You are on page 1of 37

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

nikmat, karunia, taufiq dan hidayah-Nya sehingga buku panduan praktikum Ilmu Tanaman

Pakan Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah mamuju dapat terlaksana.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Buku

panduan ini merupakan arahan untuk penyelenggaraan praktikum mata kuliah Imu

Tanaman Pakan pada Program Studi Peternakan. Praktikum mempunyai kedudukan yang

sangat penting dalam rangka capaian pembelajaran pada Program Studi Peternakan.

Capaian pembelajarannya meliputi mahasiswa mampu mengaplikasikan, mengkaji,

membuat desain dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyelesaikan

masalah.

Panduan praktikum mata kuliah Ilmu Tanaman Pakan ini berisi tentang dasar teori,

tujuan praktikum, bahan dan alat – alat yang dibutuhkan dalam praktikum serta prosedur

kerja dalam praktikum. Penyusunan buku panduan praktikum ini bertujuan untuk

mempermudah mahasiswa dan digunakan untuk acuan dalam pelaksanaan praktikum.

Penyusunan buku panduan praktikum ini belum sempurna, masih sangat banyak

kekurangannya. Untuk itu, kami mohon masukan dari para pembaca agar panduan

praktikum ini selanjutnya tersusun dengan lebih baik. Semoga buku panduan praktikum ini

dapat membantu memperlancar kegiatan praktikum mahasiswa.

Mamuju, Maret 2023

Penyusun
PRAKTIKUM I
PENGENALAN JENIS HIJAUAN PAKAN

DASAR TEORI

Hijauan merupakan tanaman utama ternak ruminansia yang berfungsi sebagai

sumber nutrisi seperti protein, energi, vitamin dan mineral. Menurut Herlinae (2003) bahwa

Hijauan yang bernilai gizi tinggi cukup memegang peranan penting karena dapat

menyumbangkan zat pakan yang lebih ekonomis dan berhasil guna bagi ternak.

Keuntungan utama dari hijauan sebagai makanan ternak ruminansia adalah suatu

pakan yang mudah didapat pada berbagai keadaan, sedangkan kelemahannya adalah tidak

tersedia secara berkelanjutan terutama pada musim kemarau (Herlinae, 2003). Sementara

itu, berdasarkan hasil penelitian Budiasa (2005) bahwa produksi hijauan pakan ternak

sebagai sumber pakan ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh penggunaan lahan dan

topografi.

Hijauan pakan ternak secara umum dapat dibagi atas 3 golongan yaitu rumput –

rumputan (Gramineae), legum (Leguminoseae) dan gulma Perbedaan jenis hijauan antara

legum dan rumput secara umum adalah pada kandungan nutrisinya yaitu pada kandungan

serat kasar dan protein kasar.

TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui dan mengelompokkan hijauan daerah tropis baik dari jenis rumput-

rumputan maupun leguminosa.

BEBERAPA JENIS HIJAUAN DAERAH TROPIS

A. Rumput – Rumputan (Gramineae)

Brachiaria decumbens (Rumput Bede)

Rumput Bede berasal dari Afrika Tropik memiliki nama lain yaitu rumput signal yang

merupakan salah satu pakan hijauan ternak unggulan yang berkualitas bagi ruminansia.
Tumbuh menjalar dengan stolon, rumput yang cocok untuk padang penggembalaan karena

tahan pijakan. Rumput ini dapat tumbuh di segala jenis tanah dan tetap hijau saat musim

kemarau.

Gambar 1. Brachiaria decumbens


Sumber : Disnakkan.grobogan.go.id (2020).

Ciri umum pada rumput bede yaitu membentuk hamparan lebar setinggi 80 – 150

cm, daun berbulu agak halus dan struktur yang kasar warna hijau gelap, bunda tersusun

dalam malai yang menyerupai bendera. Tumbuh baik di lereng terjal dan daratan rendah

sampai 1200 m serta sangat responsive terhadap pemupukan nitrogen serta dapat bertahan

hidup dalam jangka Panjang.

Brachiaria mutica (Kolonjono)

Rumput kolonjono berasal dari Afrika Tropik yang cocok pada daerah tropis dan

subtropic dengan drainase yang kurang baik, berawa dan tanah yang tergenang air. Rumput

ini dapat di tanam pada padang penggembalaan, bisa juga menggunakan sistem potong

dan angkut. Rumput ini dapat di gunakan untuk pengendali erosi di tepi sungai dan lereng

curam (Lansdown et al., 2013; Cook et, al., 2005).


Gambar 2. Brachiaria mutica
Sumber : feedpedia.org (2022).

Ciri umum rumput kolonjono yaitu menjalar dengan stolon, tekstur agak kasar,

tumbuh tegak membentuk rumput lebat setinggi 60 – 90 cm. dapat mendaji tanaman

penutup tanah, di buat sebagai silase dan hay.

Cenchrus ciliaris (Buffle grass)

Rumput buffle berasal dari Afrika utara tropic, Amerika selatan dan India. Menurut

Ecocrop (2010) bahwa rumput buffle di temukan di semak terbuka, hutan dan padang

rumput. Tumbuh subur di lingkungan gersang dan semi-kering, di tanah yang ringan,

berpasir, berbatu dan dangkal serta di daerah berkapur kering (SANBI, 2010; Quattrocchi,

2006).

Gambar 3. Cenchrus ciliaris


Sumber : feedpedia.org (2022).
Ciri umumnya yaitu tumbuh tegak dengan percabangan yang intensif, tidak berbulu,

bunga tersusun dalam malai yang silindris berwarna merah ungu. Rumput ini memiliki

efisiensi yang sangat tinggi terhadap penggunaan air (Osman et al., 2008).

