You are on page 1of 24

1) Diet obesitas

a) Tujuan

Memperlambat peningkatan, mempertahankan atau menurunkan berat badan


sampai BB sesuai TB actual dengan tetap memperhatikan factor pertumbuhan anak.

b) Syarat Diet
- Energy diperhitungkan dengan menghitung kebutuhan berdasarkan BB ideal
sesuai TB actual
- Anak usia 0-3 tahun = tidak perlu dilakukan pengurangan kalori
- Anak usia 4-5 tahun, jika dalam keadaan terpaksa seperti gangguan
pernapasan, susah bergerak = kalori dikurangi 200-300 kkal secara bertahap
- Anak usia 7-19 tahun = pengurangan kalori secara bertahap 300-500 kkal
- Protein 15-20% dari total kebutuhan energy
- Lemak kurang dari 25-30% dari kebutuhan energy total
- Karbohidrat 50-60% dari kebutuhan energy total
- Vitamin dan mineral sesuai AKG
- Cairan cukup
- Pola makan 3x makan utama 2x makan selingan
- Pada anak diatas 3 tahun dianjurkan pemberian serat dengan (umur >5 tahun)
gr/hari
- Diet yang bervariasi, sesuai dengan pola makan anak

2) Diet Penyakit HIV pada anak

a) Tujuan

- Meningkatkan daya tahan tubuh melalui peningkatan status gizi


- Mencapai dan mempertahankan berat badan normal serta mencegah terjadinya
penurunan BB
- Memberikan asupan zat gizi makro dan mikro sesuai kebutuhan anak yang
meningkat terkait infeksi
- Mencegah interaksi obat dan makanan agar penyerapan obat dan zat gizi
optimal
- Meningkatkan kualitas hidup anak

b) Syarat Diet

- Kebutuhan energy disesuaikan


- Kebutuhan protein sebesar 100-150% kebutuhan normal anak seusianya
- Kebutuhan lemak sebesar 25-30% dari total energi sehari. Dianjurkan
penggunaan lemak rantai sedang (MCT) agar penyerapan lebih baik dan
mencegah diare
- Karbohidrat sisa energy dari lemak dan protein
- Vitamin dan mineral cukup terutama bahan makanan sumber vitamin A, B
kompleks, C, kalsium, seng dan zat besi
- Jadwal dan frekuensi makan disesuaikan dengan kondisi dan penggunaan obat
ARV
- Cairan cukup dan ditingkatkan pada kondisi diare, muntah atau demam
- Harus memperhatikan aspek keamanan pangan saat penyiapan, penyediaan,
dan pemberian makan

3) Diet Penyakit Diare Akut pada Anak

a) Tujuan

Memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja saluran cerna dan
mencegah serta mengurangi resiko dehidrasi

b) Syarat Diet

- ASI tetap diberikan bila anak masih menyusu, bila perlu lebih sering
- Energy normal sesuai dengan kebutuhan berdasarkan BB ideal sesuai tinggi
badan actual
- Protein 10-15% total energy
- Lemak 25-30% total energy
- Kabohidrat 50-60% total energy
- Kebutuhan vitamin dan mineral sesuai dengan AKG
- Bila terjadi hipokalemi diberikan makanan tinggi kalium
- Suplemen Zn diberikan minimal 14 hari
- Porsi kecil tapi sering dan bertahap sesuai kemampuan
- Sesudah episod diare, energy semakin meningkat sesuai dengan toleransi anak
- Hindari jus buah kemasan atau minuman yang mengandung gas

4) Diet Penyakit Kronik pada Anak

a) Tujuan

Memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberatkan kerja saluran cerna dan
mencegah serta mengurangi resiko dehidrasi dan malnutrisi

b) Syarat Diet

- Pemberian gizi awal berupa enteral dengan tanpa kombinasi dengan gizi
parenteral, dimulai dari 75 kkal/kg BB /hari dan dinaikan bertahap 5-7 hari
mencapai 130-150 kkal/kg BB/hari
- Protein diberikan 10-15% total energy, dimulai 1-2 gr/kg BB/hari dinaikan sampai
3-4 gr/kg BB/hari sejalan dengan naiknya energy
- ASI tetap diberikan bila anak masih menyusu, bila perlu lebih sering

5) Diet Penyakit Gastroesophageal Reflux (GER) dan Gastroesophagel Reflux Disease


