You are on page 1of 51

Validasi Metode

Analisis Lotio
Pembersih
Wajah C&C
Anggota Kelompok

Sindi Ayuni F Amalia Dwi R

192210101073 192210101076

Inul Puspitasari Salsa Mezzaluna


02 05
192210101074 192210101077

Yunita Ageng Aji M


03 06
192210101075 192210101078
Validasi Metode Analisis

Pengertian
Validasi Metode Analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi syarat penggunaannya.

Parameter Validasi Metode Analisis


● Linearitas dan Rentang
● LOD dan LOQ
● Selektivitas
● Presisi
● Akurasi
● dll Harmita, 2004
Sampel dan Analit

Sampel

Analit

Lotio pembersih wajah C&C


mengandung 0,5% bahan
aktif asam salisilat.
01
Dasar Teori
STUSI PREVALIDASI → evaluasi kestabilan larutan standar dan larutan
sampel dalam pelarut terpilih

OPTIMASI → mendapatkan kondisi analisis yang selektif

Pada teknik kromatografi optimasi kondisi analisis Tujuan optimasi antara lain :
ini ditujukan untuk memilih eluen, laju alir dan 1. menghemat biaya,
panjang gelombang pengamatan yang dapat 2. menghemat waktu dan tenaga,
menghasilkan kromatogram yang efisien. 3. menghasilkan efisiensi pemisahan
Sedangkan optimasi konsentrasi uji ditujukan paling bagus dari sampel,
untuk memilih konsentrasi uji yang mudah cara 4. memilih fase gerak dan fase diam,
preparasi sampelnya dan menghasilkan 5. mendapatkan kecepatan elusi
kromatogram yang efisien. Semakin mudah cara optimum.
preparasi sampel diharapkan akan semakin Parameter : nilai Rs, Lempeng teoritis, dan
memperkecil kesalahan yang dilakukan.
HETP
Kondisi Analisis KCKT

• Pelarut : Sama dengan Eluen

• Eluen : Metanol pa : Aquabidest: Asam Asetat Glasial (70:30:3)

• Fase Diam : Kolom RPC-18

• Panjang Gelombang : 290 nm

• Kecepatan Aliran : 1 mL/menit

• Konsentrasi Uji optimum : 100 ppm


Hasil Pengamatan
a) Preparasi Standar Asam Salisilat
• Penimbangan standar asam salisilat = 25 mg
• Larutan induk standar = (25 mg/ 10 ml) x 1000 = 250 ppm

b) Konsentrasi Larutan Standar Asam Salisilat

c) Penimbangan Sampel Clean n Clear Batch 2001005

• Penimbangan sampel = 1007 mg sampel → 5,035 mg


bahan aktif
Hasil Pengamatan
d) Konsentrasi Teoritis Sampel e) Analisis Optimasi Konsentrasi (KCKT)

Konsentrasi (ppm) Rs N H Tingkat Efisiensi % Akurasi


5,035 𝑚𝑔
A = = 503,5 𝑝𝑝𝑚 Preparasi Sampel
10 𝑚𝑙
Larutan 2,5 0,478 2178,711 114,747 Kecil
5 𝑚𝑙
B = 𝑥 503,5 𝑝𝑝𝑚 = 251, 75 𝑝𝑝𝑚 Standar
10 𝑚𝑙
25 2,515 4778,275 52,920 Kecil
2 𝑚𝑙
C = 𝑥 503,5 𝑝𝑝𝑚 = 100,7 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙 100 1,046 4944,920 50,557 Besar
1 𝑚𝑙
D = 𝑥 251,75 𝑝𝑝𝑚 = 25,175 𝑝𝑝𝑚 250 1,433 4878,331 51,247 Besar
10 𝑚𝑙

1 𝑚𝑙 500 7,809 4750,565 52,559 Besar


E = 𝑥 25,175 𝑝𝑝𝑚 = 2,5175 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
Larutan 1,262 2,429 4992,542 50,075 Kecil 50,129%
Sampel
26,667 2,328 4446,613 56,223 Kecil 125,927%