Chloris gayana (Rumput Rhodes)

Rumput Rhodes berasal dari Afrika Timur dan Selatan. Rumput ini dapat menjadi

penutup tanah karena meningkatkan kesuburan dan struktur tanah serta membantu

mengurangi jumlah nematoda (Cook et al., 2005), dapat menjadi rumput potong untuk hay

namun tidak cocok di buat silase, serta dapat di tanam pada padang penggembalaan

dengan kualitas bervariasi.

Gambar 4. Chloris gayana


Sumber : feedpedia.org (2022).

Ciri umumnya yaitu menjalar dengan stolon, tidak berbulu, bunga tersusun dalam

malai dengan 6 – 20 bulir sepanjang 5 – 12 cm tersusun menjari di ujung malai berwarna

cokelat. Tumbuh baik di berbagai macam tanah terumata tanah berpasir sampai liat alkalis,

sangat responsive terhadap pemupukan, sedikit tahan kering. Pertumbuhannya dapat

mencapai tinggi 120 cm.

Cynodon dactylon (Rumput Bermuda)

Rumput bermuda merupakan rumput tropis utama yang di temukan di semua daerah

tropis dan subtropis. Rumput ini sangat toleran terhadap kekeringan dan penggembalaan
yang berat, dapat juga di gunakan sebagai rumput cut and carry, hay dan respon terhadap

pemupukan.

Gambar 5. Cynodon dactylon


Sumber : feedpedia.org (2022).

Ciri utamanya yaitu berdaun halus, membentuk kumpulan hijauan lebat, batang yang

berbunga dapat mencapai 10 cm – 70 cm. Hidup di tanah beririgasi atau tepi sungai, tahan

pada musim kering namun produksi hijauan menjadi sedikit.

Digitaria decumbens (Rumput Pangola)

Rumput pangola merupakan rumput tropis yang tersebar luas di banyak daerah

tropis dan subtropic yang lembab, dapat di tanam pada padang penggembalaan, di buat

silase dan hay, dan menjadi salah satu rumput tropis berkualitas tinggi (Cook et al., 2005).

Gambar 6. Digitaria decumbens


Sumber : feedpedia.org (2022).

Ciri umum rumput pangola yaitu batang sederhana atau bercabang, tingginya 35 –

180 cm. bilah daun panjangnya 35 – 180 cm dan lebar daun 2 – 14 mm. berdaun halus.
Tumbuh pada ketinggian 200 – 300 m dpl dan dapat tumbuh pada tanah yang miskin unsur

hara.

Pannicum maximum (Rumput Benggala)

Rumput benggala di temukan di seluruh daerah tropis yang di tanam pada padang

penggembalaan, cut and carry, dapat di buat menjadi silase dan hay. Nilai gizi rumput ini

tergolong baik namun di sarankan untuk melengkapi pemberiannya dengan sumber protein

lainnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan performa hewan ternak.

Gambar 7. Pannicum maximum


Sumber : feedpedia.org (2022).
Rumput bengggala merupakan rumput abadi berumbai besar yang tumbuh dengan

cepat. Tingginya dapat mencapai 1,8 – 2,4 m, batangnya tebal dan keras, daun relative

besar, bunga tersusun dalam dahan berwarna keemasan.

Pennisetum purpureum (Rumput Gajah)

Rumput gajah merupakan rumput tropis utama dan menjadi salah satu rumput tropis

dengan produksi tertinggi. Dapat tumbuh di berbagai kondisi kering maupun basah. Menurut

Mannetje (1992) bahwa rumput gajah adalah hijauan yang sangat popular di seluruh daerah

tropis, terutama dalam sistem cut and carry.


Gambar 8. Pennisetum purpureum
Sumber : feedpedia.org (2022).

Rumput gajah adalah rumput abadi yang kuat, rimpang dan berumbai, serta memiliki

sistem akar yang kuat, berkembang dari simpul-simpul stolon. Tingginya bisa mencapai 4 –

7 m, daunnya rata, lurus, berbulu di pangkal, dengan Panjang 100 – 200 cm dan lebar 1 –

5 cm. pinggir daun bergigi halus dan helaian daun memiliki pelepah yang menonjol.

Setaria Sphacelata (Setaria)

Rumput setaria merupakan rumput abadi tropis dan subtropis. Spesiesnya yang

bervariasi dan produktif telah banyak di kembangkan baik di padang penggembalaan

maupun sistem cut and carry. Dapat digunakan sebagai penutup tanah.

Gambar 9. Setaria sphacelata


Sumber : feedpedia.org (2022).

Rumput setaria tumbuh membentuk rumpun, tegak dan tinggi mencapai 2 m, daun

lebar agak berbulu pada permukaan atasnya terutama dekat batang, pangkal batang
berwarna kemerah – merahan, bunga tersusun dalam tandan warna cokelat keemasan,

daun lunak dan sangat di sukai ternak.

B. Legum (Leguminoseae)

Calopogonium muconoides (Kalopo)

Kalopo merupakan leguminosa yang di gunakan sebagai penutup tanah dan dapat

menjadi pupuk hijau. Menurut Cook et al., (2005) bahwa kalopo dapat menurunkan suhu

tanah, meningkatkan kesuburan tanah dan mengendalikan gulma.

Gambar 10. Calopogonium mucoides


Sumber : feedpedia.org (2022).

Tumbuh menjalar dan merambat, membentuk hamparan yang dapat mencapai

ketinggian 30 – 50 cm, batangnya lunak di tutupi bulu-bulu halus berwarna cokelat, berdaun

tiga pada setiap tangkai daun, helai daun hampir oval di tutupi bulu-bulu halus, bunga

berbentuk kupu-kupu seperti tandan berwarna kebiruan.

Arachis pintoi (Kacang pinto)

Legum yang tumbuh rendah dan tahan terhadap pijakan dan cocok untuk padang

pengembalaan, dapat tumbuh didaerah teduh matahari dan termasuk tanaman bernutrisi

tinggi dan dikembangkan dengan stek. Tanaman ini tidak tahan terhadap kemarau panjang
Gambar 11. Arachis Pintoi
Sumber : Disnakkan.grobogan.go.id (2020).