(GERD) pada Anak

a) Tujuan

- Mencapai atau mempertahankan status gizi normal


- Mengurangi gejala refluks
- Mengurangi keasaman lambung

b) Syarat Diet

Pada Bayi

- Pada bayi yang diberi ASI tidak perlu modifikasi


- Pada bayi yang minum susu formula, dapat digunakan formula anti refluks

Pada Anak

- Energy sesuai BBI


- Protein cukup. Pemberian susu berlebihan akan meningkatkan asupan protein
dan kalsium yang meningkatkan sekresi asam lambung dan memperlambat
pengosongan asam lambung
- Lemak sedang. Pemberian makanan tinggi lemak akan menurunkan tekanan
sfinker esophagus bawah
- Vitamin dan mineral sesuai AKG
- Serat dan cairan cukup
- Menghindari minuman bersoda, bumbu yang merangsang, teh, dan coklat yang
berlebihan
- Porsi kecil tapi sering
- Hindari minum segera setelah makan untuk mengurangi tekanan lambung

6) Diet Penyakit Luka Bakar pada Anak

a) Tujuan

- Memberikan makanan sedini mungkin untuk mencegah timbul dan


berkembangnya sindrom respon inflamasi sistemik, kegagalan multi organ dan
infeksi
- Mempertahankan fungsi organ dan mencegah disfungsi sistem kardiovaskular,
respirasi, dan kekebalan tubuh
- Mempertahankan keseimbangan kalori dan nitrogen positif
- Mempercepat penyembuhan luka serta pemulihan keadaan umum pasien

b) Syarat Diet

- Energy diberikan sesuai dengan kondisi pasien


- Protein pada luka bakar <20% tanpa komplikasi dapar diberikan diet tinggi kalori
dan tinggi protein. Bila luka bakar >30% protein diberikan 20-23% dari energy
total
- Lemak diberikan 30%
- Karbohidrat diberikan 50-60%
- Mineral diberikan cukup terutama zat besi, kalium, seng, magnesium, fosfor,
natrium, dan kalsium sebaiknya diberian dalam bentuk suplemen
- Cairan diberikan dengan menggunakan perhitungan

- Jumlah cairan = % luka bakar x BB x 4 ml Ringer laktat. Jumlah cairan


disesuaikan dengan produksi urine yang berkisar antara 5-100 ml/jam

c) Jenis

- Diet luka bakar I : Diberikan berupa makanan enteral yang dapat diminum
per oral atau melalui pipa NGT/OGT

- Diet luka bakar II : Diberikan melalui oral (biasanya pada hari ke 4),
bertahap dan sesuai kebutuhan gizi

7) Diet Penyakit Hepatitis Akut pada Anak

a) Tujuan

- Memberikan makanan adekuat untuk tumbuh kembang anak


- Mencegah atau mengoreksi penurunan berat badan
- Mengatasi mual muntah dan meningkatkan nafsu makan

- Memberikan penyuluhan gizi

b) Syarat Diet

- Energy diberikan sesuai kebutuhan anak


- Pemberian protein 2-3 gr/kg BB, proporsi disesuaikan dengan pemberian energy
- Lemak, dalam keadaan mual muntah pemberian lemak harus dibatasi dan
ditingkatkan secara bertahap
- Karbohidrat diberikan tinggi
- Cairan diberikan sesuai kebutuhan
- Penambahan vitamin dan mineral untuk meningkatkan nafsu makan yaitu vitamin
B kompleks, vitamin C, vitamin K, dan zink
- Bentuk makana disesuaikan dengan keadaan pasien
- Porsi kecil tapu sering
8) Diet Penyakit Kolestasis pada Anak

a) Tujuan

- Menunjang pertumbuhan optimal


- Mencegah ensefalopatihepatik
- Mengurangi katabolisme protein
- Mengurangi edema dan asites
- Memberikan cairan untuk mencegah dehidrasi

b) Syarat Diet

- Enerigi diberikan 130-150% RDA menurut berat badan ideal. Untuk bayi
diberikan 120-150 kkal/kg BB ideal
- Protein pada anak 2-3 gr/kg BB. Untuk bayi kebutuhan protein 3-4 gr/kg BB bila
tidak ada ensefalopati
- ASI tetap diberikan
- Karbohidrat diberikan 15-20 gr/kg BB (glukosa polimer)
- Vitamin larut lemak yang diberikan
- Vitamin A 1000-25000 IU
- Vitamin D (25-OH) 3-5 mcg/kg BB
- Vitamin E 20-25 IU/kg BB
- Vitamin K 2,5-5 mg/3 kali seminggu
- Mineral Ca, Zn, Fe, Mg dapat diberikan dalam bentuk suplemen
- Bila ada asites dan edema, cairan dibatasi hingga 75% kebutuhan dan
konsentrasi makanan 1,6-1,0 kkal/ml
- Porsi kecil tapi sering

