You are on page 1of 263

PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA


(Studi Eksperimen di SMP Negeri 145 Jakarta)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Ayu Aulia Sari
NIM. 109017000055

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK

AYU AULIA SARI (109017000055), ”Pengaruh Strategi Metakognitif


terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2016.
Strategi metakognitif merupakan strategi yang memonitor secara sadar
kognitif seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran Metakognitif dan strategi pembelajaran konvesional, serta
menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan
strategi Metakognitif. Penelitian ini dilakukan di SMPN 145 Jakarta pada kelas
VII Tahun 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuasi eksperimen dengan desain penelitian Randomized Subjects Post-test Only
Control Group Design, yang melibatkan 64 siswa sebagai sampel. Penentuan
sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data setelah
pemberian perlakuan menggunakan tes kemampuan komunikasi matematis siswa.
Hasil penelitian yang telah diuji dengan uji-t menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa pada pokok bahasan bangun segiempat
yang diajar dengan menggunakan strategi metakognitif lebih tinggi dari pada
siswa yang diajar dengan strategi konvensional.

Kata kunci: Strategi Metakognitif, Kemampuan Komunikasi Matematis,


Penelitian Kuasi Eksperimen

i
ABSTRACT

AYU AULIA SARI (109017000055), “The Metacognitive Learning


Strategiy to The Students’ Mathematical Communication Skills”. Thesis
Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers
Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2016.
Metacognitive strategy is a strategy that monitoring consciously the
person’s cognitive. The purpose of this research is to analyze the different of the
student’ mathematical communication skills that are taught by Metakcognitive
learning strategy and conventional learning strategy and to analyze the student’
mathematical communication skills that are taught by Metacognitive learning
strategy. The research conducted at SMPN 145 Jakarta, in class VII for year
2015. The method was used in this research is quasi experimental method with
Randomized Subjects Post-test Only Control Group Design, involve 64 students
as sample. To determine sample was used cluster random sampling technique.
The data collection after treatment conducted with test of the students’
mathematical communication skill.
The results of this research that the students’ mathematical
communication skills on the subject quadrilateral that are taught by
Metacognitive learning strategy is higher than students taught by conventional
learning strategies.

Key words: Metakognitive Learning Startegy, The Students’ Mathematical


Communication, research og quasi experimental

ii
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ‬
Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah
memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan
yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa
dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif
dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh
sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr, Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Mu’in, S.Si., M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak. Otong Suhyanto, M.Si., Dosen Penasehat Akademik
5. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom, Dosen Pembimbing I dan ibu
Khairunnisa, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu,
bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis
selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan,
Semoga Ibu dan Bapak selalu berada dalam kemuliaanNya.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

iii
7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat. Pimpinan dan staff Perpustakaan
Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta
memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.
8. Kepala SMP Negeri 145 Jakarta, Bapak Achmad, S.Pd., M.Si. yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian. Seluruh dewan guru SMP
Negeri 145 Jakarta, khususnya Bapak H. Mansyur, M.Pd selaku guru mata
pelajaran matematika, Ibu Ana selaku Waka Kurikulum yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Serta siswa dan siswi SMP Negeri
145 Jakarta, khususnya kelas VII-C dan VII-D.
9. Keluarga tercinta Ayahanda Yakub, Ibunda Siti Ulia dan Suamiku M. Abdul
Majid Ibrahim, S.Pd. yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih
sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. serta
Adik tercinta Adam Aulia Abdi, anakku tersayang Ananda Kafaany Mawla
Karim Ibrahim, keluarga besar bapak M. Ilyas juga semua keluarga yang
selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar
dan meraih cita-cita.
10. Sahabat tersayang dan teman seperjuang skripsi, Aninda Nuzulia Hapsari, Siti
Maryam, Angga Mailangga, Yusuf Ahmadi, Ilham Fauzi, Fajria Whardani,
Septi Yenita, Nur Indah Cahyani, Rifan Ayarsha yang selalu bersama-sama
saling bertukar pikiran, memotivasi dan mendoakan selama proses
penyusunan skripsi.
11. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’09,
kelas A, B dan C.
12. Seluruh Teman, Kakak, dan Adik di kosan As Salam.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan

iv
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di
atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai
macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja
yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Juni 2016

Penulis

v
DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7
D. Perumusan Masalah....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS .......................................................................... 10
A. Landasan Teoritik .......................................................................... 10
1. Strategi Pembelajaran Matematika................................................ 10
a. Pengertian Strategi dalam Pembelajaran Matematika.............. 10
b. Strategi Konvensional .............................................................. 12
c. Strategi Metakognitif ............................................................... 13
d. Penggunaan Strategi Metakognitif dalam Pembelajaran
Matematika ............................................................................... 20
2. Kemampuan Komunikasi Matematika .......................................... 21
a. Pengertian Komunikasi ............................................................ 21
b. Kemampuan Komunikasi Matematika .................................... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 25

vi
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 27
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 27
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 27
C. Metode dan Disain Penelitian ....................................................... 27
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 28
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 29
1. Uji Validitas ............................................................................ 29
2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 30
3. Pengujian Daya Pembeda ........................................................ 31
4. Tingkat Kesukaran .................................................................. 32
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 33
1. Uji Prasyarat Analisis .............................................................. 33
a. Uji Normalitas ................................................................... 33
b. Uji Homogenitas ............................................................... 35
2. Uji Hipotesis............................................................................ 35
G. Hipotesis Statistik.......................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38
A. Deskripsi Data ............................................................................... 38
1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kelas Eksperimen 38
2. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kelas Kontrol ...... 41
3. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................. 46
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis .............................................. 48
1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa......................................................................................... 48
a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ............................... 49
b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ...................................... 49
2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Representasi Matematis
Siswa ....................................................................................... 49
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 50

vii
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 51
1. Proses Pembelajaran di Kelas .................................................... 52
2. Hasil posttest Kemampuan Komunikasi Matemetis
Siswa.......................................................................................... 57
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 67
A. Kesimpulan.................................................................................... 67
B. Saran .............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 80

viii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 3.1 Tabel Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ......................................... 32
Tabel 3.2 Tabel Hasil Perhitungan Validitas, Tingkat Kesukaran Soal, Daya
Beda dan Reliabilitas ..................................................................... 33
Tabel 4.1 Perhitungan Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Eksperimen ....................................................... 39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen .................................................................. 40
Tabel 4.3 Perhitungan Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kontrol .............................................................. 41
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelompok Kontrol......................................................................... 42
Table 4.5 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................ 44
Table 4.6 Presentase Rata-Rata Indikator Komunikasi Matematika Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................... 46
Table 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ................................................ 49
Table 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homoenitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................................................................... 50
Table 4.9 Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis Dengan Uji-t ................... 57

ix
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 28
Gambar 4.1 Diagram Presentase Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen terhadap
Nilai Rata-rata ............................................................................. 42
Gambar 4.2 Diagram Presentase Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol terhadap
Nilai Rata-Rata .......................................................................... 45
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................................... 47
Gambar 4.4 Grafik Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 59
Gambar 4.5 Suasana Kegiatan Belajar Kelas Eksperimen............................. 55
Gambar 4.6 Contoh Hasil Kerja Siswa Pada LKS 1 ...................................... 48
Gambar 4.7 Gambar Soal dan Jawaban Posttest No. 1 Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 60
Gambar 4.8 Gambar Soal dan Jawaban Posttest No. 2 Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 61
Gambar 4.9 Gambar Soal dan Jawaban Posttest No. 4 Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 64
Gambar 4.10 Gambar Soal dan Jawaban Posttest No 3 Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 66
Gambar 4.11 Gambar Soal dan Jawaban Posttest No. 6 Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 67

x
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Komunikasi Matematika Siswa ......... 72
Lampiran 2 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematika ............... 74
Lampiran 3 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa ........................................................................................... 77
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Instrument Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa ...................................................................... 78
Lampiran 5 Perhitungan Uji Validitas Instrument Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa ....................................................................... 79
Lampiran 6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrument Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa ................................................. 81
Lampiran 7 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa ...................................................................... 83
Lampiran 8 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ................................................... 85
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Beda dan Taraf Kesukaran 87
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .. 88
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol......... 129
Lampiran 12 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Eksperimen .................... 162
Lampiran 13 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kelas Kontrol ........................... 195
Lampiran 14 Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................. 217
Lampiran 15 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus,
Varians, Simpangan Baku, Kemiringan dan Kurtosis Kelompok
Kontrol ........................................................................................ 219
Lampiran 16 Perhitunan Normalitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen ........... 227
Lampiran 17 Perhitunan Normalitas Hasil Posttest Kelas Kontrol ................. 229
Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 231
Lampiran 19 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ............................................. 233
Lampiran 20 Tabel Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors ............................. 235

xi
Lampiran 21 Tabel Nilai Kritis Distribusi F .................................................... 236
Lampiran 22 Tabel Nilai Kritis Distribusi T .................................................... 238
Lampiran 31 Uji Referensi ............................................................................... 239
Lampiran 33 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 245

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim.


sebagaimana tertuang dalam salah satu hadist Nabi, yaitu :

“Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).”
(HR. Ibnu Majah)
Ada berbagai ilmu yang dapat kita pelajari, salah satunya matematika.
Matematika merupakan ilmu yang turut berperan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Matematika sendiri sebenarnya timbul dari
keperluan sehari-hari. Menurut Andi Hakim Nasoetion matematika awalnya
muncul dari pengalaman-pengalaman manusia, setelah pengalaman-
pengalaman itu dipelajari oleh matematikawan, timbulah keperluan untuk
membuatnya menjadi abstrak, agar hasilnya dapat berlaku secara umum.1
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang semakin dirasakan interaksinya
dengan bidang-bidang ilmu lainnya. Dalam Suhendra, dkk. disebutkan bahwa
hampir semua kegiatan manusia, terutama yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, melibatkan matematika di dalamnya, tidak hanya ilmu eksakta
tetapi juga bidang sosial, ekonomi, politik bahkan budaya.2 Oleh karena itu
matematika dan pendidikan matematika dalam kehidupan sehari-hari dapat
dinilai penting, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak terlepas dari peranan matematika di dalamnya.

1
Andi Hakim Nasoetion, Landasan Matematika, (Jakarta:Bhatara Karya Aksara, 1980), h. 2.
2
Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta :
Universitas Terbuka, 2007), h. 7.11.

1
2

Mengingat betapa pentingnya belajar matematika, kita perlu mengetahui


secara lebih lanjut makna belajar matematika, dalam Wina Sanjaya dijelaskan
bahwa “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku”.3 Sedangkan menurut
Nasher dalam Hamzah B. Uno matematika memiliki karakteristik yang
terletak pada kekhususannya dalam mengkomunikasikan ide matematika
melalui bahasa numerik.4 Sehingga dalam belajar matematika memiliki
hakikat tersendiri yang menurut Hamzah B. Uno, “Hakikat belajar matematika
adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan
serta simbol-simbol, kemudian diterapkannya pada situasi nyata”.5 Belajar
matematika juga berarti belajar metode bernalar dan berpikir secara logis,
seperti yang dikatakan Suhendra “matematika adalah cara atau strategi dalam
berpikir dengan menggunakan penalaran yang bersifat logis”.6 Mempelajari
matematika juga memiliki manfaat dalam bidang lain, seperti yang dikatakan
Kline dalam Suhendra, bahwa matematika bukan pengetahuan yang
menyendiri dan dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaan
matematika itu utamanya untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan lain. Oleh karena itu pembelajaran matematika sejak
dini merupakan suatu kebutuhan, bahkan matematika juga dipelajari di tingkat
perguruan tinggi.
Salah satu elemen penting dalam pembelajaran matematika adalah
komunikasi, sebagaimana tertuang pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Matematika dalam Permen Nomor 23 Tahun 2006, melalui pembelajaran
matematika, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah.7 Hal tersebut mendukung karakteristik matematika itu sendiri, yakni

3
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Kencana
Prenada Media Grup, 2005), cet. 3, Ed. 1, h. 89.
4
Hamzah B. Uno dan Masri Kudirat Umar, mengelola kecerdasan dalam pembelajaran,
(Jakarta ; Bumi Aksara, 2009), h. 110.
5
Ibid, h. 110.
6
Suhendra, dkk., Op. Cit., h. 7.7.
7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006, (2006)
3

matematika merupakan disiplin ilmu yang bersifat abstrak karena ide dan
gagasan dalam matematika dinyatakan dalam bahasa simbol, lambang, notasi
atau numerik. Pengembangan komunikasi juga menjadi salah satu tujuan
pembelajaran matematika dan menjadi salah satu kompetensi lulusan dalam
bidang matematika. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi dalam pembelajaran matematika sangatlah penting.
Namun demikian dari hasil pengamatan pada salah satu sekolah
menengah pertama di wilayah Tangerang Selatan, ditemukan bahwa tingkat
kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, hal ini berdasarkan
presentase hasil tes matematika yang mengukur tingkat komunikasi matematis
siswa yaitu 38,7% siswa saja yang memiliki hasil tes kemampuan komunikasi
siswa di atas 65. Berdasarkan hasil pengamatan, rendahnya kemampuan
komunikasi matematis para siswa terlihat dari kesulitan siswa dalam
menjelaskan ide dan situasi matematika pada soal tes yang diberikan.
Permasalahan tersebut diduga terjadi karena strategi belajar konvensional
yang digunakan oleh guru. Strategi yang seringkali digunakan guru adalah
ceramah, memberikan contoh soal kemudian memberikan soal pelatihan yang
mirip dengan contoh. Siswa yang diajar dengan menggunakan strategi ini
cenderung pasif karena hanya mampu menyelesaikan soal-soal seperti yang
telah dicontohkan oleh gurunya, sehingga kemampuan analisis siswa terhadap
permasalahan baru cenderung rendah dan memberi dampak pada kemampuan
komunikasi siswa. Kurang berkembangnya kemampuan komunikasi
matematis selain dari proses penyajian pembelajaran matematika di sekolah-
sekolah, juga disebabkan oleh faktor dalam diri siswa itu sendiri, yaitu
kurangnya kesadaran diri siswa untuk lebih memahami, dan berpikir tentang
apa yang akan, sedang dan sudah mereka pelajari dalam pembelajaran
matematika. Hal tersebut terkait dengan kemandirian dalam belajar
matematika.
Menurut Ngainun Naim, “dalam paradigma komunikasi, guru dan siswa
sama-sama ditempatkan sebagai subjek yang terlibat dalam proses
4

pembelajaran sehingga hubungannya bersifat koordinatif”.8 Sebagai subjek


tentunya kedua belah pihak memiliki peranan yang sama pentingnya dalam
proses pembelajaran, strategi yang dapat dikembangkan untuk mendukungnya
antara lain strategi pembelajaran yang terpusat pada siswa (Student-Centered-
Learning) dan pengaturan diri (Self-Regulated). Dalam pola pembelajaran
tersebut siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas harus menjadi
individu yang aktif dalam membentuk pengetahuan, dapat menentukan sendiri
kondisi belajar, proses belajar dan memilih pengalaman belajarnya serta
pengetahuan utama yang ingin dicapai. Dengan kesadaran diri pada hal
tersebut akan muncul karakter pembelajar dalam diri siswa, dengan begitu
siswa akan mampu mengelola apa yang mereka pelajari dan memperoleh
pengetahuan baru serta menyelesaikan permasalahan yang mereka temukan.
Selain hal itu pembelajaran matematika yang ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan-kemampuan matematika dimana salah satunya adalah
kemampuan komunikasi matematis, seharusnya dirancang dengan
memberikan siswa soal-soal pemecahan masalah yang dapat melatih
kemampuan siswa dalam menganalisa soal dan mengkomunikannya ke dalam
pemahaman mereka.
Pada kenyataannya, saat ini pembelajaran matematika di sekolah-sekolah
lebih bersifat latihan dengan mengerjakan banyak soal yang hampir sama
dengan contoh, akibatnya kemampuan komunikasi siswa kurang berkembang.
Ishaq Nuriadin menjelaskan berdasarkan laporan Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMMS) tahun 2003 “penekanan
pembelajaran matematika di Indonesia lebih banyak menekankan kepada
keterampilan dasar, beberapa pemahaman konsep dan latihan, dan sedikit
sekali mengenai kemampuan penalaran, komunikasi aplikasi dalam kehidupan
nyata dan lain sebagainya”.9

8
Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta : Ar Ruzz, 2011), h. 47.
9
Ishaq Nuriadin, Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik Siswa SMP
melalui Pembelajaran Kontekstual dengan Berbantuan Program Geometer’s Sketchpad, JIP
STKIP Kusuma Negara, Vol. 3, 2010.
5

Menyadari pentingnya suatu strategi pembelajaran untuk


mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa, maka mutlak
diperlukan adanya suatu strategi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, salah satunya yaitu
strategi pembelajaran yang menanamkan kesadaran metakognisi dalam diri
siswa. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
metakognitif. Strategi metakognitif ini diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan komuikasi matematis siswa.
Terkadang setelah mendengar matematika, orang merasa ada hal yang
begitu berbahaya sehingga terkesan menakutkan. Padahal, matematika
merupakan hal yang begitu nikmat untuk diselami lebih dalam. Karena
itulah, peran guru sangat penting dalam memberikan nuansa ceria, riang
dan menggembirakan pada saat pembelajaran matematika itu berlangsung.
Hal ini berkaitan erat dengan upaya menumbuhkan metakognisi siswa
dalam proses belajar matematika.10
Menurut Davidson, et al. 1996, dalam Johari bin Surif, dkk., “strategi
metakognitif dapat membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan
melalui perancangan yang berkesan”.11 Hal itu melibatkan proses memahami
masalah, mengidentifikasi masalah yang harus diselesaikan dan memahami
langkah-langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Demikian pula menurut Lee dan Fensham 1996, dalam Johari bin Surif, dkk.,
“strategi metakognitif meliputi proses memahami permasalahan secara
menyeluruh, menerjemahkan masalah ke bagian-bagian yang mudah
dipahami, menetapkan tujuan, memilih prinsip dan fakta yang diperlukan
dalam ingatan, mencapai tujuan secara bertahap dan menyimak setiap jawaban
yang dikemukakan”.12 Menurut Lee 2002, dalam Johari bin Surif, dkk.,
“strategi metakognitif yang digunakan siswa dapat mengatasi segala
kekurangan pelajar dalam menyelesaikan permasalahan dalam disiplin ilmu

10
Eka sastrawati, M. Rusdi, Syamsurizal, Problem Based Learning, Strategi Metakognisi dan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa, Tekno-Pedagogi, vol. 1, No. 2, September 2011, h.2
11
Johari bin Surif, Nor Hasniza binti Ibrahim dan Mohammad Yusof bin Arshad.,Kajian
Pembinaan Konsep Sains Berdasarkan Model Generative Metakognitif di Kalangan Pelajar,
(Malaysia : Jabatan Pendidikan Sains dan Matematik Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi
Malaysia, 2007), h. 28.
12
ibid
6

sains”.13 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi metakognitif


merupakan strategi yang di rancang untuk menyelesaikan masalah secara
menyeluruh melalui proses yang berkesan.
Dalam modul Belajar Cara Belajar, strategi metakognitif “merujuk
kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berfikir dan
pembelajaran yang berlaku, sehingga apabila kesadaran ini terwujud seseorang
dapat memulai pemikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa
yang dipelajari”.14 Dalam modul ini strategi metakognitif terdiri dari empat
tahap utama, yaitu tahap merencanakan, mengatur pembelajaran, memonitor
dan mengevaluasi. Penulis berpendapat bahwa strategi metakognitif memiliki
banyak kelebihan jika digunakan sebagai alternatif pembelajaran matematika
untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Pendapat
ini didasarkan pada proses pengembangan kesadaran metakognisi dalam diri
siswa yang dianggap akan membuat siswa memahami secara mendalam serta
memaknai lebih jauh apa yang mereka pelajari, dengan demikian diharapkan
siswa akan lebih mampu menyatakan ide-ide atau gagasan baik secara lisan
maupun tulisan selama pembelajaran matematika berlangsung.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan penulis memandang perlu
mengadakan penelitian yang berkaitan dengan “Pengaruh Strategi
Metakognitif terhadap Kemampuan Komunikasi matematis Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat


disimpulkan beberapa pernyataan yang menjadi dasar bagi penelitian ini, yaitu:
1. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa.
2. Pembelajaran matematika saat ini kurang melatih kemampuan
komunikasi siswa.