Kacang pinto merupakan legum tumbuh menjalar yang dapat mencapai 20-50 cm,

membentuk gumpalan padat berakar kuat dan memiliki banyak akar nodulasi sekunder.

Daun berbentuk lonjong dengan Panjang 4,5 cm lebar 3,5 cm. bunganya berwarna kuning

mirip dengan kacang tanah tetapi lebih kecil.

Centrocema pubescens (Centro)

Gambar 12. Centrocema pubescens


Sumber : Disnakkan.grobogan.go.id (2020).

Legum yang tumbuh menjalar dan memanjat, batang agak berbulu, berdaun tiga

pada setiap tangkai daun, helai daun oval agak elips, bunga relatif besar berwarna ungu

sampai agak keputihan. Dapat di gunakan sebagai legum penutup tanah dan pengendali

gulma.
Desmodium trifolium (Desmodium)

Desmonium merupakan kelompok leguminosa yang di gunakan sebagai pakan

ternak, dapat di tanam di padang penggembalaan maupun dalam sistem cut and carry,

serta di buat pakan bentuk silase dan hay.

Gambar 13. Desmodium trifolium


Sumber : feedpedia.org (2020).

Tanaman ini tergolong berumur Panjang dan tumbuh merambat, batang persegi.

Berwarna cokelat kemerahan, daunnya bulat telur dengan Panjang 2 - 7 cm dan lebar 1,5

– 5,5 cm berwarna cokelat kemerahan sampai ungu. Bunganya berwarna ungu tua dan

merah jambu.

Gliricidia sepium (Gamal)

Gamal merupakan hijauan tropis utama karena hijauan yang kaya protein dan nilai

gizi yang tinggi. Termasuk kelompok legum pohon abadi berukuran sedang dengan tinggi 2

– 15 m, di mungkinkan untuk dibuat silase dengan campuran rumput lainnya.


Gambar 14. Gliricidia sepium
Sumber : feedpedia.org (2020).

Tanaman ini daunnya menyirip , anak daun berbentuk bulat telur, Panjang daun

biasanya 2 - 7 cm lebar 1 – 3 cm. Bunga berwarna merah mudah cerah hingga ungu.

Dilaporkan Sebagian besar gugur pada musim kemarau dan tetap hijau di daerah lembab.

Leuchaena leucocephala (Lamtoro)

Lamtoro merupakan salah satu legum pohon pakan ternak tropis dengan kualitas

terbaik dan di sukai oleh ternak ruminansia. Legum ini tumbuh tegak, selalu hijau, tidak

berduri dan dapat mencapai ketinggian 10 m.

Gambar 15. Leuchaena leucocephala


Sumber : feedpedia.org (2020).
Tanaman lamtoro dapat menjadi pencegah erosi, memiliki perakaran yang

dalam, daun kecil – kecil bersirip ganda, bunga di susun dalam bongkol di ujung cabang,

biasanya di tanam pada pola pertanaman campuran dengan hijauan lainnya.

Macroptilum atropurpureum (Siratro)

Siratro merupakan legum hijauan yang produktif dan di sukai oleh ternak ruminansia.

Bisa di tanam di padang penggembalaan dengan pola pertanaman campuran dengan

hijauan lainnya, bisa juga menggunakan sistem cut and carry atau sistem potong dan angkut

untuk di berikan kepada ternak.

Gambar 16. Macroptilum atropurpureum


Sumber : feedpedia.org (2020).

Legum siratro tumbuh menjalar dan memanjat, berdaun tiga pada setiap tangkai

kedua helai daun di tepi memiliki lekukan yang khas, warna daun hijau gelap, permukaan

atasnya agak berbulu, bunga berbentuk kupu-kupu berwarna merah ungu tua tersusun

dalam tandan.

Pueraria phaseoloides (Kudzu)

Kudzu merupakan legum tropis yang tumbuh menjalar dan memanjat dengan kuat,

umunya di gunakan sebagai tanaman penutup tanah, pupuk hijau dan sebagai pakan ternak

di padang rumput.
Gambar 17. Pueraria phaseoloides
Sumber : feedpedia.org (2020).

Tanaman ini tumbuh membentuk hamparan yang dapat mencapai 60 – 75 cm,

sistem perakaran yang dalam dan luas, daun muda di tutupi bulu berwarna cokelat, daun

lebat, helai daun lebar, oval agak berbentuk segitiga, berbunga kupu – kupu yang tersusun

dalam tandan berwarna ungu muda.

Stylosanthes humilis (Stylo)

Stylo merupakan tanaman tahunan yang berumur 1 – 2 tahun, tumbuh pendek (± 60

cm), batang kecil, berserat dan bercabang-cabang, berdaun tiga, sempit memanjang dan

runcing. Umumnya tahan pada musim kering,

Gambar 18. Stylosanthes humilis


Sumber : feedpedia.org (2020).
Stylo dapat di tanam dengan pola pertanaman campuran dengan hijauan lainnya,

namun tidak tahan terhadap naungan, serta dapat di buat menjadi hay maupun silase

menjelang akhir musim tanam.

C. Gulma

Gulma merupakan tanaman yang pertumbuhannya tidak di kehendaki oleh petani

maupun peternak. Gulma adalah tanaman pengganggu yang dapat menghambat bahkan

mematikan hijauan pakan yang tumbuh bersamanya. Menurut Rusdi (2002) bahwa gulma

yang tumbuh di padang penggembalaan dapat menurunkan produktivitas padang

penggembalaan karena bersaing dengan hijauan pakan dalam mendapatkan air, unsur hara

dan cahaya.