- Bentuk makanan diberikan sesuai dengan kondisi pasien

9) Diet Penyakit Diabetel Melitus pada Anak

a) Tujuan

- Menyediakan makanan cukup untuk menjaga tumbuh kembang normal


- Menjaga kadar gula darah dan profil lipid agar tetap mendekati normal
- Pengaturan jadwal, jenis, dan jumlah makanan disesuaikan dengan pemberian
insulin dan aktivitas fisik
- Meningkatkan kesehatan umum melalui pemilihan makanan sehat dan olahraga

- Memberikan pendidikan agar mampu mengelola diabetes secara mandiri

b) Syarat Diet

- Energy diberikan sesuai kebutuhan


- Karbohidrat 50-60% dari total kalori sehari
- Protein diberikan 10-15%
- Lemak diberikan 25-35%
- Dianjurkan konsumsi garam (NaCl) <6 gr/hari
- Serat diberikan sesuai usia
- 1-3 tahun = 19 gr
- 4-8 tahun = 25 gr
- 9-13 tahun = 31 gr (laki-laki), 26 gr (perempuan)

- 14-50 tahun = 38 gr (laki-laki), 26 gr (perempuan)

10) Diet Penyakit Gagal Ginjal Akut (GCA) pada Anak

a) Tujuan

- Memberikan makanan sesuai kebutuhan tanpa memberatkan fungsi ginjal


- Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah
- Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

- Mengupayakan agar anak tetap tumbuh dan berkembang secara normal

b) Syarat Diet

- Kalori dan protein disesuaikan


- Lemak diberikan 25-30%
- Karbohidrat diberikan 60-70%
- Natrium diberikan kurang lebih 1-2 mEq/kg BB
- Kalium diberikan 1 mEq/kg BB

- Vitamin dan mineral diberikan sesuai AKG

11) Diet Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGL) pada Anak

a) Tujuan

- Memberikan kalori yang adekuat dalam bentuk karbohidrat dan lemak


- Mempertahankan keseimbangan nitrogen positif dan menjaga pertumbuhan dan
perkembangan anak
- Mengurangi terjadinya akumulasi nitrogen sampai seminimal mungkin untuk
menghindarkan akibat uremia
- Memperlambat prohresifitas gagal ginjal
- Mengurangi beban asam yang harus diekskresi oleh ginjal
- Mengontrol hipertensi dengan pembatasan asupan garam dan cairan

- Mengontrol gangguan elektrolit terutama natrium, kalium, bikarbonat, kalsium,


dan fosfat
b) Syarat Diet

- Energy diberikan cukup


- Lemak diberikan sesuai AKG, diutamakan yang mengandung asam lemak tidak
jenuh ganda, dan lemak jenuh maksimal 10% dari lemak total
- Karbohidrat diberikan sisanya atau 50-60% dari energy total
- Vitamin C diberikan sebanyak <100 mg/hari
- Vitamin D3 diberikan sebanyak 5000-10.000 SI/hari
- Kalium dibatasi apabila ada hiperkalemia

- Natrium diberakan 80 mEq/kg BB/hari (2 gr/hari)

12) Diet Penyakit Gagal Ginjal dengan Dialisi pada Anak

a) Tujuan

- Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi,


agar pasien dapat tumbuh-kembang normal dan melakukan aktivitas
- Memberikan protein sesuai kebutuhan untuk mengganti protein yang hilang
selama dilakukan dialysis
- Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolism tidak berlebihan
- Meningkatkan hidup anak

b) Syarat Diet

- Energy dan protein diberikan disesuaikan dengan usia


- Lemak 30% dari energy total, diutamakan asam lemak tidak jenuh dan lemak
jenuh dibatasi maksimum 10%
- Karbohidrat sisanya 50-60& dari energy total
- Natrium dibatasi bila ada edema dan hipertensi
- Kalsium dan fosfor cukup, diberikan sesuai AKG, kecuali sudah terjadi
osteodistrofi
- Vitamin C dibatasi, kurang dari 100 mg/hari untuk mencegah hyperoxaluria

