You are on page 1of 7

1 Dian Prima Agustina@______Pengaruh Faktor Sosiodemografi...

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN TERHADAP


KEPADATAN POPULASI LARVA NYAMUK Aedes aegypti DI DESA BENCULUK,
KABUPATEN BANYUWANGI

Dian Prima Agustina, Dwi Wahyuni, Slamet Hariyadi


Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: dwiwahyuniwiwik@gmail.com

Abstract
Aedes aegypti mosquito which is the main vector of the disease Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) and Yellow Fever / Chikungunya. As a result of transovarial transmission of dengue
virus within the body of the female mosquito Aedes aegypti into the eggs. The eggs hatch into
larvae when already having dengue virus in his body without having to suck the blood of
patients with DHF. Population density of Aedes aegypti larvae measured by the density and
number of containers is very real impact on cases of dengue transmission. Two factors related
to the presence and density of larvae itself include sociodemographic and environmental
factors, both of which interact with each other. This study aims to determine the influence of
sociodemographic and environmental factors on the population density of Aedes aegypti
mosquito larvae in the Village Benculuk and to know the dominant factor causing population
density of Aedes aegypti mosquito larvae. The design of the study design using qualitative
methods. The results of the study showed the influence of the level of knowledge and behavior
with the density of mosquito larvae of Aedes aegypti in the Village Benculuk, Banyuwangi. The
influence of the distance between houses, the presence of water reservoirs and fish-eating
larvae of the Aedes aegypti mosquito larvae density in the Village Benculuk, Banyuwangi.
Environmental factors that affect population density dominates the mosquito Aedes aegypti
larvae in the Village Benculuk, Banyuwangi.

Keywords: sociodemographic, environmental, and Aedes aegypti.


memiliki distribusi atau penyebaran yang
1. PENDAHULUAN kosmopolit, maksudnya tidak terdapat batasan
Nyamuk adalah serangga kecil halus yang nyamuk ini untuk menyebar atau bertempat
langsing dan merugikan bagi manusia karena tinggal. Virus dengue berkembang biak
bertindak sebagai penghisap darah dan dapat (bereplikasi) dengan baik di dalam tubuh
menularkan penyakit penting. Nyamuk nyamuk dewasa. Berdasarkan penelitian
merupakan famili dari Culicidae yang Soegijanto (2004), banyak penelitian yang
menghisap darah, baik darah manusia maupun melaporkan adanya transovarial transmission
darah hewan (Siwi, 2006). Salah satu nyamuk virus dengue yang ada dalam tubuh nyamuk
yang menghisap darah dan menularkan betina Ae. aegypti ke dalam telur-telurnya.
penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti (Ae. Menurut Supartha (2008), keturunan nyamuk
aegypti) yang merupakan vektor utama dari yang menetas dari telur nyamuk terinfeksi
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) virus DBD secara otomatis menjadi nyamuk
dan Demam Kuning/Chikungunya. Ae. terinfeksi yang dapat menularkan virus DBD
aegypti dapat kita temui di daerah yang padat kepada inangnya. Dengan demikian, telur-
penduduknya dan daerah dengan mobilitas telur tersebut apabila menetas menjadi larva
tinggi, sebab nyamuk ini sangat telah memiliki virus DBD di dalam tubuhnya
antropophilik, hidup di dekat manusia. Oleh tanpa harus menghisap darah penderita DBD.
karena itu, sangat efisien bagi arbovirus untuk Ae. aegypti memiliki tempat hidup atau
menyebar. Selain itu, nyamuk Ae. aegypti habitat di air bersih, tenang, dan sedikit gelap.

