You are on page 1of 21

Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta

(RSPAS)
SURAT KEPUTUSAN
No. Kpts- 0002 / PA00000/ 2014-S0

TENTANG
KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN
KONTINUITAS PELAYANAN
DI RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA AULIA SANGATTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA AULIA SANGATTA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Pertamedika Aulia Sangatta, maka diperlukan
penyelenggaraan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
b. Bahwa agar Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan di Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta sebagai
landasan bagi penyelenggaraan Akses ke Pelayanan dan
Kontinuitas Pelayanan di Rumah Sakit Pertamedika Aulia
Sangatta;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan di Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Pertamedika Aulia
Sangatta.

Mengingat :
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 Tentang Rumah Sakit.

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor .../Menkes/SK/../200. tentang Standar Pelayanan
Kesehatan dan Perawatan Berkesinambungan di
Rumah Sakit;

3. Akta Pendirian Perusahaan PT Pertamina Bina Medika


No.30 tanggal 21 Oktober 1997 dari Notaris Ny. Sulami
Mustafa, SH yang disahkan oleh SK Menteri Kehakiman
RI No. C2-18 HT.01.01.TH.98 tanggal 12 Januari 1998,
dan terakhir diubah dengan Akta Notaris No.2 tanggal 5
Nopember 2008 yang dibuat dihadapan Ny. Sulami
Mustafa, SH serta telah memperoleh persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan No. AHU-87590.AH.01.02 tahun 2008
tanggal 19 Nopember 2008.

4. Akta Pendirian Perusahaan PT Aulia Bersaudara No.02


tanggal 04 Desember 2007 dari Notaris Nurleila, SH.,
M.Kn yang disahkan oleh SK Menteri Kehakiman dan
HAM RI No. C-986 HT.03.01.Th.2002 tanggal 05
Agustus 2002.

5. Perjanjian Kerjasama antara PT Pertamina Bina Medika


(PERTAMEDIKA) dengan PT.Aulia Bersaudara No.
0583/A00000/2013-S0 tanggal 10 Juni 2013 tentang
Pengelolaan Operasional RS Pertamedika Aulia
Sangatta.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
6. Surat Keputusan Direktur Utama PT PERTAMINA BINA
MEDIKA No. Kpts. 0529/A00000/2014-S8 tanggal 8 Mei
2014 tentang pengangkatan Direktur Rumah Sakit
PERTAMEDIKA AULIA SANGATTA.

7.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
tentang kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan.
KEDUA : Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan di
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam
menyelenggarakan Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan di Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sangatta

Pada tanggal 12 Juni 2014


Dr. H.Nanang Sugiarto, MARS
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)

Lampiran
Keputusan Direktur RS Pertamedika Aulia Sangatta
Nomor : 0001/SK/DIR/06/2014
Tanggal : 12 Juni 2014

KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN


KONTINUITAS PELAYANAN
DI RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA AULIA SANGATTA

Kebijakan Umum Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta


1. Setiap pasien yang menerima pelayanan kesehatan rawat jalan dan
atau rawat inap di Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
didasarkan pada identifikasi kebutuhan perawatan kesehatan mereka
dan misi dari rumah sakit serta sumber daya yang ada.
2. Untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai misi dan sumber daya yang
tersedia tergantung pada informasi, kondisi dan kebutuhan pasien
yang diperoleh melalui proses skrining sejak kontak pertama dengan
petugas kesehatan.
3. Proses skrining terdiri dari tiga kriteria, penilaian secara visual, atau
hasil dari pemeriksaan fisik, laboratorium, psikologi atau dari hasil
pencitraan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
4. Skrining. dapat terjadi di sumber perujuk, selama berada di dalam
transportasi darurat, atau ketika pasien tiba.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
5. Keputusan untuk merawat, merujuk, atau pemindahan hanya ketika
hasil skrining sudah ada.
6. Pasien yang dipertimbangkan untuk menjadi pasien rawat inap
ataupun didaftarkan sebagai pasien rawat jalan hanya bila rumah sakit
dapat memberikan pelayanan perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.