- Cairan dibatasi pada pasien dengan edema atau hipertensi

13) Diet Penyakit Sindrom Nefrotik pada Anak

a) Tujuan

- Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal ginjal


- Mencegah atau mengurangi retensi natrium/air
- Mengganti protein yang keluar bersama urin

- Mengupayakan agar anak tetap tumbuh dan berkembang secara normal


b) Syarat Diet

- Energy sesuai dengan kebutuhan menurut berat badan ideal sesuai tinggi badan
actual
- Protein diberikan 2 gr/kg BB, yang bernilai biologic tinggi
- Lemak cukup <30% dari total energy, diutamakan lemak tidak jenuh, rendah
kolesterol <200 mg
- Natrium dibatasi sesuai dengan beratnya retensi air (0,5-2 gr)
- Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan AKG terutama kalsium dan vitamin
D

14) Diet Penyakit Kanker pada Anak

a) Tujuan

- Mengatasi efek samping terapi


- Mengurangi kaheksia
- Mencegah penurunan berat badan, kehilangan protein dan lemak tubuh
- Mencegah infeksi dan sepsis
- Mencukupi kebutuhan zat gizi mikro
- Mengontrol gangguan saluran pencernaan

b) Syarat Diet

- Energy adekuat, diberikan sesuai kebutuhan gizi


- Protein berkisar antara 100-150% dari AKG
- Lemak dapat diberikan 25-30% dari total energy
- Suplemen vitamin dan mineral diperlukan jika asupannya rendah, khususnya
vitamin C, vitamin A, vitamin D, mineral seng
- Penambahan cairan diperlukan jika ada demam dan tidak ada kontraindikasi
- Porsi kecil tapi sering
- Jika ada hiperglikemia, asupan karbohidrat dan asupan sumber energy perlu
dikontrol/waspadai
- Batasi natrium 4-6 gr per hari jika ada edema
- Sajikan makanan dalam bentuk menarik dan suhu yang dapat diterima
- Jika sedang menjalani kemoterapi sebaiknya hindari makanan yang diawetkan,
makanan beragi seperti tempe, tape, dan brem serta makanan mentah
- Ubah tekstur dan cairan jika diperlukan misalnya ada disfagia

15) Diet Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

a) Tujuan
- Menunjang tumbuh kembang anak secara optimal dengan memberikan makanan
sesuai kebutuhan tanpa memberatkan kerja jantung
- Mengurangi retensi garam/air bila ada edema dan menurunkan tekanan darah
bila ada hipertensi
- Menyiapkan pasien agar dalam kondisi baik untuk tindakan operasi

b) Syarat Diet

- Kalori yang dibutuhkan tinggi untuk tumbuh kejar


- Protein tinggi 10%-15% dari kalori total
- Lemak 35%-50% dari kalori total dan sebaiknya mengandung Medium Chain
Trygliceride (MCT), yang dapat langsung diserap di usus halus
- Karbohidrat sebesar 35%-55% dari kalori total, sebaiknya diberikan karbohidrat
yang mengandung glukosa polimer, oleh karena mempunyai osmolaritas yang
rendah dan menghasilkan kalori yang lebih banyak
- Natrium (Na) sebaiknya tidak lebih dari 1 mEq/100 kkal, pada bayi kurang lebih 2
mEq/kg BB/hari untuk mencegah hyponatremia dan gangguan pertumbuhan
- Kalium (K), perlu penambahan bila mendapatkan pengobatan diuretic
- Vitamin diberikan sesuai AKG
- Serat diberikan cukup

16) Diet Penyakit Hiperlipidemia pada Anak

a) Tujuan

- Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL


- Membatasi asupan lemak dengan tetap mendapatkan pertumbuhan dan
perkembangan yang optial
- Menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler di kemudian hari

b) Syarat Diet

- Energy disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan BB ideal


- Kebutuhan protein 10-15% dari kebutuhan kalori
- Kebutuhan lemak <30% dari kebutuhan kalori
- Kebutuhan karbohidrat 55% dari kebutuhan kalori
- Serat diberikan cukup atau tinggi, terutama serat larut air
- Vitamin dan mineral sesuai AKG