Bioedukasi Vol.XIV No.1 April 2016


2 Dian Prima Agustina@______Pengaruh Faktor Sosiodemografi...

Menurut Judarwanto (2007) dalam Supartha daerah di Jawa Timur dengan kasus DBD
(2008), Ae. aegypti dapat berkembang biak di yang cukup tinggi. Beberapa kecamatan di
tempat penampungan air bersih seperti bak Banyuwangi seperti Kecamatan Banyuwangi,
mandi, tempayan, tempat minum burung, dan Rogojampi, Muncar dan Cluring dimana
barang-barang bekas yang dibuang kasus demam berdarah dengue ditemukan
sembarangan yang pada waktu hujan terisi banyak kasusnya pada tahun 2009 dan tahun
air. Selain itu juga, lubang pohon atau 2010. Dari sekian banyak desa yang terkena
pangkal bambu yang sudah dipotong yang wabah, Desa Benculuk memiliki jumlah kasus
biasanya jarang terpantau di lapangan juga yang tinggi, baik masyarakat desa yang
dapat menjadi tempat perkembang biakan terjangkit maupun hasil rujukan. Desa
nyamuk Ae. aegypti. Kondisi itu Benculuk dari tahun 2008 hingga tahun 2010
dimungkinkan karena larva nyamuk tersebut terus mengalami penambahan jumlah
dapat berkembang biak dengan volume air penderita DBD, bahkan hingga tahun 2011
minimum kira-kira 0,5 centimeter setara atau tercatat 11 penderita DBD yang masuk ke
sama dengan satu sendok teh. Sejauh ini, Puskesmas Benculuk (Dinas Kesehatan
informasi mengenai pemilihan air bersih Banyuwangi, 2010). Berdasarkan
stagnant sebagai habitat bertelur Ae. aegypti pemberitaan pada Koran Tempo (2010), pada
banyak dilaporkan oleh peneliti serangga tahun 2010 tercatat bahwa 23 kecamatan dari
vektor tersebut dari berbagai negeri. Laporan 24 kecamatan di Banyuwangi terjadi wabah
terakhir yang disampaikan oleh penelitian endemis DBD. Berdasarkan latar belakang
IPB Bogor bahwa ada telur Ae. aegypti yang dan kenyataan tersebut dilakukan penelitian
dapat hidup pada media air kotor dan tentang “Pengaruh Faktor Sosiodemografi dan
berkembang biak menjadi larva. Fakta ini Lingkungan Tehadap Kepadatan Populasi
menunjukkan bahwa telur Ae. aegypti ada Larva Nyamuk Aedes Aegypti di Desa
yang mampu beradaptasi dengan habitat air Benculuk, Kabupaten Banyuwangi”
kotor (Kompas, 2008). Kepadatan jentik
nyamuk Ae. aegypti dapat memprediksikan 2. METODE PENELITIAN
kepadatan nyamuk Ae. aegypti dewasa. Jenis Penelitian
Menurut Suwarja (2007) dalam Supartha Jenis penelitian ini adalah penelitian
(2008), kepadatan populasi nyamuk Ae. eksperimental laboratoris dengan
aegypti yang diukur melalui kepadatan jentik menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dan jumlah kontener sangat nyata (RAL).
pengaruhnya terhadap kasus penularan DBD. Tempat dan Waktu Penelitian
Keberadaan larva dan kasus demam berdarah Penelitian dilaksanakan di Desa Benculuk,
dengue dipengaruhi oleh beberapa faktor Kecamatan Cluring pada bulan November
antara lain faktor inang menyangkut 2011.
kerentanan dan imunitasnya terhadap Subyek Penelitian
penyakit, sedangkan faktor lingkungan Subyek dalam penelitian ini yaitu kepadatan
menyangkut kondisi geografi (ketinggian dari populasi larva nyamuk Aedes aegypti di Desa
permukaan laut, curah hujan, kecepatan Benculuk, Kabupaten Banyuwangi.
angin, kelembaban, musim), kondisi Jenis Penelitian
demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, Jenis penelitian ini adalah observasi.
adat istiadat, sosial ekonomi penduduk), serta Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
jenis dan kepadatan nyamuk sebagai vektor kualitatif non-parametrik.
penular penyakit demam berdarah dengue. Identifikasi Variabel
Dua faktor yang berkaitan dengan keberadaan Variabel bebas: faktor sosiodemografi dan
dan kepadatan larva itu sendiri diantaranya faktor lingkungan. Variabel terikat:
adalah faktor sosiodemografi dan lingkungan, kepadatan populasi larva nyamuk Aedes
dimana keduanya saling berinteraksi. Di aegypti.
setiap daerah/wilayah keberadaan dan Desain Penelitian
kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti berbeda- Metode penelitian menggunakan metode
berbeda. Menurut data Dinas Kesehatan purposive sampling dan proportional stratified
Kabupaten Banyuwangi tahun 2007, random sampling.
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu Metode Pengumpulan Data

