You are on page 1of 39

FUNGI

Hanifah Awalia Rahma, S.Pd


TABLE OF CONTENTS

01 02 03
Morfologi & Cara Hidup Reproduksi
Struktur Fungi Fungi

04 05
Klasifikasi Fungi &
Fungi Kesehatan
Manusia
01
Morfologi dan
Struktur Fungi
Jamur, memiliki struktur yg bervariasi, yaitu jamur mikroskopik
uniseluler dan multiseluler, berbentuk benang, hingga jamur
makroskopik yg memiliki tubuh buah. Berdasarkan tipe selnya, jamur
termasuk organisme eukariotik, karena inti selnya sudah memiliki
membran. Struktur vegetatif jamur disebut talus. Jamur berbeda
dengan tumbuhan meskipun dianggap menyerupai tumbuhan.
Dinding sel penyusun jamur adalah kitin dan glukan, sedangkan
dinding sel penyusun tumbuhan adalah selulosa. Jamur tidak
memiliki klorofil, tidak bisa berfotosintesis. Sehingga, jamur
membutuhkan senyawa organik untuk sumber nutrisi. Berdasarkan
morfologinya, jamur dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu, khamir
(yeast), kapang (mold), jamur bertubuh buah. Sebagian jamur dapat
berbentuk satu sel / fase khamir pada suatu kondisi dan menjadi
multiseluler pada kondisi lain. Fase khamir ini terjadi biasanya pada
saat jamur sebagai parasit / patogen di tubuh inang. Fase kapang
terjadi pada saat jamur sebagai saprofit di alam. Kemampuan jamur
bisa hidup dalam dua bentuk morfologi ini disebut dimorfisme.
KHAMIR
Khamir lebih dikenal sebagai jamur ragi oleh kebanyakan
masyarakat. Karena, jamur jenis ini banyak digunakan
sebagai ragi dalam proses pembuatan tape atau roti. Khamir
uniseluler, bentuk dan ukurannya beragam, umumnya
berukuran lebih besar daripada kebanyakan bakteri, setiap
spesiesnya memiliki bentuk yg khas. Selnya dapat
berbentuk bulat, oval, ada juga beberapa yg bentuknya
memanjang atau berbentuk bola. Beberapa khamir dapat
membentuk pesudohifa. Pseudohifa adalah tunas hasil
proses reproduksi yg sel-selnya memanjang dan tetap
menempel pada inangnya sehingga membentuk struktur
serupa hifa. Khamir tidak memiliki alat gerak. Beberapa
khamir menunjukkan dimorfisme bergantung pada pada
perubahan kondisi lingkungan, misalnya perubahan suhu
lingkungan. Contoh khamir adalah Saccharomyces
cerevisiae. Pada umumnya, khamir bereproduksi secara
aseksual melalui pembentukan tunas (budding).
KAPANG
Kapang juga termasuk kelompok jamur, mikroskopis, multiseluler. Tubuhnya berbentuk
filamen panjang disebut hifa. Kumpulan hifa akan membentuk massa seperti kapas yg
disebut misellium. Hifa atau misellium ditemukan dengan mudah di tempe. Ada 3 macam
morfologi hifa, yaitu :
 Hifa Aseptat / Senosit : Tidak memiliki sekat / septa antar selnya, merupakan hasil dari
pembelahan inti berulang-ulang tanpa diikuti pembelahan sitoplasmik, sehingga terbentuk
suatu massa sitoplasma tanpa sekat, dan banyak inti.
 Hifa Septat : Ada 2 macam, uninukleat dan multinukleat. Uninukleat sel-selnya berinti
tunggal, setiap sekat punya pori di bagian tengah yg memungkinkan perpindahan nukleus
atau organel sel lainnya. Multinukleat sel-selnya berinti banyak, bisa 2 inti / lebih.
 Haustoria : Tunggal, bagian ujung hifanya termodifikasi menjadi penyerap makanan.
Ujung hifanya berfungsi menembus jaringan tubuh inang serta menyerap nutrisi dari
tubuh inang.
Fungi Bertubuh Buah
Fungi jenis ini, memiliki tubuh buah yg besar, sehingga dapat dilihat
dengan mudah oleh mata. Berbeda dengan misellium dan kapang yg
terjalin bebas tidak beraturan, misellium pada jamur tersusun secara
teratur membentuk tubuh buah. Bentuk tubuh buah pada jamur
beragam, diantaranya berbentuk payung, mangkuk, bulat dan seperti
kuping. Contoh fungi berbentuk buah adalah jamur merang dan jamur
