You are on page 1of 16

DENTAL SIDE TEACHING (DST)

ODONTEKTOMI

KASUS
Seorang pasien laki-laki berusia 25 tahun berdomisili di Warembungan datang ke
RSGM PSPDG FK UNSRAT dengan keluhan utama adanya rasa tidak nyaman
karena gigi bagian belakang bawah kiri yang tumbuh dengan posisi miring dan
berlubang. Gigi tersebut juga pernah menimbulkan rasa sakit jika terselip
makanan. Terakhir kali pasien merasa sakit yaitu sekitar 3 bulan yang lalu.

Gigi yang dirawat :38

Keadaan umum:
Pasien datang dalam keadaan umum yang baik dan kooperatif.

Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan:


- Riwayat penyakit menular : t.a.k
- Riwayat penyakit yang diidap penderita : t.a.k
- Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k
- Tekanan darah : 120/80 mm/Hg

Keadaan ekstra oral:


- Pembengkakan : t.a.k
- Kelenjar limpa : t.a.k
- TMJ : t.a.k

Keadaan intra oral:


- Mukosa pipi : normal
- Mukosa palatum : normal
- Mukosa dasar mulut/lidah : normal
- Mukosa faring/tonsil : normal
- Gingiva : normal

1
- Karang gigi : Ada
- Poket : --
- Oklusi : Normal (klas I Angle)

Keluhan utama:
Pasien datang dengan keluhan utama adanya rasa tidak nyaman karena gigi bagian
belakang bawah kiri yang tumbuh dengan posisi miring dan berlubang dan sering
terasa sakit jika terselip makanan.

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien merasa sakit pada gigi tersebut untuk pertama kali sekitar 2 tahun yang
lalu. Saat gigi tersebut terasa sakit, pasien tidak mengonsumsi obat-obatan
apapun. Saat ini gigi tersebut tidak dalam keadaan sakit. Terakhir kali pasien
merasakan sakit pada gigi tersebut yaitu sekitar 3 bulan yang lalu.

Gejala subjektif:
Rasa sakit (nyeri) tidak ada

Pemeriksaan objektif:
Perkusi (-), palpasi (-), Sondasi (-)

Diagnosis klinik:
Gigi 38—mesioangular

Rencana perawatan:
Odontektomi

2
Kondisi Sistemik

3
GAMBARAN KLINIS

Gambar 1. Foto intraoral gigi 38

GAMBARAN RADIOGRAFI PENUNJANG

Gambar 2. Foto radiografi panoramic

4
ANALISIS FOTO PANORAMIK
Klasifikasi Nilai
Hubungan Rahang Mesioangular 1
Kedalaman Level-A 1
Hubungan dengan Ramus Klas I 1
Indeks Kesulitan Minimal 3
Keterangan:
Kesulitan minimal : 3-4
Kesulitan sedang : 5-7
Kesulitan sulit : 7-10
Jadi, gigi impaksi 38 mempunyai tingkat kesulitan minimal

ALAT DAN BAHAN YANG DISEDIAKAN


- 1 set pakaian OK (pakaian, penutup kepala, masker, kacamata pelindung, lateks
glove, sendal)
- Handuk, lap meja, duk steril untuk pasien
- Diagnostik set standar (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset, eksavator)
- Stetoskop/sfigmomanometer
- Nierbekken
- Syringe Disposable 3 cc
- Syringe disposable 5 cc (dua buah)
- Local Anaesthesia (Pehacaine/Lidokain HCL) 2 ampul
- Scalpel handle no.3& Blade No.15
- Raspatorium/molt periosteal elevator
- Flap retractor
- Straight handpiece serta bur tulang round dan fissure bur
- Surgical Forceps

5
- Bein/Elevator
- Bone File
- Rongeur Forcep
- Hemostat
- Cheek Retractor
- Needle Holder
- Pinset chirurgies
- Tang Molar RB
- Standard suture scissors
- Soft tissue scissors
- Cryer
- Suction Tip
- Suture needle
- Suture material/benang Jahit (silk)
- Dappen glass
- Mangkok melamin
- Kapas, tampon dan cotton pellet
- alkohol 70%
- Povidone Iodine
- Larutan saline/NaCl
- Epinephrine (Adrenaline) 1 ml, diberikan 0,2-1,0 ml SC atau IM
- Hemiseal/hemospon
- Alvolgil
- Minosep Gargle