Bioedukasi Vol.XIV No.1 April 2016


3 Dian Prima Agustina@______Pengaruh Faktor Sosiodemografi...

1. Teknik observasi dari nyamuk Ae. aegypti di suatu daerah.


Dalam penelitian ini responden lebih banyak
2. Teknik wawancara berkelamin laki-laki sebanyak 64 responden
3. Angket (64%), sedangkan laki-laki sebanyak 36
responden (36%). Setelah dilakukan uji chi
Analisis Data square didapatkan bahwa tidak ada
Analisis non-parametrik menggunakan chi- kecocokan atau hubungan yang bermakna
square dilakukan untuk mendapatkan bermakna antara jenis kelamin responden
gambaran tentang kecocokan ataupaun dengan kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti
hubungan masing-masing variable bebas yang (P>0,05) dapat dilihat pada lampiran analisis
meliputi faktor sosiodemografi dan data, selanjutnya dilakukan analisis korelasi
lingkungan. Analisis korelasi menggunakan menggunakan korelasi pearson untuk melihat
pearson correlation digunakan untuk melihat kuatnya hubungan atau korelasi. Tabel diatas
sejauh mana pengaruh hubungan (kuatnya menunjukkan bahwa signifikansi > 0,05 maka
hubungan) masing-masing variable bebas korelasi yang ditunjukkan adalah tidak ada
terhadap variabel terikat, yaitu antara faktor korelasi yang bermakna bisa dikatakan tidak
sosiodemografi dengan kepadatan larva menunjukkan korelasi atau hubungan. Ini
nyamuk Aedes aegypti dan antara faktor berarti bahwa setelah dilakukan uji chi square
lingkungan dengan kepadatan larva nyamuk dan korelasi pearson hasilnya sama yaitu
Aedes aegypti. Serta mengetahui faktor yang tidak memiliki korelasi atau hubungan. Arah
paling dominan pada variabel bebas terhadap hubungan antara keduanya adalah negatif,
variabel terikat. Rumus yang akan digunakan apabila terjadi hubungan maka yang akan
dalam menghitung kepadatan populasi larva terjadi adalah kepadatan larva akan
nyamuk Aedes aegypti yaitu dengan metode mempengaruhi jenis kelamin. Hal ini
survey jentik dengan mengukur ABJ, HI, CI, merupakan yang tidak mungkin terjadi.
dan BI. Kemudian indeks larva disesuaikan Pengelompokan pendidikan terakhir yang
dengan Density Figure yaitu gabungan dari ditempuh responden yaitu Tidak Sekolah, SD,
HI, CI, dan BI. SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
Responden lebih banyak menempuh
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan SD sebanyak 44 responden (44%),
dan paling rendah adalah menempuh
a. Faktor Sosiodemografi terhadap Kepadatan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 7
Larva Nyamuk Ae. aegypti responden (7%). Setelah dilakukan uji chi
Data penelitian menunjukkan bahwa umur square didapatkan bahwa tidak ada
rata-rata responden adalah 41 tahun ke atas, kecocokan atau hubungan yang bermakna
mayoritas responden berumur ≤ 40 sebanyak antara pendidikan terakhir yang ditempuh
42 responden (42%) dan umur > 40 sebanyak responden dengan kepadatan larva nyamuk
58 responden (58%). Setelah dilakukan uji Ae. aegypti (P>0,05) dapat dilihat pada
chi square didapatkan bahwa tidak ada lampiran analisis data, selanjutnya dilakukan
kecocokan atau hubungan bermakna antara analisis korelasi menggunakan korelasi
umur dengan kepadatan larva nyamuk Ae. pearson untuk melihat arah hubungan dan
aegypti (P>0,05) dapat dilihat pada lampiran kuatnya hubungan atau korelasi. Kategori
analisis data, selanjutnya dilakukan analisis macam pekerjaan yang ditekuni oleh
korelasi menggunakan korelasi pearson untuk responden dapat dikelompokkan menjadi 5
melihat arah korelasi dan kuatnya hubungan macam pekerjaan, dari 100 responden yaitu
atau korelasi. Berdasarkan hasil uji, pada terdapat 40 responden (40%) yang dapat
tabel terlihat bahwa signifikansi menunjukkan dikategorikan dalam jenis pekerjaan petani,
angka > 0,05 ini diartikan bahwa antara umur buruh, pensiunan dan sebagainya. Kemudian
dengan kepadatan larva hanya menunjukkan jenis pekerjaan wiraswasta sebanyak 26
tidak terdapat korelasi. Ini berarti bahwa responden (26%). Untuk melihat adakah
setelah dilakukan uji chi square dan korelasi hubungan atau kecocokan antara pekerjaan
pearson hasilnya sama yaitu tidak memiliki dengan kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti
korelasi atau hubungan. Dapat dikatakan digunakan uji chi square. Setelah dilakukan
bahwa umur responden tidak mempengaruhi analisis didapatkan bahwa (P>0.05) dapat
adanya nyamuk dewasa maupun larva/jentik