Berikut ini beberapa jenis gulma yang tumbuh di padang penggembalaan :

1. Cromolaena odorata (Jonga-jonga)

2. Lamtana camara (Tahi Ayam)

3. Mimmosa pudica / Mimosa Indica (Putri Malu)

4. Eupatorium adenophorium (Teklan)

5. Melastoma malabathricum (Herending)

6. Urena lobata (Pungpurutan)

7. Hiptis brevipus (Bongborongan)

8. Ipomea pes-caprae (Huhuian)

9. Stachytarpheta jamaicensis (Jarong)

10.Sida rhombifolia (Sadagori)

11.Cyclosorus parathelyptens (Pakis)


PRAKTIKUM II
PERKEMBANGBIAKAN HIJAUAN PAKAN

DASAR TEORI

Perkembangbiakan tanaman adalah suatu proses dihasilkannya individu

generasiketurunan baru dari kedua atau suatu tetua dalam rangka untuk mempertahankan

danpengembangan suatu jenis tanaman. Perkembangbiakan tanaman biasanya mengikuti

suatupola yang teratur yang dikenal dengan siklus atau daur hidup tanaman, yaitu suatu

siklusdari biji sampai menghasilkan kembali biji baru atau dari suatu bagian tanaman yang

dapattumbuh menjadi tanaman baru dan menghasilkan bagian tanaman baru yang dapat

tumbuhberkembang menjadi tanaman baru lagi untuk meneruskan kehidupan dengan pola

siklus yang teratur (Elisa, 2011).

Menurut Mangoendidjojo (2003) bahwa perkembangbiakan secara seksual di

lakukan dengan menggunakan biji dan perkembangbiakan secara aseksual di lakukan

dengan menggunakan bagian – bagian vegetative tanaman.

Berikut ini adalah keuntungan maupun kerugian dari kedua jenis perkembangbiakan

tersebut.

Keuntungan perkembangbiakan generatif:

1. Tidak mudah roboh karena sistem perakarannya kuat

2. Lebih tahan terhadap serangan hama dan penyebab penyakit

Kerugian perkembangbiakan generatif:

1. Lama untuk mencapai fase generatif (berbunga dan berbuah)

2. Sifat anakan tidak selalu sama dengan induknya

3. Sifat anakan heterogen (berbeda-beda)

Keuntungan perkembangbiakan vegetatif:

1. Lebih cepat mengalami fase generatif (berbunga dan berbuah)


2. Sifat anakan sama dengan induknya

3. Sifat anakan homogen (sama).

Kerugian perkembangbiakan vegetatif:

1. Mudah roboh karena berakar serabut

2. Daya tahan terhadap serangan hama dan penyebab penyakit lebih rendah

(Susanto, 2012).

TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui Teknik perkembangbiakan tanaman pakan, serta mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari sistem perkembangbiakan tanaman pakan.

PERKEMBANGBIAKAN DENGAN BIJI

ALAT DAN BAHAN

1. Kertas gosok 5. Pipet dan Aquades 600 ml 9. H2SO4

2. Cawan Petri 6. Kertas Label 10. Pemanas air

3. Biji tanaman pakan 7. Kertas Saring/Kapas 11. Termometer

4. Air bersih 8. Pinset 12. Gunting

PROSEDUR KERJA

Sediakan 120 biji tanaman pakan ternak, lalu dibagi kedalam 4 (empat) kelompok

(masing-masing kelompok mendapat 30 biji dengan ulangan). Kelompok I tidak di beri

perlakuan dan di jadikan sebagai kontrol. Kelompok II di beri perlakuan secara mekanik

yaitu dengan perlakuan di gores dengan kertas gosok. Kelompok III di beri perlakuan secara

kimiawi yaitu dengan cara mencelupkan biji tanaman pakan selama 8 menit ke dalam

larutan H2SO4. Kelompok IV dengan cara mencelupkan biji tanaman pakan ke dalam air

panas selama 8 menit. Masing-masing kelompok di ulang sebanyak 3 (tiga) kali. Serelah

perendaman di lakukan, biji kemudian di keringkan lalu di masukkan ke dalam cawan petri

yang sebelumnya di lapisi dengan kertas saring dan kapas yang telah di teteskan air
sebanyak 5 cc atau secukupnya. Catat jumlah biji yang tumbuh dan berkecambah sampai

tidak ada lagi biji yang berkecambah.

RUMUS PERSENTASE DAYA KECAMBAH

Persentase perkecambahan di hitung dengan menggunakan satuan persen

berdasarkan rumus sebagai berikut (Payung dkk., 2012) :


𝒏𝒏
Persentase Perkecambahan = × 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏%
𝑵𝑵

(n) : Jumlah benih yang berkecambah

(N) : Jumlah benih yang di uji

PERKEMBANGBIAKAN DENGAN STEK

ALAT DAN BAHAN

1. Parang 5. Polybag 9. Stek Batang rumput

2. Ember 6. Tanah 10. Alat Tulis

3. Cangkul 7. Mistar

4. Air 8. Kertas label

PROSEDUR KERJA

Ambil batang rumput yang sehat dan tidak terlalu tua dengan panjang 20-25 cm,

minimal 2 buku 3 ruas. Potong batang rumput gajah yang akan dibuat stek dengan baik.