91,545 2,741 3931,638 63,587 Besar 90,909%

243,17 2,757 3255,579 76,791 Besar 96,592%

517,412 2,710 2876,624 86,907 Besar 102,769%


Kesimpulan
e) Kesimpulan

Pada praktikum, konsentrasu uji yang paling optimum adalah 100


ppm dengan nilai Rs = 2,741; N = 3931,638; HETP = 63,587;
akurasi = 90,909%

Kriteria penerimaan :
∙ Nilai Rs > 1,5
∙ Nilai HETP Kecil
∙ Nilai N Besar
∙ Efisiensi Preparasi Sampel Besar

Wulandari, 2011
02
Dasar Teori
LINEARITAS

Kemampuan suatu metode analisis untuk memastikan adanya hubungan


memperoleh hasil pengujian yang sesuai yang linear antara konsentrasi
dengan konsentrasi analit yang terdapat analit dengan respon detektor
pada sampel

• Linearitas dilihat melalui kurva kalibrasi yang menunjukkan hubungan antara


respon dengan konsentrasi analit pada beberapa seri larutan baku.
→Diperoleh regresi linear berupa persamaan y=bx + a dimana x adalah
konsentrasi, y adalah respon, a adalah intersep dan b adalah slope.
• Linearitas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi
yang berbeda beda. Disarankan menggunakan 5-10 tingkat konsentrasi standar

Harmita, 2004; Yuwono & Indrayanto, 2005)


Hasil Pengamatan
a) Preparasi Standar Asam Salisilat
• Penimbangan lar. standar induk 1 = 50 mg/25 ml
• Penimbangan lar. standar induk 2 = 30 mg/10 ml

b) Konsentrasi Larutan Standar Asam Salisilat


Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
c) Persamaan Regresi Konsentrasi vs Respon Detektor
Hasil Pengamatan
d) Perhitungan Nilai Parameter Linearitas
& Rentang Dengan Program Validasi
Koefisien Korelasi (r) F Anova
0.9998 F= 17864.072 Sig= 0.000

Koefisien Variasi dari Fungsi (Vxo)

Kriteria penerimaan:
1.556

∙ Vxo tidak lebih dari 5%


∙ Intersep tidak berbeda signifikan dengan angka nol (p>0.005)
∙ Koefisien korelasi (r)= mendekati 1
∙ Jika nilai sig < 0.05 maka ada korelasi antar variabel yang dihubungkan. Jika sig >0.05 tidak ada korelasi antar
variabel yang dihubungkan

Gandjar & Rohman, 2014; Yuwono & Indrayanto, 2005)


Kesimpulan
e) Kesimpulan

Pada praktikum ini didapatkan hasil uji linearitas ANOVA dengan F=


17864.072 sig= 0.000, nilai r= 0.9998 dan nilai Vxo= 1.556.
Semua parameter uji linearitas dalam praktikum ini memenuhi
persyaratan sehingga dapat disimpulkan penilaian parameter
linearitas metode analisis KCKT penetapan kadar asam salisilat
dalam sampel lotio adalah linier
Lampiran
03
Dasar Teori
Konsentrasi analit terendah
LOD yang masih dapat dideteksi Sinyal tonoise
(Batas oleh instrumen namun
Deteksi) konsentrasinya tidak dapat
diukur secara kuantitatif.

Metode
Inspeksi Visual

Konsentrasi terkecil Standar deviasi dari respon


dari analit yang dapat berdasarkan standar deviasi
blangko
LOQ ditentukan dengan
(Batas akurasi dan presisi
Kuantitasi) yang dapat Standar deviasi dari respon
berdasarkan kemiringan kurva
diterima pada kondisi kalibrasi
analitik yang digunakan
OurhHasil Pengamatan
a. Preparasi Standar Asam salisilat

• Penimbangan lar. standar induk 1 = 40 mg/25 ml


• Penimbangan lar. standar induk 2 = 25 mg/10 ml

b. Konsentrasi Larutan Standar Asam Salisilat


OurhHasil Pengamatan
OurhHasil Pengamatan
C. Persamaan Regresi Konsentrasi Vs Respon Detektor Area