13
ibid
14
Tim penyusun, Belajar Cara Belajar, Pusat Perkembangan kurikulum Kementrian
Pendidikan Malaysia, hal. 39.
7

3. Kurangnya kesadaran diri siswa untuk belajar dan memahami apa yang
mereka pelajari.
4. Strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran belum melibatkan
siswa sepenuhnya, strategi yang digunakan cenderung hanya bersifat
mengerjakan soal yang mirip dengan contoh.
5. Strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran belum membuat
siswa lebih aktif dalam mengkomunikasikan ide-idenya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini pada fokus permasalahan, maka


penelitian ini dibatasi pada ada tidaknya pengaruh penerapan strategi
metakognitif terhadap kemampuan komunikasi siswa. Beberapa istilah pada
masalah tersebut diberi batasan sebagai berikut :
1. Strategi metakognitif adalah strategi yang memonitor secara sadar
kognitif seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau “mengacu
kepada kesadaran siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya serta
kemampuan untuk memahami, mengontrol dan memanipulasi proses-
proses kognitif yang mereka miliki”.15
2. Strategi konvensional yang dimaksud adalah strategi yang telah lebih
dulu digunakan oleh guru di kelas yaitu ekspositori yang lebih
didominasi oleh ceramah.
3. Indikator kemampuan komunikasi matematika yang diukur dalam
penelitian, yaitu :
(a) Menyatakan suatu situasi atau gambar ke dalam ide atau model
matematika,
(b) Menjelaskan ide matematika secara lisan atau tulisan,
(c) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis

15
Abdul Muin, Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pembelajaran dengan Pendekatan
Metakognitif, (Jakarta : CEMED FITK UIN Syarifhidayatullah).
8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan


masalah yang akan diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan


dengan strategi metakognitif ?
2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan
dengan strategi konvensional ?
3. Apakah siswa yang diajar dengan strategi metakognitif memiliki
kemampuan komunikasi matematis yang berbeda jika dibandingkan
dengan siswa yang diajar menggunakan strategi konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisa kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan


strategi metakognitif.
2. Menganalisa kemampuan komunikasi siswa yang diajar dengan strategi
konvensional.
3. Mengkaji tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar
dengan strategi metakognitif dan siswa yang diajar dengan strategi
konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Manfaat teoretis
a. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
matematik siswa dalam proses pembelajaran.
b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lanjutan yang relevan.
9

2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
1. Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan strategi
metakognitif dalam pembelajaran matematika.
2. Dapat memotivasi peneliti untuk menggunakan dan
mengembangkan berbagai strategi dalam proses pembelajaran.
b. Bagi guru
Sebagai masukan atau informasi bagi guru untuk menggunakan
strategi metakognitif sebagai alternatif untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa.
c. Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran untuk memperbaiki proses
pembelajaran matematika serta meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS

A. Landasan Teoritik
Sebagai landasan teori berikut ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan strategi yang digunakan dalam penelitian serta kemampuan yang akan
diukur dalam penelitian.
1. Strategi Pembelajaran Matematika
Belajar dan pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting,
bahkan kedua hal tersebut tidak akan pernah berakhir sejak manusia lahir
hingga akhir hayatnya. Seneca (6 SM – 65 M) seorang ahli filsafat Yunani,
dalam Suryono dan Haryanto menyatakan bahwa “waktu luang yang tidak
digunakan untuk belajar sama dengan kematian, leisure without study is
death”.1 Mengingat betapa pentingnya kegiatan belajar, maka penting bagi
kita untuk tetap menggali ilmu serta mengambil manfaatnya untuk
kehidupan kita sehari-hari.
Belajar dan pembelajaran sejak dulu hingga sekarang selalu mengalami
perkembangan, dahulu belajar dan pembelajaran lebih ditekankan pada
mengajar dan pengajaran. Belajar sendiri memiliki pengertian, “suatu
aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan
kepribadian”.2 Dari pengertian belajar tersebut telah kita ketahui ternyata
dari aktivitas belajar bukan hanya diperoleh ilmu pengetahuan, tetapi dari
proses belajar kita juga dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik.
a. Pengertian Strategi dalam Pembelajaran Matematika
Kemp (1995 dalam Ngalimun 2013) menjelaskan bahwa “strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan

1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h. 2.
2
Ibid, h. 9.

10
11

guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien”.3 Oleh karena itu butuh kerjasama yang baik antara
siswa dan guru dalam setiap proses pembelajaran, hal ini tettu saja agar
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Sedangkan
menurut Ngalimun bahwa “strategi secara umum mempunyai pengertian
sebagai garis besar acuan dalam melakukan tindakan untuk mencapai
sasaran yang diinginkan, jika dikaitkan dengan pembelajaran bisa
diartikan sebagai pola umum kegiatan antara guru dan murid dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan”.4 Acuan atau pola umum yang disebutkan oleh Ngalimun
tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, agar proses
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat ditempuh secara
efektif dan efisien hal ini sejalan dengan pendapat Kemp sebelumnya.
Ngalimun berpendapat bahwa ada dua hal yang patut dicermati
dalam pengertian-pengertian strategi pembelajaran,
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi
disusun untuk mencapai tujuan mencapai tujuan tertentu. Artinya,
arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.5
Strategi pembelajaran menurut Ngalimun merupakan suatu sistem
instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling
bergantung untuk mencapai tujuan, adapun komponen-komponen
tersebut antara lain : “Guru, Peserta didik, Tujuan, Bahan pelajaran,
Kegiatan pembelajaran, Metode, Alat, Sumber Pembelajaran, Evaluasi,
Situasi atau Lingkungan”.6 Dari pendapat Ngalimun tersebut dapat kita
pahami bahwa strategi pembelajaran meliputi keseluruhan proses

3
Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jogjakarta : Aswaja Presindo, 2013), cet. II, h.
5.
4
Iibid, h. 1
5
Ibid, h. 6.
6
Ibid, h. 13.
12

pembelajaran juga semua komponen yang mendukung proses


pembelajaran itu sendiri.
b. Strategi Konvensional
Menurut KBBI (2003) arti dari konvensional adalah tradisional.
Yang dimaksud dengan strategi konvensional adalah strategi dalam
proses belajar mengajar yang menerapkan cara-cara terdahulu. Guru
bertindak sebagai penyampai materi dan siswa hanya obyek dalam
pembelajaran.
Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:
a. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa
menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya
sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai
dengan standar.
b. Belajar secara individual
c. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
d. Perilaku dibangun atas kebisaaan
e. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
f. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
g. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
h. Interaksi antara siswa kurang
i. Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang
terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Strategi pembelajaran konvensional ini diatur sebagai berikut:

1. Guru memberikan informasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.


Kemudian menjelaskan konsep dari materi pokok pembelajaran.
2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi
yang telah diterangkan dan bertanya hal-hal yang dirasakan belum
jelas. Kemudian memeriksa apakah siswa sudah mengerti atau belum
dengan cara memberikan pertanyaan lanjutan.
3. Guru memberi contoh aplikasi konsep dan latihan soal-soal.
13

4. Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan secara individual


atau mempersilahkan siswa untuk bekerja sama dengan teman
sebangku.
5. Guru meminta satu siswa atau lebih untuk menuliskan jawaban dari
latihan yang diberikan di papan tulis.
7
6. Guru memberikan sejumlah soal untuk pekerjaan rumah.

c. Strategi Metakognitif
(Setiono, 1983) dalam Abdul Muin menyatakan bahwa :
Metakognitif merupakan kata sifat dari metakognisi, metakognisi
berasal dari kata “metacognition” dengan prefik “meta” dan kata
“kognisi”. Meta berasal dari bahasa Yunani yang berarti “setelah”,
“melebihi” atau “di atas”. Secara umum kognisi diartikan sebagai apa
yang diketahui serta dipikirkan oleh seseorang.8
Vary. Schoenfeld (1992) dalam Stephan du Toit & Gary Kotze
mendefinisikan metakognitif sebagai berikut : “Metacognition has
multiple and almost disjoint meanings (for example, knowledge about
one’s thought processes, self regulation during problem solving) which
make it difficult to use as a concept.” 9 Dalam kutipan tersebut Vary
Schoenfeld menyatakan ada begitu banyak arti yang terkait dengan
metakognisi salah satunya adalah kemampuan tentang proses berpikir
seseorang, hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Huitt
(1997) dalam Abdul Muin yang menyatakan bahwa “metakognisi
meliputi kemampuan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti, Apa yang saya ketahui tentang topik ini?, Apakah
saya tahu apa yang perlu saya ketahui?, Apakah saya tahu dimana saya
mendapatkan informasi yang dibutuhkan?, Apa strategi dan taktik yang

7
Surakhmad,Strategi Pembelajaran Konvensional,
(http://www.psychologymania.com/2012/12/strategi-pembelajaran-konvensional.html).
8
Abdul Muin, Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pembelajaran dengan Pendekatan
Metakognitif, (Jakarta : CEMED FITK UIN Syarifhidayatullah).
9
Stephan du Toit & Gary Kotze, Metacognitive Strategies in The Teaching and Learning of
Mathematics, (Phytagoras, 70, 56-57, Desember 2009), h. 58.
14

dapat digunakan?, dan lain sebagainya”.10 Semua pertanyaan tersebut


berkaitan dengan proses berpikir seseorang dan merupakan pertanyaan-
pertanyaan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk dirinya sendiri,
hal ini merupakan bagian penting dari proses metakognisi sehingga ia
dapat memperoleh pengetahuan secara utuh dan menyeluruh.

Papaleontiouu-Louca(2003) juga memberikan pendapat bahwa


metakognitif adalah “… all processes about cognition, such as sensing
something about one’s own thingking, thingking about one’s thingking
and responding to one’s own thingking by monitoring and regulating
it.”11, yang artinya metakognisi meliputi semua proses kognisi, seperti
seseorang yang mengerti sesuatu tentang pemikirannya, seseorang yang
berpikir tentang berpikir, dan seseorang yang merespon pemikirannya
dengan memantau dan mengaturnya. Dengan demikian metakognisi lebih
dari sekedar kognisi atau proses berpikir saja, namun juga dengan
metakognisi seseorang dapat lebih memahami dan menyimpan hasil
pemikiran tersebut dalam memorinya lebih lama karena telah melalui
semua proses kognisi.

(Flavell, 1981) dalam Stephan du Toit & Gary Kotze


mendefinisikan strategi metakognitif sebagai berikut : “metacognitive
strategies refer to the conscious monitoring of one’s cognitive strategies
to achieve specific goals, for example when learners ask themselves
questions about the work and then observe how well they answer these
questions”.12 Pendapat Flavell tersebut menyatakan bahwa „strategi
Metakognitif berarti strategi yang memonitor secara sadar kognitif
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu, sebagai contoh ketika
pembelajar mengajukan pertanyaan pada diri mereka, pertanyaan tentang
suatu pekerjaan dan kemudian mereka mencari tahu bagaimana

10
Abdul Muin, Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Siswa
SMA, Algoritma, Vol. 1, 34-53 (1 Juni 2006)
11
Stephan du Toit, Loc. Cit.
12
Ibid.
15

sebaiknya mereka menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini sejalan dengan


pendapat Simons dalam Stephan du Toit & Gary Kotze, Boekaerts and
Simons (1995) “view metacognition strategies as the decisions learners
make before, during and after the process of learning.”13 Menurut
Simons, strategi metakognisi dapat dilihat sebagai keputusan pembelajar
yang dibuat sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran. Pendapat
Simons tersebut sejalan dengan pendapat Flavell, keduanya menekankan
pada rencana apa yang diputuskan seorang pembelajar untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
Sedangkan dalam modul Belajar Cara Belajar dinyatakan bahwa
“Strategi metakognitif merujuk kepada cara untuk meningkatkan
kesadaran mengenai proses berfikir dan pembelajaran yang berlaku.
Apabila kesadaran ini wujud, seseorang dapat memulai pemikirannya
dengan merancang, memantau dan menilai apa yang dipelajari”.14
Penjelasan tersebut dapat kita maknai apabila strategi metakognitif ini
digunakan maka akan memunculkan kesadaran dalam diri siswa untuk
dapat merancang bagaimana cara belajar yang baik bagi dirinya,
memantau dan menilai apa yang mereka pelajari.

Seperti dikutip dalam National Capital Language Resource Center


strategi metakognitif terdiri dari empat tahapan, yaitu :
Tahap Merencanakan
1. Merencanakan tugas atau isi pembelajaran secara bertahap
2. Menyusun tujuan
3. Merencanakan bagaimana menyelesaikan tugas
Tahap Mengatur pembelajaran
1. Memutuskan bagaimana cara terbaik belajar
2. Mengatur kondisi yang membantu belajar
3. Mencari kesempatan untuk berlatih
4. Memfokuskan perhatian pada tugas

13
Ibid.
14
Tim penyusun, Belajar Cara Belajar, (Kementrian Pendidikan Malaysia, 2001), cet. I, h. 39..
16

Tahap Memonitor
1. Memeriksa kemajuan dalam mengerjakan tugas
2. Memeriksa pemahaman.
3. Memeriksa hasil.
Tahap Mengevaluasi
1. Memperkirakan seberapa baiknya kamu menyelesaikan
tugasmu
2. Memperkirakan seberapa baik kamu mengaplikasikan
langkah-langkah dari rencana yang telah kamu buat15
Stephan du Toit dan Gary Kotze dalam Metacognitive Strategies in
the Teaching and Learning of Mathematics berpendapat bahwa Strategi
Metakognitif meliputi merencanakan strategi, Membangkitkan Pertanyaan,
Memilih Secara Sadar, Mengatur dan Mengejar Tujuan, mengevaluasi cara
berpikir dan melakukan, mengidentifikasi kesulitan, menguraikan, merinci
dan merefleksi ide pembelajar, mengklarifikasi istilah pembelajar,
aktivitas pemecahan masalah, dan membuat catatan jurnal.16 Menurut
Stephan du Toit dan Gary Kotze merencanakan berarti guru membuat
siswa sadar akan strategi, aturan dan langkah-langkah dalam
menyelesaikan masalah. Batas waktu, tujuan dan aturan dasar yang dalam
aktivitas pembelajaran.17 Dalam hal ini siswa dapat membuat rencana atau
strategi untuk belajar khususnya menyelesaikan lembar kerja dari guru
dalam lembar kegiatan siswa.
Dalam modul Belajar Cara Belajar disebutkan bahwa membuat
catatan jurnal dapat membantu murid untuk :
1) Mensintesiskan dan menterjemahkan fikiran dan kelakuan mereka
dalam bentuk simbol dan grafik,

15
Anna Uhl Chamot, dkk, Learning Strategies Instruction in Higher Education, National
Capital Language Resource Center, h. 59.
16
du Toit dan Gary Kotze, Metacognitive Strategies in the Teaching and Learning of
Mathematics, (Phytagoras, 70, Desember 2009), h. 58-59
17
Stephan du Toit dan Gary Kotze, Metacognitive Strategies in the Teaching and Learning of
Mathematics, (Phytagoras, 70, Desember 2009), h. 58.
17

2) Melihat kembali persepsi asal mereka dan membandingkan dengan


keputusan baru,
3) Mencatat proses pemikiran tentang strategi tersebut dan cara membuat
keputusan,
4) Mengenal pasti kelemahan dalam tindakan yang diambil dan
mengingat kembali kejayaan dan kesulitan dalam suatu percubaan. 18
Indikator keberhasilan pembelajaran melalui metakognitif terdiri
atas : (1) siswa mampu melakukan perencanaan (planning) yang terdiri
dari perencanaan tujuan belajar yang akan dicapai, perencanaan waktu
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, dan perencanaan
strategi yang akan digunakan; (2) siswa mampu melakukan pemantauan
(monitoring) yang terdiri dari pemantauan ketercapaian tujuan belajar,
pemantauan waktu yang digunakan, dan pementauan strategi yang sedang
digunakan, dan; (3) siswa mampu melakukan penilaian (evaluation) yang
terdiri dari penilaian ketercapaian tujuan belajar, penilaian waktu yang
digunakan dan penilaian strategi yang telah digunakan.19
Pembelajaran dengan strategi metakognitif adalah pembelajaran
yang mendorong siswa untuk mengontrol proses belajarnya, mulai dari
tahap merencanakan, memilih strategi dan memonitor proses berpikir
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

Berikut adalah desain pembelajaran penerapan strategi


metakognitif dalam proses pembelajaran matematika :
1) Tahap awal
Guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan
menjelaskan tujuan pembelajaran mengenai topik yang akan
dipelajari.

18
Tim penyusun, Op. Cit., hal 47.
19
Martha Carr, The Importance of Metakognition for Conceptual Change and Strategy Use in
Mathematics. In Harriet Salatas Waters and Wolfgang Schneider (Eds), Metacognition, Strategy
Use, & Instruction, (New York : The Guilford Press), h. 177-178
18

2) Tahap inti
Guru menanamkan konsep dengan merangsang pengetahuan awal
yang dimiliki oleh siswa melalui tanya jawab tentang materi yang
akan diajarkan. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
kecil, tiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang dibentuk oleh guru.
Tiap kelompok mendapat LKS yang berisi materi pembelajaran dan
permasalahan untuk dibahas bersama dalam kelompoknya serta
mendapatkan sebuah jurnal kegiatan siswa yang akan mereka
gunakan untuk mencatat rencana menyelesaikan soal-soal dalam
LKS yang diberikan guru dan juga untuk mencatan target yang
akan mereka capai dan seluruh kegiatan yang mereka telah lakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Secara berkelompok
siswa menyelesaikan soal yang terdapat dalam LKS sesuai dengan
petunjuk yang tersedia didalamnya. Guru membantu siswa dalam
membimbing dan memberikan arahan yang diajarkan dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat metakognitif yang memberikan stimulus dan
merangsang kesadaran siswa serta petunjuk dalam penyelesaian
tugas. Sehingga siswa dapat melakukan perencanaan, mengaturan,
memantauan dan mengevaluasi hasil kerja kelompok.

a) Merencanakan
Pada langkah ini, siswa membaca permasalahan yang telah
disajikan oleh guru serta menganalisis semua kemungkinan
pernyataan masalah kemudian memilih apa yang paling penting
yang menjadi dasar dari permasalahan tersebut, dalam hal ini siswa
menganalisa informasi apa saja yang mereka temukan, masalah apa
saja yang harus mereka selesaikan dan menetapkan target yang
akan mereka capai, serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
19

b) Mengatur pembelajaran
Pada langkah ini siswa memutuskan bagaimana mereka
sebaiknya belajar, mengatur kondisi yang dapat membantu mereka
dalam belajar, mencari kesempatan untuk berlatih dan
memfokuskan perhatian pada tugas.
c) Memonitor
Pada langkah ini siswa melakukan pengecekan pada rencana
yang telah mereka buat diawal, dan memantau pemilihan langkah-
langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa mengecek tingkat
komperhensi mereka, apakah mereka sudah mengerti atau belum,
dalam hal ini guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide pembelajar lainnya.
Serta melakukan pengecekan terhadap hasil yang telah mereka buat
dan membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam
memahami materi.

d) Mengevaluasi
Pada langkah ini, siswa memperkirakan bagaimana mereka
menyelesaikan tugas pembelajarannya, memperkirakan bagaimana
mereka mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan yang telah
mereka buat dalam proses pembelajaran, apakah sudah baik atau
belum, dan memutuskan apakah langkah-langkah tersebut sudah
efektif membantu mereka menyelesaikan tugas pembelajaran
mereka.
3) Tahap penutup
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dan
melakukan refleksi yang lebih mengarah kepada apa yang telah
siswa pahami dari pembelajaran serta aplikasi yang ada dalam
masalah yang lebih luas. Kemudian siswa diminta untuk membuat
jurnal pembelajaran harian yang memuat catatan tentang apa yang
20

sudah dan belum mereka pahami, kesulitan mereka, dan solusi


untuk pembelajaran selanjutnya.
Keunggulan dari strategi metakognitif antara lain :
1. Membantu penyelesaian masalah secara efektif,
2. Membantu pembentukan konsep yang tepat,
3. Meningkatkan motivasi belajar. 20
Strategi ini dikatakan mampu membantu penyelesaian masalah secara
efektif karena dalam strategi ini siswa dituntun untuk menggali semua
informasi tentang masalah yang dihadapinya, kemudian dengan
menggunakan dan menghubungkan pengetahuan sebelumnya ia
menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga dapat dselesaikan secara
efektif. Dengan cara demikian konsep yang terbentuk dalam diri siswa pun
menjadi lebih tepat karena ia menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
tahapan-tahapan pemikiran yang teratur. Hal ini membuat siswa lebih tahu
sampai dimana pengetahuan mereka tentang permasalahan tersebut
sehingga tercipta rasa kepercayaan diri dan motivasi dalam belajar banyak
hal yang belum mereka kuasai.
Kelemahan dari strategi metakognitif berdasarkan hasil temuan dari
Maulana salah satunya adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pengembangan-pengembangan dalam strategi pembelajaran ini relatif
tidak sedikit.21 Untuk menghasilkan sesuatu yang optimal membutuhkan
waktu yang tidak sedikit, demikian halnya dengan pengembangan
penerapan strategi metakognitif, pengembangan-pengembangan
penggunaan strategi metakognitif tersebut didapat melalui proses
pembiasaan pada diri siswa untuk secara konsisten menggunakan strategi
ini dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.

20
Johari bin Surif, Nor Hasniza binti Ibrahim dan Mohammad Yusof bin Arshad, Kajian
Pembinaan Konsep Sains Berdasarkan Model Generative Metakognitif di Kalangan Pelajar,
(Malaysia : Jabatan Pendidikan Sains dan Matematik Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi
Malaysia, 2007), h. 28.
21
Maulana, Pendekatan Metakognitif Sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD”, (JURNAL Pendidikan Dasar
Nomor 10, 2008).
21

d. Penggunaan Strategi Metakognitif dalam Pembelajaran


Matematika

Berdasarkan pengamatan Campione (1987) dalam Stephan du Toit


dan Gary Kotze tentang bagaimana kompetensi dan prestasi matematika
siswa dapat ditingkatkan, bahwa “kemampuan tentang sesuatu, cara
khusus untuk mengoperasikan sesuatu tersebut, kemandirian pengaturan
proses secara umum adalah tiga prasyarat untuk memperoleh prestasi
yang mengesankan dalam beberapa bagian”.22 De Corte (1996, dalam
Stephan du Toit dan Gary Kotze) menambahkan komponen yang
dipengaruhi sebagai prasyarat lainnya dengan menyatakan bahwa
“peningkatan prestasi harus diperoleh dari kecakapan yang digabungkan
dari empat kategori berikut ini, yaitu kecerdasan yang tersusun dari
bagian yang dapat diperoleh dari kemampuan dasar khusus, metode yang
saling berhubungan, komponen yang dipengaruhi dan metakognisi”.23

Dari langkah-langkah strategi metakognitif yang telah dipaparkan


sebelumnya, jika siswa dapat melalui tahapan-tahapan tersebut strategi
ini dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran
matematika, karena dalam langkah-langkah tersebut siswa sangat
dibimbing sepanjang proses pembelajaran matematika mulai dari
membuat rencana bagaimana mereka menyelesaikan tugas mereka,
tujuan mereka belajar matematika, mengidentifikasi kesulitan-kesulitan
serta mendiskusikan ide-ide yang dengan kawan mereka, melakukan
aktivitas pemecahan masalah hingga membuat catatan jurnal belajar.