Potongan stek sebaiknya searah. Stek batang ditanam kedalam polybag yang telah diisi

tanah (1 polybag berisi 2 batang stek) dengan ruas dibagian bawah harus masuk kedalam

tanah dengan baik (1 buku masuk kedalam tanah). Kedudukan stek bisa miring, tegak

ataupun baring. Setelah stek ditanam, tanah ditekan rapat supaya tidak mudah rebah dan

tak miring, sehingga calon akar pun bisa tumbuh dengan baik.
PERKEMBANGBIAKAN DENGAN POLS

ALAT DAN BAHAN

1. Parang 5. Polybag 9. Pols/anakan rumput

2. Ember 6. Tanah 10. Alat Tulis

3. Cangkul 7. Mistar

4. Air 8. Kertas label

PROSEDUR KERJA

Ambil anakan rumput yang bagus dengan panjang 20 cm, Anakan ditanam kedalam

polybag yang telah diisi tanah (1 ploybag berisi 3 anakan) dengan kedalaman tanah 5 cm

dalam tanah dan diluar permukaan tanah 15 cm. Kedudukan anakan tegak. Setelah anakan

ditanam, tanah ditekan rapat supaya tidak mudah rebah dan tak miring, sehingga calon akar

pun bisa tumbuh dengan baik.

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan menurut anda tujuan di lakukannya praktikum hari ini ?

2. Jelaskan 3 teknik perkembangbiakan biji tanaman

3. Jelaskan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ?!


FORMAT LAPORAN PENGOLAHAN LAHAN

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

I.II. TUJUAN DAN KEGUNAAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN

II.2. PERKECAMBAHAN BIJI

II.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETASAN BIJI

II.4. RUMUS PERSENTASE PERKECAMBAHAN

BAB III. METOMETODOLOGI PRAKTIKUM

III.1. WAKTU DAN TEMPAT

III.2. ALAT DAN BAHAN

III.3. MEKANISME KERJA

BAB IV. PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENGAMATAN

BAB V. PENUTUP

V.1. KESIMPULAN

V.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PRAKTIKUM III
PENGOLAHAN LAHAN

DASAR TEORI

Kualitas hijauan pakan di pengaruhi oleh keadaan suatu tanah sebagai media

pertumbuhan tanaman untuk menunjang tegaknya tanaman, tercukupinya unsur hara dan

air yang seimbang bagi tanaman. Salah satu cara yang di lakukan untuk mendapatkan

keadaan tanah yang baik yaitu dengan pengolahan tanah.

Pengolahan tanah yaitu menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan

tanaman dengan menggemburkan tanah, membersihkan tanah dari sisa-sisa akar tanaman

pengganggu lainnya, tentunya ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pertanian

tradisional maupun modern.

Pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit tanaman, daerah

perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma.(Musa

et.al, 2006). Hijauan akan tumbuh dan berkembang karena di dukung oleh faktor tumbuhnya

seperti faktor tanah, iklim, air, spesies tanaman, dan tatalaksana lahan.

Gambar 19 : Pengolahan Lahan


Faktor tumbuh masing – masing dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor Tanah

Faktor penting dalam pertumbuhan tanaman pakan salah satu nya yaitu tanah.

Fungsi tanah dalam kaitannya dengan hijauan pakan yaitu tempat tegak atau tumbuhnya

tanaman, tempat penyediaan unsur-unsur hara hijauan, gudang air bagi tanaman dan

penyediaan udara bagi pernapasan akar tanaman (Hasan, 2011). Produksi dan mutu hasil

tanaman pakan tentunya di pengaruhi oleh unsur hara tanah. Menurut Kusuma (2014)

bahwa untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta memperbaiki struktur

tanah dilakukan pemupukan.

Menurut Septiningsih (2007) fungsi utama tanah sebagai media tumbuh ada empat

diantaranya:

1. Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran

utama sebagai penyokong tegak tumbuhnya tanaman dan penyerap hara tanaman.

2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk aktivitas metabolismenya meliputi air, udara

dan unsur hara.

3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang dapat menunjang aktivitasnya agar tetap

optimum meliputi zat-zat pemacu tumbuh, antibiotik dan enzim yang berfungsi dalam

penyediaan kebutuhan primer.

4. Habitat biota tanah yang berdampak positif dalam penyediaan kebutuhan primer

maupun sekunder tanaman maupun yang berdampak negatif sebagai hama penyakit

tanaman.

2. Iklim

Iklim merupakan kondisi cuaca dengan waktu yang Panjang. Perubahan iklim

terhadap lingkungan akan mempengaruhi produktivitas tanaman. Menurut Setiawan (2009)

bahwa faktor iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah curah hujan,
temperatur, angin, sinar matahari, kelembaban dan evaporasi. Dengan mengetahui faktor-

faktor cuaca tersebut pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis dan respirasi yang

berkembang secara dinamis dapat disimulasi.

3. Faktor Air

Semua komponen pertumbuhan fisiologi, biokimia, anatomi dan morfologi tanaman

di pengaruhi oleh kebutuhannya terhadap air, jika kekurangan air maka Sebagian stomata

daun menutup sehingga terjadi hambatan masuknya CO2 dan menurunnya aktivitas

fotosintesis. Menurut Juliantika dan Wicaksono (2017) bahwa interval penyiraman

berpengaruh terhadap jumlah pucuk, panjang akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar,

warna dan daya recovery rumput.

4. Spesies Tanaman

Kemampuan suatu tanaman untuk menyesuaiakan diri dengan lingkungannya dari

faktor genetic berpengaruh pada proses pertumbuhan dan produksi suatu tanaman.

disebutkan suatu contoh bahwa familia gramineae (Rumput-rumputan) mempunyai

pembawaan yang berbeda dibandingkan dengan tanaman dari familia leguminoceae

(Whiteman, 1980; Marta, 2016).

TUJUAN PRAKTIKUM

Membersihkan area lahan yang akan di tanami hijauan pakan dari tumbuhan

pengganggu (weed), sehingga hijauan pakan dapat tumbuh dengan perakaran sempurna

serta mendapat unsur hara tanah yang cukup untuk pertumbuhannya. Selain itu,

pengolahan lahan juga dapat memperbaiki aerasi tanah, kesuburan tanah dan unsur hara

tanah.