Kebijakan Khusus Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta


SAAT PASIEN MASUK KE RS PERTAMEDIKA AULIA SANGATTA

1. Setiap pasien yang masuk Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta


dapat melalui Instalasi Gawat Darurat, dan admission.
2. Setiap pasien yang masuk Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
sejak kontak pertama harus dilakukan registrasi dan skrining baik di
dalam maupun di luar rumah sakit untuk menyesuaikan kebutuhan dan
kondisi pasien dan apakah kebutuhan pasien bisa terpenuhi sesuai
dengan misi dan sumber daya yang dimiliki rumah sakit sebelum
didaftarkan sebagai pasien rawat jalan atau rawat inap.

3. Skrining dilakukan disemua pintu masuk dengan MetodeTriage di


UGD, evaluasi visual, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,
psikologis, hasil pencitraan, review dokumen medis baik dari RS asal
rujukan, selama transportasi menuju RS rujukan ataupun saat datang
di RS Pertamedika Aulia Sangatta.
4. Metode Triage menggunakan proses Evidence-Based Triage (berbasis
bukti empiris). Kategori berdasarkan warna.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
4.1 Warna Merah (segera-immediate/prioritas tertinggi) merupakan
kondisi gawat darurat artinya terancam jiwa atau anggota
badannya (akan menjadi cacat), jika tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya. Contoh: Tension
Pneumothorax,distress pernafasan (RR<30x/mnt), perdarahan
internal vasa besar,dsb. Pelayanan segera kurang dari 5 menit.
Observasi dilakukan maksimal 2 jam, setelah itu ditentukan
dirawat atau dirujuk.
4.2 Warna kuning (delayed/prioritas tinggi) merupakan kondisi
Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat yang
memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa
segera. Contoh: perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup
pada ekstremitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar
<25% luas permukaan tubuh. Pelayanan kurang dari 10 menit.
4.3 Warna Hijau (minimal/prioritas sedang) merupakan kondisi
Pasien tidak gawat tidak darurat,dimana Pasien mendapat
cedera minimal atau dengan penyakit ringan, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Contoh: laserasi
minor,memar dan lecet,luka bakar superficial. Pelayanan dalam
waktu 15-30 menit.
4.4 Warna Hitam (prioritas terakhir) merupakan pasien sudah ada
tanda-tanda meninggal atau Pasien menga.lami cedera
mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan.
Contoh: luka bakar derajat 3 hampir seluruh tubuh, kerusakan
organ vital, dekapitasi, Tidak adanya respirasi dan denyut nadi >
20 menit mulai kejadian (kecuali korban tenggelam atau korban
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
hipotermi ekstrim), tidak adanya respirasi dan denyut nadi serta
trauma yang menyebabkan RJP tidak bisa dilakukan atau tidak
efektif.
5. Keputusan untuk merawat, merujuk, atau pemindahan hanya ketika
hasil skrining sudah ada.:
5.1 Kriteria pasien yang dirawat:
 Tanda vital: Capilary Refill Time > 3 detik, Nadi : lemah,
Frekuensi : < 40 x/menit dan > 150 x/menit, TD < 90 mmHg
dan >170 mmHg, Respirasi :> 35 x/menit dan <12 x/menit,
Suhu > 38 derajat cesius, Skala Nyeri : 4 – 10, GCS < 13
 Klinis: keluhan masih ada, makin memberat.
 Indikasi rawat sesuai dengan indikasi masuk ICU/SU/BU.
5.2 Kriteria pasien dipulangkan:
 Tanda vital : Capilari Revill Time < 3 detik, Nadi : kuat,
Frekuensi : >40 x/menit dan <150 x/menit, TD > 90 mmHg dan
< 170 mmHg, Respirasi :< 35 x/menit dan >12 x/menit, Suhu >
36 derajat Celsius dan < 37 derajat cesius, Skala Nyeri : 0 – 3,
GCS 15.
 Klinis: keluhan membaik, atau hilang.
6. Pasien dengan kebutuhan mendesak atau darurat diberikan prioritas
utama untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan.
7. Seluruh petugas di Rumah Sakit harus dapat memberikan Bantuan
Hidup Dasar untuk seluruh pengunjung/ pasien yang memerlukan.
8. Pasien yang dipertimbangkan untuk menjadi pasien rawat inap
ataupun didaftarkan sebagai pasien rawat jalan hanya bila rumah sakit
dapat memberikan pelayanan perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
9. Pasien yang membutuhkan pelayanan paliatif, kuratif, rehabilitatif
harus diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien saat masuk sebagai
pasien rawat inap.
10. Mengatasi kebutuhan klinis pasien atau ketika ada periode menunggu
dan penundaan diagnosa dan atau layanan pengobatan harus
dilakukan re-asessment.
11. Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap diberikan informasi apabila
akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan.
12. Pada saat masuk sebagai pasien rawat inap, pasien dan keluarga
akan diberikan informasi mengenai rencana perawatan yang akan
diberikan, hasil yang diharapkan dari perawatan tersebut, perkiraan
biaya perawatan untuk pasien dan lama perawatan.
13. Proses memasukan atau memindahkan pasien dari satu unit ke unit
lain yang lebih intensif berdasarkan kriteria yang ada.