17) Diet Pra Bedah pada Anak

a) Tujuan
- Mencapai status gizi normal
- Menjaga tumbuh kembang optimal
- Mempersiapkan kondisi prima pasien untuk menjalani operasi dan mencegah
morbiditas/komplikasi operasi

b) Syarat Diet

- Pada bayi dan anak dengan malnutrisi perlu diberikan dukungan gizi sebelum
operasi selama 10-14 hari dalam bentuk suplementasi oral/NGT/OGT
- Anak diperbolehkan minum makanan cair jernih 2 jam sebelum permbedahan
tanpa peningkatan resiko aspirasi
- Energy diberikan sesuai dengan kondisi pasien
- Protein sesuai AKG
- Lemak diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan energy dan asam lemak
essensial
- Karbohidrat sisa kebutuhan energy

18) Diet Pasca Bedah pada Anak

a) Tujuan

- Mencapai status gizi normal


- Mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah komplikasi
- Memenuhi kebutuhan gizi untuk mengganti kehilangan protein, glikogen, zat
besi, serta memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

b) Syarat Diet

- Makanan enteral diberikan setelah fungsi usus pulih


- Pemberian makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan
biasa
- Penetapan diet tergantung jenis pembedahan dan keadaan klinis pasien
- Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan
- Protein diberikan tinggi dengan memperhitungkan rasio energy non protein
terhadap nitrogen 100:1 kkal/gr N, selanjutkan dipertahankan dengan rasio 150-
200:1 kkal/ gr N
- Kebutuhan cairan dihitung berdasarkan balans cairan yaitu : IFL + CFL + jumlah
urin 24 jam

19) Diet Apendektomi pada Anak


a) Tujuan

- Mengurangi resiko infeksi, sepsis, peritonitis atau abses


- Mengganti kehilangan zat gizi
- Mencapai tumbuh kembang anak yang optimal

b) Syarat Diet

- Tinggi energy dan protein


- Cukup vitamin C, zink, vitamin K, dan A
- Makanan mudah cerna dan tidak merangsang saluran cerna
- Rendah serat dan secara bertahap ditingkatkan ssesuai toleransi pasien
1) Diet Penyakit Kanker

a) Tujuan

Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan cara :

- Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta


daya terima pasien
- Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan
- Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare

- Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh


pasien dan keluarganya

b) Syarat Diet

- Energy diberikan tinggi


- Protein tinggi yaitu 1-1,5 gr/kg BB
- Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
- Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C dan E
- Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal
- Makanan steril
- Porsi makanan kecil tapi sering

2) Diet HIV / AIDS

a) Tujuan

- Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh


aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV
- Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang
diharapkan, terutama jaringan otot
- Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi
- Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi

b) Syarat Diet

- Energy diberikan sesuai dengan perkembangan penyakit


- Stadium 1 : Kebutuhan energy normal dengan memperhatikan gizi seimbang
- Stadium 2 : Kebutuhan energy meningkat 10% dari kebutuhan
- Stadium 3 dan 4 : Kebutuhan energy meningkat 20-30% dari kebutuhan
- Tambahan energy sebanyak 13% dari kebutuhan untuk setiap kenaikan 1°C
- Protein diberikan 12-15% dari total energy
- Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total. Jenis lemak disesuaikan
dengan toleransi pasien. Apabila ada malabsorbsi lemak maka gunakan lemak
dengan ikatan rantai sedang. Minyak ikan diberikan bersama minyak dengan
ikatan rantai sedang dapat memperbaiki fungsi kekebalan
- Vitamin dan mineral diberikan 150% dari AKG
- Serat cukup dan disesuaikan dengan kondisi pasien
- Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering
- Hindari makanan yang merangsang perncernaan baik secara mekanik, termik,
maupun kimia

3) Diet Pra Bedah

a) Tujuan

Mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat
pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stress dan
penyembuhan luka

b) Syarat Diet
- Energy diberikan sesuai dengan status gizi pasien
- Protein diberikan 1,502,0 gr/kg BB dari total energy bila pasien dengan status
gizi kurang, anemia, albumin rendah. Sedangkan pasien dengan status gizi baik
atau kegemukan diberikan protein 0,8-1 gr/kg BB
- Lemak cukup yaitu 15-25% dari kebutuhan energy total. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya
- Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuhan energy total
- Vitamin cukup terutama vitamin B, C dan K
- Mineral cukup
- Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma,
sehingga tidak menganggu proses pembedahan

c) Jenis

- Pra bedah minor atau kecil elektif, seperti tonsilektomi tidak dibutuhkan diet
khusus. Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum pembedahan. Sedangkan pada
pasien yang akan menjalani apendiktomi, herniatomi, hemoroidektomi, dan
sebagainya diberikan diet rendah sisa sehari sebelumnya
- Pra bedah mayor atau besar seperti: Pra bedah saluran cerna diberikan diet
rendah sisa selama 4-5 hari dengan tahapan: hari ke-4 sebelum pembedahan
diberikan makanan lunak. Hari ke-3 sebelumnya diberikan makanan saring. Hari
ke-2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberikan formula enteral rendah sisa. Pra
bedah besar diluar saluran cerna diberi formula enteral rendah sisa selama 2-3
hari. Pemberian terakhir pada pra bedah besar dilakukan 12-18 jam sebelum
pembedahan, sedangkan minum 8 jam sebelumnya