Dalam hal ini, kemampuan komunikasi matematika siswa juga


dapat ditingkatkan, karena dalam tahapan-tahapan strategi metakognitif
siswa lebih dibimbing untuk secara sadar memahami terlebih dulu apa
yang akan mereka lakukan, khususnya memahami tugas-tugas yang akan

22
Stephan du Toit, Loc. Cit., hal. 57.
23
ibid.
22

mereka selesaikan. Mereka juga menentukan langkah-langkah apa yang


dapat mereka gunakan setelah membaca tugas dengan seksama, dan
membuat rencana penyelesaiaannya hingga tugas tersebut dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam penelitian ini langkah-langkah dalam
strategi metakognitif dituangkan pada Lembar Kerja Siswa dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa meningkatkan kemampuan
komunikasi matematisnya. Dalam Lembar Kerja Siswa ini pertanyaan
yang disajikan adalah “informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah
membaca masalah tersebut?”, “deskripsikan apa yang dapat kalian
lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut?”, kemudian mereka
menyusun rencana penyelesaian dan dilanjutkan dengan menyelesaikan
masalah yang diberikan.

2. Kemampuan Komunikasi Matematika


a. Pengertian Komunikasi

Agus M. Hardjana dalam Ngainun Naim mengatakan bahwa :

Kata “komunikasi” berasal dari kata latincum, yaitu kata depan yang
berarti dengan dan bersama dengan, dan unus, yaitu kata bilangan
yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion
yang dalam bahasa Inggris menjadi communion dan berarti
kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan,
hubungan.Untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja.Dari kata
itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu
dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-
menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan
sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya
dijadikan kata kerja benda communication, atau bahasa Inggris
communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi
komunikasi. Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang
menjadi asal kata komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti
pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau
hubungan.24
Onong Uchajana Effendi dalam Ngainun Naim merumuskan

24
Ngainun Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta : Ar Ruzz Media, 2011),
h. 17
23

komunikasi sebagai proses pernyataan antar manusia. Hal yang


dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam
bahasa komunikasi, pernyataan disebut pesan (message). Orang yang
menyampaikan disebut komunikator (communicator). Sedangkan,
orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicate).
Tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan.25
Dari dua pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa komunikasi
merupakan proses penyampaian hasil pemikiran kita kepada orang lain,
disampaikan berupa pesan dengan menggunakan bahasa sebagai
penyalurnya.

Kemampuan komunikasi adalah kemampuan untuk


mengemukakan ide tahu gagasan dengan cara atau bahasa sendiri.
Seseorang dikatakan dapat berkomunikasi bila ia telah dapat melakukan
beberapa hal di bawah ini :
a) Memberikan alasan terjadi atau tidak terjadinya sesuatu, baik secara
induktif maupun deduktif.
b) Menafsirkan sesuatu hal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dimiliki sebelumnya.
c) Menyatakan ide tahu gagasan, baik secara lisan, tulisan maupun
dengan peragaan atau demonstrasi. 26
b. Kemampuan Komunikasi Matematika

“Komunikasi matematis adalah kemampuan untuk berkomunikasi


yang meliputi kegiatan penggunaan keahlian menulis, menyimak,
menelaah, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah
serta informasi matematika yang diamati melalui proses mendengar,
mempresentasi dan diskusi”,27 dikutip dari Yani Ramdani. Terdapat

25
Ibid.
26
Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta :
Universitas Terbuka), h. 7.22.
27
Yani Ramdani, Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis dalam konsep Integral, Jurnal penelitian
pendidikan (Bandung :FMIPA UNISBA, vol. 13 No. 1, April 2012).
24

beberapa istilah yang berelasi dengan istilah berpikir matematika


(mathematical thinking) menurut Utari Sumarmo, diantaranya adalah :
“kegiatan matematik (doing math), tugas matematik (mathematical task),
keterampilan matematik (mathematical ability), daya matematik
(mathematical power), dan penalaran matematik (mathematical
reasoning)”.28 Lebih lanjut menurut Sumarmo, berdasarkan jenisnya
berpikir matematik dapat diklasifikasikan dalam lima kompetensi utama,
yaitu : “pemahaman matematika (mathematical understanding),
pemecahan masalah matematik (mathematical problem solving),
penalaran matematik (mathematical reasoning), komunikasi matematik
(mathematical communication)”.29 Dari lima kompetensi utama dalam
matematika tersebut, kompetensi komunikasi matematik menjadi penting
karena komunikasi matematik menjadi gerbang utama dari kompetensi
matematik lainnya.

Kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik diantaranya


adalah : (a) Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda
nyata ke dalam bahasa simbol, ide atau model matematika, (b)
Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan atau
tulisan, (c) Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang
matematika, (d) Membaca dengan pemahaman suatu representasi
matematika tertulis, (e) Mengugkapkan kembali suatu uraian atau
paragraf matematika dalam bahasa sendiri.30
Silver, Killpatrick dan Schlesinger (1990) dalam Principle and
Standards for School Mathematics, menyatakan bahwa komunikasi dapat
mendorong siswa untuk belajar konsep matematika baru seperti
memahami situasi, gambar, menggunakan objek, memberikan
perhitungan dan perhitungan secara verbal, menggunakan diagram,
menulis dan menggunakan simbol matematika. Gusni Satriawati
mengelompokkan kemampuan komunikasi matematika menjadi tiga,
yaitu :

28
Utari Sumarmo, Berfikir dan Disposisi Matematik : Apa, Mengapa dan Bagaimana
Dikembangkan pada Peserta Didik., FMIPA UPI, 2010, h. 3.
29
Ibid. h. 4.
30
Ibid. h. 6.
25

(a) Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan


bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan
lisan, tulisan, konkrit, grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat
pertanyaan tentang matematika, membuat konjektur, menyusun
argument dan generalisasi, (b) Drawing, yaitu merefleksikan benda-
benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematika, (c)
Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika
dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau symbol
matematika. 31

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut maka dalam


penelitian ini kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan
untuk menyatakan suatu situasi atau gambar ke dalam ide atau model
matematika, menjelaskan ide matematika secara lisan atau tulisan, dan
membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Temuan penelitian yang dilaporkan oleh Mei Prasetyarini dengan judul
“Peningkatan Motivasi dan Ketuntasa Belajar Biologi melalui Penggunaan
Strategi Metakognitif Disertai Media Interaktive Audio Visual Instruction pada
Siswa Kelas XI E SMP Negeri 1 Jaten Tahun Pelajaran 2010/1011”,
menyatakan bahwa penggunaan stategi metakognitif disertai media Interaktif
Audio Visual mampu meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan
ketuntasan belajar biologi siswa kelas XI E SMP Negeri 1 Jaten tahun
pelajaran 2010/2011.32
Sejalan dengan temuan di atas, Windha Amalia Putri, Andreas Priyono
Budi Prasetyo dan Supriyanto Supriyanto dalam temuan mereka yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Strategi Metakognitif dalam Metode Inkuiri Terhadap
Hasil Belajar”, yang diperoleh dari hasil penelitian di SMPN 1 Kaliwungu
pada kelas VII E memperoleh hasil bahwa penerapan strategi metakognitif

31
Gusni Satriawati, “Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk meningkatkan
Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP”, ALGORITMA, Vol. 1 No1,
Juni 2006, h. 11.
32
Mei prasetyarini, “Peningkatan Motivasi dan Ketuntasan Belajar Biologi melalui
Penggunaan Strategi Metakognitif Disertai Media Interaktive Audio Visual Instruction pada Siswa
Kelas VIII E SMP Negeri 1 Jaten Tahun Pelajaran 2010/101,” Skripsi FKIP Universitas sebelas
Maret : 2011, tidak dipublikasikan.
26

dalam metode inkuiri berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar materi


system pencernaan manusia.33
Lucky Agustina dan Madewi Mulyanratna juga melaporkan temuan
mereka dalam satu karya berjudul “Penerapan Strategi Belajar Metakognitif
dalam Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa pada Materi Cahaya di Kelas VII
SMP Negeri 1 Mojokerto”, bahwa aktivitas siswa melakukan stratetgi
metakognitif dikategorikan sangat aktif, dan ketuntasan belajar siswa telah
melampaui batas ketuntasan klasikal.34
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengukuran tingkat kemampuan
komunikasi matematika siswa SMP dengan menggunakan strategi
Metakognitif, kemudian hasilnya dibandingkan dengan tingkat kemampuan
komunikasi siswa yang diajar dengan strategi konvensional. Setelah
membandingkan, akan dicari tahu apakah ada perbedaan diantara keduanya,
bagaimana perbedaannya, apakah strategi metakognitif memberikan pengaruh
berbeda dengan strategi konvensional dalam kemampuan komunikasi siswa.

C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan suatu bahasa yang di dalamnya banyak terdapat
simbol-simbol, gambar dan grafik.Dalam mempelajari matematika, siswa
dituntut dapat menguasai beberapa kemampuan, diantaranya kemampuan untuk
menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika baik secara lisan maupun tulisan
yang merupakan salah satu indikator dari kemampuan komunikasi matematika.
Kemampuan tersebut tidak dapat muncul dan berkembang begitu saja
ataupun diberikan oleh orang lain, melainkan haruslah lahir dari dalam diri
siswa itu sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran matematika seharusnya
mampu merangsang kesadaran siswa untuk belajar, sehingga mendorong

33
Windha Amalia Putri, Andreas Priyono Budi Prasetyo, Supriyanto Supriyanto, Pengaruh
Penerapan Strategi Metakognitif dalam Metode Inkuiri Terhadap Hasil belajar, Unnes Journal of
Biology Education vol. 1 no. 3 2012, (http://journal.unnes.ac.id) diakses pada 31 Oktober 2013,
17.33 WIB.
34
Lucky Agustina, Madewi Mulyanratna, Penerapan Strategi Belajar Metakognitif dalam
Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa pada Materi Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 1
Mojokerto), diakses pada 31 Oktober 2013, 17:35 WIB.
27

tumbuh dan berkembangnya kemampuan-kemampuan yang diharapkan


tersebut.
Dengan memperhatikan proses pembelajaran matematika yang selama
ini terfokus pada penyelesaian masalah-masalah seputar matematika saja,
penulis menemukan perlu diterapkannya suatu strategi pembelajaran
matematika yang mampu mengatasi masalah tersebut tetapi juga mampu untuk
mengembangkan potensi berpikir dan kesadaran belajar dari dalam diri siswa,
sehingga diharapkan melalui penerapan strategi ini akan memberikan efek
pada kegiatan dan hasil belajar dalam matematika dan juga pelajaran lainnya.
Strategi yang dianggap cukup relevan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah strategi metakognitif. Karena strategi ini mampu mendorong
siswa aktif dan sadar dalam belajar secara mandiri. Langkah-langkah strategi
metakognitif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan
yakni, perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Ketiga tahapan tersebut
dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa,
dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kemampuan komunikasi matematika siswa
juga dilatih. Pada tahap perencanaan siswa diminta untuk menggali informasi
tentang masalah yang akan diselesaikan, pada tahap ini kemampuan siswa
untuk menyatakan situasi permasalahan dalam soal ke dalam bahasa atau
model matematika dilatih. Kemudian siswa diminta untuk mendeskripsikan apa
yang dapat mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut berdasarkan
informasi yang mereka peroleh, pada tahap ini proses perencanaan dan
pemantauan diri siswa terjadi, karena pada tahap ini siswa harus menentukan
langkah mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut sekaligus menilai
apakah langkah tersebut merupakan langkah yang paling efektif bagi mereka.
Pada tahapan ini kemampuan komunikasi yang dilatih adalah menjelaskan ide,
situasi dan relasi dari pengetahuan-pengetahuan mereka sebelumnya secara
tertulis. Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi, pada tahap ini kemampuan
komunikasi matematika yang dilatih adalah membaca dengan pemahaman
suatu representasi matematika tertulis. Gambar 2.1 menunjukkan kerangka
berpikir pada penelitian ini.
28

Berdasarkan uraian di atas, strategi metakognitif adalah strategi yang


akan digunakan oleh penulis karena strategi ini dianggap mampu memberi
kontribusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

Strategi Kemampuan Komunikasi Matematis


Metakognitif

Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram,


atau benda nyata ke dalam bahasa simbol, ide
atau model matematika
Perencanaan
Menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika secara lisan atau tulisan
Pemantauan

Membaca dengan pemahaman suatu


representasi matematika tertulis
Evaluasi

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan beserta rumusan


masalah dan landasan teori-teorinya, maka rumusan hipotesis yang akan diuji
adalah sebagai berikut : “Kemampuan komunikasi matematika siswa yang
menggunakan strategi metakognitif dalam proses pembelajaran lebih tinggi
dari siswa yang menggunakan strategi konvensional dalam proses
pembelajarannya”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 145 Jakarta
yang beralamat di jalan Menteng Pulo ujung kecamatan Setiabudi Jakarta
Selatan. Waktu penelitian pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, yaitu
dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2015 sampai dengan 6 April 2015.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
a. Populasi Target
Seluruh siswa SMP Negeri 145 Jakarta yang terdaftar pada tahun 2015.
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau diambil dua dari empat kelas yang siswanya
mempunyai kemampuan homogen, yaitu kelas 7 C dan 7 D. Dalam
penelitian ini salah satu kelas akan menjadi kelas eksperimen dan kelas
satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol.
2. Sampel
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 66 siswa-siswi SMP Negeri 145
Jakarta kelas 7, terdiri dari 33 siswa dari kelas 7 C dan 33 siswa dari 7 D.
Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling
(sampel acak kelompok).
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu
(quasi experimental), yaitu penelitian yang pada dasarnya sama dengan
eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel.
Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja yang dipandang
paling dominan.1 Peneliti akan menguji pengaruh strategi metakognitif
terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa, kemudian

1
Nana Syaodih Sukmadinata, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2008) Cet. IV, h. 59

29
30

membandingkan hasil tes kemampuan komunikasi matematika antara siswa


yang diajar dengan strategi metakognitif dan siswa yang diajar dengan strategi
konvensional.
Desain penelitian yang digunakan adalah post-test only control group
design, dalam desain ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok control
dikenakan tes atau observasi yang dilakukan sesudah perlakuan diberikan,
tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan (X),
sehingga struktur desainnya menjadi sebagai berikut :

R X O2

R O4

“Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih


secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok
yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen
dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol”.2 O2 dan
O4 merupakan pengaruh adanya perlakuan (Treatment).

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
dengan memberikan posttest. Posttest ini akan diberikan kepada siswa sesudah
perlakuan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pemilihan bentuk soalnya berupa soal essay yang disesuaikan dengan indikator
kemampuan komunikasi matematis siswa yang akan diukur.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data tingkat
kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini berupa instrumen tes
tertulis yang dilakukan pada akhir proses pemberian perlakuan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen tes ini menggunakan tes essay
(uraian) yang terdiri dari 6 butir soal dengan pokok bahasan segiempat.

2
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta Bandung, 2006), cet. Ke-2, hal:112.
31

Instrumen tes diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan dengan maksud
untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan validitas dan
reliabilitas.
1) Uji Validitas
Untuk mengetahui instrumen pemahaman konsep dalam mengukur
sesuai yang dharapkan pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas yaitu
dengan menguji cobakan instrumen penelitian sebelum data sebenarnya
dikumpulkan. Validitas yang digunakan adalah validitas butir soal dengan
menggunakan rumus product moment3:
N  XY   X  Y 
rxy 
N  X 2

  X  N  Y 2   Y 
2 2

Keterangan
= Koefisien relasi antara variabel X dan Y
= Skor butir soal
= Skor total
∑ = jumlah hasil kali X dengan Y
= kuadrat dari X
= kuadrat dari Y
= Banyaknya peserta tes
Setelah diperoleh harga rxy, dilakukan pengujian validitas dengan
membandingkan harga rxy dan rtabel. Harga rtabel dapat ditentukan dengan
terlebih dulu menetapkan degrees of freedome dari data tersebut atau derajat
kebebasannya, dengan rumus dk = N-2 pada taraf signifikansi α = 0,05.
Harga rtabel tersebut adalah 0,349. Kriteria pengujiannya adalah jika
rxy ≥ rtabel maka soal tersebut valid dan jika rxy < rtabel maka soal tersebut tidak
valid. Berdasarkan hasil pengujian uji validitas terdapat 6 soal yang valid.
2) Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas. Suatu
soal dikatakan reliabel jika hasil evaluasi tersebut relative tetap jika
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), edisi
revisi, h. 72
32

digunakan untuk subjek yang sama. Reliabilitas yang diuji pada instrumen
ini menggunakan rumus Alpha Cronbach:

 k    i 
2

r11   1  
 k  1   t2 
Keterangan
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pernyataan yang valid

 i
2
: jumlah varians skor tiap-tiap item

 t2 : varians total
Tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas alat
evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford (dalam
H. Erman S. Ar) sebagai berikut:4
Derajat reliabilitas sangat rendah
Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas sedang
Derajat reliabilitas tinggi
Derajat reliabilitas sangat tinggi
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini adalah 0,4035 dan
dikategorikan memiliki reliabilitas yang sedang. Artinya, instrumen
memiliki kekonsistenan yang baik dalam mengukur kemampuan
komunikasi matematika siswa.

3) Pengujian Daya Pembeda

Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang


berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah
adalah indeks daya pembeda.

4
H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia,
2003), h. 139
33

Keterangan:
= Daya pembeda soal
= Jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar
= Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar
= Skor maksimal kelompok atas
= Skor maksimal kelompok bawah
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar5
Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal
digunakan kriteria sebagai berikut:
D : 0,00 – 0,20 = Jelek (Poor)
D : 0,21 – 0,40 = Cukup (Statisfactory)
D : 0,41 – 0,70 = Baik (Good)
D : 0,71 – 1,00 = Baik sekali (Excellent)
D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. 6
Hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal instrumen yang
diberikan, diperoleh satu butir soal baik, tiga soal kategori cukup dan dua soal
kategori jelek.

4) Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan rumus:7

Keterangan:
: Indeks kesukaran
: Jumlah nilai benar
: Skor maksimum
Berikut merupakan kriteria untuk menentukan predikat tiap butir soal.8

5
Dr. Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reabilitas dan interpretasi hasil tes implementasi
kurikulum 2004, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.23
6
Arikunto, op.cit., h. 232.
7
Arikunto, op.cit., h. 223.
34

Tabel 3.1
Tabel Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

ITK Predikat Soal


≤ 0,30 Sulit
0,31 – 0,70 Sedang
> 0,70 Mudah

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal instrumen


diperoleh empat soal kategori mudah dan dua soal kategori sedang.
Berikut ini merupakan tabel yang berisi keseluruhan data hasil
perhitungan uji validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas soal
yang akan dijadikan instrument penelitian.

Tabel 3.2
Tabel Hasil Perhitungan Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda dan
Reliabilitas

No Validitas Tingkat Daya Pembeda Reliabilitas


Butir Kesukaran
Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0.468 Valid 0.609375 Sedang 0,25 Cukup
2 0.350 Valid 0.828125 Mudah 0,09 Jelek
3 Valid 0.9375 Mudah 0,19 Jelek 0,403511 Sedang
0.550
4 Valid 0.734375 Mudah 0,41 Baik
0.572
5 Valid 0.476563 Sedang 0,33 Cukup
0.519
6 Valid 0.78125 Mudah 0,25 Cukup
0.582

F. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik
analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan. Penganalisisan

8
Arikunto, op.cit., h. 225.
35

dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas yang diajar dengan strategi
metakognitif dan kelas yang diajar dengan pendekatan konvensional.
Dari data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan
statistik dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk
mengetahui pengaruh strategi metakognitif terhadap kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa. Sebelum dilakukan perhitungan statistik dilakukan
uji prasyarat analisis terlebih dahulu.

1. Uji Prasyarat Analisis


a. Uji Normalitas
Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Untuk mengetahui subjek yang diteliti berdistribusi normal,
maka terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji Liliefors.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Menentukan rata-rata
2) Menentukan standar deviasi
3) Menentukan nilai z (nilai / bilangan yang dibakukan) dengan
menggunakan rumus:

z x x
i
s
Keterangan:
z = nilai / bilangan yang dibakukan

x i
= nilai data ke-i

x = nilai rata-rata
4) Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P ( z < zi ). Atau
dari Microsoft Excel dengan menekan NORMSDIST pada fungsi
statistical.
36

5) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . . ,zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka :

f
S ( zi)  k

n
Keterangan:
S ( zi ) = proporsi kumulatif

f k
= frekuensi kumulatif

n = ukuran sampel
6) Hitunglah selisih F ( zi ) – S ( zi ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
7) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0. Untuk menerima atau
menolak hipotesis nol, kemudian dibandingkan L0 ini dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Liliefors sesuai
dengan taraf nyata α yang dipilih.