Indikasi Masuk Ruang Intensif adalah :

a) Model Diagnosa
- Sistem jantung dan pembuluh darah
 Akut myocardinfark dengan komplikasi
 Shockkardiogenik
 Aritmia kompleks yang membutuhkan pemantauan dan
intervensi ketat
 Jantung kongestif akut dengan kegagalan pernafasan dan
membutuhkan supporthemodinamik
 Hypertensiemergency
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
 Unstableangina dengan disritmia, hemodinamik tidak stabil dan
nyeri dada yang menetap
 Pasca cardiacarest
 Tamponade jantung dengan hemodinamik tidak stabil
 Diseksianeurisma aorta
 Total blok jantung
- Sistem pernafasan
 Gagal nafas akut yang membutuhkan bantuan ventilator
 Emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil
 Batuk darah masif
 Gagal nafas dan membutuhkan intubasi.
- Sistem persyarafan
 Stroke akut dengan gangguan mental
 Koma metabolik, keracunan maupun anoxic
 Perdarahan intrakranial dengan potensi terjadi herniasi
 Perdarahan subarachnoid akut
 Meningitis dengan perubahan mental dan gangguan pernafasan
 Gangguan saraf pusat dengan gangguan fungsi saraf dan
pernafasan
 Status epilepsi
 Vasospasme
 Cedera kepala berat
- Pemberian obat dan overdosis obat
 Pemberian obat pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil
 Pemberian obat dengan status perubahan mental yang
signifikan dengan potensi jalan nafas tidak adekuat
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
 Pemberian obat pada pasien dengan kejang
- Sistem pencernaan
 Perdarahan saluran cerna disertai hypotensi, angina,
perdarahan masif atau risiko kematian
 Gagal hati
 Pankreatitis berat
 Perforasi oesopagus dengan atau tanpa mediastinitis.
- Sistem endokrin
 Komplikasi ketoasidosisdiabetik dengan hemodinamik tidak
stabil, perubahan status mental, kegagalan pernafasan dan
asidosis berat
 Struma tyroid atau koma miksudema dengan hemodinamik tidak
stabil.
 Status hyperosmolar dengan koma dan atau hemodinamik tidak
stabil
 Krisis adrenal dengan hemodinamik tidak stabil
 Hypercalsemia berat dengan perubahan status mental yang
membutuhkan pemantauan hemodinamik ketat
 Hypo atau hypernatremia dengan kejang atau perubahan status
mental
 Hypo atau hypermagnesemia dengan gangguan hemodinamik
dan disritmia
 Hypo atau hyperkalemia dengan disritmia dan kelemahan otot
 Hypopospatemia dengan kelemahan otot.
- Pembedahan
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
 Pasca bedah yang membutuhkan pemantauan hemodinamik
ketat atau membutuhkan support ventilasi mekanik
- Lain-lain
 Shockseptik dengan hemodinamik tidak stabil
 Monitoring hemodinamik ketat
 Kondisi klinis yang membutuhkan perawatan intensif
 Trauma lingkungan (luka bakar, hypo/hypertermia,tenggelam)
 Terapi percobaan yang berpotensi menimbulkan komplikasi.