ALAT DAN BAHAN

1. Parang 4. Meteran 7. Tali Rafia

2. Sabit 5. Sekop
3. Cangkul 6. Ember

PROSEDUR KERJA

1. Membersihkan Areal Lahan (Land Clearing)

Areal lahan di bersihkan dari pepohonan, semak belukar, alang-alang, dan rumput

lainnya agar tidak menghalangi tumbuhnya tanaman pakan. Perlu di ingat, tidak semua

pepohonan di bersihkan agar bisa menjadi pelindung ataupun naungan bagi tanaman.

2. Pembajakan (Ploughing)

Pemecahan lapisan tanah menjadi bongkahan, sehingga penggemburan

selanjutnya lebih mudah di lakukan. Membalik dan menggemburkan struktur tanah

bertujuan agar tanah menjadi gembur, sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke

dalam tanah dan memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara.

3. Penggaruan (Harrowing)

Bongkahan tanah yang besar di hancurkan menjadi struktur tanah yang remah,

sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran tumbuhan liar. Selanjutnya tanah yang telah

di olah dengan baik dapat di tanami hijauan pakan ternak.

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan tujuan dari pengolahan lahan ?!

2. Jelaskan dampak dari pengolahan lahan secara berlebihan ?!

3. sebutkan jenis-jenis pengolahan lahan ?!

4. Jelaskan menurut anda waktu yang tepat untuk melakukan pengolahan lahan ?!

5. sebutkan jenis-jenis pengolahan lahan ?!


FORMAT LAPORAN PENGOLAHAN LAHAN

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. PENGOLAHAN LAHAN

II.2. CARA PENGOLAHAN LAHAN

II.3. FAKTOR PENGOLAHAN LAHAN

II.4. JENIS TANAH YANG DIOLAH

II.5. JARAK TANAM

BAB III. METODE PRAKTEK

III.1. WAKTU DAN TEMPAT

III.2. ALAT DAN BAHAN

III.3. MEKANISME KERJA

BAB IV. PEMBAHASAN

IV.1. PENGOLAHAN LAHAN

IV.2. CARA PENGOLAHAN LAHAN

IV.3. FAKTOR PENGOLAHAN LAHAN

IV.4. JENIS TANAH YANG DIOLAH

IV.5. JARAK TANAM

BAB V. PENUTUP

V.1. KESIMPULAN

V.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM IV

PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PEMUPUKAN

DASAR TEORI

Pertumbuhan tanaman merupakan peristiwa bertambahnya ukuran tanaman, yang

dapat diukur dari bertambah besar dan tingginya organ tumbuhan, sedangkan

perkembangan tanaman dapat dilihat dengan adanya perubahan pada bentuk organ

batang, akar dan daun, munculnya bunga serta terbentuknya buah. Pertambahan ukuran

tubuh tumbuhan secara keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan jumlah dan ukuran

sel (Sitompul dan Guritno, 1995).

Pertumbuhan produksi tanaman dapat meningkat dengan penggunaan pupuk organik

maupun pupuk anorganik. Menurut Nyanjang (2003) bahwa pemupukan bertujuan

mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan

tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman. Ketersediaan unsur hara yang

lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang

menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Menurut Lingga (2008) bahwa pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur

tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam

tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk

anorganik dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya cabang, batang,

daun, dan berperan penting dalam pembentukan hijau daun.

TUJUAN PRAKTIKUM

Memahami pola pertumbuhan hijauan pakan tropis, mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan hijauan pakan serta pengaruh pemupukan terhadap hijauan

pakan ternak.
ALAT DAN BAHAN

1. Polybag/pot 6. Air 11. Meteran/mistar

2. Pupuk N, P, K, dan NPK 7. Cangkul dan Linggis

3. Pupuk Kandang 8. Parang/sabit

4. Pupuk Hijau 9. Timbangan

5. Hijauan Pakan 10. Kertas Label

PROSEDUR KERJA

Menyiapkan polybag/pot sebanyak 16 buah. Lalu membagi ke dalam 4 (empat)

kelompok dan di ulang sebanyak 4 (empat) kali dengan metode sebagai berikut :

• Kelompok pertama terdiri dari 4 polybag/pot dengan perlakuan kontrol yaitu hijauan

pakan tanpa diberi pupuk.

• Kelompok pertama terdiri dari 4 polybag/pot dengan perlakuan kontrol yaitu hijauan

pakan diberi pupuk NPK

• Kelompok pertama terdiri dari 4 polybag/pot dengan perlakuan kontrol yaitu hijauan

pakan di beri pupuk hijau.

• Kelompok pertama terdiri dari 4 polybag/pot dengan perlakuan kontrol yaitu hijauan

pakan di beri pupuk kandang.

Menanam anakan atau stek hijauan pakan setinggi 20 cm pada masing-masing

polybag/pot (5 cm di bawah permukaan tanah dan 15 cm di atas permukaan tanah). Setelah

itu tanaman di beri air secukupnya yaitu sama rata pada setiap polybag/pot. Pemupukan di

lakukan di awal setelah penanaman. Pupuk NPK di beri di atas permukaan tanah dengan

dosis yang telah di hitung sebelumnya. Kemudian pupuk kendang dan pupuk hijau di

benamkan ke dalam tanah. Pengamatan di lakukan selama satu bulan dan pengambilan

data di lakukan setiap satu minggu satu kali.


PENGAMBILAN DATA

1. Menghitung Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman di hitung pada setiap polybag/pot dengan cara memilih tanaman yang

paling tinggi kemudian ukur dari pangkal batang sampai ujung tanaman menggunakan

meteran atau mistar, buatlah grafik pertumbuhan.

2. Jumlah Anakan

Menghitung jumlah anakan hijauan yang telah tumbuh di dalam polybag/pot. dihitung

secara manual dengan cara menghitung setiap anakan dan ranting yang tumbuh.