6
Gambar 3. Ilustrasi alat-alat yang akan digunakan

PERSIAPAN ODONTEKTOMI
1. Persiapan, meliputi persiapan mental, jasmani dan rohani
2. Kondisi pasien harus dalam kedaan sehat, tidak capek, serta tidak ada keluhan
nyeri.
3. Analisis foto radiografik yakni berupa foto panoramik
4. Penerapan prinsip sterilisasi, instrumentasi

PROSEDUR PERAWATANODONTEKTOMI
A. Rencana Perawatan
Gigi 38Odontektomi

B. Tahap Perawatan
1. Indikasi, pengisian rekam medik bagian bedah mulut, pengambilan foto
intraoral dan memperlihatkan foto rontgen.
Instruktur: drg. Maudy Komansilan

2. Dental Side Teaching (DST)


Instruktur: drg. Maudy Komansilan
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada tindakan
odontektomi.
4. Informed Consent

7
5. Pengukuran tekanan darah pasien
6. Asepsis (operator, asisten, dan pasien)
- Operator
Cuci tangan dengan cairan desinfektan, menggunakan perlengkapan bedah
dengan tepat (baju, handscon, masker, topi menutupi rambut, sandal yang
bersih).
- Pasien
Memasang duk steril pada pasien, desinfeksi intraoral menggunakan povidone
iodine 10% dengan gerakan sentrifugal serta ekstraoral menggunakan alkohol
70%.
7. Pengaplikasian anastesi topikal diikuti dengan melakukan anastesi
blokmandibular dan infiltrasi n.bukalis menggunakan cairan pehacain.

8. Pembukaan flap
Berdasarkan lokasinya flap akan dibuat pada daerah bukal dengan teknik
full thickness(mukoperiosteal). Akan dibuat envelope flap—rektangular yakni
dengan dua insisi tambahan(mesial-distal)dengan cara melakukan insisi
dimulai dari bagian distal M3 pada pertengahan (diantara LOI dan LOE) di
bagian anterior daerah trigonum pterigomandibula kemudian diteruskan ke
daerah papilla distal molar M2, mengelilingi sebagian leher gigi M3 lalu
diteruskan sepanjang servikal gigi molar mandibula dan berakhir pada servikal
mesial gigi M2. Hindari sublingual space untuk mencegah terjadinya cedera
pada n.lingual yang dekat dengan area M3 mandibula.
Prosedur ini dilakukan untuk memisahkan mukoperiosteal flap dan tulang.
Periosteal elevator/raspatorium diletakkan sampai berkontak langsung dengan
tulang melalui periosteum garis insisi. Pembebasan/pengangkatan dimulai dari
margin gingiva terutama untuk membebaskan attached gingiva dan sebaiknya
tidak menimbulkan trauma/trauma seminimal mungkin.Retraktor jaringan
diletakkan di buccal shelf, hanya pada eksternal oblique ridge dan distabilisasi
dengan memberikan tekanan ke tulang.

8
Gambar 4. Ilustrasi desain flap dengan kasus yang hampir sama

Tujuan tahap ini ialah untuk mendapatkan lapang pandang yang baik, jalan
masuk alat yang cukup, dan trauma seminimal mungkin.
Beberapa prinsip yang mendasari desain flap mukoperiosteal yaitu:
- Menyediakan ruang yang cukup bagi daerah yang akan dioperasi
- Dasar flap harus lebar sehingga jaringan lunak mendapatkan suplai darah
yang cukup setelah penutupan luka
- Untuk menghindari pendarahan full thickness mukoperiosteal flap harus
ditinggikan
- Insisi harus didesain sedemikian rupa sehingga flap dapat menutupi
tulang pada

9. Pengambilan tulang
Prosedur ini hanya dilakukan jika diperlukan. Pengambilan tulang
menggunakan bur, rongeur atau knabel tang dengan bur (straight-
lowspeed) harus diikuti dengan melakukan irigasi menggunakan larutan
saline.Bur diputar perlahan dan penggunaanya intermitten dengan
penekanan yang cukup. Teknik yang akan dilakukan merupakan teknik
pada umumnya yakni membuat parit sepanjang bukal.