Kriteria pengujian normalitas:


Jika L0< Ltabel, maka H0 diterima. Jika sebaliknya maka H0 ditolak.

b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F), langkah-
langkahnya sebagai berikut:9
: 1   2
2 2
1) H0

:1   2
2 2
H1
2
S1
2) Cari Fhitung dengan menggunakan rumus: F  2
S2
Keterangan:
2
S1 : Varians terbesar
2
S2 : Varians terkecil

9
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. III, h. 249-251.
37

3) Tetapkan taraf signifikansi ()



4) Hitung Ftabel dengan rumus: Ftabel = F ( n1 – 1, n2 – 1)
2
5) Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima (homogen)
Jika Fhitung  Ftabel, maka H0 ditolak (tidak homogen)
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama
H1 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang tidak sama

2. Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : 1  2
H1 : 1  2

Dengan 1 adalah rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematika


siswa pada kelompok siswa yang diajar dengan strategi metakognitif, dan
2 : rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa pada
kelompok siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.

Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus Uji-t yang satu


sama lain tidak mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan, yaitu:
a. Untuk sampel yang homogen:10
X1  X 2  X1  X2
t dengan X 1  dan X 2 
1 1 n1 n2
s gab 
n1 n2

n1  1s1 2  n2  1s 2 2


Sedangkan s gab 
n1  n2  2

Dan st 
 
n  X 2   X 
2

nn  1

10
Ibid, h.239.
38

Keterangan:
t : harga t hitung

X 1 dan X 2 : nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2


2 2
s1 dan s2 : varians data kelompok 1 dan 2
sgab : simpangan baku kedua kelompok
n1dan n2 : jumlah kelompok 1 dan 2
Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian
kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung
(thitung)dan t tabel (ttabel), dengan terlebih dahulu menetapkan degree of
freedom atau derajat kebebasannya, dengan rumus:
df atau db = (n1 + n2) – 2
dengan diperolehnya df atau db, maka dapat dicari harga ttabelpada
taraf signifikansi 5%. Jika thitung ttabelmaka H0 ditolak. Tetapi, jika
thitung <ttabelmaka H0 diterima; berarti tidak terdapat perbedaan mean
yang signifikan antara kedua variabel.
b. Untuk sampel yang heterogen:
X1  X 2
1) Mencari nilai t dengan rumus: t 
2 2
s1 s
 2
n1 n2

2) Menghitung df:
2
 s1 2 s 212 
 
n  n 
Rumusnya: df   1 2 
2 2
 s1 2   s2 2 
 n   n 
 1

2

n1  1 n2  1

Kriteria pengujian hipotesisnya:


Jika thitung ttabelmaka H0 ditolak. Jika thitung <ttabelmaka H0 diterima.
39

G. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
H0 : 1  2

H1 : 1  2

Keterangan:

1 : rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa pada


kelompok siswa yang diajar dengan strategi metakognitif.

2 : rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa pada


kelompok siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 145 Jakarta tahun ajaran


2014-2015 yang beralamat di jalan Menteng Pulo ujung kecamatan
Setiabudi Jakarta Selatan. Peneliti melakukan penelitian pada kelas VII
SMP Negeri 145 Jakarta, dan menggunakan Cluster Random Sampling
untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan
sampling kemudian diperoleh 66 siswa terdiri dari dua kelas yaitu kelas
7C sebanyak 33 siswa dan 7D sebanyak 33 siswa, dimana 7C sebagai
kelas kontrol dan 7D sebagai kelas eksperimen. Kelas 7C sebagai kelas
kontrol diajarkan dengan strategi konvensional sedangkan kelas 7D
sebagai kelas eksperimen diajarkan dengan strategi metakognitif.Materi
yang diajarkan pada penelitian ini adalah bangun datar segi empat.

Pada penelitian ini peneliti melakukan 9 kali pertemuan di kelas


kontrol dan eksperimen, yang terdiri dari 8 kali proses pembelajaran dan 1
kali posttest setelah semua proses pembelajaran selesai. Berikut ini akan
disajikan hasil tes kemampuan komunikasi matematika dari kelas kontrol
dan kelas eksperimen pada materi bangun datar segi empat.

1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kelas Eksperimen


Data yang diperoleh dari hasil posttest kemampuan komunikasi
matematis siswa pada kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak
33 orang ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Berdasarkan hasil perhitungan dalam Tabel 4.1 diketahui bahwa
dari 33 siswa kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis sebesar 65,53. Dengan nilai tertinggi 93,33yang
diperoleh oleh satu orang siswa dan terendah 33,33 dari dua orang

40
41

siswa. Median nilai yang diperoleh adalah 60 dan nilai yang paling
banyak muncul adalah 70 sebanyak 7 siswa. Varians dari data tersebut
adalah 185,38 sedangkan simpangan bakunya sebesar 13,61. Nilai
kemiringan kurva yang diperoleh -0,47 dengan bentuk kurva landai
kiri, hal ini menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas
eksperimen cenderung mengumpul di atas nilai rata-rata.

Tabel 4.1
Perhitungan Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Statistika Nilai
Jumlah siswa (X) 33
Maksimum (Xmaks) 93,33
Minimum (Xmin) 33,33
Rata-rata 63,53
Median (Me) 60
Modus (Mo) 70
Varians 185,38
Simpangan Baku (S) 13,61
Kemiringan -0,47

Data hasil perhitungan dalam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai


70 adalah nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas
ekperimen yakni sebanyak 7 siswa dari 33 siswa dengan presentase
21,21 %. Presentase siswa yang memperoleh nilai di atas nilai rata-rata
kelas eksperimen (63,53) adalah 54,55 % yaitu sebanyak 18 siswa,
sedangkan presentase siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai rata-
rata kelas eksperimen(63,53) adalah sebesar 45,45 % yaitu sebanyak
15 siswa.Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
pelajaran matematika di kelas 7 sebesar 60, jika dibandingkan dengan
jumlah siswa yang nilainya mencukupi syarat nilai KKM maka
42

presentase pencapaiannya adalah 72,72%. Presentase tersebutdisajikan


dalam bentuk diagram pada Gambar 4.1. Berikut adalah data hasil
posttest kemampuan komunikasi matematis yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi :

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Kelas Eksperimen

No Nilai Frekuensi Frekuensi f(%) Frekuensi


Kumulatif kumulasi
relative
1 33.33 2 33 6.06 100.00
2 40 1 31 3.03 93.94
3 46.67 1 30 3.03 90.91
4 50 2 29 6.06 87.88
5 53.33 2 27 6.06 81.82
6 56.67 1 25 3.03 75.76
7 60 5 24 15.15 72.73
8 63.33 1 19 3.03 57.58
9 66.67 5 18 15.15 54.55
10 70 7 13 21.21 39.39
11 80 5 6 15.15 18.18
12 93.33 1 1 3.03 3.03
Jumlah 33 33 100 100

siswa dengan nilai lulus


KKM
siswa dengan nilai
tidak lulus KKM

Gambar 4.1
Diagram Presentase Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen
terhadap Nilai Rata-rata
43

2. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa kelas Kontrol


Data yang diperoleh dari hasil posttest kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol dengan jumlah siswa
sebanyak 33 orang ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3
Perhitungan Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol

Statistika Nilai
Jumlah siswa (X) 33
Maksimum (Xmaks) 80
Minimum (Xmin) 23,33
Rata-rata 52,625
Median (Me) 46,67
Modus (Mo) 46,67
Varians 223,446
Simpangan Baku (S) 14,9
Kemiringan 0,39
Ketajaman 0,291

Berdasarkan hasil perhitungan dalam Tabel 4.3 diketahui bahwa


dari 33 siswa kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematis sebesar 52,625. Dengan nilai tertinggi 80
sebanyak dua siswa dan terendah 23,33 sebanyak satu siswa. Median
nilai yang diperoleh adalah 46,67 dan nilai yang paling banyak muncul
adalah 46,67 sebanyak 6 orang. Varians dari data tersebut adalah
223,446 sedangkan simpangan bakunya sebesar 14,9. Nilai kemiringan
kurva yang diperoleh 0,291 dengan bentuk kurva landai kanan, hal ini
menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas kontrol cenderung
mengumpul di bawah nilai rata-rata.
Berikut adalah data hasil posttest kemampuan komunikasi
matematis yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi :
44

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Kelas Kontrol

No Nilai Frekuensi Frekuensi f(%) Frekuensi


Kumulatif kumulasi
relative
1 23.33 1 33 3.03 100.00
2 33.33 3 32 9.09 96.97
3 36.67 2 29 6.06 87.88
4 40 2 27 6.06 81.82
5 43.33 4 25 12.12 75.76
6 46.67 5 21 15.15 63.64
7 53.33 2 16 6.06 48.48
8 60 4 14 12.12 42.42
9 63.33 2 10 6.06 30.30
10 66.67 3 8 9.09 24.24
11 73.33 3 5 9.09 15.15
12 80 2 2 6.06 6.06
Jumlah 33 33 100.00 100

Data hasil perhitungan dalam Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai


46,67 adalah nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas
ekperimen yakni sebanyak 5 siswa dari 33 siswa dengan presentase
15,15 %. Presentase siswa yang memperoleh nilai di atas nilai rata-
rata (52,625) adalah 48,48 % yaitu sebanyak 16 siswa, sedangkan
presentase siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai rata-rata
(52,625) adalah sebesar 51,51 % yaitu sebanyak 17 siswa.Dengan
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pelajaran matematika
di kelas 7 sebesar 60, jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang
nilainya mencukupi syarat nilai KKM maka presentase pencapaiannya
adalah 42,42%.Presentase tersebut disajikan dalam bentuk diagram
pada Gambar 4.2.
45

siswa dengan nilai


lulus KKM
siswa dengan nilai
tidak lulus KKM

Gambar 4.2
Diagram Presentase Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol
terhadap Nilai Rata-rata

Berdasarkan uraian hasil posttest kemampuan komunikasi


matematis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan stategi
metakognitif dan kelas kontrol yang menggunakan strategi
konvensional, terdapat perbedaan hasil perhitungan statistik deskriptif.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.5
Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistika Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah siswa (X) 33 33
Maksimum (Xmaks) 93,33 80
Minimum (Xmin) 33,33 23,33
Rata-rata 63,53 52,625
Median (Me) 60 46,67
Modus (Mo) 70 46,67
Varians 185,38 223,446
Simpangan Baku (S) 13,61 14,9
Kemiringan -0,47 0,39
Ketajaman 0,2009 0,291

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan statistik


perhitungan deskriptif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai
46

tertinggi pada masing-masing kelas berbeda, pada kelas eksperimen


nilai tertinggi yang diperoleh 93,33 sedangkan di kelas kontrol 80.
Dari kedua nilai tersebut dapat dilihat bahwa nilai tertinggi terdapat di
kelas eksperimen, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi
matematis perorangan tertinggi terdapat pada kelas eksperimen yang
diajarkan manggunakan strategi metakognitif. Sedangkan
perbandingan nilai terendah dari kedua kelas tersebut yakni 33,33 di
kelas eksperimen dan 23,33 di kelas kontrol, terlihat bahwa nilai
terendah terdapat di kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis terendah perorangan terdapat di
kelas kontrol yang diajarkan dengan strategi konvensional.
Selain itu kita juga dapat melihat rata-rata kelas dari kedua kelas
yang diujikan tersebut, data dalam tabel menunjukkan nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingan nilai rata-rata kelas kontrol
dengan selisih 12,73. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa secara perorangan maupun rata-rata pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.Data tersebut
juga disajikan dalam bentuk diagram batang yang membandingkan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Gambar
4.5.
Berdasarkan perhitungan simpangan baku kedua kelas tersebut,
nilai komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih menyebar
dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan jika dilihat dari nilai
kemiringan kurva, pada kelas eksperimen nilai kemiringan kurvanya
yakni -0,47 yang artinya penyebaran nilai komunikasi matematis siswa
berkumpul di atas nilai rata-rata dan pada kelas kontrol nilai
kemiringan kurvanya 0,287 yang artinya penyebaran nilai komunikasi
matematis siswa berkumpul di bawah nilai rata-rata. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
47

100

80

60

40

20

0 Kelas…
X-maks X-min Kelas Kontrol
Rata-rata Median
Modus
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen

Gambar 4.3
Diagram Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

3. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas


Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini tedapat tiga indikator yang diukur dalam
kemampuan komunikasi matematis siswa.Ketercapaian ketiga
indikator komunikasi matematis yang diperoleh tersebut berdasar pada
hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah dilakukan.
Data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.6 :
Tabel 4.6
Presentase rata-rata indikator komunikasi matematika siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Kelas
Indikator
No Skor Eksperimen Kontrol
Komunikasi Indikator Soal
Soal Ideal Rata % Rata %
Matematika
-rata -rata
Menyatakan Menerapkan sifat-sifat 2 5 3,91 78,18 3,12 62,42
suatu situasi bangun datar dalam
dan gambar ke menyelesaikan
dalam ide atau permasalahan luas dan
model keliling.
matematika
48

Menghitung Luas 4 5 4,21 84.24 3,67 73,33


permukaan bangun
datar yang tidak
beraturan dengan
menerapkan prinsip-
prinsip geometri yang
sudah didapat.
Menyelesaikan 6 5 1,3 26,06 1,21 24,24
permasalahan sehari-
hari terkait dengan
penerapan sifat-sifat
segi empat yang telah
dipelajari
Jumlah 3 15 9,42 62,8 8 53,33
Menjelaskan ide Mengidentifikasi 5 5 3,67 73,33 2,42 48,48
matematika pengertian
secara lisan jajargenjang, persegi,
atau tulisan persegipanjang, belah
ketupat, trepesium,
dan layang-layang
menurut sifatnya.
Jumlah 1 5 3,67 73,33 2,42 48,48
Membaca Mengidentifikasi 1 5 3 60 2,94 58,79
dengan pengertian
pemahaman jajargenjang, persegi,
representasi persegipanjang, belah
Matematika ketupat, trepesium,
tertulis dan layang-layang
menurut sifatnya.
Menyelesaikan 3 5 2,97 59,39 2,42 48,48
permasalahan sehari-
hari terkait dengan
penerapan sifat-sifat
segi empat yang telah
dipelajari
Jumlah 2 10 5,97 59,7 5,36 53,6
Jumlah Keseluruhan 6 30 19,06 63,53 15,78 52,6
Dilihat dari Tabel 4.6, jumlah rata-rata skor keseluruhan hasil posttest
kemampuan komunikasi matematik menunjukkan bahwa kelas eksperimen berada
di atas nilai kelas kontrol dengan selisih 3,28. Jumlah skor rata-rata tiap indikator
pada kelas eksperimen sebesar 19,06 dengan presentase 63,53% sedangkan pada
kelas kontrol sebesar 15,78 dengan presentase 52,6%. Pada tiap-tiap indikator,
ketercapaiannya pun berbeda dan kelas eksperimen cenderung lebih tinggi
dibanding kelas kontrol, yakni pada tingkat indikatorpertama, Menyatakan suatu
situasi atau gambar ke dalam ide atau model matematika, rata-rata kelas
49

eksperimen sebesar 9,42 dengan presentase sebesar 62,8% dan kelas kontrol
sebesar 8 dengan presentase sebesar 53,33%. Selisih nilai rata-rata keduanya
sebesar 1,42 dengan selisih presentase 9,47%. Pada tingkat indikator kedua,
Menjelaskan ide matematika secara lisan atau tulisan, rata-rata kelas eksperimen
sebesar 3,67 dengan presentase sebesar 73,33% dan kelas kontrol sebesar 2,42
dengan presentase sebesar 48,48%. Selisih nilai rata-rata keduanya sebesar 1,25
dengan selisih presentase 24,85%. Pada tingkat indikatorketiga, Membaca
representasi Matematika, rata-rata kelas eksperimen sebesar 5,97 dengan
presentase sebesar 59,7% dan kelas kontrol sebesar 5,36 dengan presentase
sebesar 53,6%. Selisih nilai rata-rata keduanya sebesar 0,61 dengan selisih
presentase 6,1%.

Gambar 4.1 menunjukan perbandingan pencapaian indikator kelas


eksperimen dan kelas kontrol secara visual dalam bentuk diagram batang. Terlihat
bahwa ketercapaian indikator kemampuan komunikasi matematika kelas
eksperimen selalu lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

80 73.33
70 62.8
59.7
60 53.33 53.6
48.48
50

40

30

20

10

0
menyatakan suatu situasi atau menjelaskan ide matematika secara membaca dengan pemahaman
gambar ke dalam ide atau lisan atau tertulis representasi matematika tertulis
modelmatematika

kontrol eksperimen

Gambar 4.4
Grafik Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi Matematika
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
50

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian prasyarat analisis terhadap data hasil penelitian


dilakukan sebelum pengujian hipotesis.Uji persyaratan yang harus
dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Uji normalitas adalah uji statistic yang digunakan untuk
mengetahui apakah data yang kita peroleh berdistribusi normal atau
tidak. Dalam penelitian ini uji yang akan digunakan adalah uji
Lilliefors. Pada uji ini data dikatakan berdistribusi normal apabila
memenuhi criteria Lhitung(L0)<Ltabel yang diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen


Pada kelas eksperimen diperoleh hasil pengujian dengan
nilai Lhitung(L0) = 0,135438 sedangkan dari tabel nilai kritis uji
Lillifors diperoleh nilai Ltabel= 0,154 untuk n = 33 pada taraf
signifikansi α = 0,05. Karena Lhitung (L0) kurang dari Ltabel yakni
0,135438 < 0,154 maka H0 diterima yang artinya data yang
terdapat pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol


Pada kelas kontrol diperoleh hasil pengujian dengan nilai
Lhitung (L0) = 0,127641 sedangkan dari tabel nilai kritis uji
Lillifors diperoleh nilai Ltabel = 0,154 untuk n = 33 pada taraf
signifikansi α = 0,05. Karena Lhitung (L0) kurang dari Ltabelyakni
0,127641 < 0,154 maka H0 diterima yang artinya data yang
terdapat pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas pada kelas eksperimen dan


kelas kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.7berikut:
51

Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Kelas n Α Lhitung Ltabel Kesimpulan


(L0)
Eksperimen 33 0,05 0,135438 0,154 Sampel berasal dari
Kontrol 33 0,05 0,127641 0,154 populasi yang
berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Setelah kedua kelompok sampel tersebut dinyatakan berasal dari


populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya akan dilakukan
uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua sampel tersebut
berasal dari populasi yang sama (homogen) atau berbeda
(heterogen). Uji homogenitas yang akan digunakan yaitu uji Fisher.
Kriteria pengujian uji Fisher yakni kedua kelas dikatakan homogen
apabila Fhitung<Ftabel diukur sesuai taraf signifikansi dan tingkat
kepercayaan tertentu.
Dari hasil perhitungan data tes pada kelas eksperimen dengan
nilai varians 185,38 dan pada kelas kontrol dengan nilai varians
223,446 diperoleh Fhitung = 1,205 dan dari tabel distribusi F dengan
taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat bebas (db) pembilang = 32
sedangkan derajat bebas (db) penyebut = 32, maka diperoleh Ftabel =
1,8409. Dari data tersebut terlihat bahwa Fhitung< Ftabel
(1,205<1,8409), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya kedua
kelompok sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau
homogen.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.8berikut:
52

Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol

Kelompok Jumlah Varians F (α = 0,05) Kesimpulan


Sampel (S2) Fhitung Ftabel
Eksperimen 33 185,38 1,205 1,840 Varians Populasi
Kontrol 33 223,446 9 Kedua Kelompok
Homogen

C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis diperoleh bahwa kedua
kelompok sampel berdistribusi normal dan homogen.Selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t.Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok sampel yang diajarkan
dengan strategi metakognitif memiliki kemampuan komunikasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok sampel yang diajarkan dengan
strategi konvensial.
Pada pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1> µ2
µ1mewakili rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematika
siswa pada kelompok siswa yang diajar dengan strategi
metakognitif.Sedangkan µ2mewakili rata-rata tingkat kemampuan
komunikasi matematika siswa pada kelompok siswa yang diajar dengan
strategi konvensional.
Sesuai hasil perhitungan, diperoleh thitung = 3,6664. Sedangkan nilai
ttabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat bebas (db) = 64 diperoleh
sebesar 1,67. Agar lebih jelas hasil perhitungan pengujian hipotesis
dengan uji t dapat dilihat dalam Tabel 4.9berikut :
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis dengan Uji-t

Kelas Db thitung Ttabel (α=0,05) Kesimpulan


Eksperimen 64 3,6664 1,67 Tolak H0
Kontrol
53

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah diajukan uji hipotesis dengan uji-tkemampuan komunikasi


matematika siswa dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak sedangkan H1
diterima.H1 menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi siswa
yang diajarkan dengan strategi metakognitif lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata kemampuan komunikasi siwa yang diajarkan dengan
strategi konvensional dengan taraf signifikansi α = 0,05. Perbedaan yang
terlihat cukup signifikan, dapat kita lihat dari nilai rata-rata kelas kedua
kelompok sampel tersebut.Rata-rata kelas kelompok eksperimen lebih
tinggi disbanding rata-rata kelas kelompok kontrol.Setelah dilakukan
analisis hasil penelitian, ditemukan beberapa hal yang menyebabkan
terjadinya perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah
satu penyebabnya adalah proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda.

