You are on page 1of 12
prevalensi prevalensi osteoporosis osteoporosis Perempuan berusia perempuan berusia 50-80 tahun 70-80 tahun SITUAS| ‘OSTEOPOROS'S DI INDONES|A of NDAHULUAN Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang ~sistemik yang ditandai oleh menurunnya ekuatan tulang, sehingga tulang mudah patah (International Osteoporosis Foundation (IOF), 2020). Di Indonesia, osteoporosis dikenal dengan sebutan keropos tulang. eo Di seluruh dunia, 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki berusia lebih dari 5O tahun akan mengalami fraktur (patah tulang) osteoporosis. rf i Di seluruh dunia, setiap 3 detik terjadi 1 fraktur akibat osteoporosis. Terdapat 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia pada tahun 2009. andra, 2009 dalam Limbong, 2015) i Pada tahun 2013, prevalensi osteoporosis. pada perempuan berusia 50-80 tahun adalah sebanyak 23% dan usia 70-80 tahun sebesar 53%. (Laporan Asia Pasific Regional Audit: Epidemiology, Costs and Burden of Osteoporosis, 2013) ho Tahun 2050, di seluruh dunia diperkirakan 6,3 juta manusia per tahun patah tulang panggul dan lebih dari setengahnya terdapat di Asia. (Tandra, 2009 dalam Limbong, 2015) Tahun 2050, penduduk Indonesia diperkirakan akan bertambah 20% dari empat dekade sebelumnya. 251 juta pada tahun 2013 menjadi 300 juta pada tahun 2050. Tahun 2050, diperkirakan penduduk indonesia kelompok usia 50-70 tahun akan tumbuh 135% menjadi 113 juta. Pria dan wanita usia lebih dari 50 tahun (paling berisiko untuk osteoporosis) akan menjadi 1/3 dari total penduduk Indonesia. (Laporan Asia Pasific Regional Audit: Epidemiology, Costs and Burden of Osteoporosis, 2013) OSTEOPOROSIS Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur (bentuk mikro) jaringan tulang yang mengakibatkan menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang, sehingga menyebabkan tulang mudah patah (Syafira, dkk, 2019). Osteoporosis ditandai oleh dua hal yaitu pertama densitas (kepadatan) tulang berkurang, kemudian kedua kualitas tulang menurun. Densitas tulang, yaitu berapa gram mineral per volume tulang. Sedangkan kualitas tulang menyangkut arsitektur, penghancuran, dan pembentukan kembali (mineralisasi) tulang. Densitas tulang dapat dihitung menggunakan angka dengan berbagai alat, sedangkan kualitas tulang tidak dapat dihitung dengan menggunakan angka. Tulang yang normal mengandung protein, kolagen, dan kalsium. Apabila tulang kekurangan zat-zat gizi tersebut, maka tulang akan mengalami keropos. Tulang yang telah keropos akan rentan mengalami fraktur, karena itu pencegahan penting dilakukanagar tulang tidak sampaimengalami keropos (Limbong, 2015). World Health Organization (WHO) menentukan kriteria mengenai tingkat keparahan keropos tulang yang sudah diterima oleh seluruh dunia berdasarkan nilai T-score. Nilai T-scoredidapat saat pemeriksaan BMD (Bone Mineral Density). Bila T-score < -2,5 digolongkan sebagai osteoporosis. Nilai T-score di bawah -1,0 dinamakan osteopenia atau massa tulang yang rendah. Nilai T-score di antara -1 sampai +1 tergolong normal. Osteoporosis terjadi jika laju penghancuran tulang meningkat, sedangkan pembentukan kembali menurun, sehingga tulang menjadirapuh dan keropos (World Health Organization, 2004). Gambar 1. Kondisi Tulang pada Penderita Osteoporosis Tulang Tulang Tulang Normal Osteoporosis Patah Sejarah Hari Osteoporosis Sedunia Hari Osteoporosis Dunia atau World Osteoporosis Day diperingati setiap tanggal 20 Oktober dalam rangka meningkatkan perhatian global terhadap pencegahan, diagnosis, dan terapi osteoporosis serta penyakit metabolik. Kegiatan peringatan hari osteoporosis dunia setiap tahunnya diselenggarakan oleh International Osteoporosis Foundation (IOF) bersama dengan seluruh perwakilan organisasi osteoporosis di90 (sembitan puluh) negarasecaraserempak. Hari