Professional Documents
Culture Documents
Pengertian PWM
Pengertian PWM
Pengertian PWM – PWM ini sangat cocok digunakan untuk menjalankan motor yang menggunakan
beban inersia.Pengaplikasian pada PWM biasanya dipakai untuk menggerakkan motor, pengendalian
sudut servo motor, dan pengaturan cahaya.Berbagai jenis rangkaian seperti konverter, inverter,
SMPS (Switch Mode Power Supply) serta pengontrol kecepatan yang merupakan rangkaian yang
didalamnya mempunyai banyak sakelar elektronik.Nah pada artikel kali ini mimin akan membahas
mengenai pengertian PWM, jenis, contoh skema dan cara menghitungnya. Untuk itu simak
pembahasannya dibawah ini.
Pengertian PWM
PWM (Pulse Width Modulation) dalam bahasa Indonesia yakni Modulasi Lebar Pulsa, PWM adalah
suatu teknik modulasi yang mengubah lebar pulsa (pulse width) dengan nilai frekuensi dan amplitudo
yang tetap.PWM bisa dianggap sebagai kebalikan dari ADC (Analog to Digital Converter) yang
mengkonversi sinyal analog ke digital.PWM (Pulse Width Modulation) ini digunakan untuk
menghasilkan sinyal analog dari perangkat digital, contohnya dari mikrokontroller.
1. PWM Digital
PWM digital yakni jenis PWM yang perubahan nilainya dipengaruhi oleh PWM itu sendiri.
Pada jenis ini nilai output yang keluar tidak stabil karena untuk menghitung gelombang
hanya melalui pembacaan langsung pada alat.
Ciri khas yang membedakan antara PWM digital dengan analog yakni terletak pada kestabilan hasil
pengukuran.
2. PWM Analog
PWM analog yakni jenis PWM yang menggunakan prinsip kerja membandingkan gelombang
tegangan carrier dengan tegangan referensi menggunakan rangkaian op-amp comparator.Saat besaran
nilai pada tegangan referensi lebih besar dari tegangan carrier, output yang dihasilkan comparator
bernilai tinggi (High) dan output komparator lainnya bernilai rendah (Low).Berdasarkan cara kerja
komparator tersebut, mengubah duty cycle dari sinyal output cukup dengan mengubah besar
tegangan referensi yang ada.
Siklus Kerja PWM (PWM Duty Cycle)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sinyal PWM akan tetap ON untuk waktu tertentu lalu
terhenti atau OFF selama sisa periodenya.Yang membuat PWM ini istimewa dan lebih berguna yaitu
bisa menetapkan berapa lama kondisi ON harus bertahan dengan cara mengendalikan siklus kerja
atau Duty Cycle PWM.Persentase waktu yang dimana sinyal PWM tetap pada kondisi tinggi disebut
dengan “siklus kerja” atau “Duty Cycle”.Kondisi yang sinyalnya selalu dalam kondisi ON disebut
dengan 100% Duty Cycle (Siklus Kerja 100%).Sedangkan kondisi yang sinyalnya selalu dalam
kondisi OFF (mati) disebut dengan 0% Duty Cycle (Siklus Kerja 0%).Adapun rumus untuk
menghitung siklus kerja atau Duty Cycle bisa ditunjukkan seperti persamaan dibawah ini.
Atau
Keterangan :
tON = Waktu ON atau waktu yang dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau
1).
tOFF = Waktu OFF atau waktu yang dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low
atau 0)
ttotal = Waktu satu siklus atau penjumlahan antara tON dengan tOFF atau disebut dengan “periode
satu gelombang”
Nah gambar dibawah ini merupakan sinyal PWM dengan siklus kerja 60%. Seperti yang kita lihat,
dengan mempertimbangkan semua periode waktu (ON time + OFF time), sinyal PWM hanya ON
untuk 60% dari suatu periode waktu.
Biasanya sinyal PWM yang dihasilkan oleh mikrokontroler sekitar 500 Hz, frekuensi tinggi tersebut
akan digunakan pada perangkat switching yang kecepatannya tinggi seperti inverter atau konverter.
Tetapi tidak semua aplikasi membutuhkan frekuensi tinggi, contohnya untuk mengendalikan motor
servo kita hanya perlu menghasilkan sinyal PWM dengan frekuensi 50Hz, frekuensi sinyal PWM
juga bisa dikendalikan oleh program untuk semua mikrokontroler.
Pada contoh penerapan ini, pengaturan kecepatan pada motor DC berlaku apabila besaran nilai duty
cycle atau siklus kerjanya yang diberikan, maka bisa mempengaruhi kecepatan putaran motor.Bisa
kalian lihat pada gambar rangkaian diatas. IC555 diset sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi
kerja tetap (nilai RC tetap) dengan output yang diberikan ke rangkaian driver motor DC sederhana
dengan mosfet.Jika duty cycle semakin besar, maka kecepatan gerak motor DC akan semakin cepat,
begitupun sebaliknya.Jika duty cycle-nya semakin kecil, maka putaran atau kecepatan motor DC pun
akan bergerak semakin lambat.
Contohnya, jika pulsa 1,5 milidetik mengatur poros ke 0°. Mengubah lebar pulsa dari 1,5 milidetik
menjadi 1 milidetik berputar dari 0° ke -90° dan dari 1,5 milidetik menjadi 2 milidetik berubah dari
0° ke +90°.Motor terus berputar di kedua arah dibawah kendali sinyal PWM. Arah dan kecepatan
bervariasi dengan lebar pulsa seperti yang bisa kalian lihat pada gambar diatas.
Perhatikan rangkaian gambar diatas. Prinsip rangkaian PWM untuk LED tersebut akan membuat
pulsa dengan lebar pulsa yang dimodulasi/diubah melalui saklar ON/OFF sehingga arus rata2 bisa
diatur tergantung lebar pulsa yang dikendalikan.Cara kerjanya hampir sama dengan kecepatan motor
DC sebelumnya. Jika cycle duty semakin besar, maka nyala lampu LED akan semakin terang,
sedangkan jika semakin kecil, maka nyala lampu semakin redup.
Keterangan :
Sebagai contoh pada suatu kasus merancang sebuah sinyal PWM dengan menggunakan siklus kerja
60% dan diketahui frekuensinya 50Hz serta tegangan input sebesar 5v. Cari sinyal output dari PWM
tersebut!
Diketahui :
Vin = 5v
Duty Cycle = 60%
Frekuensi 50Hz
T = 1/F
T = 1/50
= 0,02 detik
60% = 0,6
Duty Cycle = tON/(tON + tOFF)
0,6 = tON/(tON + tOFF)
0,6 = tON/0,02 detik
tON = 0,02 detik x 0,6
= 0,012 detik
Jadi, Vout yang dihasilkan pada PWM tersebut sebesar 3V dengan ketentuan waktu ON-TIME
sebesar 0,012 detik.
Sedangkan OFF-TIME, sebesar 0,08 detik. Seperti itulah kira-kira cara mengitung tegangan sinyal
output PWM.