Bioedukasi Vol.XIV No.1 April 2016


4 Dian Prima Agustina@______Pengaruh Faktor Sosiodemografi...

dilihat pada lampiran analisis data bahwa munculnya larva dan kepadatan nyamuk Ae.
pekerjaan yang ditekuni oleh responden tidak aegypti serta penyakit DBD. Sikap seseorang
memiliki hubungan yang bermakna. terhadap suatu obyek adalah perasaan
Kemudian dilanjutkan uji korelasi yaitu mendukung atau memihak (favourable)
korelasi pearson didapatkan hasil bahwa maupun perasaan tidak mendukung atau
signifikansi > 0,05 sehingga tidak terdapat memihak (unfavourable) pada obyek tersebut.
korelasi antara jenis pekerjaan terhadap Tindakan pembersihan sarang nyamuk
kepadatan kepadatan larva nyamuk Ae. meliputi tindakan: masyarakat menguras air
aegypti sedangkan arah korelasi negatif kontainer secara teratur seminggu sekali,
dengan kata lain bahwa kepadatan larva menutup rapat kontainer air bersih, dan
nyamuk Ae. aegypti mempengaruhi jenis mengubur kontainer bekas seperti kaleng
pekerjaan. Ini berarti bahwa setelah dilakukan bekas, gelas plastik, barang bekas lainnya
uji chi square dan korelasi pearson hasilnya yang dapat menampung air hujan sehingga
sama yaitu tidak memiliki korelasi atau menjadi sarang nyamuk dan tindakan
hubungan. Mobilitas penduduk tidak ikut abatisasi atau menaburkan butiran temephos
berperan dalam keberadaan, persebaran dan (abate) ke dalam tempat penampungan air
kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti maupun bersih.
nyamuk dewasa (Chi-square, P>0,05). Hal ini Hasil analisis chi square menunjukkan
dapat diterangkan bahwa mobilitas penduduk (P<0,05) sehingga terdapat hubungan yang
di daerah ini antara lain struktur sosial bermakna antara perilaku dengan kepadatan
ekonomi maupun budaya relatif sama yaitu larva nyamuk Ae. aegypti. Seperti dijelaskan
sebagian besar adalah petani, sehingga diatas bahwa sikap dan tindakan seseorang
mobilitasnya relatif rendah selain itu pula akan mempenngaruhi perilaku hidupnya
letak yang dekat dengan pasar sehingga terhadap vektor akan penyakit maupun
masyarakat dalam hal mobilitas untuk penyakit itu sendiri. Selanjutnya dilakukan
memenuhi keperluan sehari-hari dan lain-lain analisis korelasi pearson dan hasilnya adalah