Strategi metakognitif yang diterapkan pada kelas eksperimen lebih


berpusat pada pada siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator yang
bertugas membimbing dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Sedangkan proses pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol
menggunakan strategi konvensional yang biasa diterapkan guru
matematika di sekolah tersebut yang berpusat di guru. Lebih jelasnya
mengenai proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
serta hasil posttest kedua kelas tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Proses Pembelajaran di Kelas

Penelitian ini dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan dengan 8 kali


pertemuan untuk memberi perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk
melakukan posttest. Selama proses pembelajaran ini berlangsung materi
yang diajarakan adalah materi segiempat pada dua kelas yang berbeda
yakni kelas VII C dan VII D di SMP Negeri 145 Jakarta. Peneliti
54

melakukan Cluster random sampling untuk menentukan kelas eksperimen


dan kelas kontrol. Setelah melakukan cluster random sampling maka
didapat sampel penelitian sebanyak 66 siswa, yang terdiri dari kelas VII C
sebanyak 33 siswa yang diajarkan dengan strategi konvensional dan kelas
VII D sebanyak 33 siswa yang diajarkan dengan strategi metakognitif.

Kelas VII D terpilih sebagai kelas eksperimen yang


pembelajarannya menggunakan strategi metakognitif. Proses pembelajaran
diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran serta manfaat
mempelajari materi pembelajaran oleh guru. Kemudian guru menjelaskan
proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan strategi metakognitif.
Pada kelas eksperimen setiap pertemuan diberikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk semua siswa, siswa diberi kebebasan untuk mengerjakan
secara perorangan ataupun diskusi kelompok.Setelah semua siswa
menyelesaikan LKS mereka, guru membimbing mereka untuk melakuakn
diskusi secara terbuka.Kemudian mempersilahkan beberapa siswa untuk
mempresentasikan jawaban mereka di hadapan kawan-
kawannya.Sedangkan siswa lainnya diperbolehkan untuk mengemukakan
pendapat, bertanya atau mengomentari hasil pekerjaan kawan
mereka.Sementara guru membimbing jalannya diskusi.

Pada pertemuan pertama, beberapa siswa sangat tertantang


mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berhubungan dengan materi
persegi panjang.Meskipun demikian beberapa siswa masih belum terbiasa
belajar dengan menggunakan strategi metakognitif, karena terbiasa hanya
mendengarkan penjelasan guru saja yang diikuti latihan soal.Sebagian
siswa belum terbiasa melakukan kegiatan berpikir untuk menemukan
sendiri konsep matematika yang sedang mereka pelajari.Selain itu juga ada
beberapa siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang diarahkan dengan strategi metakognitif.
55

Pertemuan kedua sampai pertemuan ke delapan para siswa sudah


terbiasa dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan strategi
metakognitif yang dibuat peneliti. Mereka sangat antusias untuk
menyelesaikan masalah matematika yang ada di Lembar Kerja Siswa
(LKS), walaupun masih ada beberapa siswa yang belum berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi tantangan dan
tugas bagi peneliti untuk membangkitkan motivasi belajar dari siswa
tersebut agar lebih berperan aktif lagi dalam proses pembelajaran. Gambar
4.2 menunjukkan situasi pembelajaran di kelas eksperimen.

Gambar 4.2 (a) memperlihatkan siswa yang sedang mengerjakan


Lembar Kerja Siswa (LKS) yang didalamnya terdapat soal-soal materi
segiempat secara perorangan, (b) memperlihatkan siswa yang sedang
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang didalamnya terdapat soal-
soal materi segiempat secara kelompok, (c) memperlihatkan siswa sedang
menuliskan hasil jawabannya di papan tulis, kemudian dipresentasikan di
depan kelas dan guru memandu jalannya diskusi pembahasan jawaban
Lembar Kerja Siswa (LKS).

(a) (b)
56

( c)
Gambar 4.5
Suasanakegiatan pembelajaran di kelas eksperimen

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan


strategi metakognitif lebih berpusat pada siswa, siswa belajar untuk
menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan menggunakan strategi metakognitif, sehingga siswa terlatih untuk
membaca dan mengkomunikasikan bahasa metematika ke dalam
pemahaman mereka. Adapun kegiatan inti pada kelas eksperimen yang
diajarkan dengan menggunakan strategi metakognitif dimana siswa dapat
melakukan perencanaan (planning) dengan perencanaan siswa dapat
memilih pilihan apa yang ada di dalam pikiran mereka untuk
menyelesaikan permasalahan, dan memilih langkah-langkah dalam
menyelesaikan tugas, pada langkah ini siswa menemukan keteraturan-
keteraturan dan hubungan-hubungan yang ada pada masalah atau gambar
sehingga sampai pada menemukan solusi masalah yaitu siswa melakukan
perhitungan/penyelesaian masalah sesuai dengan gambar/masalah yang
ada di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).

Gambar 4.3 merupakan contoh hasil pengerjaan siswa pada


Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan ke-1 dalam menyelesaikan masalah
tentang bangun datar segiempat yang diajarkan menggunakan strategi
metakognitif.
57

Gambar 4.6(a)
Contoh Hasil Kerja Siswa pada LKS 1

Pada Gambar 4.3 (a) dapat dilihat contoh hasil pengerjaan Lembar
Kerja Siswa (LKS) siswa, dalam soal tersebut siswa diminta untuk
menentukan luas sebenarnya pada sebuah permasalahan. Pada langkah
pertama siswa diminta untuk menggali informasi apa saja yang dapat
mereka temukan dari soal cerita dalam permasalahan tersebut. Dari hasil
yang telah dikerjakan, siswa tersebut memperoleh informasi soal yakni
dalam soal tersebut ada sebuah denah bangunan yang digambar dengan
skala 1:200, kemudian digambar pada kertas yang memiliki keliling 48.
Gambar 4.8 (b) pertanyaan berikutnya siswa diminta membuat rencana
bagaimana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Selanjutnya pada
langkah ini siswa diminta untuk menuliskan rencana mereka, yang akan
menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah tersebut. Kemudian pada
langkah berikutnya yaitu Gambar 4.3 (c) mereka membuat model
matematika dan penyelesaian dari masalah tersebut.
58

Gambar 4.6 (b)


Contoh Hasil Kerja Siswa pada LKS 1

Gambar 4.6 (c)


Contoh Hasil Kerja Siswa pada LKS 1
59

2. Hasil posttest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Dalam hasil penelitian ini, untuk menguji kebenaran hipotesis yang


telah dibuat maka peneliti melakukan analisis terhadap data hasil posttest
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.Soal posttest tersebut terdiri dari
empat indikator soal kemampuan komunikasi matematika yang diukur,
yaitu : (1) Mengidentifikasi pengertian jajargenjang, persegi,
persegipanjang, belah ketupat, trepesium, dan layang-layang menurut
sifatnya, (2) Menerapkan sifat-sifat bangun datar dalam menyelesaikan
permasalahan luas dan keliling, (3) Menghitung Luas permukaan bangun
datar yang tidak beraturan dengan menerapkan prinsip-prinsip geometri
yang sudah didapat, (4) Menyelesaikan permasalahan sehari-hari terkait
dengan penerapan sifat-sifat segi empat yang telah dipelajari. Berdasarkan
hasil posttest yang telah peneliti analisis didapatkan bahwa skor rata-rata
ketercapaian kemampuan komunikasi matematika siswa secara
keseluruhan pada kelas eksperimen sebesar 63,53, sedangakan skor rata-
rata ketercapaian kemampuan komunikasi matematika secara keseluruhan
pada siswa kelas kontrol sebesar 52,625. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa pada kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematika
siswa pada kelas kontrol. Berikut ini akan ditampilkan soal/masalah
beserta jawaban posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang peneliti kelompokkan berdasarkan indikator kemampuan komunikasi
matematika yang diukur.
a. Mengidentifikasi pengertian jajargenjang, persegi, persegipanjang,
belah ketupat, trepesium, dan layang-layang menurut sifatnya
Soal posttest untuk mengukur kemampuan tersebut terdiri dari satu
soal yaitu soal nomor 1.Berikut adalah gambaran visual soal dan jawaban
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
60

Gambar 4.7(a)
Gambar soal dan jawaban posttestno. 1 kelas eksperimen dan kelas
kontrol

Gambar 4.7 (b)


Gambar soal dan jawaban posttestno. 1 kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Gambar 4.4 (a) merupakan soal/masalah yang diberikan guru
dalam lembar soal posttest. Pada Gambar 4.4 (b) dapat dilihat jawaban
yang diberikan oleh salah satu siswa kelas eksperimen, siswa tersebut
sudah bisa mengidentifikasi bangun persegi panjang dari masalah yang
diberikan, mampu menggali informasi dari masalah dan
menghubungkannya untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Seperti yang terlihat pada gambar siswa kelas eksperimen tersebut tidak
61

hanya melihat dari gambar yang disajikan saja untuk menentukan apakah
besar bagian-bagian segiempat itu sama atau tidak, tetapi ia juga
mengaplikasikan pengetahuannya tentang luas segiempat sehingga ia juga
menemukan bahwa pada gambar a di soal memiliki empat bagian yang
sama besar meskipun bentuknya berbeda.

Gambar 4.7 (c )
Gambar soal dan jawaban posttestno. 1 kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Pada gambar 4.4 (c ) merupakan jawaban yang diberikan oleh
siswa dari kelas kontrol, meskipun siswa tersebut sudah mampu
mengidentifikasi bangun segiempat namun masih kurang mampu
menghubungkan keterkaitannya dengan materi yang lain. Terbukti bahwa
siswa tersebut hanya melihat pada gambar b dalam soal yang memiliki
bagian yang sama persis.

b. Menerapkan sifat-sifat bangun datar dalam menyelesaikan


permasalahan luas dan keliling
Soal posttest untuk mengukur kemampuan tersebut terdiri dari satu
soal, meminta siswa untuk menggunakan sifat-sifat bangun datar
segiempat untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan luas
dan keliling. Berikut ini adalah gambaran visual soal nomor 2 beserta
jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol :
62

Gambar 4.8 (a)


Gambar soal dan jawaban posttest no. 2 kelas eksperimen dan kelas
kontrol

Gambar 4.5 (a) merupakan soal/masalah yang diberikan dalam


posttest.Gambar 4.5 (b) merupakan jawaban siswa kelas eksperimen,
dalam jawabannya terlihat bahwa siswa tersebut sudah mampu
menerapkan sifat-sifat bangun datar segiempat dalam menyelesaikan
permasalahan luas dan keliling.Gambar 4.5 (c) merupakan jawaban siswa
kelas kontrol.Dari jawabannya siswa tersebut belum mampu menerapkan
sifat-sifat bangun datar dalam permasalahan yang tersaji dalam soal.

Gambar 4.8(b)
63

Gambar soal dan jawaban posttestno. 2 kelas eksperimen dan kelas


kontrol

Gambar 4.8 (c)


Gambar soal dan jawaban posttestno. 2 kelas eksperimen dan kelas
kontrol
c. Menghitung Luas permukaan bangun datar yang tidak beraturan
dengan menerapkan prinsip-prinsip geometri yang sudah didapat

Soal posttest untuk mengukur kemampuan tersebut terdiri dari satu


soal, meminta siswa untuk menghitung luas permukaan bangun datar yang
tidak beraturan dengan menerapkan prinsip-prinsip geoometri yang sudah
didapat. Gambar 4.6 (a) merupakan soal/masalah yang diberikan dalam
posttest. Gambar 4.6 (b) merupakan jawaban siswa kelas eksperimen,
dalam jawabannya terlihat bahwa siswa tersebut sudah mampu
Menghitung Luas permukaan bangun datar yang tidak beraturan dengan
menerapkan prinsip-prinsip geometri.Gambar 4.6 (c) merupakan jawaban
siswa kelas kontrol, siswa tersebut menjawab tanpa mengidentifikasi
terlebih dulu informasi dalam soal dan tidak menerapkan pengetahuannya
tentang luas bangun datar untuk menjawab soal tersebut. Berikut ini adalah
gambaran visual soal nomor 4 beserta jawaban siswa kelas eksperimen dan
kelask.
64

Gambar 4.9 (a)


Gambar soal posttestno. 4 kelas kontrol dan kelas eksperimen

Gambar 4.9 (b)


Gambar jawaban posttestno. 4 kelas eksperimen
65

Gambar 4.9(C)
Gambar jawaban posttestno. 4 kelas kontrol

d. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari terkait dengan penerapan


sifat-sifat segi empat yang telah dipelajari.

Soal posttest untuk mengukur kemampuan penyelesaian maslaah


sehari-hari terkait dengan penerapan sifat-sifat segiempat yang telah
dipelajari terdiri dari tiga soal, yaitu nomor 3, 5 dan 6. Berikut ini adalah
gambaran visual soal beserta jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol :

Gambar 4.10(a)
Soal posttestno. 3 kelas kontrol dan kelas eksperimen
66

Gambar 4.10 (b)


Jawaban posttestno. 3 kelas eksperimen

Gambar 4.10 (C)


Jawaban posttestno. 3 kelas kontrol

Gambar 4.7 (a) merupakan soal/masalah yang diberikan dalam posttest.


Gambar 4.7 (b) merupakan jawaban siswa kelas eksperimen, dalam
jawabannya terlihat bahwa siswa tersebut sudah mampu menterjemahkan
kalimat deskripsi ke dalam bentuk bangun datar sesuai dengan permintaan
soal, kemudian menghitung panjang sisi sesuai permintaan soal dengan
menggunakan sifat-sifat bangun datar yang telah didapat.Gambar 4.7 (c)
merupakan jawaban siswa kelas kontrol, siswa tersebut belum mampu
menterjemahkan kalimat soal kedalam bentuk bangun segiempat yang
dimaksud.
67

(a)

(b)

(c )

Gambar 4.11
Gambar soal dan jawaban posttestno. 6 kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Gambar 4.8 (a) merupakan soal/masalah yang diberikan dalam posttest.
Gambar 4.8 (b) merupakan jawaban siswa kelas eksperimen, dalam
jawabannya terlihat bahwa siswa tersebut sudah mampu menterjemahkan
kalimat deskripsi ke dalam bentuk bangun datar sesuai dengan permintaan
soal, kemudian melakukan perhitungan untuk mencari pembuktian dari
jawabannya.Gambar 4.8 (c) merupakan jawaban siswa kelas kontrol, siswa
68

tersebut telah mampu menterjemahkan kalimat soal kedalam bentuk


bangun segiempat yang dimaksud, namun jawaban siswa tersebut tidak
disertai dengan pembuktian berupa hasil perhitungan dari jawabannya.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pembelajaran matematika


dengan strategi metakognitifyang diterapkan dalam proses pembelajaran
dapat mempengaruhi kemampuan komunikasimatematis siswa dengan baik
pada ketiga indikator. Dengan demikian, maka siswa yang diajar dengan
strategi metakognitifmemiliki kemampuan komunikasi matematis yang
lebih baik daripada siswa yang diajar dengan strategi konvensional.

E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna.Berbagai upaya
telah dilakukan agar penelitian ini maksimal.Namun masih ada beberapa
factor yang sulit dikendalikan sehingga hasil penelitian ini masih perlu
penyempurnaan. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya :
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan segiempat
sehingga belum bisa digeneralisasi pada pokok bahasan lain.
2. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada
aspek kemampuan komunikasi matematika siswa, sedangkan aspek
lain tidak dikontrol.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian ini


dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan


pembelajaran dengan strategi Metakognitif sudah tergolong baik
karena adanya kontribusi dari perlakuan di kelas eksperimen selama
pembelajaran dilakukan. Dengan demikian strategi metakognitif yang
digunakan pada kelas eksperimen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. Dari
ketiga indikator komunikasi matematis yang diujikan dalam penelitian
ini strategi metakognitif sangat berpengaruh pada indikator
menjelaskan ide matematika ke dalam bahasa lisan atau tulisan,
indikator tersebut memiliki presentase terbesar pencapaiaan siswa
dibandingkan dengan dua indikator lainnya yaitu menyatakan situasi
atau gambar ke dalam ide atau model matematika, dan membaca
representasi matematika tertulis.

2. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengunakan


pembelajaran dengan strategi konvensional masih tergolong rendah.
Dari ketiga indikator komunikasi matematis yang diujikan dalam
penelitian ini pada indikator menjelaskan ide matematika ke dalam
bahasa lisan atau tulisan memiliki presentase terendah pencapaiaan
siswa dibandingkan dengan dua indikator lainnya yaitu menyatakan
situasi atau gambar ke dalam ide atau model matematika, dan
membaca representasi matematika tertulis.

69
70

3. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan strategi


metakognitif lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan
komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan strategi
konvensional, hal ini terlihat dari hasil uji hiptesis dengan uji-t didapat
bahwa rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa
yang di ajar dengan strategi metakognitif lebih tinggi dibandingkan
rata-rata hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa dengan
strategi konvensional. Nilai rata-rata pada setiap indikator kemampuan
komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen selalu lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini menunjukan bahwa
penerapan strategi metakognitif memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan


saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah dan pihak guru, khususnya guru matematika, hendaknya


menggunakan strategi metakognitif sebagai alternatif dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa.

2. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika dengan


materi Bangun Datar Segiempat, oleh karena itu sebaiknya penelitian
ini juga dilakukan pada pokok bahasan materi matematika lainnya.

3. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya


kemampuan komunikasi matematika, sedangkan aspek lainnya tidak
dikontrol. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melihat pengaruh
penggunaan strategimetakognitif terhadap kemampuan matematis
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Lucky dan Mulyanratna, Madewi. Penerapan Strategi Belajar


Metakognitif dalam Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa pada Materi Cahaya
di Kelas VIII SMP Negeri 1 Mojokerto, 2013.

Ar, Erman S., Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung:Universitas


Pendidikan Indonesia, 2003.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet. 12, 2002.

Maulana, Pendekatan Metakognitif Sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika


Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD, JURNAL
Pendidikan Dasar, Nomor 10, 2008.

Muin, Abdul. Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pembelajaran dengan


Pendekatan Metakognitif, Jakarta : CEMED FITK UIN Syarifhidayatullah.

Muin, Abdul. Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan


Matematika Siswa SMA, Algoritma, Vol. 1, 34-53, 2006.

Naim, Ngainun. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011.

Nasoetion, Andi Hakim. Landasan Matematika. Jakarta: Bhatara Karya Aksara,


1980.

Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran, Jogjakarta : Aswaja Presindo, cet.


II, 2013.

Nurriadin, Ishaq. Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematika


Siswa SMP melalui Pembelajaran Kontekstual dengan Berbantuan Program
Geometer’s Sketchpad, JIP STKIP Kusuma Negara, 3, 2010.

Prasetyarini, Mei. Peningkatan Motivasi dan Ketuntasan Belajar Biologi melalui


Penggunaan Strategi Metakognitif Disertai Media Interaktive Audio Visual
Instruction pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Jaten Tahun Pelajaran
2010/2011, Skripsi FKIP Universitas sebelas Maret : 2011, tidak
dipublikasikan.

Putri, Windha Amalia, dkk, Pengaruh Penerapan Strategi Metakognitif dalam


Metode Inkuiri Terhadap Hasil belajar, Unnes Journal of Biology Education
vol. 1 no. 3 2012.

71
72

Ramdani, Yani. Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan


Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis dalam konsep
Integral, Jurnal penelitian pendidikan, Bandung: FMIPA UNISBA, vol. 13
No. 1, 2012.

Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, cet. 3, Ed. I.2005.

Sastrawati, Eka, dkk. Problem Based Learning, Strategi Metakognisi dan


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa, Tekno-Pedagogi, 1, No. 2, 2011.

Satriawati, Gusni. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk


meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
SMP, ALGORITMA, Vol. 1 No1, 2006.

Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III, 2005.

Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.


Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

Sukmadinata, Nana Syaodih. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN, Bandung:


PT Remaja Rosdakarya Offset, Cet. IV, 2008.

Sumarmo, Utari. Berfikir dan Disposisi Matematik : Apa, Mengapa dan


Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik, Bandung: FMIPA UPI, 2010.

Surakhmad, “Strategi Pembelajaran Konvensional”,


(http://www.psychologymania.com/2012/12/strategi-pembelajaran-
konvensional.html), 14 Mei 2015.

Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Reabilitas dan interpretasi hasil tes


implementasi kurikulum 2004, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Surif, Johari bin, dkk., Kajian Pembinaan Konsep Sains Berdasarkan Model
Generative Metakognitif di Kalangan Pelajar, Malaysia : Jabatan Pendidikan
Sains dan Matematik Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia, 2007.

Suyono, Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya, 2011.

Tim penyusun, Belajar Cara Belajar, Malaysia: Pusat Perkembangan kurikulum


Kementrian Pendidikan Malaysia.