3. Kandungan Klorofil Daun

Menghitung kandungan klorofil hijauan pakan yang tumbuh di polybag/pot. Alat yang

digunakan untuk mengukur klorofil yaitu SPAD, dengan cara daun dijepit menggunakan alat,

kemudian alat tersebut akan menunjukan berapa unit klorofil pada tanaman tersebut.

Menurut Syafruddin dkk., (2008) bahwa dengan menggunakan SPAD sangat mudah untuk

mengukur tingkat kehijauan daun yang di sebabkan oleh kandungan klorofil daun.

4. Menghitung Luas Daun

Sediakan tanaman yang sudah tumbuh didalam polybag/pot, ambil helai daun yang

paling panjang dan daun lebar yang mewakili dari setiap tanaman dalam Meleodude

polybag. Gunting daun lalu ukur menggunakan leaf area meter, pengukuran panjang, lebar

daun dan luas daun harus benar, pangkal daun dimasukkan kedalam dibawa bagian jepitan

besi, daun harus sejajar dengan tali leaf area meter.tarik perlahan-lahan sambil amati nilai

satuan yang terbaca. Tanda w= lebar, L=Panjang, N=ulangan dan A Luas daun.

Pengukuran daun menggunakan leaf area meter harus benar-benar teliti, pengukuran

dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan data yang akurat.


SOAL LATIHAN

1. Jelaskan menurutkan pengaruh unsur hara terhadap tanaman ?!

2. Jelaskan tahap pertumbuhan tanaman ?!

3. jelaskan apa yang di maksud unsur hara dan unsur hara apa saja yang di butuhkan

tanaman ?!

4. Jelaskan perbedaan pupuk organik dan pupuk anorganik ?!

5. Apa yang di maksud dengan pupuk hijau dan pupuk kendang ?!


FORMAT LAPORAN PERTUMBUHAN DAN PEMUPUKAN

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. PERTUMBUHAN SECARA UMUM

II.2. PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

II.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN

II.4. RUMUS PERTUMBUHAN TANAMAN

BAB III. METODE PRAKTEK

III.1. WAKTU DAN TEMPAT

III.2. ALAT DAN BAHAN

III.3. METODE KERJA

BAB IV. PEMBAHASAN

IV.1. TINGGI TANAMAN

IV.2. JUMLAH ANAKAN

IV.3. KANDUNGAN KLOROFIL

IV.4. LUAS DAUN

BAB V. PENUTUP

V.1. KESIMPULAN

V.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
PRAKTIKUM V

DEFOLIASI

DASAR TEORI

Hijauan pakan ternak merupakan semua bentuk bahan pakan yang berasal dari

tanaman rumput maupun leguminosa yang belum di potong maupun yang telah di potong

dari lahan dalam keadaan segar. Defoliasi merupakan pemotongan bagian tanaman yang

berada di atas permukaan tanah, pada proses ini tanaman kehilangan daun dan Sebagian

dari batangnya. Defoliasi di sebaiknya di lakukan pada fase vegetative karena cadangan

makanan dalam akar cukup untuk pertumbuhannya kembali. Menurut Mulatsi (2003) bahwa

faktor yang perlu di perhatikan dalam defoliasi adalah ukuran tanaman, interval dan tinggi

defoliasi.

Defoliasi pada usia tanaman yang tepat menghasilkan rumput dengan

produksi dan kualitas yang optimal. Beberapa peneliti memberikan rekomendasi

yang bervariasi salah satunya yaitu rumput dapat dipanen setelah 25 – 30 hari pada

musim hujan dan 50 – 60 hari pada musim kemarau serta defoliasi dalam waktu 10

minggu atau ketika tanaman mencapai 120-150 cm menunjukkan bahwa semakin

bertambahnya usia tanaman, produksi bahan kering juga meningkat, sementara

kualitasnya menurun (Moran, 2005; Zahid dkk, 1999; Budiman dkk, 2012).

TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan di lakukannya praktikum defoliasi yaitu untuk mengetahui bagaimana

pengaruh interval defoliasi dan produksi hijauan.tentunya ini dapat di aplikasikan kepada

masyarakat petani atau peternak untuk mengetahui pengaruh interval defoliasi dan ukuran

ketinggian pemotongan terhadap produksi hijauan.


ALAT DAN BAHAN

1. Parang/sabit 5. Hijauan pakan

2. Timbangan 6. Gunting batang

3. Meteran/mistar 7. Hijauan pakan

4. Kertas Label

PROSEDUR KERJA

1. INTERVAL DEFOLIASI HIAJAUAN

Ukurlah luas lahan kurang lebih 1x1 m/petak. Petak pertama dipotong dengan interval

30 hari, petak kedua dipotong dengan interval 45 hari dan petak ketiga dipotong dengan

interval 90 hari. Dengan demikian, petak pertama, kedua dan ketiga masing dipotong

sebanyak 3, 2, 1 Sali setelah pemotongan seragampada permulaan praktiku. Pada tiap

praktikum (kecuali pemotongan seragam), hijauan yang dipotong ditimbang berat segarnya

dan untuk berat tiap pemotongan dijumlah untuk memperoleh produksi komulatif. Disamping

itu juga dihitung tinggi tanaman, klorofil daun, jumlah anakannya, dan kualitas hijauan.