osteoporosis diperingati pertama kali pada 20 Oktober 1996 oleh National Osteoporosis Society di Inggris dan didukung oleh European Commision. Sejak tahun 1997, hari osteoporosis dunia diselenggarakan oleh IOF. Pada Tahun 1998 dan 1999, WHO turut bertindak sebagai sponsor bersama Hari Osteoporosis Dunia dengan IOF. Pada 3 (tiga) tahun di awal, hari osteoporosis dunia diperingati dengan tema awareness, dan sejak tahun 1999, tema dipilih sesuai dengan permasalahan yang hendak diangkat dan diperhatikan (awarenesstoday, 2020). =] ‘Klasifikasi Osteoporosis |——LOsteoporosis Primer Osteoporosis primer terjadi pada wanita pascamenopause dan pada wanita atau pria berusia lanjut. Umumnya terjadi pada usia 50-an, dimana terjadi penurunan hormon esterogen pada wanita saat menopause yang memicu terjadinya pengeroposan tulang. Osteoporosis primer terbagi menjadi dua: a) Tipe 1 (postmenopausal) Osteoporosis Tipe 1 erat kaitannya dengan hormon estrogen dan kejadian menopause pada wanita. Biasanya tipe ini terjadi 15-20 tahun setelah masa menopause. b) Tipe 2 (senile) Tipe 2 terjadi karena kekurangan kalsium dan sel-sel perangsang pembentuk vitamin D. Biasanya terjadi diatas usia 70 tahun dan 2 kali lebih sering terjadi dibandingkan jenis tipe 1. Dari penelitian tersebut didapatkan angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) prevalensi osteoporosis sebesar 10,3%. Ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosi Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau kelainan tertentu, akibat tindakan pembedahan, atau pemberian obat yang efeknya mempercepat pengeroposan tulang. (Tandre, 2009) Muncul sebagai efek dari obat-obatan steroid, alkohol, tembakau, tiroksin, antikejang, obat-obat hormon antiseks, heparin, litium, metrotreksat, obat sitotoksik lain, vitamin D dan obat yang cenderung meningkatkan risiko osteoporosis. (Gomez, 2006) Berkaitan pula dengan beberapa penyakit kronis yang mengakibatkan keterbatasan gerak bagi penderitanya, seperti arthritis rheumatoid, atau penyakit kronis yang menyebabkan kurangnya kalsium seperti penyakit ginjal, intoleransi terhadap produk susu, serta penyakit pada sistem pencernaan dan lain sebagainya. (Gomez, 2006) Situasi Osteoporosis di Indonesia Penelitian mengenai analisis data risiko osteoporosis pada tahun 2005 dilakukan oleh Puslitbang Gizi Kementerian Kesehatan RI dan sebuah perusahaan nutrisi dengan sampel pada 16 wilayah di Indonesia pada populasi tertentu. Jumlah sampel sebanyak 65.727 orang (22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan) dengan metode pemeriksaan DMT (Densitas Massa Tulang) menggunakan alat diagnostik clinical bone sonometer. sebesar 41,7% dan 41,2% dari keseluruhan sampel yang berusia kurang dari 55 tahun menderita osteopenia. Prevalensi osteopenia usia di atas 55 tahun pada perempuan 6 kali lebih besar daripada laki-laki. Peningkatan angka osteoporosis pada perempuan 2 kali lebih besar daripada pria. Gambar 2. Prevalensi Osteoponia dan Osteoporosis di 16 Wilayah di Indonesia Tahun 2005 50% 40% 30% 20% osteopenia ‘osteoporosis ‘Sumber: Has Analisis Data sik Pusitbang Gi Depes Rl, 2005, Pada tahun 2013, prevalensi osteoporosis di Indonesiapadaperempuan usia 50-70 tahun dan usia >70 tahun berturut-turut 23% dan 53% (IF, 2073 ). Menurut Rachman dalam jurnalnya Wachyu Amelia di tahun 2008, prevalensi osteoporosis di Indonesia untuk umur kurang dari 70 tahun pada perempuan sebanyak 18-36%, sedangkan pada laki-laki sebanyak 20-27%. Prevalensi osteoporosis untuk umur diatas 70 tahun, pada perempuan sebesar 53,6% dan pada laki-laki sebesar 38%. Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. Dua darilima orang dilndonesiamemilikirisiko terkena penyakit osteoporosis (Rachman, 2010 dalam Amelia, 2018). Studi yang lebih baru menunjukkan bahwa prevalensi pada perempuan Asia telah menurun dari 35,2% menjadi 25,1%, tetapi angka ini masih tinggi dibandingkan dengan data pada perempuan kulit putih (10,8%). Demikian pula dengan jumlah patah tulang belakang telah menurun disseluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi patah tulang belakang ditemukan sebesar 9% pada perempuan dan 16% pada laki-laki. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggaralainnya (Tambhiah dan Yap, 2020). Gambar 3. Fakta Mengenai Osteoporosis 2 Cy.) == es =a Sumber: htp//p2ptm.kekes. gid Fak tor Risiko OSteoporosis Indeks massa tubuh Penderita gangguan (IMT) di bawah atau makanan seperti sama dengan 19. anoreksia dan bulimia. Gaya hidup seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan bersoda secara berlebihan: * Nikotin dalam rokok menyebabkan terjadinya reabsorbsi kalsium dalam ginjal. * Merokok menyebabkan hormon estrogen (hormon reproduksi yang menjaga kesehatan tulang) berkurang di dalam tubuh. * Efek racun dari rokok memperlambat pembentukan sel tulang yang baru (osteoblast) dengan menghambat kerja hormon calcitonin. * Minum-minuman beralkohol >2 unit/hari meningkatkan risiko osteoporosis dan fraktur panggul pada pria dan wanita. * Kafein dan soda berpotensi mengurangi penyerapan kalsium dalam tubuh. Riwayat orang tua yang pernah Etnis Asia atau mengalami retak tulang pangkal Kaukasia. paha atau mengidap osteoporosis. Ukuran tubuh yang lebih Malabsorpsi yaitu kecil menyebabkan ketidakmampuan usus berkurangnya kadar untuk menyerap nutrisi massa tulang yang di dalam makanan, berdampak kepada seperti dalam penyakit kepadatan tulang seiring Celiac dan penyakit bertambahnya usia. Crohn. Seorang yang pernah melalui Tidak berolahraga ‘operasi saluran pencernaan atau tidak aktif yang menyebabkan bergerak untuk berkurangnya ukuran perut jangka waktu lama. begitu juga serapan kalsium. Obat-obatan yang dikonsumsi, terutama yang berdampak pada kadar hormon seperti pengobatan kanker prostat dan 99 79% penggunaan obat kortikosteroid. ee Gejala OS teoporosis Osteoporosis tidak memiliki gejala (si/ent disease). Gejala atau tanda yang terjadi adalah merupakan akibat dari fraktur akibat osteoporosis. Gejala (akibat) osteoporosis adalah: Menurunnya tinggi badan. Postur bungkuk. Postur punggung bungkuk seperti yang sering terlihat pada orang lanjut usia. Sering mengalami cidera atau keretakan tulang. Biasanya terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha. ttp://e2ntm kemkes a0 i, Sakit punggung. Sakit punggung berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Dampak Osteoporosis International Osteoporosis Foundation (l\OF) mencatat 20% pasien patah tulang osteoporosis meninggal dalam jangka waktu satu tahun. Sepertiga diantaranya harus terus berbaring di tempat tidur, sepertiga lainnya harus dibantu untuk dapat berdiri dan berjalan. Hanya sepertiga yang dapat sembuh dan beraktivitas optimal. Dampak yang dapat dialami ketika menderita osteoporosis adalah sebagai berikut: Faktor fisik Bentuk atau postur tubuh mengalami perubahan, misalnya menjadi lebih pendek atau bongkok sehingga mengalami keterbatasan dalam aktivitas. Faktor psikis atau kejiwaan Dengan terbatasnya gerak dapat mengakibatkan stres karena keinginan beraktivitas terhalang. Faktor ekonomi Biaya yang harus dikeluarkan berkaitan dengan osteoporosis sangat besar. 