memerlukan
pencantuman tanggal kadaluarsa yaitu sayur dan buah segar, minuman
beralkohol, cuka, gula/sukrosa dan lainnya.
9. Logo halal
Untuk produk-produk yang telah mendapatkan sertifikasi ”halal” dari
MUI harus mencantumkan logo halal yang standard disertai dengan
nomor sertifikasinya.
10. Keterangan Lainnya
Selain yang telah diuraikan di atas masih ada lagi keterangan-
keterangan lain yang perlu dicantumkan dalam label kemasan
makanan yang bermaksud memberi petunjuk, saran, atau yang
lainnya demi keamanan konsumen. Keterangan lainnya tersebut
diantaranya :
 Tulisan atau keterangan yang ada pada label harus jelas dan
mudah di baca, tidak dikaburkan oleh warna latar belakang atau
gambar lainnya.
 Jumlah warna yang digunakan
Banyaknya warna yang digunakan dalam label akan berpengaruh
terhadap biaya cetak, semakin banyak banyak warna yang
digunakan, tentunya akan semakin besar biaya yang harus
dikeluarkan.
 Jenis cetakan yang dikehendaki yaitu menentukan hasil desain
yang telah dibuat akan dicetak pada media apa, misal plastik,

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 17


kertas, aluminium foil, atau lainnya serta pada saat akan dicetak,
menggunakan sablon atau menggunakan mesin modern.

4.4. Rangkuman
1. Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan, gambar atau bentuk
pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus
sebagai yang memuat informasi tentang produk yang ada di
dalamnya sebagai keterangan/ penjelasan dari produk yang
dikemas.
2. Merancang atau mendesain label kemasan sangatlah tergantung
pada kreativitas para desainernya, baik ukuran, bentuk, maupun
corak warnanya.

4.5. Latihan
1. Jelaskan syarat-syarat membuat label produk olahan makanan ?
2. Mengapa dalam label makanan tertera keterangan kadaluarsa
produk ?

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 18


BAB V
EVALUASI

I. EVALUASI AWAL

1. Apa yang dimaksud dengan teknologi pengemasan ?


2. Sebutkan beberapa jenis-jenis kemasan ?
3. Mengapa desain kemasan dan label sangat penting bagi usaha
olahan produk pangan ?
4. Mengapa dalam label makanan tertera keterangan kadaluarsa
produk ?

II. EVALUASI AKHIR

1. Apa yang dimaksud dengan teknologi pengemasan ?


2. Sebutkan beberapa jenis-jenis kemasan ?
3. Mengapa desain kemasan dan label sangat penting bagi usaha
olahan produk pangan ?
4. Mengapa dalam label makanan tertera keterangan kadaluarsa
produk ?

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 19


BAB VI
PENUTUP

5.1. Kesimpulan:
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk
menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan,
disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk
yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta
gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan
berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk
industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.
Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan
dalam perencanaannya.
5.2. Implikasinya
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan kembali dan mensosialisasikan kepada kelompok tani binaan
penyuluh di lapangan
5.3. Tindak lanjut
Setelah menerapkan pengetahuan tentang teknologi pengemasan dalam
kegiatan pembelajaran, pasti akan menemui banyak kendala dan
permasalahan-permasalahan di lapangan. Untuk itu para penyuluh
pertanian harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu mengadakan
inovasi sehingga sosialisasi kepada petani di lapangan akan menjadi
menarik

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 20


DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN - USU OCW


ocw.usu.ac.id/...pengemasan/thp_407_handout_peratu...
Agustina, W. 2009. Desain Kemasan dan Label Produk Makanan.
Kumpulan Modul pelatihan. UPT B2PTTG-LIPI Subang.
Desroiser. 1998. Teknologi Pengawetan Pangan. Terjemahan
Mulyohardjo, M. UI Press. Jakarta
Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas sumatera
utara.
http://ecourse.usu.ac.id/content/teknologi/teknologi/textbook.pdf
Triyono, A. 2002. Modul Pengemasan Produk Makanan. Kumpulan Modul
Pelatihan. UPT B2PTTG-LIPI Subang.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 21


BIODATA PENULIS

Diana Triswaningsih, lahir 13 Juli 1977 di Surabaya.


Widyaiswara Muda, bidang pasca panen dan pengolahan
hasil pertanian di UPT Teknis Balai Besar Pelatihan
Pertanian Ketindan Malang, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, lingkungan Kementerian
Pertanian. Pendidikan formal terakhir ditempuh di pasca sarjana jurusan
teknologi pangan, Universitas Brawijaya Malang.

PENGEMASAN HASIL OLAHAN 22


PENGEMASAN HASIL OLAHAN 23

You might also like