● Persamaan Regresi
Y =23179 x + 19495
● Nilai r = 0,998
● Nilai Vxo = 3,694

Reject
Kesimpulan
D. Kesimpulan

Pada praktikum ini penilaian parameter Batas deteksi (LOD) dan Batas
kuantitasi (LOQ) menggunakan metode analisis KCKT dalam penetapan kadar
asam salisilat dalam standar yakni

LOD = 6,275
LOQ = 18,826
nilai Vxo= 3,694.
04
Dasar Teori
Selektivitas merupakan kemampuan suatu metode
analisis untuk mengukur keberadaan analit dalam
sampel secara tepat dengan adanya komponen-
komponen lain dalam matriks sampel dan juga
untuk menunjukkan kemampuan untuk memisahkan
analit dari hasil degradasi metabolit.

Parameter Penentuan
• Nilai Resolusi lebih dari 1,5 (Menunjukkan pemisahan yang baik)
• Kemurnian Spektra (KCKT harus dilengkapi detektor DAD)

Harmita, 2004
Hasil Pengamatan
a) Preparasi Standar Asam Salisilat
• Penimbangan larutan standar asam salisilat 50 mg

b) Konsentrasi Larutan Induk

Konsentrasi Larutan Standar Induk


50 𝑚𝑔
= 5000 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
Pengenceran
0,5 𝑚𝑙
𝑥 5000 𝑝𝑝𝑚 = 100 𝑝𝑝𝑚
25 𝑚𝑙
c) Penimbangan sampel clean n clear no batch 2001005
• Sampel = 200 mg sampel = 1 mg bahan aktif

d) Konsentrasi teoritis sampel

e) Kondisi analisis
• Pelarut : sama dengan eluen
• Eluen : metanol : aquabidest : asam asetat glasial (70 : 30 : 3)
• Fase diam : kolom RPC-18
• Panjang gelombang : 290 nm
• Kecepatan aliran : 0,9 ml/menit
• Konsentrasi uji : 100 ppm
f) Kromatogram puncak asam salisilat

Spektra puncak analit asam salisilat


pada praktikum ini tidak dapat dilihat,
karena KCKT di laboratorium belum
dilengkapi detektor DAD
f) Nilai Resolusi Analit

Gambar disamping menunjukkan


bahwa resolusi analit lebih dari 1,5
menunjukkan pemisahan yang baik
antara analit dengan senyawa
lainnya.
Kesimpulan
D. Kesimpulan

• Pada praktikum ini penilaian parameter uji selektifitas menunjukkan hasil yang
selektif karena memiliki resolusi lebih dari 1,5 yang menunjukkan pemisahan yang
baik.

• Namun untuk kemurnian spektra tidak dapat ditentukan karena KCKT yang ada di
laboratorium tidak dilengkapi dengan detector DAD.
05
Dasar Teori

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika
prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari
campuran yang homogen.

Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan (repeatability) atau


ketertiruan (reproducibility).

Parameter Keberterimaan:
RSD kurang dari 2%

Harmita, 2004
Hasil Pengamatan
a) Preparasi Standar Asam Salisilat
• Penimbangan lar. standar induk 1 = 75 mg/10 ml
• Penimbangan lar. standar induk 2 = 50 mg/10 ml

b) Konsentrasi Larutan Standar Asam Salisilat


Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
c) Penimbangan sampel Clean n Clear No. Batch 2001005

Replikasi Berat Sampel Ditimbang Berat Bahan Aktif

1 200 mg 1 mg

2 200,1 mg 1,0005 mg

3 200 mg 1 mg

4 200,1 mg 1,0005 mg

5 200,1 mg 1,0005 mg

6 200,1 mg 1,0005 mg
Hasil Pengamatan
d) Perhitungan kadar hasil percobaan %b/b atau %b/v
Hasil Pengamatan
e) Perhitungan nilai parameter presisi dengan program validasi