20 miliar dollar per tahun untuk 250 juta penduduk AS dan 940 juta Poundsterling untuk 60 juta penduduk Inggris. (Gomez (2006)) Biaya yang dikeluarkan diantaranya harus minum obat secara teratur dan terus menerus, sedangkan harga obat- obatan cukup mahal. Faktor sosial Keterbatasan gerak bahkan jika telah patah, perlu bantuan orang lain yang dapat menyebabkan keterbatasan bersosialisasi. Cukup paparan sinar matahari (vitamin D). Pagi hari pukul 09.00 WIB, Hindari rokok dan minuman beralkohol, serta kafein berlebihan, encegahan P xs Osteoporosis Konsumsi makanan kaya akan kandungan kalsium karena kalsium adalah salah satu zat pembentuk tulang. Makanan yang kaya kalsium antara lain: teri, brokoli, tempe, dan tahu. Beraktivitas dan latihan fisik secara rutin dan teratur. * Olahraga meningkatkan integritas tulang dengan cara mempertahankan apa yang telah dimiliki. * Olahraga dapat membantu mengurangi jatuh dengan cara meningkatkan tonus otot dan keseimbangan. * Olahraga dapat mengurangi risiko patah tulang hingga 40%. Haid teratur. selama 5 menit terlebih dahulu, naikkan bertahap maksimal 15 menit, 2-3 kali/seminggu. Area yang dijemur adalah kedua lengan dan tungkai, lindungi anggota tubuh lainnya, hindari area kepala dan leher (gunakan topi dan tabir surya). (http://e2etm.kemkes.go.id/) DAFTAR PUSTAKA Amelia, Wachyu. 2018. Hubungan Pengetahuan dan Konsumsi Susu pada Wanita Pralansia dengan Upaya Pencegahan Osteoporosis di Baturaja Tahun 2018. Jurnal ‘aisyiyah Medika Volume 2, Agustus 2018 Gomez, J. 2006. Awas Pengeroposan Tulang! Bagaimana Menghindari dan Menghadapinya. Jakarta: Arcan. Hi'miyah, Dwi Alifatul dan Santi Martini, 2013. Hubungan antara Obesitas dengan Osteoporosis Studi di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Jawa Timur: FKM Universitas Airlangga Kementerian Kesehatan. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1142/Menkes/SK/XII/2008 tentang Pedoman Pengendalian Osteoporosis + Laporan Asia Pasific Regional Audit: Epidemiology, Costs and Burden of Osteoporosis. 2013 Limbong, Elsa Adlina dan Fariani Syahrul. 2015. Rasio Risiko Osteoporosis Menurut Indeks Masa Tubuh, Paritas, dan Konsumsi Kafein. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3,No. 2Mei 2015: 194-204 + Rachman, Ichramsjah. 2010. Penyakit Osteoporosis. + Syafira, Ira. Razia Begum Suroyo., Tri Niswati Utami. 2020. Analisis Faktor yang Memengaruhi Osteoporosis pada Ibu Menopause di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat. Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 - Mei 2020 Tandra, H. 2009. Osteoporosis Mengenal, Mengatasi, dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Thambiah, Subashini C dan Swan Sim Yeap. 2020, Osteoporosis in South-East Asian Countries. Malaysia: Clin Biochem Rev 41 (1) 2020 | 29. https:/doi.org/10.33176/AACB-19-00034 diakses pada _ 10 November 2020 pukul 13.13 WIB World Health Organization. (2004). WHO Scientific Group on the Assessment of Osteoporosis At Primary Health. 5-7. + Yatim, Faisal. 2003. Osteoporosis Penyakit Kerapuhan Tulang pada Manula. Jakarta: Pustaka Obor. + http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/gambaran-tulang-normal-dan-tulang- osteoporosis diakses pada 3 November 2020 pukul 09.12 WIB + http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/fakta-mengenai-osteoporosis diakses pada 3 November 2020 pukul 09.54 WIB. + http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/apa-saja-gejala-osteoporosis diakses pada 3 November 2020 pukul 10.08 WIB, + http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/dampak-penderita-osteoporosis diakses pada 3 November 2020 pukul 10.22 WIB, https://www.osteoporosis.foundation/facts-statistics/epidemiology-of- osteoporosis-and-fragility-fractures diakses pada 10 November 2020 pukul 10.21 WIB + https://www.awarenessdays.com/awareness-days-calendar/world-osteoporosis- day/ diakses pada 10 November 2020 pukul 11.03 WIB Bea ©Pusdatin 2020 Penanggung Jawab | Redaktur Penyunting Penul Desainer/ ‘Anas Maru Boge Hardhona inne Widlentini | Iintan SuryantisaIndoh Hira Habibi r 50% { ar Weer an PSE eee ne tt ners 6 | marcezeem, 2 see ant Rae SPINAL | S00 oe le ) ‘Tolang perempuan (ebih cepat keropos (Osteoporosis) daripada pria, or ue ce) Peder) Lethaia al aiphivees lina sink ie aie ae

You might also like