Professional Documents
Culture Documents
Makalah Hikayat
Makalah Hikayat
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya tekhnologi dan juga sastra-sastra lain nya yang semakin
modern, sehingga sastra melayu klasik seperti hikayat sudah kurang diminati oleh
pelajar. Karya sastra melayu klasik sendiri termasuk kesastraan rakyat. Karya
satra melayu klasik tidak bertarikh dan beranonim. Karya ini tertulis dalam huruf
Arab. Hasil sastra melayu yang dianggap tertua sangat kental dari pengaruh Islam,
misalnya Hikayat Seri Rama yang salah satu versinya menceritakan tentang Nabi
Adam. Semua hasil sastra zaman peralihan berjudul Hikayat. Hikayat itu sendiri
berasal dari kata Arab yang berarti cerita sastra.
Banyak nilai kehidupan atau pesan moral yang terkandung didalam karya
sastra melayu klasik. Nilai-nilai tersebut tidak selalu mudah ditemukan karena
tidak dikemukakan secara eksplisit atau terlihat dalam deretan kata/kalimat. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemahaman yang sangat tinggi agar dapat menemukan dan
menganalisir nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra melayu klasik.
Namun karena banyak nya nilai kehidupan didalamnya tidak salah apabila kita
memperbanyak frekuensi membaca sastra-sastra melayu klasik terutama hikayat
untuk dapat mengambil pelajaran dari cerita-cerita yang disampaikan melalui
hikayat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah
seperti berikut ini:
1. Apa yang dimaksud dengan hikayat ?
2. Apa ciri-ciri dari hikayat ?
3. Apa macam-macam hikayat ?
4. Bagaimana struktur cerita hikayat ?
5. Apa saja unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam hikayat ?
1
2
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Menjelaskan pengertian dari hikayat.
2. Mengetahui ciri-ciri hikayat, jenis-jenis nya, struktur ceritanya, serta unsur-
unsur intrinsik serta ekstrinsik dari hikayat.
3. Mengajak masyarakat pada umumnya, serta pelajar secara khusus untuk
kembali membaca sastra melayu klasik khususnya hikayat, setelah
mengetahui banyak nilai kehidupan yang dapat diambil dari membaca
hikayat.
BAB
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hikayat
Hikayat berasal dari kata Arab yang berarti cerita sastra. Hikayat
merupakan bentuk cerita yang berasal dari Arab dan juga merupakan kisah yang
amat panjang. Hikayat itu hampir mirip dengan dongeng, penuh dengan daya
fantasi.
Menurut Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1985 : 59) bahwa hikayat adalah
jenis prosa, cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan
orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar istana dengan segala
kesaktian, keanehan ,dan mirip cerita sejarah atau membentuk riwayat hidup.
Hikayat merupakan salah satu bentuk sastra melayu lama. Hikayat berisi
cerita, Undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, sejarah,
kepahlawanan, biografi, atau gabungan sifat-sifat tersebut dengan tujuan untuk
pelipur lara, membangkitkan semangat juang, atau sekedar meramaikan pesta
B. Ciri-ciri Hikayat
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan
istana/ kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang
dianggap baik
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik
dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang
serba indah.
3
4
C. Macam-macam hikayat
Macam-macam hikayat dapat di bedakan berdasarkan isi dan asalnya, yaitu:
1. Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
a. Cerita Rakyat
b. Epos India
c. Cerita dari Jawa
d. Cerita-cerita Islam
e. Sejarah dan Biografi
f. Cerita berbingkat
2. Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
a. Melayu Asli
Contoh:
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur islam)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
b. Pengaruh Jawa
Contoh:
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
c. Pengaruh Hindu (India)
Contoh:
Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Bayan Budiman
d. Pengaruh Arab-Persia
Contoh:
Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
5
Hikayat Bachtiar
Hikayat Seribu Satu Malam
tokoh utama berada di pihak yang benar, berwatak baik, dan dengan
kehebatan dan kesaktiannya dia unggul dalam suatu perkelahian atau
pertentangan.
d. Latar, yaitu tempat, hubungan waktu, suasana, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa secara konkret dan jelas. Unsur latar dibagi
empat, yaitu:
1) Latar tempat, merujuk pada lokasi berupa tempat-tempat dengan
nama tertentu terjadinya peristiwa.