b). Model Parameter Terukur


- Vital sign
 Denyut nadi < 40 atau > 150 kali permenit
 Tekanan sistolik < 80 atau 20 mmHgdibawah tekanan biasanya
 Tekanan arteri rata-rata <60 mmHg
 Tekanan diastolik>120 mmHg
 Laju pernafasan >35 x/menit.
- Nilai laboratorium
 Natrium <110 atau >170 mEq/L
 Kalium <2.0 atau > 7.0 mEq/L
 PaO2 < 50 mmHg
 Ph <7.1 atau >7.7
 Gula Darah > 800 mg/Cl
 Kalsium >15 mg/Cl
 Tingkat ureum dan kreatinin yang berpengaruh pada perubahan
status mental dan hemodinamik.
- Radiografi/USG/Tomografi
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
 Perdarahan serebral, kontusio atau perdarahan subarachnoid
dengan perubahan status mental dan gangguan neurologi
 Rupture visera, kandung kemih, varises esofagus atau uterus
dengan hemodinamik tidak stabil
 Diseksianeurisma aorta
- Kelainan fisik
 Pupil anisokor pada pasien tidak sadar
 Luka bakar >10%
 Anuria
 Obstruksi jalan nafas
 Coma
 Kejang berulang
 Sianosis
 Tamponade jantung

C). Indikasi masuk ICU Anak


- Bayi dengan gangguan hemodinamik
- Apnoe
- Gawat nafas sedang atau berat yang memerlukan CPAP atau
ventilasi mekanik
- Bayi baru lahir sangat rendah <1500 gr
- Bayi dengan hasil pemeriksaan neurologis abnormal
- Bayi dengan kejang
- Bayi yang perlu transfusi tukar untuk hiperbilirubinemia atau
polisitemia
- Nutrisi parenteral total untuk <7 hari.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
- Pasien anak dengan gangguan seperti indikasi masuk ICU dewasa

Indikasi keluar ruang intensif:

1. Vital sign
a. Denyut nadi 50-120 kali permenit
b. Tekanan sistolik 100 atau <20 mmHgdibawah tekanan biasanya
c. Tekanan arteri rata-rata >60 mmHg
d. Tekanan diastolik<100 mmHg
e. Laju pernafasan <28 x/menit.
2. Nilai laboratorium
a. Natrium 110-170 mEq/L
b. Kalium 2.0-7.0 mEq/L
c. PaO2 > 50 mmHg
d. Ph 7.1-7.7
e. Gula Darah <400 mg/Cl
f. Kalsium <15 mg/Cl
Tingkat ureum dan kreatinin yang tidak berpengaruh pada perubahan
status mental dan hemodinamik

14. Proses pemindahan pasien dari ruang recovery (RR) ke ruang


perawatan biasa atau ruang perawatan intensive (ICU/SU/BU)
berdasarkan kriteria/ scoring khusus.
15. Mengurangi, mengatasi atau membatasi hambatan fisik, bahasa,
agama dan budaya dalam mengakses dan penyampaian pelayanan.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
16. Sebelum masuk rawat inap, tiap pasien dilakukan test diagnostik
standar atau standing order.

1) Pasien dengan usia > 50 tahun (Geriatri)


 Darah lengkap
 Urin lengkap
 Gula darah sewaktu
 ECG

2) Pasien Febris
 Suhu ≥ 38,5 lamanya :1-4 hari : Darah rutin ( Hb, Lekosit,
Trombosit, Hematokrit ) + NS-1 antigen dengue.
 Lamanya ≥ 5 hari : Darah rutin, Dengue IgG/IgM, CRP, IgM
Salmonella (tubex), SGOT/SGPT dan Bil.Tot/direk (bila mata
ikterik/BAK spt air teh)
 Urin Lengkap

3) Pasien cito operasi


 Darah rutin ( Hb, Lekosit, Trombosit, Hematokrit )
 Faktor pembekuan darah (PT/APTT)
 Gol. Darah, Rhesus
 Ureum, creatinin, SGOT/SGPT, elektrolit. GDS
 ECG dan thorax foto di atas 45 tahun
 Konsul anastesi, cardiologi, penyakit dalam