Replikasi Sampel Konsentrasi hasil percobaan (%b/b atau %b/v)

Replikasi 1 0,047%

Replikasi 2 0,505%

Replikasi 3 0,511%

Replikasi 4 0,499%

Replikasi 5 0,505%

Replikasi 6 0,506%

RSD 0,843%
Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengujian presisi, nilai RSD yang didapat sebesar
0,843%. Menurut persyaratan, suatu metode analisis dapat dikatakan
memberikan presisi yang baik ketika nilai simpangan baku relatifnya (RSD)
kurang dari ≤2%. Sehingga, pengujian presisi pada praktikum kali ini sudah
memenui batas yang dipersyaratkan.
06
Dasar Teori
Akurasi

Kecermatan dinyatakan sebagai


Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan persen perolehan kembali
derajat kedekatan hasil analisis dengan (recovery) analit yang
kadar analit yang sebenarnya. ditambahkan.

• Pengujian akurasi dilakukan dengan menggunakan metode sampel adisi

• Metode sampel adisi dilakukan dengan menambahkan sejumlah tertentu analit


dalam analit yang telah dianalisis untuk dianalisis kembali.

• Penambahan analit ditentukan dengan 3 macm konsentrasi yakni (30%, 45%,


dan 60%)

Harmita, 2004; Yuwono & Indrayanto, 2005)


Hasil Pengamatan
a) Perhitungan Sampel Adisi
• Hasil uji presisi : 0,505%
• Hasil optimasi kons : 100 ppm (1 mg dalam 10 mL)

Adisi 30% Adisi 45% Adisi 60%


Adisi = 0,3% x 1 mg = 0,3 mg Adisi = 0,45% x 1 mg = 0,45 mg Adisi = 0,6% x 1 mg = 0,6 mg
Persyaratan penimbangan (300X) Persyaratan penimbangan (300X) Persyaratan penimbangan (300X)
3 mg x 300 = 90 mg 0,45 mg x 300 = 135 mg 0,6 mg x 300 = 180 mg

b) Perhitungan Sampel C&C


Analit: 1 mg x 300 = 300 mg
𝟑𝟎𝟎 𝐦𝐠
Sampel: × 𝟏𝟎𝟎 𝐠 = 𝟔𝟎 𝐠𝐫𝐚𝐦
𝟓𝟎𝟎 𝐦𝐠
Hasil Pengamatan
c) Penimbangan Sampel Padat
• Adisi 30% : 200,3 mg → Mengandung 1,3 mg bahan aktif
• Adisi 45% : 200,5 mg → Mengandung 1,5 mg bahan aktif
• Adisi 60% : 200,6 mg → Mengandung 1,6 mg bahan aktif

d) Konsentrasi Sampel Teoritis

Adisi 30% Adisi 45% Adisi 60%

𝟏, 𝟑 𝐦𝐠 𝟏, 𝟓 𝐦𝐠 𝟏, 𝟔 𝐦𝐠
× 𝟏𝟎𝟎𝟎 = 𝟏𝟑𝟎 𝐩𝐩𝐦 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 = 𝟏𝟓𝟎 𝐩𝐩𝐦 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 = 𝟏𝟔𝟎 𝐩𝐩𝐦
𝟏𝟎𝟎 𝐦𝑳 𝟏𝟎𝟎 𝐦𝑳 𝟏𝟎𝟎 𝐦𝑳
Hasil Pengamatan
e) Preparasi Standar Asam Salisilat
• Penimbangan lar. standar induk 1 = 75 mg/10 ml
• Penimbangan lar. standar induk 2 = 50 mg/10 ml