2) Latar waktu, berhubungan dengan ‘kapan’ terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan.
3) Latar sosial, merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang di
ceritakan dalam hikayat. Pada umumnya, berkaitan dengan tradisi
dan adat-istiadat yang masih kental.
4) Latar suasana, berhubungan dengan keadaan yang tergambar
dalam hikayat. Misalkan ketakutan, romantisme, dan lain-lain.
e. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam
bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi
penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas, dan
penghematan kata. Dalam hikayat, yang digunakan yaitu bahasa
Melayu dengan berbagai macam diksi, majas, dan penggunaan katanya
cenderung tidak efektif, sehingga kita sulit memahaminya. Namun, ada
beberapa hikayat yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
sehingga kita tidak kesulitan dalm membacanya.
f. Sudut pandang,
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam
bercerita. Pencerita biasanya menempatkan diri ebagai orang ketiga,
dengan menggunakan teknik ‘diaan’, menempatkan pencerita sebagai
orang pertama hanya terdapat dalam hikayat Abdullah.
8
g. Amanat
Merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca. Biasanya berisi petuah kehidupan, dan sebagainya
F. Contoh Hikayat
hamba seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu.
Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu.
Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air
itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu
kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya.
Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan
hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit,
hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.
Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba
itu."
Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun
mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka
segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal
perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah
sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua
itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya,
"Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati."
Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia,
karena dilihatnya sungai itu aimya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke
seberang lalu diikutnya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka
sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu.
Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.
Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi
itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Istri siapa
perempuan ini?"
Maka kata Bedawi itu, "Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu
hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba." Maka kata orang tua
itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba."
Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka
gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga.
Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, "Berkata benarlah
1
engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?”. Maka kata perempuan
celaka itu, "Si Panjang inilah suami hamba." Maka pikirlah Masyhudulhakk,
"Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan
siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.
Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa
pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami
hamba." Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu
laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?" Maka
tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk
perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata
Masyhudulhakk, "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkah perempuan itu
istrimu?" Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri
hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini
tentulah suaminya."
Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, “Jika sungguh
istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan,
dan di mana kampung tempat ia duduk?" Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki
itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu
maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua,
sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"
Maka kata orang tua itu, "Daripada mula awalnya." Kemudian maka
dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat
duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah
akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh
Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya.
Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan
Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka
disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka
bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.
1
******
1
Alkisah maka diceritakan oleh orang yang empunya cerita ini, adapun
KhojahMaimun selama ia berolaeh dua ekor unggas itu , maka sehari-hari tida
khali emas datang bertimbun-timbun seperti bukit .maka akan Khojah Maimun
itu, sehari-hari ia mendengarkan hikayat dari pada kedua ekor burung itu ,
berbagai-bagai yang ajaib yang di hukayatkan nya.
******
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hikayat adalah bentuk
cerita yang berasal dari Arab dan juga merupakan kisah yang amat panjang.
Hikayat itu hampir mirip dengan dongeng, penuh dengan daya fantasi. Hikayat
merupakan salah satu bentuk sastra melayu lama. Hikayat berisi cerita, Undang-
undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, sejarah, kepahlawanan,
biografi, atau gabungan sifat-sifat tersebut dengan tujuan untuk pelipur lara,
membangkitkan semangat juang, atau sekedar meramaikan pesta. Sebagai salah
satu karya sastra melayu klasik hikayat banyak mengandung nilai-nilai kehidupan
yang bermanfaat bagi para pembacanya.
B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa hikayat adalah salah satu sastra
melayu klasik yang didalamnya terdapat banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat
dijadikan cerminan dalam menjalani kehidupan, jadi sebagai seorang pelajar tidak
ada salah nya jika kita banyak membaca hikayat dan sastra melayu ataupun sastra
lainnya agar mendapat semakin banyak pelajaran.
16
1
DAFTAR PUSTAKA