Toit, Stephan du and Kotze, Gary. Metacognitive Strategies in The Teaching and
Learning of Mathematics, Phytagoras, 70, 56-57, 2009.
73

Uno, Hamzah B dan Umar, Masri Kudirat. Mengelola Kecerdasan dalam


Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen Tes Komunikasi Matematika

Indikator
Indikator Soal Test No
Kompetensi Dasar Kemampuan
Komunikasi Soal
Komunikasi
Mengidentifikasi sifat- Mengidentifikasi
sifat bangun datar dan pengertian jajargenjang,
menggunakannya persegi, persegipanjang,
untuk menentukan belah ketupat, trepesium, Membaca
keliling dan luas dan layang-layang Presentasi 1
menurut sifatnya. Matematika

Menjelaskan ide,
situasi dan relasi
matematika ke 5
dalam bahasa
biasa

Menerapkan sifat-sifat Menyatakan suatu


bangun datar dalam situasi, gambar,
menyelesaikan diagram, atau
permasalahan luas dan benda nyata ke
keliling. dalam bahasa 2
symbol, idea tau
model matematika

Menaksir dan Menghitung Luas Menyatakan suatu


menghitung luas permukaan bangun datar situasi, gambar,
permukaan bangun yang tidak beraturan diagram, atau
datar yang tidak dengan menerapkan benda nyata ke
beraturan 4
prinsip-prinsip geometri dalam bahasa
denganmenerapkan yang sudah didapat. symbol, idea tau
prinsip-prinsip
model matematika
geometri
Menyelesaikan Menyelesaikan Membaca
permasalahan nyata permasalahan sehari-hari Presentasi 3
yang terkait penerapan terkait dengan penerapan Matematika

80
81

sifat-sifat sifat-sifat segi empat Menyatakan suatu


persegipanjang,persegi, yang telah dipelajari situasi, gambar,
trapesium, diagram, atau
jajargenjang, benda nyata ke
belahketupat, dan 6
dalam bahasa
layang-layang. symbol, idea tau
model matematika

Jumlah 6
Lampiran 2
Instrumen tes kemampuan komunikasi matematika

1. Bu Pingkan mempunyai 4 orang anak, Rahma, Rina, dan dua orang adik
mereka. Bu pingkan membelikan anak-anaknya kue, ia meminta Rahma dan
Rina membaginya menjadi empat bagian yang sama besar. Rahma dan Rina
memiliki pendapat yang berbeda untuk memotong kue itu, rencana mereka
untuk memotong kue itu sesuai dengan gambar di bawah ini :

Gambar (a) Gambar (b)

Gambar (a) adalah rencana Rahma, sedangkan gambar (b) adalah rencana
Rina. Menurut kalian rencana siapakah yang sesuai dengan permintaan bu
Pingkan? Jelaskan alasanmu!

2.

Gambar (c)

82
83

Gambar (c) menunjukkan bangun yang tersusun dari 5 persegi yang sama
besar, jika luas persegi tersebut adalah 64 cm2. Tentukan keliling dari bangun
tersebut!

3. Sebidang tanah berbentuk bangun segiempat memiliki empat sisi, jika


digambarkan bangun tersebut memiliki sisi berturut-turut AB, BC, CD dan
DA. AB tegak lurus pada DA, CD juga tegak lurus pada DA, jika diketahui
panjang DA = 12 cm, CD = 8 cm, dan AB =13 cm, tentukanlah :
a. Sketsa gambar tanah tersebut, menyerupai bangun apakah tanah tersebut?
b. Panjang sisi BC
4.

8m

20 m 3m

16 m

Gambar di atas adalah gambar tanah milik pak Duloh, coba kalian buat
sketsa gambar untuk menghitung luasnya? Kemudian tentukan nilai luasnya!
84

5. Perhatikan gambar berikut

Dengan menggunakan bahasa sendiri, berilah penjelasan dari ketiga gambar


di atas berdasarkan sifat-sifat bangun datar yang telah kamu pelajari !
6. Sebuah kaca meja makan berbentuk lingkaran dengan diameter 2 meter akan
dimasukkan ke dalam rumah melalui sebuah pintu dengan ukuran tinggi 1,8
m dan lebar 1,5 m. ada berapa cara memasukkan kaca tersebut ke dalam
rumah ? jelaskan alasamu !
Lampiran 3
HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
NO RESPONDEN Nilai
1 1 30
2 2 14
3 3 18
4 4 15
5 5 22
6 6 16
7 7 21
8 8 16
9 9 18
10 10 30
11 11 15
12 12 22
13 13 15
14 14 16
15 15 15
16 16 11
17 17 22
18 18 13
19 19 16
20 20 13
21 21 17
22 22 14
23 23 21
24 24 15
25 25 16
26 26 14
27 27 21
28 28 15
29 29 16
30 30 14
31 31 22
32 32 16

Skor Tertinggi = 30

85
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas Instrumen

Nomor soal
Responden 1 2 3 4 5 6 y
1 5 5 5 5 5 5 30
2 1 3 3 1 3 3 14
3 3 3 3 3 3 3 18
4 0 5 3 1 1 5 15
5 3 3 5 5 3 3 22
6 3 5 3 1 1 3 16
7 0 3 5 5 3 5 21
8 3 5 3 1 3 1 16
9 3 3 3 3 3 3 18
10 5 5 5 5 5 5 30
11 1 3 5 5 0 1 15
12 5 3 5 1 3 5 22
13 3 3 3 5 0 1 15
14 1 3 5 1 3 3 16
15 3 3 3 5 0 1 15
16 0 3 3 1 3 1 11
17 3 3 5 5 3 3 22
18 3 3 5 1 0 1 13
19 1 3 3 5 3 1 16
20 0 3 3 1 3 3 13
21 3 3 3 5 0 3 17
22 0 3 5 1 0 5 14
23 3 3 5 5 0 5 21
24 5 3 3 1 0 3 15
25 1 3 3 5 1 3 16
26 5 1 3 1 1 3 14
27 3 3 5 5 0 5 21
28 0 3 3 1 3 5 15
29 3 3 3 3 1 3 16
30 5 3 3 1 1 1 14
31 3 3 3 5 3 5 22
32 1 5 3 1 3 3 16
Jumlah 78 106 120 94 61 100 559
r-hitung 0,468 0,350 0,550 0,572 0,519 0,582
r-tabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid

86
Lampiran 5
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN

Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1

RESPONDEN X Y XY X2 Y2
1 5 30 150 25 900
2 1 14 14 1 196
3 3 18 54 9 324
4 0 15 0 0 225
5 3 22 66 9 484
6 3 16 48 9 256
7 0 21 0 0 441
8 3 16 48 9 256
9 3 18 54 9 324
10 5 30 150 25 900
11 1 15 15 1 225
12 5 22 110 25 484
13 3 15 45 9 225
14 1 16 16 1 256
15 3 15 45 9 225
16 0 11 0 0 121
17 3 22 66 9 484
18 3 13 39 9 169
19 1 16 16 1 256
20 0 13 0 0 169
21 3 17 51 9 289
22 0 14 0 0 196
23 3 21 63 9 441
24 5 15 75 25 225
25 1 16 16 1 256
26 5 14 70 25 196
27 3 21 63 9 441
28 0 15 0 0 225
29 3 16 48 9 256
30 5 14 70 25 196
31 3 22 66 9 484
32 1 16 16 1 256
∑ 78 559 1474 282 10381

87
∑ (∑ )(∑ )
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]

( )( ) ( )( )
√[( )( ) ( )][( )( ) ( )]

√[ ][ ]

√[ ][ ]

Dengan N = 34 dan diperoleh .


Karena , maka soal nomor 1 valid.
Perhitungan validitas butir soal selanjutnya menggunakan langkah seperti soal
nomor 1 di atas.

88
Lampiran 6
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN

Nomor soal
Responden 1 2 3 4 5 6
1 5 5 5 5 5 5
2 1 3 3 1 3 3
3 3 3 3 3 3 3
4 0 5 3 1 1 5
5 3 3 5 5 3 3
6 3 5 3 1 1 3
7 0 3 5 5 3 5
8 3 5 3 1 3 1
9 3 3 3 3 3 3
10 5 5 5 5 5 5
11 1 3 5 5 0 1
12 5 3 5 1 3 5
13 3 3 3 5 0 1
14 1 3 5 1 3 3
15 3 3 3 5 0 1
16 0 3 3 1 3 1
17 3 3 5 5 3 3
18 3 3 5 1 0 1
19 1 3 3 5 3 1
20 0 3 3 1 3 3
21 3 3 3 5 0 3
22 0 3 5 1 0 5
23 3 3 5 5 0 5
24 5 3 3 1 0 3
25 1 3 3 5 1 3
26 5 1 3 1 1 3
27 3 3 5 5 0 5
28 0 3 3 1 3 5
29 3 3 3 3 1 3
30 5 3 3 1 1 1
31 3 3 3 5 3 5
32 1 5 3 1 3 3
Jumlah 78 106 120 94 61 100
0.609375 0.828125 0.9375 0.734375 0.476563 0.78125
Keterangan Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah

89
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN

Contoh perhitungan tingkat kesukaran pada soal nomor 1.

( )( )

Dari hasil perhitungan diperoleh indeks , maka


berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan butir soal nomor 1
tergolong pada soal berkategori sedang.

90
Lampiran 7
HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN

X
Responden Y
1 2 3 4 5 6
1 5 5 5 5 5 5 30
10 5 5 5 5 5 5 30
5 3 3 5 5 3 3 22
12 5 3 5 1 3 5 22
17 3 3 5 5 3 3 22
Kelompok Atas

31 3 3 3 5 3 5 22
7 0 3 5 5 3 5 21
23 3 3 5 5 0 5 21
27 3 3 5 5 0 5 21
3 3 3 3 3 3 3 18
9 3 3 3 3 3 3 18
21 3 3 3 5 0 3 17
6 3 5 3 1 1 3 16
8 3 5 3 1 3 1 16
14 1 3 5 1 3 3 16
19 1 3 3 5 3 1 16
Jumlah 47 56 66 60 41 58
Pa 0.734 0.875 1.031 0.9375 0.6406 0.906

25 1 3 3 5 1 3 16
29 3 3 3 3 1 3 16
32 1 5 3 1 3 3 16
4 0 5 3 1 1 5 15
11 1 3 5 5 0 1 15
13 3 3 3 5 0 1 15
15 3 3 3 5 0 1 15
Kelompok Bawah

24 5 3 3 1 0 3 15
28 0 3 3 1 3 5 15
2 1 3 3 1 3 3 14
22 0 3 5 1 0 5 14
26 5 1 3 1 1 3 14
30 5 3 3 1 1 1 14
18 3 3 5 1 0 1 13
20 0 3 3 1 3 3 13
16 0 3 3 1 3 1 11
Jumlah 31 50 54 34 20 42
Pb 0.484 0.781 0.8437 0.531 0.312 0.656

D 0.25 0.09 0.19 0.41 0.33 0.25


Kriteria Cukup Jelek Jelek Baik Cukup Cukup

91
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA INSTRUMEN

Contoh perhitungan daya pembeda pada soal nomor 1:

( )( ) ( )( )

Dari hasil perhitungan diperoleh indeks , maka


berdasarkan klasifikasi yang sudah ditetapkan butir soal nomor 1
tergolong pada soal berkategori cukup.

92
Lampiran 8
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

Nomor soal
Responden 1 2 3 4 5 6 y
1 5 5 5 5 5 5 30
2 1 3 3 1 3 3 14
3 3 3 3 3 3 3 18
4 0 5 3 1 1 5 15
5 3 3 5 5 3 3 22
6 3 5 3 1 1 3 16
7 0 3 5 5 3 5 21
8 3 5 3 1 3 1 16
9 3 3 3 3 3 3 18
10 5 5 5 5 5 5 30
11 1 3 5 5 0 1 15
12 5 3 5 1 3 5 22
13 3 3 3 5 0 1 15
14 1 3 5 1 3 3 16
15 3 3 3 5 0 1 15
16 0 3 3 1 3 1 11
17 3 3 5 5 3 3 22
18 3 3 5 1 0 1 13
19 1 3 3 5 3 1 16
20 0 3 3 1 3 3 13
21 3 3 3 5 0 3 17
22 0 3 5 1 0 5 14
23 3 3 5 5 0 5 21
24 5 3 3 1 0 3 15
25 1 3 3 5 1 3 16
26 5 1 3 1 1 3 14
27 3 3 5 5 0 5 21
28 0 3 3 1 3 5 15
29 3 3 3 3 1 3 16
30 5 3 3 1 1 1 14
31 3 3 3 5 3 5 22
32 1 5 3 1 3 3 16
Jumlah 78 106 120 94 61 100 559
1,72154 0,89578 0,98374 1,93337 1,55251 1,5187
2,964 0,802 0,968 3,738 2,410 2,306
∑ 13,189
4,458
19,870
r-hitung 0,404

93
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS

Mencari r hitung ( ) dilakukan melalui perhitungan sebagai berikut:


[ ][ ]

[ ][ ]

[ ] [[ ]]

[ ][ ]

Koefisien berada pada interval , maka intrumen tes


memiliki derajat reliabilitas sedang.

94
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda

dan Taraf Kesukaran

No. Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda


Keterangan
soal
Ket r hit. Kriteria P Kriteria DP

1 Valid 0.468 Sedang 0.609375 Cukup 0,25 Pakai

2 Valid 0.350 Mudah 0.828125 Jelek 0,09 Pakai

3 Valid 0.550 Mudah 0.9375 Jelek 0,19 Pakai

4 Valid 0.572 Mudah 0.734375 Baik 0,41 Pakai

5 Valid 0.519 Sedang 0.476563 Cukup 0,33 Pakai

6 Valid 0.582 Mudah 0.78125 Cukup 0,25 Pakai

95
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian persegi panjang menurut
sifatnya dari gambar yang disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi panjang
dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal,
besar sudut, dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat persegi panjang dalam
menyelesaikan masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian persegi panjang menurut
sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi panjang
dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar sudut, dan
sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi panjang dalam
menyelesaikan masalah.

96
97

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian persegi panjang.
 Sifat-sifat persegi panjang.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi
pengertian dan sifat-sifat persegi panjang dan tujuan 15 '
pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
98

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
matematika berkaitan dengan materi pengertian dan sifat-
sifat persegi panjang yang dipelajari.
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
mengevaluasi.
1) Perencanaan (planning) : siswa membaca
permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
'
informasi apa saja yang mereka temukan, 50
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
99

diawal, dan memantau pemilihan langkah-


langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa
mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi.
4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
100

diskusi.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Diketahui ABCD persegi panjang dengan A (-2,2), B (8,2) dan C (8,6)
a. Gambarlah persegi panjang ABCD
b. Tentukan koordinat titik D
c. Tentukan koordinat titik potong kedua diagonalnya
2. Gambarlah persegi panjang PQRS yang kedua diagonalnya
berpotongan dititik O jika besar <POS = 500. Carilah besar sudut-
sudut yang belum diketahui?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian persegi menurut sifatnya
dari gambar yang disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi dengan
mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar sudut,
dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat persegi dalam menyelesaikan
masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian persegi menurut sifatnya dari
gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi dengan
mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar sudut, dan sumbu
simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi dalam menyelesaikan
masalah.

101
102

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian persegi.
 Sifat-sifat persegi.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi
pengertian persegi dan sifat-sifat persegi dan tujuan 15 '
pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
103

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
matematika berkaitan dengan materi pengertian persegi
dan sifat-sifat persegi yang dipelajari.
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
mengevaluasi.
1) Perencanaan (planning) : siswa membaca
permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
'
informasi apa saja yang mereka temukan, 50
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
104

diawal, dan memantau pemilihan langkah-


langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa
mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi.
4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
105

diskusi.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Gambarlah persegi PQRS yang diagonal-diagonalnya berpotongan
dititik O dengan panjang diagonal QS adalah 7 cm dan letak

diagonal PR mendatar. Dengan mengukur berapakah panjang


sisi-sisi persegi PQRS tersebut?
106

2. Diketahui KLMN adalah persegi dan P adalah titik potong kedua


diagonalnya jika K (2,1), M (6,4) dan P (10,8) tentukan !
a. Koordinat titik M, dan titik N
b. Panjang diagonal persegi tersebut
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :3
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian jajar genjang dan
trapesium menurut sifatnya dari gambar yang
disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat jajar genjang dan
trapesium dengan mengukur panjang sisi, panjang
diagonal, besar sudut, dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat jajar genjang dan trapesium
dalam menyelesaikan masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian jajar genjang dan trapesium
menurut sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat jajar genjang dan
trapesium dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar
sudut, dan sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat jajar genjang dan trapesium dalam
menyelesaikan masalah.

107
108

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian jajar genjang dan trapesium.
 Sifat-sifat jajar genjang dan trapesium.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
109

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
matematika berkaitan dengan materi yang dipelajari.
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
mengevaluasi.
1) Perencanaan (planning) : siswa membaca
permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
informasi apa saja yang mereka temukan,
'
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan 50
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
diawal, dan memantau pemilihan langkah-
110

langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa


mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi.
4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
diskusi.
111

Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Dalam jajargenjang PQRS, PQ = 8 cm, QR = 5 cm, dan sudut P =
600. Tentukan semua ukuran panjang sisi dan besar sudutnya?
2. Pada trapezium ABCD dengan AB//CD, perbandingan besar ADC
5
dan DAB adalah 3 : 2 serta BCD  CBA . Tentukan besar
3
sudut-sudut pada trapezium tersebut?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :4
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian belah ketupat dan layang-
layang menurut sifatnya dari gambar yang disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat belah ketupat dan
layang-layang dengan mengukur panjang sisi, panjang
diagonal, besar sudut, dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat belah ketupat dan layang-
layang dalam menyelesaikan masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian belah ketupat dan layang-
layang menurut sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat belah ketupat dan
layang-layang dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar
sudut, dan sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang
dalam menyelesaikan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )

112
113

Rasa hormat dan perhatian ( respect )


Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian belah ketupat dan layang-layang.
 Sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 15 '
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
114

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
matematika berkaitan dengan materi yang dipelajari.
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
mengevaluasi.
1) Perencanaan (planning) : siswa membaca
permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
informasi apa saja yang mereka temukan,
'
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan 50
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
diawal, dan memantau pemilihan langkah-
115

langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa


mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi.
4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
diskusi.
116

Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Belah ketupat ABCD dengan A (3,10), B (0,5), dan C (3,0). Tentukan
koordinat titik D dan titik potong kedua diagonalnya?
2. Diketahui A (-2,3), B (-4,0), dan C (-2,-5). Mengapa OABC disebut
sebuah layang-layang? Jelaskan!
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :5
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menentukan keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas persegi panjang.
- Menerapkan rumus keliling dan luas persegi panjang
dalam menyelesaikan masalah.
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas persegi panjang.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas persegi panjang dalam
menyelesaikan masalah Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi
dalam menyelesaikan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas persegi panjang

117
118

C. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
matematika berkaitan dengan materi yang dipelajari. '
50
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
mengevaluasi.
119

1) Perencanaan (planning) : siswa membaca


permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
informasi apa saja yang mereka temukan,
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
diawal, dan memantau pemilihan langkah-
langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa
mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa
120

dalam memahami materi.


4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
diskusi.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
121

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Tentukan keliling dan luas persegi panjang yang panjangnya 10
cm dan lebarnya 7 cm ?
2. Apabila keliling persegi panjang adalah 60 m dan lebarnya 12 m.
Tentukan panjang dan luas persegi panjang tersebut?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :6
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas persegi.
- Menerapkan rumus keliling dan luas persegi dalam
menyelesaikan masalah
Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas persegi.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas persegi dalam
menyelesaikan masalah Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi
dalam menyelesaikan masalah
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
A. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas persegi

122
123

B. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
C. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
matematika berkaitan dengan materi yang dipelajari. '
50
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
mengevaluasi.
124

1) Perencanaan (planning) : siswa membaca


permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
informasi apa saja yang mereka temukan,
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
diawal, dan memantau pemilihan langkah-
langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa
mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa
125

dalam memahami materi.


4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
diskusi.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
126

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

E. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Tentukan keliling dan luas persegi apabila panjang sisinya 17 cm !
2. Keliling sebuah persegi adalah 60 cm. Tentukan panjang sisi dan
luasnya!
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :7
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan
trapesium.
- Menerapkan rumus keliling dan luas jajar genjang
dan trapesium dalam menyelesaikan masalah
Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas jajar genjang dan trapesium.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas jajar genjang dan
trapesium dalam menyelesaikan masalah
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
A. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan trapesium

127
128

B. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
C. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
matematika berkaitan dengan materi yang dipelajari. '
50
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
mengevaluasi.
129

1) Perencanaan (planning) : siswa membaca


permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
informasi apa saja yang mereka temukan,
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
diawal, dan memantau pemilihan langkah-
langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa
mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa
130

dalam memahami materi.


4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
diskusi.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
131

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

E. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Tentukan keliling jajargenjang ABCD bila AB = 10 cm dan AD =
9 cm?
2. Luas sebuah trapesium 37,5 cm2 dan sisi-sisi yang sejajar
panjangnya 3,7 m dan 5,3 m. Hitunglah jarak antara kedua sisi
sejajar tersebut !
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :8
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menentukan keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas belah ketupat dan
layang-layang.
- Menerapkan rumus keliling dan luas belah ketupat
dan layang-layang dalam menyelesaikan masalah.
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-
layang.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas belah ketupat dan
layang-layang dalam menyelesaikan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang

132
133

C. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi metakognitif
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Siswa diberi LKS yang didalamnya terdapat masalah
'
matematika berkaitan dengan materi yang dipelajari. 50
2. Siswa dibimbing mengerjakan LKS dengan
menggunakan strategi metakognitif berupa perencanaan
(planning), mengatur, pemantauan (monitoring) dan
134

mengevaluasi.
1) Perencanaan (planning) : siswa membaca
permasalahan yang telah disajikan oleh guru serta
menganalisis semua kemungkinan pernyataan
masalah kemudian memilih apa yang paling
penting yang menjadi dasar dari permasalahan
tersebut, dalam hal ini siswa menganalisa
informasi apa saja yang mereka temukan,
masalah apa saja yang harus mereka selesaikan
dan menetapkan target yang akan mereka capai,
serta membuat rencana langkah-langkah
bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
2) Mengatur pembelajaran : siswa memutuskan
bagaimana mereka sebaiknya belajar, mengatur
kondisi yang dapat membantu mereka dalam
belajar misalnya mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil atau memikirkan
sendiri masalah yang tersaji dalam LKS, mencari
kesempatan untuk berlatih dan memfokuskan
perhatian pada tugas.
3) Pemantauan (monitoring) : siswa melakukan
pengecekan pada rencana yang telah mereka buat
diawal, dan memantau pemilihan langkah-
langkah dalam penyelesaian tugas. Siswa
mengecek tingkat komperhensi mereka, apakah
mereka sudah mengerti atau belum, dalam hal ini
guru membantu siswa untuk mengulangi,
menguraikan dan membandingkan dengan ide
pembelajar lainnya. Serta melakukan pengecekan
terhadap hasil yang telah mereka buat dan
135

membuat pertanyaan yang dapat membantu siswa


dalam memahami materi.
4) Mengevaluasi : siswa memperkirakan bagaimana
mereka menyelesaikan tugas pembelajarannya,
memperkirakan bagaimana mereka
mengaplikasikan langkah-langkah perencanaan
yang telah mereka buat dalam proses
pembelajaran, apakah sudah baik atau belum, dan
memutuskan apakah langkah-langkah tersebut
sudah efektif membantu mereka menyelesaikan
tugas pembelajaran mereka.
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Elaborasi:
1. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan latihan yang
terdapat dalam LKS, sementara guru memantau kegiatan
tersebut dan memberi bantuan pada siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
2. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan kelas.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, bertanya, atau mengomentari hasil
pekerjaan temannya sementara guru memandu jalannya
diskusi.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
136

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Panjang diagonal-diagonal sebuah belah ketupat adalah 6 cm dan 8
cm. Hitunglah keliling dan luas belah ketupat tersebut!
2. Diagonal layang-layang PQRS berpotongan di titik T , PT = 9 cm,
QT = 12 cm, dan TS = 40 cm. Hitunglah:
a. Panjang PQ
b. Panjang PS
c. Luas dan keliling PQRS
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian persegi panjang menurut
sifatnya dari gambar yang disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi panjang
dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal,
besar sudut, dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat persegi panjang dalam
menyelesaikan masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian persegi panjang menurut
sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi panjang
dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar sudut, dan
sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi panjang dalam
menyelesaikan masalah.