tidak terlalu jauh. Selanjutnya dilakukan uji taraf signifikansi < 0,05 sehingga korelasi
korelasi pearson, dari hasil analisis data yang ditunjukkan yaitu sangat kuat atau
didapatkan bahwa taraf signifikansi > 0.05 berkorelasi sangat signifikan, namun arah
tetapi sangat nyata bahwa tidak ada korelasi yang ditunjukkan negatif atau berkebalikan
antara intensitas mobilitas terhadap kepadatan sehingga semakin padat keberadaan larvak
larva nyamuk Ae. aegypti. Ini berarti bahwa nyamuk Ae. aegypti akan mempengaruhi
setelah dilakukan uji chi square dan korelasi perilaku responden.
pearson hasilnya sama yaitu tidak memiliki b. Faktor Sosiodemografi terhadap Kepadatan
korelasi atau hubungan. Nampak adanya Larva Nyamuk Ae. aegypti
peran tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti Tidak nampak adanya peran maupun
(Chi-square, P<0,05). Pada kenyataannya hubungan antara jarak antar rumah dengan
masyarakat di Desa Benculuk telah memiliki kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti (Chi-
tingkat pengetahuan yang sangat baik tentang square, P>0,05) dapat dilihat pada lampiran I.
nyamuk Ae. aegypti namun apabila tidak Jarak antar rumah sama halnya dengan
diikuti dengan perilaku yang positif intensitas mobilitas, umur, jenis kelamin,
(memberantas sarang nyamuk) tingkat serta pekerjaan dimana tidak memiliki peran
pengetahuan ini tidak akan berlaku sehingga yang nampak. Setelah dilakukan uji korelasi
tetap adanya nyamuk dewasa dan padatnya (korelasi pearson) didapatkan bahwa
larva nyamuk Ae. aegypti bahkan dapat signifikansi > 0,05 dengan demikian tidak
terjadi kasus demam berdarah dengue. terdapat hubungan korelasi yang jelas antara
Selanjutnya dilakukan uji korelasi pearson jarak antar rumah dengan kepadatan larva
untuk mengetahui seberapa kuat korelasi yang nyamuk Ae. aegypti. Kemungkinan yang ada
terjadi. Perilaku ini meliputi sikap dan yaitu jarak antar rumah maupun tatanan
tindakan yang ditunjukkan oleh responden. rumah mempengaruhi keberadaan nyamuk
Semakin masyarakat bersikap tidak serius Ae. aegypti dewasa bukan larvanya. Sanitasi
terhadap keberadaan larva nyamuk Ae. rumah dan ventilasi yang baik dapat
aegypti akan semakin bertambah risiko mempengaruhi keberadaan nyamuk Ae.