4) Pasien stroke
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
 Ct scan kepala
 Laboratorium :
o Darah rutin (hb, leukosit, Ht. LED, trombosit)
o Ureum, creatinin, asam urat
o GDS
o SGOT. SGPT
o CPK, CKMB
o Elektrolit
o Haemostatis darah (fibrinogen, APTT, D dimer, INR
o AGD (untuk pasien dengan penurunan kesadaran/ RR >
24x/ mnt, saturasi O2 < 95 % )
 Thorax foto
 ECG

5) Pasien nyeri dada ( dibedakan cito dan tidak cito )


 ekg
 laboratorium :
o Darah rutin ( Hb, Lekosit, Trombosit, Hematokrit )
o Ureum, creatinin,
o GDS
o SGOT. SGPT
o CPK, CKMB
o Elektrolit
o Troponin T (bila nyeri lebih dari 6 jam)
 Bila disertai sesak nafas
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
o D dimer
o Pro BNP
o Thorak foto AP
 Bila disertai tachicardi
o TSH, FT 4, INR

6) Pasien anak
 Laboratorium
o Darah rutin ( Hb, Lekosit, Trombosit, Hematokrit ) +
MCV/MCH/MCHC
o + GDS, elektrolit ( bila kejang)
o + Elektrolit ,feaces rutin (bila GE)
o + urine rutin (bila ada gejala ISK)
o + NS-1 Antigen/Dengue IgG/IgM, CRP (bila demam),
untuk anak >2 th + tubex.

7) Pasien Diare/GastroEnteritis
 Laboratorium
- Darah rutin ( Hb, Lekosit, Trombosit,
Hematokrit )
- Elektrolit
- GDS
- Ureum Creatinin

8) Pasien Nyeri Perut (Abdomen)


 Laboratorium
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
- Darah rutin ( Hb, Lekosit, Trombosit,
Hematokrit )
- CRP
- Ureum Creatinin
- SGOT/SGPT
- GDS
- Urin Lengkap + PP test (pada wanita usia
produktif)
- Abdomen 3 Posisi / USG Abdomen
- Bila memungkinkan CT Abdomen Pelvis non
kontras

PERAWATAN BERKELANJUTAN

1. Selama semua fase perawatan pasien rawat inap, ada satu individu
yang bertanggung jawab terhadap pasien (Dokter Penanggung Jawab
Pasien/DPJP).
2. Bila ada beberapa DPJP, maka DPJP ditentukan berdasarkan
masalah kesehatan utama pasien, yang pertama merawat pasien,
permintaan pasien dan atau keluarga.
3. Selama semua fase perawatan pasien rawat inap, ada satu individu
yang bertanggung jawab terhadap kesinambungan perawatan( Case
manager ) agar proses layanan berjalan lancar.
4. Selama semua fase perawatan pasien dapat dikonsulkan kedokter
spesialis lain sesuai kebutuhannya.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
5. Konsultasi dilakukan secara tertulis dengan menggunakan formulir
yang tersedia dan dengan membubuhkan tanda tangan/.paraf pada
lembar konsultasi ( SK/Kes-403/717 UM 30).
6. Membuat catatan klinis pasien rawat jalan yang menerima perawatan
berkelanjutan yang berisikan ikhtisar semua diagnosa, alergi obat-
obatan, pengobatan saat ini, serta prosedur pembedahan dan rawat
inap.
7. Setiap pasien harus di observasi keadaan umum dan
hemodinamiknya, dicatat dalam lembar obeservasi ataupun di catatan
integrasi.

