You are on page 1of 3

Pengertian Jendela Johari

Jendela Johari (Johari Window) berasal dari gabungan nama pertama penemunya, yaitu Joe
dan Harry, yang merupakan perangkat sederhana dan berguna dalam mengilustrasikan dan
meningkatkan kesadaran diri bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok
tertentu. Jendela Johari menyediakan format yang berguna untuk mewakili pribadi dan / atau
informasi kelompok seperti perasaan, pengalaman, pandangan, sikap, keterampilan, niat,
motivasi, dan lain-lain dari empat perspektif. Teori Jendela Johari ini berfungsi dalam
meningkatkan hubungan antar kelompok yang sekaligus mengilustrasikan kembali proses
memberi maupun menerima umpan balik, sehingga dalam lingkungan kerja, karyawan dapat
memiliki hubungan yang baik antar rekan kerja.

Berdasarkan pengertian Jendela Johari tersebut, teknik ini dapat digunakan umumnya pada
kelompok self-help dan bagi perusahaan sebagai sebuah latihan mengembangkan pikiran 
dalam memecahkan masalah. Adanya teori Jendela Johari ini dapat menjadikan teknik ini
sebagai game motivasi karyawan pada perusahaan untuk memotivasi karyawan bersosialisasi
dengan sesama karyawan lainnya pada lingkungan kerja.

Baca Juga: Simak Cara Mengatasi Miskomunikasi dari HR Berikut Ini!

Konsep Jendela Johari


Berdasarkan namanya, dapat diketahui bahwa konsep Jendela Johari, yaitu menggambarkan
sebuah jendela yang mencerminkan “jendela komunikasi dan transformasi” dalam proses
memberi dan menerima umpan balik, baik berbentuk informasi, pujian maupun kritik dari
orang lain untuk kepentingan pengembangan kepribadian seseorang. Konsep jendela Johari,
yaitu memiliki 4 kuadran sama halnya dengan bentuk jendela, dimana kuadran tersebut terdiri
dari:

1. Saya tahu (known to self)


2. Saya tidak tahu (not known to self)
3. Orang lain tahu (known to others)
4. Orang lain tidak tahu (not known to others)
5.
ST STT
OT a b
OTT c d

 Gambar 1. Pola Jendela Johari

Bagian a dan b dari Jendela Johari ini disebut public self, yaitu aspek diri yang diketahui oleh
orang lain, sedangkan bagian c dan d disebut private self, yaitu aspek diri yang tidak
diketahui oleh orang lain. Kemudian, bagian a dan c dari Jendela Johari tersebut adalah aspek
diri yang diketahui oleh diri sendiri, sedangkan bagian b dan d adalah aspek diri yang tidak
diketahui oleh diri sendiri.

Terdapat istilah lain untuk bagian a,b,c, dan d dari Jendela Johari tersebut, yaitu bagian a
disebut sebagai open atau arena yang menjelaskan hal-hal yang sama-sama diketahui oleh
diri sendiri maupun orang lain, bagian b disebut sebagai blind yang menjelaskan mengenai
hal-hal yang diketahui oleh orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri, bagian c
adalah façade yang menunjukkan bahwa diri sendiri mengetahui hal tersebut namun orang
lain tidak mengetahuinya, sedangkan bagian d adalah unknown yang menunjukkan bahwa
baik diri sendiri maupun orang lain sama-sama tidak mengetahui hal tersebut.

Dalam konsep Jendela Johari ini dapat diketahui bahwa bagian satu dengan bagian lainnya
tidak dapat dipisahkan, karena setiap bagian saling bergantung pada bagian lainnya dan
membentuk satu kesatuan, yaitu diri pribadi seseorang (self). Berdasarkan hal tersebut, maka
Jendela Johari ini penting untuk dijadikan game motivasi karyawan, mengingat bahwa
konsepnya yang dapat membentuk kepribadian diri dari karyawan sehingga dapat memotivasi
karyawan untuk bersikap percaya diri dan membentuk hubungan yang baik sesama karyawan
lainnya.