Bioedukasi Vol.XIV No.1 April 2016


5 Dian Prima Agustina@______Pengaruh Faktor Sosiodemografi...

aegypti dewasa yang ada di dalam rumah. ikan dapat berupa plankton baik fitoplankton
Apabila kondisi keduanya baik, kemungkinan maupun zooplankton, dapat juga
nyamuk Ae. aegypti dewasa tidak ditemukan mikroorganisme ataupun larva tergantung
di dalam rumah sehingga tidak terdapat dimana mereka hidup. Ikan pemakan jentik
kemungkinan nyamuk bertelur. Dalam yang ditemui selama observasi penelitian
penelitian ini mencoba menghubungkan tidak memiliki peran terhadap kepadatan
antara tatanan rumah dengan kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti (Chi square,
kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti. Setelah P>0,05) seharusnya yang terjadi adalah
dilakukan uji chi square didapatkan (P>0,05) keberadaan ikan pemakan jentik
sehingga tidak ada peran tatanan rumah mempengaruhi atau ada hubungannya dengan
dengan kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti keberadaan dan kepadatan larva nyamuk Ae.
di dalam TPA. Seperti dijelaskan diatas aegypti. Penyebab hal ini terjadi karena jenis
bahwa kemungkinan yang ada yaitu jarak wadah (bak mandi/bak WC) dimana ikan ini
antar rumah dan tatanan rumah hanya hidup ini mayoritas yaitu berbahan semen
mempengaruhi keberadaan nyamuk Ae. selain itu pula luas dari wadah yang tidak
aegypti dewasa bukan larvanya. Kemudian sama pada masing-masing rumah responden.
dilanjutkan analisis korelasi (korelasi
pearson), setelah analisis dilakukan PEMBAHASAN
didapatkan bahwa signifikansi > 0,05 yang Penelitian pengaruh kombucha sari
menunjukkan tidak adanya korelasi. buluh terhadap pertumbuhan bakteri E. coli
Berdasarkan hasil observasi selama penelitian dilakukan secara in vitro dengan
berlangsung didapatkan bak mandi sebanyak menggunakan metode sumuran dengan
93 wadah yang mendominasi tempat diameter 0,5 cm secara pour plate untuk
penampungan air yang dimiliki dari 100 mengetahui serial konsentrasi terendah yang
responden. Keberadaan TPA ini sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan
nampak sekali denga keberadaan maupun bakteri E. coli yaitu serial konsentrasi 25%;
dengan kepadatan larva nyamuk Ae. aegypti 27,5%; 30%; 32,5%; dan 35%, kontrol positif
di dalam rumah. Ini disebabkan karena berupa kloramfenikol 1% dan kontrol negatif
larnya/jentik nyamuk Ae. aegypti ini pada berupa akuades dengan pengulangan 3 kali.
saat pra-dewasa memiliki habitat di air yang Hasil uji ini menunjukkan bahwa pada
tertampung oleh wadah yang dimiliki konsentrasi 25% merupakan konsentrasi
masyarakat. Sesuai dengan hasil analisis chi terkecil yang dapat menghambat bakteri E.
square bahwa (P<0,05) sehingga nampak coli dengan rerata lebar zona hambat 0,24 cm
sekali adanya hubungan dam keterkaitan dan konsentrasi tertinggi 35% dapat
antara keduanya, untuk lebih jelasnya dapat menghambat bakteri E. coli dengan rerata
dilihat pada lampiran I. Kemudian dilanjutkan lebar zona hambat 0,42 cm. Pada uji akhir
dengan analisis korelasi (korelasi pearson). juga sumuran diisi serial konsentrasi dari air
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kombucha sari buluh berbeda dengan volum
keberadaan TPA ini baik jumlah maupun 25 μl dan diameter sumuran 0,5 cm. Hal ini
jenis TPA mempengaruhi sangat signifikan dapat terjadi karena semakin tinggi serial
(sign. > 0,05). Jenis tanaman pekarangan konsentrasi yang diberikan, maka jumlah zat
yang ditemui selama penelitian yaitu jenis terlarut dan senyawa maupun asam asetat
pohon-pohon yang rindang, semak, dan yang terkandung dalam air kombucha sari
bunga. Nampak adanya peran keberadaan buluh lebih banyak dibandingkan dengan
tanaman pekarangan yang ada di sekitar serial konsentrasi yang lebih rendah. Semakin
rumah responden dengan kepadatan tinggi konsentrasi air kombucha sari buluh,
larva/jentik nyamuk Ae. aegypti (Chi square, maka semakin tinggi pula kandungan
P<0,05). Ini dimungkinkan dengan senyawa yang ada di dalamnya sehingga
keberadaan nyamuk jantan dewasa yang mampu menghambat pertumbuhan E. coli
sering berada di sekitar tanaman pekarangan. pada media NA yang ditunjukkan dengan
Apabila keberadaan nyamuk dewasa baik terdapatnya zona habat.
jantan dan betina masih ada maka Air Kombucha sari buluh terasa
kemungkinan adanya larva/jentik nyamuk Ae. manis karena diberi gula dan dalam proses
aegypti pada TPA juga masih ada. Makanan fermentasi banyak terjadi perubahan struktur