4) Diet Pasca Bedah

a) Tujuan

Mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat
proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien

b) Syarat Diet

- Memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak dan
biasa
- Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan
dan keadaan pasien seperti: Pasca bedah kecil, makanan secepat mungkin
kembali biasa atau normal. Pasca bedah besar, diberikan secara berhati-hati
disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya

c) Jenis
Pasca bedah 1

- Pasca bedah kecil : Setelah sadar atau rasa mual hilang


- Pasca bedah besar : Setelah sadar dan rasa mual hilang serta tanda-tanda
usus sudah mulai bekerja
- Diberikan berupa air putih, teh manis atau cairan lain seperti pada makanan cair
jernih

Pasca bedah 2

Diberikan kepada pasien pasca bedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari diet pasca bedah 1. Diberikan dalam bentuk makanan cair
kental

Pasca bedah 3

Diberikan kepada pasien pasca bedah bedah besar saluran cerna atau sebagai
perpindahan dari diet pasca bedah 2. Berupa makanan saring ditambah susu
dan biscuit. Dapat diberikan makanan parenteral bila perlu

Pasca bedah 4

- Pasca bedah kecil, setelah diet pasca bedah 1


- Pasien pasca bedah besar setelah diet pasca bedah 3
- Berupa makanan lunak yang dibagi kedalam 3 kali makan lengkap dan 1 kali
makan selingan

5) Diet Hiperemesis

a) Tujuan

- Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis


- Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup

b) Syarat Diet

- Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energy total


- Lemak rendah, yaitu ≤ 10% dari kebutuhan energy total
- Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total
- Makanan diberikan dalam bentuk kering
- Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
- Makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering
dalam porsi kecil
- Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan
selingan malam
- Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan gizi pasien

c) Jenis

- Hiperemesis I : Diberikan kepada pasien dengan hiperemesis berat.


Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau
rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1-2
jam sesudahnya. Semua zat gizi pada makanan ini kurang kecuali vitamin C,
sehingga hanya diberikan selama beberapa hari
- Hiperemesis II : Diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan. Pemilihan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi, kecuali kebutuhan energy
- Hiperemesis III : Diberikan kepada pasien hiperemesis ringan, disesuaikan
dengan kesanggupan pasien, minum boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup energy dan semua zat gizi

6) Diet Preeklamsia

a) Tujuan

- Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal


- Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
- Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air
- Mencapai keseimbangan nitrogen
- Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
- Mengurangi atau mencegah timbulnya factor resiko lain atau penyulit baru pada
saat kehamilan atau setelah melahirkan

b) Syarat Diet

- Energy dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan
secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Penambahan energy tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum
hamil
- Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air
- Protein tinggi (1 ½ - 2 gr/kg BB)
- Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak
tidak jenuh ganda
- Vitamin cukup terutama vitamin C dan B6
- Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
- Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
- Cairan diberikan 2500 ml sehari. Jika pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan
pernapasan

c) Jenis

- Preeklamsia I : Diberikan kepada pasien dengan preeklamsia berat.


Makanan diberikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah.
Jumlah cairan diberikan secara parenteral. Makanan ini hanya diberikan selama
1-2 hari karena kurangnya energy dan zat gizi
- Preeklamsia II : Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklamsia I atau kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu
berat. Makanan bentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah
garam I makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya
- Preeklamsia III : Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet
preeklamsia II atau kepada pasien preeklamsia ringan. Makanan ini
mengandung protein tinggi dan rendah garam, diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energy harus disesuaikan
dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan

7) Diet Disfagia

a) Tujuan

- Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran


pernapasan
- Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan

b) Syarat Diet

- Cukup energy, protein, dan zat gizi lainnya


- Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan
- Cukup cairan
- Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan
- Diberikan secara bertahap, dimulai dari makanan cair penuh atau kental,
makanan saring, kemudian makanan lunak
- Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau
aspirasi
- Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa atau sonde
8) Diet Gastritis

a) Tujuan

Memberikan makanan dan cairan secukupnya dan tidak memberatkan lambung


serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan

b) Syarat Diet

- Energy dan protein diberikan cukup sesuai kemampuan pasien untuk menerima
makanan
- Lemak diberikan rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total yang
ditingkatkan secara bertahap
- Rendah serat terutama serat larut air yang ditingkatkan secara bertahap
- Rendah laktosa, apabila ada gejala intoleransi laktosa
- Cairan diberikan cukup
- Fase akut, dapat diberikan makanan parenteral saja 24-48 jam untuk member
istirahat pada lambung
- Mudah cerna, porsi kecil, dan sering mempertimbangkan konsistensi dan bentuk
makanan

9) Diet Ulkus Peptikum

a) Tujuan

Memberikan makanan dan cairan secukupnya dan tidak memberatkan lambung


serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan

b) Syarat Diet

- Energy dan protein diberikan cukup sesuai kemampuan pasien untuk menerima
makanan
- Lemak diberikan rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total yang
ditingkatkan secara bertahap
- Rendah serat terutama serat larut air yang ditingkatkan secara bertahap
- Rendah laktosa, apabila ada gejala intoleransi laktosa
- Cairan diberikan cukup
- Fase akut, dapat diberikan makanan parenteral saja 24-48 jam untuk
memberikan istirahat pada lambung
- Mudah cerna, porsi kecil, dan sering mempertimbangkan konsistensi dan bentuk
makanan
- Menghindari makanan/minuman tertentu yang dapat merangsang ulkus seperti
makanan yang mengandung gas antara lain sayuran (sawi, kol), buah-buahan
tertentu (nangka), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang
dikeringkan) dan minuman yang mengandung gas (minuman bersoda). Makanan
yang merangsang pengeluaran asam lambung (kopo, minuman beralkohol 5-
20%, anggur putih, sari buah sitrus, serta susu), makanan sulit dicerna (makanan
berlemak, kue tart, dan keju), makanan yang secara langsung dapar merusak
dinding lambung (cuka, pedas, bumbu yang merangsang)

10) Diet Paca Hematesis Melena

a) Tujuan

- Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran


cerna, mengurangi resiko pendarahan ulang, dan mencegah aspirasi
- Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin

b) Syarat Diet

- Tidak merangsang saluran cerna


- Tidak meninggalkan sisa
- Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberikan istirahat pada lambung
- Diet diberikan jika pendarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada

11) Diet Lambung

a) Tujuan

Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung


serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan

b) Syarat Diet

- Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan


- Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya
- Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan
- Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap
- Cairan cukup, terutama bila ada muntah
- Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara teris,
mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan)
- Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak
- Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang
- Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral 24-48 jam untuk memberi
istirahat pada lambung

c) Jenis

- Lambung I : Diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca


pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk
saring dan merupakan perpindahan dari diet pasca hematesis melena, atau
setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja
karena kurang energy, zat besi, tiamin, dan vit C
- Lambung II : Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung I
atau kepada pasien ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis
ringan, makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makan
lengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein,
vitamin C, tetapi kurang tiamin
- Lambung III : Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung II
atau kepada pasien ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis
yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada
keadaan pasien. Makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya

12) Diet Usus Inflamatorik

a) Tujuan

- Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


- Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang
- Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut
- Mengistirahatkan usus pada masa akut

b) Syarat Diet

- Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja
- Bila fase akut teratasi, pasien diberikan makanan secara bertahap, mulai dari
bentuk cair (peroral maupun enteral), kemudian meningkat diet sisa rendah dan
serat rendah
- Bila gejala hilang dapat diberikan makanan biasa
- Kebutuhan energy dan protein tinggi
- Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D, asam folat, vitamin
B12, kalsium, zat besi, dan seng
- Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dapat diberikan karena sering terjadi
intoleransi dan malabsorpsi lemak
- Cukup cairan dan elektrolit
- Menghindari makanan yang menimbulkan gas
- Sisa rendah secara bertahap kembali ke makanan biasa
-