Baca Juga: Cara Membangun Growth Mindset di Lingkungan Kerja

Cara Mengisi Jendela Johari


Menurut Zain et al. bahwa terdapat berbagai macam metode dalam cara mengisi Jendela
Johari. Namun, metode termudah dalam cara mengisi Jendela Johari tersebut untuk
menjadikan teknik ini sebagai game motivasi karyawan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kelompok yang terdiri dari beberapa karyawan


2. Setiap karyawan atau individu pada kelompok tersebut diberikan daftar 56 kata sifat
yang berbeda dan diminta untuk memilih lima atau enam kata yang mereka rasa
sangat cocok dengan kepribadian mereka sendiri. Daftar kata sifat tersebut, terdiri
dari: mampu, menerima, mudah beradaptasi, berani, berani, tenang, peduli, ceria,
pintar, kompleks, percaya diri, dapat diandalkan, bermartabat, energik, ekstrover,
ramah, memberi, bahagia, membantu, idealis, mandiri, cerdik, cerdas, introvert, baik
hati, berpengetahuan, logis, penuh kasih, dewasa, sederhana, gugup, jeli, teratur,sabar,
kuat, bangga, pendiam, reflektif, santai, religius, responsif, mencari, self-assertive,
self-conscious, sensible, sentimental, pemalu, konyol, pintar,spontan, simpatik,
tegang, dapat dipercaya, hangat, bijaksana, jenaka
3. Kemudian, dimulai dari menilai kepribadian karyawan pertama, dimana karyawan
lainnya dalam kelompok tersebut diberi kata sifat yang sama dan diminta untuk
memilih lima atau enam yang mereka merasa paling dekat menggambarkan karyawan
pertama tersebut. Lalu, langkah ini terus dilanjutkan kepada setiap karyawan yang ada
di kelompok tersebut sampai semua anggota kelompok tersebut telah memilih kata
sifat yang mendekati kepribadian setiap anggota
4. Setelah itu, hasil seleksi dipetakan ke bagian-bagian yang ada di Jendela Johari, yaitu:

 Open area: aspek diri yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain, yang berupa
perasaan dan sifat yang telah dibagikan oleh diri sendiri kepada orang lain dalam
berkomunikasi dan berkomuniasi setiap harinya, sehingga hal tersebut yang
membentuk pandangan orang lain terhadap kepribadian dari diri sendiri 
 Blind: aspek diri yang tidak diketahui oleh diri sendiri namun diketahui oleh orang
lain. Contohnya karyawan A mungkin merasa bahwa dia bukan pendengar atau
pembicara yang baik, tetapi karyawan lainnya merasa bahwa karyawan A tersebut
merupakan pendengar yang baik apabila mereka memiliki masalah
 Facade: aspek diri yang diketahui oleh diri sendiri namun tidak diketahui oleh orang
lain. Biasanya bagian dari jendela johari tersebut merupakan informasi pribadi yang
tidak selalu ingin dibagikan oleh karyawan satu dengan karyawan lainnya. 
 Unknown: aspek diri yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun oleh orang
lain. Itu bisa berupa kemampuan dan potensi yang belum ditemukan tentang diri
sendiri. Contohnya mungkin karyawan B mampu menjadi leader dalam sebuah tim,
tetapi untuk saat ini karyawan B tersebut tidak tahu apakah dia memiliki kemampuan
tersebut atau tidak.

Dalam kelompok yang dibuat dengan tujuan pelatihan atau pribadi pembangunan, setiap
anggota dapat melakukan upaya untuk mencapai individu obyektif, dan tujuan kelompok
pada saat yang sama. Berdasarkan konsep Jendela Johari, maka dapat diketahui bahwa
gambaran jendela johari yang ideal pada hubungan antar pribadi, yaitu presentasi bagian a
adalah 75%, bagian b 10%, bagian c 10%, dan bagian d 5%. Namun, apabila hasil dari
pengisian Jendela Johari tersebut tidak ideal dan ada bagian yang ingin diperbaiki, maka hasil
tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan kepribadian karyawan tersebut
menjadi lebih baik dan memotivasi karyawan untuk meningkatkan hubungan dengan
karyawan lain dalam lingkungan kerja

Berdasarkan artikel ini dapat disimpulkan bahwa, menilai diri akan lebih baik jika didasarkan
tidak hanya pada penilaian dari diri sendiri melainkan juga penilaian dari orang lain yang
mengenal kita. Untuk dapat memperoleh penilaian dari orang lain, diperlukan sikap terbuka,
melalui konsep Jendela Johari tersebut keterbukaan ini dapat kita latih dengan jalan
mendengar dan memahami bagaimana orang lain memberikan pandangan atau pendapat
tentang diri kita. Untuk melatih keterbukaan terhadap orang lain serta untuk mengenal diri
sendiri, kita dapat menggunakan teknik Jendela Johari.

You might also like