Bioedukasi Vol.XIV No.1 April 2016


6 Dian Prima Agustina@______Pengaruh Faktor Sosiodemografi...

kimia yang lebih sederhana. Senyawa- terurai. Flavonoid merupakan senyawa aktif
senyawa fruktosa akan menjadi glukosa terbesar yang berfungsi mengganggu sintesis
karena adanya aktivitas dari dua dinding bakteri sehingga terjadi kebocoran
mikroorganisme dari kombucha sari buluh itu plasma yang diakhiri dengan lisisnya bakteri,
sendiri, yaitu Acetobacter sp. dan selain itu flavonoid berfungsi menghambat
Saccharomyces sp.. Fermentasi kombucha DNA gyrase dan menghambat aktivitas enzim
sari buluh juga menghasilkan alkohol yaitu ATPase bakteri [8]. Bakteri gram negatif
golongan metanol yang bisa bersifat mengandung sejumlah besar lipoprotein,
antibiotik. Khasiat lipopolisakarida, dan lemak [9]. Adanya
antibiotik dari sifat metanol kombucha sari lapisan-lapisan dinding sel pada bakteri E.
buluh lebih efektif dalam menghambat Coli mempengaruhi aktivitas kerja dari zat
maupun mematikan bakteri E coli. antibakteri.
Air kombucha sari buluh Pertumbuhan sel bakteri dapat
menghasilkan berbagai asamasam yaitu asam terganggu oleh komponen fenol dari buah
asetat, asam laktat, asam malat, asam oksalat, belimbing wuluh memiliki kemampuan untuk
asam karbonat, asam glikonat, asam butirat, mendenaturasikan protein dan merusak
asam folat, asam glukoronat, asam kandroitin membran sel [6]. Hasil uji ANOVA
sulfat, asam hialuronat, dan asam usnat. Asam menyatakan bahwa nilai probibilitas
asetat adalah bagia terbesar dari asam yang signifikasi sebesar 0,00 oleh karena itu nilai
dihasilkan selama proses fermentasi. probibilitas < 0,05 dan menyatakan bahwa
Mekanisme penghambatan asam asetat terdapat pengaruh serial konsentrasi air
terhadap pertumbuhan bakteri yaitu dengan kombucha sari buluh terhadap pertumbuhan
cara menembus membran sel bakteri. E. coli yang signifikan tidak berbeda nyata
Semakin banyak ion H+ asam asetat yang antar masingmasing konsentrasi dan dengan
masuk maka bentuk tidak terurai dari asam demikian, maka dapat dilanjutkan dengan uji
asetat akan larut dalam lemak sehingga dapat post hoc test dengan Beda Nyata Terkecil
menembus membran sel bakteri. Buah (Tabel 1). Uji ini dilakukan untuk mengetahui
belimbing wuluh diketahui positif konsentrasi mana yang paling efektif terdapat
mengandung senyawa golongan flavonoid, pengaruh perbedaan antar konsentrasi air
alkaloid, triterpen saponin, terpenoid dan kombucha sari buluh terhadap pertumbuhan
minyak atsiri [7]. bakteri E. coli dan sebagai acuan dalam
Kandungan kimia buah belimbing menentukan perlakuan yang paling efektif
wuluh saat fermentasi kombucha sari buluh terhadap antar perlakuan. Hasil uji BNT
masih tetap ada dan tidak dapat terurai akibat menyatakan bahwa pada konsentrasi 35%
fermentasi. Fermentasi hanya menguraikan mempunyai daya hambat paling efektif
senyawa dari starter kombucha yang telah terhadap pertumbuhan bakteri E. coli yang
diberi karena bakteri dan khamir kombucha berbeda nyata/ berbeda signifikan terhadap
tidak mampu untuk memecah golongan semua serial konsentrasi air kombucha sari
alkoloid dari buah belimbing wuluh tersebut buluh.
karena senyawa yang terkandung terlalu besar Air kombucha sari buluh memiliki
untuk diuraikan sehingga dapat dikatakan senyawa kimia yang berpotensi sebagai bahan
komposisi senyawa alkaloid tetap. Buah antimikroba terhadap bakteri E. coli yang
belimbing wuluh sendiri diketahui positif dapat menyebabkan diare. Diare adalah
mengandung senyawa golongan flavonoid, sebuah penyakit dimana penderita mengalami
alkaloid, triterpen saponin, terpenoid dan buang air besar yang sering dan masih
minyak atsiri [7]. Senyawa flavonoid yang memiliki kandungan air berlebihan. Menurut
terkandung dalam buah belimbing wuluh Muscthler (1991) menyatakan penderita diare
adalah tipe luteolin dan apigenin. Senyawa banyak menggunakan obat-obatan yang
kimia yang dominan terbentuk pada berasal dari bahan kimia dan tanaman herbal
kombucha sari buluh adalah asam asetat yang [4] akan tetapi peneliti memberikan suatu
diklasifikasikan sebagai asam lemah karena inovasi baru yaitu kombucha sari buluh yang
ketika dilarutkan ke dalam larutan cair, meupakan minuman herbal obat diare dengan
komponen didalamnya tidak seluruhnya rasa manis keasaman. Minuman ini tidak
dapat diminum sehari-hari akan tetapi dapat