kuping. Tubuh buah jamur, umumnya mampu menghasilkan jutaan
spora. Pada bagian bawah tutup jamur yg disebut pileus, ada ratusan
lipatan setipis kertas yg disebut insang atau lamella. Insang ini
menyediakan permukaan yg luas untuk menghasilkan spora.
Hifa atau misellium pada jamur bisa bersifat
vegetatif atau reproduktif. Hifa vegetatif dapat
menembus substrat untuk memperoleh dan
menyerap nutrisi atau sumber makanan, sedangkan
hifa reproduktif berfungsi untuk menghasilkan
spora sebagai alat reproduksi. Hifa reproduktif pada
umumnya tumbuh ke atas permukaan medium.
Khamir (yeast) Kapang (mold) Jamur bertubuh buah
Hifa septat Hifa aseptat
Haustoria
multinukleat (tidak bersekat)
Jamur merang Jamur kuping
Karakteristik Morfologi
Karakterstik Khamir (yeast) Kapang (mold)
Jumlah Sel Pembangun Satu Sel (Uniseluler) Banyak Sel
Tubuh (Multiseluler)
Ukuran Sel (diameter) 4 mm 5-30 mm
Bentuk Pertumbuhan Membentuk Tunas Membentuk Hifa
Sel
Komponen Dinding Sel Kitin dan Glukan dalam Kitin dan Glukan
Komposisi yg Beragam
Spora Tidak Berwarna Memiliki Pigmen
Nukleus (inti) Dapat Bersifat Haploid, Kebanyakan
atau Diploid Bersifat Haploid.
02
Cara Hidup Fungi
Fungi Parasitik
Adalah fungi yang bersifat parasit. Kelompok fungi
ini hanya dapat hidup dan memperoleh zat makanan
dari sel-sel inang yang masih hidup. Fungi parasitik
parasitik biasanya merupakan fungi yang bersifat
patogen karena dapat menyebabkan timbulnya
penyakit pada inang yang diinfeksinya.
Fungi Saprobik
Fungi saprobik atau saprofitik. Merupakan fungi
yang memperoleh zat makanan dari sisa organisme
hidup atau bahan organik yang sudah mati, seperti
sisa tanaman, bangkai hewan, sampah ataupun
makanan. Beberapa jenis fungi saprobik dapat
menjadi parasit apabila kondisi memungkinkan.
Sifat fungi seperti ini disebut parasit
Fungi Mutualistik
Sebagian kecil fungi mampu hidup bersama dengan organisme lain dan saling
memberikan keuntungan atau bersimbiosis mutualisme. Lichen atau lumut kerak
adalah simbosis mutualisme dengan fungi (baik kelompok ascomycota,
basidiomycota, deuteromycota) dengan mikroorganisme fotosintetik cyanobacteria.
Pada simbiosis ini, lichen menyediakan senyawa organik yg diperlukan fungi, dan
fungi memberikan perlindungan bagi cyanobacteria. Bentuk simbiosis mutualisme
lain adalah mikoriza, yaitu simbiosis mutualisme antara fungi (kelompok zygomycota,
ascomycota, basidiomycota dan deuteromycota) dengan akar tumbuhan tingkat
tinggi. Tumbuhan mendapatkan keuntungan karena hifa pada struktur mikoriza dapat
meningkatkan luas permukaan penyerapan akar tumbuhan sehingga penyerapan
nutrisi menjadi lebih baik. Fungi membantu penyerapan mineral dari tanah, fungi
memperoleh nutrien organik yg disintesis oleh tumbuhan melalui fotosintesis. Bagi
fungi, akar tumbuhan dapat melindungi selnya sehingga tidak mudah terbawa angin
atau tercuci oleh air hujan.
Berdasarkan letak hifa, mikoriza dibedakan menjadi endomikoriza dan ektomikoriza.
Pada endomikoriza, hifa fungi masuk ke dalam jaringan akar tumbuhan inang.
Sementara pada ektomikoriza, hifa fungi hanya menempel pada akar tumbuhan inang
sehingga dapat memperluas permukaan penyerapan akar dan membantu proses
penyerapan air dan nutrisi dari dalam tanah. Kapang umumnya bersifat aerob, yaitu
membutuhkan oksigen untuk metabolisme dan pertumbuhannya, sementara khamir
dapat bersifat aerob fakultatif, yaitu dapat tumbuh baik pada kondisi aerob maupun
anaerob. Fungi, baik kapang atau khamir tidak dapat menggunakan karbon
anorganik seperti halnya tumbuhan. Fungi dapat bertahan hidup lebih baik dalam