DISCHARGE, PERUJUKAN DAN TINDAK LANJUT

1. Discharge dan perujukan pasien sesuai standar yang ada


2. Mempunyai kerjasama dengan praktisi kesehatan dan lembaga
kesehatan luar untuk memastikan perujukan yang sesuai dengan
kebutuhan dan tepat waktu.
3. Manajemen pasien yang pulang atas permintaan sendiri, sesuai
standar yang ada.
4. Mengatur proses pasien yang diperbolehkan meninggalkan rumah
sakit sementara dalam proses rencana pengobatan dengan izin yang
disetujui untuk waktu tertentu (cuti )
5. Resume pasien pulang yang berisi pula instruksi untuk tindak lanjut
dibuat oleh Dokter Penanggung jawab Pasien ( DPJP ) sebelum
pasien pulang’atau maksimal 2x24 jam setelah pasien pulang dan
dibuat rangkap tiga.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
6. Jika resume tidak dibuat dalam waktu 2x24 jam setelah pasien pulang,
resume dibuat oleh dokter ruangan.
7. Salinan ringkasan pelayanan pasien atau resume pulang
didokumentasikan dalam rekam medis.
8. Salinan resume pasien pulang diberikan juga kepada pasien dan
praktisi kesehatan perujuk.
9. Merujuk atau memulangkan pasien berdasarkan atas status kesehatan
dan kebutuhan layanan selanjutnya.
10. Resume pasien pulang berisi alasan pasien dirawat, diagnosis dan
penyakit penyerta, prosedur diagnostik dan terapetik yang dilakukan,
medikamentosa dan obat waktu pulang, keadaan pasien pada saat
pulang dan instruksi untuk tindak lanjut atau kontrol.

PEMINDAHAN PASIEN

1. Memastikan bahwa organisasi kesehatan yang akan dirujuk dapat


memenuhi kebutuhan pasien untuk pelayanan berkelanjutan dan
memonitor selama proses pemindahan.
2. Mempunyai daftar Rumah Sakit Rujukan.
3. Membuat ikhtisar atau ringkasan klinis pasien dan intervensi yang
sudah diberikan untuk layanan kesehatan yang dirujuk termasuk
kebutuhan pasien akan pelayanan lebih lanjut dan alasan rujukan.
4. Pasien yang hanya didampingi perawat adalah pasien dengan kondisi
stabil,keadaan umumnya baik, tanda vitalnya dalam batas normal, dan
tidak terpasang alat bantu nafas. Definisi Pasien Stabil : kondisi pasien
dengan hemodinamik /vital sign seperti tensi, denyut nadi, frekuensi
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
pernapasan dan suhu dalam batas normal sesuai kondisi pasien
setelah tertangani A (Airway), B (Breathing), C (Circulation), Tingkat
Kesadaran, dan bila ada perdarahan telah dihentikan, luka-luka telah
ditutup serta patah tulang telah difiksasi.

Kriteria Stabil :

 Dewasa
 Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas
 Ventilasi dan oksigenasi adekuat
 Tidak dalam keadaan Syok (TD > 90 mmhg) dan tidak ada
tanda-tanda hypoperfusi
 Tidak kejang
 Masalah metabolik sudah teratasi
 Masalah spesifik pasien sudah dilakukan manajemen medis
 Anak
 Ventilasi adekuat
 Kulit dan bibir kemerahan
 Frekwensi jantung 120 – 160 x permenit
 Suhu aksilar 36-37 o C

5. Pasien yang harus didampingi dokter adalah pasien yang kondisinya


tidak stabil, keadaan umumnya lemah, dan memerlukan alat bantu
nafas.
6. Pasien infeksius (TB Paru aktif, SARS) petugas harus menggunakan
APD, masker N95, Schort, dan sarung tangan, sedang pasien dan
keluarga menggunakan masker N95.
Rumah Sakit Pertamedika Aulia Sangatta
(RSPAS)
7. Saat pasien dalam perjalanan diobservasi dan didokumentasikan
dilembar observasi perawat dan disimpan dalam rekam medis.
8. Mencatat nama rumah sakit rujukan dan nama staf yang menyetujui
penerimaan pasien dalam rekam medis.

TRANSPORTASI

1. Penggunaan alat transportasi baik milik Rumah Sakit maupun kontrak


untuk proses rujukan atau pemulangan pasien harus memenuhi
hukum dan kebijakan yang berlaku terkait dengan operasional, kondisi
dan pemeliharaan kendaraan.
2. Alat transportasi yang disediakan untuk proses rujukan atau
pemulangan pasien diatur sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
3. Memonitor kualitas dan keamanan transportasi yang disediakan atau
dikelola Rumah Sakit dan harus di cek secara berkala.
4. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak
maupun milik Rumah Sakit dilengkapi dengan peralatan memadai,
perbekalan dan medikamentosa yang sesuai dengan kebutuhan
pasien yang dibawa.

Direktur,

Dr. H.Nanang Sugiarto, MARS

You might also like