9
10. Pemotongan gigi
Pada kasus ini pengambilan gigi dilakukan dengan teknik in separasi
dimana pengambilan gigi impaksi dilakukan dengan membelah gigi secara
vertikaldan horizontal menjadi 3 bagian.Gigi yang impaksi diambil
sebagian-sebagian. Akan dilakukan pemotongan gigi 48 yang impaksi
pada setengahmahkotadan dipisahkan bagian mesial dan distal sampai ke
bifurkasi menggunakan bur tulang karena mengingat adanya canalis
mandibularis yang sering berada didekat gigi impaksi.Untuk memudahkan
pengeluaran mahkota gigi dengan inklinasi kedistal. Gigi dikeluarkan satu
persatu menggunakan elevator. Gigi bagian distal didorong kearah distal
selebar besar daerah pemotongan, hal ini akan memudahkan gigi terungkit
keatas kemudian dilanjutkan dengan mengeluarkan gigi bagian mesial.
Tindakan pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari fraktur dinding alveolar lingual atau tertembusnya bagian
tersebut dengan bur karena ada kemungkinan terjadi cedera n.lingualis.
Tujuan tahap ini ialah untuk menciptakan ruang yang bisa digunakan
untuk mengungkit dan mengeluarkan segmen mahkota atau sisa akar.

Gambar 7. Pemotongan gigi yang akan dilakukan

10
Gambar 8. Ilustrasi pemotongan gigi yang akan dilakukan

11. Pembersihan luka/debridement


Setelah gigi impaksi diangkat langkah selanjutnya adalah pembersihan
soket dari semua debris maupun serpihan tulang dan benda asing yang
mungkinmenggangu penyembuhan.Bagian tulang yang mengalami trauma
oleh penggunaan bur, tang, elevator atau instrument lain, lapisan
superfacialnya harus diambil karena akan menjadi nekrotik. Ujung yang
tajam atau menonjol yang dapat menimbulkan iritasi pada mukosa di
atasnya, dihaluskan dan jaringan dengan supply darah yang buruk harus
diambil selanjutnya dilakukan pembersihan dengan irigasi saline dan
pembersihan secara mekanis menggunakan periapikal kuret. Tulang hasil
kuretase harus halus dan pinggirannya tidak tajam dengan cara
menghaluskan tulang yang tajam menggunakan bone file.

12. Penjahitan
Pada tahap ini dilakukan pengembalian flap dengan penjahitan
terputus/interrupted. Penjahitan dimulai dari bagian tengah region 38
terlebih dahulu kemudian diikuti bagian yang lainnya.Akan dilakukan
penjahitan dengan metode terputus/interrupted suture. Penjahitan dibuat
melalui attach tissue/perlekatan jaringan pada aspek posterior dari M2.

11
Diperkirakan 3 jahitan yang akandiperlukan untuk menutup flap. Jarum
yang akan digunakan berukuran 3-0 dan dengan bentuk melengkung serta
benang dari bahan non-resorbable.
Adapun penjahitan menggunakan teknik interrupted ialah sebagai berikut:
- Penjahitan dimulai dengan meletakan jarum pada needle holder, yaitu
pada ujung needle holder.
- Jarum dimasukan ±3mm dari tepi luka kearah flap, untuk mencegah
robeknya flap maka tepi luka dipenetrasi jarum satu persatu. Benang
dibuat simpul yaitu simpul surgical. Setelah jarum dimasukan dari tepi
luka maka

seperti pada gambar, terdapat bagian yang pendek. Needle holder


diletakkan diantara ujung-ujung benang.

- Bagian yang panjang diputar dua kali mengitari ujung needle holder.
Lingkaran- lingkaran tersebut diletakkan ditepi untuk membuat ikatan
(simpul) dan untuk menghindari kekusutan.

- Bagian yang pendek dari benang dijepit dengan ujung dari needle
holder

12
- Needle holder ditarik melalui lingkaran-lingkaran tadi dan ujung-ujung
dari benang sekarang berpindah tempat

- Simpul dikencangkan, putaran yang kedua pada simpul akan menjamin


simpul tidak akan berubah.

- Needle holder diletakkan lagi diantara dua benang dan bagian yang
panjang diputar dua kali disekitar beak dari needle holder, tanpa
menarik seluruh simpul.

- Bagian yang pendek dijepit lebih ujung dari needle holder dan ditarik
melalui lingkaran-lingkaran yang dibuat.

13
- Simpul dikencangkan dan dua ujung benang berpindah tempat lagi.

Hal yang perlu diketahui bahwa penjahitan tidak boleh mengakibatkan


tarikan dari tepi luka yang dapat mengakibatkan kerusakan aliran darah
dengan akibat lanjut berupa nekrosis jaringan.Ataupun benang jahitan
dapat merobek mukosa dan menyebabkan terbukanya lagi daerah
pembedahan.
Setelah itu berikan gigitan tampon yang telah dibasahi povidone iodine.
Instruksikan untuk menggigit tampon 30-60 menit. Tampon dapat diganti
dengan tampon steril sampai beberapa kali.