lingkungan yg tidak menguntungkan dibandingkan mikroorganisme lain, fungi dapat
tumbuh dalam suatu substrat atau medium dengan konsentrasi gula tinggi dan
lingkungan yg asam. Fungi menyukai tempat lembab dengan suhu optimum sekitar
22-30 celcius untuk fungi saprobik, suhu optimum lebih tinggi berkisar 30-37 celcius
untuk fungi patogenik, dan beberapa fungi dapat tumbuh dengan baik pada suhu
atau mendekati 0 celcius. Oleh karena itu, fungi sering dijumpai di tempat yg lembab
seperti di bawah rumpun pohon, dinding kamar mandi, atau pada kayu lapuk.
Lichen yg menempel di pohon Mikoriza di ujung akar tumbuhan
yg membantu penyerapan nutrisi
03
Reproduksi Fungi
1. Reproduksi Aseksual
Dilakukan dengan cara pembelahan biner, pertunasan dan penguncupan, fragmentasi
misellium, atau pembentukan spora aseksual. Proses pembelahan biner terjadi ketika satu
sel fungi membelah diri dan menghasilkan dua sel anak yg identik. Proses pertunasan
menghasilkan sel anak dari penonjolan yg tumbuh pada sel induk. Pada umumnya, khamir
melakukan reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner dan pertunasan.
Sementara itu, pembentukan spora aseksual merupakan mekanisme reproduksi aseksual
yg umumnya dilakukan oleh kapang. Apabila kondisi habitat sesuai, fungi memperbanyak
diri dengan memproduksi spora aseksual. Spora aseksual umumnya dihasilkan dalam
jumlah banyak, mudah terbawa air / angin sehingga bisa tersebar secara luas. Jika spora
jatuh di tempat yg sesuai, akan berkecambah dan tumbuh jadi fungi dewasa. Spora fungi
berbeda-beda dalam bentuk dan ukuran, biasanya uniseluler, tapi ada juga yg multisluler.
Terdapat bermacam-macam spora aseksual fungi, yaitu : konidiospora, sporangiospora,
oidium, klamidiospora, blastospora.
Konidiospora &
Sporangiospora
Konidiospora : Spora yg dihasilkan oleh suatu struktur khusus yang disebut
konidium, konidium dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.
Sporangiospora : Spora bersel satu ini dihasilkan oleh suatu kantung yg disebut
sporangium. Sporangium ditopang dan ditemukan di ujung suatu hifa khusus yg
disebut sporangiofor. Ada jenis sporangiospora yg dapat bergerak (motil)
karena memiliki flagellum, sporangiospora jenis ini disebut zoospora.
Sementara sporangiospora nonmotil disebut aplanospora.
Olidium, Klamidiospora,
Blastospora
 Olidium : Olidium atau Artospora. Terputusnya sel-sel hifa dapat menghasilkan
spora aseksual bersel satu.
 Klamidiospora : Spora ini merupakan spora bersel satu yg terbentuk dari hifa
somatik, berdinding tebal, dan tahan terhadap kondisi lingkungan yg buruk.
 Blastospora : Merupakan tunas atau kuncup yg dibentuk oleh sel-sel khamir.
2. Reproduksi Seksual Jamur
Reproduksi seksual fungi ditandai dengan pembentukan spora seksual. Spora seksual
terbentuk dari peleburan dua inti yang berasal dari dua hifa yg berbeda tipe + dan - yg
serasi secara seksual. Spora ini terbentuk pada kondisi tertentu dan jumlahnya lebih
sedikit jika dibandingkan dengan spora aseksual. Tipe spora seksual, yaitu :
 Askospora : Merupakan spora bersel satu yg terbentuk dalam kantung yang disebut
askus. Pada umumnya, setiap askus berisi delapan askospora.
 Basidiospora : Merupakan spora bersel satu yg dibentuk di dalam basidium
(struktur berbentuk gada).
 Zigospora : Spora ini terbentuk apabila terjadi pertemuan dan peleburan dua ujung
hifa yg serasi secara seksual.
 Oospora : Fungi memiliki struktur betina yg disebut oogonium. Dalam oogonium,
terdapat satu atau lebih oosfer (telur). Oospora terbentuk ketika gamet jantan (yg
dibentuk di dalam anteridium) membuahi oosfer.
Konidiospora pada Penicillum