f) Konsentrasi Larutan Standar Asam Salisilat


Konsentrasi Larutan Standar
Konsentrasi Larutan Standar
Induk
4 𝑚𝐿
75 𝑚𝑔 × 300 𝑝𝑝𝑚 = 120 𝑝𝑝𝑚
= 7500 𝑝𝑝𝑚 10 𝑚𝑙
10 𝑚𝑙
Pengenceran 5 𝑚𝐿
× 300 𝑝𝑝𝑚 = 150 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
1 𝑚𝑙
𝑥 7500 𝑝𝑝𝑚 = 300 𝑝𝑝𝑚 3 𝑚𝐿
25 𝑚𝑙
× 300 𝑝𝑝𝑚 = 180 𝑝𝑝𝑚
5 𝑚𝑙
g) Konsentrasi Larutan Standar Asam Salisilat
Konsentrasi Larutan Standar
Induk
50 𝑚𝑔
= 5000 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
Pengenceran Konsentrasi Larutan Standar
1 𝑚𝑙 2 𝑚𝐿
𝑥 5000 𝑝𝑝𝑚 = 200 𝑝𝑝𝑚 × 200 𝑝𝑝𝑚 = 80 𝑝𝑝𝑚
25 𝑚𝑙 5 𝑚𝑙
5 𝑚𝐿
× 200 𝑝𝑝𝑚 = 100 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
4 𝑚𝐿
× 200 𝑝𝑝𝑚 = 160 𝑝𝑝𝑚
5 𝑚𝑙
Hasil Pengamatan
h) Persamaan Regresi Konsentrasi vs Respon Detektor

Konsentrasi Respon Detektor


Kurva Regresi
80 2190399
6000000
100 3010114 (reject) 4000000
2000000
120 2781039 0
0 100 200
150 3403947

160 4552297 (reject)


Y = 19923 X + 502862
180 4195085 R = 0,991
Hasil Pengamatan
i) Perhitungan Parameter Akurasi
Kons Teoritis Kons Hasil
Sampel % Rekoveri RSD
(ppm) Percobaan (ppm)
130 119,296 91,766
Adisi 30% 130 121,695 93,612
± 0,865
130 119,756 92,120
Rata-Rata 92,449
150 143,480 95,653
Adisi 45% 150 144,901 96,602
± 0,547
150 145,329 96,886
Rata-rata 96,380
160 150,533 94,083
Adisi 60% 160 151,634 94,771
± 1,407
160 155,535 97,209
Rata-rata 95,354
Kesimpulan
j) Kesimpulan

Pada praktikum ini didapatkan hasil uji akurasi sebagai berikut

• Adisi 30% = 92,499 ± 0,865 % (Tidak Memenuhi)

• Adisi 45% = 96,380 ± 0,547 % (Memenuhi)

• Adisi 60% = 95,354 ± 1,407 % (Memenuhi)

Kriteria penerimaan untuk konsentrasi analit > 0,1% (Yuwono dkk, 2005)

• % Rekoveri = 95-105%

• RSD = 3,7 %
Titik Kritis

• Pada saat menimbang pastikan menimbang dengan benar untuk mencegah


terjadinya penyimpangan

• Pada saat melarutkan sampel ataupun standard, pastikan terlarut hingga homogen

• Pada saat melakukan pengenceran, usahakan hanya satu tingkat pengenceran. Hal ini
untuk mencegah terjadinya kesalahan pemipetan.

• Pastikan eluen jenuh, karena akan berpengaruh pada kemampuan KCKT

• Pastikan semua alat dan bahan yang digunakan bebas pengotor/kontaminan


What do Angka Bermakna
Jumlah yang Angka
No Nama alat Ketelitian
diambil (mg/mL) bermakna
1 Labu ukur 5 mL ± 0,02 mL 5,00 mL 3

2 Labu ukur 10 mL ± 0,025 mL 10,00 mL 3

3 Labu ukur 25 mL ± 0,04 mL 25,00 mL 4

4 Pipet Volume 1 mL ± 0,08 mL 1,000 mL 4

5 Pipet Volume 2 mL ± 0,01 mL 2,00 mL 3

6 Pipet Volume 3 mL ± 0,015 mL 3,000 mL 4

7 Pipet Volume 4 mL ± 0,015 mL 4,000 mL 4

8 Pipet Volume 5 mL ± 0,015 mL 5,000 mL 4

9 Neraca Analitik ± 0,1 mg 200 mg 3

10 Angka Bermakna Perhitungan 3


Thanks!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

You might also like