13) Diet Divertikulosis

a) Tujuan

- Meningkatkan volume dan konsistensi fases


- Menurunkan tekanan intra luminal
- Mencegal infeksi

b) Syarat Diet

- Kebutuhan energy dan zat-zat gizi normal


- Cairan tinggi yaitu 2-2,5 liter sehari
- Serat tinggi

14) Diet Divertikulitis

a) Tujuan

- Mengistirahatkan usus dan mencegah perforasi


- Mencegah akibat laksatif dan makanan berserat tinggi

b) Syarat Diet

- Asupan energy dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang
ditetapkan
- Bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan cair jernih
- Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari diet sisa rendah I ke diet sisa
rendah II dengan kondisi yang sesuai
- Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil seperti tomat, jambu
biji, strawberry, yang dapar menumpuk dalam diverticular
- Bila perlu diberikan makanan enteral rendah atau bebas laktosa
- Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari

15) Diet Diare

a) Tujuan

Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, mengganti kehilangan zat-zat


gizi dan memperbaiki status gizi yang kurang serta mencegah dehidrasi
b) Syarat Diet

- Energy dan protein diberikan tinggi (untuk mencegah penurunan berat badan
dan mempertahankan keseimbangan energy dan protein, serta memperbaiki
protein plasma)
- Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak
rantai sedang
- Tinggi cairan dan elektrolit
- Menghindari makanan yang berbumbu tajam
- Pada fase akut teratasui, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari
bentuk cair (peroral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi diet rendah
sisa dan serat rendah
- Apabila gejala mulai menghilang dapat diberikan makanan lunak, dan bertahap
ke makanan biasa

16) Diet Pankreatitis

a) Tujuan

Memperbaiki asupan makanan tanpa membebani pancreas dengan meminimalkan


fungsi eksokrin dan endokrin pancreas, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,
meringankan keadaan steatorihea (pada pancreatitis kronik) dan mengendalikan
penyakit yang mungkin timbul seperti tetani, hiperglikemi, malnutrisi, maldigesti, dan
diare

b) Syarat Diet

- Pada fase akut, pemberian makan dimulai dengan parenteral (NPO = none per
oral) dengan gizi lengkap
- Pada pasien pancreatitis kronik, diberikan diet dengan proporsi lemak rendah
sampai sedang, protein sedang dan karbohidrat tinggi
- Menghindari makanan yang dapat mengiritasi pancreas dang aster (alcohol,
kafein, dan makanan yang mengandung gas), dan serat rendah
- Makanan dalam diberikan porsi kecil tapi sering
- Pemberian vitamin dan mineral, terutama vitamin B kompleks, niasin, asam
pantotenat, vit C, E Ca, magnesium, dan zink

17) Diet Hipertensi

a) Tujuan
Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

b) Syarat Diet

- Cukup energy, protein, mineral, dan vitamin


- Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
- Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan
atau hipertensi
- Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah makanan berkadar lemak
jenuh tinggi (jeroan, minyak kelapa, gajih), makanan olahan yang menggunakan
garam natrium (biscuit, crakers, keripik, dan makanan kering yang asin),
makanan dan minuman kaleng, makanan yang diawetkan dan bumbu-bumbu
makanan yang mengandung garam natrium tinggi

c) Jenis

- Diet rendah garam 1 (200-400 mg Na) : Diberikan kepada pasien dengan


edema, asites, dan atau hipertensi berat. Dalam klasifikasi hipertensi menurut
WHO dikatakan hipertensi berat jika systole (mmHg) ≥ 180 dan diastole ≥ 110)
- Diet rendah garam 2 (600-800 mg Na) : Diberikan kepada pasien dengan
edema, asites, dan atau hipertensi tidak terlalu berat. Dalam klasifikasi menurut
WHO dikatakan hipertensi sedang jika systole (mmHg) 160-179 dan diastole
100-109
- Diet rendah garam 3 (1000-1200 mg Na) : Diberikan kepada pasien dengan
edema dan atau hipertensi ringan dalam klasifikasi menurut WHO dikatakan
hipertensi ringan jika systole (mmHg) 140-159 dan diastole 90-99

18) Diet Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

a) Tujuan

Mencegah malnutrisi, mencapai dan mempertahankan status gizi optimal, mencegaj


terjadinya deplesi nutrisi

b) Syarat Diet

- Mempertahankann kuosien respirasi kurang dari 1. Upaya ini dilakukan dengan


menurunkan asupan karbohidrat hingga 35-40% dari total energy
- Meningkatkan asupan lemak hingga sekitar 40% dari total kalori
- Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi sering dan biarkan pasien makan
perlahan
- Memberikan kalsium dengan jumlah cukup
- Makanan yang harus diperhatikan yaitu makanan yang berasal dari sumber
karbohidrat karena metabolism KH akan memproduksi lebih banyak CO2

You might also like