Sporangium
04
Klasifikasi Fungi
Divisi Zygomycota
Divisi ini dianggap sebagai fungi terestrial yg paling primitif. Tubuhnya
tersusun dari hifa yg bertipe senositik atau aseptat. Lebih dari 1000 spesies
telah diketahui menjadi anggota divisi ini. Sebagian besar hidup di tanah
sebagai saprofit dan mencerna bahan organik seperti sisa tumbuhan atau
hewan dan makanan seperti ekstraseluler. Fungi ini bersifat parasit pada
tumbuhan, serangga, dan hewan kecil. Sebagian yg lain bersimbiosis dengan
akar tumbuhan tingkat tinggi membentuk mikoriza. Zygomycota melakukan
reproduksi secara aseksual dengan seksual. Reproduksi aseksual zygomycota
berlangsung dengan dihasilkannya sporangiospora oleh sporangium.
Sporangium berisi ratusan sporangiospora. Ketika telah masak, sporangium
akan pecah dan menyebarkan sporangiospora ke lingkungan. Spora yg jatuh
berkecambah menjadi hifa. Zygomycota juga melakukan reproduksi aseksual
dengan cara fragmentasi misellium. Reproduksi seksual zygomycota terjadi
ketika hifa dengan tipe berbeda berdekatan, membentuk gametangium, lalu
melebur, lalu mengalami penyatuan sitoplasma tanpa adanya penyatuan inti,
sehingga membentuk zigosporangium dikariotik.
Divisi Ascomycota
Ciri khas divisi ini askus, askus adalah kantung tempat terbentuknya askospora/spora
seksual. Anggota ini 75% dari jumlah spesies fungi yg ada. Ada yg uniseluler dan
multiseluler. Saccharomyces cerevisiae adalah contoh ascomycota. Ascomycota
multiseluler, tersusun dari hifa bersekat yg melintang/bercabang. Hidupnya bisa
sebagai saprofit, parasit, atau simbiosis membentuk lichen/mikoriza. Ascomycota
bereproduksi secara aseksual, dengan cara pembelahan biner, pertunasan,
fragmentasi, dan pembentukan konidiospora/mitospora. Konidiospora adalah spora
yg dibentuk dalam konidium. Konidia terletak pada ujung pendukung konidiofor, yaitu
suatu hifa yg berfungsi sebagai tangkai pendukung konidia. Konidiospora bersifat
haploid. Spora aseksual berfungsi untuk penyebaran spesies karena dihasilkan dalam
jumlah besar, mudah terbawa angin. Bentuk konidiospora berbeda pada setiap
spesies. Reproduksi seksual diawali dengan dua tipe hifa berbeda saling berdekatan,
dan hifa lain membentuk askogonium, keduanya bersifat haploid dan melebur
(plasmogami).
Divisi Basidiomycota
Fungi kelompok ini ada yg uniseluler atau multiseluler dengan tipe hifa bersekat atau
septat. Divisi ini hidupnya di lingkungan terestrial dan akuatik. Sebagian besar bersifat
saprofit, dan tumbuh pada sisa organisme seperti merang padi, daun yg gugur, atau
batang kayu. Ada yg bersifat parasit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Anggota divisi
ini ada kurang lebih 30.000 spesies yg diketahui. Karakteristik paling umum, yaitu adanya
tubuh buah yg merupakan struktur reproduksi seksual. Tubuh buah terbentuk dari jalinan
hifa yg rapat. Jamur tiram, jamur merang dan jamur kuping adalah bagian tubuh buah
fungi yg seringkali dikonsumsi manusia. Reproduksi aseksualnya melalui pertunasan,
atau pembentukan spora aseksual. Salah satu hifa khusus terbentuk menjadi konidiofor.
Di ujung konidiofor, ada konidia yg menghasilkan konidiospora sebagai spora aseksual.
Basidiomycota diberi nama seperti itu karena menghasilkan basidiospora, yaitu spora
seksual yg dibentuk dalam suatu struktur yg dinamakan basidium. Reproduksi
seksualnya diawali dengan adanya dua misellium yg berbeda tipe, berdekatan, lalu
melebur, membentuk misellium dikariotik.
Divisi Deuteromycota
Divisi ini ditempati oleh berbagai jenis fungi yg belum diketahui mekanisme
reproduksi seksualnya. Divisi ini disebut juga fungi tak sempurna. Apabila telah
diketahui reproduksi seksualnya, fungi tersebut akan dikelompokkan kembali ke
dalam divisi yg sesuai. Sebagian besar fungi patogen pada manusia, adalah dari
divisi ini. Sebagai contoh fungi patogen dari divisi ini adalah Histoplasmosis, yaitu
suatu infeksi sistemik yg dapat mengenai hampir seluruh organ tubuh karena fungi
ini ikut beredar bersama aliran darah. Beberapa jenis fungi yang awalnya berada
dalam divisi ini telah dikelompokkan ulang karena telah ditemukan fase seksualnya.
Monilla sitophia adalah jamur oncom, namanya diganti menjadi Neurospora crassa
dan dimasukkan dalam divisi Ascomycota setelah diketahui menghasilkan
askospora dalam reproduksi seksualnya.
Ciri Ciri Umum Fungi
Ciri-Ciri Zygomycota Ascomycota Basidiomycota Deuteromycota
Misellium Aseptat Septat Septat Septat