INSTRUKSI PASCA ODONTEKTOMI


Adapun hal-hal yang wajib diinstruksikan pada pasien setelah menjalani prosedur
bedah adalah sebagai berikut :
- Terangkan pada pasien bahwa proses penyembuhan bergantung dari ketaatan
pasien dalam melaksanakan instruksi pasca bedah. Terangkan pula bahwa
kondisi yang biasa terjadi pasca pembedahan yakni rasa sakit, perdarahan, dan
pembengkakan
- Instruksi meminum obat ---- instruksikan pasien untuk rutin meminum obat
yang telah diresepkan
- Tidak menghisap-hisap daerah luka ---- instruksikan pasien agar tidak
menghisap-hisap daerah luka karena akan menghambat terjadinya proses
penyembuhan. Instruksikan pula untuk tidak sering membuang ludah maupun
mengunyah permen karet
- Istirahat ---- Setelah pembedahan, pasien harus beristirahat dan tidak
melakukan pekerjaan berat 1-2 hari.

14
- Rasa sakit ---- rasa sakit dan tidak nyaman mencapai puncaknya pada waktu
kembalinya sensasi. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, instruksikan untuk
meminum analgetik yang telah diresepkan setiap 4 jam bila perlu.
- Perdarahan ---- perdarahan ringan biasa terjadi pada 24 jam pertama.
Perdarahan paling baik dikontrol dengan menggunakan penekanan. Ingatkan
pasien untuk menggigit tampon/kasa.
- Pembengkakan ---- pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam
sesudah pembedahan. Ini sering terjadi sampai 1 minggu. Bila terjadi
pembengkakan, pasien diinstruksikan untuk kompres dingin (kantung es) pada
daerah wajah di dekat daerah gigi yang dicabut.
- Makan dan minum ---- instruksikan pasien untuk makan makanan yang lunak-
lunak dan dingin ( ice cream, pudding, yogurt, milk, cold soup, orange juice
).Hindari makanan keras dan makan satu sisi dahulu. Apabila minum kurang
dari 1 quart cairan dalam satu hari akan mengakibatkan dehidrasi dan
hipertermi.
- Posisi Tidur ---- Instruksikan pasien untuk tidur dengan kepala agak dinaikkan
yaitu dengan diganjal dengan 1 atau 2 bantal tambahan. Ini dapat
mengurangi/mengontrol pembengkakan.
- Oral Hygiene ---- lakukan sikat gigi seperti biasa. Gunakan obat kumur
mengandung antiseptik selama 24 jam pertama hingga 3-4 hari kemudian.
- Medikasi --- berikan antibiotik, analgesik-anti inflamasi, anti-perdarahan,
vitamin dan obat kumur antiseptik.

15
Pemberian Resep

R/ Lincomycin Tab 500 mg No: XV


S 3 dd 1 p.c
R/ Asam mefeamat tab 500 mg No: X
S 3 dd 1 tab p.c p.r.n
R/ Asam Traneksamat tab 500 mg No: X
S 3 dd 1 tab p.c p.r.n
R/ Kalium Diklofenak tab 25 mg No: X
S 3 dd 1 tab p.c p.r.n
R/ Becom Z tab @500 mg No: VI
S 2 dd 1 tab. p,c
R/ Minosep Gargle 0,05% No: I
S 2 dd garg
Pro : Willy Andriano
Umur : 25 tahun/ laki-laki
Alamat :Warembungan
TAHAP KONTROL
1. Instruksikan pasien untuk kembali kontrol kondisi ekstra oral dan intra
oral 3 hari post odontektomi. Tanyakan apa ada keluhan pasca operasi.
2. Jahitan dibuka 1 minggu post odontektomi. Dilakukan pemeriksaan
kembali dengan teliti meliputi penutupan luka dan keberadaan bekuan
darah. Biasanya pasien akan datang dengan keadaan OHIS yang buruk
disebabkan kurangnya pembersihan mekanis pada daerah tersebut karena
adanya rasa sakit, sehingga diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur
3. Pasien diinstruksikan kembali untuk kontrol kedua 2 minggu post
odontektomi. Anamnesa dan tanyakan apakah ada keluhan.

16

You might also like