137
138

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian persegi panjang.
 Sifat-sifat persegi panjang.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
139

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
contoh soal di papan tulis.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.
2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara
individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan '
50
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
140

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Diketahui ABCD persegi panjang dengan A (-2,2), B (8,2) dan C (8,6)
a. Gambarlah persegi panjang ABCD
b. Tentukan koordinat titik D
c. Tentukan koordinat titik potong kedua diagonalnya
2. Gambarlah persegi panjang PQRS yang kedua diagonalnya
berpotongan dititik O jika besar <POS = 500. Carilah besar sudut-
sudut yang belum diketahui?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian persegi menurut sifatnya
dari gambar yang disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi dengan
mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar sudut,
dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat persegi dalam menyelesaikan
masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian persegi menurut sifatnya dari
gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat persegi dengan
mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar sudut, dan sumbu
simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi dalam menyelesaikan
masalah.

141
142

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian persegi.
 Sifat-sifat persegi.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
143

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
contoh soal di papan tulis.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.
2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara
individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan '
50
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
144

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Gambarlah persegi PQRS yang diagonal-diagonalnya berpotongan
dititik O dengan panjang diagonal QS adalah 7 cm dan letak

diagonal PR mendatar. Dengan mengukur berapakah panjang


sisi-sisi persegi PQRS tersebut?
2. Diketahui KLMN adalah persegi dan P adalah titik potong kedua
diagonalnya jika K (2,1), M (6,4) dan P (10,8) tentukan !
a. Koordinat titik M, dan titik N
b. Panjang diagonal persegi tersebut
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :3
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian jajar genjang dan
trapesium menurut sifatnya dari gambar yang
disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat jajar genjang dan
trapesium dengan mengukur panjang sisi, panjang
diagonal, besar sudut, dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat jajar genjang dan trapesium
dalam menyelesaikan masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian jajar genjang dan trapesium
menurut sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat jajar genjang dan
trapesium dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar
sudut, dan sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat jajar genjang dan trapesium dalam
menyelesaikan masalah.

145
146

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian jajar genjang dan trapesium.
 Sifat-sifat jajar genjang dan trapesium.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
147

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
contoh soal di papan tulis.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.
2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara
individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan '
50
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
148

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Dalam jajargenjang PQRS, PQ = 8 cm, QR = 5 cm, dan sudut P =
600. Tentukan semua ukuran panjang sisi dan besar sudutnya?
2. Pada trapezium ABCD dengan AB//CD, perbandingan besar ADC
5
dan DAB adalah 3 : 2 serta BCD  CBA . Tentukan besar
3
sudut-sudut pada trapezium tersebut?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :4
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Mengidentifikasi pengertian belah ketupat dan layang-
layang menurut sifatnya dari gambar yang disajikan
- Menyatakan keberlakuan sifat-sifat belah ketupat dan
layang-layang dengan mengukur panjang sisi, panjang
diagonal, besar sudut, dan sumbu simetrinya.
- Menerapkan sifat-sifat belah ketupat dan layang-
layang dalam menyelesaikan masalah
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian belah ketupat dan layang-
layang menurut sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan sifat-sifat belah ketupat dan
layang-layang dengan mengukur panjang sisi, panjang diagonal, besar
sudut, dan sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang
dalam menyelesaikan masalah.

149
150

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Pengertian belah ketupat dan layang-layang.
 Sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang.
C. Sumber dan Media Pembelajaran
 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
151

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
contoh soal di papan tulis.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.
2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara
individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan '
50
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
152

3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
Soal Evaluasi
1. Belah ketupat ABCD dengan A (3,10), B (0,5), dan C (3,0). Tentukan
koordinat titik D dan titik potong kedua diagonalnya?
2. Diketahui A (-2,3), B (-4,0), dan C (-2,-5). Mengapa OABC disebut
sebuah layang-layang? Jelaskan!
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :5
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menentukan keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas persegi panjang.
- Menerapkan rumus keliling dan luas persegi panjang
dalam menyelesaikan masalah.
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas persegi panjang.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas persegi panjang dalam
menyelesaikan masalah Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi
dalam menyelesaikan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas persegi panjang

153
154

C. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
contoh soal di papan tulis. '
50
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.
155

2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara


individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
156

Soal Evaluasi
1. Tentukan keliling dan luas persegi panjang yang panjangnya 10
cm dan lebarnya 7 cm ?
2. Apabila keliling persegi panjang adalah 60 m dan lebarnya 12 m.
Tentukan panjang dan luas persegi panjang tersebut?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :6
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas persegi.
- Menerapkan rumus keliling dan luas persegi dalam
menyelesaikan masalah
Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas persegi.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas persegi dalam
menyelesaikan masalah Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi
dalam menyelesaikan masalah
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
A. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas persegi

157
158

B. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
C. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
contoh soal di papan tulis. '
50
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.
159

2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara


individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

E. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
160

Soal Evaluasi
1. Tentukan keliling dan luas persegi apabila panjang sisinya 17 cm !
2. Keliling sebuah persegi adalah 60 cm. Tentukan panjang sisi dan
luasnya!
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :7
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat, persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan
trapesium.
- Menerapkan rumus keliling dan luas jajar genjang
dan trapesium dalam menyelesaikan masalah
Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas jajar genjang dan trapesium.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas jajar genjang dan
trapesium dalam menyelesaikan masalah
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
A. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan trapesium

161
162

B. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
C. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
contoh soal di papan tulis. '
50
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.
163

2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara


individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

E. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
164

Soal Evaluasi
1. Tentukan keliling jajargenjang ABCD bila AB = 10 cm dan AD =
9 cm?
2. Luas sebuah trapesium 37,5 cm2 dan sisi-sisi yang sejajar
panjangnya 3,7 m dan 5,3 m. Hitunglah jarak antara kedua sisi
sejajar tersebut !
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 145 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2 (Genap)
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Pertemuan Ke :8
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta


menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menentukan keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Indikator : - Menentukan keliling dan luas belah ketupat dan
layang-layang.
- Menerapkan rumus keliling dan luas belah ketupat
dan layang-layang dalam menyelesaikan masalah.
A. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-
layang.
 Siswa dapat menerapkan rumus keliling dan luas belah ketupat dan
layang-layang dalam menyelesaikan masalah.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
 Menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang

165
166

C. Sumber dan Media Pembelajaran


 A. Wagiyo. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
 LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat peneliti
D. Model Pembelajaran
 Strategi Pembelajaran : Strategi Ekspositori
 Metode Pembelajaran : Diskusi dan pemberian tugas
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan:
Apersepsi:
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
memberikan salam, do’a dan mengabsen kehadiran siswa
Motivasi:
2. Guru menyampaikan kepada siswa tentang materi dan
15 '
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru memberitahukan hubungan materi yang akan
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dan motivasi
siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan materi ajar kemudian memberikan
'
contoh soal di papan tulis. 50
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
dan contoh yang dijelaskan guru.
Elaborasi:
167

1. Guru memberikan soal latihan di papan tulis.


2. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru secara
individu.
3. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pekerjaan
mereka dengan kawan mereka.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaan mereka di papan tulis.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pekerjaan mereka.
Konfirmasi:
1. Guru menjadi narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan
dalam diskusi.
2. Guru dan siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
3. Penutup:
1. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
2. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal evaluasi.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada yang kurang dimengerti siswa
15 '
terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
5. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
6. Mengucapkan hamdalah dan diikuti salam.

F. Evaluasi/ penilaian Hasil Belajar:


 Tehnik : Tes tertulis
 Bentuk Instrumen : Tes uraian
168

Soal Evaluasi
1. Panjang diagonal-diagonal sebuah belah ketupat adalah 6 cm dan 8
cm. Hitunglah keliling dan luas belah ketupat tersebut!
2. Diagonal layang-layang PQRS berpotongan di titik T , PT = 9 cm,
QT = 12 cm, dan TS = 40 cm. Hitunglah:
a. Panjang PQ
b. Panjang PS
c. Luas dan keliling PQRS
LEMBAR KERJA SISWA 1

PENGERTIAN DAN SIFAT-SIFAT PERSEGI PANJANG

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian


No. Absen : ……………………………
persegi panjang menurut sifatnya dari

gambar yang disajikan.

 Siswa dapat menyatakan keberlakuan

sifat-sifat persegi panjang dengan

mengukur panjang sisi, panjang diagonal,

besar sudut, dan sumbu simetrinya.

 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi

panjang dalam menyelesaikan masalah.

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

persegi panjang.

Masalah :

Seorang siswa sedang berulang tahun, ia membawa sebuah


kue berbentuk persegi panjang. Kue itu akan ia bagi dengan
tiga kawannya dan ia simpan satu bagian untuknya.
Bagaimana cara ia membagi kue tersebut menjadi sama
besar untuk dirinya dan ketiga kawannya tadi?
170

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca masalah

tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Deskripsikan apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan

masalah tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
171

Penyelesaian

Buatlah beberapa sketsa gambar cara membagi kue tersebut menjadi

bagian yang sama besar!

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses !


172

LEMBAR KERJA SISWA 2

PENGERTIAN DAN SIFAT-SIFAT PERSEGI

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat mengidentifikasi


No. Absen : ……………………………
pengertian persegi menurut sifatnya
dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan
sifat-sifat persegi dengan mengukur
panjang sisi, panjang diagonal, besar
sudut, dan sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat
persegi dalam menyelesaikan
masalah.

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

persegi.

Masalah :

Pak Rudi mempunyai rumah baru, rumah tersebut memiliki kusen pintu yang
berbentuk persegi dengan ukuran
1,8 m x 1,8 m. Pak Rudi berencana akan memasukkan perabotan ke dalam
rumah itu, perabotan yang pertama akan dimasukkan yaitu kaca meja ruang
makan utama yang berbentuk lingkaran dengan diameter 2,5 m. Bagaimana
cara pak Rudi memasukkan kaca meja tersebut ke dalam rumahnya?
173

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca masalah

tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Deskripsikan apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan

masalah tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
174

Penyelesaian

Buatlah beberapa sketsa gambar kaca meja ruang makan yang sedang

dimasukkan ke dalam rumah pak Rudi melalui lubang pintu rumah

barunya itu!

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


175

LEMBAR KERJA SISWA 3

PENGERTIAN & SIFAT-SIFAT JAJAR GENJANG DAN

TRAPESIUM

Nama : ……………………………………
Tujuan Pembelajaran :

No. Absen : ……………………………  Siswa dapat mengidentifikasi pengertian


jajar genjang dan trapesium menurut
sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan
sifat-sifat jajar genjang dan trapesium
dengan mengukur panjang sisi, panjang
diagonal, besar sudut, dan sumbu
simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat jajar
genjang dan trapesium dalam
menyelesaikan masalah.

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

Jajar genjang dan Trapesium.

Masalah 1:

gambar 1 gambar 2 gambar 3

Perhatikan gambar 1, gambar 2 dan gambar 3. Bagaimana


caranya ketiga gambar tersebut kalian ubah menjadi bentuk
jajar genjang ?
176

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca masalah

tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Deskripsikan apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan

masalah tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
177

Penyelesaian

Buatlah sketsa gambar cara membentuk ketiga gambar tersebut

menjadi jajar genjang!


178

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Masalah 2:
Fahmi diminta gurunya untuk membuat sebuah trapezium
sama kaki, ia diberi tiga titik koordinat yaitu titik A(-4,-2),
B(-2,3) dan C(3,3). Bantulah Fahmi menyelesaikan tugasnya!

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca masalah

tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
179

Deskripsikan apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan

masalah tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
180

Penyelesaian

Buatlah gambar trapezium berdasarkan masalah dan rencana

penyelesaian yang telah kalian buat!


181

Berikan alasan kalian tentang gambar yang telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


182

LEMBAR KERJA SISWA 4

PENGERTIAN & SIFAT-SIFAT BELAH KETUPAT DAN LAYANG-

LAYANG

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian


No. Absen : ……………………………
belah ketupat dan layang-layang
menurut sifatnya dari gambar yang
disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan
sifat-sifat belah ketupat dan layang-
layang dengan mengukur panjang sisi,
panjang diagonal, besar sudut, dan
sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat
belah ketupat dan layang-layang dalam
menyelesaikan masalah.
Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

belah ketupat dan laying-layang.

Masalah 1:

gambar 1 gambar 2 gambar 3

Perhatikan gambar 1, 2 dan 3. Bagaimana cara membentuk


bangun belah ketupat dari ketiga gambar tersebut?
183

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca masalah

tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Deskripsikan apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan

masalah tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
184

Penyelesaian

Tunjukan cara membentuk bangunbelah ketupat dari ketiga gambar

tersebut melalui gambar!


185

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Masalah 2:

Kak Husna hobi menjahit, berbagai pernak-pernik telah ia


buat, mulai dari taplak meja, sarung bantal, sampai sarung
dispenser. Kali ini kak Husna akan membuat hiasan untuk di
tempelkan pada taplak meja buatannya. Ibu menyediakan
kain berwarna emas berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 30 cm x 80 cm. Ibu meminta kak Husna untuk
membuat hiasan berbentuk layang-layang tanpa
menyisakan bahan sedikitpun. Bantulah kak Husna untuk
membuat modelnya!
186

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca masalah

tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Deskripsikan apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan

masalah tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
187

Penyelesaian

Tunjukan beberapa model yang dapat digunakan kak Husna untuk

membuat hiasan seperti permintaan ibunya!


188

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


189

LEMBAR KERJA SISWA 5

KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling


No. Absen : ……………………………
dan luas persegi panjang
 Siswa dapat menerapkan rumus
keliling dan luas persegi panjang
dalam menyelesaikan masalah
 Siswa dapat menyimpulkan keliling
dan luas persegi panjang

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

persegi panjang.

Masalah :

Pak Galih membeli tanah berbentuk


persegi panjang dengan keliling 38
meter. Panjang tanah tersebut
adalah 3 meter lebih panjang dari
lebarnya. Tentukan luasnya !

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca soal diatas ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
190

Apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Penyelesaian

Buatlah sketsa gambar tanah pak Galih!


191

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan gambar dan model

matematika yang telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


192

LEMBAR KERJA SISWA 6

KELILING DAN LUAS PERSEGI

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling dan luas


No. Absen : ……………………………
persegi.

 Siswa dapat menerapkan rumus keliling


dan luas persegi dalam menyelesaikan

masalah Siswa dapat menerapkan sifat-


sifat persegi dalam menyelesaikan masalah

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

persegi.

Masalah :
Ayah menggambar denah bangunan
pada kertas yang memiliki keliling 48
cm, gambar tersebut dibuat dalam
skala 1 : 200. Tentukanlah luas
sebenarnya bangunan tersebut!

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca soal diatas ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
193

Apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
194

Penyelesaian

bagaimana model matematikanya?

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan model matematika yang

telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


195

LEMBAR KERJA SISWA 7

KELILING DAN LUAS JAJAR GENJANG & TRAPESIUM

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling dan luas


No. Absen : ……………………………
jajar genjang dan trapesium.

 Siswa dapat menerapkan rumus keliling

dan luas jajar genjang dan trapesium

dalam menyelesaikan masalah

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

jajar genjang dan trapesium.

Masalah :

Di bawah ini adalah gambar denah sebidang tanah milik pak


Karim dengan skala 1 : 2000, pak Karim hendak menjual
tanah tersebut namun ia ingin mengukur luas tanah itu
terlebih dulu. Bantulah pak Karim menghitung luas tanahnya
tersebut !
196

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca soal diatas ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
197

Penyelesaian

bagaimana model matematikanya?

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan model matematika yang

telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


198

LEMBAR KERJA SISWA 8

KELILING DAN LUAS PERSEGI

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling dan luas


No. Absen : ……………………………
belah ketupat dan layang-layang.

 Siswa dapat menerapkan rumus keliling


dan luas belah ketupat dan layang-layang.

dalam menyelesaikan masalah

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

belah ketupat dan layang-layang.

Masalah :
199

Perhatikan gambar, O adalah titik pusat gambar, jika :

BD = DF = FH = HB = 8 cm

OA = ½ OC

OC = 20 cm

OE = DF dan OG = 2 x OE

Tentukanlah luas bangun tersebut !

Informasi apa saja yang kalian dapatkan setelah membaca soal diatas ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Apa yang dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut ?

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
200

Rencana penyelesaian :

Hasil diskusi Hasil individu

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

Penyelesaian

bagaimana model matematikanya?

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan model matematika yang

telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
201

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


202

LEMBAR KERJA SISWA 1

PENGERTIAN DAN SIFAT-SIFAT PERSEGI PANJANG

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian


No. Absen : ……………………………
persegi panjang menurut sifatnya dari

gambar yang disajikan.

 Siswa dapat menyatakan keberlakuan

sifat-sifat persegi panjang dengan

mengukur panjang sisi, panjang diagonal,

besar sudut, dan sumbu simetrinya.

 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat persegi

panjang dalam menyelesaikan masalah.

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

persegi panjang.

Masalah :

Seorang siswa sedang berulang tahun, ia membawa sebuah


kue berbentuk persegi panjang. Kue itu akan ia bagi dengan
tiga kawannya dan ia simpan satu bagian untuknya.
Bagaimana cara ia membagi kue tersebut menjadi sama
besar untuk dirinya dan ketiga kawannya tadi?
203

Penyelesaian

Buatlah beberapa sketsa gambar cara membagi kue tersebut menjadi

bagian yang sama besar!

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses !


204

LEMBAR KERJA SISWA 2

PENGERTIAN DAN SIFAT-SIFAT PERSEGI

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat mengidentifikasi


No. Absen : ……………………………
pengertian persegi menurut sifatnya
dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan
sifat-sifat persegi dengan mengukur
panjang sisi, panjang diagonal, besar
sudut, dan sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat
persegi dalam menyelesaikan
masalah.

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

persegi.

Masalah :

Buatlah persegi ABCD dengan diagonal AC dan BD, serta titik O


adalah titik potong kedua diagonal tersebut. Kemudian baliklah
persegi ABCD menurut diagonal AC. Perhatikan perubahan posisi
titik yang terjadi, apakah ada perubahan penempatan titik-titik
yang membentuk persegi tersebut ? jelaskan .
205

Penyelesaian

Buatlah beberapa sketsa gambar kaca meja ruang makan yang sedang

dimasukkan ke dalam rumah pak Rudi melalui lubang pintu rumah

barunya itu!

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


206

LEMBAR KERJA SISWA 3

PENGERTIAN & SIFAT-SIFAT JAJAR GENJANG DAN

TRAPESIUM

Nama : ……………………………………
Tujuan Pembelajaran :

No. Absen : ……………………………  Siswa dapat mengidentifikasi pengertian


jajar genjang dan trapesium menurut
sifatnya dari gambar yang disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan
sifat-sifat jajar genjang dan trapesium
dengan mengukur panjang sisi, panjang
diagonal, besar sudut, dan sumbu
simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat jajar
genjang dan trapesium dalam
menyelesaikan masalah.

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

Jajar genjang dan Trapesium.

Masalah 1:

gambar 1 gambar 2 gambar 3

Perhatikan gambar 1, gambar 2 dan gambar 3. Bagaimana


caranya ketiga gambar tersebut kalian ubah menjadi bentuk
jajar genjang ?
207

Penyelesaian

Buatlah sketsa gambar cara membentuk ketiga gambar tersebut

menjadi jajar genjang!


208

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------
209

Masalah 2:
Fahmi diminta gurunya untuk membuat sebuah trapezium
sama kaki, ia diberi tiga titik koordinat yaitu titik A(-4,-2),
B(-2,3) dan C(3,3). Bantulah Fahmi menyelesaikan tugasnya!

Penyelesaian

Buatlah gambar trapezium berdasarkan masalah dan rencana

penyelesaian yang telah kalian buat!


