Professional Documents
Culture Documents
ISPAAA
ISPAAA
Disusun Oleh:
Ahmad Rully Heryanto, A.md. Kep.
NIK : 19.1052
A. Konsep Medis
1. Pengertian ISPA
bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA
yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari
bagian atas meliputi hidung, sinus, faring, dan laring. Contoh infeksi
aureus atau infeksi jamur. ISPA yang berat jika masuk kedalam jaringan
partikel udara (droplet infection). Kuman ini akan melekat pada sel epitel
Selain bakteri dan virus ISPA juga dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, yaitu kondisi lingkungan (polutan udara seperti asap rokok dan
tular, faktor virulensi misalnya gen, jumlah atau dosis mikroba). Kondisi
minyak, asap hasil pembakaran serta benda asing seperti mainan plastik
kecil.
3. Anatomi fisiologi ISPA
meliputi dua bagian yaitu saluran pernapasan bagian atas dan bagian
bawah.
dihirup hidung. Saluran pernapasan atas ini terdiri dari organ organ
berikut:
a) Hidung (cavum nasalis)
rongga hidung.
b) Sinus Paranasalis
tulang dimana organ itu berada. Organ ini terdiri dari sinus frotalis,
c) Faring (Tekak)
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tenglorak sampai
pharyngeal).
d) Laring (Tenggorokan)
respiratorius terminal.
4. Klasifikasi ISPA
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
5. Patofisiologi ISPA
akibat pneumonia.
dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan
gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu
terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia,
makrofag alveoli, dan antibodi. Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas
yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu.
Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan
gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran
lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat menurunkan kemampuan makrofag
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang
udara nafas.
6. Manifestasi Klinis ISPA
adanya penyulit.
1) Batuk.
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C atau jika dahi anak
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
1) Pernapasan cepat
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-
a. Penatalaksanaan medik
Antibiotik
Antihistamin
maleate atau diphenhydramine.
Batuk efektif
pada ISPA.
Terapi Suportif
Invasi kuman
Bersihan jalan
Obstruksi jalan napas napas tidak efektif
10. Komplikasi
sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya.
a. Sinusitis paranasal
dan rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang jelas perlu
c. Penyebaran infeksi
purulenta.
11. Pencegahan
1. Pengkajian
Pengkajian menurut
a) Nama
b) Usia
hingga dewasa.
c) Jenis Kelamin
d) Alamat
Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota keluarga,
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk, pilek dan sakit
tenggorokan.
b) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat sosial
g) BAK
i) Hygiene
4. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Tanda vital :
Suhu tubuh di atas nilai normal terjadi peningkatan suhu tubuh secara
c) Antropometri
dalam jangka waktu yang lama diiringi dengan asupan nutrisi yang
tidak adekuat
1) Sistem pernapasan
2) Sistem kardiovaskuler
servikalis.
3) Sistem pencernaan
4) Sistem penglihatan
5) Sistem pendengaran
telinga.
6) Sistem musculoskeletal
7) Sistem endokrin
8) Sistem integument
pada kulit bila demam, turgor kulit menurun bila timbul dehidrasi.
9) Sistem perkemihan
2. Diagnosa Keperawatan
0019)
0034)
3. Rencana Intervensi
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang biasanya muncul pada pasien ISPA menurut SDKI (2016).
6. Intervensi Keperawatan
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
7. Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
8. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
ukasi
laborasi
-frekuensi nafas
membaik
Perry, 2010)
8. Evaluasi
& Perry,2010).