PENGAMBILAN DATA
Interval Defoliasi
Parameter Petak I Petak II Petak III Keterangan
(30 Hari) (30 Hari) (30 Hari)
Berat Segar
(gr/petak/Ha)
Berat Kering
(gr/petak/Ha)
Tinggi Tanaman
(cm)
Jumlah Anakan
Klorofil (unit)
Luas daun (Mm)
Protein (%)
Serat Kasar (%)
NDF (%)
ADF (%)
Selulosa (%)
Hemiselulosa (%)
Lignin (%)
2. TINGGI PEMOTONGAN HIJAUAN SAAT DEFOLIASI

Ukurlah luas lahan kurang lebih 1x1 m/petak. Petak pertama dipotong dengan interval

30 hari, petak kedua dipotong dengan interval 45 hari dan petak ketiga dipotong dengan

interval 90 hari. Dengan demikian, petak pertama, kedua dan ketiga masing dipotong

sebanyak 3, 2, 1 Sali setelah pemotongan seragampada permulaan praktiku. Pada tiap

praktikum (kecuali pemotongan seragam), hijauan yang dipotong ditimbang berat segarnya

dan untuk berat tiap pemotongan dijumlah untuk memperoleh produksi komulatif. Disamping

itu juga dihitung tinggi tanaman, klorofil daun, jumlah anakannya, dan kualitas hijauan.

PENGAMBILAN DATA
Interval Defoliasi
Parameter Petak I Petak II Petak III Keterangan
(5 cm) (10 cm) (15 cm)
Berat Segar
(gr/petak/Ha)
Berat Kering
(gr/petak/Ha)
Tinggi Tanaman
(cm)
Jumlah Anakan
Klorofil (unit)
Luas daun (Mm)
Protein (%)
Serat Kasar (%)
NDF (%)
ADF (%)
Selulosa (%)
Hemiselulosa (%)
Lignin (%)

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan pengertian defoliasi ?

2. Sebutkan umur berapa saja di lakukan defoliasi ?!

3. Jelaskan apa kegunaan di lakukannya defoliasi ?!

4. Tuliskan alat dan bahan yang di gunakan !?

5. Jelaskan mengapa pada fase vegetative di lakukan defoliasi ?!


FORMAT LAPORAN DEFOLIASI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFOLIASI SECARA UMUM

II.2. PENGARUH INTERVAL DEFOLIASI

II.3. PENGARUH KETINGGIAN DEFOLIASI

II.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI HIJAUAN

BAB III. METODE PRAKTEK

III.1. WAKTU DAN TEMPAT

III.2. ALAT DAN BAHAN

III.3. METODE KERJA

BAB IV. PEMBAHASAN

IV.1. TINGGI TANAMAN

IV.2. JUMLAH ANAKAN

IV.3. KANDUNGAN KLOROFIL

IV.4. LUAS DAUN

BAB V. PENUTUP

V.1. KESIMPULAN

V.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Budiasa, I. K. M. 2005. Ketersediaan Hijauan Sumber Pakan Sapi Bali Berdasarkan


Penggunaan Lahan dan Topografi di Kabupaten Jembrana Provinsi Riau. Tesis.
Program Pascasarjana IPB, Bogor

Budiman, Sutrisno RD, Budhi SPS, Indrianto A. 2012. Morphological characteristics,


productivity and quality of three napier grass (Pennisetum purpureum Schum)
cultivars harvested at different age. J Indonesian Trop Anim Agric. 37:294-301.

Cook BG, Pengelly BC, Brown SD, Donnelly JL, Eagles DA, Franco MA, Hanson J, Mullen
BF, Partridge IJ, Peters M, Schultze-Kraft R. 2005. Tropical forages. Brisbane
(Australia): CSIRO, DPI&F (Qld), CIAT and ILRI.Rumen S

Kusuma. M. E. 2014. Respon rumput gajah (Pennisetum purpureum) terhadap pemberian


pupuk majemuk. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 3. No. 1.

Sitompul, S.M. dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press,
Yogyakarta.

Nyanjang, R., A. A. Salim., Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 25-7-7
Terhadap Peningkatan Produksi Mutu Pada Tanaman The Menghasilkan di
Tanah Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII. Prosiding The.

Mangoendidjojo. W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Payung D., Prihatiningtyas E., dan Nisa S.H. 2012. Uji Daya Kecambah Benih Sengon
(Paraserianthes falcataria (l.) Nielsen) di green house. Jurnal Hutan Tropis. 12
(2): 132- 138.

Rusdy, M. 2002. Pengaruh Allelopati beberapa jenis gulma yang tumbuh di padang
penggembalaan. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Marta Yoselanda. 2016. Manajemen padang penggembalaan di bptuhpt padang


mengatas. Pastura Volume 6 No.1.

Mulatsih. 2003. Pertumbuhan Kembali rumput gajah dengan interval defoliasi dan dosis
pupuk urea yang berbeda. Jurnal Peternakan. 23 (3).

Herlinae. 2003. Evaluasi Nilai Nutrisi dan Potensi Hijauan Asli Lahan Gambut Pendalaman
di Kalimantan Tengah sebagai Pakan Ternak. Tesis. Program Pascasarjana IPB,
Bogor.

Moran, J.2005. Tropical Dairy Farming. Feeding Management for Small Holder Dairy
Farmers in Humid Tropics.Lanandlinks Press.Collingwood VIC. Australia.

Juliantika W. D dan K. P. Wicaksono. 2017. Interval penyiraman terhadap pertumbuhan dan


kualitas visual tiga jenis turfgrass. Jurnal Agricultural Science 2 (1) : 76-84.
Whiteman P. C., 1980. Tropical Pasture Science. Ed. Oxford University Press, New York.

Saptiningsih Endang. 2007. Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir untuk


Pertumbuhan Tanaman Kedelai dengan Inokulasi Mikorhiza dan Rhizobium.
Bioma, Vol. 9, No. 2, Hal. 58 – 61.

Setiawan Eko. 2009. Kajian hubungan unsur iklim terhadap produktivitas cabe jamu
(Piper retrofractum Vahl) di kabupaten Sumenep. Agrovigor Vol. 2 No.1.

Zahid, M.S., M. U. Mufti, M. B. Bhatti, and A. Ghafoor.1999. Nitrogen fertilizer


requirement of elephant grass cv. Mott grown in Pothwar area. J. Sci. Tech. and
Develop. 18: 25 - 30.

You might also like