210

Berikan alasan kalian tentang gambar yang telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


211

LEMBAR KERJA SISWA 4

PENGERTIAN & SIFAT-SIFAT BELAH KETUPAT DAN LAYANG-

LAYANG

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat mengidentifikasi pengertian


No. Absen : ……………………………
belah ketupat dan layang-layang
menurut sifatnya dari gambar yang
disajikan.
 Siswa dapat menyatakan keberlakuan
sifat-sifat belah ketupat dan layang-
layang dengan mengukur panjang sisi,
panjang diagonal, besar sudut, dan
sumbu simetrinya.
 Siswa dapat menerapkan sifat-sifat
belah ketupat dan layang-layang dalam
menyelesaikan masalah.
Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat

belah ketupat dan laying-layang.

Masalah 1:

gambar 1 gambar 2 gambar 3

Perhatikan gambar 1, 2 dan 3. Bagaimana cara membentuk


bangun belah ketupat dari ketiga gambar tersebut?
212

Penyelesaian

Tunjukan cara membentuk bangunbelah ketupat dari ketiga gambar

tersebut melalui gambar!


213

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Masalah 2:

Kak Husna hobi menjahit, berbagai pernak-pernik telah ia


buat, mulai dari taplak meja, sarung bantal, sampai sarung
dispenser. Kali ini kak Husna akan membuat hiasan untuk di
tempelkan pada taplak meja buatannya. Ibu menyediakan
kain berwarna emas berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 30 cm x 80 cm. Ibu meminta kak Husna untuk
membuat hiasan berbentuk layang-layang tanpa
menyisakan bahan sedikitpun. Bantulah kak Husna untuk
membuat modelnya!
214

Penyelesaian

Tunjukan beberapa model yang dapat digunakan kak Husna untuk

membuat hiasan seperti permintaan ibunya!


215

Berikan alasan kalian untuk masing-masing gambar yang telah kalian

buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


216

LEMBAR KERJA SISWA 5

KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling


No. Absen : ……………………………
dan luas persegi panjang
 Siswa dapat menerapkan rumus
keliling dan luas persegi panjang
dalam menyelesaikan masalah
 Siswa dapat menyimpulkan keliling
dan luas persegi panjang

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

persegi panjang.

Masalah :

Pak Galih membeli tanah berbentuk


persegi panjang dengan keliling 38
meter. Panjang tanah tersebut
adalah 3 meter lebih panjang dari
lebarnya. Tentukan luasnya !

Penyelesaian

Buatlah sketsa gambar tanah pak Galih!


217

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan gambar dan model

matematika yang telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


218

LEMBAR KERJA SISWA 6

KELILING DAN LUAS PERSEGI

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling dan luas


No. Absen : ……………………………
persegi.

 Siswa dapat menerapkan rumus keliling


dan luas persegi dalam menyelesaikan

masalah Siswa dapat menerapkan sifat-


sifat persegi dalam menyelesaikan masalah

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

persegi.

Masalah :
Ayah menggambar denah bangunan
pada kertas yang memiliki keliling 48
cm, gambar tersebut dibuat dalam
skala 1 : 200. Tentukanlah luas
sebenarnya bangunan tersebut!

Penyelesaian

bagaimana model matematikanya?


219

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan model matematika yang

telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


220

LEMBAR KERJA SISWA 7

KELILING DAN LUAS JAJAR GENJANG & TRAPESIUM

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling dan luas


No. Absen : ……………………………
jajar genjang dan trapesium.

 Siswa dapat menerapkan rumus keliling

dan luas jajar genjang dan trapesium

dalam menyelesaikan masalah

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

jajar genjang dan trapesium.

Masalah :

Di bawah ini adalah gambar denah sebidang tanah milik pak


Karim dengan skala 1 : 2000, pak Karim hendak menjual
tanah tersebut namun ia ingin mengukur luas tanah itu
terlebih dulu. Bantulah pak Karim menghitung luas tanahnya
tersebut !
221

Penyelesaian

bagaimana model matematikanya?

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan model matematika yang

telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses


222

LEMBAR KERJA SISWA 8

KELILING DAN LUAS PERSEGI

Nama : …………………………………… Tujuan Pembelajaran :

 Siswa dapat menentukan keliling dan luas


No. Absen : ……………………………
belah ketupat dan layang-layang.

 Siswa dapat menerapkan rumus keliling


dan luas belah ketupat dan layang-layang.

dalam menyelesaikan masalah

Pada pertemuan ini, kita akan mempelajari tentang keliling dan luas

belah ketupat dan layang-layang.

Masalah :
223

Perhatikan gambar, O adalah titik pusat gambar, jika :

BD = DF = FH = HB = 8 cm

OA = ½ OC

OC = 20 cm

OE = DF dan OG = 2 x OE

Tentukanlah luas bangun tersebut !

Penyelesaian

bagaimana model matematikanya?

Selesaikan masalah tersebut berdasarkan model matematika yang

telah kalian buat!

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

Selamat Mengerjakan & Semoga Sukses !


Lampiran 14
NILAI posttest KELAS KONTROL

No. Siswa Kelas Kontrol Nilai


1 K1 30
2 K2 33,33
3 K3 33,33
4 K4 33,33
5 K5 36,67
6 K6 40
7 K7 40
8 K8 40
9 K9 40
10 K10 43,33
11 K11 43,33
12 K12 46,67
13 K13 46,67
14 K14 53,33
15 K15 53,33
16 K16 53,33
17 K17 60
18 K18 60
19 K19 60
20 K20 60
21 K21 60
22 K22 60
23 K23 60
24 K24 60
25 K25 63,33
26 K26 66,67
27 K27 66,67
28 K28 66,67
29 K29 66,67
30 K30 66,67
31 K31 66,67
32 K32 66,67
33 K33 73,33

224
NILAI posttest KELAS EKSPERIMEN

No. Siswa Kelas Eksperimen Nilai


1 E1 26,67
2 E2 33,33
3 E3 40
4 E4 46,67
5 E5 50
6 E6 50
7 E7 53,33
8 E8 53,33
9 E9 53,33
10 E10 56,67
11 E11 60
12 E12 60
13 E13 60
14 E14 60
15 E15 60
16 E16 60
17 E17 60
18 E18 63,33
19 E19 66,67
20 E20 66,67
21 E21 66,67
22 E22 66,67
23 E23 66,67
24 E24 66,67
25 E25 66,67
26 E26 66,67
27 E27 66,67
28 E28 66,67
29 E29 70
30 E30 80
31 E31 80
32 E32 80
33 E33 93,33

225
Lampiran 15
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

HASIL posttest KELAS KONTROL

No. Nilai Frekuensi fk f(%) Xi^2 fi.Xi fi.Xi^2


(Xi) (fi)
1 23.33 1 33 3.03 544.29 23.33 544.29
2 33.33 3 32 9.09 1,110.89 99.99 3,332.67
3 36.67 2 29 6.06 1,344.69 73.34 2,689.38
4 40 2 27 6.06 1,600.00 80 3,200.00
5 43.33 4 25 12.12 1,877.49 173.32 7,509.96
6 46.67 5 21 15.15 2,178.09 233.35 10,890.44
7 53.33 2 16 6.06 2,844.09 106.66 5,688.18
8 60 4 14 12.12 3,600.00 240 14,400.00
9 63.33 2 10 6.06 4,010.69 126.66 8,021.38
10 66.67 3 8 9.09 4,444.89 200.01 13,334.67
11 73.33 3 5 9.09 5,377.29 219.99 16,131.87
12 80 2 2 6.06 6,400.00 160 12,800.00
Jumlah 33 33 100.00 35,332.40 1736.65 98,542.82

1. Banyak data (n) = 33


2. Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan:
R = rentangan
Xmax = nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = nilai minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 80,00 – 23,33
= 56,67
3. Mean/ Nilai Rata-rata

Mean ( X ) =
fX i i

f i

Keterangan:
Me = Mean/ nilai rata-rata

fX i i = jumlah dari hasil perkalian nilai dengan frekuensinya.

226
227

f i = jumlah frekuensi / banyak siswa

Mean ( X ) =
fX i i
=
f i

4. Median/ Nilai Tengah (Md)

Md =

Keterangan:
Md = median/ nilai tengah
n = jumlah frekuensi/ banyak siswa
Xi = data ke i

Md =

= ( ) ( )

= 46,67
5. Modus (Mo)
Mo = modus/ nilai yang paling banyak muncul
Mo = 46,67

2 n f i X i2  ( f i X i ) 2
6. Varian (s ) =
n (n  1)

33(98,542.82 )  (1736,65) 2
=  223,446
33 (32)

n f i X i2  ( f i X i ) 2
7. Simpangan baku (s) = = 223,446  14,9
n (n  1)

(rata  rata  modus) (52,625  46,67)


8. Kemiringan (α3) =   0,39
simpangan baku 14,9
228

9. Ketajaman (α4)
Sebelum mencari nilai ketajaman, maka diperlukan Q1, Q3, P10 dan P90

 Letak kuartil data ke-i 


i(n  1)
4

 Letak kuartil data k-1 


1(33  1)
4

 8,5

Q1 = data ke-8 + 0,5 (data ke-9 – data ke-8)

= 40 + 0,5 (43,33-40)

= 40 + 1,665

= 41,665

3(33  1)
 Letak kuartil data ke-3 
4

= 25,5

Q3 = data ke-25 + 0,5 (data ke-26 – data ke-25)

= 63,33 + 0,5 (66,67-63,33)

= 63,33 + 1,67

= 65

i(n  1)
 Letak presentil data ke-i 
100
10(33  1)
 Letak presentil data k-10 
100
= 3,4

p10 = data ke-3 + 0,4 ( data ke-4 – data ke-3)


229

= 33,33 + 0,4( 33,33 – 33,33)

= 33,33

 Letak presentil data ke-90 


90(33  1)
100

= 30,6

p90 = data ke 30 + 0,6 (data ke-31 – data ke-30)

= 73,33 + 0,6 ( 73,33-73,33)

= 73,33

Sehingga

1 1
(Q3  Q1 ) (65  41,665)
a4  2  2  0,291
P90  P10 73,33  33,33

Karena α4 > 0,263 maka model kurva runcing (leptokurtis)

42,64

P10 Q1 Q3 P90
230

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

HASIL posttest KELAS EKSPERIMEN

No. Nilai Frekuensi fk f(%) Xi^2 fi.Xi fi.Xi^2


(Xi) (fi)
1 33.33 2 33 6.06 1,110.89 66.66 2,221.78
2 40 1 31 3.03 1,600.00 40 1,600.00
3 46.67 1 30 3.03 2,178.09 46.67 2,178.09
4 50 2 29 6.06 2,500.00 100 5,000.00
5 53.33 2 27 6.06 2,844.09 106.66 5,688.18
6 56.67 1 25 3.03 3,211.49 56.67 3,211.49
7 60 5 24 15.15 3,600.00 300 18,000.00
8 63.33 1 19 3.03 4,010.69 63.33 4,010.69
9 66.67 5 18 15.15 4,444.89 333.35 22,224.44
10 70 7 13 21.21 4,900.00 490 34,300.00
11 80 5 6 15.15 6,400.00 400 32,000.00
12 93.33 1 1 3.03 8,710.49 93.33 8,710.49
Jumlah 33 33 100,00 45,510.62 2096.67 139,145.16

1. Banyak data (n) = 33


2. Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan:
R = rentangan
Xmax = nilai maksimum (tertinggi)
Xmin = nilai minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 93,33 – 33,33
= 60,00
3. Mean/ Nilai Rata-rata

Mean ( X ) =
fX i i

f i

Keterangan:
Me = Mean/ nilai rata-rata

fX i i = jumlah dari hasil perkalian nilai dengan frekuensinya.


231

f i = jumlah frekuensi / banyak siswa

Mean ( X ) =
fX i i
=
f i

4. Median/ Nilai Tengah (Md)

Md =

Keterangan:
Md = median/ nilai tengah
n = jumlah frekuensi/ banyak siswa
Xi = data ke i

Md =

= ( ) ( )

= 60
5. Modus (Mo)
Mo = modus/ nilai yang paling banyak muncul
Mo = 70

2 n f i X i2  ( f i X i ) 2
6. Varian (s ) =
n (n  1)

33(139,145.16 )  (2096.67) 2
=  185,38
33 (32)

n f i X i2  ( f i X i ) 2
7. Simpangan baku (s) = = 185,38  13,61
n (n  1)

(rata  rata  modus) (63,53  70)


8. Kemiringan (α3) =   0,47
simpangan baku 13,61

9. Ketajaman (α4)
Sebelum mencari nilai ketajaman, maka diperlukan Q1, Q3, P10 dan P90
232

 Letak kuartil data ke-i 


i(n  1)
4

 Letak kuartil data k-1 


1(33  1)
4

 8,5

Q1 = data ke-8 + 0,5 (data ke-9 – data ke-8)

= 53,33 + 0,5 (56,67-53,33)

= 55

3(33  1)
 Letak kuartil data ke-3 
4

= 25,5

Q3 = data ke-25 + 0,5 (data ke-26 – data ke-25)

= 70 + 0,5 (70-70)

= 70

i(n  1)
 Letak presentil data ke-i 
100
10(33  1)
 Letak presentil data k-10 
100

 3,4

p10 = data ke-3 + 0,4 ( data ke-4 – data ke-3)

= 40 + 0,4( 46,67-40)

= 42,668
233

 Letak presentil data ke-90 


90(33  1)
100

 30,6

p90 = data ke 30 + 0,6 (data ke-31 – data ke-30)

= 80 + 0,6( 80-80)

= 80

Sehingga

1 1
(Q3  Q1 ) (70  55)
a4  2  2  0,2009
P90  P10 80  42,668
Lampiran 16

Normalitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen

A. Menentukan Hipotesis
H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
B. Menentukan L-tabel
Dari tabel Lilliefors untuk jumlah sampel = 33. Pada taraf signifikasi (  ) =
0,05 dan diperoleh L-tabel = 0,154
C. Menentukan L-hitung

Xi fi zi F(zi) fk S(zi) f(zi)-s(zi)


33.33 2 -2.21896 0.013245 2 0.060606 0.047361
40 1 -1.72888 0.041916 3 0.090909 0.048993
46.67 1 -1.2388 0.107711 4 0.121212 0.013501
50 2 -0.99412 0.160082 6 0.181818 0.021736
53.33 2 -0.74945 0.226793 8 0.242424 0.015631
56.67 1 -0.50404 0.307116 9 0.272727 0.034389
60 5 -0.25937 0.397676 14 0.424242 0.026567
63.33 1 -0.0147 0.494138 15 0.454545 0.039592
66.67 5 0.230713 0.591231 20 0.606061 0.01483
70 7 0.475386 0.682744 27 0.818182 0.135438
80 5 1.21014 0.886887 32 0.969697 0.08281
93.33 1 2.189566 0.985722 33 1 0.014278
rata-rata 63,53
S 13,61
L-tabel 0,154
L-hitung 0,135

Keterangan:
 Pada kolom ke-1 : Xi adalah nilai yang diperoleh siswa di urutkan dari
yang terkecil sampai kepada yang terbesar.
 Pada kolom ke-2 : fi adalah banyaknya nilai ke-I yang diperoleh siswa
(frekuensi)
( Xi  X )
 Pada kolom ke-3 : Zi  contoh
Sd

234
235

(33,33  63,53)
Zi   2,21896
13,61
 Pada kolom ke-4 : F(Zi) diperoleh dari daftar distribusi normal untuk
setiap nilai Zi atau dari Microsoft Excel dengan menekan NORMDIST
pada fungsi statistika
 Pada kolom ke-5 : fk adalah frekuensi kumulatif
 Pada kolom ke-6 : S(Zi) adalah fk/banyak siswa misalkan S(Zi) = 2/33 =
0,060606
 L-hitung (L0) diperoleh dari kolom ke-7. Diambil dari nilai yang
terbesar.
D. Kesimpulan
L-hitung < L-tabel (0,135 < 0,154). Dengan demikian H0 diterima atau data
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
236

Lampiran 17

Normalitas Hasil Posttest Kelas Kontrol

E. Menentukan Hipotesis
H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
F. Menentukan L-tabel
Dari tabel Lilliefors untuk jumlah sampel = 33. Pada taraf signifikasi (  ) =
0,05 dan diperoleh L-tabel = 0,154
G. Menentukan L-hitung

Xi Fi zi F(zi) fk S(zi) f(zi)-s(zi)


23.33 1 -1.90104 0.028649 1 0.030303 0.001655
33.33 3 -1.209 0.113332 4 0.121212 0.00788
36.67 2 -0.97785 0.164073 6 0.181818 0.017745
40 2 -0.7474 0.22741 8 0.242424 0.015015
43.33 4 -0.51696 0.302594 12 0.363636 0.061043
46.67 5 -0.28581 0.387511 17 0.515152 0.127641
53.33 2 0.175087 0.569494 19 0.575758 0.006263
60 4 0.636678 0.737833 23 0.69697 0.040863
63.33 2 0.867128 0.807064 25 0.757576 0.049488
66.67 3 1.09827 0.863957 28 0.848485 0.015472
73.33 3 1.55917 0.940522 31 0.939394 0.001128
80 2 2.020761 0.978348 33 1 0.021652
rata-rata 50,8
S 14,45
L-tabel 0,154
L-hitung 0,127

Keterangan:
 Pada kolom ke-1 : Xi adalah nilai yang diperoleh siswa di urutkan dari
yang terkecil sampai kepada yang terbesar.
 Pada kolom ke-2 : fi adalah banyaknya nilai ke-I yang diperoleh siswa
(frekuensi)
( Xi  X )
 Pada kolom ke-3 : Zi  contoh
Sd
237

(23,33  50,8)
Zi   1,90104
14,45
 Pada kolom ke-4 : F(Zi) diperoleh dari daftar distribusi normal untuk
setiap nilai Zi atau dari Microsoft Excel dengan menekan NORMDIST
pada fungsi statistika
 Pada kolom ke-5 : fk adalah frekuensi kumulatif
 Pada kolom ke-6 : S(Zi) adalah fk/banyak siswa misalkan S(Zi) = 1/33 =
0,030303
 L-hitung (L0) diperoleh dari kolom ke-7. Diambil dari nilai yang
terbesar.
H. Kesimpulan
L-hitung < L-tabel (0,127< 0,154). Dengan demikian H0 diterima atau data
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
238

Lampiran 18

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS NILAI POSTTEST


KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

Langkah-langkah Prosedur Pengujian :

1) Menentukan Hipotesis

H0 : 1   2
2 2

H1 :  1   2
2 2

Keterangan :
= Varians kelompok eksperimen
= Varians kelompok kontrol

2) Menentukan Fhitung menggunakan uji Fisher

Fhitung =

Keterangan :
Varians terbesar = 223,446 (Kelompok Kontrol)
Varians terkecil = 185,38 (Kelompok Esperimen)
Jadi, Fhitung = = 1,205

3) Menentukan Derajat Bebas (db) dan Taraf Signifikasi (α)


 Taraf Signifikasi (α) = 5% = 0,05
 db =n–1
dbpembilang = n1 – 1 = 33 – 1 = 32
dbpenyebut = n2 – 1 = 33 – 1 = 32
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
239

4) Menentukan Ftabel
Ftabel = F(α)(n1 – 1; n2 – 1) = F(0,05)(32; 32) = 1,8409

5) Menentukan Kriteria Pengujian


a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang artinya kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang sama (homogen).
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, yang artinya kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang berbeda (tidak homogen).

6) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai Fhitung lebih
kecil dari nilai Ftabel, yaitu 1,205 < 1,8409 sehingga H0 diterima. Artinya, kedua
kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau homogen.
240

Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS POSTTEST

Langkah-langkah Prosedur Pengujian :

1) Menentukan Hipotesis

H0 :
1   2
H1 : 1   2
Keterangan:
µ1 : Rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa pada
kelompok eksperimen
µ2 : Rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa pada
kelompok kontrol

2) Menentukan thitung

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


Statistik (2)
(1)

Rata-rata (̅) 63,53 52,625

Varians (s2) 185,38 223,446

Jumlah Sampel (n) 33 33

sgabungan 14,2973

thitung 3,6664

( ) ( )

( )( ) ( )( )

241

̅ ̅

√ √

3) Menentukan ttabel
 Taraf Signifikasi (α) = 5% = 0,05
 Derajat Bebas (db) = n1 + n2 – 2 = 33 + 33 – 2 = 64
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
 ttabel = 1,67

4) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar
dari ttabel, yaitu 3,6664 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima. Artinya rata-rata tingkat kemampuan komunikasi matematik
siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata tingkat kemampuan
komunikasi matematik siswa pada kelompok kontrol.
Lampiran 20
Tabel Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors
Ukuran Taraf nyata (  )
Sampel (n)
0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223
10 0,294 0,258 0,239 0,224 0,215
11 0,284 0,249 0,230 0,217 0,206
12 0,275 0,242 0,223 0,212 0,199
13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,190
14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183
15 0,257 0,220 0,201 0,187 0,177
16 0,250 0,213 0,195 0,182 0,173
17 0,245 0,206 0,289 0,177 0,169
18 0,239 0,200 0,184 0,173 0,166
19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163
20 0,231 0,190 0,174 0,166 0,160
25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142
30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,131
n > 30 1,031 0,886 0,805 0,768 0,736
n n n n n

242
Lampiran 21
Tabel Nilai Kritis Distribusi F

f0,05 (v1, v2)

243
Tabel Nilai Kritis Distribusi F (Lanjutan)

244
Lampiran 22
Tabel Nilai Kritis Distribusi t

245

You might also like