Reproduksi Sporangiospora Pembelahan Pertunasan, & Pembentukan


Aseksual & Fragmentasi Biner, Pembentukan Kondiospora
Misellium Pertunasan, Konidiospora
Fragmentasi &
Pembentukan
Konidiospora
Reproduksi Zigospora & Askospora Basidiospora Tidak Diketahui
Seksual Oospora
Habitat Air, Tanah, Tanah, Tanah, Tumbuhan Tanah,
Alamiah Hewan Tumbuhan, Tumbuhan,
Hewan Hewan
Siklus Hidup Zygomycota
Siklus Hidup Ascomycota
Siklus Hidup Basidiomycota
05
Fungi dan Kesehatan
Manusia
Jamur yg Menguntungkan
 Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum : penghasil antibiotik
penisilin.
 Cordyceps sinenensis : disebut juga jamur ulat, karena tumbuh di dalam
tubuh ulat. Jamur ini menghasilkan senyawa yg dapat memperbaiki sistem
kekebalan tubuh, digunakan untuk pembuatan tonik.
 Trichoderma polysporum dan Cylindrocarpon lucidum : menghasilkan
metabolit sekunder.
 Claviceps fusiformis dan Claviceps paspalii : menghasilkan ergod alkaloid
yg digunakan sebagai obat migrain.
 Aspergillus terreus dan Claviceps paspalii : menghasilkan senyawa statin
yg dapat menurunkan kadar LDL dalam darah.
 Berbagai jamur bertubuh buah yg dapat menghasilkan senyawa yg
bermanfaat, seperti : Ganoderma sp (Jamur kayu).
 Jamur bertubuh buah yg digunakan sebagai bahan pangan, seperti : Jamur
shitake, jamur enoki, jamur maitake.
Jamur yg Merugikan
 Mikosis kutan atau superfisial : infeksi yg terjadi terbatas pada permukaan
kulit, kuku dan rambut. Berikut beberapa jenis mikosis kutan : Tinea pedis
terjadi pada kaki atlet yg lembab akibat terlalu lama mengenakan sepatu;
Tinea capitis infeksi jamur yg terjadi di sela-sela jari kaki; Tinea versicolor
penyebab panu.
 Mikosis sub kutan : infeksi pada jaringan kulit yg lebih dalam, meliputi
jaringan sub kutan, jaringan penghubung dan tulang. Mikosis ini banyak
terjadi di daerah tropis. Contohnya sporotrichosis.
 Mikosis sistemik : infeksi
Kerjakan Latihan Soal di
bawah ini!
1. Mengapa fungi dpisahkan dari kingdom plantae (tumbuhan) pada sistem lima
kingdom? Jelaskan secara lengkap!
2. Jelaskan cara fungi memperoleh makanannya!
3. Sebutkan dan Jelaskan mekanisme reproduksi aseksual dan seksual pada fungi,
dan apa perbedaannya!
4. Jelaskan perbedaan kapang dan khamir secara lengkap!
5. Jelaskan peranan fungi dalam kehidupan manusia!
THANK YOU
Do you have any question?

You might also like