Bioedukasi Vol.XIV No.1 April 2016


7 Dian Prima Agustina@______Pengaruh Faktor Sosiodemografi...

diminum untuk menanggulangi penyakit diare Gandahusada, dkk. 1998.


akibat bakteri E. coli. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:
Gaya Baru.
4. KESIMPULAN Gionar, Yoyo, R,. Saproto, R,. Susapto D,.
Berdasarkan penelitian dan analisis data serta dkk. 2001. Sumur Sebagai Habitat
pembahasan yang telah dilakukan dapat Yang Penting Untuk
disimpulkan sebagai berikut: Perkembangbiakan Nyamuk Aedes
a. Ada pengaruh antara tingkat pengetahuan aegypti.
dan perilaku masyarakat (responden) dengan Hasyimi, M. dan M. Soekirno. 2004.
kepadatan larva nyamuk Aedes aegypti di Pengamatan Tempat Perindukan
Desa Benculuk, Kabupaten Banyuwangi Ades aegypti pada Tempat
tahun 2011. Tidak ada pengaruh antara umur, Penampungan Air Rumah Tangga
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pada Masyarakat Pengguna Air
intensitas mobilitas dengan kepadatan larva Olahan. Jurnal Ekologi Kesehatan.
Aedes aegypti di Desa Benculuk, Kabupaten
Vol.3 (1): 37-42.
Banyuwangi tahun 2011.
Hidayat, C,. Santoso, L,. Suwasono, H,.
b. Ada pengaruh antara jarak antar rumah, 1997. Pengaruh pH Air Perindukan
keberadaan tempat penampungan air dan Terhadap Pertumbuhan dan
adanya ikan pemakan jentik dengan Perkembangbiakan Aedes aegypti
kepadatan larva nyamuk Aedes aegypti di Pra Dewasa. Cerminan Dunia
Desa Benculuk, Kabupaten Banyuwangi Kedokteran, No. 119.
tahun 2011. Tidak ada pengaruh antara Lupawan, M. Arif Derif. 2010.
tatanan rumah dan tanaman pekarangan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
dengan kepadatan larva Aedes aegypti di dalam Upaya Pencegahan Demam
Desa Benculuk, Kabupaten Banyuwangi Berdarah Dngeu di Kecamatan
tahun 2011 Patrang, Kabupaten Jember (Skripsi
S1). Jember: Fak. Kesehatan
c. Faktor lingkungan yang mendominasi yang Masyarakat, UNEJ.
mempengaruhi kepadatan populasi larva Murray. 1999. Biokimia Harper. Jakarta:
nyamuk Aedes aegypti di Desa Benculuk,
EGC.
Kabupaten Banyuwangi tahun 2011. Akan
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan
tetapi kedua faktor saling mempengaruhi
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
dimana keberadaan suatu penyakit ataupun
pembawa penyakit dipengaruhi oleh host Rineka Cipta.
(inang/manusia) dan lingkungannya. Nurdian, Yudha. 2004. Identifikasi Tempat-
Tempat perindukan dan Kepadatan
Vektor Demam Berdarah Dengue
5. REFERENSI (DBD) Pada Beberapa Lokasi Di
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Kota Jember. Jember: Jember
Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik University Press.
Edisi Revisi V). Jakarta: PT Rineka Riduwan dan Kuncoro. 2007. Cara
Cipta. Menggunakan dan Memaknai
Ahmadi, Abu dan Munawar, Sholeh. 2007. Analisis Jalur (Path analysis).
Psikologi Perkembangan. Jakarta: Bandung: Alfabeta.
Rineka Cipta. Ririh, Y., dan Anny, V. 2005. Hubungan
Brown, Harold. W. 1979. Dasar Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan
Parasitologi Klinis. Jakarta: PT. Perilaku Masyarakat dengan
Gramedia Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes
Dinas Kesehatan Banyuwangi. 2010. aegypti di Daerah Endemis Demam
Jumlah Kasus Demam Berdarah. Berdarah Dengue
Banyuwangi: P2P Dinkes
Kab.Banyuwangi.

Bioedukasi Vol.XIV No.1 April 2016

You might also like